Lembaga Sertifikasi
Profesi Industri
Percetakan
Senin, 9 Juni 2014 16:14
tribunjateng.com/dok
PT Pura Group salurkan bantuan kepada korban letusan Gunung Kelud.
Hal itu disampaikan Iwan Wijaya selaku Manager General Affair Pura
Group, Senin (9/6/2014). Maksud dan tujuan dibentuknya lembaga LSP
ini dalam rangka melindungi karyawan menghadapi diberlakukannya
Asean Economic Community 2015 dengan membekali dan mengakui
kompetensi yang selama ini dimiliki mereka.
"Diharapkan dengan terbentuknya LSP ini karyawan dapat lebih
berkualitas dan berdaya saing," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Pura Group Bentuk Lembaga
Sertifikasi Profesi Industri Percetakan, https://jateng.tribunnews.com/2014/06/09/pura-group-
bentuk-lembaga-sertifikasi-profesi-industri-percetakan.
Penulis: m zaenal arifin
Editor: iswidodo
font size
Print
Email
Be the first to comment!
Rate this item
1
2
3
4
5
(0 votes)
Pengertian LSP
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah lembaga pelaksanaan kegiatan sertifikasi profesi yang
memperoleh lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Lisensi diberikan melalui
proses akreditasi oleh BNSP yang menyatakan bahwa LSP bersangkutan telah memenuhi syarat
untuk melakukan kegiatan sertifikasi profesi. Sebagai organisasi tingkat nasional yang
berkedudukan di wilayah Republik Indonesia, LSP dapat membuka cabang yang berkedudukan
di kota lain.
Wewenang LSP
Pembentukan LSP
LSP dipersiapkan pembentukannya oleh suatu panitia kerja yang dibentuk oleh atau dengan
dukungan asosiasi industri terkait. Susunan panitia kerja terdiri dari ketua bersama sekretaris,
dibantu beberapa anggota. Personal panitia mencakup unsur industri, asosiasi profesi, instansi
teknis terkait dan pakar. Tugas panitia kerja adalah Menyiapkan badan hukum Menyusun
organisasi maupun personel Mencari dukungan industri maupun instansi terkait. Surat
permohonan untuk memperoleh lisensi ditujukan kepada BNSP
Pengendalian LSP
Kinerja LSP dipantau secara periodik melalui laporan kegiatan Surveilen dan monitoring LSP
yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan BNSP dikenakan sanksi sampai pada
pencabutan lisensi Kinerja pemegang sertifikat dipantau melalui laporan pengguna jasa
(industri).
Read 518 times
------------------
Dengan begitu, kata dia, tenaga lokal tetap bisa bersaing dengan tenaga
kerja asing yang masuk ke Indonesia. Sertifikasi harus dilakukan oleh
lembaga swasta karena mereka yang memiliki keahlian untuk menilai
kapabilitas tenaga kerja.
Ansari mengatakan yang masih kurang hingga saat ini adalah perumusan
standar kompetensi kerja. Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
ini, pemerintah harus mendetailkan standar kompetensi kerja agar tiap
tenaga kerja Indonesia tidak dirugikan oleh banyaknya tenaga kerja asing
yang masuk dengan kompetensi dan standarisasi beragam.
Selain itu, pada 2015 tiap tenaga kerja diharapkan sudah memiliki sertifikat
profesi. Dengan begitu, mereka tidak kalah dalam persaingan dengan
tenaga kerja asing yang sudah memiliki sertifikat.
Lembaga sertifikasi profesi yang akan dibentuk ini, kata Ansari, tidak akan
tumpang tindih dengan badan sertifikasi yang sudah ada sekarang, yaitu
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Menurut dia, lembaga sertifikasi
profesi ini nantinya akan berada di bawah BNSP. “Induknya tetap BNSP. Ini
tidak akan tumpang tindih karena kita hanya memfasilitasi asosiasi untuk
membentuk lembaga sertifikasi profesi, lalu menyediakan tempat uji coba,”
tuturnya.
ADVERTISEMENT