Anda di halaman 1dari 3

LSP Pers Indonesia Buka Pendaftaran SKW dan UKW Bagi Para Jurnalis

Sertifikasi Kompetensi Wartawan (SKW) atau yang selama ini dikenal dengan Uji
Kompetensi Wartawan (UKW) kini diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Pers
Indonesia. LSP Pers Indonesia adalah satu-satunya lembaga sertifikasi profesi pers di
Indonesia yang telah disahkan dan terlisensi secara resmi oleh negara melalui Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP).
Saat ini pendaftaran calon peserta SKW dan UKW sudah dibuka. Wartawan yang berhak
mengikuti SKW adalah wartawan yang sudah berpengalaman dan sedang bekerja di media
massa, baik cetak, elektronik, online atau daring, dan media lainnya. SKW bagi calon
wartawan berpengalaman akan menggunakan sistem sertifikasi berdasarkan portofolio yang
dimiliki.
Sementara untuk calon peserta yang belum berpengalaman atau memiliki kemampuan dan
wawasan jurnalistik (berdasarkan ilmu yang diperoleh pada saat mengikuti pendidikan dan
pelatihan pers di pendidikan tinggi seperti Universitas atau Akademi), berhak untuk
mengikuti Uji Kompetensi Wartawan atau UKW menggunakan sistem perangkat uji
observasi.
Untuk wartawan berpengalaman yang akan mengikuti SKW harus menyiapkan dokumen
portofolio dari setiap aktifitas pekerjaan yang dilakukannya sehari-hari sebagai seorang
reporter, kameramen, redaktur, redaktur pelaksana, dan pimpinan redaksi atau wakil pimpinan
redaksi.
Untuk jabatan Wartawan Muda Reporter, dokumen portofolio yang harus disiapkan adalah
bukti dokumen tertulis berupa: bukti Daftar Usulan Berita yang pernah diajukan pada rapat
redaksi dan sudah disetujui dan ditandatangani oleh redaktur pelaksana atau pimpinan redaksi,
Bukti foto sedang mengikuti rapat redaksi, Daftar Berita yang sudah pernah ditayangkan di
media selama sebulan, Dokumen naskah asli berita hasil wawancara dengan nara sumber yang
ditulis sebelum diedit redaktur dan bukti berita hasil wawancara tersebut sudah ditayangkan di
media, Bukti foto sedang meliput atau mewawancarai nara sumber tersebut, Bukti berita
stright news yang pernah ditulis dan sudah ditayangkan di media, Bukti berita Indepth News
atau berita mendalam (berita investigasi) yang pernah ditulis dan sudah ditayangkan di media,
Bukti berita opini yang pernah ditulis dan ditayangkan di media.
Untuk jabatan Wartawan Muda Kameramen, dokumen portofolio yang harus disiapkan adalah
bukti dokumen tertulis berupa: bukti Daftar Usulan Liputan yang pernah diajukan pada rapat
redaksi dan sudah disetujui dan ditandatangani oleh manajer pemberitaan atau pimpinan
redaksi, Bukti laporan dan keterangan gambar/foto hasil liputan, Bukti video (khusus
kameramen TV) yang menggunakan pola pergerakan kamera (pen, tilt, zoom) yang sudah
pernah ditayangkan di media, Bukti video/foto yang menggunakan jarak dan sudut
pengambilan gambar (Wide Shot, Long shot, Medium Shot, Close Up, High Angle, Low
Angle, dan Eye Level) yang sudah pernah ditayangkan di media, Bukti foto sedang meliput
menggunakan kamera.
Untuk jabatan Wartawan Madya (Redaktur), dokumen portofolio yang harus disiapkan adalah
bukti dokumen tertulis berupa: bukti Daftar Penugasan Liputan kepada reporter yang sudah
ditandatangani selaku Redaktur, bukti Jadwal Liputan berdasarkan penugasan kepada reporter
yang sudah ditandatangani selaku redaktur, Dokumen naskah asli berita milik reporter dan
naskah yang sudah diedit serta bukti berita tersebut sudah ditayangkan di media, bukti
tampilan halaman rubrik pada media (cetak atau online) yang ditata atau diatur oleh redaktur
selaku penaggungjawab halaman (Bukti koran atau link media pada halaman rubrik).
Untuk jabatan Wartawan Utama (Pimpinan Redaksi atau Wakil Pimpinan Redaksi, dan
Redaktur Pelaksana), dokumen portofolio yang harus disiapkan adalah bukti dokumen tertulis
berupa: Dokumen Laporan Evaluasi Kinerja Redaksi tentang Liputan dan Pemberitaan,
Dokumen Hasil Evaluasi tentang keberhasilan atau kegagalan perencanaan dan pelaksanaan
liputan, Bukti berita opini yang pernah ditulis dan ditayangkan di media, Bukti berita tajuk
rencana yang pernah ditulis dan ditayangkan di media, Bukti tayangan editorial atau tayangan
ulasan media tentang sebuah persoalan (khusus untuk media elektronik), bukti Standar
Operasional Prosedur atau mekanisme kerja jajaran redaksi yang pernah dibuat, bukti
tampilan media secara keseluruhan (link media untuk media online atau bukti koran, majalah,
atau tabloid untuk media cetak, tayangan program berita untuk media elektronik), bukti
Keputusan Rapat redaksi yang ditatandatangani selaku pimpinan rapat, bukti foto sedang
memimpin rapat redaksi, Dokumen Laporan Bulanan tentang kinerja redaksi.
Calon peserta yang belum berpengalaman dan akan mengikuti UKW harus melampirkan bukti
Ijazah atau sertifikat Pelatihan Jurnalistik yang berbasis Standar Kompetensi Kerja Khusus
yang digunakan LSP Pers Indonesia sebagai standar sertifikasi dan uji kompetensi.
Terkait pelaksanaan kegiatan ini Manager Sertifikasi LSP Pers Indonesia Dhoni Kusmanhadji
mengatakan, dua mekanisme yang dipilih ini berdasarkan ketentuan yang diatur oleh BNSP.
“Bagi wartawan yang berpengalaman kami menggunakan perangkat uji portofolio. Artinya
wartawan yang sudah berpengalaman itu kita sertifikatkan kompetensi atau kemampuan dan
keahliannya sebagai reporter, kameramen, redaktur, atau pemimpin redaksi,” terang Dhoni.
Menurut Dhoni, wartawan mengikuti sertifikasi kompetensi bukan seperti ikut ujian layaknya
mahasiswa yang diuji melainkan orang yang profesional sebagai wartawan diukur
kemampuannya berdasarkan pengalaman dan kompetensinya.
“Jadi jika dia mengaku kompeten selaku pemimpin redaksi maka kita ukur dia dengan
portofolio bukti hasil pekerjaan dia sendiri dengan standar kompetensi Wartawan Utama.
Standar kompetensi yang digunakan oleh LSP hanya sebagai alat ukur untuk membuktikan
bahwa yang diuji itu memenuhi standar sesuai jabatannya. Jadi peserta bukan ikut ujian
layaknya mahasiswa atau ujian anak sekolah,” paparnya.
Sementara itu, Dewan Pengarah LSP Pers Indonesia Soegiharto Santso mengatakan, kendala
yang dihadapi pelaksanaan uji kompetensi wartawan selama ini lebih disebabkan karena
wartawan senior yang sudah berpengalaman merasa risih mengikuti ujian kompetensi.
Sehingga, menurutnya, wartawan yang sudah berpengalaman bertahun-tahun sebagai reporter,
redaktur, dan bahkan pimpinan redaksi merasa enggan mengikuti UKW.
“Nah di LSP Pers Indonesia kami memfasilitasi wartawan berpengalaman untuk
disertifikatkan kompetensinya. Asesor atau penguji hanya sebagai alat perantara untuk
mensertifikasi kemampuan dan pengalaman wartawan tersebut. Jadi wartawan berpengalaman
atau yang sudah senior diakui atau diketahui berkompeten dari sertifikat kompetensi yang
dimilikinya,” urai Hoky sapaan akrabnya.
Sedangkan calon peserta yang belum berpengalaman tapi memiliki kemampuan dan wawasan
jurnalistik dari dunia pendidikan, kata Hoky, akan diwajibkan mengikuti uji kompetensi
dengan alat ukur Observasi dan praktek.
“Bagi peserta UKW di LSP Pers Indonesia yang belum berpengalaman, maka peserta
diwajibkan untuk mengikuti ujian praktek,” pungkasnya.
Wartawan yang ingin mendaftarkan diri dalam pelaksanaan SKW dan UKW dapat
mendaftarkan diri di Tempat Uji Kompetensi atau TUK di Kantor Pusat LSP Pers Indonesia
di Jakarta, TUK SWI di Surabaya- Jawa Timur, TUK SPRI UNIBA di Batam, TUK PERJOSI
di Makasar, TUK SPI di Riau, TUK SPRI di Aceh, TUK JNI di Bekasi.
Kontak person dapat menghubungi Manajer Administrasi Tri Cahyandi di nomor
08112925599 dengan alamat Kantor Pusat LSP Pers Indonesia di Jalan KH. Zainul Arifin,
Komplek Ketapang Indah, Blok B 2, Nomor: 33 & 34, Jakarta Barat.

Anda mungkin juga menyukai