Anda di halaman 1dari 40

FISIKA DASAR 1

2021/2022

MODUL PRAKTIKUM
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

KONTRIBUTOR

Modul Praktikum Fisika Dasar I Universitas Pertamina disusun untuk menunjang kegiatan
terstruktur Perkuliahan Fisika Dasar I. Isi modul disesuaikan dengan satuan acara perkuliahan
(SAP) Fisika Dasar I di Universitas Pertamina TA 2021/2022. Praktikum ini diharapkan akan
linear dengan teori yang didapatkan mahasiswa di kelas. Modul ini disusun oleh dosen-dosen dan
Asisten Laboratorium Fisika Dasar Universitas Pertamina.
• Dosen Fisika Dasar Universitas Pertamina:
• N. Fajar Januriyadi, Ph.D
• Dicky Ahmad Zaky, M.T
• Raka Sudira Wardana, M.T
• Dr. Arianta, S.T., M.T.
• Gilang Muhammad Gemilang, M.Sc
• Harya Dwi Nugraha, M.Sc, DIC
• Yelita Anggiane Iskandar, M.T.
• Asisten Laboratorium Fisika Dasar Universitas Pertamina:
• Diva Addini M. M., S.Si
• Isna Rizkydianita S., S.Si
• Rendy Elmianto, S.T
• Rizky Miftahul, S.Si

i
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

PEDOMAN PRAKTIKUM DARING FISIKA DASAR

1. Kehadiran
• Ketidakhadiran karena sakit atau izin harus disertai surat keterangan resmi yang diserahkan
kepada Asisten Laboratorium Fisika Dasar. Izin hanya dapat disampaikan maksimal H-1
praktikum.
• Kehadiran dalam praktikum daring akan diambil dari pengumpulan tugas pendahuluan
berupa laporan awal.

2. Persyaratan Mengikuti Praktikum


• Bergabung ke google clasroom sesuai dengan kelas praktikum masing-masing.
• Sebelum praktikum dimulai, praktikan diharuskan mengumpulkan Tugas Pendahuluan
berupa laporan awal ( halaman judul, tujuan, teori dasar, alat dan bahan) terlebih dahulu.
Laporan harus diketik.
• Pengumpulan tugas pendahuluan harus berupa file PDF dan dikumpulkan di link tugas
google classroom yang akan dibuka 1 jam sebelum praktikum berlangsung.
• Jika tidak mengerjakan laporan awal (halaman judul, tujuan, teori dasar, alat dan bahan)
terlebih dahulu sebelum praktikum maka yang bersangkutan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
• Menyiapkan diri dengan materi praktikum yang akan dilakukan.

3. Pelaksanaan Praktikum
• Mentaati tata tertib yang berlaku di Laboratorium Fisika Dasar.
• Mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Asisten Praktikum.
• Aktif berdiskusi selama jam praktikum berlangsung.

4. Penilaian
• Nilai praktikum ditentukan dari nilai kehadiran, tes awal, aktifitas/keaktikfan, dan
laporan.

ii
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

• Nilai akhir praktikum dihitung dari 80% nilai praktikum, yaitu jumlah nilai seluruh
modul praktikum dibagi jumlah praktikum yang wajib dilaksanakan; dan 20% nilai
presentasi.
• Kelulusan praktikum memiliki nilai akhir praktikum tidak kurang dari 60.

5. Praktikum susulan
• Secara umum tidak diadakan praktikum susulan, kecuali bagi yang berhalangan
praktikum karena sakit atau izin dengan disertai surat resmi. Praktikum susulan akan
dilaksanakan setelah praktikum modul terakhir.

6. Lain-lain
• Praktikum reguler dilaksanakan pada waktu yang dijadwalkan.
• Praktikum yang tidak dapat dilaksanakan karena hari libur, dsb akan diberikan praktikum
pengganti dengan jadwal akan diberikan menyusul.
• Informasi praktikum fisika dasar dapat dilihat pada pengumuman di google clasroom
masing-masing kelas.
• Praktikan yang memberikan / menerima file laporan (memiliki kesamaan dalam
laporannya sesama praktikan atau dari sumber lain) maka nilai laporan akan diberikan nilai
0.
• Jika ada hal yang ingin ditanyakan dapat menghubungi up.fisikadasar@gmail.com atau
labfisdas@universitaspertamina.ac.id.

iii
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

PANDUAN PENULISAN LAPORAN FISIKA DASAR

I. Pendahuluan
Laporan ilmiah adalah manifestasi dari suatu penilitian atau kegiatan ilmiah yang telah
dilakukan. Dalam hal ini adalah kegiatan praktikum di Laboratorium Fisika Dasar. Penulisan
laporan ilmiah menjadi salah satu bagian penting dalam suatu rangkaian penelitian. Hal ini
dikarenakan laporan ilmiah merupakan media yang menjembatani antara peneliti dengan
publik atau orang lain. Oleh karena itu, suatu laporan ilmiah harus mengandung hal-hal
berikut:
• Ringkas, namun harus tetap mengandung hal-hal penting yang rinci dan penjelasan yang
baik.
• Teroganisir, memungkinkan para pembaca dengan mudah menemukan informasi yang
diinginkan
• Informasi dan pemikiran yang relevan, memungkinkan para pembaca dapat melakukan
validasi terahadap kesimpulan anda.

Laporan lebih luas dan lebih mendalam daripada jurnal laboratorium. Laporan harus
bersifat terbuka (accessible) dan lengkap (complete). Suatu laporan disebut terbuka
(accessible) jika seorang pembaca dapat dengan mudah memperoleh informasi dari laporan
tersebut dan mudah mengikuti jalan pikiran dari pembuat laporan. Laporan disebut lengkap
(complete) jika laporan mengandung cukup informasi sehingga pembaca memperoleh
kesempatan untuk memeriksa dan menguji kembali hal – hal yang dituliskan dalam laporan.
Oleh karena itu, dalam menulis laporan hendaknya tidak menyingkat tulisan.
Setiap mahasiswa yang mengikuti kegiatan praktikum Fisika Dasar diwajibkan menuliskan
laporan ilmiah sebagai pembelajaran untuk mengorganisir dan menyajikan hasil kerjanya
secara ilmiah. Oleh karean itu laporan praktikum Fisika Dasar harus ditulis mengikuti format
penulisan tertentu sesuai dengan kaidah tulisan ilmiah yang standar.

II. Struktur Laporan


Laporan ditulis berurutan sesuai dengan struktur laporan. Laporan ditulis tangan dengan
rapi pada buku folio bergaris. Sediakan buku folio bergaris untuk digunakan selama 1 semester
Praktikum Fisika Dasar. Tulisan tangan harus jelas dan dapat dibaca. Gunakan tatanan Bahasa
Indonesia yang baku. Laporan yang baik tidak hanya berisi tabel data dan grafik, namun
iv
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

didukung pula oleh kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti. Dalam pembuatan laporan,
tidak diperkenankan melakukan plagiarism.
Secara garis besar laporan praktikum ditulis untuk menjelaskan mengenai apa saja yang
dilakukan saat praktikum, cara mengolah data dan apa kesimpulan dari hasil yang diperoleh.
Laporan praktikum Fisika Dasar ditulis mengikuti format sebagai berikut :
HALAMAN JUDUL
I. INTISARI
II. PENDAHULUAN
III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA
IV. PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN
VI. REFERENSI

Penulisan nomor bab menggunakan angka romawi (contoh : I. INTISARI). Selanjutnya


nomor sub bab ditulis menggunakan angka arab berdasarkan nomor bab nya. Misalnya dalam
bab pendahuluan (bab ke-2) terdapat empat sub bab maka setiap nomor sub bab ditulis 2.1 ;
2.2 ; 2.3 dan 2.4. Apabila terdapat sub sub bab, maka penomoran sub sub bab dapat dilakukan
dengan menambahkan nomor urut sub sub bab tersebut pada nomor sub bab (contoh : 2.1.1 ;
2.1.2 ; dst). Jika terdapat sub bab selanjutnya maka penomoran dapat ditulis menggunakan
abjad (contoh : a, b, c, dst).

Halaman judul
Halaman judul berisi informasi sebagai berikut :
1. Judul Praktikum
2. Nama Lengkap Penulis, NIM, dan prodi
3. Tanggal praktikum dilaksanakan
4. Tanggal laporan dikumpulkan
5. Nama piminan/asisten praktikum

v
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

Intisari
Intisari ditulis dalam 1 paragraf berisi ringkasan laporan praktikum. Intisari mencakup
judul, tujuan, metode percobaan, data/hasil, pembahasan, dan kesimpulan. Pada bagian intisari
anda dituntut agar dapat menuliskan ringkasan yang komprehensif namun tidak panjang dan
bertele-tele. Intisari ditulis tidak melebihi 200 kata. Pada intisari tidak diperkenankan untuk
mengutip, termasuk mengutip suatu bagian dalam laporan praktikum seperti tabel, gambar,
persamaan, dll.

Pendahuluan
Pendahuluan terdiri dari beberapa sub bab, diantaranya adalah :
1. Tujuan
2. Dasar teori
3. Daftar peralatan
4. Skema percobaan
5. Prosedur percobaan
Tujuan praktikum ditulis berdasarkan tujuan yang hendak dicapai selama percobaan, jika
terjadi perbedaan tujuan dengan modul yang sudah disusun, praktikan menulis tujuan pada saat
percobaan saja. Dasar teori berisi teori yang relevan dengan kegiatan praktikum. Gunakan
buku modul dan buku diktat perkuliahan sebagai referensi dasar teori, namun jangan serta-
merta menyalin dari buku modul atau diktat. Gunakanlah bahasa sendiri dan kutiplah referensi
dengan benar. Hindari menggunakan sumber referensi dari internet berupa blog atau website,
referensi yang baik adalah tulisan yang published, dapat berupa buku atau jurnal. Metode
pengolahan data berisi metode yang digunakan untuk mengolah data. Salah satu metode yang
sering digunakan dalam percobaan fisika dasar adalah metode regresi linier. Apabila praktikan
menggunakan metode regresi linier maka pada sub bab metode pengolahan data berisi
penurunan rumus sehingga diperoleh rumus akhir yang menunjukkan variabel yang menjadi
sumbu 𝑥, sumbu 𝑦, gradien garis (m), dan titik potong garis. Daftar peralatan berisi bahan dan
alat yang digunakan selama praktikum. Skema percobaan berisi gambar percobaan sebenarnya
yang telah dilakukan, bukan menyalin skema percobaan yang terdapat pada modul praktikum.
Prosedur percobaan berisi tahap – tahap percobaan. Pada prosedur percobaan, kalimat yang
digunakan merupakan kalimat pasif.

vi
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

Data
Semua data mentah yang diperoleh saat praktikum dicantumkan pada bagian ini. Belum
ada data hasil pengolahan di bagian ini. Data berupa angka-angka disajikan dalam bentuk tabel
yang rapi dan diberi judul tabel, serta satuan yang tepat.

Pengolahan data
Pengolahan data berisi tabel data praktikum yang telah diolah, grafik, dan perhitungan.
Dalam tabel data berisi variabel yang dijadikan sebagai sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦. Judul grafik,
tabel data, satuan dan simbol harus dituliskan dengan jelas, serta diberikan penomoran grafik
dan tabel dengan urut.

Pembahasan
Bagian ini berisi jawaban dari pertanyaan yang terdapat pada buku modul praktikum
sebagai panduan untuk membuat pembahasan. Pertanyaan pada modul tidak perlu dituliskan
kembali pada laporan. Jawaban pertanyaan dibuat dalam bentuk paragraf. Setiap paragraf
berisi hanya jawaban dari satu pertanyaan.

Kesimpulan
Suatu kesimpulan harus menjawab tujuan praktikum yang sudah dinyatakan pada bagian
tujuan sebelumnya. Jika terdapat tujuan dengan kalimat “dapat menentukan …”, kesimpulan
harus ditulis sampai berupa nilainya (dapat merujuk pada tabel data dan pengolahan data).
Kesimpulan dibuat dalam bentuk poin. Setiap poin berisi jawaban dari satu tujuan yang ditulis
berurtan berdasarkan tujuan yang sudah dibuat.

Referensi
Rujuk semua bahan referensi yang digunakan dalam penyusunan laporan praktikum dan
gunakan penulisan pustaka yang standar. Berikut merupakan contoh penulisan pustaka standar:
[1] Hirose, A. dan Longren. 1985. Introduction to Wave Phenomena. Wiley-Interscience: New
York.

vii
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

III. Tabel, Grafik, dan Persamaan


Grafik
Grafik dibuat pada kertas milimeter blok dan ditempelkan di halaman buku laporan. Grafik
dibuat dengan rapi, jelas, dan selalu mencantumkan satuan serta variabel.
a. Pembuatan grafik
Langkah pertama dalam membuat grafik adalah menentukan variabel apa yang hendak
dijadikan sebagai sumbu horizontal (𝑥) dan sumbu vertikal (𝑦). sumbu 𝑥 merupakan sebab
sedangkan sumbu 𝑦 merupakan akibat dalam sebuah eksperimen. Langkah selanjutnya
adalah menentukan skala yang sesuai untuk kedua sumbu tersebut. Berikut merupakan
aturan untuk memilih skala :
a) Ambillah skala yang sederhana untuk menghindarkan kesalahan. Pilihlah yang
termudah, 1 cm di kertas grafik mewakili 1 unit (atau 10 ; 100 ; 0,1 ; dst). Apabila
pilihan ini mengakibatkan grafik menjadi terlalu besar atau terlalu kecil, ambillah untuk
1 cm di kertas grafik 2 atau 5 unit (atau 10 pangkatnya).

(1.a) (1.b)

Gambar 1. Contoh pemilihan skala

b) Titik – titik pengamatan jangan dipasang terlalu dekat satu sama lain. Pada Gambar
1 terlukis titik – titik pengamatan yang sama, tetapi dengan skala yang berbeda.
Melalui Gambar 1.a, pengamat akan sulit mengambil kesimpulan atau makna dari
grafik. Pilihlah skala yang tepat hinga titik – titik memenuhi kertas grafik secara
layak seperti pada Gambar 1.b. Harus diingat bahwa sering titik asal (yaitu titik
potong dua sumbu) harus masuk ke dalam grafik, hal terebut untuk mengetahui
apakah hasil pengamatan memenuhi hubungan 𝑦 = 𝑚𝑥.

viii
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

c) Jangan membuat jarak terlalu besar atau terlalu kecil. Jarak antar dua angka pada
Gambar 2.a, skala sumbu horizontal terlalu kecil, sedangkan skala sumbu vertikal
terlalu besar. Jarak antar angka yang tepat terdapat pada Gambar 2.b.

salah
(2.a)

baik

(2.b)
Gambar 2. Contoh jarak angka pada sumbu
(2.b)

d) Angka – angka pada sumbu yaitu 1, 2, 3 atau 10, 20, 30 tetapi jangan 10.000 ;
20.000 ; 30.000 atau 0,0001 ; 0,0002 ; 0,0003. Gambar 3.a merupakan penulisan

ix
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

angka pada grafik yang tidak tepat sedangkan pada Gambar 3.b merupakan
penulisan angka pada grafik yang tepat.

salah

(3.a)

baik

(3.b)

Gambar 3. Contoh penulisan angka – angka pada sumbu

b. Saran dalam membuat grafik


a) Pilihlah skala yang tepat sehingga kemiringan grafik berada antara 300 atau 600.
b) Berilah tanda yang jelas untuk titik – titik pengamatan, misal , , atau + . Bintik
yang terlalu kecil akan hilang dalam medan grafik.
c) Gunakan tanda yang berlainan apabila terdapat beberapa kurva dalam satu grafik
d) Tarik garis grafik secara halus dan merata (garis lurus) yang melewati daerah titik –
titik pengamatan, jangan melukis garis patah – patah yang menghubungkan tiap dua
titik pengamatan yang berurutan.
e) Grafik garis lurus yang diharapkan memiliki persamaan 𝑦 = 𝑚𝑥, jangan dipaksakan
untuk menarik garis melalui titik nol, tetapi hendakya ditarik garis lurus yang paling
cocok melalui daerah titik – titik pengamatan.
x
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

DAFTAR ISI

PEDOMAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR............................................................................................. ii


PANDUAN PENULISAN LAPORAN FISIKA DASAR .......................................................................... iii
MODUL 01 DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN .......................................................... 1
MODUL 02 MOMEN INERSIA BENDA ................................................................................................ 10
MODUL 03 PESAWAT ATWOOD ......................................................................................................... 16
MODUL 04 GERAK HARMONIK SEDERHANA ................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 28

xi
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

MODUL 01

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menggunakan alat ukur dengan baik sebagai dasar percobaan lainnya.
2. Menentukan angka ketidakpastian dan angka berarti pada hasil pengukuran.

II. Alat-Alat Percobaan

Tabel 1.1. Alat-alat percobaan

No. Alat dan Bahan Fungsi


1 Mikrometer sekrup Pengukuran dimensi benda
2 Jangka sorong Pengukuran dimensi benda
3 Neraca Pengukuran massa benda
4 Penggaris Pengukuran dimensi benda
5 Termometer Pengukuran data fisis laboratorium
Barometer
6 Pengukuran data fisis laboratorium
laboratorium
7 Gelas ukur Pengukuran volume benda
Benda tidak
8 Bahan pengukuran volume benda
Beraturan
9 Bola besi Bahan pengukuran volume benda
Balok
10 Bahan pengukuran volume benda
kuningan/almunium
11 Serabut Kawat Bahan pengukuran volume benda

1
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

III. Pendahuluan

Alat Ukur Dasar


Alat ukur adalah perangkat untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas atau
variabel fisis. Hasil pengukuran menggunakan alat ukur memiliki nilai ketidakpastian (KTP)
yang harus dicantumkan pada hasil pengukuran. Suatu pengukuran selalu disertai oleh
ketidakpastian. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakpastian tersebut antara lain
adanya:
1. Faktor alat: Nilai Skala Terkecil (NST),
2. Faktor kemampuan si pengukur: kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan
paralaks,
3. Faktor pada saat proses pengukuran: perubahan terjadi saat benda diukur
4. Faktor benda yang diukur: bahan yang diukur tidak stabil atau berubah
5. Faktor lingkungan: temperatur, tekanan udara, kelembaban udara. Oleh karena itu pada
hasil percobaan perlu dicantumkan data kondisi lingkungan laboratorium.

Pembacaan Skala pada Alat Ukur


Kemampuan pembacaan skala pada alat ukur juga memegang peranan penting untuk
menentukan ketidakpastian pada proses pengukuran. Untuk itu akan dibahas bagaimana cara
membaca skala pada suatu alat ukur. Pada beberapa alat ukur seperti jangka sorong dan
mikrometer sekrup terdapat dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Pada skala tersebut
ada yang disebut Nilai Skala Terkecil (NST). NST merupakan suatu nilai skala yang tidak
dapat dibagi lagi.

Nilai Skala Terkecil


Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat dibagi lagi, inilah yang disebut
Nilai Skala Terkecil (NST). Ketelitian alat ukur bergantung pada NST ini. Pada Gambar 1.1
di bawah ini tampak bahwa NST dari alat ukur sebesar 0,25 satuan.

Gambar 1.1. Skala Utama Suatu Alat Ukur dengan NST = 0,25 Satuan

2
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

Skala Nonius
Skala nonius merupakan skala yang akan meningkatkan ketelitian pembacaan alat ukur. Cara
membaca skala nonius yaitu dengan membaca angka pada skala nonius yang berhimpit dengan
angka pada skala utama.

Gambar 1.2. Skala Utama dan Nonius pada Jangka Sorong

Gambar 1.2 menunjukkan contoh skala utama dan skala nonius pada jangka sorong. Bila kita
melihat angka utama pada jangka sorong terlihat nilai angka 22. Lalu kita melihat skala nonius.
Maka kita menemukan angka 6 pada skala nonius berhimpitan dengan angka pada skala utama.
Berarti nilai hasil pengukuran sebesar 22,60 mm.

Ketidakpastian pada pengukuran


Karena banyak faktor yang mempengaruhi keakuratan suatu pengukuran, maka setiap hasil
pengukuran harus mencantumkan angka ketidakpastian pengukuran. Ada dua macam
ketidakpastian yaitu ketidakpastian mutlak dan relatif.

Ketidakpastian mutlak
Setiap alat ukur pasti memiliki keterbatasan yang berbeda yang disebabkan oleh skalanya yang
tidak dapat dibagi lagi. Hal tersebut menyebabkan adanya ketidakpastian mutlak. Ketidak
pastian mutlak bisa berbeda untuk pengukuran tunggal maupun berulang. Nilai ketidakpastian
mutlak untuk pengukuran tunggal nilainya sebesar setengah dari NST. Misalnya untuk suatu
besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam pengukuran tunggal adalah:

1
∆𝑥 = 𝑁𝑆𝑇 (1. 1)
2

3
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

dengan hasil pengukurannya dituliskan sebagai berikut :

𝑋 = 𝑥 ± ∆𝑥 (1. 2)

Penulisan hasil pengukuran berulang dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
adalah menggunakan Standar Deviasi.

Standar Deviasi (Simpangan Baku)


Bila dalam pengamatan dilakukan n kali pengukuran dari besaran x dan terkumpul data x1, x2,
... xn, maka nilai rata-rata dari besaran ini adalah:
𝑛
1 1
𝑥̅ = (𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛 ) = ∑ 𝑥𝑗 (1. 3)
𝑛 𝑛
𝑗=1

Besar simpangan nilai rata-rata tersebut terhadap nilai sebenarnya (x0, yang tidak mungkin kita
ketahui nilai sebenarnya) dinyatakan oleh standar deviasi, yakni

2 2
∑𝑛𝑗=1(𝑥𝑗 − 𝑥̅ ) 𝑛 ∑𝑛𝑗=1 𝑥𝑗 2 − (∑𝑛𝑗=1 𝑥𝑗 )
𝑠𝑥 = √ = √ (1. 4)
(𝑛 − 1) 𝑛(𝑛 − 1)

Standar deviasi yang diberikan oleh persamaan (1.4) diatas menyatakan bahwa nilai benar dari
besaran x terletak dalam selang (𝑥̅ − 𝑠𝑥 ) sampai (𝑥̅ + 𝑠𝑥 ). Jadi penulisan hasil pengukurannya
adalah 𝑥 = 𝑥̅ ± 𝑠𝑥 .

Ketidakpastian relatif
Ketidakpastian relatif adalah ukuran ketidakpastian yang diperoleh dari perbandingan antara
ketidakpastian mutlak dengan hasil pengukurannya, yaitu:

∆𝑥
𝐾𝑇𝑃 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = (1. 5)
𝑥

Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai

𝑋 = 𝑥 ± (𝐾𝑇𝑃 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑥 100%) (1. 6)

Ketidakpastian relatif bisa digunakan untuk memvalidasi suatu percobaan atau set data di
laboratorium. Contohnya bisa ketidakpastian relatifnya sebesar 10% maka bisa kita katakan
data pada percobaan tersebut memiliki error yang kecil.

4
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

Ketidakpastian pada Fungsi Variabel


Jika suatu variabel merupakan fungsi dari variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian, maka
variabel ini akan disertai pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut sebagai perambatan
ketidakpastian. Misalkan dari suatu pengukuran panjang dan lebar suatu persegi panjang
diperoleh nilai panjang a = (a  a ) dan lebar b = (b  b ) . Maka untuk mendapatkan nilai
ketidakpastian dari luasnya hrus dihitung dengan rumus perambatan ketidakpastian.
Ketidakpastian suatu variabel yang merupakan hasil operasi dari kedua variabel tersebut dapat
dihitung dengan rumusan seperti dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Contoh Perambatan Ketidakpastian

Variabel Operasi Hasil Ketidakpastian


Penjumlahan p = a+b p = a + b

Pengurangan q = a −b q = a + b
r a b
Perkalian r = ab = +
a  a r a b
b  b
a s a b
Pembagian s= = +
b s a b
t a
Pangkat t = an =n
t a

IV. Prosedur Percobaan

Pada percobaan ini pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran volume dan massa benda
beraturan dan benda tidak beraturan. Dengan menggunakan data pengukuran tersebut
kemudian dihitung densitas dari dua jenis benda tersebut. Pengukuran dan perhitungan
dilakukan dengan memperhitungkan angka KTP. Sebelum melakukan pengukuran pada benda
beraturan dan tidak beraturan, terlebih dahulu dilakukan pengukuran terhadap kondisi fisis
laboratorium. Hal ini perlu dilakukan karena seperti dijelaskan sebelumnya hasil pengukuran
akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat percobaan dilakukan.
V. Laporan
1. Data dan Pengolahan Data
1.1. Catat data fisis laboratorium (tekanan udara dan suhu) dan cantumkan dalam laporan.
Suhu ruangan (𝑇) = …. °𝐶 𝐾𝑇𝑃 = …. °𝐶
Tekanan ruangan (𝑃) = …. 𝑚𝑚𝐻𝑔 𝐾𝑇𝑃 = …. 𝑚𝑚𝐻𝑔

5
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

1.2. Buatlah tabel-tabel berikut:


a. Pengukuran dimensi benda beraturan (Jangka Sorong)

Tabel 1.3. Pengukuran dimensi dan perhitungan volume benda beraturan (jangka sorong)

Pengukuran Dimensi
Panjang (𝑚𝑚)
No Nama Benda 𝑝̅ (𝑚𝑚) KTP (𝑚𝑚) 𝑝 = (𝑝̅ ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑚𝑚
I II III
1 Balok 1
2 Balok 2
3 Balok 3
4 Balok 4
Lebar (𝑚𝑚)
No Nama Benda 𝑙 ̅ (𝑚𝑚) KTP (𝑚𝑚) 𝑙 = (𝑙 ̅ ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑚𝑚
I II III
1 Balok 1
2 Balok 2
3 Balok 3
4 Balok 4
Tinggi (𝑚𝑚)
No Nama Benda 𝑡̅ (𝑚𝑚) KTP (𝑚𝑚) 𝑡 = (𝑡̅ ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑚𝑚
I II III
1 Balok 1
2 Balok 2
3 Balok 3
4 Balok 4
Perhitungan Volume
No Nama Benda 𝑉̅ (𝑚𝑚3 ) KTP (𝑚𝑚3 ) 𝑉 = (𝑉̅ ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑚𝑚3
1 Balok 1
2 Balok 2
3 Balok 3
4 Balok 4

6
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

b. Pengukuran dimensi benda beraturan (Penggaris)

Tabel 1. 4. Pengukuran dimensi benda beraturan (penggaris)

No Nama Benda 𝑝 (𝑐𝑚) KTP (𝑐𝑚) 𝑃 = 𝑝 ± 𝐾𝑇𝑃 𝑐𝑚


1 Balok 1
2 Balok 2
3 Balok 3
4 Balok 4

c. Pengukuran dimensi dan volume benda beraturan (Mikrometer Sekrup)

Tabel 1. 5. Pengukuran dimensi dan perhitungan volume benda beraturan (mikrometer sekrup)

Pengukuran Dimensi
Diameter (𝑚𝑚)
No Nama Benda 𝑑̅ (𝑚𝑚) KTP (𝑚𝑚) 𝑑 = 𝑑̅ ± 𝐾𝑇𝑃 𝑚𝑚
I II III
1 Bola 1
2 Bola 2
3 Bola 3
Perhitungan Volume
No Nama Benda 𝑉̅ (𝑚𝑚3 ) KTP (𝑚𝑚3 ) 𝑉 = (𝑉̅ ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑚𝑚3
1 Bola 1
2 Bola 2
3 Bola 3

d. Pengukuran massa benda beraturan

Tabel 1.6. Pengukuran massa dan perhitungan massa jenis benda beraturan

Pengukuran Massa
No Nama Benda m (𝑔 ) KTP (𝑔) 𝑀 = (𝑚 ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑔
1 Balok 1
2 Balok 2
3 Balok 3
4 Balok 4

7
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

Pengukuran Massa
No Nama Benda m (𝑔 ) KTP (𝑔) 𝑀 = (𝑚 ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑔
5 Bola 1
6 Bola 2
7 Bola 3
Perhitungan Massa Jenis
No Nama Benda 𝜌 (𝑔/𝑚𝑚3 ) KTP (𝑔/𝑚𝑚3 ) 𝝆 = (𝜌 ± 𝐾𝑇𝑃) (𝑔/𝑚𝑚3 )
1 Balok 1
2 Balok 2
3 Balok 3
4 Balok 4
5 Bola 1
6 Bola 2
7 Bola 3

e. Pengukuran volume benda tidak beraturan

Tabel 1.7. Pengukuran volume benda tidak beraturan

No Nama Benda 𝑉 (𝑚𝑙) KTP (𝑚𝑙) 𝑽 = 𝑉 ± 𝐾𝑇𝑃 (𝑚𝑙 )


1 Benda 1
2 Benda 2

f. Pengukuran massa benda tidak beraturan

Tabel 1.8. Pengukuran massa benda tidak beraturan

No Nama Benda 𝑚 (𝑔) KTP (𝑔) 𝒎 = 𝑚 ± 𝐾𝑇𝑃 (𝑔)


1 Benda 1
2 Benda 2

8
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

g. Perhitungan massa jenis benda tidak beraturan


Tabel 1.9. Pengukuran massa benda tidak beraturan
Perhitungan Massa Jenis
No Nama Benda 𝜌 (𝑔/𝑚𝑙 ) KTP (𝑔/𝑚𝑙 ) 𝝆 = (𝜌 ± 𝐾𝑇𝑃) (𝑔/𝑚𝑙 )
1 Benda 1
2 Benda 2

9
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

MODUL 02
MOMEN INERSIA BENDA
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini Anda akan diharapkan:
1. Memahami konsep momen inersia benda
2. Dapat menentukan momen inersia benda

II. Alat-alat Percobaan

Tabel 2.1. Alat Percobaan

Alat momen inersia 1 set


Bola pejal, silinder pejal, silinder berongga, piringan 213, @ 1 buah
piringan 174 dan kerucut pejal
Jangka sorong dan atau penggaris*) 1 buah
Neraca *) 1 buah
Gerbang cahaya (photo gate) 1 buah
Pencacah waktu (Timer counter AT 01) *) 1 buah
*) Alat tambahan

Gambar 2.1. Peralatan Percobaan

10
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

III. Pendahuluan
Momen Inersia Benda
Sebuah sistem yang terdiri dari tiga buah partikel dengan
massa 𝑚1 , 𝑚2 , dan 𝑚3 membentuk suatu benda tegar seperti
tampak pada Gambar 2.2.
Apabila 𝑚1 berada pada posisi 𝑟1 dan bergerak rotasi
dengan kecepatan sudut 𝑤, memiliki kecepatan linier 𝑣1 =
𝑤 x 𝑟1, momentum sudut partikel tersebut
𝐿1 = 𝑟1 𝑝1 = 𝑚1 𝑟1 𝑣1
Gambar 2.2. Sistem Benda Tegar dengan
𝐿1 = 𝑚1 𝑟1 (𝑤𝑟1 ) Tiga Partikel Berputar dengan Sumbu di O
atau
𝐿1 = 𝑚1 𝑟1 2 𝑤 ........................................ (2. 1)
dengan cara yang sama untuk m2 dan m3
𝐿2 = 𝑚2 𝑟2 2 𝑤
𝐿3 = 𝑚3 𝑟3 2 𝑤
besarnya momentum sudut total dapat dituliskan
𝐿 = 𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿3
𝐿 = (𝑚1 𝑟1 2 +𝑚2 𝑟2 2 +𝑚3 𝑟3 2 )𝑤
𝐿 = 𝐼𝑤 ........................................................... (2. 2)
dengan
𝐼 = 𝑚1 𝑟1 2 +𝑚2 𝑟2 2 +𝑚3 𝑟3 2
yang dapat dituliskan
𝐼 = ∑3𝑖=1 𝑚𝑖 𝑟𝑖 2
Persamaan (2.2) menunjukkan hubungan antara 𝐿, 𝐼, dan 𝑤. Hubungan ini mirip dengan
hubungan antara momentum linier 𝑝, 𝑚, dan 𝑣 pada gerak translasi, p = mv. Jadi besaran l
identik dengan massa m pada gerak translasi dan disebut momen inersia benda tegar.
Untuk suatu sistem N partikel yang membentuk benda tegar, momen inersianya adalah
𝑁
𝐼=∑ 𝑚𝑖 𝑟𝑖 2 (2. 3)
𝑖=1

Untuk suatu benda tegar dengan distribusi massa yang kontinyu, suatu elemen massa ∆𝑚i yang
berjarak 𝑟𝑖 dari sumbu putar, momen inersia benda dapat dituliskan

11
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

𝑁
𝐼=∑ 𝑟𝑖 2 ∆𝑚𝑖 (2. 4)
𝑖=1

Apabila ∆𝑚𝑖 diambil sangat kecil, momen inersia dapat dituliskan

𝐼 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚 (2. 5)

dengan 𝑑𝑚 adalah elemen massa.


Dari persamaan momen inersia di atas, kita dapat menghitung mome inersia untuk berbagai
benda, seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. 2. Momen Inersia Benda


No Nama Benda Letak Sumbu Momen Inersia
1 Silinder pejal Pada sumbu silinder 𝑚𝑅2
2
2 Silinder pejal Pada diameter pusat 𝑚𝑅2 𝑚𝑙 2
+
4 12
3 Silinder berongga Pada sumbu silinder 𝑚 2
(𝑅 + 𝑅22 )
2 1
4 Bola pejal Pada diameternya 2𝑚𝑅2
5
5 Bola berongga Pada diameternya 2𝑚𝑅2
3
6 Kerucut pejal Pada sumbu kerucut 3𝑚𝑅2
10

Alat yang digunakan memiliki momen inersia tersendiri, sehingga momen inersia alat perlu
dihitung dengan persamaan :

𝑘 2
𝐼0 = 𝑇 (2. 6)
4𝜋 2 0

Apabila sebuah benda dipasangkan pada Alat Momen Inersia, kemudian diosilasikan, perioda
osilasinya adalah :

4𝜋 2
𝑇2 = 𝐼 + 𝐼0 (2. 7)
𝑘

Dengan 𝑇 adalah perioda osilasi dan 𝐼 adalah momen inersia benda.

12
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

Momen inersia benda yang terpasang pada Alat Momen Inersia dapat diketahui dengan
persamaan :

𝑇2
𝐼 = ( 2 − 1) 𝐼0 (2. 8)
𝑇𝑜

IV. Prosedur Percobaan


Pada percobaan ini pengukuran dilakukan dnegan menggunakan alat momen inersia
dan pencacah waktu AT-01. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan periode getaran dari
masing-masing benda yang telah ditentukan. Periode getaran tersebut yang nantinya akan
digunakan dalam menghitung momen inersia masing-masing benda. Untuk langkah-langkah
percobaan yang lebih detailnya dapat dilihat di video percobaan praktikum.

V. Data dan Pengolahan Data


5.1. Pengukuran Dimensi Benda
Tabel 2. 3. Pengukuran dimensi benda
No Nama Benda Massa (kg) Diameter luar (m) Diameter dalam (m)
1 Bola pejal
2 Silinder pejal
3 Silinder berongga
4 Piringan 213
5 Piringan 714
6 Kerucut pejal

5.2. Konstanta Pegas Spiral pada Alat Momen Inersia


Tabel 2. 4. Simpangan alat momen inersia untuk setiap penambahan beban
Repetisi pengukuran
Massa beban (g) Simpangan (°) 𝜽 rata-rata (°)
1 2 3
50 𝜃1
60 𝜃2
80 𝜃3
100 𝜃4
150 𝜃5
200 𝜃6

13
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

Tabel 2. 5. Waktu 10 getaran alat momen inersia


Waktu 10 getaran (s) Waktu rata- Perioda diri,
rata (s) 𝑻𝟎 (s)
𝒕𝟏 𝒕𝟐 𝒕𝟑 𝒕𝟒 𝒕𝟓 𝒕𝟔 𝒕𝟕 𝒕𝟖 𝒕𝟗 𝒕𝟏𝟎

Tabel 2. 6. Perhitungan gaya, torsi, dan simpangan untuk setiap penambahan beban

𝑴 (kg) 𝑭 (N) 𝝉 (Nm) 𝜽 (rad)


0.05
0.06
0.08
0.10
0.15
0.20
𝑅 = 0.045 𝑚; 𝑔 = 9.80 𝑚/𝑠 2
5.3. Momen Inersia Benda

Tabel 2. 7. Waktu 10 getaran untuk setiap benda

Waktu Perioda
Nama Waktu 10 getaran (s)
rata-rata (s) (s)
Benda
𝒕𝟏 𝒕𝟐 𝒕𝟑 𝒕𝟒 𝒕𝟓 𝒕𝟔 𝒕𝟕 𝒕𝟖 𝒕𝟗 𝒕𝟏𝟎
Bola
pejal
Silinder
pejal
Silinder
berongga
Piringan
213
Piringan
174
Kerucut
pejal

14
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

Tabel 2. 8. Momen Inersia Benda Hasil Percobaan


No. Nama Benda Iteori (kg m2) I (kg m2) KSR (%)
1. Bola pejal
2. Silinder pejal 15
3. Silinder pejal 213
4. Silinder pejal 714
5. Silinder berongga
6. Kerucut Pejal

15
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

MODUL 03
PESAWAT ATWOOD

I. Tujuan

1. Memahami peristiwa GLB (Gerak Lurus Beraturan) dan GLBB (Gerak Lurus Berubah
Beraturan) pada pesawat atwood.
2. Menentukan percepatan gerak benda pada gerak lurus berubah beraturan
3. Menentukan momen inersia katrol secara teori dan eksperimen
4. Memahami gerak lurus berdasarkan besaran-besaran kinematisnya.

II. Alat-Alat Percobaan


1. Atwood bertiang ganda.
Tinggi tiang : 150 cm
Katrol : diameter 12 cm; bahan plexiglass
2. Tali penggantung berbahan nilon yang digunakan untuk menghubungkan 2 buah beban
silinder, panjang 185 cm.
3. Dua buah beban berbentuk silinder M1 dan M2 yang massanya sama (100 gram) diikatkan
pada ujung-ujung tali penggantung; terbuat dari bahan kuningan.
4. Beban tambahan bercelah berjumlah 5 buah, masing-masing memiliki massa 5 gram.
Beban dapat diletakkan di atas beban sislinder. Bahan aluminium.
5. Penghenti beban dengan lubang (diameter 3,64 cm), digunakan untuk menahan beban
bercelah untuk percobaan GLB. Bahan baja
6. Penghenti beban tanpa lubang, digunakan untuk menahan beban silinder. Bahan baja.
Posisi penghenti beban dengan dan tanpa lubang dapat diatur dengan mudah disepanjang
tiang.
7. Pemegang beban dengan pegas (pelepas beban) yang digunakan untuk menahan dan
melepas beban silinder.
8. Pewaktu Pencacah (Time Counter) AT-01 yang digunakan untuk menghitung waktu
perpindahan beban silinder.
9. Gerbang cahaya

16
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

Pesawat Atwood dan pelengkapnya ditunjukkan pada Gambar 3. 1.

Gambar 3. 1. Pesawat Atwood

17
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

III. Pendahuluan
Gerak Lurus Beraturan
Pada gerak lurus beraturan perubahan jarak tetap untuk setiap selang waktu tertentu. Hal
ini berarti benda bergerak dengan kecepatan tetap atau tanpa percepatan.
s Secara matematis
dapat ditulis:
𝑠
𝜈= (3. 1)
𝑡

Hal ini sesuai dengan Hukum Newton I yang berbunyi:


Sebuah benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan terus bergerak
dengan laju dan arah tetap jika tidak ada gaya luar yang bekerja padanya (F=O).

Secara umum, pengalaman kita menunjukkan bahwa benda yang digerakkan tidak akan terus
bergerak, melainkan berhenti setelah beberapa saat. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya
gesekan. Agar benda dapat bergerak maka dibutuhkan gaya yang besarnya sama atau
melebihi gaya gesekan.

Gerak lurus beraturan pada pesawat Atwood dapat diperoleh dengan cara menambahkan
beban bercelah pada salah satu beban silinder kemudian beban tersebut ditahan menggunakan
penahan beban berlubang sehingga selanjutnya beban silinder bergerak dengan kecepatan
tetap.

Pengukuran waktu untuk GLB dapat dilakukan dengan 2 mode Pewaktu Pencacah yang
berbeda, yaitu TIMING I dan TIMING II yang akan dilakukan pada percobaan ini.

Gerak Lurus Berubah Beraturan


Setiap benda yang bergerak dengan perubahan kecepatan, baik bertambah atau
berkurang, dapat dikatakan mengalami percepatan. Percepatan dapat didefinisikan
sebagai perubahan kecepatan dalam satu satuan waktu.
𝑣𝑡 = 𝑣0 + 𝑎. 𝑡 (3. 2)

Keterangan:
𝑣0 : kecepatan awal benda saat 𝑡 = 0.
18
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

𝑣𝑡 : kecepatan gerak benda saat waktu 𝑡.


𝑎 : percepatan tetap.

Perubahan kecepatan sebagai fungsi jarak dengan percepatan tetap dirumuskan dengan:
𝑣𝑡2 = 𝑣02 + 2. 𝑎. ∆𝑠 (3. 3)

Keterangan:
𝑣0 : kecepatan awal benda saat 𝑠 = 0.
𝑣𝑡 : kecepatan gerak benda pada jarak 𝑠
∆𝑠 : jarak yang ditempuh benda.
𝑎 : percepatan tetap.

Sedangkan perubahan jarak sebagai fungsi waktu dengan percepatan tetap dirumuskan
dengan:

1
𝑠𝑡 = 𝑠0 + 𝑣0 . 𝑡 + 𝑎. 𝑡 2 (3. 4)
2

Keterangan:
𝑠0 : jarak benda saat 𝑡 = 0.
𝑠𝑡 : jarak yang ditempuh benda saat waktu 𝑡
𝑣0 : kecepatan benda saat 𝑡 = 0.
𝑎 : percepatan tetap.

Momen Inersia Katrol


Pesawat Atwood yang ideal memiliki katrol yang tidak bermassa dan berputar tanpa gesekan.
Akan tetapi, pada kenyataannya pesawat Atwood yang digunakan biasanya memiliki katrol
dengan massa 𝑚𝑘 yang dapat menahan percepatan dan mengurangi gaya tarik benda. Oleh
karena itu, massa dan momen inersia katrol harus diperhitungkan dalam percobaan.

Pada pesawat Atwood terdapat momen gaya yang bekerja antara katrol dan tali yang
menyebabkan katrol berotasi dengan percepatan sudut tertentu. Hubungan antara momen
gaya 𝜏, momen inersia 𝐼, dan percepatan sudut 𝑎 dinyatakan dalam persamaan berikut:

19
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

𝛴𝜏 = 𝐼. 𝑎 (3. 5)

Persamaan ini identik dengan Hukum II Newton yang telah dibahas pada percobaan
sebelumnya.

Gambar 3. 2. Gaya-gaya yang bekerja pada M1 dan M2

Gaya yang bekerja pada M1:

𝛴𝐹 = 𝑇1 − 𝑀1 . 𝑔 = 𝑀1 . 𝑎 atau 𝑇1 = 𝑀1 . 𝑎 + 𝑀1 . 𝑔 (3. 6)

Sedangkan pada beban silinder M2:

𝛴𝐹 = (𝑀2 + 𝑚)𝑔 − 𝑇2 = (𝑀2 + 𝑚)𝑎 atau 𝑇2 = (𝑀2 + 𝑚)𝑔 − (𝑀2 + 𝑚)𝑎 (3. 7)

Resultan momen gaya sistem adalah selisih gaya tegangan tali T2 dan T1 dikali jari-jari
katrol:
(𝑇2 − 𝑇1 )𝑅 = 𝐼. 𝛼 (3. 8)
[(𝑀2 + 𝑚)𝑔 − (𝑀2 + 𝑚)𝑎 − 𝑀1 . 𝑎 − 𝑀1 . 𝑔]𝑅 = 𝐼. 𝛼 (3. 9)
Percepatan sudut α dapat didefinisikan dengan:
𝑎
𝛼=
𝑅

Maka:

𝐼. 𝑎
(𝑀2 + 𝑚 − 𝑀1 )𝑔 − (𝑀2 + 𝑚 + 𝑀1 )𝑎 = (3. 10)
𝑅2
20
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

Sehingga percepatan 𝑎 menjadi:

(𝑀2 + 𝑚 − 𝑀1 )𝑔
𝑎= (3. 11)
𝐼
(𝑀2 + 𝑚 + 𝑀1 + 2 )
𝑅

Perhitungan waktu untuk menentukan percepatan dapat ditentukan dengan 2 fungsi


Pewaktu Pencacah, yaitu TIMING I dan TIMING II. TIMING I menghitung waktu selama
gerbang cahaya terhalang oleh suatu objek. Dalam hal ini, data waktu yang diperoleh
merupakan waktu saat beban silinder melewati gerbang cahaya 1 dan 2, yaitu E1 dan E2.
Sedangkan data yang diperoleh dari percobaan dengan fungsi TIMING II adalah waktu
tempuh dari gerbang cahaya 1 ke 2 dengan variasi jarak dari kedua gerbang cahaya.

IV. Persiapan Percobaan


1. Ukur dan catat jari-jari katrol R.
2. Timbang massa beban silinder M1 dan M2.
3. Gantungkan beban silinder pada ujung-ujung tali kemudian lewatkan tali pada katrol.
4. Pastikan bahwa tali terletak pada bagian tengah pengarah beban. Jika tali tidak berada
di tengah, maka sesuaikan dengan mengatur kerataan pesawat Atwood menggunakan
sekrup pengatur ketegaklurusan pada bagian alas.
5. Putar sekrup hingga tali beban berada tepat di tengah masing-masing pengarah beban.
6. Pasang pemegang beban pada sisi kiri paling bawah tiang.
7. Tahan M1 pada pemegang beban sehingga M2 berada dibagian atas tiang kanan dan atur
agar bagian bawah M2 tepat berada pada skala 20 cm (atau tepat pada garis skala yang ada
sehingga memudahkan perhitungan jarak.

V. Prosedur Percobaan
Pada percobaan ini pengukuran dilakukan dengan menggunakan pesawat atwood dan
pencacah waktu AT-01. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan data berupa waktu yang
didapatkan dari dua mode timing yang berbeda. Waktu inilah yang akan digunakan dalam
perhitungan kecepatan baik di gerak lurus beraturan maupun gerak lurus berubah beraturan.
Untuk langkah-langkah percobaan yang lebih detailnya dapat dilihat di video percobaan.

21
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

VI. Laporan
1. Data dan Pengolahan Data
1.1. Gerak Lurus Beraturan
a. TIMING I

Tabel 3. 1. Data dan hasil perhitungan timing I percobaan gerak lurus beraturan

Panjang Silinder (𝒎) 𝑬𝟏 (𝒔) 𝑬𝟐 (𝒔) 𝒗𝟏 (𝒎/𝒔) 𝒗𝟐 (𝒎/𝒔)

Rata-Rata

b. TIMING II

Tabel 3. 2. Data dan hasil perhitungan timing II percobaan gerak lurus beraturan

𝒔 (𝒎 ) 𝒕 (𝒔) 𝒗 (𝒎/𝒔)
0.20
0.25
0.30
0.35
0.40
0.45
0.50
𝑠: jarak antara gerbang cahaya 1 dan 2

22
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

1.2. Gerak Lurus Berubah Beraturan

Tabel 3. 3. Data dan hasil perhitungan percobaan gerak lurus berubah beraturan

𝒔𝒕 (𝒎) 𝒕 (𝒔) 𝒕𝟐 (𝒔𝟐 ) 𝒗 (𝒎/𝒔)


0.20
0.25
0.30
0.35
0.40
0.45
0.50
0.55
0.60
0.65

1.3. Momen Inersia Katrol

Tabel 3. 4. Data pengamatan untuk perhitungan momen inersia katrol

𝑴𝟏 (kg)
𝑴𝟏 (kg)
𝑹 (m)
𝒎 (kg)

23
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

MODUL 04
GERAK HARMONIK SEDERHANA

I. Tujuan Percobaan
1. Memahami konsep gerak harmonik sederhana pegas dan bandul.
2. Menghitung konstanta pegas.
3. Menghitung besar percepatan gravitasi melalui pegas dan bandul matematis.
4. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi periode gerak harmonik pada pegas dan
bandul.

II. Alat-Alat Percobaan

1. Statif 5. Massa bandul (2)


2. Pegas tiga jenis 6. Stopwatch
3. Beban berkait 7. Busur
4. Tali 8. Neraca

III. Teori Dasar


Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik suatu benda di sekitar posisi
setimbangnya, yang disebabkan oleh adanya gaya restorsi seperti yang terjadi pada pegas
maupun bandul. Saat gaya dikenakan pada pegas maupun bandul akan terjadi perubahan,
dimana pada pegas akan terjadi regangan ataupun rapatan, tergantung arah dari gaya yang
diberikan, sedangkan pada bandul akan terjadi simpangan.
Regangan dan rapatan pada pegas diketahui dari adanya perubahan panjang pegas Δx
dikarenakan adanya gaya F yang diberikan. Sistem ini akan memenuhi hukum Hooke, yang
menyatakan bahwa gaya F yang dibutuhkan untuk merenggang dan merapatkan suatu pegas
sebanding dengan perubahan jarak yang terbentuk. Perubahan jarak pada masing-masing
pegas akan berbeda, hal ini bergantung pada konstanta pegasnya.
F = -kΔx (4.1)
Jika suatu beban bermassa m kita gantungkan pada pegas dalam posisi vertikal, maka
keseimbangan akan dicapai setelah pegas mengalami perpanjangan mula-mula xo, bila beban
tersebut ditarik dari kedudukan setimbangnya, lalu kemudian dilepaskan, maka beban
yang berada di ujung pegas akan bergetar ke atas dan ke bawah. Gerak getaran sistem
24
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

tersebut memenuhi persyaratan gerak harmonik sederhana. dengan menggunakan


hukum II Newton pada peristiwa osilasi pegas ini, didapatkan persamaan
𝛴F = ma
-kx = m d2x/dt2 (4.2)

dengan solusi umum persamaan tersebut adalah


x(t) = A cos (𝜔t +𝛼) (4.3)
𝑘
𝜔 =√𝑚 (4.4)

sehingga dapat dihitung periode getaran dari osilasi pegas adalah sebagai berikut
𝑚
𝑇 = 2𝜋 √ 𝑘 (4.5)

Apabila kita hanya meninjau perubahan jarak dari pegas saat diberikan beban,
maka dikaitkan dengan hukum I Newton kita akan mendapatkan besar percepatan
gravitasi adalah sebagai berikut
𝛴F = 0
k𝛥y - mg = 0
𝑔
𝛥y = 𝑘 𝑚

Gambar 4. 1. Gerakan ayunan dari bandul matematis

25
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

Bandul matematis merupakan sebuah beban bermassa m yang diikat dengan tali ringan
dimana massa dari tali tersebut dapat diabaikan dan panjang l. Pada sistem ini, bandul dianggap
sebagai benda titik. Sistem bandul tersebut merupakan sistem mekanik yang berlaku sebagai
gerak periodik sederhana. Berikut persamaan osilasi dari bandul :
𝑑2𝜃 𝑔
+ 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 0 (4.1)
𝑑𝑡 2 𝑙

Jika sudut θ dianggap sangat kecil < 5º maka gerak dari pendulum adalah gerak harmonik
sederhana. Dari persamaan (4. 1) dapat diperoleh penyelesaiannya dengan perioda adalah:

𝑙
𝑇 = 2𝜋√ (4.2)
𝑔

Sehingga, apabila panjang tali dan periode gerak bandul diketahui maka percepatan gravitasi
dapat ditentukan yaitu
4𝜋 2 𝑙
𝑔= (4.3)
𝑇𝑜2

IV. Prosedur Percobaan


Pada percobaan ini pengukuran dilakukan dengan menggunakan bandul, pegas dan stopwatch.
Pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan waktu yang dibutuhkan bandul maupun pegas
bergerak 10 getaran. Dari data tersebut kita dapat menentukan percepatan gravitas dan konstanta
pegas. Untuk lagkah yang lebih detailnya dapat dilihat di video percobaan praktikum.

26
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

V. Data dan Pengolahan Data


5.1. Percobaan Variasi Massa Beban Terhadap Panjang Pegas

Tabel 4. 1. Variasi massa beban terhadap panjang pegas


n=10
No Massa (gram) 𝛥x(m)
t(s) T(s) 𝑻𝟐 (𝒔𝟐 )

5.2. Percobaan Variasi Panjang Tali dan Massa Beban Pada Bandul

Tabel 4. 2. Variasi panjang tali dan massa beban


Massa = ....... (gram) Massa = ........... (gram)
No
L(m) t(s) 𝑇0 2 (𝒔𝟐 ) L(m) t(s) 𝑇0 2 (𝒔𝟐 )

1 1,2 1,2

2 1 1

3 0,8 0,8

4 0,6 0,6

5 0,4 0,4

6 0,2 0,2

27
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA

Djonoputro, D., Teori Ketidakpastian, 1984, Penerbit ITB, Bandung.


Halliday, D., et al., 2001, Fundamental of Physics, John Wiley & Sons.
Laboratorium Fisika Dasar UGM, 2010, Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar Semester 1
Jurusan Fisika, FMIPA UGM, Yogyakarta.
Modul Praktikum Fisika Dasar ITB
Physics 160 Laboratory Manual, 1995, University of Melbourne School of Physics.
Pudak Scientific, 2014, Kit Mekanika PMS 500, PUDAK.
Pudak Scientific, Manual Percobaan Menentukan Kalor Jenis Logam Menggunakan Kalorimeter,
PUDAK.
Pudak Scientific, Manual Percobaan Pesawat Atwood 1.5 meter PMK 135, PUDAK.

28

Anda mungkin juga menyukai