Anda di halaman 1dari 108

PEMILIHAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN,

DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

RS UMI BAROKAH No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.001.I.2022 1 1 dari 1
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
Direktur

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai
dengan kebutuhan

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pemilihan


sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Farmasi RS Umi Barokah Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Buat evaluasi penggunaan formularium tahun sebelumnya,


terutama obat-obat slow moving/death stok, hampir ED dan
obat yang sudah tidak masuk formularium tahun tersebut
berdasarkan data dari Instalasi Farmasi sebagai bahan
pertimbangan pemilihan obat
2. Edarkan kepada masing-masing kelompok staf medis
beserta formulir usulan obat formularium
2. Buat rekapitulasi usulan masing-masing kelompok staf
medis berdasarkan kelompok terapi, nama generik, jenis dan
bentuk sediaan beserta harga jadi produk sesuai penawaran
yang diajukan oleh principal, dan harga plavon rumah sakit
3. Serahkan kepada ketua PFT sebagai bahan rapat penyusunan
revisi Formularium Rumah Sakit
UNIT TERKAIT Panitia Farmasi dan Terapi
PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT
KESEHATAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH
09.SPO.002.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
Direktur

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Adalah Kegiatan dalam memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi di
rumah sakit, baik berupa obat, alkes, reagen dan bahan habis pakai.
Sehingga mendapatkan jumlah dan jenis yang sesuai kebutuhan dan
menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di sarana
pelayanan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk perencanaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Farmasi RS Umi Barokah Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Melakukan review terhadap penggunaan obat setiap bulan
2. Melakukan analisa untuk menetapkan prioritas dan jumlah
sediaan yang akan diadakan
3. Melakukan monitoring distributor sediaan farmasi dan alat
kesehatan untuk menjamin keabsahan distributor dan menjamin
bahwa sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diadakan
memenuhi persyaratan mutu.
4. Menyusun prakiraan perencanaan kebutuhan sediaan farmasi
dan alat kesehatan dan perakiraan pembelian ke masing-masing
distributor serta frekuensi pengadaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan.
UNIT TERKAIT 1. Istalasi Farmasi
2. Pedagang Besar Farmasi
PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.003.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso No. 06
Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Pemesanan adalah upaya permintaan obat dan bahan medis habis
pakai (BMHP) oleh Apoteker sesuai dengan perencanaan
kebutuhan.
Pengeloaan obat adalah salah satu kegiatan pelayanan
kefarmasian yang dimulai dari perencanaan, permintaan,
penerimaan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan
pelaporan serta memantau dan evaluasi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pemesanan dan
pengelolaan obat
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Instalasi farmasi melakukan pencatatan perbekalan farmasi
yang habis atau menipis (defecta)
2. Instalasi Farmasi melakukan pemesanan perbekalan farmasi
dengan menggunakan Surat Pesanan yang dilakukan oleh
Apoteker Kepala Instalasi Farmasi .
3. Surat Pesanan diberikan ke Distributor melalui salesman.
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
PENGADAAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI (BMHP)
KERJA SAMA OPERASIONAL (KSO)

Rs Umi Barokah
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. Dr.Soeharso 09.SPO.004.I.2022 1 1 dari 1
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Kerja Sama Operasional (KSO) adalah kerja sama antara
Rumah Sakit dengan Penyedia terkait pengadaan alat kesehatan
di rumah sakit tanpa proses pembayaran, tetapi rumah sakit
berkewajiban menggunakan BMHP dari penyedia tersebut
untuk menjalankan operasional alat kesehatan.
BMHP nya memiliki spesifikasi khusus sesuai alat kesehatan
yang dipakai, sehingga tidak bisa tergantikan oleh BMHP yang
lain.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk Pengadaan


Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) Kerja Sama Operasional
(KSO)
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Catat dalam buku nipis/defacto Bahan Medis Habis Pakai


yang diminta oleh unit pengguna alat KSO
2. Laporkan kepada Kepala Instalasi Farmasi
3. Lakukan prosedur pengadaan kepada rekanan sesuai KSO
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT
KESEHATAN

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.005.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan Farmasi yang telah
diadakan sesuai dengan kebutuhan farmasi rumah sakit, baik berupa
obat, alkes, reagen dan bahan habis pakai.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penerimaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Memeriksa legalitas faktur dan surat jalan. Antara lain
mencakup: identitas rumah sakit pemesanan dan identitas
distributor
2. Mencocokkan faktur dengan sediaan farmasi dan alat kesehatan
yang diterima apakah sudah sesuai dengan Surat Pesanan (SP).
Mencakup: kesesuaian sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
di pesan, jumlah, kebenaran harga.
3. Cek no Batch yang tertulis di faktur harus sesuai dengan barang
yang di kirim, keutuhan kemasan dan tanggal kadaluarsa
4. Memberi paraf, nama penerina beserta SIPA/STRTTK, tanggal
penerima dan stempel pada faktur penerimaan sediaan farmasi
dan alat kesehatan
5. Menginformasikan kepada distributor apabila terjadi ketidak
sesuaian agar dilakukan perbaikan
6. Mencatat faktur barang yang datang pada buku faktur.
7. Penyimpanan faktur pada map faktur.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Pedagang Besar Farmasi
PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI DI LUAR JAM
KERJA GUDANG

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.006.I.2022 1 1 dari 1
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat,
bahan obat, alat kesehatan, reagensia, radiofarmasi dan gas medis
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penerimaan
perbekalan farmasi di luar jam kerja gudang
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Penerimaan perbekalan farmasi di unit gudang farmasi adalah
hari kerja jam 10.00 - 17.00 WIB
2. Penerimaan perbekalan farmasi diluar ketentuan diatas hanya
untuk perbekalan farmasi yang bersifat CITO dan emergency
3. Penerimaan perbekalan farmasi dapat diterima di instalasi
farmasi atas persetujuan Kepala Instalasi Farmasi atau
Kepala gudang farmasi.
4. Petugas yang menerima dan mengecek barang yang dikirim,
membubuhkan tanda tangan di faktur sebagai tanda terima
barang.
5. Pada hari berikutnya, faktur/tanda terima barang diserahkan
ke bagian logistik farmasi untuk di proses adminstrasi
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENGENDALIAN
OBAT / ALKES SAMPEL / DONASI
No Dokumen : Halaman
RS UMI BAROKAH No. Revisi :
09.SPO.007.I.2022 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso 1
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Obat sampel/donasi adalah obat yang diberikan secara gratis dari
perusahaan farmasi / Pemerintah untuk digunakan di rumah sakit tanpa
imbalan apapun dengan tujuan untuk diuji coba efektivitasnya atau
membantu program pemerintah.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penerimaan,
penyimpanan dan pengendalian obat / alkes sampel / donasi
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Terima obat sampel /donasi oleh pengadaan dengan bukti tanda
terima dari prinsipal, ada keterangan harga obat, distributor, dan
tanggal kadaluwarsa.
2. Proses obat di bagian penerimaan barang, dibuatkan LPB dengan
mencantumkan harga beli lalu diskon 100%, lalu didistribusikan ke
unit farmasi rawat inap atau rawat jalan.
3. Dan untuk obat donasi dari pemerintah maka tidak dikasih harga
atau nilai 1
4. Kontrol stok obat sama seperti obat reguler.
5. Pisahkan obat dari rak obat reguler untuk memudahkan
pengawasan dan pengendalian (ada rak obat khusus untuk obat
sampel/donasi dan konsinyasi)
6. Lakukan follow up kepada user mengenai efikasi obat tersebut (bila
diminta prinsipel)
7. Proses billing pada pasien sama seperti obat reguler (tidak ada
diskon)
PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENGENDALIAN
OBAT / ALKES SAMPEL / DONASI
Nomor Dokumen : Halaman
RS UMI BAROKAH No. Revisi :
09.SPO.007.I.2022 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso 1
No. 06 Boyolali
PROSEDUR 8. Lakukan hasil evaluasi uji coba baru yang dapat dijadikan dasar
pengadaan obat tersebut di Instalasi Farmasi.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi farmasi
2. GudangFarmasi
JIKA TERJADI KESALAHAN PENGIRIMAN

No Dokumen : Halaman :
RS UMI BAROKAH No. Revisi :
09.SPO.008.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
10 Januari 2022
PROSEDUR

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Pengiriman barang salah jika barang yang dikirim oleh distributor tidak
sesuai dengan Surat Permintaan (SP) dan faktur.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk Jika Terjadi Kesalahan


Pengiriman

KEBIAJKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman


Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Barang yang diterima, dicek mengenai jenis, jumlah barang dengan
Surat Pesanan ( SP )

2. Apabila terjadi kesalahan dalam jenis dan atau jumlah barang yang
dikirim maka dilakukan proses retur.

3. Retur dapat dilakukan melalui pengirim barang, atau salesman

dengan cara mengisi blangko retur dari distributor


4. Pihak distributor mengisi form salah kirim yang telah disediakan
Instalasi farmasi

UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi


DATA FAKTUR

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.009.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022
PROSEDUR

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN  Kegiatan yang dilakukan oleh petugas farmasi untuk melakukan
proses pencatatan pembelian perbekalan farmasi ke dalam komputer.
 Faktur adalah surat bukti yang diterbitkan oleh pihak
distributor/PBF (Pedagang Besar Farmasi) ketika mengirimkan
pesanan perbekalan farmasi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk dana faktur
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Hidupkan komputer, buka program/sistem informasi manajemen
(SIM) inventory farmasi
2. Pilih menu penerimaan faktur
3. Terima data surat pesanan dari faktur tersebut
4. Entry data faktur meliputi no faktur, tanggal penerimaan barang,
tanggal faktur, nama PBF, cara pembayaran, nama barang, jumlah
barang, dan diskon (untuk diskon dicek dengan kesepakatan yang
telah ditetapkan oleh pihak distributor).
5. Petugas melakukan kros cek kesesuaian jumlah nominal pada faktur
dengan nominal pada komputer.
6. Simpan faktur tersebut.
7. Konfirmasi pada distributor untuk faktur yang diskonnya belum
sesuai untuk diperbaiki/ direvisi (pada faktur diberi catatan
ketidaksesuaian)
UNIT TERKAIT IFRS
STOK OPNAME PERBEKALAN FARMASI
DI INSTALASI FARMASI

No Dokumen : Halaman :
RS UMI BAROKAH No. Revisi :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.010.I.2022 1 1 dari 1
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Stok opname perbekalan farmasi adalah kegiatan pendataan dan
penghitungan perbekalan farmasi yang ada di unit penyimpanan
perbekalan farmasi pada waktu/ periode tertentu.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk stok opname
perbekalan farmasi di instalasi farmasi
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Lakukan perhitungan tiap item obat
2. Lakukan pencatatan bila ada pelayanan obat cito
3. Catat dan laporkan kepada Kepala Instalasi Farmasi bila
diketemukan obat rusak/kadaluarsa
4. Catat tanggal kadaluarsa untuk obat-obat yang hampir kadaluarsa
(6 bulan sebelum kadaluarsa) di kolom tanggal kadaluarsa.
5. Simpan obat hampir kadaluarsa di tempat terpisah
6. Catat hasil hitungan dalam lembar stok opname kolom stok riil
7. Cek mutasi barang pada program komputer (kartu stok) untuk
barang yang selisih antara stok riil dan stok komputer
8. Lakukan proses hitung ulang untuk barang-barang selisih
9. Laporkan hasil stok opname kepada Kepala Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT
KESEHATAN

No Dokumen : Halaman :
No. Revisi :
RS UMI BAROKAH 09.SPO.011.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan penyimpanan dan pemeliharaan dengan cara
menempatkan obat obatan yang di terima pada tempat yang aman dari
gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penyimpanan sediaan
farmasi dan alat kesehatan
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Mencatat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa sediaan
farmasi dan alat kesehatan di dalam kartu stok
2. Menyimpan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima pada
rak yang sesuai berdasarkan aspek farmakologi, bentuk sediaan,
secara alphabetis atau, penyimpanan khusus dll
3. Setiap penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus
mengikuti prinsip FIFO (First In First Out = pertama masuk-
pertama keluar) dan FEFO (First Experid First Out = pertama
kadaluwarsa pertama keluar); dan dicatat di dalam kartu persediaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan
4. Memasukkan bahan baku obat ke dalam wadah yang sesuai,
memberi etiket yang memuat nama obat, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa
5. Menyimpanan bahan obat pada kondisi yang sesuai, layak dan
mampu menjamin mutu dan stabilitasnya pada rak secara alfabetis
PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT
KESEHATAN

No Dokumen : Halaman :
RS UMI BAROKAH No. Revisi :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.011.I.2022 1 2 dari 2
No. 06 Boyolali
PROSEDUR 6. Mengisi kartu stok setiap penambahan dan pengambilan.
Menjumlahkan setiap penerimaan dan penegeluarkan sediaan
farmasi dan alat kesehatan pada kartu stok dan dibubuhi paraf
petugas di setiap akhir bulan.

7. Menghindari menyimpan sediaan farmasi dengan kekuatan yang


berbeda dalam satu wadah.
8. Menyediakan tempat khusus di luar ruang peracikan untuk
menyimpan komoditi yang rusak, kadaluwarsa.
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
PENYIMPANAN PRODUK NUTRISI PARENTERAL
Nomor Dokumen : Halaman
09.SPO.012.I.2022 No. Revisi : 1 dari 1
RS UMI BAROKAH 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Produk nutrisi parenteral adalah substansi organic yang dibutuhkan
untuk fungsi normal dari system tubuh, pertumbuhan, dan
pemeliharaan kesehatan; yang diberikan secara parenteral (tidak
melalui saluran cerna). Paparan yang terlalu lama pada suhu dibawah
0°C atau diatas 35°C dapat mempengauhi konsistensi fisik dari
produk.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penyimpanan produk
nutrisi parenteral
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Simpan produk nutrisi parenteral dalam suhu 13°C - 24°C.
2. Simpan produk pada kelembaban ruangan maksimal 70%
3. Hindarkan produk dari sinar matahari langsung
4. Letakkan produk nutrisi dalam kemasan karton dengan diberi alas
pallet, jangan menempel dinding (beri jarak minimal 5 cm).
5. Jauhkan dari bahan-bahan berbahaya dan beracun.
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
PEMASANGAN LABEL B3
(BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)

Nomor Dokumen : No Revisi : Halaman


RS UMI BAROKAH 09.SPO.013.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Proses penandaan atau pemberian label yang dilekatkan atau
dibubuhkan kekemasan langsung dari suatu B3 (bahan berbahaya
dan beracun) yang memuat klasifikasi dan jenis B3
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pemasangan label
B3 (bahan berbahaya dan beracun)
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 006/SK/RSUB/I/2016 Tentang Kebijakan
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR A. Bentuk, warna dan ukuran


Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran
disesuaikan dengan kemasan yang digunakan,ukuran
perbandingannya adalah panjang : lebar = 3 : 1 , dengan
warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna
hitam.
Nama B3 / nama dagang

Informasi tindakan penanganan

Identitas pemasok Pernyataan : Bahaya


Keterangan tambahan Kata peringatan

B. Pengisian label B3
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib
dicantumkan informasi minimal sebagai berikut
PEMASANGAN LABEL B3
(BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)

Nomor Dokumen : No Revisi : Halaman


RS UMI BAROKAH 09.SPO.013.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PROSEDUR 1. Jenis informasi Penjelasan pengisian
Nama B3 : Nama dagang B3/Nama bahan
Komposisi, kimia. Komposisi atau formulasi
No.CAS/No UN; bahan kimia. Informasi lengkap
Produsen
2. Disesuaikan dengan klasifikasi
simbol
B3
3. Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau
“awas” sesuai dengan tingkat
resiko
4 Pernyataan Menjelaskan simbol secara lebih
berbahaya: detail sesuai dengan klasifikasi
1. Klasifikasi B3.
B3 Misa: sangat mudah menyala,
2. Fisik, sangat beracun, karisinogenik,
kesehatan, dan lain lain.
lingkungan.
5 Informasi Prosedur penanganan kecelakaan
penanganan: dan daruat
6 Keteragan Tanggal kadaluarsa
tambahan Tujuan penggunaan, jumlah dan
isi
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai
pemasok
C. Pemasangan label B3
Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol
dan harus terlihat dengan jelas. Label ini juga harus di
pasang pada wadah yang akan dimasukkan kedalam
kemasan yang lebih besar.
Contoh pemasangan simbol dan label pada kemasan/wadah

simbol

label

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi


2. Keperawatan
PENYIMPANAN B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN)
No Dokumen No Revisi : Halaman :
RS UMI BAROKAH 09.SPO.014.I.202 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali 2
Ditetapkan

Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Lokasi penyimpanan bahan berbahaya adalah tempat untuk
menyimpan bahan yaitu bahan yang mempunyai curahan
kausatik/bahankimia yang banyak, bahan yang mudah terbakar,
peralatan dengan tekanan yang tinggi, bahan radioaktif maupun
infeksius
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penyimpanan B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun)
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Petugas ruangan menginventaris bahan – bahan berbahaya
yang digunakan pada unit tersebut
2. Petugas ruangan membuat denah penyebaran tempat
penyimpanan.
3. Petugas mengidentifikasi potensi bahaya yang dipunyai
masing – masing bahan berbahaya
4. Petugas ruangan memberi label sesuai dengan potensi bahaya
yang dipunyai oleh bahan berbahaya yang disimpan dan
diletakkan disekitar lokasi dan mudah terlihat
UNIT TERKAIT Seluruh Unit Terkait
MONITORING SUHU RUANG PENYIMPANAN
PERBEKALAN FARMASI DAN
SUHU LEMARI ES PENYIMPAN OBAT
RS UMI BAROKAH No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali 09.SPO.015.I.2022 1 1 dari 2

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Penyimpanan perbekalan farmasi harus memperhatikan suhu
penyimpanan untuk menjamin stabilitas dan kualitas dari obat.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk monitoring suhu
ruang penyimpanan perbekalan farmasi dan suhu lemari es
penyimpan obat
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Setiap hari petugas farmasimengontrol :
 Suhu dan kelembaban udara dengan termohigrometer ruang
yang sudah dikalibrasi setiap jam 08.00; 14.00; ,20.00
 Suhul emari es dipantau suhunyas setiap jam 07.00; 14.00;
21.00
2. Catat pada lembar/form monitoring suhu dan kelembapan
ruangan/ lemari es yang sudah tersedia
3. Suhu ruangan harus dibawah 30◦C
4. Suhu lemari es harus selalu menunjukkan suhu 2◦C-8◦C
5. Kelembaban relatif 45% – 55%
6. Bila suhu lemari es melebihi ketentuan maka petugas melapor
ke bagian umum untuk ditindak lanjuti (perbaiki)
7. Bila suhu ruangan dalam 3 x pantauan sehari lebih dari 30 ◦C
maka petugas farmasi mengajukan untuk pengadaan AC pada
ruang tersebut dan untuk sementara :
 Obat disimpan pada ruang sejuk yang memungkinkan pada
ruangan tersebut
MONITORING SUHU RUANG PENYIMPANAN
PERBEKALAN FARMASI DAN
SUHU LEMARI ES PENYIMPAN OBAT
RS UMI BAROKAH No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali 09.SPO.015.I.2022 1 2 dari 2

PROSEDUR  obat stok bangsal dikembalikan ke Instalasi farmasi


Hal yang perlu diperhatikan
Kalibrasi thermometer harus dilakukan secara berkala
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Bangsal Perawat
3. Instalasi Laboratorium
4. Instalasi Radiologi
5. Bagian Umum
PENYIMPANAN INJEKSI PADA SUHU DINGIN

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.016.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Suhu dingin (kulkas) adalah suhu penyimpanan dalam kondisi
selalu terkontrol dengan indikator thermometer pada suhu
berkisar 2 - 8ºC
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penyimpanan
injeksi pada suhu dingin
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR A. Petugas farmasi/perawat bangsal menyimpan obat injeksi
dengan syarat penyimpanan pada suhu dingin adalah:

1. Vaksin Hepatitis B (Hiperhep 0,5. Engeric B);


2. Ovidrel;
3. Anti Tetanus Serum /ATS (Biosat);
4. Gummaras;
5. Methylergometrine (Metvel);
6. Syntetic oksitosin (Oxyla);
7. Neostigmine, Methylsulphate (Prostigmin);
8. Amoxycillin trihidrat- K clavulanat (Claneksi);
9. Human Insulin (Novomix, Novorapid, Lantus, Levemir);
10. Human Albumin 20% 50 mL dan 100 mL dan Human;
Albumin 25% 100 mL ( Plasbumin);
11. Bupivacain inj (Regivel, Bucain);
PENYIMPANAN INJEKSI PADA SUHU DINGIN

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.016.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR 12. Rotarix Injeksi;
13. L bio capsul, L bio Sachet, Probiokid Sachet, Lacto B
sachet, Liprolac sachet;
14. Supositorian Ketoprofen (Kaltrofen Suppo);
15. Rocuronium Br (Noveron);
16. Supositoria Bisacodil (Dulcolax 5mg) (Dulcolax 10mg);
17. Trilac injeksi;
18. Pantoprazol injeksi (Pantomex, Pepzol)
19. KTM injeksi;
20. Hyperhep injeksi;
21. Dibekasin 100 mg injeksi;
22. Cefuroxim injeksi (cefomax).
B. Pastikan suhu lemari es selalu terkontrol (lemaries
dikontrol suhunya tiap hari dengan kartu control suhu)
C. Jika lemari es suhu lebih dari 8 °C , laporkan kebagian
umum untuk segera diperbaiki
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Bangsal Keperawatan
3. Bagian Umum
PENYIMPANAN ANTIBIOTIKA INJEKSI

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.017.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Antibiotika (ab) injeksi adalah obat yang digunakan untuk
pengobatan luka/profilaksis infeksi yang berbentuk sediaan
injeksi steril (serbuk kering ataupun larutan )
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penyimpanan
antibiotika injeksi
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Petugas farmasi menyimpan obat injeksi antibiotik yang
masih sesuai kemasan pabrik adalah pada suhu kamar, karena
pada umumnya antibiotika injeksi stabil pada suhu kamar
dalam kondisi terlindungi dari cahaya langsung.
2. Penyimpanan antibiotika injeksi bila ada catatan khusus
pada kemasan obat (misal simpan pada suhu dibawah 8° C)
harus disimpan sesuai petunjuk pada kemasan tersebut.
3. Perawat melarutkan antibiotik injeksi dalam pelarut yang
sesuai, dan menggunakan segera setelah direkonstitusi. Pada
umumnya bila disimpan dalam suhu dingin atau kulkas akan
stabil selama 24 jam, kecuali ada persyaratan pada petunjuk
penyimpanan.
4. Jika obat dilakukan pengoplosan atau rekonstitusi, dan obat
tidak langsung habis maka pada vial atau botol infuse harus
PENYIMPANAN ANTIBIOTIKA INJEKSI

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.017.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR 5. diberi label jam pengoplosan obat, nama obat, dan waktu
kadaluarsa stabilitas obat.
6. Jika obat masih tersisa setelah waktu tersebut, maka obat
harus segera dibuang.
Untuk menjaga mutu obat antibiotik, penyimpanan obat harus
sesuai petunjuk yang di persyaratkan : (berdasar referensi The
Australian injectable Drugs HB, First Edition, Published by
Society of hospital Pharmaciests), yaitu :
1. Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT
2. Bangsal Keperawatan
PENYIMPANAN ANTIBIOTIKA INJEKSI

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.017.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
No Nama Obat Cara Penyimpanan
1 Amoxycillin Suhu < 25 oC, sejuk, kering
Setelah rekonstitusi : Stabil pada suhu 25oC selama 1 jam
dalam D5%, 6 jam dalam NaCl 0,9%. Penyimpanan dalam
refrigerator maksimal selama 3 hari
2 Ampisilin Gunakan segera setelah direkonsitusi, tidak disimpan di freezer,
( Vicillin ) stabil dalam NaCl 0,9% pada suhu kamar selama 24 jam
3 Amikacin Larutan setelah direkonstitusi stabil selama 24 jam pada suhu
Sulfat ruangan dan 60 hari pada suhu dingin ( 4 0 C), 30 hari pada suhu
(Mikasin) beku
4 Ceftriaxon Warnanya berkisar antara kuning muda hingga merah coklat,
(Betrix) tergantung dari kadar dan lamanya penyimpanan; sifat khas dari
(Terfacef) zat aktif ini tidak berpengaruh pada khasiat atau toleransi obat.
(Cefxon) Larutan yang telah direkonstitusi : stabil selama 6 jam pada suhu
kamar atau 24 jam pada suhu dingin (50C)
5 Ceftazidim Larutan yang tidak direkonstitusi stabil selama 18 jam bila
(Zidifec) disimpan pada suhu 25 0C, dan selama 7 hari bila disimpan
dalam kulkas, sedikit peningkatan warna terjadi selama
penyimpanan
6 Gentamisin Lindungi dari cahaya, hindari pembekuan, larutan dalam vial
dapat disimpan selama 24 jam, pada suhu dingin
7 Sulbaktam- Setelah rekonstitusi:
Na/Ampisilin Dalam Aqua p.i atau NaCl 0,9%; pada suhu 250 C stabil sampai
(Vicillin ) 8 jam, pada suhu 40C stabil selama 48 jam
Dalam D 5%; pada suhu 250 C stabil sampai 2 jam, pada suhu
40C stabil selama 4 jam
Dalam RL : pada suhu 250 C stabil sampai 8 jam, pada suhu 40C
stabil selama 24 jam
8 Sulbactam, Simpan obat pada suhu kamar ( dibawah suhu 25 0 C)Untuk
Cefoperazone injeksi langsung setelah dicampur/direkonstitusi sebaiknya
dinjeksi pelan minimum 3 menit
Keterangan :
Suhu dingin (kulkas) : 2 –- 8 °C ; suhu sejuk : 15 – 25 °C; suhu kamar : 25 – 30 °C.
PENGOPLOSAN ANTIBIOTIKA INJEKSI

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.018.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Pengoplosan obat injeksi adalah melarutkan sediaan obat serbuk
untuk dijadikan emulsi dengan cairan steril yang sesuai dengan
indikasi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pengoplosan
antibiotika injeksi
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Mempersiapkan obat sesuai dengan prinsip yang benar
4. Menghitung kesesuaian dosis
5. Memilih jenis pelarut yang sesuai
6. Menghitung volume pelarut yang di gunakan
7. Membuat label obat berdasarkan : nama pasien, nomor rekam
medis, ruang perawatan, dosis, cara pemberian, kondisi
penyimpanan, tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa
campuran.
8. Membuat label pengiriman terdiri dari : nama pasien, nomor
rekam medis, ruang perawatan, jumlah paket
9. Melengkapi dokumen pencampuran
10. Melakukan pencampuran secara aseptis
11. Petugas mengobservasi dan evaluasi
12. Mencatat pada buku laporan pasien
13. Membuang semua bekas pencampuran obat ke dalam wadah
14. Pembuangan khusus sampah medis
15. Melepas sarung tangan
16. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Keperawatan
PENGADAAN SEDIAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA
PREKURSOR DAN OBAT OBAT TERTENTU

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.019.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Pengadaan narkotika, psikotropika, prekursor merupakan bagian dari
kegiatan pengadaan rutin perbekalan farmasi yang dilakukan dengan
mekanisme khusus.
Pembelian sediaan narkotika dipesankan kepada PBF Kimia Farma
dan untuk sediaan psikotropika dipesankan kepada PBF yang
membawa sediaan psikotropika dengan surat pesanan (SP) khusus
narkotika dan psikotropika sebanyak 4 rangkap :
1. Lembar 1 (asli), 2,3 untuk PBF Kimia Farma yang membawa
narkotika/PBF yang membawa sediaan psikotropika.
2. Lembar 4 untuk arsip bagian pengadaan
3. Setiap lembar SP ditandatangani oleh Apoteker Kepala Instalasi
Farmasi.
Sedangkan Pembelian sediaan prekursor dan OOT di pesankan kepada
PBF yang membawa produk prekursor dengan surat pesanan (SP)
khusus prekursor dan OOT sebanyak 3 rangkap :
1. Lembar 1 (asli), 2 untuk PBF yang membawa sediaan
prekursor/OOT
2. Lembar ke 3 untuk arsip bagian pengadaan
3. Setiap lembar SP ditandatangani oleh Apoteker Kepala Instalasi
Farmasi.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pengadaan sediaan


narkotika, psikotropika prekursor dan obat obat tertentu
PENGADAAN SEDIAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA
PREKURSOR DAN OBAT OBAT TERTENTU

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.019.I.2022 1 2 dari 2
No. 06 Boyolali
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR Instalasi farmasi melakukan pencatatan sediaan narkotika,
psikotropika, prekursor dan obat obat tertentu yang habis atau
menipis (defecta)
1. Instalasi Farmasi melakukan pemesanan sediaan narkotika,
psikotropika, prekursor dan obat obat tertentu dengan
menggunakan Surat Pesanan khusus narkotika, psikotropika,
prekursor dan obat obat tertentu yang dilakukan oleh Apoteker
Kepala Instalasi Farmasi .
2. Surat Pesanan narkotika diberikan ke Distributor Kimia Farma
melalui salesman sedangakan pesanan obat psikotropika, prekursor
dan obat obat tertentu melalui Distributor yang membawa produk
tersebut
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
DISTRIBUSI OBAT NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
OLEH PETUGAS FARMASI

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.020.I.2022 1 1 dari 1
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Penggunaan obat-obat golongan narkotika harus diawasi secara ketat.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk distribusi obat


narkotika dan psikotropika oleh petugas farmasi

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman


Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Terima resep berisi permintaan obat narkotika.
2. Lakukan telaah resep sesuai prosedur.
3. Hubungi dokter penulis resep jika terdapat permasalahan dalam
resep.
4. Beri garis bawah dengan tinta merah pada resep obat narkotika
dan psikotropika.
5. Lakukan double check saat pengambilan, pengemasan, dan
penyerahan narkotika dan psikotropika.
6. Catat penggunaan narkotika dan psikotropika.
7. Simpan resep asli permintaan obat narkotika dan psikotropika.
8. Laporkan penggunaan obat narkotika setiap bulan.

UNIT TERKAIT PMKP


PERESEPAN DAN PEMESANAN NARKOTIKA DAN
PSIKOTROPIKA OLEH DOKTER

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.021.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Narkotika adalah golongan obat dengan aturan khusus dalam hal
pengadaan, penyimpanan, peresepan, dan pelaporan.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk peresepan dan


pemesanan narkotika dan psikotropika oleh dokter

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Siapkan lembar resep.
2. Isi data dengan lengkap sesuai format resep.
3. Tulis resep sesuai prosedur.Tulis nama obat narkotika dengan
lengkap pada lembar resep.
4. Serahkan resep asli ke Instalasi Farmasi terkait.
5. Dokumentasikan serah terima pada Buku Serah Terima Resep
di Farmasi Rawat Inap.
- Yang berhak menulis resep adalah dokter RS Umi Barokah.
PERESEPAN DAN PEMESANAN NARKOTIKA DAN
PSIKOTROPIKA OLEH DOKTER

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.021.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR - Dalam hal terdapat permasalahan atau ketidak sesuaian
dalam resep, petugas farmasi menghubungi dokter penulis
resep untuk melakukan konfirmasi.

- Resep yang dilayani oleh Instalasi Farmasi adalah resep


yang memenuhi persyaratan administrasi, farmasetis dan
persyaratan klinis.

- Pemesanan obat berikut ini harus menggunakan resep asli :

a) Obat Narkotika
b) Obat Anestesi
- Permintaan obat dapat dilakukan secara verbal pada kondisi
emergency, kecuali obat berikut ini:

a) Golongan obat High Alert Medications;


b) Golongan obat Looks Alike Sounds Alike (LASA).

UNIT TERKAIT Komite Medik, Staf Medis Fungsional (SMF), Instalasi Rawat
Inap, Instalasi Rawat Jalan, HCU, IGD, OK, Instalasi
Persalinan, Instalasi Radiologi
PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA
Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman
09.SPO.022.I.2022 1 1 dari 1
RS UMI BAROKAH
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Penyimpanan atau pengamanan obat narkotika adalah tata cara
penempatan obat narkotika karena obat tersebut merupakan obat yang
diperlukan dalam bidang pengobatan dan ilmu pengetahuan dan dapat
pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila
digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penyimpanan obat
narkotika
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Kenali dengan seksama golongan obat yang akan disimpan
2. Baca petunjuk/lihat golongan obat melalui petunjuk kemasan atau
petunjuk lain mengenai penyimpanan obat.
3. Letakkan obat narkotika sesuai ketentuan ( disimpan di dalam
lemari dengan pintu rangkap dua dan kunci yang berbeda–beda )
4. Perhatikan suhu ruangan dan pastikan bahwa suhu ruangan sudah
sesuai dengan yang ditentukan dalam petunjuk
5. Perhatikan batas waktu pemakaian obat yang akan disimpan dalam
lemari.
6. Letakkan lemari ditempat yang aman dan tidak boleh terlihat oleh
umum
7. Perhatikan sistem pencahayaan kelembapan dan suhu udara dalam
ruang penyimpanan.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Gudang Farmasi
3. Seluruh Unit Terkait
PEMBUATAN LAPORAN NARKOTIKA, PREKURSOR
NARKOTIKA, DAN PSIKOTROPIKA

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.023.I.2022 1 1 dari 2
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Prosedur pembuatan laporan sediaan farmasi golongan
narkotika, prekursor narkotika, dan psikotropika .

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pembuatan


laporan narkotika, precursor narkotika, dan psikotropika

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR Petugas Gudang Farmasi


1. Cek jumlah obat jenis narkotika, prekursor narkotika, dan
psikotropika yang tersisa dengan data pada kartu stok
2. Tuliskan data mutasi obat pada buku narkotika dan
psikotropika
3. Serahkan pada koordinator Gudang Farmasi untuk
dilakukan verifikasi
4. Serahkan data pada petugas penanggung jawab laporan
untuk dibuat rekap laporan.
PEMBUATAN LAPORAN NARKOTIKA, PREKURSOR
NARKOTIKA, DAN PSIKOTROPIKA

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.023.I.2022 1 2 dari 2
No. 06 Boyolali
PROSEDUR Instalasi Farmasi
1. Cek jumlah obat obat jenis narkotika, prekursor narkotika,
dan psikotropika yang tersisa dengan data pada kartu stok
2. Tuliskan data mutasi obat pada buku atau blangko yang
tersedia
3. Untuk narkotika jenis morfin; tulis nama sediaan, jumlah
pemakaian, tanggal, nama, alamat pasien, kelompok umur,
dan nama dokter berdasarkan data pemakaian
4. Untuk prekursor narkotika, tuliskan nama obat, nama pasien
dan jumlah obat berdasarkan data pemakaian.
Petugas penanggungjawab laporan:
1. Buat rekapan data instalasi farmasi
2. Rekap nama dan alamat pasien
3. Cocokkan data rekapan dengan laporan yang ada di
komputer
4. Serahkan data/laporan kepada Kepala Instalasi Farmasi
untuk ditanda tangani/dilaporkan dalam aplikasi SIPNAP
Kepala Instalasi Farmasi:
1. Masukkan data dalam aplikasi SIPNAP (Sistem Pelaporan
Narkotika dan Psikotropika)
2. Cetak laporan narkotika dan psikotropika sebagai arsip
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
DISTRIBUSI CAIRAN HANDRUB

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.024.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Handrub merupakan cairan berbahan dasar alkohol yang digunakan
untuk mencuci tangan tanpa harus dibilas menggunakan air.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk distribusi cairan


handrub

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR Petugas Unit Kerja:


1. Hitung kebutuhan cairan handrub.
2. Isi Form Permintaan Resep Harian sesuai ketentuan.
3. Bawa botol handrub kosong atau kemasan yang kadaluarsa
ke Gudang Farmasi.
4. Serahkan Form Permintaan dan kemasan handrub ke
Gudang Farmasi sesuai jadual.

Petugas Farmasi:
1. Terima Form Permintaan dan botol handrub.
2. Cek kelengkapan administrasi Form Permintaan cairan
handrub.
3. Ambil kemasan handrub sesuai permintaan.
DISTRIBUSI CAIRAN HANDRUB

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.024.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR 1. Cek tanggal kadaluarsa kemasan handrub.
2. Serahkan kemasan handrub kepada petugas unit kerja.
3. Simpan lembar ke-1 Form Permintaan cairan handrub.
UNIT TERKAIT Semua unit kerja, Tim PPI
PENYIMPANAN HANDRUB

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.025.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR 10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)

PENGERTIAN Cairan handrub disimpan di ruangan khusus dengan kondisi


yang terkontrol.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penyimpanan


handrub

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Simpan cairan handrub di tempat yang aman, jauh dari
sumber api dan panas.
2. Simpan kemasan handrub sesuai panduan.
3. Lakukan monitoring suhu dan kelembaban udara sesuai
panduan.
4. Cek tanggal kadaluarsa kemasan handrub secara rutin.
5. Kembalikan kemasan handrub yang habis atau kadaluarsa
ke Gudang Farmasi.

UNIT TERKAIT Semua unit kerja, Tim PPI


PENANGANAN CAIRAN HANDRUB KADALUARSA

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.026.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR 10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)

PENGERTIAN Cairan handrub mengandung bahan kimia berbahaya (Bahan


Beracun dan Berbahaya/B3) sehingga membutuhkan perlakuan
khusus.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penanganan cairan


handrub kadaluarsa

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR Petugas Unit Kerja:
1. Cek tanggal kadaluarsa kemasan handrub secara rutin.
2. Bawa kemasan handrub yang kadaluarsa ke Gudang Farmasi.

Petugas Farmasi:
1. Terima kemasan handrub kadaluarsa.
2. Kumpulkan cairan handrub kadaluarsa di tempat khusus.
3. Beri tanda “Barang Rusak/Kadaluarsa”.
4. Serahkan cairan handrub kadaluarsa ke Instalasi Sanitasi.

UNIT TERKAIT Semua unit kerja, Instalasi Sanitasi, Tim PPI


PEMERIKSAAN TANGGAL KADALUWARSA

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.027.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Suatu Proses pemeriksaan persediaan obat untuk monitoring obat yang
mendekati batas waktu kadaluwarsa.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pemeriksaan tanggal
kadaluwarsa
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa secara berkala (1, 2,
atau 3 bulan sekali)
2. Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa melalui 2 (dua) cara
yaitu:
 Melakukan pemeriksaan secara berkala untuk masing-masing
obat
 Melakukan pemeriksaan pada saat pengambilan obat pada
tahapan penyiapan obat
3. Pemeriksaan tanggal kadaluwarsa secara berkala:
 Menetepakan petugas yang ditunjuk bertanggungjawab
terhadap pemeriksaan tanggal kadaluwarsa
 Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa untuk masing-
masing obat pada satu bagian dari rak
 Untuk obat yang mendekati tanggal kadaluwarsa (1-3 bulan
sebelumnya) beri perhatiannya khusus agar didistribusikan
sebelum tanggal kadaluwarsa. Atau mengembalikan (retur)
obat kepada distributor sesuai dengan persyaratan yang
disepakati
 Menyisihkan obat yang telah kadaluwarsa dan simpan ditempat
PEMERIKSAAN TANGGAL KADALUWARSA

No Dokumen : No. Revisi : Halaman


RS UMI BAROKAH 09.SPO.027.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR tersendiri dengan diberi label/tulisan : OBAT
KADALUWARSA
 Melakukan prosedur di atas kembali untuk bagian rak yang
lain
 Mencatat hasil pemeriksaan tanggal kadaluwarsa pada buku
Tersendiri
4. Pemeriksaan tanggal kadaluwarsa pada saat pengambilan obat:
 Pada saat mengambil obat untuk pelayanan harus selalu
melakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa
 Sisihkan obat yang telah kadaluwarsa dan simpan ditempat
tersendiri dengan diberi label/tulisan : OBAT
KADALUWARSA
 Mencatat hasil pemeriksaan tanggal kadaluwarsa pada buku
tersendiri
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
PENARIKAN DAN PENGHAPUSAN
PERBEKALAN FARMASI

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.028.I.2022 1 1 dari 2
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Suatu prosedur penarikan perbekalan farmasi yang tidak memenuhi
syarat kualitas (mendekati tanggal kadaluarsa/ED dan penarikan
dengan surat resmi oleh distributor)
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penarikan dan
penghapusan perbekalan farmasi
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Jika ditemukan perbekalan farmasi yang mendekati ED/ada
penarikan perbekalan farmasi dari distributor maka petugas
farmasi mengeluarkan obat tersebut dari tempat penyimpanan
dan dicatat pengeluarannya dengan fasilitas menu pindah lokasi
ke gudang farmasi.
2. Jika obat mendekati ED, dicatat dalam buku daftar obat
mendekati ED
3. Perbekalan farmasi tersebut diproses oleh gudang farmasi :untuk
dilakukan proses retur sesuai ketentuan masing masing
distributor obat.
4. Dari proses tersebut, jika akhirnya ada obat yang tidak dapat
diproses retur, maka obat tersebut dikumpulkan dalam wadah
khusus obat ED
5. Perbekalan farmasi tersebut dikemas dalam karton, ditutup rapi
dan diberi label obat expired/ED .
PENARIKAN DAN PENGHAPUSAN
PERBEKALAN FARMASI

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.028.I.2022 1 2 dari 2
No. 06 Boyolali
PROSEDUR 7. Petugas farmasi membuat data pada mutasi out obat ED
8. Dibuat laporan perbekalan farmasi yang ED tersebut kepada
Kepala instalasi farmasi
9. Kelapa Instalasi farmasi membuat surat permohonan pemusnahan
perbekalan farmasi tersebut kepada direktur RS Umi Barokah
Boyolali
10. Pemusnahan dilakukan di incinerator RS Umi Barokah Boyolali
11. Kepala Instalasi Farmasi membuat berita acara pemusnahan
perbekalan farmasi
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. PPI
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN
ALAT KESEHATAN YANG TELAH KADALUWARSA

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.029.I.2022 1 1 dari 1
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Prosedur ini dibuat untuk melalukan kegiatan pengelolaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang telah kadaluwarsa sesuai dengan
prosedur yang berlaku
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pengelolaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah kadaluwarsa
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Menyediakan tempat khusus untuk menyimpan sediaan farmasi
dan alat kesehatan yang telah kadaluwarsa
2. Tempat khusus penyimpanan komoditi harus terpisah dari
ruang peracikan
3. Memberi label KOMODITI KADALUWARSA DILARANG
DIJUAL pada tempat khusus
4. Menunjuk petugas yang telah bertanggungjawab mengelola
komoditi ini
5. Sebelum memasukkan komoditi yang telah kadaluwarsa pada
tempat khusus terlebih dahulu dicatat dalam buku
6. Melakukan pemusnahan komoditi sesuai tata cara yang berlaku
7. Pada proses pemusnahan wajib dibuat berita acara pemusnahan
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
PEMBUATAN DAN REVISI FORMULARIUM

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.030.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Formularium Rumah Sakit adalah buku yang berisi daftar obat -
obatan yang telah disetujui untuk dipergunakan sebagai standar
pengobatan di RS Umi Barokah
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pembuatan dan
revisi formularium
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Panitia Farmasi dan Terapi menyusun program
penyusunan/revisi formularium.
2. Panitia farmasi dan Terapi membuat edaran/angket tentang
usulan evaluasi formularium yang masih berlaku.
3. Panitia Farmasi dan Terapi melakukan rapat yang membahas:
 Hasil evaluasi formularium yang masih berlaku
 Usul Saran Hasil Evaluasi Formularium
 Mempertimbangkan usulan user/dokter tentang daftar obat
yang akan dimasukkan ke formularium yang akan disusun
4. Panitia farmasi dan Terapi merumuskan dan merevisi
Formularium
5. Formularium selanjutnya disyahkan dengan SK Direktur RS.
Umi Barokah
PEMBUATAN DAN REVISI FORMULARIUM

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.030.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
6. Formularium disosialisasikan kepada seluruh dokter di RS Umi
Barokah dan unit terkait.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Panitia Farmasi dan Terapi
3. Unit Pelayanan Medik
PENGGUNAAN FORMULARIUM RS UMI BAROKAH
BOYOLALI

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.031.I.2022 1 1 dari 2
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Formularium Rumah Sakit adalah buku yang berisi daftar obat -
obatan yang telah disetujui untuk dipergunakan sebagai standar
pengobatan di RS Umi Barokah Boyolali
Suplemen formularium adalah obat baru (isi zat aktif baru) yang
disetujui PFT untuk masuk dalam daftar obat RS Umi Barokah
setelah Disahkan Oleh Direktur RS Umi Barokah Boyolali
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penggunaan
formularium rs umi barokah boyolali
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Formularium disosialisasikan kepada seluruh dokter di RS Umi
Barokah dan unit terkait.
2. Setiap resep yang akan ditulis mengacu pada formularium RS
Umi Barokah.
3. Bilamana ada obat baru/yang didalam formularium belum
tercantum dengan isi zat aktif yang sama, dan atas pertimbangan
khusus maka dokter diperbolehkan mengusulkan dengan mengisi
form pengusulan obat secara lengkap.
4. Setelah mendapat persetujuan PFT, maka obat Disahkan Oleh
Direktur RS Umi Barokah masuk dalam suplemen formularium,
dan dimonitoring pemakaiannya selama 3 bulan.
5. Instalasi farmasi akan mengadakan obat tersebut melalui apotek
PENGGUNAAN FORMULARIUM RS UMI BAROKAH
BOYOLALI

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.031.I.2022 1 2 dari 2
No. 06 Boyolali
PROSEDUR rekanan, bila perlu langsung mengadakan lewat distributor
6. Bilamana ada obat yang ditulis oleh dokter di luar daftar
formularium, maka instalasi farmasi akan mengganti obat
tersebut dengan isi zat aktif yang sama dengan
mengkomunikasikan per telepon.
7. Bilamana ada obat yang ditulis oleh dokter di luar daftar
penjaminan obat institusi (BPJS) maka Instalasi farmasi akan
mengganti obat tersebut sesuai dengan daftar obat yang dijamin
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Unit Pelayanan Medis
3. Panitia Farmasi dan Terapi
PEMANTAUAN OBAT BARU

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.032.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Pemantauan penggunaan obat yang baru masuk ke dalam daftar
Formularium Rumah Sakit.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pemantauan


obat baru

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Sediakan obat baru yang telah disetujui oleh Direktur Utama.
2. Distribusikan obat baru sesuai permintaan pada resep.
3. Pantau ketepatan indikasi, dosis, dan rute pemberian obat.
4. Pantau ada tidaknya kejadian yang tidak diharapkan (KTD )
yang tidak diantisipasi.
5. Libatkan tenaga medis dan keperawatan dalam hal
pemantauan obat baru.
6. Dokumentasikan KTD.
7. Laporkan KTD kepada KMKP dan PFT
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi, Komite Medik, Staf Medis Fungsional
(SMF), Bidang Pelayanan Medis, Bidang Keperawatan, PMKP
MONITOR PENGGUNAAN OBAT BARU DAN
MEKANISME JIKA TERJADI KTD ATAS
PENGGUNAAN OBAT BARU
RS UMI BAROKAH No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali 09.SPO.033.I.2022 1 1 dari 2

Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Merupakan mekanisme untuk memonitor bagaimana obat yang
baru masuk rumah sakit dari sisi indikasi penggunaan,
efektivitas, resiko, dan biaya

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk monitor


penggunaan obat baru dan mekanisme jika terjadi ktd atas
penggunaan obat baru
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Apoteker mendatangi pasien rawat inap yang menerima


obat baru
2. Lakukan monitoring dari segi: indikasi penggunaan,
efektivitas dan efek samping dengan menggunakan formulir
monitoring obat baru.
3. Laporkan kepada Kepala Instalasi Farmasi jika terjadi KTD
yang disebabkan penggunaan obat baru, untuk dilaporkan
ke Panitia Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien,
selanjutnya berkoordinasi dengan Panitia Farmasi dan
Terapi untuk melakukan telaah terhadap KTD akibat obat
tersebut.
MONITOR PENGGUNAAN OBAT BARU DAN
MEKANISME JIKA TERJADI KTD ATAS
PENGGUNAAN OBAT BARU
RS UMI BAROKAH No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali 09.SPO.033.I.2022 1 2 dari 2

PROSEDUR 4. Dokumentasikan hasil monitoring dan telaah terhadap KTD


akibat obat tersebut.

1. Panitia Farmasi dan Terapi


UNIT TERKAIT
2. Instalasi Farmasi
PENGELUARAN OBAT DARI FORMULARIUM
RUMAH SAKIT

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.034.I.2022 01 1 dari 2
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Kegiatan pengeluaran/penghapusan obat dari daftar
Formularium Rumah Sakit melalui Panitia Farmasi dan Terapi
(PFT).

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pengeluaran


obat dari formularium rumah sakit
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR Staf Medis:
1. Isi Formulir Pengeluaran Obat dari Formularium Rumah
Sakit.
2. Buat surat usulan pengeluaran obat dari Formularium
Rumah Sakit.
3. Lampirkan Formulir Pengeluaran Obat dari Formularium
Rumah Sakit yang telah diisi.
4. Ajukan usulan dan lampiran kepada Direktur Medik dan
Keperawatan melalui PFT.
PFT:
1. Lakukan kajian terhadap usulan pengeluaran obat dari
daftar Formularium Rumah Sakit dalam rapat PFT.
2. Buat rekomendasi berdasarkan hasil kajian.
PENGELUARAN OBAT DARI FORMULARIUM
RUMAH SAKIT

RS UMI BAROKAH No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali 09.SPO.034.I.2022 1 2 dari 2

PROSEDUR 3. Laporkan rekomendasi kepada Direktur Medik dan


Keperawatan.
4. Lakukan revisi Formularium Rumah Sakit jika usulan
disetujui oleh Direktur Utama.
UNIT TERKAIT Komite Medik, Staf Medis Fungsional (SMF)
PERESEPAN OBAT
No Dokumen : No Revisi : Halaman
09.SPO.035.I.2022 1 1 dari 4
RS UMI BAROKAH
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Peresepan adalah proses pengambilan keputusan pengobatan oleh
dokter berupa terapi obat yang diterima pasien dengan
memperhatikan ketepatan pasien, jenis obat, dosis, kekuatan, rute,
waktu dan durasi pengobatan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk peresapan obat
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR Sebelum Penulisan Resep
- Buat diagnosis dan prognosis berdasarkan gejala klinis, data
laboratorium dan pencintraan yang khas untuk masing – masing
penyakit
- Tentukan tujuan pengobatan apakah untuk pencegahan
primer/sekunder, simtomatik, preventif, kuratif, rehabilitatif atau
paliatif
- Tentukan pilihan obat berdasarkan tujuan pengobatan dan
kondisi klinis/organ pasien terkait farmakodinamika dan
farmakokinetik sesuai degan Formularium RS
- Lakukan penyelaran obat (medical reconciliation) sebelum
menulis resep. Penyelarasan obat adalah membandingkan antara
daftar obat yang sedang digunakan pasien dan obat yang akan
diresepkan untuk mencegah duplikasi, terhentinya suatu obat
(omissions), atau kesalan obat lainnya
- Perhatikan kemungkinan adanya kontra indikasi, interaksi obat
PERESEPAN OBAT
No Dokumen : No Revisi : Halaman
09.SPO.035.I.2022 1 2 dari 4
RS UMI BAROKAH
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR dan reaksi alergi
- Tuliskan terapi obat dalam rekam medik untuk obat yang
pertama kali diresepkan yang rejimennya diubah atau yang
dihentikan untuk terapi obat obat lanjutan, pada rekam medik
dituliskan “ terapi lanjutkan” dan kardeks (catatan pemberian
obat) tetap dicantumkan nama obat dan rejimennya
Penulisan Resep
- Tulis resep secara manual pada blangko lembar resep/instruksi
- pengobatan dengan kop RS yang telang dibubuhi stempel
instalasi pelayanan tempat pasien dirawat/berobat
- Tulis \dengan tulisan yang jelas dan dapat dibaca, menggunakan
istilah dan singkatan yang lazim sesuia standar singkatan RS
- Kenali obat-obatan yang masuk kedalam kategori look Alike
Sound Alike (LASA) yang telah diterbitkan oleh Instalasi
Farmasi untuk menghindari kesalahan pembacaan oleh tenaga
kesehatan lain
- Pastikan bahwa resep sudah memenuhi kelengkapan suatu resep
sebelum dikirim ke farmasi : Nama Pasien, Tanggal lahir, Berat
badan pasien (khususnya untuk pasien anak), Nomor rekam
medik, Nama dokter, Tanggal penulisan resep, Nama ruang
pelayanan, Memastikan adanya riwayat alergi obat, Tanda R/
pada setiap sediaan
- Tulis nama generic/ Paten untuk nama obat tunggal. Untuk obat
kombinasi ditulis sesuai nama dalam formularium, dilengkapi
dengan bentuk sediaan obat (contoh: injeksi,tablet,salep,kapsul)
dan kekuatannya (misal : 500mg)
- Tuli nama setiap jenis obat/bahan obat bila obat berupa racikan
dan (untuk bahan obat dalam bentuk padat: mikrogram,
miligram,gram) dan untuk cairan : tetes, liter, mililiter
- Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak dianjurkan,
kecuali sediaan dalam bentuk campuran tersebut
PERESEPAN OBAT
No Dokumen : No Revisi : Halaman
09.SPO.035.I.2022 1 3 dari 4
RS UMI BAROKAH
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR - telah terbukti efektif dan aman
- Tulis aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk
aturan pakai “jika perlu” atau prn harus dituliskan dosis
maksimal dalam sehari
- Dalam peresepan obat off-label (penggunaan obat yang
diindikasikan diluar indikasi yang disetujui oleh BPOM), harus
berdasarkan panduan pelayanan medik yang telah ditetapkan
oleh Komite Medik
- Buat terlebih dahulu diagnosis etiologi dalam peresepan anti
mikroba melalui pemeriksaan langsung/serologik / imunologik /
genomik/ kultur. Selanjutnya melakukan aptimasi seleksi, dosis,
dan lama terapi antimikroba agar tercapai hasil terapi maksimal
dan terhindar dari timbulnya resisten. Prioritas penggunaan
antimikroba mengacu pada ketetapan lini penggunaan seperti
tercantum dalam formularium. Terapi empirik hanya dilakukan
bila fokus infeksi jelas dan terdapat gejala klinis yang
mengancam jiwa. Terapi antimikroba perlu dipertimbangkan
penghentiannya pada kasus termina (end of life)
- Ikuti SPO tentang Peresepan Obat Narkotika & Psikotropika
untuk peresepan obat narkotika dan psikotropika
Setelah Penulisan Resep
- Periksa kebenaran obat yang telah diresepkan
- Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien tentang efek
terapi yang diharapkan dan efek obat yang tidak diharapkan yang
mungkin terjadi
Tetapkan parameter respons pasien terhadap obat, memantau
secra berkala untuk mengetahui efektifitas dan kemungkinan
efek samping yang dialami pasien.
- Jika terjadi efek samping obat, dokter melaporkan sesuai sengan
SPO Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat.
PERESEPAN OBAT
No Dokumen : No Revisi : Halaman
09.SPO.035.I.2022 1 4 dari 4
RS UMI BAROKAH
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR - Jika terjadi perubahan terhadap resep/indtruksi pengobatan yang
telah diterima oleh apoteker atau asisten apoteker, maka dokter
mengganti dengan resep atau instruksi pengobatan baru.
- Pastikan bahwa setiap obat yang diresepkan sesuai dengan yang
tercantum dalam rekam medik.
- Untuk kelanjutan terapi obat yang sempat di hentikan karena
operasi atau sebab lain, maka dokter menuliskan kembali dalam
bentuk resep/instruksi pengobatan baru.
UNIT TERKAIT IFRS dan Seluruh Unit Terkait
PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.036.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Adalah rangkaian proses pelayanan resep dari penerimaan resep
sampai penyerahan obat kepada pasien rawat jalan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pelayanan resep rawat
jalan
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR I. Skrining Resep dengan form telaah resep
1. Melakukan telaah administrative resep yaitu nama dokter, tanggal
penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter serta nama,
tanggal lahir dan berat badan untuk pasien anak.
2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu bentuk
sediaan, dosis, frekuensi, kekuatan, stabilitas/inkompatibilitas,
cara dan lama pemberian obat.
3. Mengkaji aspek klinis adanya alergi, efek samping interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan kondisi khusus
lainnya).
4. Menetapkan ada tidaknya masalah resep dan membuat solusi /
keputusan profesi ( komunikasi dengan dokter, bertanya
kepasien).
5. Mengkomunikasikan kedokter tentang masalah resep apabila
diperlukan dan mendokumentasikan hasil verifikasi.
II. Penyiapan sediaan farmasi
1. Setelah entry harga dan pasien melakukan pembayaran,
PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.036.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR petugas farmasi harus menginformasikan perkiraan waktu tunggu
pembuatan puyer/racikan (lamanya berapa menit/jam)
2. Menyiapkan sediaan farmasi sesuai dengan permintaan resep
3. Untuk resep racikan, menghitung kesesuaian dosis dan tidak
melebihi dosis maksimum
4. Mengambil obat
5. Menutup kembali wadah obat (obat kaleng)
6. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok
7. Jika campuran obat yang jumlahnya lebih kecil relative sedikit
maka harus ditambahkan sirplus secukupnya
8. Untuk resep ramuan : dengan memperhatikan faktor
inkompatibilas obat, lakukan penggerusan/pemblenderan hingga
homogen. Serbuk dibagi sama rata menurut penglihatan. Serbuk
dikemas dengan kertas puyer yang tersedia.
9. Menyiapkan etiket/label obat yang berisinama pasien, tanggal
resep, aturan minum dan cara pakai sesuai permintaan pada resep
serta petunjuk dan informasi lain
10. Isi paraf petugas dan nama pada setiap tahap penyiapan
III. Penyerahan sediaan farmasi
1. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan
(kesesuaian antara obat dan penulisan etiket dengan resep)
2. Memanggil nama pasien
3. Memeriksa identitas dan alamat pasien
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
5. Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah
disampaikan/bertanya tentang paham tidaknya penjelasan obat
yang telah disampaikan
6. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan
7. Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek samping
dsb.
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
TELAAH RESEP OLEH APOTEKER

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.037.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Kegiatan apoteker dalam mengevaluasi kerasionalan peresepan
dan ketepatan terapi yang diperoleh pasien.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk telaah resep


oleh Apoteker
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Terima resep.
2. Telaah resep secara administratif.
3. Telaah resep secara farmasetis.
4. Telaah resep secara klinis.
5. Lakukan konfirmasi kepada dokter penulis resep jika
ditemukan permasalahan.
6. Dokumentasikan telaah resep dalam Formulir Telaah Resep.
UNIT TERKAIT -
TELAAH RESEP YANG TIDAK JELAS ATAU TIDAK
TERBACA OLEH APOTEKER

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.038.I.2022 1 1 dari 1
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

STANDAR Direktur

PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Kegiatan apoteker dalam mengevaluasi kerasionalan peresepan dan
ketepatan terapi, serta melakukan konfirmasi kepada dokter apabila
terdapat ketidak jelasan tulisan ataupun permasalahan dalam resep.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk telaah resep yang
tidak jelas atau tidak terbaca oleh apoteker
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Siapkan resep yang tidak jelas atau tidak terbaca.
2. Konfirmasi resep yang tidak jelas/tidak terbaca kepada 2 orang
tenaga farmasi yang berbeda.
3. Konfirmasi resep yang tidak jelas/tidak terbaca kepada perawat
ruangan terkait.
4. Hubungi dokter penulis resep.
5. Konfirmasi resep yang tidak jelas/tidak terbaca kepada dokter.
6. Catat hasil konfirmasi kepada dokter penulis resep.
7. Beri stempel komunikasi efektif di balik lembar resep
8. Dokumentasikan hasil konfirmasi pada kolom stempel
komunikasi efektif.
9. Tanda tangani kolom stempel komunikasi efektif.
10. Mintakan tanda tangan dokter pada kolom komunikasi efektif.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, HCU, IGD, Instalasi
Persalinan, Instalasi Radiologi.
PEMBUATAN OBAT RACIK PUYER

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.039.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Pencampuran beberapa bahan untuk dijadikan sediaan puyer
sesuai resep dokter
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pembuatan obat
racik puyer
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Petugas apotek menerima permintaan Resep obat puyer
2. Baca dengan teliti resep obat, verifikasi resep untuk anak
pastikan ada tercantum nama, berat badan dan umur.
3. Hitung dosis dan tulis kebutuhan obat di resep. Apabila dosis
tidak tepat konsultasikan pada dokter
4. Ambil dan timbang obat (jika obat yang di gunakan bukan
sediaan obat jadi)
5. Ambil mortir/blender yang sudah bersih, pakai handscrub,
gunakan masker, kemudian blending atau gerus
6. Bagi sesuai jumlah yang diminta pada resep
7. Bersihkan alat penggerus obat dengan alkohol dan air
mengalir, kemudian keringkan
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
PERACIKAN OBAT MENJADI KAPSUL

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.040.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Pencampuran beberapa bahan untuk dijadikan sediaan puyer sesuai
resep dokter
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk peracikan obat
menjadi kapsul
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Petugas apotek menerima permintaan Resep obat puyer
2. Baca dengan teliti resep obat, verifikasi resep untuk anak
pastikan ada tercantum nama, berat badan dan umur.
3. Hitung dosis dan tulis kebutuhan obat di resep. Apabila dosis
tidak tepat konsultasikan pada dokter
4. Pastikan bahwa semua obat bisa di racik, untuk obat – obat
yang tidak bisa digerus seperti lepas lambat, obat salut dll tidak
boleh digerus, lakukan konfirmasi ke penulis resep.
5. Ambil mortir/blender yang sudah bersih, pakai handscrub,
gunakan masker, kemudian blending atau gerus
6. Bagi serbuk – serbuk tersebut sama banyak sesuai dengan
jumlah kapsul yang akan dibuat.
7. Masukan serbuk pada cangkang kapsul sama banyak.
8. Setelah semua serbuk masuk cangkang kapsul tutup kembali
dengan tutup kapsul bagian atasnya sambil ditekan – tekan agar
kapsul tertutup rapat kemudian dibersihkan dengan tisu.
PERACIKAN OBAT MENJADI KAPSUL

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.040.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR 9. Hitung kembali jumlah kapsul yang dibuat berdasarkan resep
10. Masukkan pada plastik klip yang sudah diberi etiket

UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi


PELAYANAN PENYIAPAN DAN LABELING OBAT/ALKES

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.041.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
Tanggal Terbit
STANDAR
10 Januari 2022 Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Kegiatan pelayanan resep adalah kegiatan menerima resep,
mengelola, menelaah dan menyerahkan kepada pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pelayanan
penyiapan dan labeling obat/alkes
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Terima resep yang telah dilunasi dari kasir
2. Siapkan obat/alkes sesuai dengan yang tertulis di resep
3. Beri etiket/label sesuai signa yang tertulis di resep
4. Lakukan telaah resep dan verifikasi resep
5. Serahkan resep ke pasien
UNIT TERKAIT IFRS
UGD
Rawat Jalan
Kasir
PELAYANAN OBAT JIKA TERJADI KEKOSONGAN
PRODUK

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.042.I.2022 1 1 dari 2
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Kekosongan produk perbekalan farmasi bisa terjadi dikarenakan
kekosongan stok obat dari distributor
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pelayanan obat
jika terjadi kekosongan produk
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Instalasi famasi menginformasikan kekosongan suatu
produk kepada petugas farmasi.
2. Saat menerima resep petugas farmasi mengkomunikasikan
kepada koordinator/apoteker tentang adanya resep obat
kosong yang ada di pelayanan. Apoteker memberikan saran
alternative penggantiannya.
3. Koordinator farmasi/petugas farmasi mengkomunikasikan
kekosongan produk tersebut ke dokter yang bersangkutan
serta memberikan saran/usulan alternatif penggantiannya
yang tersedia di RS Umi Barokah.
4. Apabila dokter menyetujui, maka petugas dapat mengganti
obat tersebut dengan obat yang telah tersedia.
5. Apabila dokter menentukan pilihan obat lain, maka petugas
farmasi melayan obat tersebut .
6. Koordinator farmasi/petugas farmasi mengkomunikasikan
keperawat tentang keputusan penggantian obat dari dokter.
PELAYANAN OBAT JIKA TERJADI KEKOSONGAN
PRODUK

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.042.I.2022 1 2 dari 2
No. 06 Boyolali
UNIT TERKAIT 1. Distribusi Farmasi
2. Logistik Farmasi
3. Panitia Farmasi dan Terapi
4. Bangsal Keperawatan
SUBSTITUSI OBAT

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.043.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Substitusi obat adalah penggantian obat karena kondisi
kekosongan salah satu obat di dalam Instalasi Farmasi dengan
persetujuan dokter penulis resep dan atau pasien

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk substitusi obat

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Cek ulang ketersediaan obat yang dilaporkan kosong di


instalasi farmasi
2. Setelah dipastikan kosong, cari data obat dengan komposisi
dan dosis yang sama di Formularium Rumah Sakit yang ada
stoknya
3. Cari data obat dengan fungsi yang sama dengan obat yang
kosong bila tidak ada obat dengan komposisi yang sama
4. Laporkan kepada dokter penulis resep kondisi kekosongan
obat tersebut beserta alasannya, tawarkan obat pengganti
yang ada stoknya
SUBSTITUSI OBAT

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.043.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR 5. Tanyakan aturan pakai obat pengganti sesuai persetujuan
dokter
6. Tuliskan pengganti obat tersebut pada lembar resep sesuai
persetujuan dokter beserta aturan pakai dan keterangan “acc
dokter” pada kolom keterangan untuk resep rawat jalan,
atau pada kolom konfirmasi untuk resep rawat inap.
7. Catat dalam buku substitusi obat
UNIT TERKAIT -
PEMBERIAN INFORMASI OBAT (PIO)

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.044.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN PIO adalah kegiatan penyediaan dan pemberian informasi,
rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif dan
terkini oleh apoteker kepada pasien dan masyarakat yang
membutuhkan.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pemberian


informasi obat (PIO)
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep, rekam
medik atau kondisi kesehatan pasien baik lisan maupun tulisan.
2. Melakukan penelusuran literature bila diperlukan, secara
sistematis untuk memberikan informasi.
3. Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah
dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana baik secara lisan
maupun tulisan.
4. Informasi yang perlu disampaikan kepada pasien :
a. Jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obat.
b. Bagaimana cara pemakaian masing-masing obat yang
PEMBERIAN INFORMASI OBAT (PIO)

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.044.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR meliputi : Bagaimana cara memakai obat, kapan harus
mengkonsumsi/memakai obat, seberapa banyak/dosis
waktu sebelum atau sesudah makan, frekuensi penggunaan
dikonsumsi sebelumnya, obat/rentang jam.
c. Penggunaan.
d. Bagaimana cara menggunakan peralatan kesehatan.
e. Peringatan atau efek samping obat.
f. Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek samping
obat.
g. Tata cara penyimpanan obat.
h. Pentingnya kepatuhan penggunaan obat
5. Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet dan lain-lain)
6. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Bangsal Perawatan
3. Panitia Keselamatan Pasien
4. Komite Medik
PELAYANAN RESEP RAWAT INAP

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.045.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN  One Day Dose Dispensing (ODDD) = Penyiapan Obat Dosis
Sehari, adalah Pelayanan Obat untuk Kebutuhan Sehari Pasien
Rawat Inap
 Unit Dose Dispensing (UDD) adalah penyiapan obat pasien
rawat inap dengan cara obat dikemas dalam setiap dosis/waktu
pemberian obat
 Resep Pasien Rawat Inap adalah Lembaran resep rawat inap
yang digunakan di RS Umi Barokah
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pelayanan resep
rawat inap
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Perawat melengkapi label identitas pasien dalam Resep Pasien
Rawat Inap. Nama dokter, diagnosa, alergi, jenis pasien, nama
bangsal/ruangan pasien, jam kedatangan pasien
2. Dokter menuliskan Resep pada lembar resep rawat inap secara
lengkap sesuai persyaratan Resep : Tanggal, Nama Obat, Jumlah
Obat, Aturan pakai, Rute, Paraf Dokter
3. Perawat mengisi jadwal jam pemberian obat ke pasien pada
Resep Rawat Inap
4. Perawat mengantarkan ke Instalasi farmasi dan mengisi lembar
penerimaan Resep Rawat Inap: nama pasien, bangsal dan jam
penyerahan.
PELAYANAN RESEP RAWAT INAP

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.045.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
5. Petugas Farmasi menerima, menulis waktu penerimaan
PROSEDUR
memberi paraf pada form penerimaan dan menata Resep Rawat
Inap berdasarkan urutan
6. Petugas Farmasi melakukan telaah resep
7. Petugas farmasi melakukan entry harga resep obat untuk
kebutuhan sehari (One Day Dose Dispensing)
8. Petugas Farmasi melakukan pengambilan obat/ peracikan,
memberi tulisan aturan pakai pada etiket obat, pengemasan
obat secara unit dose dispensing (UDD)
9. Petugas farmasi melakukan verifikasi tiga hal yaitu : resep
pada resep rawat inap, obat dan label/etiket obat
10. Setiap proses dilakukan paraf petugas dan pengisian cheklist
telaah resep .
11. Obat yang telah siap diantarkan petugas farmasi ke bangsal
dengan buku expedisi obat dan Resep Rawat Inap
12. Perawat menerima dan mengecek obat dan Resep Rawat Inap
13. Resep Rawat Inap pasien yang sudah pulang akan disimpan
sebagai Arsip Dokumen Farmasi dan dicopi untuk disimpan ke
lembar rekam medis pasien.
Yang perlu diperhatikan :
a. Pesanan Obat yang dilayani adalah permintaan yang sudah
ditulis dalam Resep Pasien Rawat Inap
b. Resep Narkotika dan Psikotropik tetap ditulis dalam lembar
resep oleh dokter untuk dilampirkan bersamaan penyerahan
Resep Pasien Rawat Inap
c. Retur obat karena stop akan ditulis oleh perawat pada Resep
Pasien Rawat Inap, yang akan dientry oleh petugas farmasi.
d. Pengambilan Obat oleh perawat di Farmasi Rawat Inap
diutamakan untuk Obat CITO.
e. Waktu pengantaran harus selalu memperhatikan ketepatan jam
pemberian obat
UNIT TERKAIT 1. Instalasi farmasi
2. Bangsal Perawatan
PERMINTAAN PERBEKALAN FARMASI KE GUDANG
FARMASI

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.046.I.2022 1 1 dari 1
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Kegiatan petugas farmasi dalam meminta perbekalan farmasi ke
gudang farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kefarmasian rumah sakit.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk permintaan


perbekalan farmasi ke gudang farmasi

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Cek perbekalan farmasi yang kosong dan menipis di Farmasi


Rawat jalan, Rawat Inap dan Tulis nama, dosis/ukuran, dan
jumlah perbekalan farmasi yang diminta dalam Buku
Permintaan Perbekalan Farmasi.

2. Serahkan Buku Permintaan Perbekalan Farmasi ke Gudang


Farmasi.

3. Lakukan permintaan perbekalan farmasi ke Gudang Farmasi


sesuai jadual.

UNIT TERKAIT Semua unit kerja


PERMINTAAN PERBEKALAN FARMASI KAMAR
OPERASI OLEH PERAWAT

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.047.I.2022 1 1 dari 2
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Permintaan perbekalan farmasi kebutuhan OK dan IGD
dilakukan oleh perawat kamar operasi dan perawat anaestesi
menggunakan formulir khusus ke Farmasi Rawat Inap

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Ambil Formulir Permintaan Perbekalan Farmasi Kamar


Operasi.
2. Tulis data pasien pada formulir dengan lengkap.
3. Beri tanda cek (√) di depan daftar perbekalan farmasi yang
diminta.
4. Tulis jumlah permintaan di belakang daftar perbekalan
farmasi yang diminta.
5. Serahkan formulir kepada petugas farmasi Rawat Inap
terkait.
6. Sertakan resep asli untuk permintaan obat anaestesi dan
narkotika.
PERMINTAAN PERBEKALAN FARMASI KAMAR
OPERASI OLEH PERAWAT

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.047.I.2022 1 2 dari 2
No. 06 Boyolali
PROSEDUR 7. Terima perbekalan farmasi dari petugas farmasi Rawat Inap.
Cek kesesuaian jenis dan jumlah perbekalan farmasi dengan
permintaan.
8. Cek tanggal kadaluarsa perbekalan farmasi.
9. Tanda tangani kolom serah terima perbekalan farmasi pada
formulir.
10. Bawa perbekalan farmasi ke kamar operasi.
Kembalikan perbekalan farmasi yang batal digunakan ke
farmasi Rawat Inap terkait.
UNIT TERKAIT OK, IGD
PENGELOLAAN OBAT EMERGENCY DI BANGSAL

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.048.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Adalah proses pengawasan dan pengendalian stok obat
emergency agar kuantitas dan kualitas tetap terjaga
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pengelolaan obat
emergency di bangsal
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Obat emergency diletakkan pada troly / box emergency
2. Pada luar tempat penyimpanan ditempel daftar nama obat
dan jumlah obat emergency yang ada didalamnya dan tanggal
expired (expired date)
3. Setelah memberikan obat pada pasien, perawat menulis
penggunaan obat emergency di lembar BHP pasien dan
segera membawa lembar BHP ke Instalasi farmasi untuk
dilakukan penggantian stok obat emergency oleh petugas
farmasi supaya jumlahnya kembali seperti awal/stok tetap.
4. Petugas Farmasi mencatat jumlah obat emergency yang
digunakan untuk mengganti pada kartu stok.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Bangsal Perawat
PEMANTAUAN KUALITAS PERBEKALAN FARMASI KE
RUANG PERAWATAN PASIEN/BANGSAL

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.049.I.2022 1 1 dari 2
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Kegiatan yang dilakukanuntukmengontrolkualitasperbekalanfarmasi
yang ada di bangsal/ruang perawatan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pemantauan kualitas
perbekalan farmasi ke ruang perawatan pasien/bangsal
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Pemantauan perbekalan farmasi emergency kit dan stok bangsal,
dilakukan oleh instalasi farmasi ke unit lain minimal 1 kali
dalam 2 bulan sesuai jadwal yang ada
2. Perbekalan farmasi yang akan ED sampai dengan 6 bulan
kedepan ditarik ke IFRS, diganti dengan yang ED lebih panjang.
3. Catat hasil temuan yang ada di lembar pemantauan pada form
pemantauan perbekalan farmasi di bangsal.
4. Mintakan tanda tangan persetujuan Kepala ruang bangsal /unit
yang dipantau pada lembar pemantauan
5. Laporkan rekapitulasi dari lembar pemantauan kapada Kepala
Instalasi Farmasi setiap akhir bulan.
6. Laporan hasil pemantauan perbekalan farmasi pada bulan
sebelumnya diserahkan kepada Kepala ruang bangsal / unit
setiap awal bulan berikutnya.
PEMANTAUAN KUALITAS PERBEKALAN FARMASI KE
RUANG PERAWATAN PASIEN/BANGSAL

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.049.I.2022 1 2 dari 2
No. 06 Boyolali
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Bangsal Perawatan
PERMINTAAN OBAT SECARA VERBAL

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.050.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Penyampaian permintaan obat, selain obat golongan high alert
medications (HAM), secara lisan melalui telepon untuk
keperluan gawat darurat.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk permintaan


obat secara verbal

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR Perawat:
1. Hubungi Instalasi Farmasi Rawat Inap terkait.
2. Sebutkan identitas perawat (nama perawat dan tempat
tugas).
3. Sebutkan identitas pasien (nama pasien, nomor RM, dan
ruang perawatan pasien).
4. Sebutkan nama dokter penulis resep.
5. Sebutkan obat yang dipesan (nama obat, bentuk sediaan,
jumlah, dosis, frekuensi penggunaan).
6. Eja dengan jelas nama obat yang dipesan.
7. Verifikasi bacaan ulang petugas farmasi.
8. Berikan resep asli kepada petugas farmasi.
9. Tanda tangani kolom komunikasi efektif.
PERMINTAAN OBAT SECARA VERBAL

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.050.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso No.
06 Boyolali
PROSEDUR Petugas Farmasi:
1. Terima telepon dari perawat.
2. Cari resep dan formulir DPPM pasien.
3. Stempel formulir DPPM (Daftar Permintaan Pasien
Mondok) dengan stempel komunikasi efektif.
4. Isi kolom komunikasi efektif dengan lengkap.
5. Tulis informasi dari perawat di bawah stempel komunikasi
efektif.
6. Tulis obat yang dipesan di formulir DPPM.
7. Konfirmasi (baca ulang) informasi yang disampaikan.
8. Tanda tangani kolom komunikasi efektif
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, IGD, Instalasi Persalinan
PENANGANAN INJEKSI INSULIN

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.061.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Insulin merupakan obat yang perlu diwaspadai / High alert,
yaitu obat-obat yang beresiko tinggi untuk menyebabkan
bahaya ketika terjadi kesalahan yang melibatkan obat tersebut.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penanganan


injeksi insulin
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit

PROSEDUR 1. Penyimpanan :
a. Simpan kemasan yang belum dibuka pada suhu 2-8°C
sampai batas waktu kadaluarsa yang sudah ditentukan.
b. Simpan kemasan yang sudah dibuka pada suhu kamar.
c. Tulis tanggal kemasan dibuka dan tanggal kadaluwarsa
menggunakan spidol marker.
PENANGANAN INJEKSI INSULIN

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.061.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR Tanggal kadaluwarsa dihitung 28 hari sejak tanggal
insulin dibuka.
d. Jangan digunakan jika sediaan tidak jernih.
e. Jangan letakkan insulin berbentuk vial berdekatan
dengan Heparin karena dapat menyebabkan “mixed up”
atau tertukar.
2. Penggunaan Dan Pemberian :
a. Indikasi : hiperglikemia.
b. Dosis : 0,5 – 1 unit / kgBB.
c. Waspadai penulisan “Unit” yang sering disingkat “U”
dan sering salah dibaca “0/nol”. Bila kesalahan terjadi
bisa menyebabkan dosis salah 10 kali lipat.
d. Waktu/Cara pemberian :
 Short acting (Actrapid) : 15 menit sebelum makan,
iv/sc
 Intermediet/long acting : pada malam hari
e. Efek samping : hipoglikemia.
f. Waspadai tanda-tanda hipoglikemia.
 Lapar, gemetar.
 Keringat dingin, berdebar.
 Pusing, gelisah, koma.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
REKONSILIASI OBAT

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.062.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Suatu proses membandingkan semua obat yang sedang atau
selama ini digunakan pasien (medication history) dengan obat-
obat yang akan diberikan kepada pasien saat masuk rumah sakit
atau saat transfer antar unit perawatan di rumah sakit.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk rekonsiliasi


obat

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
REKONSILIASI OBAT

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.062.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR 1. Pengumpulan dan Penyimpanan Obat Yang dibawa
Pasien :
Dokter dan Perawat :
1. Interview pasien tentang riwayat penggunaan obat dan
obat yang dibawa pasien.
2. Bandingkan semua obat yang sedang atau selama ini
digunakan pasien (medication history) dengan obat-obat
yang akan diberikan kepada pasien.
3. Obat yang masih di gunakan untuk pengobatan pasien di
ruang rawat inap akan tetap di lanjutkan untuk terapi
pengobatan dan disimpan di loker obat pasien.
4. Untuk jenis obat yang tidak dilanjutkan (dihentikan),
maka diberi label “STOP” dan di kembalikan kepada
pasien atau keluarga pasien.
Untuk obat yang tidak ada atau tidak jelas nama obatnya
akan di berikan ke Instalasi farmasi untuk di
musnahkan.
5. Dokumetasikan rekonsiliasi obat ke dalam formulir
Rekonsiliasi Obat.
6. Sertakan salinan formulir Rekonsiliasi Obat dan resep
ke Instalasi Farmasi.
Pindah Ruang Rawat:
Perawat:
1. Catat terapi terakhir pada format pasien pindah ruang
rawat (apabila pasien dipindah ruang rawat) atau pada
kartu kontrol (apabila pasien dipulangkan).
2. Lakukan serah terima obat pasien kepada perawat antar
bangsal.
3. Kembalikan (retur) perbekalan farmasi yang tidak
digunakan lagi ke Instalasi Farmasi.
UNIT TERKAIT
Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Poliklinik, IGD
PENANGANAN OBAT RAWAT INAP DENGAN SISTEM
UNIT DOSE DISPENSING (UDD)

RS UMI BAROKAH No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.063.I.2022 1 1 dari 1
No. 06 Boyolali

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


PROSEDUR 10 Januari 2022
OPERASIONAL Direktur

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Prosedur ini digunakan untuk mengatur proses distribusi obat rawat
inap diruang perawatan dengan sistem Unit Dose Dispensing (UDD).
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penanganan obat
rawat inap dengan sistem unit dose dispending (UDD)
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Setiap pagi petugas TTK/Perawat mengecek obat pasien.


2. Retur sisa obat bila obat stop, pasien pulang atau meninggal.
3. Resep diantar perawat ruangan/diambil petugas TTK.
4. Lakukan skrining resep.
5. Obat disiapkan untuk keperluan 1 hari (pagi-siang-malam)
6. Entry data pemakaianobat di SIM RS dan diditransfer ke nomor
RMK masing-masing pasien.
7. Obat disimpan pada masing-masing loker obat pasien dan
lakukan serah terima dengan perawat ruangan.
8. Semua data obat tercatat di rekam medik.
UNIT TERKAIT 1. Semua kepala ruangan rawat inap.
2. Semua apoteker dan asisten apoteker
AUTOMATIC STOP ORDER DRUG OLEH APOTEKER

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.064.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTRIAN Kewenangan atau tindakan Apoteker dalam menghentikan
pemesanan obat tertentu tanpa konfirmasi dokter apabila obat
tersebut sudah melewati batas waktu pemakaian.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk automatic stop order


oleh apoteker

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman


Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Terima resep.


2. Lakukan telaah resep sesuai prosedur.
3. Beri tanda “STOP” pada resep obat yang sudah melebihi batas
waktu pemakaian.
4. Konfirmasi kepada dokter penulis resep.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, HCU, Komite Medik
RETUR OBAT PASIEN RAWAT INAP

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.065.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Proses pengembalian obat yang sudah tidak digunakan dalam
pengobatan pasien rawat inap.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk retur obat


pasien rawat inap
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit

PROSEDUR Petugas Bangsal


1. Sisihkan obat/BMHP yang sudah tidak digunakan dalam
pengobatan
2. Isi nama bangsal dan identitas pasien dengan lengkap
3. Tulis nama dan obat/BMHP yang akan diretur pada
formulir retur obat
4. Pastikan kebenaran data identitas pasien dengan daftar obat
yang digunakan
RETUR OBAT PASIEN RAWAT INAP

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.065.I.2022 1 2 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR 5. Bubuhkan nama dan tanda tangan pada kolom “Yang
Menyerahkan”
6. Serahkan pada petugas farmasi
Petugas Penerima Barang
1. Cek nama dan jumlah obat/BMHP yang dikembalikan
dengan daftar pada formulir retur obat
2. Beri tanda “√” pada kolom “ya” bila sesuai; atau pada
kolom “tidak” bila tidak sesuai
3. Cek keadaan obat, keadaan maupun kemasannya
4. Beri tanda “√” pada kolom “baik” bila kondisi baik; atau
pada kolom “tidak” bila kondisi tidak baik
5. Tulis keterangan kondisi obat pada kolom “keterangan” bila
kondisi tidak baik
6. Lakukan konfirmasi dengan petugas bangsal
7. Beri tanggal, serta bubuhkan nama dan tanda tangan pada
kolom “Yang Menerima”
Petugas Input Data
1. Cek riwayat penggunaan obat pasien sesuai dengan identitas
pasien pada formulir retur obat
2. Tuliskan biaya penggunaan obat sebelum retur
3. Lakukan proses retur pada program SIM-RS sesuai daftar
obat/BMHP yang diterima dalam formulir retur obat
4. Cek riwayat penggunaan obat setelah semua proses retur
divalidasi
5. Cocokkan data pada komputer dengan data pada formulir
retur
6. Tuliskan biaya penggunaan obat setelah retur
7. Bubuhkan nama dan tanda tangan pada kolom “petugas
input data”
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Farmasi
VISITE APOTEKER MANDIRI

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.066.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Praktik apoteker langsung kepada pasien di ruang rawat secara
mandiri dalam rangka meningkatkan pencapaian hasil terapi.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk visite apoteker


mandiri

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Perkenalkan diri kepada pasien.
2. Tanyakan kondisi atau keluhan pasien.
3. Simak hal-hal yang disampaikan oleh pasien.
4. Lakukan identifikasi masalah terkait penggunaan obat.
5. Berikan rekomendasi berbasis bukti terkait masalah
penggunaan obat.
6. Pantau implementasi rekomendasi.
7. Pantau efektivitas dan keamanan terkait penggunaan obat.
8. Lakukan dokumentasi.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
VISITE APOTEKER BERSAMA TIM TENAGA KESEHATAN

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.067.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Praktik apoteker langsung kepada pasien di ruang rawat pasien
bersama tim dokter, perawat ,dan tenaga kesehatan lain dalam rangka
meningkatkan pencapaian hasil terapi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk visite apoteker
bersama tim tenaga kesehatan
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Perkenalkan diri kepada pasien dan/atau tim.
2. Simak paparan dokter terkait perkembangan kondisi pasien.
3. Lakukan diskusi dengan tim.
4. Berikan rekomendasi berbasis bukti terkait masalah penggunaan
obat.
5. Pantau implementasi rekomendasi.
6. Pantau efektivitas dan keamanan terkait penggunaan obat.
7. Lakukan dokumentasi.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)
DI RAWAT INAP

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.068.I.2022 1 1 dari 2
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN MESO atau Monitoring Efek Samping Obat adalah kegiatan yang
berhubungan dengan deteksi, assessment dan pencegahan dari efek
samping atau kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan
yang berkaitan dengan obat sehingga mempengaruhi
penatalaksanaan pasien atau membahayakan pasien

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk monitoring efek


samping obat ( MESO ) di rawat inap

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Petugas farmasi menemui, mencurigai, atau menerima laporan
ESO dari perawat.
2. Apoteker mengidentifikasi ESO dan melakukan dokumentasi.
3. Jika actual maka apoteker akan melakukan komunikasi dengan
tenaga kesehatan lain untuk mengatasi ESO (Pencatatan ESO
meliputi tanda-tanda kecurigaan/aktual ESO : nama obat,
kekuatan, dosis, aturan pakai, cara penggunaan, dan nomor
batch)
4. Jika tidak aktual maka dokter/perawat memonitoring keadaan
pasien
5. Apoteker mencatat ESO yang terjadi dan obat yang dicurigai.
6. Apoteker melaporkan kejadian ESO pada Panitia Pasien &
badan POM
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)
DI RAWAT INAP

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.068.I.2022 1 2 dari 2
No. 06 Boyolali

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi


2. Bangsal perawatan
3. Komite Medik
4. Panitia Keselamatan Pasien
MONITORING REAKSI OBAT TIDAK DIKEHENDAKI
(ROTD)

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.069.I.2022 1 1 dari 1
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN ROTD adalah respon terhadap suatu obat yang berbahaya dan
tidak diharapkan serta terjadi pada dosis lazim yang dipakai oleh
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis maupun terapi.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk monitoring reaksi


obat tidak di kehendaki

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Laporan ROTD diterima apoteker dari perawat
2. Lakukan identifikasi ROTD maksimal 24 jam dari laporan
perawat
3. Lakukan dokumentasi pada Form Pelaporan ROTD
4. Catat tanda-tanda kecurigaan pada dokumen CPPT rekam
medis dan form pelaporan ROTD instalasi farmasi yang
mencakup nama obat dan dosis, aturan pakai, rute penggunaan
dan nomor batch, manifestasi/wujud gejala ROTD.
5. Salin data tersebut kelembar pelaporan MESO dan kirim
kepada Panitia MESO BPOM dan Panitia Mutu dan
Keselamatan Pasien
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Bangsal Perawatan
3. Panitia Keselamatan Pasien
4. Komite Medik
SISTEM PELAPORAN MEDICATION ERROR

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.070.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Merupakan kegiatan pelaporan dan pemantauan setiap kejadian
medication error
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk sistem pelaporan
medication error
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR A. Alur pelaporan insiden kepada tim keselamatan pasien di RS
(Internal)
1. Apabila terjadi insiden (KNC/KTD/KTC/KPC) di rumah
sakit, wajib segera ditindaklanjuti (dicegah/ditangani untuk
mengurangi dampak/akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera membuat laporan insidennya
dengan mengisi Formulir Laporan Insiden pada akhir jam
kerja/shift kepada Atasan Langsung. (Paling lambat 2 x 24
jam); diharpkan jangan mengunda laporan.
3. Setelah selesai mengisi laporan, segera menyerahkan kepada
SISTEM PELAPORAN MEDICATION ERROR

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.070.I.2022 1 2 dari 3
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR Atasan langsung pelapor: (atasan langsung disepakati sesuai
keputusan Manajemen: Supervisor/Kepala
Bagian/Instalasi/Departemen/Unit
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan
grading risiko terhadap insiden yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan laporan dan melakukan
analisa yang dilakukan sebagai berikut :
Grade biru : Investigasi sederhana oleh Atasan
langsung, waktu maksimal 1 minggu.
Grade hijau : Investigasi sederhana oleh Atasan
langsung, waktu maskimal 2 minggu.
Grade : Investigas komprehensif/Analisa akar
kuning masalah/RCA oleh Tim KP di RS,
waktu maksimal 45 hari.
Grade : Inventigasi komprehensif/Analisa akar
merah masalah/RCA oleh Tim KP di RS,
waktu maksimal 45 hari.
6. Setelah selessai melakukan investigasi sederhana, laporan
hasil investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke Tim KP
di RS.
7. Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil investidasi
dan Laporan insiden untuk menentukan apakah perlu
dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan
Regrading.
8. Untuk grade kuning/merah, tim KP di RS akan melakulam
Analisis akar maslah/Root Cause Analysis (RCA).
9. Setelah melakukan RCA, Tim KP di RS akan membuat
laporan dan Rekomendasi untuk perbaikan serta
“Pembelajaran” berupa: Petunjuk/“Safety alert” untuk
mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan
kepada Direksi.
11. Rekomendasi untuk “Perbaikan dan Pembelajaran”
SISTEM PELAPORAN MEDICATION ERROR

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.070.I.2022 1 3 dari 3
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
PROSEDUR diberikan umpan balik kepada unit kerja terkait serta
sosialisasi kepada seluruh unit di Rumah Sakit
12. Unit kerja membuat analisa kejadian di satuan kerjanya
masing-masing
13. Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh Tim KP di RS.
B. Alur Pelaporan Insiden Ke KKPRS – Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (Eksternal)
Laporan hasil investigasi sederhana/analisis akar masalah/RCA
yang terjadi pada pasien dan telah mendapatkan rekomendasi
dan solusi oleh Tim KP di RS (internal)/Pimpinan RS
dikirimkan ke KKPRS dengan melakukan entry data (e-
reporting) melalui website resmi KKPRS:
www.buk.depkes.go.id
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. PMKP
PENYERTAAN FORMULIR PENCATATAN OBAT DALAM
STATUS PASIEN SAAT PASIEN DIPINDAH PULANGKAN
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :

RS UMI BAROKAH
09.SPO.071.I.2022 1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan
10 Januari 2022
PROSEDUR
Direktur
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Penyertaan formulir pencataan obat dalam berkas RM pasien saat pasien
dipindah/pulangkan merupakan pendokumentasian formulir obat pasien
yang sudah tercatat ke dalam rekam medis pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penyertaan formulir
pencatatan obat dalam status pasien saat pasien dipindah pulangkan
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 006/SK/RSUB/X2016 Tentang Kebijakan
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PPROSEDUR 5. Petugas rekam medik menyiapkan formulir pencatatan obat
kemudian mengisi data pasien (No.RM, Nama, Alamat, Tgl
lahir/Umur, Jenis Kelamin, Ruang rawat ) dan menyerahkan
kepada DPJP
6. Apabila pasien pernah dirawat sebelumnya maka lembar
formulir pencatatan obat lama dilampirkan kembali dengan
formulir pencatatan obat baru
7. DPJP mengisi data awal pasien (hamil, menyusui, berat badan,
alergi obat, diagnosa) kemudian menuliskan obat pada lembar
resep dan diberikan ke petugas farmasi bersama dengan lembar
formulir pencatatan obat
8. Petugas farmasi menyalin nama obat berdasarkan resep
dilembar formulir pencatatan obat kemudian sebelum
diserahkan ke petugas diruangan
9. Petugas ruangan/perawat mengembalikan formulir pencatatan
obat ke dalam status pasien menggunakan map khusus
Ketika pasien pulang lembar formulir pencatatan obat yang asli
dimasukkan kedalam status pasien dan lembar yang copyan
dikembalikan ke petugas farmasi sebagai arsip
PENYERTAAN FORMULIR PENCATATAN OBAT DALAM
STATUS PASIEN SAAT PASIEN DIPINDAH PULANGKAN
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
09.SPO.071.I.2022 1 2 dari 2
RS UMI BAROKAH
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
UNIT TERKAIT 1. Istalasi Farmasi Rumah Sakit
2. Dokter
3. Bagian Keperawatan/Bangsal
4. IGD
5. Poli Rawat Jalan
MEMBERSIHKAN MONTIR ON

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH 09.SPO.072.I.2022 1 1 dari 1
Jl. Prof. DR. Soeharso
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR 10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)

PENGERTIAN Prosedur dan tata cara supaya mortir dan stamper dalam keadaan
bersih setelah pemakaian.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk membersihkan


montir on

KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang


Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Cuci seluruh bagian dalam dan luar mortir dan stamper
menggunakan spon / alat cuci sampai sisa-sisa bahan hilang
dan bersih, bilas dalam air mengalir
2. Tiriskan di rak pengering alat
3. Keringkan dengan tisu
4. Bilas dengan alkohol 70% hingga kering
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi
PEMBERSIHAN DAN SANITASI RUANGAN
PELAYANAN FARMASI

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.073.I.2022 1 1 dari 2
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Merupakan prosedur yang mengatur pembersihan dan sanitasi
ruangan pelayanan obat dan alat kesehatan, meliputi
lantai,meja, kaca jendela, dan rak

TUJUAN sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk pembersihan


dan sanitasi ruangan pelayanan farmasi
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah
Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Lantai :
a. Buang sampah-sampah dari dalam tempat sampah ke
penampungan sampah
b. Bersihkan lantai dengan menyapu menggunakan lap
yang sudah disemprot sedikit air, untuk menghindari
debu beter bangan saat menyapu
c. Bersihkan sudut-sudut ruangan dengan lap basah
d. Pel seluruh lantai dengan kain pel basah yang sudah
diperas tuntas agar lebih cepat kering
e. Lakukan pembersihan lantai dua kali sehari
2. Meja Peracikan Dan Pelayanan :
a. Bersihkan meja dengan lap kain basah
b. Semprot meja dengan alkohol 70%, keringkan
dengan lap kering
PEMBERSIHAN DAN SANITASI RUANGAN
PELAYANAN FARMASI

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.073.I.2022 1 2 dari 2
No. 06 Boyolali
PROSEDUR 3. Kaca Jendela:
a. Semprot kaca dengan alcohol 70% atau cairan
pembersih kaca
b. Bersihkan dengan lap bersih.
4. Rak Obat :
a. Pindahkan obat dan alat kesehatan di bagian yang akan
dibersihkan ke dalam kotak/box.
b. Buang kotoran dan debu yang ada di bagian rak ke
dalam tongsampah
c. Semprot dengan alkohol 70% dan lap dengan lap bersih
atau bersihkan dengan lap yang telah dibasahi dengan
alkohol 70 %
d. Kembalikan obat dan alat kesehatan ke bagian yang
telah dibersihkan
UNIT TERKAIT 1. Cleaning Services
2. Instalasi farmasi
PENANGANAN TUMPAHAN OBAT/BAHAN KIMIA/
PECAHAN OBAT

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.074.I.2022 1 1 dari 2
No. 06 Boyolali
Ditetapkan
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Membersihkan tumpahan obat / tumpahan bahan kimia / pecahan
obat secara aman dan tepat. Alat bantu yang dipakai adalah : Kassa
penyerap, Kain penyerap, detergent, air, handuk , kantong untuk
buangan/sampah. Bahan kimia berupa : clorin, perhidrol, alcohol,
formalin
TUJUAN sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penanganan
tumpahan obat/bahan kimia/ pecahan obat
KEBIJAKAN 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Meminta pertolongan kepada cleaning service , jangan
tinggalkan area sebelum cleaning service datang.
2. Beri tanda peringatan di sekitar area.
3. Petugas penolong menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
handscoon, masker dan sepatu
4. Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dengan
menggunakan alat seperti sendok/ pinset dan tempatkan dalam
kantong buangan.
5. Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap /kain penyerap dan
buang dalam kantong tersebut.
6. Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang dalam
kantong tersebut.
7. Cuci seluruh area dengan larutan detergent.
8. Bilas dengan aquadest.
9. Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat terangkat.
PENANGANAN TUMPAHAN OBAT/BAHAN KIMIA/
PECAHAN OBAT

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.074.I.2022 1 2 dari 2
No. 06 Boyolali
PROSEDUR 10. Lepaskan handscoon, ikat kantong secara aman dan masukan
dalam tempat penampung khusus untuk dimusnahkan dengan
incenerator.
11. Cuci tangan.
1.Instalasi farmasi
UNIT TERKAIT 2. Ruang Perawatan
3. Cleaning Service
PENYIAPAN DAN PENYALURAN PRODUK STERIL

RS UMI BAROKAH
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.075.I.2022 1 1 dari 1
No. 06 Boyolali
Ditetapkan

Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
10 Januari 2022
OPERASIONAL

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


PENGERTIAN Produk steril adalah proses mencampur atau meracik bahan obat
steril dan dilakukan di dalam ruang steril
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk penyiapan dan
penyaluran produk steril
KEBIJAKAN 3. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Bekali petugas yang menangani produk steril dan obat sitostika
dengan pelatihan prinsip teknik aseptik dan penanganan produk
steril dan obat sitostika
2. Lindungi petugas yang menangani produk steril dan obat
sitostika dari paparan dan di lengkapi dengan alat pelindung diri
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan mulai dari proses
pencampuran, distribusi, pemberian kepada pasien serta
pembuangan limbah sitostika serta dilakukan dalam ruang
khusus yang dilengkapi dengan lemari pencampuran (BSC atau
Biological Safety Cabinet)
3. Tangani sediaan steril dan sitostika dilakukan secara aseptis
dalam kemasan siap pakai sesuai kebutuhan pasien
PENYIAPAN DAN PENYALURAN PRODUK STERIL

No. Revisi : Halaman :


RS UMI BAROKAH
No Dokumen :
1 1 dari 2
Jl. Prof. DR. Soeharso 09.SPO.075.I.2022
No. 06 Boyolali
4. Beri label untuk setiap obat yang di keluarkan dalam wadah
yang berbeda dan tidak segera diberikan, sebagai berikan :
Nama pasien, Nomor rekam medis, Ruang perawatan,
Komposisi obat, Rute pemberian, Tanggal dan waktu
penyimpanan, Tanggal dan waktu kadaluwarsa, suhu
penyimpanan
5. Referensi tekhnik pencampuran aseptis dapat di lihat di www.
Pionas. Pom.go.id dan www. Medscap.com
UNIT TERKAIT IFRS dan Ruang keperawatan
VERIFIKASI OBAT

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


09.SPO.076.I.2022 1 1 dari 3

Ditetapkan
Rumah Sakit Umi Barokah Boyolali
STANDAR
Direktur
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
10 Januari 2022

(dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK)


Pengertian . 1. Verifikasi adalah proses pemeriksaan data apakah sudah sesuai
dengan aturan atau tidak.
2. 2. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis,
mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat
tradisional
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langah untuk Verifikasi Obat

Kebijakan 1. SK Direktur Nomor 005/SK/RSUB/XII/2021 Tentang Pedoman


Pelayanan Instalasi Farmasi RS Umi Barokah Boyolali

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Prosedur 1. 1. Lakukan cuci tangan terlebih dahulu sebelum melaksanakan
pemberian obat kepada pasien.
2. 2. Cocokkan label obat yang akan diberikan dengan instruksi / catatan
pemberian obat oleh dokter.
3. Lakukan pemberian obat dengan sebelumnya memastikan
dilaksanakannya 7 benar :
a. a. Benar Pasien : Tanyakan nama pasien, tanggal lahir, cocokkan
dengan gelang pasien (nama, tanggal lahir dan nomer Rekam
Medik), cek nama dokter yang meresepkan pada catatan
pemberian obat, serta kartu obat
VERIFIKASI OBAT

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


09.SPO.076.I.2022 1 2 dari 3

1.
Prosedur b. b. Benar Obat : Memastikan bahwa obat generik sesuai dengan nama
dagang obat, pasien tidak alergi pada kandungan obat yang
didapat, memeriksa identitas obat dengan catatan.
a. c. Benar Dosis : Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan
rentang pemberian dosis untuk cara pemberian terebut, berat
badan dan umur klien, periksa dosis pada label obat untuk
membandingkan dengan dosis yang sesuai pada catatan
pemberian obat. Lakukan perhitungan dosis secara akurat.
b. d. Benar waktu pemberian : Periksa waktu pemberian obat sesuai
dengan waktu yang tertera pada catatan pemberian obat
(misalnya obat yang diberikan 2 kali sehari, maka pada catatan
pemberian obat akan tertera waktu pemberian jam 6 pagi dan
jam 6 sore).
c. c. Benar Cara Pemberian : Memeriksa label obat untuk memastikan
bahwa obat tersebut dapat diberikan sesuai cara yang
diinstruksikan, dan periksa cara pemberian pada catatan
pemberian obat.
d. d. Benar Kadaluarsa : Memeriksa label obatuntuk memastikan
bahwa obat tersebut belum atau tidak kadaluarsa
ee. e. Benar Informasi/dokumentasi : Memberikan informasi mengenai
tentang cara pemakaian, kadaluarsa, bila terjadi efek samping
obat dan dokumentasi yang benar.
1. 4. Fokuskan persiapan pada satu obat
2. 5. Hitung dosis, jumlah, dan item obat
3. 6. Lakukan cross cek dengan perawat lain jika tidak yakin dengan
perhitungan yang telah dibuat.
4. 7. Periksa kembali catatan pemberian obat/Instruksi dokter untuk
memastikan pasien menerima obat sesuai dengan yang telah
disiapkan.
5. 8. Gunakan teknik aseptik saat mulai atau mengambil setiap obat,
setelah memeriksa label obat untuk kedua kalinya.
VERIFIKASI OBAT

No Dokumen : No. Revisi : Halaman :


09.SPO.076.I.2022 1 3 dari 3

Prosedur 9. Siapkan obat pada baki obat setelah memeriksa label untuk ketiga
kalinya sebelum mepersiapkan obat yang lain. Periksa kembali
catatan pemberian obat pada rekam medik.
10. Tempatkan semua peralatan pada baki dan obat siap diberikan oleh
perawat.
11. Untuk obat yang diberikan dengan larutan infus, label setiap
larutan infus dicantumkan nama, nomor rekam medik, tanggal
lahir/umur, nama obat dan identitas lain yang diperlukan.
yakinkan bahwa obat sudah digunakan oleh pasien.

Unit Terkait Instalasi Farmasi


Semua Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai