Anda di halaman 1dari 15

Analisis Ketimpangan Pendapatan dan Kesejahteraan Daerah

di Indonesia: Pendekatan Distribusi Umar Bin Khattab

Oleh: Firqah Annajiyah Mansyuroh/NIM. 0901420742

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara sedang berkembang sedang giat melakukan

pembangunan secara berencana dan bertahap. Pembangunan ekonomi pada

umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per

kapita penduduk sesuatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang.(Sadono

Sukirno:1985) Tujuannya tidak lain adalah untuk mengejar ketertinggalan kita

sebagai negara sedang berkembang dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Salah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia dalam melakukan

pembangunan adalah masalah ketimpangan, baik ketimpangan yang terjadi antar

wilayah maupun di dalam wilayah, khususnya antara Jawa dan Luar Jawa.

Kesenjangan itu tercermin dari penyebaran sumber daya manusia, industri,

perdagangan dan jasa, infrastruktur, irigasi, listrik, Pendidikan, dan bahkan sektor

pertanian. Pada gambar 1.1 memperlihatkan kondisi ketimpangan di Indonesia.

Sumber : World Bank Report, published in 2010.


Gambar 1.1. Gini Ratio Indonesia Tahun 2002-2010

Ketidakseragaman ini selanjutnya akan memengaruhi terjadinya

kemampuan untuk tumbuh yang pada gilirannya akan mengakibatkan beberapa

wilayah mampu tumbuh cepat, sedangkan yang lainnya tumbuh lambat.

Pertumbuhan yang tidak sama ini akan berdampak pada ketimpangan pada tingkat

kesejahteraan antar wilayah di Indonesia. Ketimpangan kesejahteraan ini kita lihat

yang terjadi pada perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sebanyak

15 daerah yang memiliki IPM paling kecil hampir seluruhnya berada di luar Pulau

Jawa, kecuali Provinsi Banten. (BPS: 1995-2010)

Ketimpangan pendapatan antar wilayah di Indonesia sebenarnya adalah

sesuatu yang secara alami pasti terjadi. Perbedaan karakterisktik wilayah yang ada

di Indonesia antara lain menyangkut jumlah penduduk, kemampuan daerah dan

percepatan wilayah. Berikut adalah indeks gini antar provinsi periode 2008-2010.

0,5
0,45
0,4
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15 Series1
0,1 20
0,05 Series2
0 20
09
Series3
20
10

Sumber : BPS, Diolah


Gambar 1.2. Indeks Gini antar Provinsi
Kesenjangan ekonomi sebenarnya bisa diatasi dengan pembagian distribusi

yang merata bagi semua penduduk Indonesia. Dalam Islam tidak dikatakan sebuah

sejahtera (maslahat) apabila masih ada saudaranya yang menderita. Oleh karena itu,

ketimpangan adalah salah satu yang banyak sekali nash-nash Al-Qur’an dan hadis

yang membicarakannya, mencakup tema distribusi dan ketimpangan ekonomi serta

sosial sebagaimana firman Allah:

ِ ‫سو ِل َو ِلذِي ْالقُ ْر َبى َو ْال َيت َا َمى َو ْال َم َسا ِك‬
‫ين‬ ُ ‫لر‬ ِ ‫سو ِل ِه ِم ْن أ َ ْه ِل ْالقُ َرى َ ِ ه‬
‫لِلَف َو ِل ه‬ ُ ‫علَى َر‬ ‫َما أَفَا َء ه‬
َ ُ‫َّللا‬
‫الرسُو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َهاكُ ْم‬ ِ َ‫ي ََل يَكُونَ د ُولَةً بَيْنَ ْاْل َ ْغنِي‬
‫اء ِم ْنكُ ْم َو َما آت َاكُ ُم ه‬ ْ ‫سبِي ِل َك‬
‫َواب ِْن ال ه‬
‫ب‬ َ ْ
ِ ‫شدِيد ُ ال ِعقا‬ ‫ه‬
َ ‫َّللا‬ ‫ه‬
َ ‫َّللا إِن‬ ‫ه‬ ُ ‫ه‬
َ ‫ع ْنهُ فَا ْنت َ ُهوا َواتقوا‬ َ
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari
harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah,
untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang- orang miskin dan orang-
orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-
orang kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”
(Q.S. Al-Hasyr : 7).

Penjaminan kelancaran distribusi ini sudah disistemkan melalui prinsip-

prinsip atau ketentuan-ketentuan syariah, misalnya kewajiban menjalankan

mekanisme zakat dan mekanisme jual beli yang diatur oleh syariah. Sistem dan cara

pendistribusian ini sangat banyak dan komperhensif dalam Islam, baik dengan cara

wajib maupun secara suka rela, baik dari pendapatan maupun sumber daya alam.

Sistem ekonomi pasar yang ada sekarang telah gagal merealisasikan distribusi yang

baik dan benar serta banyak menimbulkan masalah ketimpangan baik dari segi

pendapatan maupun kesejahteraan. Umar radhiyallahu ‘anhu dengan lamanya

masa kepemimpinan, banyaknya wilayah yang takluk di bawah kekuasaannya dan

kondusifnya urusan dalam negeri yang dipimpinnya, ia berhasil melakukan


berbagai macam ijtihad-ijtihad yang mampu menyelesaikan berbagai masalah

social dan perekonomian yang ada.

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan dan permasalahan yang ada penulis

tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam sebuah karya ilmiah

berbentuk skripsi dengan judul “Analisis Ketimpangan Pendapatan dan

Kesejahteraan Daerah di Indonesia: Pendekatan Distribusi Umar Bin Khattab”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi ketimpangan di Indonesia?

2. Bagaimana korelasi antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kesejahteraan

(Indeks Pembangunan Manusia)?

3. Bagaimana analisis dalam perspektif ekonomi Islam terhadap ketimpangan

pembangunan dan kesejahteraan dengan melihat distribusi menurut Islam

(Ijtihad Umar Ibn Khattab) ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian

ini sebagai berikut :

1. Menganalisis ketimpangan yang terjadi di Indonesia


2. Menganalisis korelasi antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat dan faktor yang memengaruhinya.

3. Merumuskan solusi Islam terhadap ketimpangan pendapatan dan

kesejahteraan dengan konsep distribusi menurut Islam (Ijtihad Umar Ibn

Khattab).

D. Kegunaan Penelitian

Secara ringkas manfaat atau kegunaan penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah dan pihak terkait dalam

pengambilan kebijakan.

2. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan akademisi

ekonomi Islam pada umumnya, untuk memahami masalah ketimpangan yang

terjadi di Indonesia.

E. Definisi Operasional/Batasan Istilah

Ketimpangan yang dimaksud dalam penelitian adalah ketimpangan

pendapatan dan ketimpangan kesejahteraan. Faktor-faktor yang akan digunakan

penulis dalam ketimpangan pendapatan seperti dalam Indeks Williamson, yaitu

jumlah penduduk per provinsi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per

kapita per provinsi. Sedangkan faktor-faktor yang digunakan untuk ketimpangan

kesejahteraan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita

perprovinsi, Indeks Pembangunan Manusia per provinsi, Persentase Rumah Tangga


dengan Air Bersih, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Total Belanja Pemerintah

Daerah dan Persentase Penduduk Miskin. Dalam penelitian ini penulis hanya

menggunakan faktor- faktor yang memengaruhi ketimpangan seperti yang telah

distandarkan dan diakui oleh United Nation Depelovment Program. Ini semua

dilakukan agar lebih fokus dalam penelitian dan tidak bias dalam proses

pengumpulan data.

F. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Definisi Ketimpangan menurut Myrdal dan Bank Dunia

2. Definisi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi menurut Sumitro

Djojohadikusumo.

3. Definisi Pertumbuhan Wilayah menurut Rahardjo

4. Definisi kesejahteraan menurut UU Nomor 11 Tahun 2009

5. Definisi Pertumbuhan, Pembangunan, dan Ketimpangan menurut Islam

6. Konsep Distribusi menurut Umar bin Al-Khattab

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pendekatan Pengukuran Ketimpangan menurut Indeks Williamson dan

Entrophy Theil

2. Pendekatan Pengukuran Pembangunan Manusia menurut Davies dan

Quinlivan
Menurut BPS (2005), pembangunan manusia adalah sebuah proses agar

mampu memiliki lebih banyak pilihan khususnya dalam pendapatan, kesehatan,

dan pendidikan. Pembangunan manusia sebagai ukuran kinerja pembangunan

secara keseluruhan dibentuk melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi

tersebut mencakup umur panjang dan sehat, pengetahuan dan kehidupan yang

layak. Masing-masing dimensi direpresentasikan oleh indikator. Dimensi umur

panjang dan sehat direpresentasikan oleh indikator angka harapan hidup, dimensi

pengetahuan direpresentasikan indikator melek huruf dan rata-rata lamanya

sekolah, dan dimensi kehidupan yang layak direpresentasikan oleh indikator

kemampuan daya beli, yang semuanya terangkum dalam satu nilai tunggal, yaitu

angka IPM. Dalam Islam ketiga komponen tersebut jika disesuaikan dengan

maqasid syariah yaitu menjaga diri, akal dan harta. Angka IPM inilah yang menjadi

proxi variabel kesejahteraan penelitian ini.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar Harga Pasar Produk

Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto

(gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah.

Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan dari kombinasi faktor produksi dan

bahan baku dalam proses produksi. Penghitungan nilai tambah adalah nilai

produksi (output) dikurangi biaya antara. Nilai tambah bruto di sini mencakup

komponen-komponen pendapatan faktor (upah dan gaji, bunga, sewa 40 tanah dan

keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung neto.

Total Belanja Pemerintah Daerah. Belanja Daerah merupakan semua


kewajiban Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam

periode tahun anggaran yang bersangkutan. Berdasarkan Kepmendagri Nomor 29

Tahun 2002, Belanja terdiri dari: Belanja Aparatur Daerah, Belanja Pelayanan

Publik, Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan, dan Belanja Tidak Tersangka.

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan

memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,

kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi

pengeluaran. Menurut Mardiasmo (2002 : 132), “Pendapatan asli daerah adalah

penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah, hasil pengeloalaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah”.

Akses Air Bersih adalah sesuai dengan ketentuan standar mengenai Air

Minum Layak, yaitu air leding eceran/meteran, air hujan, dan pompa/sumur

terlindung/mata air terlindung dengan jarak ketempat penampungan kotoran/tinja >

= 10 m. Penulis menggunakan persentase rumah tangga dengan akses air bersih per

provinsi.

E. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti rasa sangat relevan dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Alam (2006). Judul: Disparitas Pendapatan dan Faktor-Faktor Yang


Berpengaruh Terhadap Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia di

Kabupaten Bekasi. Metode: Index Williamson, Tipelogi Klaasen, Regresi.

Ketimpangan antarkecamatan terbukti dari hasil perhitungan distribusi

pendapatan (PDRB) dengan menggunakan Indeks Williamson, di mana

hasilnya diperoleh nilai indeks yang sangat tinggi dari secara umum

cenderung meningkat. Dari persamaan regresi diperoleh empat variabel yang

secara signifikan berpengaruh. Keempat variabel tersebut adalah variabel

PDRB, rasio guru terhadap murid pada tingkat sekolah dasar, kepadatan

penduduk dan presentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap air

bersih.

2. Denni Sulistio Mirza (2012). Judul: Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan

Ekonomi, dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di

Jawa Tengah Tahun 2006-2009. Metode: Pooled Least Square. Hasil

penelitian menunjukan perkembangan IPM mengalami peningkatan dengan

kategori IPM menengah selama periode tahun 2006-2009 hingga mampu

mencapai target IPM yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan hasil

regresi panel menunjukan kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap IPM. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap IPM dan Belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

IPM.

Adapun posisi penelitian ini adalah peneliti menggunakan variabel

dependen berupa Indeks Pembangunan Manusia seperti Denni (2012) namun


berbeda pada variabel independen. Variabel lainnya yaitu kemiskinan dan

pertumbuhan ekonomi penulis memiliki kesamaan dengan Denni (2012) namun

tanpa menyertakan variabel belanja modal. Adapun penggunaan akses air bersih,

maka penulis memiliki kesamaan dengan Alam (2006), akan tetapi penulis tidak

menyertakan variabel rasio guru terhadap murid dan kepadatan penduduk.

Secara keseluruhan, perbandingan penulis dengan penelitian terdahulu

adalah penggunaan metode Panel dalam analisis penelitian, dengan menggunaakan

variabel IPM sebagai variabel dependen. Kekuatan penulis terletak pada: variabel,

observasi dan periode. Penulis menggunakan variabel IPM (dependen), PDRB per

kapita, kemiskinan, PAD, belanja pemerintah dan akses air bersih (independen).

Jumlah observasi meliputi tiga puluh provinsi di Indonesia pada periode 2007-

2011.

F. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dan

dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif (mixed). Analisis secara kualitatif akan

dipresentasikan secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif akan diolah dengan

menggunakan beberapa metode, antara lain; (a) Indeks Williamson; dan (b) Panel

Data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

dokumen. Data yang diperlukan meliputi: (1) Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) per kapita menurut provinsi berdasarkan harga konstan tahun 2000; (2)
jumlah penduduk menurut provinsi; (3) Indeks Pembangunan Manusia menurut

provinsi dan komponennya; dan (4) data sekunder lainnya. Data tersebut diperoleh

dari: Badan Pusat Statistik, United Nation Support Facility for Indonesia Recovery

(UNSFIR), World Bank dan publikasi beberapa penelitian terdahulu.

Periode analisis pada penelitian ini adalah antara tahun 2001 sampai dengan

2010. Menggunakan metode analisis deskiptif untuk potensi zakat di Indonesia dan

hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Menggunakan analisis

kuantitatif data panel (pooled data) dengan bantuan eviews 6.0 dan Microsoft excel

2010 untuk menghitung indeks ketimpangan antar provinsi.

G. Hipotesis Penelitian (jika diperlukan, terutama kuantitatif)

Hipotesis yang diduga dalam penelitian ini adalah:

1. Keadaaan ketimpangan pendapatan di Indonesia semakin tahun semakin

menurun dan nilai indeks Williamson berada di bawah 0.35 (ketimpangan taraf

rendah).

2. PDRB berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia, semakin

tinggi PDRB dalam suatu provinsi maka IPM provinsi semakin tinggi.

Kemiskinan Penduduk berpengaruh negatif terhadap IPM, semakin berkurang

persentase penduduk miskin maka semakin banyak penduduk yang mampu

bersekolah, berobat dengan baik dan pada akhirnya akan meningkatkan IPM.

PAD atau Pendapatan 37 Asli Daerah berpengaruh positif terhadap IPM,

semakin tinggi PAD provinsi maka akan semakin tinggi pula IPM. Semakin
tinggi pengeluaran pemerintah untuk public, maka akan semakin banyak

masyarakat yang dapat merasakan akses publik tersebut, begitu pula dengan

belanja rutin seperti gaji pegawai maka akan meningkatkan kesejahteraan

pegawai, maka pada akhirnya tingkat IPM akan semakin tinggi dengan

meningkatnya belanja pemerintah. Semakin banyak jumlah penduduk dengan

air bersih maka tingkat IPM akan semakin meningkat.

H. Sistematika Pembahasan (Out Line Sementara)

Sistematika penulisan berisi uraian singkat tentang isi bab demi bab yang

akan ditulis dalam penelitian ini.

Bab I adalah pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan

sistematika penulisan.

Bab II merupakan landasan teori. Pada bab ini disajikan informasi mengenai

beberapa teori yang berkaitan dengan bahasan penelitian, yakni teori tentang

ketimpangan pendapatan, pengukuran ketimpangan pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi, teori-teori pertumbuhan wilayah, indikator pertumbuhan

dan kemandirian wilayah, kesejahteraan dan konsep pembangunan manusia,

pertumbuhan, pembangunan dan ketimpangan menurut islam, dan konsep distribusi

Umar Ibn Khattab


Bab III adalah metode penelitian. Pada bab ini disajikan informasi secara

deskriptif tentang bagaimana penelitian dilaksanakan, variabel penelitian dan

metode analisis.

Bab IV merupakan penyajian data dan analisis. Pada bab ini disajikan hasil

peneltian yang telah dilakukan berupa ketimpangan pendapatan dan kesejahteraan

daerah di Indonesia ketimpangan daerah, serta analisis menegenai ketimpangan

tersebut dan konsep distribusi dalam Islam menurut Umar bin Khattab dan

hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan.

Bab V merupakan penutup. Dalam bab ini mengungkapkan kesimpulan, dan

saran atas dasar penelitian.

I. Daftar Pustaka Sementara

Abdurrahman, F. (2013). The Great of Two Umars: Story of Umar Ibn Khattab and
Umar Ibn Abdul Aziz. Jakarta.

Adisasmita, R. (2013). Teori-teori Pembangunan Ekonomi-Pertumbuhan Ekonomi


dan Pertumbuhan Wilayah. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Al-Khattabi, M. (1996). Ma’alim al-Sunan Syarh Sunan Abi Dawud. Dar al-Kutub
al-Ilmiyya: Beirut.

Alam, Jauharul. (2006). Disparitas Pendapatan dan Faktor-Faktor yang


Berpengaruh Terhadap Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia di
Kabupaten Bekasi. [Thesis]. Universitas Indonesia : Depok.

Arsyad, Lincolin. (1997). Ekonomi Pembangunan. STIE YKPN Press: Yogyakarta.

Basri, I.A. (2008). Menguak Pemikiran Ekonomi Ulama Klasik. Jakarta: Aqwam

Badan Pusat Statistik. (2013). Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial –


Ekonomi Indonesia, BPS, Jakarta.
Berry, A.P. 2007. Analisis Ketimpangan Pembangunan di Era Otonomi Daerah :
Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Dengan Kesejahteraan
Masyarakat. Departement ESP IPB : Bogor.

Clark, C. (1967). Population Growth and Land Use.New York: Macmillan.

Chapra, M. U. 2001. Masa Depan Ilmu Ekonomi, Sebuah Tinjauan Islam. (I.
Abidin, Trans.) Jakarta: Gema Insani Press :

Departemen Agama RI. (n.d.). Al-Quran dan Terjemah. Bandung: Al-Hikmah

Gujarati, D. N., & Porter, D.C. (2010). Dasar-dasar Ekonometrika, Buku edisi 5.
Jakarta: Salemba Empat.

Haekal, M.H. Umar Bin Khattab. Jakarta: Litera Antar Nusa

Jaribah. (2006). Fikih Ekonomi Umar bin Al Khatab. Jakarta Timur: Khalifa.

Karim, A Adiwarman. (2010), Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persana.

Mirza, Denni S. (2012). Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, Dan


Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Jawa Tengah
Tahun 2006-2009. Economics Development Analysis Jurnal.

Myrdal, Gunnar. (1957). Economic Theory and Under-Development Regions.


Methuen: Londres (RU).

Qallahjiy, M.R. (1981). Mausu’ah Fiqh Umar Ibn Khattab. Kuwait: Maktabah al-
Falah.

Rahardjo, Pratama & Manurung, Mandala. (2000). Pengantar Ilmu ekonomi


(Mikroekonomi dan Makroekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: FEUI.

Sukirno, S. (1985). Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, dan Dasar


Kebijaksanaan. Jakarta Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi-Universitas
Indonesia.

Sjafrizal. (2008). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Padang Sumatera Barat:
Baduose Media

Schultz, TW. (1961). Investment in Human Capital. The American Economic


Review : USA. 84

Tambunan, T. (2003), Perekonomian Indonesia Beberapa Masalah Penting.


Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tadjoedin, M.Z, dkk. (2001). Aspirasi Terhadap Ketidakmerataan: Disparitas
Regional dan Konflik Vertikal di Indonesia. Jakarta: UNSFIR Working

Anda mungkin juga menyukai