Anda di halaman 1dari 4

SURAT PERJANJIAN HUTANG PIUTANG

Kami yang bertanda tangan di bawah ini;

Nama : IBRANI HARTANTO


NIK :
Pekerjaan :
Alamat :

Selaku yang memberi pinjaman, selanjutnya disebut Pihak Pertama.

Nama : APRIANTI RITA W.


NIK :
Pekerjaan :
Alamat :

Selaku yang meminjam, selanjutnya disebut Pihak Kedua.

Bahwa pihak kedua bermaksud hendak meminjam sejumlah uang dari pihak
pertama, sebesar.Rp. 80.000.000,00 (Delapan Puluh Juta Rupiah).

Selanjutnya kedua pihak telah bersepakat dan bermufakat untuk mengadakan


perjanjian hutang piutang mengenai uang yang dimaksud diatas, yang diatur serta
dengan memakai ketentuan-ketentuan sebagai berikut ini:

Pasal 1
Besaran nilai hutang piutang

1) Nilai perjanjian hutang piutang yang disepakati oleh kedua pihak adalah uang
sebesar Ro. 80.000.000,00 (Delapan puluh juta rupiah).
2) Uang termaksud di ayat 1 pasal 1 diserahkan pihak pertama kepada pihak
kedua setelah sebelumnya dilakukan penandatanganan kwitansi tanda terima
bermaterai senilai Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) yang disiapkan oleh
pihak kedua.
3) Setelah kegiatan tersebut di ayat 2 pasal 1, maka pihak pertama dan pihak
kedua menandatangani surat perjanjian hutang piutang yang dibuat rangkap
dua bermaterai senilai Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) yang disiapkan
oleh pihak kedua di mana masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang
sama dan berlaku sejak ditandatangani oleh kedua pihak.

Pasal 2
Jangka waktu pelunasan

1) Hutang piutang ini berlaku untuk waktu 28 (Dua puluh delapan) hari
kalender, terhitung mulai tanggal 03 Juni 2022 sampai dengan 30 Juni 2022.
2) Apabila dalam jangka waktu tersebut pihak kedua belum dapat
mengembalikan seluruh pinjaman kepada pihak pertama, maka pihak pertama
dapat memberikan toleransi pembayaran maksimal 7 (Tujuh) hari
kalender dari tanggal terakhir yang tercantum dalam ayat 1 pasal 2 dengan
mempertimbangkan kondisi pihak kedua.

Pasal 3
Cara pembayaran

1) Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat bahwa pembayaran pinjaman
Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dilakukan dengan cara sekaligus sebanyak
Rp. 80.000.000,00 (Delapan puluh juta).
2) Pihak Pertama dan Pihak Kedua juga telah sepakat bahwa untuk memudahkan
kedua belah pihak maka pembayaran dilakukan secara tunai ke Pihak Pertama.
3) Terkait dengan kegiatan ayat 2 pasal 3, pada saat akhir pelunasan
hutang untuk ditandatangani dan/atau distempel lunas pada kwitansi oleh
pihak pertama. Sedangkan yang asli disimpan oleh pihak kedua.

Pasal 4
Penutup

1) Apabila terjadi hal-hal yang belum diatur di dalam surat perjanjian ini atau
terjadi perbedaan penafsiran baik sebagian maupun seluruhnya, maka PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menyelesaikannya secara
musyawarah.
2) Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak dapat tercapai, maka
penyelesaian akan dilakukan melalui jalur hukum yang berlaku di Indonesia.
3) Hal-hal lainnya yang belum diatur di dalam surat perjanjian ini akan diatur
selanjutnya. 
4) Surat perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap dan masing-masing bermaterai cukup
serta mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk menjadi dokumen para
pihak.
5) Surat perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh para pihak secara sadar dan
tanpa adanya tekanan dari pihak mana pun pada waktu dan tempat yang
tercantum dalam surat perjanjian.

Demikian perjanjian ini dibuat untuk digunakan sebagai mana mestinya.

Jayapura, 03 Juni 2022

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

( IBRANI HARTANTO ) ( APRIANTI RITA W. )

Anda mungkin juga menyukai