Anda di halaman 1dari 2

Masyarakat profesional semakin meningkat, banyaknya lulusan perguruan tinggi sangat mempengaruhi

kompetisi antar lulusan, profesionalitas dipertaruhkan. Bagaimana menurut pandangan Anda yang masi
berupaya menjadi profesional ?

Sikap profesional merupakan salah satu sikap penting yang harus dimiliki oleh pekerja untuk menunjang karir yang
dijalankannya. Sikap ini harus diterapkan dalam berinteraksi dengan relasi. Seorang profesional tentunya harus
mempunyai keahlian yang di dapatkan melalui suatu proses pendidikan dan disamping itu terdapat unsur semangat
pengambilan dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Dalam melakukan tugas profesi, seorang profesional harus
dapat bertindak objektif, yang artinya bebas dari rasa sentimen, benci, malu maupun rasa malas dan enggan
bertindak serta mengambil keputusan.

Untuk menjalanlan pekerjaan secara profesional, seorang pekerja harus memiliki hardskil yang sesuai dengan
bidang yang dijalani. Selain hard skill, soft skill juga skill penting. Skill yang harus dimiliki, khususnya pada industri
4.0 seperti complex problem solving, critical thinking, creativity, people management, coordinating dan lainnya.

Soekirman (1996), menyatakan bahwa profesional harus memiliki persyaratan berikut:


- Berpedidikan, berpengetahuan dan memiliki keterampilan yang cukup.
- Mempunyai etika yang baik, antara lain: jujur, tepat janji, berfalsafah ilmu padi.
- Mempunyai integritas, yaitu: memiliki nilai intelektual, harga diri, dan memiliki kebanggaan serta
kepribadian.
- Mempunyai organisasi, tempat ia bertukar pikiran dan bertukar pengetahuan/ilmu serta mengembangkan
diri.
- Memiliki jurnal yang bisa menunjang keprofesiannya.

Menurut Sumardi (2001), penggunaan istilah profesionalisme menunjuk pada derajat penampilan seseorang
sebagai profesional atau penampilan suatu pekerjaan sebagai sebuah profesi. Seseorang yang mempunyai tingkat
profesionalitas tinggi harus melakukan pembelajaran secara teratur dan sistematik, mencakup teori, keterampilan
dan metode untuk kemudian menjaga prestasi dan perilaku kerjanya dengan standar yang tinggi. Dengan kata lain,
seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi dicirikan dengan :
- Mengetahui dan menyadari akan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
- Meluangkan seluruh waktunya pada profesi yang ditekuninya
- Segala perolehan finasial bersumber dari profesinya
- Memiliki tingkat kebanggaan yang tinggi akan profesinya
- Mengabdi pada kepentingan masyarakat artinya setiap pelaku profesi harus meletakkan kepentingan pribadi
di bawah kepentingan masyarakat
- Memiliki izin khusus untuk menjalankan profesi, khususny bagi profesi-profesi tertentu yang sifatnya resmi
dan memerlukan pengetahuan dan kompetensi yang tidak terdapat pada profesi lainnya, misalnya dokter
umum atau dokter spesialis
- Mampu mengenali dengan jelas hakekat profesi yang dimiliki dengan profesi lain
- Memiliki organisasi profesi yang kuat
- Setiap profesi memiliki klien (konsumen) yang jelas. Klien disini bermakna sebagai pihak pemakai jasa
profesi. Misalnya dokter mempunyai klien seorang pasien yang menderita sakit.

Menurut Morrow dan Goetz (1988), profesionalisme mengandung lima elemen :


- Pengabdian pada profesi (dedication) yang tercermin dalam dedikasi profesional melalui penggunaan
pengetahuan dan nkecakapan yang dimiliki. Sikap ini adalah ekspresi dari pencerahan diri secara total
terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan bukan sekedar alat untuk mencapai tujuan.
Sdangkan totalitas adalah merupakan komitmen pribadi sehingga kompensasi utama yang diharapkan dari
pekerjaan adalah kepuasan rohani dan kepuasan material.
- Kewajiban sosial(social obligation) yaitu pandangan tentang pentingnya peran profesi serta manfaat yang
diperoleh baik oleh masyarakat maupun profesionalisme itu sendiri, karena adanya pekerjaan tersebut.
- Kemandirian (autonomy demands) yaitu suatu pandangan bahwa seorang profesionalisme harus mampu
membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain.
- Keyakinan terhadap peraturan profesi (belief in self-regulation), yaitu suatu keyakinan bahwa yang paling
berwenang dalam menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi bukan pihak luar ynag tidak
mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaannya.
- Hubungan dengan sesama profesi (profesional community affiliation), yaitu penggunaan ikatan profesi
sebagai acuan, termasuk organisasi formal dan kelompok - kelompok kolega informal sebagai sumber ide
utama pekerjaan ini. Melaui ikatan profesi ini, profesional membangun kesadaran profesinya.

Anda mungkin juga menyukai