Anda di halaman 1dari 7

Pemanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis PPT interaktif

1. Aulia Sari (2021) mengatakan penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran PAI
dapat meningkatkan minat belajar siswa. Pada penelitian tindakan siklus I guru
menjelaskan kepada siswa bahwa pembelajaran kali ini akan menggunakan media audio-
visual (video), sehingga siswa merasa lebih tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran. Kemudian pada tindakan siklus ke II guru membuat pembelajaran tersebut
lebih menarik lagi dengan cara pada saat siswa menonton video pembelajaran, guru tidak
hanya berdiam diri tetapi guru ikut menjelaskan materi berdasarkan tayangan di dalam
video, sehingga siswa lebih cepat memahami materi pembelajaran dan lebih tertarik lagi
untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual.
Sumber:
Sari, A. (2021). MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
KELAS VII SMPN 3 SUNGAI LOBAN. Prosiding Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
(PPGAI), 1(1), 785-792.
https://e-proceedings.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/PPGAI/article/viewFile/282/539

2. Novika Dian Pancasari Gabriela (2021) mengatakan penerapan media pembelajaran


berbasisi Audio Visual berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa sekolah
dasar. Dapat dilihat dari para peneliti yang melakukan penelitian pada penggunaan media
pembelajaran berbasis Audio Visual terhadap Hasil belajar siswa di sekolah dasar dengan
ditunjukkan dengan pencapaian selisih tertinggi yaitu 23,2 dan selisih terendah yaitu
1,76.
Sumber:
Gabriela, N. D. P. (2021). Pengaruh Media Pembelajaran Berbasi Audio Visual Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Sekolah Dasar. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 2(1), 104-113.
https://ummaspul.e-journal.id/MGR/article/download/1750/574

3. Suwarni (2021) mengatakan berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang telah


dilaksanakan, dapat di tarik kesimpulan, antara lain :
a. Pemilihan Media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
b. Penggunaan Media audio visual dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa
kelas 1 SDN Mlancu 1.
c. Peningkatan nilai rata-rata kelas yang terjadi setelah perbaikan pembelajaran yang
menggunakan Media Audio Visual pada siswa kelas 1 SDN Mlancu 1.
Sumber:
Suwarni, S. (2021). Peningkatan Minat Belajar Tema 3 Subtema 2 Melalui Media Audio Visual
Pada Siswa Kelas 1 SDN Mlancu 1 Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran
2020/2021. Jurnal Pembelajaran dan Riset Pendidikan (JPRP), 1(2), 579-595.
https://ojs.unublitar.ac.id/index.php/jprp/article/download/166/106

4. Muhammad Thoha Akhyaru Ilyas dkk (2021) mengatakan media audiovisual adalah salah
satu media pembelajaran yang berkaitan dengan pendengaran (audio) dan penglihatan
(visual) yang menyajikan materi pelajaran menggunakan peralatan elektronik.
Penggunaan media audiovisual atau video dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi
siswa.
Sumber:
Ilyas, M. T. A., Amanullah, I. H., & Zahrak, N. MENINGKATKAN PRESTASI DAN MINAT
BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR AUDIOVISUAL.
https://www.academia.edu/download/64761663/CEK_1800004090.pdf

5. Indah Fitriani (2020) mengatakan penggunaan media audio visual (video pembelajaran)
memberikan pengaruh besar terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa
kelas IV SD Islam Al Izhar Makassar. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan nilai yang
diperoleh selain itu dibuktikan dengan adanya perbedaan yang signifikan pada nilai
probabilitas antara kelas eksperimen dengan menggunakan media audio visual (video
pembelajaran) dan kelas kontrol tanpa menggunakan media audio visual (video
pembelajaran).
Sumber:
Fitriani, I. (2020). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual (Video Pembelajaran) Terhadap
Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Islam Al Izhar
Makassar (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR).
http://eprints.unm.ac.id/19276/1/ARTIKEL%20INDAH%20FITRIANI.pdf

5. Hanny Pramitha Putri dan Nurafni (2021) mengatakan Penelitian ini terbukti berpengaruh
pada hasil belajar IPS siswa dengan digunakannya media pembelajaran Power Point
interaktif. Tentunya memberikan poin positif sehingga dapat dijadikan solusi untuk guru
agar menciptakan pembelajaran yang lebih baik sehingga siswa antusias terhadap
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung menggunakan media
pembelajaran Power Point interaktif memperoleh beberapa faktor yaitu meningkatkan
minat, fokus dan keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung sehingga tidak mudah
bosan atau jenuh.
Sumber:
Putri, H. P., & Nurafni, N. (2021). Pengaruh Media Pembelajaran PowerPoint Interaktif terhadap
Hasil Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 3538-3543.
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/download/986/409

6. Menurut Ni Luh Putu Sintia Dewi1dan Ida Bagus Surya Manuaba (2021) proses
pembelajaran dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi seperti pada saat
pembelajaran tatap muka ataupun pembelajaran secara online. Media pembelajaran
powerpoint interaktif dengan menggunakan model DDD-E yang terdiri dari decide,
design, develop, evaluate. Media pembelajaran powerpoint interaktif secara keseluruhan
dinyatakan layak untuk dipergunakan setelah melalui beberapa uji yang dilakukan oleh
uji ahli isi mata pelajaran, uji ahli desain pembelajaran, uji ahli media pembelajaran dan
uji coba perorangan.
Sumber:
Dewi, N. L. P. S., & Manuaba, I. B. S. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Powerpoint
Interaktif Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas VI SD. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Pendidikan, 5(1), 76-83.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJL/article/download/32760/18331
Pemanfaatan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe Make a Match

1. Miftahusalam (2022) mengatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a


match dapat meningkatkan minat, antusias, konsentrasi, dan keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran.
Sumber:
Miftahusalam, M. (2022). Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Tentang Teks Deskriptif Lisan
dan Tulisan pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make A Match Di Kelas X SMK Negeri 1 Udanawu Blitar Semester Genap Tahun
Pelajaran. Jurnal Pembelajaran dan Riset Pendidikan (JPRP), 2(3), 167-174.
https://e-proceedings.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/PPGAI/article/download/301/602

2. Menurut Ika Sholihatul Maulida, dkk (2020) dengan diterapkannya model pembelajaran
Make A Match dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS SD. Hal ini dapat ditinjau dari data setelah diterapkan model Make A
Match, hasil belajar siswa tergolong tinggi dengan hasil rata-rata dari 10 sampel
berjumlah 55 dibandingkan dengan hasil rata-rata sebelumnya yang hanya berjumlah 40.
Dari data tersebut terdapat kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 10. Artinya hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPS SD dapat meningkat setelah diterapkan model
pembelajaran Make A Match.
Sumber:
Maulida, I. S., Rahayu, D. W., Hidayat, M. T., & Kasiyun, S. (2020). Analisis Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Ips Sd. School Education Journal Pgsd Fip Unimed, 10(1), 82-90.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/school/article/download/18133/13717

3. Menurut Suci Perwita Sari, dkk (2020) pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
make a match menunjukkan pada prestes sebelum melaksanakan tindakan, dari 30 orang
dinyatakan tuntas sebesar 0 % dengan nilai rata – rata 44. Perolehan hasil belajar pada
siklus I dari 30 siswa terdapat 12 siswa dinyatakan tuntas atau sebesar 40 %, sedangkan
18 siswa dinyatakan tidak tuntas dengan persentase 60 %, dengan nilai ratarata 70,67.
Sedangkan perolehan hasil belajar pada siklus II dari 30 siswa terdapat siswa dinyatakan
tuntas dengan persentase 100%, dengan nilai rata-rata sebesar 80,67.
Sumber:
Sari, S. P. (2020). Penggunaan Metode Make a Match Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
SD. EJoES (Educational Journal of Elementary School), 1(1), 19-24.
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/EJoES/article/viewFile/4554/4044

4. Menurut Nesi Destrian, dkk (2022) kelebihan dari model pembelajaran Make a Match
yakni dilakukan secara berkelompok maka akan membentuk sikap kerjasama karena
setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas pembagian tugas yang diberikan selain
itu keunggulan model ini peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu
konsep dalam suasana menyenangkan. Model pembelajaran ini juga memungkinkan
siswa untuk belajar sambil bermain, mereka dapat berkreasi sekaligus belajar dan
berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stress dan tertekan.
Selain menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan, model ini juga dapat
memupuk rasa solidaritas dalam kelompok. Materi yang diberikan melalui kegiatan
permainan juga biasanya akan meningkatkan partisipasi siswa karena mengesankan dan
akan sulit dilupakan.
Sumber:
Destrian, N. (2022). KAJIAN LITERATUR MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM
PEMBELAJARAN IPA. COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education), 5(1),
115-119.
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/collase/article/viewFile/10115/2969

5. Ayu Yunita Simanjuntak (2020) menagatakan alasan utama yang menyebabkan


terjadinya peningkatan pengetahuan dan sikap pencegahan anemia melalui pembelajaran
make a match karena Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make
a match siswa akan lebih bersemangat karena model pembelajaran tersebut terdapat unsur
permainannya, selain itu siswa pun dilibatkan langsung dalam pembelajaran. Teknik
make a match ini mampu menciptakan kondisi kelas yang interaktif, efektif sebagai
sarana untuk melatih keberanian siswa, serta mampu menghilangkan kebosanan siswa
ketika pembelajaran berlangsung.
Sumber:
SIMANJUNTAK, A. Y. (2020). PENGARUH PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP
PENGETAHUAN DAN SIKAP PENCEGAHAN ANEMIA PADA ANAK SEKOLAH KELAS III, IV
DAN V SDN. 107982 KEC. LUBUK PAKAM.
http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1777/SKRIPSI
%20-%20AYU%20YUNITA%20SIMANJUNTAK.pdf?sequence=1

Penggunaan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe Picture and


Picture

1. Menurut Jagad Aditya Dewantara dan T. Heru Nurgiansah (2021) penerapan model
pembelajaran Picture and Picture dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan berhasil meningkatkan belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri
1 Kasihan Bantul Yogyakarta. Hal ini terlihat dari hasil keaktifan belajar siswa pada
siklus I sebesar 78% dan siklus II sebesar 84%, artinya terjadi peningkatan sebanyak 6%.
Sumber:
Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021). Peningkatan Keaktifan Belajar Melalui Penerapan
Model Picture And Picture Dalam Pembelajaran PPKn di Sekolah Dasar. Publikasi
Pendidikan, 11(3), 234-241.
https://ojs.unm.ac.id/pubpend/article/download/18267/pdf

2. Puji Nur Eftaeni, dkk (2021) mengatakan model pembelajaran picture and picture dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA tema 5 pada siswa kelas V SD Negeri
Banjaragung, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal.
Sumber:
Eftaeni, P. N., Istiandaru, A., & Sulistiowati, E. MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL
BELAJAR IPA TEMA 5 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND
PICTURE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BANJARAGUNG 01 KECAMATAN WARUREJA
KABUPATEN TEGAL.
https://core.ac.uk/download/pdf/362657098.pdf

3. Menurut Fuldiaratman dan Minarni (2020) pembelajaran dengan menggunakan model


picture and picture telah menjadikan pembelajaran berpusat kepada siswa dimana
aktivitas siswa terlihat lebih dominan dibandungkan dengan guru dalam hal memecahkan
permasalahan selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi juga dapat
diketahui bahwa aktivias siswa pada setiap indikator yang diamati telah berjalan efektif.
Sumber:
Fuldiaratman, F., & Minarni, M. (2020). Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Melalui
Model Picture and Picture Berbantuan Media E-Komik. Journal of The Indonesian Society of
Integrated Chemistry (On Progress), 12(2), 62-67.
https://mail.online-journal.unja.ac.id/jisic/article/download/11087/10497

4. Menurut Nur Syam (2020) pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan


model pembelajaran picture and picture terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres
Kampung Parang Kabupaten Gowa dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dilihat dari
keaktifan siswa saat proses pembelajaran dan juga dilihat dari keterlaksanaan aspek yang
diamati dilembar osbservasi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
picture and picture memperoleh nilai 9,31% yang termasuk dalam kategori sangat baik.
Sumber:
Syam, N. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture Terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas IV SD Inpres Kampung Parang Kabupaten Gowa. Mahaguru: Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 1(2), 46-57.
https://ummaspul.e-journal.id/MGR/article/download/2864/826

5. Menurut Yuvardita Habibi dan M. Fachri Adnan (2021) terdapat pengaruh hasil belajar
siswa yang diajar menggunakan model cooperative learning tipe picture and picture
dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional
pada pembelajaran Kurikulum 2013 di kelas IV SDN 05 Pasaman. Dari hasil penelitian
diperoleh informasi bahwa rata-rata proses pembelajaran pada kelas kontrol dan
eksperimen sama-sama mengalami peningkatan kelas eksperimen 66,92%-87,50 dan
kelas kontrol dari 78,46%-81,33%. Hal ini diyakini karena karakteristik siswa yang
hampir sama dan diajarkan oleh guru yang sama. Meskipun secara persentase
peningkatan kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Sebagaimana kenaikan
jarak eksperimen 30,75% hal ini karena model cooperative learning tipe picture and
picture terbukti mengaktifkan siswa lebih aktif dalam belajar mandiri, dan membuat
siswa mempunyai wawasan yang luas. Karena langkah-langkah model cooperative
learning tipe picture and picture lebih spesifik dari pada hanya menggunakan model
saintifik.
Sumber:
Habibi, Y., & Adnan, M. F. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and
Picture Terhadap Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(5),
3399-3412.
https://www.jbasic.org/index.php/basicedu/article/download/1316/758
Pemanfaatan TIK sebagai media audio visual berbasis Youtube

1. Eva Luthfi Fakhru Ahsani, dkk (2021) mengatakan literasi digital merupakan
kemampuan memanfaatkan teknologi dan informasi dengan menggunakan perangkat
digital dalam berbagai aspek yang digunakan dalam dunia pendidikan. Penggunaan
literasi digital pada kurikulum sebagai akses informasi dalam memudahkan siswa untuk
memenuhi kebutuhan dan rasa ingin tahu.
Sumber:
Listyawan, E. A., Karlina, I., & Ayushandra, V. (2021, December). Media Interaktif sebagai
Literasi Digital Era 21 untuk Pembelajaran Sekolah Dasar. In Proseding Didaktis: Seminar
Nasional Pendidikan Dasar (Vol. 6, No. 1, pp. 229-237).
http://proceedings.upi.edu/index.php/semnaspendas/article/download/2229/2051

2. Nashran Azizan, dkk (2020) mengatakan youtube menjadi media yang sangat digemari
oleh seluruh sumber data. Selain digemari, ternyata media youtube menjadi penarik siswa
sehingga mampu meningkatkan minat dalam belajarnya pada mata pelajaran Akidah
Akhlak. Media youtube menjadi solusi bagi siswa dalam mengerjakan tugas yang telah
diberikan oleh guru. Hanya saja siswa perlu dipantau oleh orang tua pada saat siswa
menggunakan media youtube agar tidak terjadi hal-hal yang berbau negatif. Selain itu,
guru juga penting berinovasi dalam membuat video pembelajaran dan mengunggahnya di
youtube, agar siswa tetap belajar pada koredor kompetensi dasar yang telah ditentukan
berdasarkan kurikulum.
Sumber:
Azizan, N., Lubis, M. A., & Muvid, M. B. (2020). Pemanfaatan Media Youtube Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak. Darul Ilmi: Jurnal Ilmu
Kependidikan dan Keislaman, 8(2), 195-212.
http://194.31.53.129/index.php/DI/article/viewFile/3198/2323

3. Sherli Pentianasari, dkk (2022) mengatakan di sekolah guru dapat memanfaatkan literasi
digital saat pembelajaran demi tercapainya pembelajaran berbasis kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Sumber:
Pentianasari, S., Amalia, F. D., & Martati, B. (2022). PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
PADA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMANFAATAN LITERASI DIGITAL. Jurnal
PGSD, 8(1), 58-72.
https://e-journal.umc.ac.id/index.php/JPS/article/download/2958/1635

4. Menurut Ita Musfirowati Hanika, dkk (2020) penggunaan media baru yaitu YouTube
sebagai sarana sosialisasi yang dilakukan di lima sekolah dasar wilayah DKI Jakarta
dinilai cukup efektif dalam menyampaikan pesan sosialisasi literasi media karena dalam
mengaksesnya sangat mudah dijangkau dan YouTube merupakan jenis media baru yang
memiliki fasilitas audio dan visual, sehingga pembelajaran lebih mudah diterima oleh
siswa.
Sumber:
Hanika, I., Putri, M. I., & Witjaksono, A. A. (2020). Sosialisasi literasi media digital di Jakarta
(studi eksperimen penggunaan youtube terhadap siswa sekolah dasar di Jakarta). Jurnal
Komunikasi dan Kajian Media, 4(2), 153-172.
https://jurnal.untidar.ac.id/index.php/komunikasi/article/download/3324/1612

5. Menurut Siska Mardiana, dkk (2022) kegiatan pengabdian mengenai literasi digital pada
siswa di SD IT Madani Cilegon, telah memberikan penguatan kepada siswa mengenai
penggunaan internet dan media digital untuk hal hal yang positif, siswa lebih memahami
mengenai keamanan di dunia digital, dan pencarian sumber informasi dan konten konten
yang sesuai dengan usia. Kegiatan pengabdian ini juga mendorong keberhasilan
pembelajaran secara daring karena berdasarkan hasil evaluasi sebesar 91% siswa dapat
mencari informasi, membaca, menyimak, melalui media digital seperti blog, media sosial,
web maupun youtube, dan yang utama dapat mengikuti pembelajaran yang berlangsung
sehingga walaupun di masa pandemi Covid, pembelajaran dapat berlangsung dengan
baik.
Sumber:
Mardiana, S., Putri, L. D., & Surahman, S. (2022). Literasi Digital dalam Upaya Mendukung
Pembelajaran Online pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Cilegon. KAIBON ABHINAYA: JURNAL
PENGABDIAN MASYARAKAT, 4(1), 47-54.
https://e-jurnal.lppmunsera.org/index.php/KA/article/download/3809/1913

Anda mungkin juga menyukai