2021/2022
MODUL PRAKTIKUM
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
KONTRIBUTOR
Modul Praktikum Fisika Dasar I Universitas Pertamina disusun untuk menunjang kegiatan
terstruktur Perkuliahan Fisika Dasar I. Isi modul disesuaikan dengan satuan acara perkuliahan
(SAP) Fisika Dasar I di Universitas Pertamina TA 2021/2022. Praktikum ini diharapkan akan
linear dengan teori yang didapatkan mahasiswa di kelas. Modul ini disusun oleh dosen-dosen dan
Asisten Laboratorium Fisika Dasar Universitas Pertamina.
• Dosen Fisika Dasar Universitas Pertamina:
• N. Fajar Januriyadi, Ph.D
• Dicky Ahmad Zaky, M.T
• Raka Sudira Wardana, M.T
• Dr. Arianta, S.T., M.T.
• Gilang Muhammad Gemilang, M.Sc
• Harya Dwi Nugraha, M.Sc, DIC
• Yelita Anggiane Iskandar, M.T.
• Asisten Laboratorium Fisika Dasar Universitas Pertamina:
• Diva Addini M. M., S.Si
• Isna Rizkydianita S., S.Si
• Rendy Elmianto, S.T
• Rizky Miftahul, S.Si
i
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
1. Kehadiran
• Ketidakhadiran karena sakit atau izin harus disertai surat keterangan resmi yang diserahkan
kepada Asisten Laboratorium Fisika Dasar. Izin hanya dapat disampaikan maksimal H-1
praktikum.
• Kehadiran dalam praktikum daring akan diambil dari pengumpulan tugas pendahuluan
berupa laporan awal.
3. Pelaksanaan Praktikum
• Mentaati tata tertib yang berlaku di Laboratorium Fisika Dasar.
• Mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Asisten Praktikum.
• Aktif berdiskusi selama jam praktikum berlangsung.
4. Penilaian
• Nilai praktikum ditentukan dari nilai kehadiran, tes awal, aktifitas/keaktikfan, dan
laporan.
ii
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
• Nilai akhir praktikum dihitung dari 80% nilai praktikum, yaitu jumlah nilai seluruh
modul praktikum dibagi jumlah praktikum yang wajib dilaksanakan; dan 20% nilai
presentasi.
• Kelulusan praktikum memiliki nilai akhir praktikum tidak kurang dari 60.
5. Praktikum susulan
• Secara umum tidak diadakan praktikum susulan, kecuali bagi yang berhalangan
praktikum karena sakit atau izin dengan disertai surat resmi. Praktikum susulan akan
dilaksanakan setelah praktikum modul terakhir.
6. Lain-lain
• Praktikum reguler dilaksanakan pada waktu yang dijadwalkan.
• Praktikum yang tidak dapat dilaksanakan karena hari libur, dsb akan diberikan praktikum
pengganti dengan jadwal akan diberikan menyusul.
• Informasi praktikum fisika dasar dapat dilihat pada pengumuman di google clasroom
masing-masing kelas.
• Praktikan yang memberikan / menerima file laporan (memiliki kesamaan dalam
laporannya sesama praktikan atau dari sumber lain) maka nilai laporan akan diberikan nilai
0.
• Jika ada hal yang ingin ditanyakan dapat menghubungi up.fisikadasar@gmail.com atau
labfisdas@universitaspertamina.ac.id.
iii
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
I. Pendahuluan
Laporan ilmiah adalah manifestasi dari suatu penilitian atau kegiatan ilmiah yang telah
dilakukan. Dalam hal ini adalah kegiatan praktikum di Laboratorium Fisika Dasar. Penulisan
laporan ilmiah menjadi salah satu bagian penting dalam suatu rangkaian penelitian. Hal ini
dikarenakan laporan ilmiah merupakan media yang menjembatani antara peneliti dengan
publik atau orang lain. Oleh karena itu, suatu laporan ilmiah harus mengandung hal-hal
berikut:
• Ringkas, namun harus tetap mengandung hal-hal penting yang rinci dan penjelasan yang
baik.
• Teroganisir, memungkinkan para pembaca dengan mudah menemukan informasi yang
diinginkan
• Informasi dan pemikiran yang relevan, memungkinkan para pembaca dapat melakukan
validasi terahadap kesimpulan anda.
Laporan lebih luas dan lebih mendalam daripada jurnal laboratorium. Laporan harus
bersifat terbuka (accessible) dan lengkap (complete). Suatu laporan disebut terbuka
(accessible) jika seorang pembaca dapat dengan mudah memperoleh informasi dari laporan
tersebut dan mudah mengikuti jalan pikiran dari pembuat laporan. Laporan disebut lengkap
(complete) jika laporan mengandung cukup informasi sehingga pembaca memperoleh
kesempatan untuk memeriksa dan menguji kembali hal – hal yang dituliskan dalam laporan.
Oleh karena itu, dalam menulis laporan hendaknya tidak menyingkat tulisan.
Setiap mahasiswa yang mengikuti kegiatan praktikum Fisika Dasar diwajibkan menuliskan
laporan ilmiah sebagai pembelajaran untuk mengorganisir dan menyajikan hasil kerjanya
secara ilmiah. Oleh karean itu laporan praktikum Fisika Dasar harus ditulis mengikuti format
penulisan tertentu sesuai dengan kaidah tulisan ilmiah yang standar.
didukung pula oleh kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti. Dalam pembuatan laporan,
tidak diperkenankan melakukan plagiarism.
Secara garis besar laporan praktikum ditulis untuk menjelaskan mengenai apa saja yang
dilakukan saat praktikum, cara mengolah data dan apa kesimpulan dari hasil yang diperoleh.
Laporan praktikum Fisika Dasar ditulis mengikuti format sebagai berikut :
HALAMAN JUDUL
I. INTISARI
II. PENDAHULUAN
III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA
IV. PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN
VI. REFERENSI
Halaman judul
Halaman judul berisi informasi sebagai berikut :
1. Judul Praktikum
2. Nama Lengkap Penulis, NIM, dan prodi
3. Tanggal praktikum dilaksanakan
4. Tanggal laporan dikumpulkan
5. Nama piminan/asisten praktikum
v
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
Intisari
Intisari ditulis dalam 1 paragraf berisi ringkasan laporan praktikum. Intisari mencakup
judul, tujuan, metode percobaan, data/hasil, pembahasan, dan kesimpulan. Pada bagian intisari
anda dituntut agar dapat menuliskan ringkasan yang komprehensif namun tidak panjang dan
bertele-tele. Intisari ditulis tidak melebihi 200 kata. Pada intisari tidak diperkenankan untuk
mengutip, termasuk mengutip suatu bagian dalam laporan praktikum seperti tabel, gambar,
persamaan, dll.
Pendahuluan
Pendahuluan terdiri dari beberapa sub bab, diantaranya adalah :
1. Tujuan
2. Dasar teori
3. Daftar peralatan
4. Skema percobaan
5. Prosedur percobaan
Tujuan praktikum ditulis berdasarkan tujuan yang hendak dicapai selama percobaan, jika
terjadi perbedaan tujuan dengan modul yang sudah disusun, praktikan menulis tujuan pada saat
percobaan saja. Dasar teori berisi teori yang relevan dengan kegiatan praktikum. Gunakan
buku modul dan buku diktat perkuliahan sebagai referensi dasar teori, namun jangan serta-
merta menyalin dari buku modul atau diktat. Gunakanlah bahasa sendiri dan kutiplah referensi
dengan benar. Hindari menggunakan sumber referensi dari internet berupa blog atau website,
referensi yang baik adalah tulisan yang published, dapat berupa buku atau jurnal. Metode
pengolahan data berisi metode yang digunakan untuk mengolah data. Salah satu metode yang
sering digunakan dalam percobaan fisika dasar adalah metode regresi linier. Apabila praktikan
menggunakan metode regresi linier maka pada sub bab metode pengolahan data berisi
penurunan rumus sehingga diperoleh rumus akhir yang menunjukkan variabel yang menjadi
sumbu 𝑥, sumbu 𝑦, gradien garis (m), dan titik potong garis. Daftar peralatan berisi bahan dan
alat yang digunakan selama praktikum. Skema percobaan berisi gambar percobaan sebenarnya
yang telah dilakukan, bukan menyalin skema percobaan yang terdapat pada modul praktikum.
Prosedur percobaan berisi tahap – tahap percobaan. Pada prosedur percobaan, kalimat yang
digunakan merupakan kalimat pasif.
vi
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
Data
Semua data mentah yang diperoleh saat praktikum dicantumkan pada bagian ini. Belum
ada data hasil pengolahan di bagian ini. Data berupa angka-angka disajikan dalam bentuk tabel
yang rapi dan diberi judul tabel, serta satuan yang tepat.
Pengolahan data
Pengolahan data berisi tabel data praktikum yang telah diolah, grafik, dan perhitungan.
Dalam tabel data berisi variabel yang dijadikan sebagai sumbu 𝑥 dan sumbu 𝑦. Judul grafik,
tabel data, satuan dan simbol harus dituliskan dengan jelas, serta diberikan penomoran grafik
dan tabel dengan urut.
Pembahasan
Bagian ini berisi jawaban dari pertanyaan yang terdapat pada buku modul praktikum
sebagai panduan untuk membuat pembahasan. Pertanyaan pada modul tidak perlu dituliskan
kembali pada laporan. Jawaban pertanyaan dibuat dalam bentuk paragraf. Setiap paragraf
berisi hanya jawaban dari satu pertanyaan.
Kesimpulan
Suatu kesimpulan harus menjawab tujuan praktikum yang sudah dinyatakan pada bagian
tujuan sebelumnya. Jika terdapat tujuan dengan kalimat “dapat menentukan …”, kesimpulan
harus ditulis sampai berupa nilainya (dapat merujuk pada tabel data dan pengolahan data).
Kesimpulan dibuat dalam bentuk poin. Setiap poin berisi jawaban dari satu tujuan yang ditulis
berurtan berdasarkan tujuan yang sudah dibuat.
Referensi
Rujuk semua bahan referensi yang digunakan dalam penyusunan laporan praktikum dan
gunakan penulisan pustaka yang standar. Berikut merupakan contoh penulisan pustaka standar:
[1] Hirose, A. dan Longren. 1985. Introduction to Wave Phenomena. Wiley-Interscience: New
York.
vii
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
(1.a) (1.b)
b) Titik – titik pengamatan jangan dipasang terlalu dekat satu sama lain. Pada Gambar
1 terlukis titik – titik pengamatan yang sama, tetapi dengan skala yang berbeda.
Melalui Gambar 1.a, pengamat akan sulit mengambil kesimpulan atau makna dari
grafik. Pilihlah skala yang tepat hinga titik – titik memenuhi kertas grafik secara
layak seperti pada Gambar 1.b. Harus diingat bahwa sering titik asal (yaitu titik
potong dua sumbu) harus masuk ke dalam grafik, hal terebut untuk mengetahui
apakah hasil pengamatan memenuhi hubungan 𝑦 = 𝑚𝑥.
viii
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
c) Jangan membuat jarak terlalu besar atau terlalu kecil. Jarak antar dua angka pada
Gambar 2.a, skala sumbu horizontal terlalu kecil, sedangkan skala sumbu vertikal
terlalu besar. Jarak antar angka yang tepat terdapat pada Gambar 2.b.
salah
(2.a)
baik
(2.b)
Gambar 2. Contoh jarak angka pada sumbu
(2.b)
d) Angka – angka pada sumbu yaitu 1, 2, 3 atau 10, 20, 30 tetapi jangan 10.000 ;
20.000 ; 30.000 atau 0,0001 ; 0,0002 ; 0,0003. Gambar 3.a merupakan penulisan
ix
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
angka pada grafik yang tidak tepat sedangkan pada Gambar 3.b merupakan
penulisan angka pada grafik yang tepat.
salah
(3.a)
baik
(3.b)
DAFTAR ISI
xi
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
MODUL 01
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menggunakan alat ukur dengan baik sebagai dasar percobaan lainnya.
2. Menentukan angka ketidakpastian dan angka berarti pada hasil pengukuran.
1
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
III. Pendahuluan
Gambar 1.1. Skala Utama Suatu Alat Ukur dengan NST = 0,25 Satuan
2
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
Skala Nonius
Skala nonius merupakan skala yang akan meningkatkan ketelitian pembacaan alat ukur. Cara
membaca skala nonius yaitu dengan membaca angka pada skala nonius yang berhimpit dengan
angka pada skala utama.
Gambar 1.2 menunjukkan contoh skala utama dan skala nonius pada jangka sorong. Bila kita
melihat angka utama pada jangka sorong terlihat nilai angka 22. Lalu kita melihat skala nonius.
Maka kita menemukan angka 6 pada skala nonius berhimpitan dengan angka pada skala utama.
Berarti nilai hasil pengukuran sebesar 22,60 mm.
Ketidakpastian mutlak
Setiap alat ukur pasti memiliki keterbatasan yang berbeda yang disebabkan oleh skalanya yang
tidak dapat dibagi lagi. Hal tersebut menyebabkan adanya ketidakpastian mutlak. Ketidak
pastian mutlak bisa berbeda untuk pengukuran tunggal maupun berulang. Nilai ketidakpastian
mutlak untuk pengukuran tunggal nilainya sebesar setengah dari NST. Misalnya untuk suatu
besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam pengukuran tunggal adalah:
1
∆𝑥 = 𝑁𝑆𝑇 (1. 1)
2
3
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
𝑋 = 𝑥 ± ∆𝑥 (1. 2)
Penulisan hasil pengukuran berulang dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
adalah menggunakan Standar Deviasi.
Besar simpangan nilai rata-rata tersebut terhadap nilai sebenarnya (x0, yang tidak mungkin kita
ketahui nilai sebenarnya) dinyatakan oleh standar deviasi, yakni
2 2
∑𝑛𝑗=1(𝑥𝑗 − 𝑥̅ ) 𝑛 ∑𝑛𝑗=1 𝑥𝑗 2 − (∑𝑛𝑗=1 𝑥𝑗 )
𝑠𝑥 = √ = √ (1. 4)
(𝑛 − 1) 𝑛(𝑛 − 1)
Standar deviasi yang diberikan oleh persamaan (1.4) diatas menyatakan bahwa nilai benar dari
besaran x terletak dalam selang (𝑥̅ − 𝑠𝑥 ) sampai (𝑥̅ + 𝑠𝑥 ). Jadi penulisan hasil pengukurannya
adalah 𝑥 = 𝑥̅ ± 𝑠𝑥 .
Ketidakpastian relatif
Ketidakpastian relatif adalah ukuran ketidakpastian yang diperoleh dari perbandingan antara
ketidakpastian mutlak dengan hasil pengukurannya, yaitu:
∆𝑥
𝐾𝑇𝑃 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = (1. 5)
𝑥
Ketidakpastian relatif bisa digunakan untuk memvalidasi suatu percobaan atau set data di
laboratorium. Contohnya bisa ketidakpastian relatifnya sebesar 10% maka bisa kita katakan
data pada percobaan tersebut memiliki error yang kecil.
4
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
Pengurangan q = a −b q = a + b
r a b
Perkalian r = ab = +
a a r a b
b b
a s a b
Pembagian s= = +
b s a b
t a
Pangkat t = an =n
t a
Pada percobaan ini pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran volume dan massa benda
beraturan dan benda tidak beraturan. Dengan menggunakan data pengukuran tersebut
kemudian dihitung densitas dari dua jenis benda tersebut. Pengukuran dan perhitungan
dilakukan dengan memperhitungkan angka KTP. Sebelum melakukan pengukuran pada benda
beraturan dan tidak beraturan, terlebih dahulu dilakukan pengukuran terhadap kondisi fisis
laboratorium. Hal ini perlu dilakukan karena seperti dijelaskan sebelumnya hasil pengukuran
akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat percobaan dilakukan.
V. Laporan
1. Data dan Pengolahan Data
1.1. Catat data fisis laboratorium (tekanan udara dan suhu) dan cantumkan dalam laporan.
Suhu ruangan (𝑇) = …. °𝐶 𝐾𝑇𝑃 = …. °𝐶
Tekanan ruangan (𝑃) = …. 𝑚𝑚𝐻𝑔 𝐾𝑇𝑃 = …. 𝑚𝑚𝐻𝑔
5
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
Tabel 1.3. Pengukuran dimensi dan perhitungan volume benda beraturan (jangka sorong)
Pengukuran Dimensi
Panjang (𝑚𝑚)
No Nama Benda 𝑝̅ (𝑚𝑚) KTP (𝑚𝑚) 𝑝 = (𝑝̅ ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑚𝑚
I II III
1 Balok 1
2 Balok 2
3 Balok 3
4 Balok 4
Lebar (𝑚𝑚)
No Nama Benda 𝑙 ̅ (𝑚𝑚) KTP (𝑚𝑚) 𝑙 = (𝑙 ̅ ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑚𝑚
I II III
1 Balok 1
2 Balok 2
3 Balok 3
4 Balok 4
Tinggi (𝑚𝑚)
No Nama Benda 𝑡̅ (𝑚𝑚) KTP (𝑚𝑚) 𝑡 = (𝑡̅ ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑚𝑚
I II III
1 Balok 1
2 Balok 2
3 Balok 3
4 Balok 4
Perhitungan Volume
No Nama Benda 𝑉̅ (𝑚𝑚3 ) KTP (𝑚𝑚3 ) 𝑉 = (𝑉̅ ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑚𝑚3
1 Balok 1
2 Balok 2
3 Balok 3
4 Balok 4
6
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
Tabel 1. 5. Pengukuran dimensi dan perhitungan volume benda beraturan (mikrometer sekrup)
Pengukuran Dimensi
Diameter (𝑚𝑚)
No Nama Benda 𝑑̅ (𝑚𝑚) KTP (𝑚𝑚) 𝑑 = 𝑑̅ ± 𝐾𝑇𝑃 𝑚𝑚
I II III
1 Bola 1
2 Bola 2
3 Bola 3
Perhitungan Volume
No Nama Benda 𝑉̅ (𝑚𝑚3 ) KTP (𝑚𝑚3 ) 𝑉 = (𝑉̅ ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑚𝑚3
1 Bola 1
2 Bola 2
3 Bola 3
Tabel 1.6. Pengukuran massa dan perhitungan massa jenis benda beraturan
Pengukuran Massa
No Nama Benda m (𝑔 ) KTP (𝑔) 𝑀 = (𝑚 ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑔
1 Balok 1
2 Balok 2
3 Balok 3
4 Balok 4
7
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
Pengukuran Massa
No Nama Benda m (𝑔 ) KTP (𝑔) 𝑀 = (𝑚 ± 𝐾𝑇𝑃) 𝑔
5 Bola 1
6 Bola 2
7 Bola 3
Perhitungan Massa Jenis
No Nama Benda 𝜌 (𝑔/𝑚𝑚3 ) KTP (𝑔/𝑚𝑚3 ) 𝝆 = (𝜌 ± 𝐾𝑇𝑃) (𝑔/𝑚𝑚3 )
1 Balok 1
2 Balok 2
3 Balok 3
4 Balok 4
5 Bola 1
6 Bola 2
7 Bola 3
8
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
9
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
MODUL 02
MOMEN INERSIA BENDA
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini Anda akan diharapkan:
1. Memahami konsep momen inersia benda
2. Dapat menentukan momen inersia benda
10
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
III. Pendahuluan
Momen Inersia Benda
Sebuah sistem yang terdiri dari tiga buah partikel dengan
massa 𝑚1 , 𝑚2 , dan 𝑚3 membentuk suatu benda tegar seperti
tampak pada Gambar 2.2.
Apabila 𝑚1 berada pada posisi 𝑟1 dan bergerak rotasi
dengan kecepatan sudut 𝑤, memiliki kecepatan linier 𝑣1 =
𝑤 x 𝑟1, momentum sudut partikel tersebut
𝐿1 = 𝑟1 𝑝1 = 𝑚1 𝑟1 𝑣1
Gambar 2.2. Sistem Benda Tegar dengan
𝐿1 = 𝑚1 𝑟1 (𝑤𝑟1 ) Tiga Partikel Berputar dengan Sumbu di O
atau
𝐿1 = 𝑚1 𝑟1 2 𝑤 ........................................ (2. 1)
dengan cara yang sama untuk m2 dan m3
𝐿2 = 𝑚2 𝑟2 2 𝑤
𝐿3 = 𝑚3 𝑟3 2 𝑤
besarnya momentum sudut total dapat dituliskan
𝐿 = 𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿3
𝐿 = (𝑚1 𝑟1 2 +𝑚2 𝑟2 2 +𝑚3 𝑟3 2 )𝑤
𝐿 = 𝐼𝑤 ........................................................... (2. 2)
dengan
𝐼 = 𝑚1 𝑟1 2 +𝑚2 𝑟2 2 +𝑚3 𝑟3 2
yang dapat dituliskan
𝐼 = ∑3𝑖=1 𝑚𝑖 𝑟𝑖 2
Persamaan (2.2) menunjukkan hubungan antara 𝐿, 𝐼, dan 𝑤. Hubungan ini mirip dengan
hubungan antara momentum linier 𝑝, 𝑚, dan 𝑣 pada gerak translasi, p = mv. Jadi besaran l
identik dengan massa m pada gerak translasi dan disebut momen inersia benda tegar.
Untuk suatu sistem N partikel yang membentuk benda tegar, momen inersianya adalah
𝑁
𝐼=∑ 𝑚𝑖 𝑟𝑖 2 (2. 3)
𝑖=1
Untuk suatu benda tegar dengan distribusi massa yang kontinyu, suatu elemen massa ∆𝑚i yang
berjarak 𝑟𝑖 dari sumbu putar, momen inersia benda dapat dituliskan
11
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
𝑁
𝐼=∑ 𝑟𝑖 2 ∆𝑚𝑖 (2. 4)
𝑖=1
𝐼 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚 (2. 5)
Alat yang digunakan memiliki momen inersia tersendiri, sehingga momen inersia alat perlu
dihitung dengan persamaan :
𝑘 2
𝐼0 = 𝑇 (2. 6)
4𝜋 2 0
Apabila sebuah benda dipasangkan pada Alat Momen Inersia, kemudian diosilasikan, perioda
osilasinya adalah :
4𝜋 2
𝑇2 = 𝐼 + 𝐼0 (2. 7)
𝑘
12
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
Momen inersia benda yang terpasang pada Alat Momen Inersia dapat diketahui dengan
persamaan :
𝑇2
𝐼 = ( 2 − 1) 𝐼0 (2. 8)
𝑇𝑜
13
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
Tabel 2. 6. Perhitungan gaya, torsi, dan simpangan untuk setiap penambahan beban
Waktu Perioda
Nama Waktu 10 getaran (s)
rata-rata (s) (s)
Benda
𝒕𝟏 𝒕𝟐 𝒕𝟑 𝒕𝟒 𝒕𝟓 𝒕𝟔 𝒕𝟕 𝒕𝟖 𝒕𝟗 𝒕𝟏𝟎
Bola
pejal
Silinder
pejal
Silinder
berongga
Piringan
213
Piringan
174
Kerucut
pejal
14
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
15
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
MODUL 03
PESAWAT ATWOOD
I. Tujuan
1. Memahami peristiwa GLB (Gerak Lurus Beraturan) dan GLBB (Gerak Lurus Berubah
Beraturan) pada pesawat atwood.
2. Menentukan percepatan gerak benda pada gerak lurus berubah beraturan
3. Menentukan momen inersia katrol secara teori dan eksperimen
4. Memahami gerak lurus berdasarkan besaran-besaran kinematisnya.
16
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
17
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
III. Pendahuluan
Gerak Lurus Beraturan
Pada gerak lurus beraturan perubahan jarak tetap untuk setiap selang waktu tertentu. Hal
ini berarti benda bergerak dengan kecepatan tetap atau tanpa percepatan.
s Secara matematis
dapat ditulis:
𝑠
𝜈= (3. 1)
𝑡
Secara umum, pengalaman kita menunjukkan bahwa benda yang digerakkan tidak akan terus
bergerak, melainkan berhenti setelah beberapa saat. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya
gesekan. Agar benda dapat bergerak maka dibutuhkan gaya yang besarnya sama atau
melebihi gaya gesekan.
Gerak lurus beraturan pada pesawat Atwood dapat diperoleh dengan cara menambahkan
beban bercelah pada salah satu beban silinder kemudian beban tersebut ditahan menggunakan
penahan beban berlubang sehingga selanjutnya beban silinder bergerak dengan kecepatan
tetap.
Pengukuran waktu untuk GLB dapat dilakukan dengan 2 mode Pewaktu Pencacah yang
berbeda, yaitu TIMING I dan TIMING II yang akan dilakukan pada percobaan ini.
Keterangan:
𝑣0 : kecepatan awal benda saat 𝑡 = 0.
18
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
Perubahan kecepatan sebagai fungsi jarak dengan percepatan tetap dirumuskan dengan:
𝑣𝑡2 = 𝑣02 + 2. 𝑎. ∆𝑠 (3. 3)
Keterangan:
𝑣0 : kecepatan awal benda saat 𝑠 = 0.
𝑣𝑡 : kecepatan gerak benda pada jarak 𝑠
∆𝑠 : jarak yang ditempuh benda.
𝑎 : percepatan tetap.
Sedangkan perubahan jarak sebagai fungsi waktu dengan percepatan tetap dirumuskan
dengan:
1
𝑠𝑡 = 𝑠0 + 𝑣0 . 𝑡 + 𝑎. 𝑡 2 (3. 4)
2
Keterangan:
𝑠0 : jarak benda saat 𝑡 = 0.
𝑠𝑡 : jarak yang ditempuh benda saat waktu 𝑡
𝑣0 : kecepatan benda saat 𝑡 = 0.
𝑎 : percepatan tetap.
Pada pesawat Atwood terdapat momen gaya yang bekerja antara katrol dan tali yang
menyebabkan katrol berotasi dengan percepatan sudut tertentu. Hubungan antara momen
gaya 𝜏, momen inersia 𝐼, dan percepatan sudut 𝑎 dinyatakan dalam persamaan berikut:
19
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
𝛴𝜏 = 𝐼. 𝑎 (3. 5)
Persamaan ini identik dengan Hukum II Newton yang telah dibahas pada percobaan
sebelumnya.
𝛴𝐹 = 𝑇1 − 𝑀1 . 𝑔 = 𝑀1 . 𝑎 atau 𝑇1 = 𝑀1 . 𝑎 + 𝑀1 . 𝑔 (3. 6)
𝛴𝐹 = (𝑀2 + 𝑚)𝑔 − 𝑇2 = (𝑀2 + 𝑚)𝑎 atau 𝑇2 = (𝑀2 + 𝑚)𝑔 − (𝑀2 + 𝑚)𝑎 (3. 7)
Resultan momen gaya sistem adalah selisih gaya tegangan tali T2 dan T1 dikali jari-jari
katrol:
(𝑇2 − 𝑇1 )𝑅 = 𝐼. 𝛼 (3. 8)
[(𝑀2 + 𝑚)𝑔 − (𝑀2 + 𝑚)𝑎 − 𝑀1 . 𝑎 − 𝑀1 . 𝑔]𝑅 = 𝐼. 𝛼 (3. 9)
Percepatan sudut α dapat didefinisikan dengan:
𝑎
𝛼=
𝑅
Maka:
𝐼. 𝑎
(𝑀2 + 𝑚 − 𝑀1 )𝑔 − (𝑀2 + 𝑚 + 𝑀1 )𝑎 = (3. 10)
𝑅2
20
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
(𝑀2 + 𝑚 − 𝑀1 )𝑔
𝑎= (3. 11)
𝐼
(𝑀2 + 𝑚 + 𝑀1 + 2 )
𝑅
V. Prosedur Percobaan
Pada percobaan ini pengukuran dilakukan dengan menggunakan pesawat atwood dan
pencacah waktu AT-01. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan data berupa waktu yang
didapatkan dari dua mode timing yang berbeda. Waktu inilah yang akan digunakan dalam
perhitungan kecepatan baik di gerak lurus beraturan maupun gerak lurus berubah beraturan.
Untuk langkah-langkah percobaan yang lebih detailnya dapat dilihat di video percobaan.
21
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
VI. Laporan
1. Data dan Pengolahan Data
1.1. Gerak Lurus Beraturan
a. TIMING I
Tabel 3. 1. Data dan hasil perhitungan timing I percobaan gerak lurus beraturan
Rata-Rata
b. TIMING II
Tabel 3. 2. Data dan hasil perhitungan timing II percobaan gerak lurus beraturan
𝒔 (𝒎 ) 𝒕 (𝒔) 𝒗 (𝒎/𝒔)
0.20
0.25
0.30
0.35
0.40
0.45
0.50
𝑠: jarak antara gerbang cahaya 1 dan 2
22
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
Tabel 3. 3. Data dan hasil perhitungan percobaan gerak lurus berubah beraturan
𝑴𝟏 (kg)
𝑴𝟏 (kg)
𝑹 (m)
𝒎 (kg)
23
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
MODUL 04
GERAK HARMONIK SEDERHANA
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami konsep gerak harmonik sederhana pegas dan bandul.
2. Menghitung konstanta pegas.
3. Menghitung besar percepatan gravitasi melalui pegas dan bandul matematis.
4. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi periode gerak harmonik pada pegas dan
bandul.
sehingga dapat dihitung periode getaran dari osilasi pegas adalah sebagai berikut
𝑚
𝑇 = 2𝜋 √ 𝑘 (4.5)
Apabila kita hanya meninjau perubahan jarak dari pegas saat diberikan beban,
maka dikaitkan dengan hukum I Newton kita akan mendapatkan besar percepatan
gravitasi adalah sebagai berikut
𝛴F = 0
k𝛥y - mg = 0
𝑔
𝛥y = 𝑘 𝑚
25
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
Bandul matematis merupakan sebuah beban bermassa m yang diikat dengan tali ringan
dimana massa dari tali tersebut dapat diabaikan dan panjang l. Pada sistem ini, bandul dianggap
sebagai benda titik. Sistem bandul tersebut merupakan sistem mekanik yang berlaku sebagai
gerak periodik sederhana. Berikut persamaan osilasi dari bandul :
𝑑2𝜃 𝑔
+ 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 0 (4.1)
𝑑𝑡 2 𝑙
Jika sudut θ dianggap sangat kecil < 5º maka gerak dari pendulum adalah gerak harmonik
sederhana. Dari persamaan (4. 1) dapat diperoleh penyelesaiannya dengan perioda adalah:
𝑙
𝑇 = 2𝜋√ (4.2)
𝑔
Sehingga, apabila panjang tali dan periode gerak bandul diketahui maka percepatan gravitasi
dapat ditentukan yaitu
4𝜋 2 𝑙
𝑔= (4.3)
𝑇𝑜2
26
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
5.2. Percobaan Variasi Panjang Tali dan Massa Beban Pada Bandul
1 1,2 1,2
2 1 1
3 0,8 0,8
4 0,6 0,6
5 0,4 0,4
6 0,2 0,2
27
Praktikum Fisika Dasar I Tahun Ajaran 2021/2022
DAFTAR PUSTAKA
28