Anda di halaman 1dari 67

TESIS

AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL


DI DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister


Administrasi Publik Pada Program Studi Administrasi Negara Program
Pascasarjana Universitas Negeri Manado

OLEH:
DJOHAR MURDIYANTO REDJEB
NIM. 20801016

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGERA (S2)
TAHUN 2022
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA (S2)
Kampus Pascasarjana UNIMA Tomohon Telp, (0431)822335 Fax.(0431)822335
Website :pps-unima.ac.id email : unimapascasarjana@gmail.com

REKOMENDASI KELAYAKAN TESIS


Nomor:

Berdasarkan penilaian tim Reviewer Tesis Program Pascasarjana


Universitas Negeri Manado, maka Unit Penjamin Mutu Program Pascasarjana
Program Studi S2 Administrasi Negara, memberikan rekomendasi kepada:

Nama : Djohar Murdiyanto Redjeb


NIM : 20801016
Judul Tesis : Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil di
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Tangal Ujian : Jum'at, 30 September 2022.
Menyatakan layak dan bebas plagiarism. Demikian rekomendasi ini dibuat
untuk proses keputusan ujian komprehensif. Terima kasih.

Tomohon, 2022
Ketua Unit Penjamin Mutu
Program Pascasarjana UNIMA

Dr. Tinny D. Kaunang, M.Si


NIP. 19572004 198403 2 001

1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA (S2)
Kampus Pascasarjana UNIMA Tomohon Telp, (0431)822335 Fax.(0431)822335
Website :pps-unima.ac.id email : unimapascasarjana@gmail.com

BUKTI PENGESAHAN DAN PERBAIKAN TESIS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini, Tim Perumus Seminar Tahap II
Penelitian Tesis Program Studi (S2) Administrasi Negara Program Pascasarjana
Universitas Negeri Manado menerangkan bahwa:

Nama : Djohar Murdiyanto Redjeb


NIM : 20801016
Program Studi S2 : Administrasi Negara
Judul Tesis : Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil di
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Tangal Ujian : Jum'at, 30 September 2022.

Telah memperbaiki penelitian tesis sesuai dengan permintaan Tim Perumus,


demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

No
Nama Tanda Tangan Tanggal
.

1. Prof. Dr. J.L.L. Lombok, SH., M.Si

2. Dr. Marthinus Mandagi, M.Si*

3. Dr. Fitri H. Mamonto, S.Ag, MAP**

4. Dr. Jeffry S. Lengkong, M.Pd

5. Dr. Jeanne Langkai, M.Si

2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA (S2)
Kampus Pascasarjana UNIMA Tomohon Telp, (0431)822335 Fax.(0431)822335
Website :pps-unima.ac.id email : unimapascasarjana@gmail.com

SURAT PERNYATAAN

Nama : Djohar Murdiyanto Redjeb


NIM : 20801016
Program Studi S2 : Administrasi Negara
Judul Tesis : Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Bolaang Mongondow Timur
Tangal Ujian : Jum'at, 30 September 2022.

Dengan ini menyatakan akan memperbaiki Tesis saya, jika hasil plagiat
melebihi 20% serta didapati tidak memperbaiki Tesis dan terdapat dalam hasil Uji
Plagiat melebihi 20% maka saya bersedia untuk dibatalkan.
Demikian pernyataan ini saya buat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tomohon, November 2022

Djohar Murdiyanto Redjeb


NIM. 20801016

3
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Proses pahit manis saat ini adalah bekal berharga

di esok hari”

ّ ٰ ‫صب ِْر َوالص َّٰلو ِة ۗ اِ َّن هّٰللا َ َم َع ال‬


“ َ‫صبِ ِر ْين‬ َّ ‫ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ا ْستَ ِع ْينُوْ ا بِال‬.”

“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan

sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”

(Al-Baqarah:153)

Tesis ini kupersembahkan untuk :

Allah SWT

Mama, Papa, Idel dan Keluarga Besar

Para sahabat dan teman-teman seperjuangan S2-AN 2020

Almamaterku Universitas Negeri Manado

4
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis


Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil di Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Faktor-faktor yang
Menyebabkan Lemahnya Akuntabilitas Kinerja PNS. Metode yang digunakan
adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian yang telah didapatkan oleh
peneliti yaitu: 1) Masih ada pimpinan yang juga sebagai PNS belum mengetahui
secara menyeluruh tupoksi dan bentuk pelayanan yang harus diberikan kepada
masyarakat; 2) Ada pegawai yang masih lambat dan kurang responsive dalam
menyelesaikan tugas kerjanya, dan belum mengetahui dan memahami secara pasti
prosedur atau SOP yang digunakan dalam melaksanakan tupoksi; 3) Masih ada
pegawai yang kurang tanggap ketika menerima tugas yang diberikan oleh para
pimpinan atau dinas, bahkan kinerja yang ditunjukkan oleh para pegawai nyatanya
masih belum sepenuhnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah; 4) Koordinasi antara pimpinan dan pegawai sudah berjalan dengan
baik, tetapi belum ada penghargaan secara materi atau material yang diberikan
kepada para pegawai yang sudah melaksanakan tugas dengan baik; 5) Masih ada
satu sampai dua pimpinan yang menunjukkan sikap ketidakpedulian terhadap
pegawai yang telah melanggar aturan. Faktor-faktor yang menyebabkan lemahnya
Akuntabilitas Kinerja PNS pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yaitu: 1) Kurangnya pengetahuan para
PNS di dinas tentang aturan-aturan apalagi aturan yang terbaru terkait dengan
Kinerja PNS; 2) Kurangnya insentif yang diberikan untuk para pegawai; 3) Masih
kurangnya pemahaman para pegawai terkait tugas pokok dan fungsi; 4) Beberapa
pegawai yang ada di dinas masih ada yang belum disiplin terkait waktu kerja;
5) Ada pegawai yang tidak mengerjakan tugas yang sudah diberikan dan lebih
memilih kepentingan pribadi daripadi kepentingan organisasi.

Kata Kunci : Akuntabilitas, Kinerja, PNS

5
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih

dan anugerah, serta tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini

dengan baik yang berjudul Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

Maksud dan tujuan dari penulisan Tesis ini adalah untuk memenuhi persyaratan

dalam memperoleh gelar Magister Administrasi Publik di Program Pascasarjana

Universitas Negeri Manado. Selanjutnya penulis berharap Tesis ini bisa

memberikan masukan yang membangun serta manfaat bagi setiap pembaca, untuk

dijadikan referensi baik dalam studi maupun penulisan Tesis.

Saat proses penyelesaian Tesis ini banyak tantangan dan Rintangan yang

penulis hadapi, namun atas bantuan dan dorongan dari Allah SWT dalam proses

kehidupan ini, serta motivasi dan bimbingan yang telah diberikan berbagai pihak

terutama keluarga dan dosen pembimbing Tesis sehingga peneliti dapat

melaluinya. Karena itu dengan kerendahan hati penulis menyampaikan rasa

hormat serta ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Manado dan para pembantu rektor yang telah memberikan kesempatan

bagi penulis untuk menuntut ilmu diperguruan tinggi tercinta ini.

2. Prof. Dr. Tinneke E.M Sumual, MS selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Manado, sekaligus juga dengan Asisten Direktur I Dr.

Sjeddie R. Watung, MAP, Asisten Direktur II Dr. Viktory N. J. Rotty,

6
M.Teol, M.Pd, dan Asisten Direktur Dr. Olivia Lalamentik, M.Si. yang

membantu dan memotivasi saya dalam menuntut ilmu di Pascasarjana ini.

3. Dr. Evi Masengi, MS selaku Ketua Program Studi S2 Administrasi Negara

Program Pascasarjana Universitas Negeri Manado yang membantu untuk

segala pengurusan berkas dan akademik.

4. Dr. Marthinus Mandagi, M.Si selaku Dosen Pembimbing I. Penulis

mengucapkan banyak terima kasih karena telah memberikan waktu untuk

mengarahkan, membantu, serta menuntun penulis untuk dapat

menyelesaikan Tesis ini

5. Dr. Fitri H. Mamonto, S.Ag, MAP selaku Dosen Pembimbing II. Penulis

mengucapkan banyak terima kasih atas pemberian waktu, pengarahan,

memotivasi, membimbing dalam penyusunan Tesis ini sehingga boleh

selesai dengan baik, bahkan untuk setiap masukkan, arahan dan

kesempatan yang diberikan kepada saya agar boleh terus mengembangkan

dan mengoptimalkan potensi diri yang ada pada saya.

6. Prof. Dr. J.L.L. Lombok, SH., M.Si, Dr. Jeffry S. Lengkong, M.Pd, dan

Dr. Jeanne Langkai, M.Si selaku dosen penguji Penelitian Tesis yang telah

membantu memberikan masukan dan koreksi yang sangat membangun

dalam penulisan Tesis ini agar boleh tersusun secara baik dan benar.

7. Seluruh tim dosen Program Pascasarjana, terlebih bapak/ibu dosen yang

ada di Prodi S2-Administrasi Negara yang telah berjasa memberi ilmu dan

membina penulis selama menuntut ilmu di kampus ini.

8. Tak lupa juga peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sam

Sachrul Mamonto, S.Sos., M.Si, Ibu Ciendy M.I Mongkaren, MH, Bapak

7
Moh. Rezhah Mamonto, S.Kom dan Bapak Hendra Tangel, SH untuk

setiap ilmu, motivasi, dan telah memberikan kesempatan kepada saya

untuk dapat berkembang dan mengoptimalkan potensi diri saya.

9. Seluruh Tenaga Kependidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri

Manado terlebih khusus yang ada di Prodi S2-Administrasi Negara yang

telah membantu dalam segala urusan untuk penyelesaian studi.

10. Kepada seluruh Pegawai di Lingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Badan Kepegawaian

dan Pengembangan Sumber daya Manusia Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur yang telah memberikan waktu, informasi, data,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.

11. Seluruh informan yang sudah bersedia untuk memberikan waktu, data,

informasi, dalam proses penelitian yang membantu proses penulisan Tesis

ini.

12. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

dan tak terhingga untuk keluarga tercinta kepada Ayahanda tercinta Alm.

Hi. Ahmad Redjeb, Kakanda Rafli A. Redjeb, Kakanda Elvira H. Redjeb,

Adinda Evilia A.R. Redjeb. yang selama ini selalu menemani, mendukung,

mendoakan, memotivasi dan selalu berusaha untuk memenuhi segala

kebutuhan sehingga penulis bisa sampai ketahap ini. Adinda Bahtiar D.

Redjeb, Salsabila H. Redjeb, Abdurahim K. Redjeb. selama ini

memberikan semangat, mendoakan dan mengharapakan peneliti segera

dapat menyelesaikan studi.

8
13. Secara khusus Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

Kepada dua Wanita hebat Ibunda tercinta Hj. Sumian Kharie dan ibu

Nurwahida Mayrudin yang berjasa dalam proses Penulisan, telah

memberikan Motivasi, dukungan materi dan non materi kepada penulis

selama proses menjalani pendidkan.

14. Sahabat dan orang-orang terkasih yang memberikan motivasi dan

mendoakan penulis dalam penyelesaian studi.

15. Kepada seluruh teman-teman S2-Administrasi Negara 2020 khususnya

kelas B yang mengajarkan penulis tentang keberagaman, kerjasama,

motivasi, dan semangat selama perkuliahan.

16. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu, yang sudah banyak

memberikan bantuan secara bimbingan selama perkuliahan.\

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa yang adalah sumber hidup

senantiasa akan menjaga, melindungi, melimpahkan berkat atas segala bantuan,

bimbingan dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis selama dalam proses

penyelesaian studi. Penulis memohon maaf sebesar-besarnya jika didapati

kesalahan dalam penulisan dan semoga Tesis ini dapat berguna bagi peningkatan

mutu pendidikan. Terima kasih.

Tomohon, November 2022

Djohar Murdiyanto Redjeb

9
DAFTAR ISI

REKOMENDASI ...........................................................................................
BUKTI PENGESAHAN DAN PERBAIKAN TESIS..................................
SURAT PERNYATAAN................................................................................ i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. ii
ABSTRAK....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH.......................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 4
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Relevansi Administrasi Publik dengan Akuntabilitas Kinerja............ 5
2.2 Akuntabilitas Publik............................................................................. 7
2.3 Kinerja Pegawai.................................................................................... 15
2.4 Pegawai Negara Sipil (PNS)…………………………......................... 18
2.5 Penelitian Terdahulu............................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian........................................................................... 24
3.2 Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian.................................................. 24
3.3 Lokasi Penelitian.................................................................................. 25
3.4 Instrumen Penelitian dan Sumber Data................................................ 25
3.5 Teknik Pengumpulan Data................................................................... 26
3.6 Teknik Analisis Data............................................................................ 27
3.7 Teknik Keabsahan Data........................................................................ 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................................... 31

10
4.1.1 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Bolaang Mongondow Timur..................................................... 31
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian..................................................................... 34
4.2.1 Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil di Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur...................................................................... 34
4.2.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Lemahnya Akuntabilitas
Kinerja PNS di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur............................ 66
4.3 Pembahasan.......................................................................................... 76
4.3.1 Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil di Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur...................................................................... 76
4.3.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Lemahnya Akuntabilitas
Kinerja PNS pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur............................ 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 95
5.1.1 Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil di Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur.... 95
5.1.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Lemahnya
Akuntabilitas Kinerja PNS di Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow
Timur......................................................................................... 96
5.2 Saran..................................................................................................... 97
5.2.1 Saran Praktis.............................................................................. 97
5.2.2 Saran Akademis......................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 99
LAMPIRAN.................................................................................................... 101

11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 Tentang Sistem Manajemen

Kinerja Pegawai Negeri Sipil menetapkan bahwa Sistem Manajemen Kinerja

Pegawai Negeri Sipil adalah suatu proses sistematis yang terdiri dari perencanaan

Kinerja, pelaksanaan, pemantauan dan pembinaan Kinerja, penilaian Kinerja.

Sasaran Kinerja Pegawai adalah rencana Kinerja dan target yang akan dicapai

oleh seorang PNS yang harus dicapai setiap tahun, sedangkan kinerja adalah hasil

kerja yang dicapai oleh setiap PNS, berdasar keberhasilan Kinerja yang dicapai

berdasar hasil kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaaan rencana Kinerja.

Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh

PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sistem Manajemen Kinerja PNS bertujuan untuk: a. menyelaraskan tujuan

dan sasaran instansi/ unit kerja/ atasan langsung ke dalam SKP; b. melakukan

pengukuran, pemantauan, pembinaan Kinerja dan penilaian Kinerja; dan c.

menentukan tindak lanjut hasil penilaian Kinerja. Sistem Manajemen Kinerja PNS

dilaksanakan berdasarkan prinsip: a. objektif; b. terukur; c. akuntabel; d.

partisipatif; dan e. transparan.

12
Perilaku Kerja yang di nilai meliputi aspek: a. orientasi pelayanan; b.

komitmen; c. inisiatif kerja; d. kerja sama; dan e. kepemimpinan. Standar perilaku

kerja pada setiap aspek perilaku kerja merupakan level yang dipersyaratkan sesuai

jenis dan/atau jenjang jabatan. Pelaksanaan, Pemantauan Kinerja, dan Pembinaan

Kinerja dilaksanakan setelah dilakukan penetapan SKP. Pemantauan Kinerja oleh

Pejabat Penilai Kinerja untuk mengamati kemajuan pencapaian target Kinerja

yang terdapat dalam SKP.

Penilaian Kinerja dilakukan dengan menggabungkan nilai SKP dan nilai

Perilaku Kerja, yang diperoleh dengan membandingkan realisasi SKP dengan

target SKP sesuai dengan perencanaan Kinerja yang telah ditetapkan.

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur sebagai organisasi public, memiliki 19 Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Untuk jelasnya dapat

dilihat pada struktur organisasi dan data jumlah pegawai di Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur:

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

13
Berdasarkan hasil observasi awal di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur masih terdapat beberapa

permasalahan yang berkaitan dengan Akuntabilitas Kinerja PNS yakni: a). belum

melaksanakan pekerjaan sesuai tugas pokok dan fungsi serta tanggungjawab

sebagai Pegawai Negara Sipil (PNS), b). melaksanakan tugas secara lamban atau

belum tepat waktu, c). menghindar dari tugas dan tanggung jawab yang telah

diberikan, sering terlambat masuk kantor dan pulang sebelum jam kerja berakhir,

d). hanya mengisi daftar hadir dan pulang, e). belum memenuhi tupoksi yang

dibebankan oleh pimpinan, f). lambannya merespons tupoksi yang dipercayakan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dilakukan pengkajian

dengan menggunakan pendekatan secara konseptual dalam administrasi public

dengan melakukan pendekatan kualitatif khususnya akuntabilitas kenerja pegawai

negeri sipil pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas yang sudah peneliti

jelaskan, maka rumusan masalahnya yakni sebagai berikut:

1) Bagaimana Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil (PNS) pada

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur?

2) Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan lemahnya Akuntabilitas

Kinerja PNS pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur?

14
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis Akuntabilitas Kinerja Pegawai

Negara Sipil di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur dan faktor-faktor yang menyebabkan lemahnya Akuntabilitas

Kinerja PNS.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun

manfaat praktis, yaitu:

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam

pengembangan ilmu pengetahuan yang sifatnya akademis, khususnya dalam

pengembangan organisasi pemerintahan terutama berkaitan dengan

Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil.

2) Manfaat Praktis

Menjadi sumbangan pemikiran dan jalan keluar dari permasalahan yang

ada di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur.

15
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Relevansi Administrasi Publik dengan Akuntabilitas Kinerja

Administrasi publik sebetulnya sudah ada sejak dahulu kala. Dalam catatan

sejarah peradaban manusia, di Asia Selatan termasuk di Indonesia, Cina, dan di

Mesir Kuno, sudah terdapat suatu sistem penataan pemerintahan yang kemudian

berkembang dan dikenal dengan sebutan administrasi negara saat ini.

Salah satu perwujudan suatu sistem penataan administrasi yang sistematis

tersebut maka teknik-teknik pekerjaan tata usaha (administrasi secara sempit)

sudah dikenal oleh negara Mesir, Arab, dan Cina. Hal ini ditandai dengan

penggunaan kertas dari daun papyrus di Mesir, kulit domba di Arab, dan mesin

tulis di Cina.

Administrasi yang diartikan sebagai keseluruhan tindakan atau kegiatan

yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya, memiliki makna akuntabilitas kinerja yang kompleks bagi

penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh aparat pemerintah

(Birokrat) karena sesungguhnya dengan administrasi yang baik dan dibarengi

dengan aparat pemerintah yang mengerti akan tugas dan tanggung jawabnya maka

akan menghasilkan pelayanan publik yang memuaskan masyarakat sebagai

pelanggan yang harus dilayani sebaik-baiknya tanpa pandang bulu. Dengan

demikian dalam penelitian ini selain menyinggung keberadaan pegawai sebagai

sumber daya manusia yang mampu menunjukkan kinerja yang baik, disamping itu

16
juga aparat pemerintahan mampu memberikan pelayanan publik yang maksimal

kepada masyarakat.

2.2. Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap

level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan

pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya. Dalam beberapa hal,

akuntabilitas sering diartikan berbeda-beda. Adanya norma yang bersifat informal

tentang perilaku PNS yang menjadi kebiasaan (“how things are done around

here”) dapat mempengaruhi perilaku anggota organisasi atau bahkan

mempengaruhi aturan formal yang berlaku.

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau

institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah

seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai public (LAN-RI, 2019).

Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:

1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik

kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,

kelompok, dan pribadi;

2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah

keterlibatan PNS dalam politik praktis;

3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan

sebagai penyelenggara pemerintahan.

17
Akuntabilitas merupakan aktivitas untuk memberikan penjelasan dan

alasan pembenaran atas tindakan (cara) yang dilakukan dalam menggunakan

kekuasaan, dan mengambil tindakan korektif ketika terjadi kesalahan. Pengertian

ini memberikan pemahaman yang lebih luas tentang makna akuntabilitas. Artinya,

akuntabilitas tidak sekedar mencakup aktivitas untuk memberikan penjelasan atas

tindakan yang telah dilakukan, namun juga mencakup kegiatan melakukan koreksi

terhadap tindakan yang dinilai salah atau tidak tepat. Dengan demikian,

akuntabilitas pada hakikatnya Iebih sebagai siklus (cycle) yang terdiri atas

sejumlah aktivitas fungsional daripada sebagai sebuah aktivitas tunggal (single

action) (Schacter, 2000).

Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

Akuntabilitas Publik merupakan kewajiban bagi penyelenggara kebijakan

(pembuatan, pelaksanaan dan penilaian) untuk mempertanggungjawabkan segala

tindakannya itu kepada publik, baik tindakan yang berhasil terlebih lagi tindakan

yang gagal. Dalam pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan instansi pemerintah

perlu memperhatikan prinsip-pninsip berikut: (a), Harus ada komitmen dari

pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi

agar akuntabel (b). Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin

penggunaan. Sumbersumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang

undangan yang berlaku. (c). Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan

dan sasaran yang ditetapkan. (d). Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi

serta hasil dan manfaat yang diperoleh. (e). Harus jujur, objektif, transparan dan

inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen dalam bentuk pemutakhiran

18
metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas

(LAN dan BPKP; Modul I, 2000).

Dari berbagai pengertian akuntabilitas tersebut diatas dapat dikemukakan

bahwa akuntabilitas paling tidak memiliki lima dimensi penting, yaitu: (1) ada

pihak yang melaksanakan akuntabilitas; (2) ada mekanisme akuntabilitas; (3)

akuntabilitas dilaksanakan kepada siapa; (4) ada ukuran atau standar dalam

meniIai pelaksanakan akuntabilitas; dan (5) ada nilai-nilai yang terkandung dalam

akuntabilitas itu sendiri.

Akuntabilitas dapat dibedakan atas beberapa jenis atau model. Sheila

Elwood, mengemukakan 4 (empat) jenis akuntabilitas publik, yaitu: (1)

accountability for probity and legality (akuntabilitas hukum dan peraturan); (2)

process accountability (akuntabilitas proses); (3) program accountability

(akuntabilitas program) dan (4) policy accountability (akuntabilitas kebijakan).

Pertama, Akuntabilitas hukum dan peraturan (accountability for probity

and legality), yaitu akuntabilitas yang terkait dengan jaminan adanya kepatuhan

terhadap hukum dan peraturan lain yang diisyaratkan dalam penggunaan sumber

dana publik. Untuk menjamin dijalankannya jenis akuntabilitas ini perlu

dilakukan audit kepatuhan (complience audit).

Kedua, Akuntabilitas proses (process accountability), yaitu akuntabilitas

yang terkait dengan prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas apakah

sudah cukup baik. Jenis akuntabilitas ini dapat diwujudkan melalui pemberian

pelayanan publik yang cepat, responsif, dan murah biaya.

Ketiga, Akuntabilitas program (program accountability), yaitu

akuntabilitas yang terkait dengan perimbangan apakah tujuan yang ditetapkan

19
dapat dicapai dengan baik, atau apakah pemerintah daerah telah

mempertimbangkan alternatif program yang dapat memberikan hasil optimal

dengan biaya yang minimal.

Keempat, Akuntabilitas kebijakan (policy accountability), yaitu

akuntabilitas yang terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah daerah

terhadap DPRD sebagai legislatif dan masyarakat luas. Ini artinya, perlu adanya

transparansi kebijakan sehingga masyarakat dapat melakukan penilaian dan

pengawasan serta terlibat dalam pengambilan keputusan.

Setelah memperhatikan jenis-jenis akuntabilitas seperti dikemukakan

Sheila Elwood dalam Mardiasmo (2002) diatas, maka pejabat publik didalam

menjalankan tugas dan tanggungjawabnya disamping harus berakuntabilitas

menurut hukum atau peraturan, juga dalam proses pelaksanaan tugas dan

tanggungjawabnya, dalam program yang diimplementasikan dan juga dalam

kebijakan yang dibuat atau dirumuskan.

2.3. Kinerja Pegawai

Dalam sebuah organisasi, yang menjadi tugas pokok pegawai atau karyawan

adalah bekerja agar tujuan organisasi dapat tercapai seefisien dan seefektif

mungkin. Hal ini juga berlaku bagi organisasi pemerintah sebagai pelayan publik.

Menurut Fajri dan Senja (2003:470), kinerja adalah sesuatu yang dicapai,

kemampuan kerja, prestasi yang diperlihatkan. Dengan demikian kinerja adalah

prestasi yang diperlihatkan seseorang dalam pekerjaannya.

Lembaga Administrasi Negara (2004:4) menjelaskan kinerja yang diartikan

sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi

20
organisasi. Sedangkan menurut Pace dan Fanks (Siagian, 1998:398) mengatakan

bahwa kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu organisasi adalah kinerja

pegawai, yaitu bagaimana ia melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan

suatu pekerjaan, jabatan atau peranan dalam suatu organisasi.

Oleh karena sifat dan karakteristiknya yang unik, maka organisasi sektor

publik memerlukan ukuran penilaian kinerja yang lebih luas, tidak hanya tingkat

laba, tidak hanya efisiensi dan juga tidak hanya ukuran finansial.

Menurut Mohamad Mahsun (2009:31) pengukuran kinerja organisasi sektor

publik meliputi aspek-aspek antara lain: kelompok masukan (input), kelompok

proses (process), kelompok keluaran (output), kelompok hasil (outcome),

kelompok manfaat (benefit), kelompok dampak (impact). Kelompok masukan

(input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat

berjalan untuk menghasilkan keluaran misalnya, sumber daya (anggaran, manusia,

peralatan/teknologi, material yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan diatas, maka kinerja

pegawai adalah menyangkut tanggung jawab terhadap pekerjaan, pembagian tugas

yang jelas, koordinasi yang baik, kreatif dalam menjalankan pekerjaan, dan

mampu mengatasi pekerjaan yang sulit serta dapat menyelesaikannya dalam

periode tertentu.

2.4. Pegawai Negara Sipil (PNS)

Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

menjelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah

profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja

yang bekerja pada instansi pemerintah. Pasal 10 Pegawai ASN berfungsi sebagai:

21
a. pelaksana kebijakan publik;

b. pelayan publik; dan

c. perekat dan pemersatu bangsa.

Pasal 11 Pegawai ASN bertugas:

a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan

c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 23 Pegawai ASN wajib:

a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah

yang sah;

b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang

berwenang;

d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,

kesadaran, dan tanggung jawab;

f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan

tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

22
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin

Pegawai Negeri Sipil telah disebutkan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban

dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

(pasal 1 ayat 4).

Pasal 4 menjelaskan bahwa selain memenuhi kewajiban PNS wajib:

a. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PNS;

b. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan;

c. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang,

dan atau golongan;

d. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal

yang dapat membahayakan keamanan negara atau merugikan keuangan

negara;

e. melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja;

g. menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-baiknya;

h. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan

kompetensi; dan

i. menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas dan fungsi

kecuali penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perLlndang-

undangan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2019 Tentang

Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil menjelaskan Kinerja PNS adalah hasil

23
kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada organisasi/unit sesuai dengan SKP dan

Perilaku Kerja. Pasal 2 menjelaskan penilaian kinerja PNS bertujuan untuk

menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan pada sistem prestasi dan

sistem karier. Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014

Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara

Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa Laporan

kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang

dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal

terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran

kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil

analisis terhadap pengukuran kinerja.

Tujuan pelaporan Kinerja yakni:

1) Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandate atas

kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;

2) Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah

untuk meningkatkan kinerjanya.

2.5. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu sebagai pembanding dan melihat posisi dari

penelitian ini ialah:

1. Akuntabilitas Kinerja Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru oleh Ukrimatul

Umam. Tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

24
akuntabilitas kinerja Dinas PerhubunganKota Pekanbaru dan faktor-faktor

penghambat akuntabilitas kinerja Dinas Perhubungan Kota

Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan teori Akuntabilitas Publik

oleh Ellwood dalam Nasucha (2004) terdiri dari empat indikator

yaitu Akuntabilitas Kejujuran dan Hukum, Akuntabilitas Proses,

Akuntabilitas Program dan Akuntabilitas Kebijakan. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Dalam

menganalisa data, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru sudah

akuntabel namun masih ditemukan faktor penghambatnya yaitu sumber

daya manusia terkait administrasi dan kurangnya keterbukaan informasi

terkait kinerja.

2. Akuntabilitas Kinerja Aparatur Dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik di

Kantor Lurah Padang Lambe Kota Palopo oleh Arif Ferdian. Tahun 2021.

Tujuan penelitian mengetahui tentang Akuntabilitas Kinerja Aparatur

Dalam Pelaksanaan pelayanan di Kantor Lurah Padang Lambe. Penelitian

ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang malakukan pengumpulan

data dengan menggunakan observasi. wawancara, dan dokumentasi. Hasil

penelitian menunjukan bahwa akuntabel yang diharapkan di kantor lurah

Padang Lambe belum berjalan maksimal disebabkan SDM Aparatur di

kantor Kelurahan Padang lambe masih di bawa rata-rata dan mengakibatkan

kemampuan menggunakan Teknologi masih kurang. Hal inilah menjadi

terhambatnya pelayanan yang diberikan kepada masayarakat terhambat.

Sedangkan akuntabel dari Aparatur masih minim dapat ditemukan di kantor

25
kelurahan mash banyaik keluhan dalam pelayanan khususnya akuntabel

proses, dan akuntabel kejujuran.Sehingga peneliti memberikan beberapa

rekomendasi yakni perlu ada peningkatan SDM Aparatur karena mampu

mempengaruhi pelaksanaan pelayananan di Kantor Lurah Padang Lambe.

3. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Pegawai Dalam Pelayanan Publik Pada

Kantor Kecamatan Medan Sunggal Oleh Baharuddin Ritonga. Tahun 2018.

Rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk-bentuk

peningkatan akuntabilitas kinerja pegawai dalam pelayanan publik pada

Kantor Kecamatan Medan Sunggal dan Faktor-faktor apa yang menghambat

peningkatan akuntabilitas kinerja pegawai dalam pelayanan publik pada

Kantor Kecamatan Medan Sunggal. Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah Kecamatan Medan

Sunggal telah melaksanakan system akuntabilitas sesuai dengan mekanisme

yang ada serta bertanggungjawab kepada masyarakat. Disamping itu juga

karena pelayanannya menyangkut kepentingan Negara, bangsa dan

masyarakat luas, maka Pemerintah Kecamatan Medan Sunggal merasa perlu

melakukan akuntabilitas kinerja pegawainya dalam memberikan pelayanan

kepada publik. Kinerja organisasi Kecamatan Medan Sunggal dimata

masyarkat Kecamatan Medan Sunggal sudah cukup baik, namun masih

menyisahkan kendala yang perlu diperbaiki seperti: kurangnya aparat yang

ada di Kecamatan Sendangan menyebabkan pelayanan yang seharusnya

dapat dikerjakan 1 hari dapat menjadi 2 hari namun hal ini masih dapat

diatasi mengingat pelayanan di Kecamatan Medan Sunggal tidak terlalu

banyak.

26
BAB III

METODE PENELITIAN

1.

2.

3.

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif,

dengan mengkaji secara mendalam fenomena tentang lemahnya akuntabilitas

kinerja PNS pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur

3.2 Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian

3.2.1 Fokus Penelitian

Penelitiannya ini difokuskan pada Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara

Sipil dan Faktor-faktor yang Menyebabkan lemahnya kinerja PNS pada Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

PNS adalah pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan melalui keputusan pemerintah

yang di tugaskan pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur.

3.2.2 Deskripsi Fokus Penelitian

Deskripsikan seluruh indikator pada fokus penelitian fokus pertama

Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil mempunyai beberapa indikator yakni

101
Orientasi pelayanan, Komitmen, Inisiatif kerja, Kerja sama, dan Kepemimpinan.

Fokus kedua yakni Faktor-faktor yang Menyebabkan lemahnya kinerja PNS pada

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur akan diuraikan setelah Peneliti sudah mendapatkan data wawancara kepada

para informan.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Dipilihnya lokasi tersebut karena lokasi

penelitian tersebut mudah dijangkau baik dari segi geografis maupun dari

kemudahan akses data dan informasi oleh peneliti, selain itu penelitian yang tidak

dalam waktu yang lama membuat lokasi ini menjadi pilihan, selain tujuan inti

yang dijelaskan sebelumnya.

3.4 Instrumen Penelitian dan Sumber Data

Dalam penelitian ini instrument penelitian yang utama adalah peneliti itu

sendiri. Penulis sendiri yang melakukan pengamatan, wawancara, pengumpulan

data dan menganalisis data. Penelitian ini dibantu dengan alat-alat, untuk

mempermudah proses penelitian, seperti Camera Digital, Handphone, Tape

recorder, dan alat-alat bantu lainnya.

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen lain-lain. Sesuai dengan

masalah dan fokus penelitian ini, maka sumber data adalah sebagai berikut:

102
1. Informan, sebagai informan awal yang dipilih secara purposif (purposive

sampling). Hal in dimaksudkan untuk memilih informan yang benar-benar

relevan dan kompeten dengan masalah penelitian sehingga data yang

diperoleh dapat dipergunakan untuk membangun kesimpulan.

2. Tempat dan peristiwa. Dimaksudkan di sini adalah tempat di mana peneliti

memperoleh data. Dengan mengadakan pengamatan terhadap fenomena-

fenomena yang muncul di lapangan. Dari hasil pengamatan ini merupakan

bahan yang telah dikemukakan pada teknik pengumpulan data.

3. Dokumen yang relevan dengan masalah dan fokus penelitian, seperti data

inti peraturan, ataupun regulasi yang berkaitan dengan Akuntabilitas

Kinerja Pegawai Negeri Sipil.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah peneliti

itu sendiri, Sugiyono (2013:292). Proses pengumpulan data bergerak dari

lapangan empiris dalam upaya membangun teori dari data bergerak dari lapangan

empiris dalam upaya membangun teori dari data. Proses pengumpulan data ini

meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

1. Proses memasuki lokasi penelitian

Peneliti telah mendatangi lokasi penelitian untuk melaporkan tentang rencana

lokasi penelitian sekaligus untuk mendapat ijin/rekomendasi, dengan

menunjukkan surat pengatar penelitian.

2. Ketika berada di lokasi penelitian

Dalam tahap ini peneliti melakukan pendekatan secara formal maupun

informal dengan subjek penelitian. Dalam proses ini peneliti telag berusaha

103
untuk memperoleh informasi selengkapnya serta menangkap intisasi dari

berbagai informasi yang diperoleh tersebut sesuai dengan fokus yang telah

ditetapkan.

3. Mengumpulkan data

Pada tahap ini peneliti mengemukakan dua teknik pengumpulan data yaitu :

a) Wawancara, Peneliti telah melakukan kegiatan wawancara kepada

beberapa informan yang sudah peneliti tentukan, kemudian diberikan

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan judul penelitian, setelah

itu didapatkan data hasil wawancara yang selanjutnya diolah, dipaparkan

dan dianalisis oleh Peneliti.

b) Dokumentasi dengan para informan dan juga melihat dokumen laporan

kinerja dan dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal dan

sepanjang proses penelitian berlangsung. Menurut Miles dan Huberman

(1992:339) kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara

bersamaan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi, sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Data yang telah didapatkan oleh peneliti dari beberapa informan catatan-

catatan lapangannya dirangkum atau direduksi dengan memilah hal-hal pokok

yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Kemudian catatan-catatan

104
tersebut telah disusun secara sistematis dan didapatkan gambaran yang relevan

dengan fokus penelitian yang peneliti telah sampaikan diatas.

2. Penyajian data

Penyajian data atau display data dimaksudkan agar memudahkan bagi

peneliti untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu

dari penelitian.

3. Menarik kesimpulan

Verifikasi dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian

berlangsung yaitu sejak awal memasuki lokasi penelitian dan selama proses

pengumpulan data. Peneliti telah berusaha untuk menganalisis dan mencari makna

dari data yang dikumpulkan yaitu mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-

hal yang sering timbul, dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang

masih bersifat tentatif, akan tetapi dengan bertambahnya data melalui proses

verifikasi secara terus menerus, maka diperoleh kesimpulan yang bersifat

“grounded”. Dengan kata lain setiap kesimpulan senantiasa terus dilakukan

verifikasi selama penelitian berlangsung. Komponen-komponen analisis data

tersebut di atas oleh Miles dan Huberman (1992:112) digambarkan sebagai

berikut :

105
Pengumpulan Data Penyajian Data :
- Interview Deskriptif Data
Observasi Kualitatif
Dokumentasi

Reduksi Data : Penarikan Kesimpulan


- Seleksi
- Abstraksi
- Kategorisasi

Gambar 3.1: Analisis Model Interaktif


Sumber: Miles dan Huberman (1992:11)
3.7 Teknik Keabsahan Data

Untuk menentukan keabsahan data dalam penelitian kualitatif harus

menenuhi beberapa persyaratan sebagaimana dikemukakan oleh Lincoln dan

Guba (2011) yang dalam pemeriksaan data menggunakan empat kriteria yaitu

sebagai berikut:

1. Derajat Kepercayaan (Creadibility)

Penerapan konsep kriteria derajat kepercayaan dimaksudkan sebagai

pengganti konsep validitas internal dari penelitian Non-Kualitatif. Kriteria ini

berfungsi untuk :

a. Melaksanakan inquiri sedemikian rupa, sehingga tingkat kepercayaan

penemuannya dapat tercapai.

b. Mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan

pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

2. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan

konteks pengirim dan penerima. Untuk melaksanakan keteralihan tersebut

106
maka peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan data kejadian empiris

dalam konteks yang sama, dengan demikian peneliti bertanggung jawab

untuk menyediakan data deskriptif secukupnya. Dalam hal ini peneliti

berusaha memberikan deskripsi yang terinci tentang bagaimana hasil

penelitian bisa dicapai.

3. Ketergantungan (Dependebility) dan Kepastian (Confirmability)

Ketergantungan menurut istilah konvensional disebut dengan reliabilitas

(reliability). Reliabilitas merupakan syarat bagi validitas, hanya dengan alat

yang reliabel maka akan dapat diperoleh data yang valid. Alat utama

penelitian ini adalah peneliti sendiri dan pembimbing, oleh karena itu untuk

menjamin ketergantungan dan kepastian penelitian maka yang perlu

dilakukan adalah memadukan kriteria ketergantungan dengan kepastian

dengan cara “audit trail” (memeriksa dan melacak suatu kebenaran).

107
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur adalah perangkat daerah pelaksana bidang pemberdayaan

Masyarakat dan Desa sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Bupati Bolaang

Mongondow Timur Nomor 05 Tahun 2017 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

Tugas Dinas PMD Kabupaten Bolaang Mongondow Timur adalah

melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi daerah

dibidang Pemerintahan dan Desa. Hal ini didasarkan pada Peraturan Bupati

Bolaang Mongondow Timur Nomor 69 Tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Daerah.

108
Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas PMD Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur melaksanakan fungsi :

a. perumusan kebijakan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

b. pelaksanaan kebijakan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugas;

d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugas; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas

dan fungsi.

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2017 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Daerah, telah

ditetapkan susunan organisasi Dinas PMD yang terdiri dari :

1. Kepala Dinas;

2. Sekretaris;

3. Bidang Pemerintahan Desa dan Kelebagaan;

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat UEM dan TTG

5. Kelompok Jabatan Fungsional.

Setiap jabatan dipimpin oleh seorang kepala yang penjabaran tugas masing-

masing jabatan tersebut disajikan seperti pada gambar struktur organisasi dibawah ini:

Susunan Organisasi Dan Tata Kerja DPMD


KEPALA DINAS
HENDRA TANGEL, SH
NIP. 19700419 200012 1 002

SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
OLFA BUNTUAN, SE., MM
NIP. 19680311 200012 2 001

SUB BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUB BAGIAN KEUANGAN, UMUM DAN
HELLEN WOKAS, SE KEUANGAN
NIP. 19800714 201001 2 013 YUNIA RAHMA SUYUDI, SE
NIP. 19840612 201001 2 012

109
BIDANG PEMDES DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN DESA BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PENINGKATAN UEM DAN TTG
SUBHAN WAKID, S.STP YUSNANI AGOW, SE
NIP. 19880301 201010 1 001 NIP. 19780601 200212 2 009

SEKSI PENGEMBANGAN, SEKSI FASILITAS PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT, PENGELOLAAN


INOVASI DAN POTENSI DESA SDA DAN TTG
SOFYAN DADU, SE ANGGRAINI MANOPPO, SE
NIP. 19820127 201001 1 009 NIP. 19860320 201201 2 001

SEKSI PENGUATAN APARATUR,PENINGKATAN SDM SEKSI PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DAN ADM PEMDES DAN KELUARGA
KUYAANDI MATDSUAMEL ____________________________
NIP. 19840905 201001 1 009 NIP. 19860320 201201 2 001

SEKSI PENGUATAN, PENINGKATAN SDM KELEMBAGAAN DESA SEKSI FASILITAS SARANA PRASARANA DAN BANTUAN PENGEMBANGAN
DJOHAR MURDIYANTO REDJEB, S.STP PEDESAAN
NIP. 19960806 201808 1 001 TUTI LOGOR, ST
NIP. 19811118 201001 2 007
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas PMD Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur didukung oleh sumber daya manusia. Sumber daya

manusia yang terlibat di lingkungan Dinas PMD seluruhnya berjumlah 18 orang.

Ditinjau dari sisi jabatan maka pegawai di lingkungan Dinas PMD terbagi dalam

jabatan struktural dan jabatan fungsional. Namun demikian untuk Jabatan

fungsional belum terisi. Adapun susunan kepegawaian di lingkungan Dinas PMD

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dapat dilihat pada tabel berikut:

Pelayanan yang dilakukan DPMD Bolaang Mongondow Timur sebagai

berikut.

1) Pelayanan Bagian Sekretariat

a. Pelayanan Sub Bagian Perencanaan, Program, Evaluasi, dan Pelaporan:

• Pembuatan Renstra, LAKIP, Renja, dan RKA

b. Pelayanan Sub Bagian Keuangan, Umum, dan Kepegawaian:

• Penanganan surat keluar – masuk, pencairan anggaran kegiatan,

penyusunan daftar nominatif internal dan DUK, penyusunan laporan

keuangan, dan rekapan daftar hadir.

110
2) Bidang Pemdes Dan Penguatan Kelembagaan Desa

a. Pelayanan Seksi Pengembangan Inovasi Desa dan Evaluasi Desa:

• Pelaksanaan Lomba Desa dan Evaluasi Desa

b. Pelayanan Seksi Penguatan Aparatur dan Administasi Desa

• Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa

c. Pelayanan Seksi Pengembangan Kelembagaan Desa

• Pelaksanaan Fasilitasi Kelembagaan di Desa

3) Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Peningkatan Uem Dan TTG

a. Pelayanan Seksi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

• Penyelenggaraan Kegiatan PKK, BBGRM

b. Pelayanan Seksi Fasilitasi UEM dan TTG

• Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi Bumdes UEM dan TTG

c. Pelayanan Seksi Pengembangan Sarana dan Prasarana Desa

• Fasilitasi Pelaksanaan Bantuan Sarana Prasarana Desa.

Selanjutnya capaian indikator Dinas PMD Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur adalah :

1. Dengan menggunakan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Presentase Desa

Berkembang dan,

2. Capaian Persentase Bumdes dengan Status Tumbuh.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil di Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

111
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau

institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah

seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik (LAN-RI, 2019).

Menurut LAN-RI (2001), akuntabilitas adalah kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan

tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasii kepada

pihak yang memiliki atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau

pertanggungjawaban.

Akuntabilitas publik merupakan kewajiban bagi penyelenggara kebijakan

(pembuatan, pelaksanaan dan penilaian) untuk mempertanggungjawabkan segala

tindakannya itu kepada publik, baik tindakan yang berhasil terlebih lagi tindakan

yang gagal. Dalam pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan instansi pemerintah

perlu memperhatikan prinsip-pninsip berikut: (a), Harus ada komitmen dari

pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi

agar akuntabel (b). Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin

penggunaan. Sumbersumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang

undangan yang berlaku. (c). Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan

dan sasaran yang ditetapkan. (d). Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi

serta hasil dan manfaat yang diperoleh. (e). Harus jujur, objektif, transparan dan

inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen dalam bentuk pemutakhiran

metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas

(LAN dan BPKP; Modul I, 2000).

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 Tentang Sistem Manajemen

112
Kinerja Pegawai Negeri Sipil menetapkan bahwa Sistem Manajemen Kinerja

Pegawai Negeri Sipil adalah suatu proses sistematis yang terdiri dari perencanaan

Kinerja, pelaksanaan, pemantauan dan pembinaan Kinerja, penilaian Kinerja.

Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh

PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Perilaku Kerja meliputi 5 (lima) aspek

yaitu: a. orientasi pelayanan; b. komitmen; c. inisiatif kerja; d. kerja sama; dan

e. kepemimpinan. Standar perilaku kerja pada setiap aspek perilaku kerja

merupakan level yang dipersyaratkan sesuai jenis dan/atau jenjang jabatan.

Berdasarkan hal diatas dalam rangka untuk melihat Akuntabilitas Kinerja

Pegawai Negara Sipil (PNS) pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, peneliti melakukan wawancara

berdasarkan pada aturan dan indikator-indikator yang ada kepada beberapa

informan di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur. Berikut ini hasil wawancara penelitian yang didapatkan oleh

peneliti beserta dengan analisisnya.

4.2.1.1. Orientasi Pelayanan

Orientasi pelayanan ialah sikap dan perilaku kerja pegawai dalam

memberikan pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara lain meliputi

masyarakat, atasan, rekan kerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain. Dari hal

itu peneliti memberikan pertanyaan berupa

peneliti uraikan dalam bentuk tabel temuan dibawah ini:

Tabel Temuan 4.2.1

Fokus I

113
Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil di Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Indikator Temuan
1. Masih ada pimpinan yang juga sebagai

PNS belum mengetahui secara

menyeluruh tugas pokok dan fungsi

yang sudah ditetapkan dalam aturan.

2. Ada pegawai yang belum memahami

secara pasti bentuk pelayanan yang

harus diberikan kepada masyarakat.


Orientasi Pelayanan
3. PNS yang ada di Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur sudah

menyadari dan paham terkait landasan

ukuran bagi PNS dalam melaksanakan

tugas pokoknya sehingga bisa

dikatakan bertanggung jawab.

4.2.1.2. Komitmen

Komitmen merupakan kemauan dan kemampuan untuk menyelaraskan

sikap dan tindakan pegawai untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan

mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri, seseorang,

dan/atau golongan.

Berikut ini tabel temuan yang telah peneliti dapatkan dari data hasil wawancara:

114
Tabel Temuan 4.2.2

Fokus I
Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil di Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Indikator Temuan
1. Masih ada pegawai yang lambat dan

kurang responsive dalam menyelesaikan

tugas kerjanya.

2. Masih didapati pegawai yang lebih

mementingkan kepentingan pribadi

daripada kepentingan dinas.

3. Para PNS yang juga sebagai pimpinan di


Komitmen
Dinas PMD Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur masih belum

mengetahui dan memahami secara pasti

prosedur atau SOP yang digunakan

dalam melaksanakan tupoksi.

4. PNS yang ada di dinas sudah mampu

menyelesaikan pekerjaan yang sulit

walaupun masih ada beberapa hambatan.

4.2.1.3. Inisiatif Kerja

Inisiatif kerja adalah kemauan dan kemampuan untuk melahirkan ide-ide

baru, cara-cara baru untuk peningkatan kerja, kemauan untuk membantu rekan

kerja yang membutuhkan bantuan, melihat masalah sebagai peluang bukan

ancaman, kemauan untuk bekerja menjadi lebih baik setiap hari, serta penuh

115
semangat dan antusiasme, aspek inisiatif kerja juga termasuk inovasi yang

dilakukan oleh pegawai.

peneliti dari hasil wawancara yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel

temuan sebagai berikut:

Tabel Temuan 4.2.3

Fokus I
Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil di Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Indikator Temuan

Inisiatif Kerja 1. Masih ada pegawai yang kurang cepat

dan tepat dalam menyelesaikan tugas

yang diberikan

2. Ada pegawai yang kurang tanggap

ketika menerima tugas yang diberikan

oleh para pimpinan atau dinas.

3. Kinerja yang ditunjukkan oleh para

pegawai yang ada di dinas PMD

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

nyatanya masih belum sepenuhnya

sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah.

4. Sudah ada inovasi yang diberikan oleh

116
para pegawai Dinas PMD Kabupaten

Boltim.

4.2.1.4. Kerja Sama

Kerja sama ialah kemauan dan kemampuan pegawai untuk bekerjasama

dengan rekan kerja, atasan, bawahan dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam

menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang ditentukan, sehingga

mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

kemudian temuan tersebut peneliti menyajikannya dalam bentuk tabel

temuan berikut ini:

Tabel Temuan 4.2.4

Fokus I
Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil di Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Indikator Temuan
Kerja Sama 1. Koordinasi antara pimpinan dan

pegawai sudah berjalan dengan baik,

koordinasi yang ada dilakukan dalam

bentuk seperti komunikasi secara

personal maupun secara tim bahkan

dengan mengadakan rapat.

2. Pencapaian hasil kerja yang ditugaskan

kepada PNS terkait dengan target kerja

yang diberikan oleh pimpinan sudah

dicapai dengan baik oleh beberapa

117
pegawai yang ada tetapi masih saja ada

pegawai yang lambat atau belum

mampu menyelesaikan tugas sesuai

dengan target.

3. Belum ada penghargaan secara materi

atau material yang diberikan kepada

para pegawai yang sudah melaksanakan

tugas dengan baik, yang ada hanya

dalam bentuk apresiasi pujian.

4.2.1.5. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan dan kemauan pegawai untuk

memotivasi dan mempengaruhi bawahan atau orang lain yang berkaitan dengan

bidang tugasnya demi tercapainya tujuan organisasi.

Berikut adalah tabel temuan pada indikator kepemimpinan:

Tabel Temuan 4.2.5

Fokus I
Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil di Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Indikator Temuan
1. Pembagian tugas yang diberikan oleh
Kepemimpinan
pimpinan kepada PNS sudah sangat jelas.

2. Masih ada satu sampai dua pimpinan yang

ada di Dinas PMD yang menunjukkan

sikap ketidakpedulian terhadap pegawai

118
yang telah melanggar aturan.

3. Ada solusi yang diberikan oleh pimpinan

ketika ada pegawai yang mengalami kendala

dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya.

4.2.2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Lemahnya Akuntabilitas Kinerja

PNS di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur

Akuntabilitas merupakan aktivitas untuk memberikan penjelasan dan

alasan pembenaran atas tindakan (cara) yang dilakukan dalam menggunakan

kekuasaan, dan mengambil tindakan korektif ketika terjadi kesalahan. Pengertian

ini memberikan pemahaman yang lebih luas tentang makna akuntabilitas. Artinya,

akuntabilitas tidak sekedar mencakup aktivitas untuk memberikan penjelasan atas

tindakan yang telah dilakukan, namun juga mencakup kegiatan melakukan koreksi

terhadap tindakan yang dinilai salah atau tidak tepat.

Temuan-temuan yang telah didapatkan dari hasil wawancara bersama

beberapa informan yang disudah dilakukan dan dianalisis oleh peneliti dalam

fokus ini bisa menjadi faktor-faktor yang menyebabkan lemahnya akuntabilitas

kinerja PNS pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur. Berikut ini tabel temuan yang telah didapatkan dari hasil

wawancara yang telah peneliti analisis.

Tabel Temuan 4.2.6

Fokus II Temuan

Faktor-faktor yang 1. Kurangnya pengetahuan para PNS di


Menyebabkan Lemahnya
dinas tentang aturan-aturan apalagi

119
Akuntabilitas Kinerja PNS di aturan yang terbaru terkait dengan
Dinas Pemberdayaan
Kinerja PNS.
Masyarakat dan Desa
2. Kurangnya insentif yang diberikan
Kabupaten Bolaang Mongondow
Timur untuk para pegawai dan

3. Masih kurangnya pemahaman para

pegawai terkait tugas pokok dan fungsi.

4. Sudah ada sosialisasi atau bimtek yang

diberikan terkait dengan tugas dan

kewajiban PNS untuk para pegawai

yang ada di dinas PMD Kabupaten

Boltim.

5. Beberapa pegawai yang ada di dinas

masih ada yang belum disiplin terkait

waktu kerja.

6. Ada pegawai yang tidak mengerjakan

tugas yang sudah diberikan dan lebih

memilih kepentingan pribadi daripadi

kepentingan organisasi.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil di Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau

institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah

seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai public (LAN-RI, 2019).

120
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah: 1) Mampu mengambil pilihan yang

tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik

dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi; 2) Memiliki pemahaman dan

kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik

praktis; 3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; 4) Menunjukan sikap dan

perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara

pemerintahan.

4.3.1.1. Orientasi Pelayanan

Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 menjelaskan orientasi

pelayanan adalah sikap dan perilaku kerja pegawai dalam memberikan pelayanan

terbaik kepada yang dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan kerja,

unit kerja terkait, dan/atau instansi lain.

Indikator perilaku kerja yang harus dilakukan PNS pada aspek orientasi

pelayanan yaitu: 1) memahami dan memberikan pelayanan yang baik sesuai

standar; 2) memberikan pelayanan sesuai standar dan menunjukkan komitmen

dalam pelayanan; 3) memberikan pelayanan diatas standar untuk memastikan

keputusan pihak-pihak yang dilayani sesuai arahan atasan; 4) memberikan

pelayanan diatas standar dan membangun nilai tambah dalam pelayanan; 5)

berusaha memenuhi kebutuhan mendasar dalam pelayanan dan percepatan

penanganan masalah; 6) mengevaluasi dan mengantisipasi kebutuhan pihak-pihak

yang dilayani; 7) mengembangkan sistem pelayanan baru bersifat jangka panjang

untuk memastikan kebutuhan dan kepuasan pihak-pihak yang dilayani.

121
4.3.1.2. Komitmen

Komitmen menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 merupakan

kemauan dan kemampuan untuk menyelaraskan sikap dan tindakan pegawai untuk

mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan kepentingan dinas daripada

kepentingan diri sendiri, seseorang, dan/atau golongan.

4.3.1.3. Inisiatif Kerja

Inisiatif kerja menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 adalah

kemauan dan kemampuan untuk melahirkan ide-ide baru, cara-cara baru untuk

peningkatan kerja, kemauan untuk membantu rekan kerja yang membutuhkan

bantuan, melihat masalah sebagai peluang bukan ancaman, kemauan untuk

bekerja menjadi lebih baik setiap hari, serta penuh semangat dan antusiasme,

aspek inisiatif kerja juga termasuk inovasi yang dilakukan oleh pegawai.

Dalam aturan juga dijelaskan bahwa perilaku kerja PNS terkait aspek

inisiatif kerja yakni berupa 1) memahami apa yang harus dilakukan dalam

merespon tugas atau pekerjaan, belum menunjukkan perilaku dasar yang

diharapkan oleh organisasi; 2) cepat tanggap ketika menerima tugas atau

pekerjaan dengan menyusun target, mencari ide baru ataupun menunjukkan

keinginan untuk berkontribusi dalam tugas, dan menghadapi permasalahan

dengan menghubungi pihak berwenang/atasan; 3) dapat bekerja secara mandiri,

kemauan untuk mencoba hal baru dan membangun jejaring. Mampu bertindak

secara mandiri sesuai kewenangan dalam menangani permasalahan rutin; 4)

122
bertindak proaktif pada situasi kritis, terbuka terhadap pendekatan baru, dan

secara sukarela mengembangkan kemampuan orang lain. 5) menyusun rencana,

tindakan taktis maupun langkah antisipasi terhadap permasalahan rutin.

Menyusun perbaikan berkelanjutan, dan menghargai orang lain; 6) merancang

rencana jangka pendek, adaptasi ide untuk meningkatkan Kinerja, dan

memberikan dukungan terhadap orang lain; 7) merancang rencana yang

komprehensif, berorientasi jangka panjang, mempertimbangkan kesuksesan

anggota organisasi, serta membuat terobosan baru.

4.3.1.4. Kerja Sama

Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 Tentang Sistem

Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil menjelaskan Kerja Sama adalah

kemauan dan kemampuan pegawai untuk bekerjasama dengan rekan kerja, atasan,

bawahan dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas

dan tanggung jawab yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil

guna yang sebesar-besarnya.

Perilaku kerja yang harus ditunjukkan oleh PNS berkaitan dengan aspek

Kerja Sama yakni 1) memahami peran dalam tim dan menunjukkan sikap positif

dalam hubungan kerjasama; 2) berusaha menunjukkan perilaku kooperatif dan

sikap profesional sesuai standar prosedur; 3) menunjukkan komitmen atas

profesionalitas dan harapan positif terhadap tim/kelompok kecil; 4) bersikap

transparan dan terbuka serta menghargai anggota kelompoknya; 5) berkomitmen

terhadap penyelesaian tugas dan memberikan dukungan secara aktif terhadap

anggota tim yang lebih besar dan beragam; 6) membangun semangat kelompok

123
besar dan nilai tambah dalam pelaksanaan tugas; 7) secara aktif menjaga motivasi

dan hubungan yang positif dalam organisasi.

4.3.1.5. Kepemimpinan

Kepemimpinan menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 yaitu

kemampuan dan kemauan pegawai untuk memotivasi dan mempengaruhi

bawahan atau orang lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi tercapainya

tujuan organisasi.

Ada beberapa perilaku kerja yang harus dilakukan oleh PNS terkait dengan

aspek Kepemimpinan sesuai dengan aturan Permen PAN & RB No.8 Tahun 2021

yaitu 1) memahami dan menunjukkan sikap kepedulian, memberikan arahan

tugas, serta pertimbangan atas risiko; 2) menunjukkan perilaku positif,

memberikan bimbingan dan motivasi, serta keberanian mengambil risiko

personal; 3) bersedia untuk memberikan pengarahan, memotivasi, dan

menunjukkan komitmen atas perilaku positif dan keberanian dalam mengambil

risiko; 4) memberikan dukungan terhadap orang lain serta menunjukkan tekad

untuk mengambil risiko; 5) menunjukkan kepercayaan diri serta sikap yang adil

dan profesional dalam segala situasi, serta bersedia untuk mengambil resiko; 6)

menunjukkan kemandirian dan kemampuan menjadi katalisator; 7) menjadi

teladan dalam kepemimpinan organisasi.

124
4.3.2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Lemahnya Akuntabilitas Kinerja

PNS di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur

Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban

suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/

kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan melalul alat pertanggungjawaban secara periodik. Kinerja adalah

suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dalam

rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum, dan sesuai dengan moral etika. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 30 Tahun 2019 Tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil

menjelaskan Kinerja PNS adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada

organisasi/unit sesuai dengan SKP dan Perilaku Kerja.

125
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil di Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Berdasarkan hasil data penelitian sesuai dengan yang telah dikemukakan,

dianalisis, dan pembahasan hasil penelitian yang sudah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka terdapat beberapa kesimpulan yang dituangkan terkait dengan

penelitian ini yakni sebagai berikut:

1) Orientasi Pelayanan: Masih ada pimpinan yang juga sebagai PNS belum

mengetahui secara menyeluruh tugas pokok dan fungsi yang sudah

ditetapkan dalam aturan, dan bentuk pelayanan yang harus diberikan

kepada masyarakat, tetapi para PNS di dinas sudah menyadari dan paham

terkait landasan ukuran dalam melaksanakan tugas pokoknya sehingga

bisa dikatakan bertanggung jawab.

2) Komitmen: Ada pegawai yang masih lambat dan kurang responsive dalam

menyelesaikan tugas kerjanya, dan belum mengetahui dan memahami

126
secara pasti prosedur atau SOP yang digunakan dalam melaksanakan

tupoksi, tetapi juga ada PNS yang ada di dinas sudah mampu menghadapi

dan menyelesaikan pekerjaan yang sulit.

3) Inisiatif Kerja: Masih ada pegawai yang kurang tanggap ketika menerima

tugas yang diberikan oleh para pimpinan atau dinas, bahkan kinerja yang

ditunjukkan oleh para pegawai nyatanya masih belum sepenuhnya sesuai

dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, tetapi sudah ada

inovasi yang diberikan oleh para pegawai.

4) Kerja Sama: Koordinasi antara pimpinan dan pegawai sudah berjalan

dengan baik, tetapi belum ada penghargaan secara materi atau material

yang diberikan kepada para pegawai yang sudah melaksanakan tugas

dengan baik, yang ada hanya dalam bentuk apresiasi pujian.

5) Kepemimpinan: Pembagian tugas yang diberikan oleh pimpinan kepada

PNS sudah sangat jelas. Tetapi pada kenyataannya masih ada satu sampai

dua pimpinan yang ada di Dinas PMD yang menunjukkan sikap

ketidakpedulian terhadap pegawai yang telah melanggar aturan.

5.1.2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Lemahnya Akuntabilitas Kinerja

PNS pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur

Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dipaparkan dan dianalisis

pada bab sebelumnya. Maka terdapat beberapa kesimpulan yang dituangkan

terkait dengan penelitian ini. Faktor-faktor yang menyebabkan lemahnya

127
Akuntabilitas Kinerja PNS pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yaitu:

1) Kurangnya pengetahuan para PNS di dinas tentang aturan-aturan apalagi

aturan yang terbaru terkait dengan Kinerja PNS.

2) Kurangnya insentif yang diberikan untuk para pegawai

3) Masih kurangnya pemahaman para pegawai terkait tugas pokok dan

fungsi;

4) Beberapa pegawai yang ada di dinas masih saja ada yang belum disiplin

terkait waktu kerja;

5) Ada pegawai yang tidak mengerjakan tugas yang sudah diberikan dan

lebih memilih kepentingan pribadi daripadi kepentingan organisasi.

5.2. Saran

5.2.1. Saran Praktis

1) Pimpinan dan Pegawai harus lebih akuntabel dan berupaya meningkatkan

pengetahuan terkait tugas pokok dan fungsi sebagai seorang PNS atau

yang berkaitan dengan jabatan yang diamanatkan.

2) Pegawai harus responsif dan cepat dalam menyelesaikan tugas, bahkan

pengetahuan terkait SOP dan Prosedur yang ada harus lebih

dimaksimalkan oleh PNS.

3) Pegawai yang ada di dinas harus cepat tanggap ketika mendapatkan

sebuah tugas dari pimpinan.

4) Pemberian penghargaan kepada para pegawai yang telah bekerja dengan

baik harus lebih diperhatikan oleh pimpinan atau organisasi terkait.

128
5) Harus ada sikap kepedulian terhadap para pegawai yang telah melanggar

aturan yang ada.

6) Para PNS yang ada di Dinas PMD Kabupaten Boltim harus lebih

mengembangkan pengetahuan terkait dengan aturan tentang kinerja PNS.

7) Perhatian dan kepedulian terkait waktu kerja harus lebih ditingkatkan oleh

para pegawai apalagi sebagai PNS.

8) Pelaksanaan kerja oleh para PNS harus berdasarkan aturan yang sudah

ditetapkan oleh pemerintah atau organisasi terkait.

9) Adanya kesadaran dan pengawasan dari pimpinan yang harus menekankan

bahwa kepentingan organisasi lebih utama daripada kepentingan pribadi.

10) Harus ada peningkatan pengawasan terhadap para pegawai yang

melaksanakan tugas dan tanggung jawab organisasi.

5.2.2. Saran Akademis

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti

diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam terkait

Akuntabilitas Kinerja Pegawai Negara Sipil (PNS) atau penelitian yang sejenis

dan dengan penekanan fokus yang berbeda yang pastinya harus sesuai dengan

aturan, dan juga bisa melakukan penelitian dengan lokus yang lebih besar seperti

dipusat, jadi lokusnya tidak lagi pada dinas jadi boleh pada instansi yang lebih

besar lagi dan bisa menggunakan metode penelitian yang lain dengan harapan

dapat memberikan kontribusi pemikiran secara ilmiah dalam pengembangan studi

administrasi negara ataupun bisa memberikan kontribusi ilmiah terhadap

pemerintah Indonesia.

129
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Bovens, M. 2007. Analysing and Assessing Accountability: A Conceptual.


Framework. European Law Journal. Vol. 13.

Chandler, Ralph C, and Plano, Jack C. (2014). Public Administration Dictionary.


New York: John

EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
Edisi Revisi, Cet. 3, Semarang: Difa Publishers.

Hornby. 2006. Oxford Advanced Learner's Dictionary, Oxford University. Press.

Inu Kencana Syafiie. 2006. Ilmu Administrasi Publik, Jakarta: Rineka Cipta.

LAN & BPKP. 2000. Akuntabilitas dan Good Governance. Jakarta: Lembaga.
Administrasi Negara.

LAN RI. (2001). Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta:


Gramedia. Pustaka Utama.

Levine, norman. 2003. Buku Pelajaran Parasitologi Veteriner. Yogyakarta :


Gadjah Mada.

Lincoln, Yvonna S & Egon G. Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. California: Sage.

Mardiasmo, 2016. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Penerbit Andi.


Yogyakarta. 

Miles, M. B. & Huberman, M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Penerbit.


Universitas Indonesia.

Mohamad. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik (3th ed). Yogyakarta.

Prijodarminto. 2004. Disiplin kiat Menuju Sukses. Jakarta: PT. Pratnya.

130
Ruky. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Siagian, Sondang P, 2004, Prinsip-prisip Dasar Manajemen Sumber Daya.


Manusia, Jilid I, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Spencer, Lyle & Signe M. Spencer. 2008. Competence at Work, Models For
Superior. Performance. Canada : John Wiley & Sons, Inc.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


CV. Alfabeta.

Sulistiyani. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdyaan. Yogyakarta: Gava


Media.

Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya. Manusia.


Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Kamus

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Jakarta : Departemen pendidikan


Nasional.

Jurnal

Jurnal Beasley S. Mark, 1996. An Empirical Analysis Of The Relation Between


The Board of Director Composition and Financial Statement Fraud.
Journal Of Accounting. Vol. 71, No. 4, October 1996.

Regulasi/Peraturan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri


Sipil

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2019 Tentang


Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi


Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah

131
LAMPIRAN

132
(Foto Wawancara dengan informan AM selaku Kepala Seksi Fasilitas

Pengembangan Ekonomi Masyarakat, Pengelolaan SDA

dan TTG di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur)

133
(Foto Wawancara dengan informan YA Selaku Kepala Bidang Pemberdayaan

Masyarakat, Peningkatan UEM dan TTG di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur)

(Foto Wawancara dengan informan HT selaku Kepala Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Kabupaten Bolaang Mongondow Timur)

134
Gambaran Umum Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (disingkat Boltim) adalah sebuah

kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia dengan pusat pemerintahan

berlokasi di Tutuyan. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang

Nomor 29 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Bolaang

Mongondow. Peresmian dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri, Mardiyanto di

kota Manado pada hari Selasa, 30 September 2008.

Secara geografis, wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur terletak

di antara 124° 19' 15" - 124° 51' 14" Bujur Timur dan 0° 25' 40" - 0° 57' 40"

Lintang Utara dan merupakan daerah beriklim basah dan suhu udaranya berkisar

20 °C - 30 °C. Sesuai dengan Undang-undang 29 Tahun 2008 Luas wilayah

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur ±910,176 km2 atau5,95% dari luas

wilayah Provinsi Sulawesi Utara, seluas 15.273,560 km2.

Berikut ini merupakan batas wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur :

Utara Kabupaten Minahasa Tenggara


Timur Laut Maluku
Selata Laut Maluku dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
n
Kabupaten Bolaang Mongondow, Kota Kotamobagu dan Kabupaten
Barat
Minahasa Selatan

104
Gambar 4.1.

Peta Administrasi Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur terdiri dari 7 kecamatan dan 81

desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 84.440 jiwa dengan luas

wilayah 910,18 km² dan sebaran penduduk 93 jiwa/km².

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur, adalah sebagai berikut:

Kode
Jumlah Daftar
Kemendagr Kecamatan
Desa Desa/Kelurahan
i
71.10.02 Kotabunan 15  Bukaka
 Bulawan
 Bulawan Dua
 Bulawan Satu
 Buyat
 Buyat I

105
 Buyat II
 Buyat Barat
 Buyat Selatan
 Buyat Tengah
 Kotabunan
 Kotabunan Barat
 Kotabunan Selatan
 Paret
 Paret Timur
71.10.04 Modayag 14  Badaro
 Buyandi
 Candi Rejo
 Lanut
 Liberia
 Liberia Timur
 Modayag
 Modayag II
 Modayag III
 Purworejo
 Purworejo Timur
 Purworejo Timur
 Sumber Rejo
 Tobongon
71.10.05 Modayag Barat 10  Bangunan Wuwuk
 Bangunan Wuwuk Timur
 Bongkudai
 Bongkudai Barat
 Moyongkota
 Moyongkota Baru
 Moonow
 Inaton
 Pinonobatuan
 Tangaton
71.10.07 Mooat 10  Bongkudai Baru
 Bongkudai Selatan
 Bongkudai Timur
 Bongkudai Utara
 Guaan
 Kokapoi
 Kokapoi Timur
 Mokitompia
 Mooat

106
 Mototompian
71.10.06 Motongkad 11  Atoga
 Atoga Timur
 Jiko
 Jiko Utara
 Molobog
 Molobog Barat
 Molobog Timur
 Motongkad
 Motongkad Selatan
 Motongkad Tengah
 Motongkad Utara
71.10.03 Nuangan 11  Bai
 Idumun
 Iyok
 Jiko Belanga
 Loyow
 Matabulu
 Matabulu Timur
 Nuangan
 Nuangan I
 Nuangan Barat
 Nuangan Selatan
71.10.01 Tutuyan 10  Dodap
 Dodop Pantai
 Dodop Mikasa
 Kayumoyondi
 Togid
 Tombolikat
 Tombolikat Timur
 Tutuyan
 Tutuyan II
 Tutuyan III
TOTAL 81

107
Tabel 1. Jumlah Pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Bolaang Mongondow Timur

PANGKAT/
NO. NAMA JABATAN
GOLONGAN

1 2 3 4
HENDRA TANGEL, SH
1 KEPALA DINAS PEMBINA TKT I/Ivb
NIP. 19700419 200012 1 002
OLFA BUNTUAN, SE.,MM
2 SEKRETARIS DINAS PENATA TKT I/IIId
NIP. 19680311 200012 2 001
SUBHAN WAKID, S.STP KABID PEMDES DAN PENGUATAN
3 PENATA / IIIc
NIP. 19880301 201010 1 001 KELEMBAGAAN DESA

YUSNANI AGOW,SE KABID PEMBERDAYAAN MASYARAKAT,


4 PENATA / IIIc
NIP. 19780601 200212 2 009 PENINGKATAN UEM DAN TTG

HEILEN WOKAS, SE
5 KASUBAG PROGRAM DAN PELAPORAN PENATA TKT I/IIId
NIP. 19800714 201001 2 013
YUNIA RAHMA SUYUDI, SE KASUBAG KEUANGAN, UMUM DAN
6 PENATA TKT I/IIId
NIP. 19840612 201001 2 012 KEPEGAWAIAN

ANGGRAINI MANOPPO, SE KASIE FASILITAS PENGEMBANGAN


7 EKONOMI MASYARAKAT, PENGELOLAAN PENATA / IIIc
NIP. 19860320 201201 2 001 SDA DAN TTG
KASIE PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN
8 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN
KELUARGA
SOFYAN DADU, SE KASIE PENGEMBANGAN, INOVASI DAN
9 PENATA / IIIc
NIP. 19820127 201001 1 009 POTENSI DESA

TUTI LOGOR, ST KASIE FASILITAS SARANA PRASARANA DAN


10 PENATA / IIIc
NIP. 19811118 201001 2 007 BANTUAN PENGEMBANGAN PEDESAAN

KUSWANDI MATDSUMAEL KASIE PENGUATAN APARATUR,


11 PENATA TKT I/IIId
NIP. 19840905 201001 1 009 PENINGKATAN SDM DAN ADM PEMDES

DJOHAR M. REDJER, S.STP KASIE PENGUATAN, PENINGKATAN SDM


12 PENATA MUDA / IIIa
NIP. 19960806 201808 1 001 KELEMBAGAAN DESA

LINTANG A.Y. MODEONG, SIP


13 STAF PENATA MUDA / IIIa
NIP. 19950511 202012 1 012
NIXON H. DORINGIN, SE
14 STAF PENGATUR / IIc
NIP. 19711110 201001 1 004
YUSTI SUMERU PENGATUR TKT I /
15 STAF
NIP. 19841210 200701 2 004 IId

BIONDY MONGILONG
16 STAF PENGATUR / IIc
NIP. 19880627 201201 1 001
NIRWANTO MAMONTO PENGATUR MUDA /
17 STAF
NIP. 19850724 201408 1 001 IIb
WEDI FRANDIKA DAMOPOLII,
18 A.Md STAF PENGATUR / IIc
NIP. 19870701 202012 1 007
MAYA IRA I. RATUWALANGON,
19 A.Md STAF PENGATUR / IIc
NIP. 19890517 202012 2 011
FINDI LATODJO, A.Md.Ak
20 STAF PENGATUR / IIc
NIP. 19970107 201903 1 001
DORNARIA PINGGIAN
21 STAF PENATA MUDA / IIIa
NIP.19910113 202203 2 004
WIKLIF J LOMBOAN
22 STAF PENATA MUDA IIIa
NIP. 19980410 202203 1 009
NOFLIN DOKAL
23 STAF PENATA MUDA IIIa
NIP. 19891113 202203 2 005

Keadaan Pegawai DPMD Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

108
Jabatan Pangkat/Gol
No Jumlah Jumlah Pendidikan Jumlah
Struktural Ruang

Pembina Tk
1 Kepala Dinas 1 1 S1 1
I, IV/b

Sekretaris Penata Tk I/
2 1 1 S2 1
Dinas III/d

Kepala
3 2 Penata, III/c 2 S1 2
Bidang

Penata Tk I,
3 S1 3
III/d

4 Kepala Seksi 7 Penata, III/c 3 S1 3

Penata
1 S1 1
Muda, III/a

Penata
4 S1 4
Muda, III/a

Pengatur Tk
1 SMA 1
I, II/d

5 Pelaksana 11 S1 1
Pengatur,
5 D3 3
II/c
SMA 1

Pengatur
1 SMA 1
Muda, II/b

TOTAL 22

109

Anda mungkin juga menyukai