Anda di halaman 1dari 48

ANALISIS KESIAPAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI

SEKOLAH DASAR NEGERI 02 MANGKUNG KECAMATAN PRAYA

BARAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PROPOSAL PENELITIAN

Dajukan Oleh
ZAITUN
NIM: 1902060043

Proposal Ditulis Unutk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT

MATARAM

2023
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ZAITUN

Nim : 1902060043

Judul : Analisis Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah


Dasar Negeri 02 Mangkung Kecamatan Praya Barat Kabupaten
Lombok Tengah

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulis Tugas Akhir (tugas Akhir/KTI) ini

berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri baik

untuk naskah laporan maupun data kegiatan tercantum sebagai bagian dari Tugas

Akhir (Tugas Akhir/KTI) ini. Jika terdapat karya orang lain, saya akan

mencantumkan karya yang jelas. Demikian pernyataan ini saya buat dengan

sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak

benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini dan sanksi lai

sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Nahdlatul Ulama Nusa

Tenggara Barat. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan

tanpa paksaan dari pihak manapun.

Mataram, 1 Januari 2023

ZAITUN
NIM. 1902060043
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL

ANALISIS KESIAPAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI

SEKOLAH DASAR NEGERI 02 MANGKUNG KECAMATAN PRAYA

BARAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH

ZAITUN
NIM: 1902060043

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I Tanggal……...

Johari Marjan M.pd


NIDN.0823018702

Pembimbing II Tanggal………

Hadi Wijaya M.pd


NIDN.0824078802
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya kepada
kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul
“ANALISIS KESIAPAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH
DASAR NEGERI 02 MANGKUNG KECAMATAN PRAYA BARAT KABUPATEN
LOMBOK TENGAH”. Laporan proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mengerjakan skripsi pada program Strata-1 pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Pendidikan, Unsiversitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Ibu Dr.Baiq Mulianah, M.Pd.I Selaku Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Nusa
Tenggara Barat.
2. Bapak Junaidi, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Pendidikan
3. Bapak Hadi Wijaya, M.Pd Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar dan pembimbing II dan Bapak Johari M.pd selaku pembimbing 1
4. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Yang Telah
Memberikan Ilmunya Kepada penulis
5. Kepala Sekolah, Guru dan Staf SDN 02 Mangkung
6. Orang tua, saudara-saudara kami, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang yang
selalu tercurah selama ini.
Kami menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya
laporan proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan
penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut. Amiin.

Mataram,

ZAITUN
NIM:1902060043
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................

PERNYTAAN KEASLIAN............................................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................................

DAFTAR TABEL...........................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................................................


B. Rumusan Masalah.........................................................................................................
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................................
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori...................................................................................................................
1. Penegertian Kurikulum...........................................................................................
2. Komponen Kurikulum............................................................................................
3. Implemmentasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar...........................................
B. Kajian Penelitian Yang Relevan....................................................................................
C. Kerangka Berpikir..................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN

A.
Jenis Dan Rancangan Penelitian....................................................................................
B.
Lokasi Dan Waktu Penelitian........................................................................................
C.
Sumber Data / Populasi Dan Sampel.............................................................................
D.
Teknik Pengumpulan Data............................................................................................
E. Teknik Analisis Data..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-Kisi Observasi


Table 2. Kisi-Kisi Wawancara
Tabel 3. Lembar Observasi Kepala Sekolah
Table 4. Lembar Observasi Guru
DAFTAR GAMBAR

Gamabar 1. Kerangka Berpikir


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Observasi


Lampiran 2. Pedoman Wawancara
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan dari pendidikan adalah mencetak generasi yang

unggul dan cerdas serta memiliki karakter yang luhur. adanya pendidikan

juga diharapkan mampu mendorong perubahan menuju hal yang lebih baik

dari generasi sebelumnya. Melalui pendidkan, bangsa Indonesia

diharapkan mampu mencetak generasi yang kreatif, inofatif, solutif dan

produktif dalam kemajuan bangsa. Dalam pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945 secara eksplisit tercantum bahwa mencerdaskan kehidupan

bangsa merupakan tanggung jawab negara. Hal ini dikuatkan dengan

adanya sistem Pendidikan nasional yang berfungsi sebagai pengembang

kemampuan dalam membentuk watak dan peradaban bangsa yang

bermartabat berkarakter dalam mencerdaskan kehidupan bangsa

merupakan tanggung jawab negara.

Salah satu tanggung jawab Negara adalah dengan merancang

kurikulum yang sesuai dengan karakter bangsa. Kurikulum dijelaskan

sebagai salah satu istilah dalam dunia Pendidikan. Pada tingkat satuan

Pendidikan dikenal istilah KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan yang merupakan Kurikukum operasional yang disusun dan

dilaksanakan oleh masing-masing satuan Pendidikan yang dimulai

diperkenalkan pada tahun 2006 seiring dengan pemberlakuan standar isi

dan standar kompetensi (soemantri,2009). Pengertian kurikulum juga


tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

2003 pasal 1 butir 9 yaitu “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu.

Dalam pelaksanaan Pendidikan Nasional di Indonesia telah

melaksanakan beberapa kurikulum sejak kemerdekaan Indonesia tahun

1945. Kurikulum-kurikulum tersebut telah berulang kali mengalami

perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,

2004, 2006 dan kurikulum 2013 serta yang terbaru adalah kurikulum

merdeka. Kurikulum merdeka sebagai opsi pemulihan pembelajaran dari

dampak yang ditimbulkan oleh pandemi covid 19. Kurikulum Merdeka

merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam,

konten yang lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk

mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang dalam

penerapannya menggunakan konsep merdeka belajar. Merdeka belajar

dimaknai sebagai rancangan belajar yang memberikan kesempatan pada

siswa untuk belajar dengan santai, tenang, tidak merasa tertekan, gembira

tanpa stress dan memperhatikan bakat alami yang dimiliki siswa. Menurut

Ki Hajar Dewantara Merdeka Belajar memilik makna yaitu, tidak hidup

terperintah dalam menentukan masa depannya sendiri, berdiri tegak karena

kekuatan sendiri mencakup nilai kemandirian seseorang siswa dalam


mengatur arah dan tujuannya secara tertib dan tetap memperhatikan norma

-norma yang berlaku. Jadi pada dasarnya konsep merdeka belajar sangat

memberikan kebebasan untuk merancang, membangun dan mengusahakan

sendiri tujuan-tujuan para siswa, namun juga nantinya tetap akan

dibimbing dan diarahkan oleh guru.

Dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar

tidak serta merta dilakukan begitu saja mengingat kurikulum Merdeka

baru dirancang tahun 2022. Penomena tersebut mengindikasikan kesiapan

sekolah dalam implementasinya. Berdasarkan observasi yang kami

lakukan di Sekolah Dasar Negeri 02 Mangkung akan mengadakan

penelitian dengan judul: “Analisisis Kesiapan Implementasi Kurikulum

Merdeka di Sekolah Dasar Negeri 02 Mangkung Kecamatan Praya

Barat Kabupaten Lombok Tengah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan diatas, maka

dapat di ambil rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana tahapan implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah

dasar Negeri 02 Mangkung?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam

pengimlementasian Kurikulum Merdeka!

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan maslah yang dipaparkan di atas, tujuan

penelitian ini adalah untuk memgetahui tahapan-tahapan dalam kesiapan

implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Negeri 02 Mangkung


D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam

dunia Pendidikan, khususnya tentang implementasi Kurikulum

Merdeka di sekolah dasar

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan keilmuan

untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas lagi tentang

implementasi kurikulum merdeka di sekolah dasar

2. Manfaat secara praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

bagi Sekolah Dasar Negeri 02 Mangkung dalam mengimplementasi

Kurikulum Merdeka

b. Sebagai bahan masukan agar dapat mengoptimalkan implementasi

kurikulum merdeka di sekolah dasar sesuai dengan aturan

Kemendikbudristek dalam mencapai tujuan Pendidikan untuk bangsa

Indonesia
BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Kurikulum

Secara harfiah kurikulum berasal dari Bahasa latin, curriculum

yang berarti bahan pengajaran. Kata kurikulum selanjutnya menjadi

suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan pada sejumlah mata

pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah

(wina Sanjaya 2005:2). Menurut UU No 20 tahun 2003, pengertian

kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan Pendidikan nasional. Pengertian kuikulum menurut definisi

murray print yang mengemukakan pendapatnya bahwa pengertian

kurikulum adalah sebuah ruang pembelajaran yang terencana, yang

diberikan secara langsung kepada siswa oleh sebuah Lembaga

Pendidikan dan pengalaman yang dapat dinikmati oleh semua siswa

pada saat kurikulum diterapkan. Menurut Inlow (1966) Kurikulum

adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk

membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah

ditentukan. Sedangkan menurut Beachamp (1968) Kurikulum adalah

dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar


kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin

ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasrkan pengertian kurikulum secara umum dan menurut para

ahli dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangakat rencana

pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan

dalam sebuah Lembaga Pendidikan.

2. Fungsi Kurikulum

a. Fungsi penyesuaian (the adjustive or adaptive): kurikulum

berfungsi sebagai penyesuaian adalah kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi

dilingkungannya.

b. Fungsi integrase (the integrating function): kurikulum berfungsi

sebagai penyesuian mengandung makna bahwa kurikulum

merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilakan pribadi-

pribadi yang utuh dan berintegrasi di masayarakat.

c. Fungsi Diferensisasi (the differentiating function): kurikulum

berfungsi sebagai diferensiasi adalah sebgai alat yang memberikan

pelayanan dari berbagai perbedaan disetiap siswa yang harus

dihargai dan dilayani.

d. Fungsi Persiapan (the propaedeutic function): kurikulum

mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat Pendidikan

mampu mempersiapkan siswa ke jenjang selanjutnya.


e. Fungsi Pemilihan (the selective function): memberikan kesempatan

bagi siswa untuk menentuka pilihan program belajar yang sesuai

minat dan bakatnya.

f. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function): mengandung makna

bahwa kurikulum adalah alat Pendidikan yang mampu

mengarahkan dan memahami potensi siswa serta kelemahan dalam

dirinya.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, fungsi

kurikulum dapat dibagi dalam beberapa pengelompokan

berdasarkan pihak yang terkait dengan kurikulum tersebut. Bagi

peserta didik fungsi kurikulum adalah sebagai sarana untuk

mengukur kemampuan diri dan konsumsi Pendidikan. Sedangkan

bagi pendidik fungsi kurikulum akan sangat berguna dalam

penerapan cara mengajar, pendidik akan sangat merasa terbantu

dengan adanya kurikulum karena mereka dapat mengajar dengan

mengikuti struktur yang telah dibuat dalam penyampaian materi

maupun evaluasi yang akan dilakukan peserta didiknya nanti.

3. Komponen Kurikulum

Komponen kurikulum mempunyai 4 unsur komponen yang

membentuk penyusunan kurikulum. 4 unsur komponen kurikulum

adalah sebagai berikut:

a. Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu system pembelajaran yang

digunakan untuk mencapai tujuan, karena berhasil tidaknya

sistem pembelajaran diukur dari banyakanya tujuan-tujuan

yang tercapai.

b. Komponen Isi
Kurikulum dalam komponen isi adalah suatu yang diberikan

kepada anak didik untuk bahan belajar mengajar guna

mencapai tujuan

c. Komponen Strategi
Kurikulum sebagai komponen strategi merujuk pada

pendekatan dan metode serta peralatan dalam proses belajar

mengajar. Strategi dalam pembelajaran tergambar dari cara

yang ditempuh, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbingan

dan mengatur kegitan baik umum maupun yang sifatnya

khusus. Tercapainya tujuan ini, diperlukan pelaksanaan yang

baik dalam mengahantarkan peserta didik ke tujuan tersebut

yang merupakan tolak ukur dari program pembelajaran.

d. Komponen Evaluasi

Komponen evaluasi dalam kurikulum adalah memeriksa

tingkat ketercapaian tujuan suatu kurikulum dalam proses dan

hasil belajar peserta didik yang memiliki peranan penting

dalam memberikan keputusan dari hasil evaluasi guna

pengembangan kurikulum sehingga mampu mengetahui tingkat

keberhasilan peserta didik.


4. Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar

a. Pengertian Implementasi

Kata implementasi berasal dari Bahasa ingris yakni

implementation yang artinya pelaksanaan, cara, atau pembuatan

pengimplementasian. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia

Implementassi adalah pelaksanaan atau penerapan. Menurut Guntur

Setiawan dalam bukunya yang berjudul implementasi dalam birokrasi

mengungkapkan pendapatnya mengenai implementasi atau

pelaksanaan. implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling

menyesuiakan proses interaksi anatara tujuan dan tindakan. Nurman

Usman mengungkapkan Implementasi adalah adanya suatu kegiatan

tindakan aksi atau mekanisme sistem yang mengarah pada adanya

bukan hanya suatu kegiatan, tetapi suatu kegiatan yang direncanakan

dan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.

Sedangkan menurut Solihin Abdul Wahab, Implementasi adalah

tindakan yang dilakukan oleh seorang individua atau oleh pejabat

pemerintah atau kelompok swasta untuk mencapai tujuan yang

digariskan dalam suatu keputusan kebijakan.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi

dapat diartikan sebagai aktifitas penerapan, pelaksanaan dari gagasan-

gagasan yang ada dalam untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


b. Konsep Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka memiliki konsep merdeka belajar yang

merupakan kebijakan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia. Kurikulum merdeka diterapakan dengan tujuan

untuk melatih kemerdekaan dalam berfikir peserta didik. inti paling

penting dari kemerdekaan berpikir ditujukan kepada guru. Jika guru

dalm mengajar belum merdeka dalam mengajar tentu peserta didik

juga ikut tidak merdeka dalam berpikir.

Merdeka belajar yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan

kebudayaan Republik Indonesia adalah jawaban terhadap keluhan dan

masalah yang dihadapi oleh pendidik dalam proses pembelajaran.

Dengan adanya merdeka belajar, beban dan tugas seorang guru lebih

diminimalisir mulai dari pengadministrasian sampai pada kebebasan

dari tekanan intimidasi. Selain itu merdeka belajar juga membuka

cakrawala guru terhadap permasalahan yang dihadapi.

Menurut Menteri Pendidikan nadiem makarim, Kurikulum

Merdeka belajar harus didahului oleh para guru sebelum mereka

mengajarkannya kepada peserta didik. Dalam kompetensi guru di

tingkat apapun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar

dari kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran

yang terjadi. Konsep merdeka belajar yang dicanangkan oleh Nadiem

Makarim dapat ditarik beberapa point:


1. Konsep merdeka belajar merupakan jawaban atas masalah yang

dihadapi guru dalam praktik Pendidikan.

2. Guru dikurangi bebannya dalam melaksanakan profesinya

3. Membuka mata untuk mengetahui lebih banyak kendala apa yang

dihadapi guru dalam tugas pembelajaran sekolah

4. Guru sebagai garda terdepan dalam embentuk masa depan bangsa

melalui proses pembelajaran, maka penting untuk menciptakan

suasana pembelajaran yang lebih happy di dalam kelas.

c. Dasar Pelaksanaan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar

Dasar pelaksanaan kurikulum merdeka mengacu pada

keputusan mendikbudristek dikti No. 56 tahun 2022 tentang

pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan

pemebelajaran sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya.

Surat keputusan Menteri ini menetapkan 16 keputusan, sebagai

berikut:

1. Satuan pendidkan perlu mengembangkan kurikulum dengan

prinsip diverisifikasi sesuai dengan kondisi satuan Pendidikan,

potensi daerah, dan peserta didik

2. Pengembangan kurikulum mengacu pada kurikulum 2013,

kurikulum 2013 yang disederhanakan dan kurikulum merdeka.

3. Kurikulum mengacu pada SNP (Satuan Nasional Pendidikan)

untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.

4. Kurikulum 2013 dilaksanakan sesuai perundangan-undangan


5. Kurikulum yang disederhanakan ditetapkan oleh pimpinan unit

utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan.

6. Kurikulum diatur di lampiran SK Mendikbudristek

7. Pemenuhan beban kerja dan penataan linearitas guru bersertifikat

dalam implementasi kurikulum 2013dan kurikulum 2013 yang

disederhanakan dilaksanakan sesuai peratuaran perundang-

undangan.

8. Pemenuhan beban kerja dan penataan linearitas guru bersertifikat

dalam implementasi kurikulum merdeka diatur di lampiran II SK

ini

9. Peserta program sekolah penggerak dan program SMK pusat

keunggulan menggunakan Kurikulum Merdeka serta pemenuhan

beban kerja dan linearitas sesuai kedua lampiran SK ini.

10. Kurikulum 2013 yang disederhanakan dapat diberlakukan mulai


kelas 1 sampai kelas XII
11. Kurikulum Merdeka dilaksanakan secara bertahap dengan
ketentuan
12. Tahun ke-1: umur 5 dan 6 tahun (kelas 1, 4, 7, dan 10).

13. Tahun ke-2: umur 4-16 tahun (kelas 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, dan 11)

14. Tahun ke-3: umur 3-16 tahun (TK- kelas 12)

15. Pelaksanaan kurikulum menggunakan buku teks utama yang

ditetapkan oleh pusat perbukuan.

16. Kurikulum merdeka mulai berlaku pada tahun ajaran 2022/2023


Mengingat Kurikulum yang baru diluncurkan pada bulan

februari tahun 2022 tentunya menjadi tantangan baru bagi

Lembaga-lembaga pendikan terutama dalam proses

pengimplementasiannya. Dengan waktu yang bisa dikatakan

singkat Kurikulum Merdeka tidak serta merta bisa aplikasikan

secara langsung, melainkan melalui berbagai tahapan. Pada

jenjang Sekolah Dasar Implementasi Kurikulum Merdeka

dimulai dari kelas rendah dengan berfokus materi yang esensial

dan pada pengembangan karakter profil pelajar Pancasila

d. Tujuan Kurikulum Merdeka

Pada masa covid-19, Pendidikan di Indonesia menjadi

terbelakang dan ketinggalan. Kebijakan Kurikulum merdeka

menjadi solusi terhadap ketinggalan Pendidikan di Indonesia.

Tujuan dari kurikulum merdeka adalah untuk menjawab

pemaslahan Pendidikan terdahulu. Adanaya kurikulum ini akan

mengarahkan dalam pengembangan potensi dan kompetensi

peserta didik. Kurikulum ini berfungsi untuk mengembangakan

potensi, salah satunya proses pembelajaran yang dirancangdengan

relevan dan interaktif. Pembelajaran yang interaktif salah satunya

dengan membuat proyek. Pembelajaran tersebut akan membuat

peserta didik lebih tertarik dan bisa mengembangkan isu-isu yang

berkembang di lingkungan.
Disamping sebagai pemulihan dalam dunia Pendidikan

Kurikulum Merdeka juga memiliki tujuan antara lain:

1. Mengembalikan otoritas sekolah dan pemerintah daerah untuk

mengelola sendiri Pendidikan yang sesuai dengan kondisi di

daerahnya.

Otoritas yang dimaksud meliputi keleluasaan atau fleksibilitas

bagi pemerintah daerah atau sekolah dalam merencanakan,

membuat, serta mengevaluasi program-program Pendidikan di

daerahnya.

2. Mempercepat pencapaian tujuan Pendidikan Nasional

Hal ini diwujudkan dengan penguatan karakter siswa yang

meliputi akhlak mulia serta memiliki tingkat penalaran yang

tingggi, baik di bidang literasi dan numerasi.

3. Menyiapkan tantangan global

Revolusi industri merupakan sebuah tantangan yang harus

dihadapi Bersama hamper disemua aspek kehidupan tak

terkecuali Pendidikan. Tantangan Pendidikan di era 4.0

mencakup perubahan pola pikir, perubahan cara bertindak

sebagai upaya untuk berinovasi serta mengembangkan

kreatifitas diberbagi bidang.

4. Menguatkan Pendidikan karakter melalui Profil Pelajar

Pancasila
Pembelajaran yang berbasis proyek untuk menguatkan

kompetensi dan karakter siswa yang mencerminkan nilai-nilai

Pancasila. Nilai-nilai yang dimaksud meliputi: beriman,

bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia,

menjunjung tinggi kebhinekaan global, mandiri, memiliki nalar

yang kritis, dan Kreatif

Kurikulum Merdeka Menjadi kurikulum pembaharu yang

sejalan dengan tuntutan Pendidikan. Pendidikan merupakan

salah satu cara untuk beradapatasi dengan perubahan zaman

yang semakin pesat. Oleh sebab itu dibuatlah suatu kurikulum

untuk memudahkan proses Pendidikan bagi manusia jika

melihat sejarah, kurikulum Pendidikan di Indonesia sudah ada

sejak tahun 1947 dan terus mengalami pembaharuan hingga kini

menjadi kurikulum merdeka. Kehadiran kurikulum ini sangat

relevan dengan tuntutan Pendidikan pada abad ke-21 yang

menekankan pada pentingnya kemampuan literasi setiap

individu.

e. Kelebihan Kurikulum Merdeka

Adapun kelebihan dari Kurikulum Merdeka adalah sebagai

berikut.

1. Lebih sederhana dan mendalam

Materi yang esensial menjadi focus pada Kurikulum Merdeka.

Pembelajaran yang sederhana dan mendalam tanpa tergesa-gesa


akan lebih diserap peserta didik. Pembelajaran mendalam dan

rancangan yang menyenangkan akan membuat peserta didik

lebih focus dan tertari dalam belajar.

2. Lebih merdeka

Kurikulum Merdeka yang menjadi kebijakn Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia menjadi tolak ukur dalam

merancang pembelajaran. Konsep merdeka yang diberikan

memberikan kemerdekaan kepada guru dalam merancag proses

pembelajaran sesuai kebutuhan dan capaian pembelajaran.

Proses pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kebutuhan

akan menjadi lebih baik apabila diterapkan, dibandingkan

dengan merancang dengan tidak melihat kbutuhan peserta didik.

3. Lebih relevan dan interaktif

Kegiatan proses pembelajaran yang lebih relevan dan interaktif

akan memberikan dampak yang baik bila diterapkan dalam

proses pembelajaran. Pembelajaran yang interaktif akan

membuat peserta didik lebih tertarik dan bisa mengembangkan

kompetensi yang dimilikinya. Pemeblajaran interaktif dengan

dengan membuat suatu proyek akan membuat peserta didik

menjadi aktif dalam mengembangkan isu-isu yang beredar di

lingkungan.

Kurikulum Merdeka yang diterapkan akan lebih sederhana

dan mendalam karena jam pelajaran pada kurikulum ini yaitu 1


jam untuk intrakurikuler dan 1 jam untuk penguatan Profil

Pancasila. Pembelajaran lebih merdeka juga menjadi kelebihan

dari kurikulum merdeka. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

memberikan hak otonom kepada sekolah untuk merancang

sesuai dengan kebutuhannya.

f. Problematika Kurikulum Merdeka

Pelaksanaan kebijakan Kurikulum Merdeka pastinya akan

mengalami problematika. Guru diharapkan segera melaksanakan

strategi dengan menyusun kerjasama antar sekolah. Startegi,

metode, dan kurikulum yang telah diterapkan di sekolah pasti

memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga akan menimbulkan

keuntungan ataupun problematika. Kurikulum Merdeka sebagai

bentuk kurikulum terbaru dalam dunia Pendidikan juga pasti tidak

akan terlepas dari problematika di dalam penerapannya.

Problematika tersebut dapat dilihat dari rencana pelaksanaan

pembelajarannya hingga evaluasi pemebelajaran yang digunakan.

Seharusnya Kurikulum Merdeka lebih memeberikan kemudahan

kepada guru, serta diharapakan tidak ada permaslahan yang terjadi.

Namun nyatanya masih banyak kendala yang dihadapi

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fakih Khusni tahun

2022 mahasiswa Fakultas Pendidikan universitas Raden Mas Said

Surakarta. Judul penelitiannya adalah “Implementasi Kurikulum


Merdeka di MIN 1 wonosobo” penelitian yang dilakukan oleh

Muhammad Fakih Khusni ini bertujuan untuk mengetahui komponen-

komponen kurikulum merdeka dan tahapan-tahapan dalam penerapan

Kurikulum Merdeka.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan

diadakan oleh peneliti yaitu tentang Implementasi Kurikulum Merdeka

di Sekolah Dasar. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fakih

Khusni lebih menekankan pada bentuk program pembelajaran di dalam

Kurikulum Merdeka. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan

peneliti lebih cenderung kepada tahapan-tahapan dalam penerapan

kurikulum merdeka serta faktor pendukung dan penghambat dalam

penerapannya. Perbedaannya lainnya juga terletak pada objek

penelitian, dimana penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fakih

Khusni dilakukan pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) sedangkan

dalam penelitian yang akan peneliti lakukan, dilakukan di Sekolah

Dasar Negeri (SDN).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ineu Sumarsih, tahun 2022. Judul

penelitiannya adalah “Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka di

Sekolah Penggerak Sekolah Dasar”. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui tahapan-tahapan implementasi Kurikulum Merdeka

di Sekolah penggerak dan peran guru Penggerak dalam penerapan

Kurikulum Merdeka. Dimana sekolah penggerak menjadi panutan,


tempat pelatihan, dan juga inspirasi bagi guru dan kepala sekolah

lainnya.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan

fenomenologi, jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti yaitu tentang Implementasi Kurikulum

Merdeka di Sekolah Dasar. Penelitian yang dilakukan oleh Ineu

Sumarsih lebih menekankan pada konsep-konsep kurikulum merdeka

dan peran guru penggerak dalam penerapan Kurikulum Merdeka

sedangkan peneliti dalam penelitian ini lebih cenderung ke tahapan-

tahapan serta faktor penghambat dan pendukung dalam penrapan

Kurikulum Merdeka. Perbedaan lainnya terdapat pada objek

penelitian. Dimana penelitian yang dilakukan oleh Ineu Sumarsih

objek penelitian dilakukan pada sekolah penggerak Sekolah Dasar.

Sedangkan peneliti dalam penelitan objek penelitian dilakukan pada

Sekolah Dasar bukan Sekolah penggerak.

C. Kerangka Berpikir

Lahirnya pandemi covid-19 di berbagai Negara kususnya

Indonesia memiliki Dampak yang signifikan di berbagai bidang, terutama

bidang Pendidikan. Sebagai solusi dari masalah tersebut Menteri

Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim

mencanangkan sebuah terobosan Baru yaitu Kuriklum Merdeka.


Implementasi kurikulum Merdeka mengemban konsep Merdeka belajar,

kemerdekaan berpikir menjadi menjadi acuan utama yang terkandung

dalam konsep merdeka belajar. Proses belajar harus bersifat humanis dan

berada dalam kerangka sosio-kultural yang memungkinkan peserta didik

dapat berpikir kritis dan kreatif. Selain peningkatan kompetensi lulusan,

konsep merdeka belajar pada Kurikulum Merdeka juga bertujuan untuk

mempersiapkan peserta didik agar sesuai dengan kebutuhan zaman.

Implmentasi Kurikulum Merdeka pada jenjang Sekolah Dasar

tidak serta merta di aplikaskan scara lanngsung. Dalam penerapannya

tentu membutuhkan peran dari warga sekolah terutama kepala sekolah.

Kepala sekolah melaksanakan peranannya menjadi mediator dan motivator

keikutsertaan dalam pelatihan kurikulum, kepala sekolah juga berperan

partisipator dalam rapat atau diskusi secara rutin. Kepala sekolah juga

sebagai supervisor dan evaluator dalam implementasi kurikulum merdeka.

Tahapan implementasi Kurikulum Merdeka pada jenjang Sekolah

Dasar tentu memiliki perbedaan pada jenjang lainnya. Tahapan

implementasi Kurikulum merdeka bukanlah suatu ketetapan yang baku.

Setiap sekolah atau pemerintah daerah dapat mengembangkan tahapan

implementasi sesuai dengan kondisi dan kekhasan masing-masing. Setiap

guru dan sekolah memiliki kapasitas dan kesiapan yang beragam sehingga

dapat memulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahap

yang berbeda-beda, serta beranjak ke tahap berikutnya dengan kecepatan


yang berbeda pula. Implementasi kurikulum merdeka dibuat sesuai tahap

yang disepakati Bersama

Program merdeka belajar sebagai konsep dari Kurikulum Merdeka

menjadi suatu kebijakan yang dianggap transformatif di dunia Pendidikan,

tentu ada berbagai perubahan akan dirasakan oleh guru maupun peserta

didik baik dari segi pengalaman, referensi, waktu dan kompetensi.

Kebijakan yang mempermudah dan memotvasi para guru dalam

melaksanakan tugas sehari-harinya merupakan salah satu yang utama

karena gurulah yang menjadi ujung tombak di lapangan. demikian juga

ketersediaan sarana dan prasarana sebagai pendukung program merdeka

belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pemikiran dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

Kurikulum

Kesiapan Implementasi
Kurikulum Merdeka Kurikulum Merdeka

Faktor Pendukung dan penghambat


Implementasi Kurikulum Merdeka
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tahapan-tahapan

pelaksanaan serta faktor pendukung dan pengambat dalam implementasi

Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Negeri 02 Mangkung. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Moelong (2016:6)

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Bahasa pada suatu konteks khusus

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah

Sedangkan menurut Nana Syaodih (2011:73) mengemukakan

penelitian kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, baik besifat alamiah maupun rekayasa

manusia yang lebih memperhatiakan mengenai karekteristik, kualitas, dan

ketertarikan antar kegiatan. Selain itu penelitian kualitatif deskriptif tidak

memberikan perlakuan, manipulasi, atau pengubahan pada variabel-

variabelyang diteliti, melainkan mengambarakan suatu kondisi yang apa

adanya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 02 Mangkung

Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah pada bulan Desember

tahun 2022

C. Sumber Data

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi. Akan

tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang

terdiri atas tiga elemen yaitu: Tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas

(activity) yang berinteraksi secara sinergis. Dalam penelitian ini sumber

data menggunakan sampel purporsif (purposive sample) yang

memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus

untuk studi yang bersifat mendalam (nana syodih, 2007:101). Maka yang

diperlukan untuk mengetahui bagaimanakah tahapan penerapan

Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Negeri 02 Mangkung adalah data

yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan dalan penelitian

ini sebagai berikut:

1. Teknik pengamatan (observasi)


Observasi adalah dasar semua data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan. Marshall (1955) menyatakan bahwa “Through observation,

the researcher learn about behavior and the meaning attached to those

behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan

makna dari perilaku tersebut. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

obsrvasi partisipatif (participant observation), observasi yang secara

terang-terangan dan tersamar (overt observation) dan obsrvasi yang tak

terstruktur (unstructured observation).

Table 1. kisi-kisi observasi

No Variable Indikator Sumber Data

penelitian

1 Konteks Pentingnya program 1. Kepala

kurikulum Merdeka sekolah

belajar 2. Guru kelas

2 Input Input atau masukan akan 1. Kepala

kurikulum merdeka sekolah

2. Guru kelas

3 Proses Proses dan tahapan 1. Kepala

Implementasi kurikulum sekolah

merdeka 2. Guru kelas

2. Wawancara
Dalam penelitian ini metode wawancara digunakan sebagai

cara pengumpulan data primer. Wawancara sebagai alat pengumpulan

informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan

untuk dijawab secara lisan pula. Maksud mengadakan wawancara

antara lain mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntutan dan kepedulian. Dalam penelitian ini

wawancara

dilakukan terhadap Kepala Sekolah dan Guru di Sekolah Dasar Negeri

02 Mangkung Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah.

Untuk mempermudah dalam pengumpulan data penelitian ini

menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara ini bersifat

informal dan pertnyaan berkisar tentang pandangan hidup, sikap dan

keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subjek

(Margono 2009).

Tabel 2. Kisi-kisi wawancara

No Variable Indikator Sumber Data

penelitian

1 Konteks Kesiapan SDN 02 3. Kepala

mangkung dalam sekolah

implementasi kurikulum 4. Guru kelas

merdeka

2 Input Kelebihan dan kekurangan 3. Kepala

kurikulum merdeka sekolah


4. Guru kelas

3 Proses Proses dan tahapan 3. Kepala

Implementasi kurikulum sekolah

merdeka 4. Guru kelas

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan mengumpulkan

data primer. Dokumentasi bisa melalui dokumen yang tulisan,

gamabar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang

berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi,

peaturan, kebijakan.

4. Triangulasi Data

Dalam pengumpulan data, triangulasi data diartikan sebagai

tekhnik pengumpulan data dan sumber data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai tekhnik pengumpulan data dan sumber

data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan

triangulasi data, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang

sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik

pengumpulan data dan berbagai sumber lain.

Dalam triangulasi Teknik, peneliti menggunakan Teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,


wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk untuk sumber data

yang sama secara bersamaan.

E. Teknik Analisis Data

Analiss data data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpuan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Milles dan Hubermen (1984) mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus menerus samapai tuntas, sehungga datanya

sudah jenuh. Langkah-langkah analysis data dalam penelitian ini adalah:

1. Data collection (pengumpulan Data)

Pengumpulan data pada penelitian ini dapat menggunakan

observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi atau gabungan

ketiganya (triangulasi). Pengumpulan data dilakukan berhari-hari,

mungkin berbulan-bulan, sehingga data yang diperoleh semakin

banyak. Pada tahap awal peneliti melakukan penjajahan secara umum

terhadap situasi sosial atau obyek yang diteliti, semua yang dilihat dan

didengar direkam. Dengan demikian peneliti akan memproleh data

yang sangat banyak dan bervariasi.

2. Data Reduction (Reduksi Data)


Reduksi data merupakan proses berpikir sensitive yang

memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang

tinggi. Reduksi data juga dapat dilakukan dengan cara diskusi dengan

teman dan orang lain yang di pandang ahli. Melalui diskusi tersebut,

maka wawasan peneliti akan berkembang sehingga dapat meredukasi

data-data yang memiiki nilai temuan dan pengembangan teori yang

signifikan.

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oeleh teori

dan tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian ini adalah

pada temuan. Oleh karenanya apabila peneliti dalam melakukan

penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak

dikenal belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan

perhatian peneliti dalam mereduksi data.

3. Data display (Penyajian Data)

Setelah data direduksI, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian ini penyajian dapat dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Milles dan Huberman (1984)

menyatakan “the most frequent of display data for qualitative research

data in the post has been narrative text”. Yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian ini adalah teks yang bersifat

naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk


memahami apa yang terjadi, merencanakn kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami.

4. Conclusion Drawing/verification (kesimpulan)

Menurut Miles dan Hubermen langkah ke empat dalam analisis

data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid

dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.
DAFTAR PUSTAKA

Sumarsih ineu, dkk. (2022). “Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah


Pengerak Sekolah Dasar” jurnal bacedu:https//doi.org/bacedu.v6i5.3216
Khorurrijal.dkk 2022 .Pengembangan Kurikulum Merdeka. Malang: CV Literasi
Nusantara Abadi

Angga, Suryana, C., Nurwahidah, I., Hernawan, A. H., & Prihantini. (2022).
Komparasi Implementasi

Kurikulum 2013 Dan Kurikulum Merdeka Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6, 5877–
5889. Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V6i4.3149 di akses 24 Desemer 2022

Herbert, Frank, ―Merdeka Belajar atau Belajar Merdeka?”,


Tersedia:https://www.kompasiana.com/syekhmuhammad/5df20d25d541df6ca847199
diakses 25 Desember 2022

Priana, Wiwin (2020). ―Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar.‖ Jurnal Sosial,


Ekonomi dan Politik 1, no. 4

Kemendikbudristek nomor 56 tahun 2022 tentang pedoman penerapan kurikulum


merdeka
dalam rangka pemulihan pemulihan pembelajaran

Magfiroh N dan Soleh M “implementasi kurikulum merdeka belajar dalam menghadapi


era
disrupsi dan era society 5.0” Jurnal Inspirasi Manajmen Pendidikan,vol 9 No
59(2022)

Creswell, J. W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan


R&D Campuran (4th Ed.). Pustaka Pelajar.

60 Lexy J Moleong,-Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi,‖ Bandung: PT


Remaja Rosdakarya 103 (2007).

61 Sugiyono, S. (2010). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D.


Alfabeta Bandung.

Moleong, Lexy J, and Tjun Surjaman. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit PT


Remaja Rosdakarya, 1991.
Pengertian implementasi menurut para ahli di
https://www.merdeka.com/jabar/pengertian-implementasi-menurut-para-ahli-
berikut-contoh-rencananya-kln.html
di akses 25 Desember 2022

Pengertian Kurikulum menurut para ahli tersedia


di:http://10814047.siap-sekolah.com/2015/03/28/pengertian-kurikulum-menurut-para-
ahli/#.ZAXgdmR8pPw
di akses 25 Desember 2022

http://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/ di akses 26 Desember 2022

LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Observasi

Tabel 3. Lembar observasi Kepala sekolah

Indikator Pernyataan y tidak

Pentingnya program 1. Melakukan kordinasi dengan warga sekolah

kurikulum merdeka belajar sebelum pelaksanaan kurikulum merdeka

2. Mengikuti pelatihan dan workshop

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan

kurikulum merdeka

Input atau masukan 1. Melakukan perencanaan sebelum

implementasi kurikulum implementasi kurikulum merdeka

merdeka 2. Menyiapkan sarana dan prasana dalam


pelaksanaan kurikulum merdeka

3. Membentuk tim yang menangani

implementasi kurikulum di sekolah

Proses dan tahapan 1. Sekolah telah melakukan strategi IKM

implementasi kurikulum a. Platform Merdeka Mengajar (PPM)

merdeka b. Seri webinar

c. Komunitas belajar

2. Melakukan pendampingan kepada guru

dalam memanfaatkan PMM

3. Mendorong pendidik dalam melaksanakan

IKM

4. Memberikan dorongan kepada pendidik

untuk mempelajari kurikulum merdeka

dengan memanfaatkan platform merdeka

belajar
Tabel 4. Lembar Obsrvasi Guru

No Indicator Keterangan ya tidak

1 Pentingnya program 1. Memilik informasi terkait

kurikulum merdeka kurikulum merdeka

belajar 2. Mengikuti seminar atau

worksop

2 Input atau masukan 1. Mendapatkan

implementasi kurikulum pendampingan dari kepala

merdeka sekolah

2. Memiliki sarana dan

prasaran dalam

implementasi kurikulum

merdeka

Proses dan tahapan 1. Memanfaatkan Platform

implementasi kurikulum Merdeka mengajar dalam


merdeka memahami IKM

2. Memanfaatkan komunitas

belajar sebagai sarana

belajar dan berbagi

pengetahuan seta

penyelesaian kendala

pelaksanaan IKm

3. Apakah guru telah

melakukan tahapan dalam

proses pelakasanaan

pemebelajaran dalam IKM

a. Pembelajaran

berdifirensiasi

b. Pembelajaran

berfokus pada siswa

c. Penggunaan

berbagai sumber

belajara

d. Penggunaaan modul

ajar, bahan ajar yang

tersedia di PMM

e. Pelaksanaan

asesmen formatif
dan sumatif

f. Melakukan refleksi

pembelajaran secara

berkala

4. Apakah saat ini bapak/ibu

telah melaksanakan projek

penguatan profil pelajar

Pancasila
Lampiran 2. Pedoman Wawancara

a. Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah

Metode Pengumpulan Data :

Hari/Tanggal :

Jam :

Lokasi :

Sumber Data :

Alamat :

1. Apakah sekolah menyusun kurikulum setiap tahun ajaran baru?

2. Apakah selama ini penyusunan kurikulum direncanakan terlebih dahulu?

Bagaimanakah persiapannya?

3. Bagaimanakah perencanaan yang dilakukan dalam pembuatan kurikulum

sekolah?

4. Bagaimanakah cara pengembangan kurikulum sekolah?

5. Apakah masukan-masukan (termasuk masukan dari masyarakat) dari tahun

ajaran lalu dijadikan pertimbangan dalam penyusunan kurikulum

6. Apakah kurikulum yang disusun disesuikan dengan kubutuhan siswa?

Seperti apa contohnya?


7. Apakah dalam penyusunan kurikulum disesuaikan dengan program yang

akan dilaksanakan disekolah

8. Apakah dalam pengembangan kurikulum dilakukan Bersama-sama?

9. Apakah dalam perencanaan kurikulum melakukan kerjasama dengan pihak

lain? Siapa saja?

10. Sejak Kapan implementasi Kurikulum merdeka dilaksanakan?

11. Bagaimana tahapan implementasi kurikulum merdeka?

12. Dalam pelaksanaan kurikulum merdeka, bagaimanakah cara

pengimplementasiaannya terkait pembelajaran di kelas?

13. Apakah ada kisi-kisi dari sekolah dalam pembelajaran agar tujuan dari

pembelajaran disekolah berhasil?

14. Bagaimanakah kesiapan guru dalam dalam mengimplementasikan

kurikulum merdeka?

15. Bagaimana kesiapan Silabus, RPP sebelum proses pembelajaran?

16. Bagaimanakah interaksi guru dengan peserta didik selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung

17. Bagaimanakah kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan siswa dalam

kegiatan pembelajaran?

18. Apakah dengan adanya kurikulum merdeka mampu meningkatkan

pelaksanaan belajar mengajar? Mengapa?

19. Menurut bapak, apakah guru mampu melaksanakan kurikulum merdeka?

20. Apakah ada kendala yang dirasakan guru dalam pelaksanaan kurikulum

merdeka? Bagaimana mereka mengatasinya?


21. Apakah bapak sebagai kepala sekolah menginstrusikan suatu hal dalam

pelaksanaan kurikulum merdeka?

22. Adakah hambatan yang dialami sekolah dalam pelaksanaan kurikulum

merdeka? Bagaimanakah solusinya?

23. Apakah harapan sekolah dengan melaksanakan kurikulum merdeka?

b. Pedoman Wawancara untuk Guru Kelas

Metode Pengumpulan Data :

Hari/Tanggal :

Jam :

Lokasi :

Sumber Data :

Alamat :

1. Sejak kapan sekolah menerapkan kurikulum Merdeka?

2. Sebelum pengimplementasian kurikulum merdeka, apakah ada

worksop atau pelatihan yang diikuti oleh bapak/ibu? Kapan dan

dimana?

3. Apakah pelaksanaan kurikulum merdeka sudah diterapkan disemua

kelas?

4. Apakah bapak/ibu sudah menerapakan kurikulum merdeka di kelas?

5. Bagaimana bentuk perangkat pemebelajaran dalam kurikulum

merdeka?

6. Bagaimana interaksi baapak/ibu dengan peserta didik dalam

pelaksanaan kurikulum merdeka?


7. Apakah bapak/ibu melakukan konfirmasi terlebih dahulu terhadap

peserta didik dengan adanya kurikulum baru

8. Bagaimana suasana/kondisi keigatan belajar mengajar dikelas dengan

menggunakan kurikulum mereka?

9. Apakah ada perubahan dari pola belajar peserta diidk dengan

menggunakan kurikum merdeka? Apa saja?

10. Apakah ada keluhan dari peserta didik selama proses pembelajaran

berlangsung? Apa saja?

11. Menurut bapak/ibu apa saja kendala yang dihad dalam implementasi

kurikulum merdeka di kelas?

12. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam mengimplementasi

kurikulum merdeka?

Anda mungkin juga menyukai