Anda di halaman 1dari 7

ura Group Bentuk

Lembaga Sertifikasi
Profesi Industri
Percetakan
Senin, 9 Juni 2014 16:14

tribunjateng.com/dok
PT Pura Group salurkan bantuan kepada korban letusan Gunung Kelud.

Laporan  Tribun Jateng, M Zainal Arifin

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pura Group bekerjasama dengan


Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP) dan BKSP Jawa Tengah
membuat Standar Kompetensi Khusus Industri Cetak serta membentuk
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Industri Percetakan di perusahaan.

Hal itu disampaikan Iwan Wijaya selaku Manager General Affair Pura
Group, Senin (9/6/2014). Maksud dan tujuan dibentuknya lembaga LSP
ini dalam rangka melindungi karyawan menghadapi diberlakukannya
Asean Economic Community 2015 dengan membekali dan mengakui
kompetensi yang selama ini dimiliki mereka.
"Diharapkan dengan terbentuknya LSP ini karyawan dapat lebih
berkualitas dan berdaya saing," katanya.

Seperti diketahui, data pekerja di Indonesia yang memiliki pendidikan


dasar (SD dan SMP) hampir mencapai 60 persen, selebihnya adalah
SMA dan Sarjana. Akan tetapi di dunia industri kadang dengan
pengalaman dan keterampilan yang dimiliki dalam kurun waktu yang
lama, seseorang yang pendidikan rendah lebih berkompeten di
bidangnya.

"Dibandingkan dengan orang baru yang berpendidikan lebih tinggi, dunia


industri lebih memilih orang yang memiliki kompetensi. Kompetensi
inilah yang akan kita akui di dunia industri," jelasnya.

Berdasarkan Perpres No.8 tahun 2012 tentang KKNI, dengan kerangka


penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan
bidang pelatihan kerja. Serta pengalaman kerja dan penilaian terhadap
karyawan tidak berdasarkan pada jenjang pendidikan yang dilalui tetapi
melalui jenjang kompetensi yang dikuasai.

"Penguasaan kompetensi inilah yang diuji melalui Lembaga Sertifikasi


Kompetensi (LSP)," ujar Iwan WIjaya.

Sementara itu bagian Standarisasi Pura Group, Noor Faiz mengatakan,


proses pembentukan LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) ini sangat
panjang tahapannya. Dimulai dengan pengguna standar kompetensi
industri percetakan, pengesahan standar kompetensi, pelatihan asesor,
sampai dengan terbentuknya Lembaga Standarisasi Profesi butuh
kurang lebih 2 tahun.

"Saat ini Pura Group sudah memiliki 12 asesor, sehingga untuk


mewujudkan LSP tinggal selangkah lagi," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Pura Group Bentuk Lembaga
Sertifikasi Profesi Industri Percetakan, https://jateng.tribunnews.com/2014/06/09/pura-group-
bentuk-lembaga-sertifikasi-profesi-industri-percetakan.
Penulis: m zaenal arifin
Editor: iswidodo

Dukung Transformasi SDM Peruri Resmikan


Lembaga Sertifikasi Profesi
15 September 2018
SIARAN PERS
Nomor : 12/PR-PERURI/IX/2018
 
Dukung Transformasi SDM Peruri Resmikan Lembaga Sertifikasi Profesi
 
Jakarta - Dalam rangka mendukung program transformasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) secara resmi mengumumkan
pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Kedua Peruri (LSP Peruri) dalam acara "Peresmian LSP
Peruri” yang diselenggarakan di Hotel Gran Mahakam pada Sabtu (15/9). Turut hadir dalam acara
tersebut Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Sumarna F. Abdurahman, Direktur Utama
Peruri, Dwina Septiani Wijaya, Direktur Operasi Peruri, Saiful Bahri, Direktur Pengembangan Usaha
Peruri, Fajar Rizki, Direktur Keuangan Peruri, Nungki Indraty dan Direktur SDM dan Umum Peruri,
Winarsih Budiriani.
"Kita patut bersyukur karena hari ini BNSP telah memberikan lisensi kepada LSP Peruri  untuk
melaksanakan sertifikasi kompetensi yang terkait dengan pencetakan uang dan dokumen sekuriti
lainnya. Harapannya melalui hal tersebut dapat memberikan jaminan kompetensi SDM yang handal
dalam bidang industri percetakan uang dan dokumen sekuriti lainnya untuk meningkatkan daya saing
perusahaan dalam kancah internasional”, kata Direktur Utama Peruri, Dwina Septiani Wijaya.  
Perlu diketahui bahwa BNSP memberikan lisensi kepada LSP Peruri untuk melaksanakan sertifikasi
kompetensi dengan ruang lingkup meliputi: (1) Operator pembuatan master dan acuan cetak; (2)
Operator kepala pembuatan master dan acuan cetak; (3) Operator pembuatan relief (moulding); (4)
Operator kepala pembuatan relief (moulding); (5) Operator pembuatan relief (engraving); (6)
Operator kepala pembuatan relief (engraving); (7) Operator pembuatan stempel dan peralatan
penunjang; (8) Operator kepala pembuatan stempel dan peralatan penunjang; (9) Operator sepuh
dan press; (10) Operator kepala sepuh dan press; (11) Operator pembuatan rol; (12) Operator kepala
pembuatan rol; (13) Operator cetak rata; (14) Operator kepala cetak rata; (15) Operator cetak dalam;
(16) Operator kepala cetak dalam; (17) Operator cetak nomor; (18) Operator kepala cetak nomor;
(19) Operator cetak uang logam; (20) Kepala petugas khazanah cetak dan penyelesaian uang kertas;
(21) Kepala petugas khazanah awal non uang; (22) Kepala petugas khazanah uang logam; (23)
Kepala petugas khazanah produk akhir uang kertas/non uang kertas; (24) Kepala pemeriksa lembar
kertas hasil cetak; (25) Kepala pemeriksa bilyet; (26) Kepala pemeriksa produk kertas non uang; (27)
Kepala pemeriksa produk uang logam; (28) Operator cutting &packaging; (29) Operator
kepala cutting & packaging; (30) Operator hitung dan bungkus; (31) Analis bahan baku; (32) Analis
senior bahan baku; (33) Pemeriksa keaslian produk; (34) Saksi ahli pemeriksa keaslian produk; (35)
Operator aquasave.
Direktur Utama Peruri menambahkan bahwa untuk mewujudkan visi menjadi lembaga sertifikasi
profesi yang handal di bidang security printing and system LSP Peruri memiliki target hingga 2021
akan melakukan sertifikasi terhadap seluruh karyawan pada jabatan operator cetak, verifikasi,
khazanah, analis, pemeriksa keaslian produk dan teknisi. Tujuan jangka pendek yang akan
direaliasikan hingga akhir 2018 sebanyak 100 karyawan. “Kami terus berusaha untuk
mengoptimalkan SDM yang terbatas tetapi memiliki hasil kerja yang maksimal. Komitmen
manajemen tentang pengembangan tenaga kerja akan terus dilakukan untuk menghadapi persaingan
bisnis yang semakin kompetitif karena kami yakin bahwa kompetensi, integritas dan kecakapan
karyawan menjadi modal utama pengembangan Perusahaan. Disitulah peran LSP Peruri untuk
memastikan kualitas karyawan yang terbaik”, tutup Dwina.
 
--000--
 
Dikeluarkan oleh      : Corporate Secretary & Strategic Planning / Biro Komunikasi Perusahaan
Peruri
Contact Person(s)    : Eddy Kurnia, Corporate Secretary & Strategic Planning (021-7395000
                                   ext 1121)
                               : Siwi Widjayanti, Kepala Biro Komunikasi Perusahaan (08128527574)

Apa itu Lembaga Sertifikasi Profesi


Written by Agus Wibowo

 font size   
 Print 
 Email 
 Be the first to comment!
Rate this item

 1
 2
 3
 4
 5

(0 votes)

Pengertian LSP
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah lembaga pelaksanaan kegiatan sertifikasi profesi yang
memperoleh lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Lisensi diberikan melalui
proses akreditasi oleh BNSP yang menyatakan bahwa LSP bersangkutan telah memenuhi syarat
untuk melakukan kegiatan sertifikasi profesi. Sebagai organisasi tingkat nasional yang
berkedudukan di wilayah Republik Indonesia, LSP dapat membuka cabang yang berkedudukan
di kota lain.

Fungsi dan Tugas LSP

1. Membuat materi uji kompetensi.


2. Menyediakan tenaga penguji (asesor).
3. Melakukan asesmen.
4. Menyusun kualifikasi dengan mengacu kepada KKNI.
5. Menjaga kinerja asesor dan TUK.
6. Membuat materi uji kompetensi.
7. Pengembangan skema sertifikas

Wewenang LSP

1. Menetapkan biaya kompetensi.


2. Menerbitkan sertifikat kompetensi.
3. Mencabut/membatalkan sertifikasi kompetensi.
4. Menetapkan dan memverifikasi TUK.
5. Memberikan sanksi kepada asesor maupun TUK bila mereka melanggar aturan.
6. Mengusulkan standar kompetensi baru.

Pembentukan LSP
LSP dipersiapkan pembentukannya oleh suatu panitia kerja yang dibentuk oleh atau dengan
dukungan asosiasi industri terkait. Susunan panitia kerja terdiri dari ketua bersama sekretaris,
dibantu beberapa anggota. Personal panitia mencakup unsur industri, asosiasi profesi, instansi
teknis terkait dan pakar. Tugas panitia kerja adalah Menyiapkan badan hukum Menyusun
organisasi maupun personel Mencari dukungan industri maupun instansi terkait. Surat
permohonan untuk memperoleh lisensi ditujukan kepada BNSP

Pengendalian LSP
Kinerja LSP dipantau secara periodik melalui laporan kegiatan Surveilen dan monitoring LSP
yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan BNSP dikenakan sanksi sampai pada
pencabutan lisensi Kinerja pemegang sertifikat dipantau melalui laporan pengguna jasa
(industri).

Read 518 times
------------------

TEMPO.CO, Bali - Pemerintah mendorong pembentukan lembaga sertifikasi


profesi untuk melindungi tenaga kerja dalam negeri menjelang
implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN  pada 2015. “Kami dorong agar
dibentuk oleh asosiasi terkait, atau kelompok yang memiliki keahlian dalam
bidang tersebut,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Ansari
Bukhari dalam seminar "Pendalaman Kebijakan Industri", Kamis, 13 Maret
2014.

Dengan begitu, kata dia, tenaga lokal tetap bisa bersaing dengan tenaga
kerja asing yang masuk ke Indonesia. Sertifikasi harus dilakukan oleh
lembaga swasta karena mereka yang memiliki keahlian untuk menilai
kapabilitas tenaga kerja.

Kementerian Perindustrian nantinya akan membantu memfasilitasi dengan


membangun tempat uji kompetensi bagi tenaga kerja tersebut. Sejauh ini
Kementerian Perindustrian sduah membangun tujuh sekolah tinggi yang
dapat dijadikan tempat untuk uji kompetensi tenaga kerja industri.

Ansari mengatakan yang masih kurang hingga saat ini adalah perumusan
standar kompetensi kerja. Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
ini, pemerintah harus mendetailkan standar kompetensi kerja agar tiap
tenaga kerja Indonesia tidak dirugikan oleh banyaknya tenaga kerja asing
yang masuk dengan kompetensi dan standarisasi beragam.
Selain itu, pada 2015 tiap tenaga kerja diharapkan sudah memiliki sertifikat
profesi. Dengan begitu, mereka tidak kalah dalam persaingan dengan
tenaga kerja asing yang sudah memiliki sertifikat.

Lembaga sertifikasi profesi yang akan dibentuk ini, kata Ansari, tidak akan
tumpang tindih dengan badan sertifikasi yang sudah ada sekarang, yaitu
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Menurut dia, lembaga sertifikasi
profesi ini nantinya akan berada di bawah BNSP. “Induknya tetap BNSP. Ini
tidak akan tumpang tindih karena kita hanya memfasilitasi asosiasi untuk
membentuk lembaga sertifikasi profesi, lalu menyediakan tempat uji coba,”
tuturnya.

ADVERTISEMENT

Anda mungkin juga menyukai