Anda di halaman 1dari 20

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA


NUSA TENGGARA BARAT

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

SISTEM INFORMASI PENDATAAN JUMLAH PENDUDUK BERESIKO


DI WILAYAH KUTA PADA RAWAN GEMPA BUMI
DAN TSUNAMI BERBASIS WEB

Diajukan Oleh
MUHAMMAD SABRI
1903060041

Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah


Praktik Kerja Lapangan Dan Syarat Penyusunan Skripsi

MATARAM
2023
BAB IV
ANALISIS PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
1.1. Analisa Permasalahan
Pada bagian ini peneliti akan menganalisis data yang diperoleh selama
penelitin di Stasiun Geofisika Mataram dengan cara deskriptif yang berarti
pengolahan dan pengembangan data yang diperoleh dari hasil studi pustaka,
observasi, serta wawancara sehingga masalah yang ada dalam penulisan
laporan PKL ini mendapat solusinya. Penulis membahas dan menyampaikan
uraian hasil penelitian mengenai pembuatan aplikasi pendataan penduduk
beresiko rawan bencana gempa dan tsunami berbasis web.
1.1.1. Sistem yang Berjalan
Analisa sistem yang berjalan didefinisikan sebagai penguraian
suatu informasi yang sudah utuh ke dalam bagian komponen dengan
tujuan dapat mendefinisikan permasalahan yang terjadi. Pada gambar
4.1 merupakan gambaran alur sistem berjalan yang digambarkan dalam
Flowmap sistem berjalan.

Gambar 4.1. Flowmap Sistem Yang Berjalan.


1.1.2. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan system adalah
sebagai berikut:
1) Lebih mudah dalam proses pembuatan dan penginputan data.
2) Proses penginputan data masih dilakukan secara manual.
1.1.3. Titik Permasalahan
Di dalam aplikasi ini yang menjadi titik permasalahannya yaitu
untuk mencari data penduduk di wilayah desa kuta yang terdiri dari 14
dusun yang nantinya akan diolah atau diproses dalam pembuatan
aplikasi. Ketika melakukan penginputan data penduduk dan melihat
data yang masuk atau belum, harus mencarinya berdasarkan nama
dusun kemudian mencari jumlah penduduk sesuai dusun tersebut.
1.2. Rancangan/Desain Sistem
Rancangan/desain system adalah suatu proses mennetukan bagaimana
suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan, tahap ini
menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak
dan perangkat keras dari suatu system sehingga sstelah instalasi dari system
akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir
analisis sistem.
1.2.1. Rancangan Sistem yang Diusulkan
Perancangan sistem ini dibuat sebagai tahapan untuk
mempersiapkan proses implementasi system yang diinginkan, dan
untuk menggambarkan secara jelas proses-proses yang diinginkan
pengguna. Sesuai metode pendekatan yang akan digunakan adalah
pendekatan objek, maka model yang digunakan untuk menggambarkan
seluruh proses dengan menggunakan diagram UML.
1.2.2. Metode Pengembangan Sistem
Metode Waterfall atau Metode air terjun atau yang sering
disebut metode waterfall seing dinamakan siklus hidup klasik (classic
life cycle), nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential
Model” dimana hal ini menggambarkan pendekatan yang sistematis dan
juga berurutan pada pengembangan perangkat lunak, dimulai dengan
spesifikasi kebutuhan pengguna lalu berlanjut melalui tahapan-tahapan
perencanaan (planning), permodelan (modelling), konstruksi
(contruction), serta penyerahan sistem ke para pengguna (deployment),
yang diakhiri dengan dukungan pada perangkat lunak lengkap yang
dihasilkan.
Model waterfall pertama kali diperkenalkan oleh Winston
Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi
merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software
Engineering (SE). saat ini model waterfall merupakan model
pengembangan perangkat lunak yang sering digunakan. Model
pengembangan ini melakukan pendekatan secara sistematis dan
berurutan. Disebut waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus
menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Model
pengembangan ini bersifat linear dari tahap awal pengembangan system
yaitu tahap perencanaan sampai tahap akhir pengembangan sistem yaitu
tahap pemeliharaan. Tahapan berikutnya tidak akan dilaksanakan
sebelum tahapan sebelumnya selesai dilaksanakan dan tidak bias
kembali atau mengulang ke tahap sebelumnya.
Tahapan dari metode waterfall dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 4.2. Tahapan Metode Waterfall.

1. Requirement
Tahap ini pengembang sistem diperlukan komunikasi yang
bertujuan untuk memahami perangkat lunak yang diharapkan oleh
pengguna dan batasan perangkat lunak tersebut. Informasi dapat
diperoleh melalui wawancara, diskusi atau survei langsung.
Informasi dianalisis untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh
pengguna.
2. Design
Pada tahap ini, pengembang membuat desain sistem yang
dapat membantu menentukan perangkat keras (hardware) dan
sistem persyaratan dan juga membantu dalam mendefinisikan
arsitektur sistem secara keseluruhan.
3. Implementation
Pada tahap ini, sistem pertama kali dikembangkan di program
kecil yang disebut unit, yang terintegrasi dalam tahap selanjutnya.
Setiap unit dikembangkan dan diuji untuk fungsionalitas yang
disebut sebagai unit testing.
4. Verification
Pada tahap ini, sistem dilakukan verifikasi dan pengujian
apakah sistem sepenuhnya atau sebagian memenuhi persyaratan
sistem, pengujuan dapat dikategorikan ke dalam unit testing
(dilakukan pada modul tertentu kode), sistem pengujian (untuk
melihat bagaimana system bereaksi ketika semua modul yang
terintegrasi) dan penerimaan pengujian (dilakukan dengan atau
nama pelanggan untuk melihat apakah semua kebutuhan pelanggan
puas).
5. Maintenance
Ini adalah tahap akhir dari metode waterfall. Perangkat lunak
yang sudah jadi dijalankan serta dilakukan pemeliharaan.
Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak
ditemukan pada langkah sebelumnya.
Kelebihan Metode Waterfall Sebagai Berikut:
1. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik, karena
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.
2. Proses pengembangan model fase one by one, sehingga
meminimalis kesalahan yang mungkin akan terjadi.
3. Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena
setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum
melangkah ke fase berikutnya.
Kekurangan Metode Waterfall Sebagai Berikut:
1. Waktu pengembangan lama dan biayanya mahal.
2. Diperlukan manajemen yang baik, karena proses pengembangan
tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu
produk.
3. Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui
sejak awal pengembangan yang berakibat pada tahapan
selanjutnya.
4. Pada kenyataannya, jarang mengikuti urutan sekuensial
(runtutan) seperti pada teori. Iterasi (perulangan) sering terjadi
menyebabkan masalah baru.1
1.2.3. Rancangan/Desain Basis Data
Perancangan Basis Data adalah proses untuk menentukan isi
dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai
rancangan sistem.
1.2.3.1. Struktur Basis Data
Untuk mempermudah peneliti merancang di dalam
program aplikasi ini peneliti menggunakan beberapa tabel
dalam database. Adapun tabel tersebut sebagai berikut:
a. Tabel User
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan akun pengguna
dengan struktur tabel sebagai berikut:
Nama table : user
Prmary key : id_user

1
Wahid, A. A. (2020). Analisis Metode Waterfall Untuk Pengembangan Sistem Informasi.
Jurnal Ilmu-Ilmu Informatika Dan Manajemen STMIK, November, 1–5.
No Name Type keterangan
1 id_user int ( 11 ) Identitas Pengguna
2 nama_user varchar ( 45 ) Nama User Pengguna
3 username_user varchar ( 20 ) Akun Pengguna
4 password_user varchar ( 32 ) Password Pengguna
5 keterangan_user Text Keterangan akun
Pengguna
6 status_user enum (Kepala Level Pengguna
Desa’,’Kepala
Dusun ‘

Tabel 4.1 Tabel User.


b. Tabel Dusun
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data dusun
dengan struktur tabel sebagai berikut:
Nama table : dusun
Prmary key : id_dusun
Foreign key : -

No Name Type Keterangan


1 id_dusun int (11) Identitas Dusun
2 nama_dusun varchar ( 30 )

Tabel 4.2 Tabel Nama Dusun.


c. Data Penduduk
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data penduduk
dengan struktur tabel sebagai berikut:
Nama table : penduduk
Primary key : id_penduduk
Foreign key : id_dusun

No Name Type Keterangan


1 id_penduduk int (11) Identitas Penduduk
2 id_dusun int ( 11 ) Identitas Kepala Dusun
3 laki_laki int ( 10 ) Jumlah Laki-Laki
4 Perempuan int ( 10 ) Jumlah perempuan
5 anak_anak int ( 10 ) Jumlah anak-anak < 12 Th
6 Lansia int ( 10 ) Jumlah lansia
7 Disabilitas int ( 10 ) Jumlah disabilitas

Tabel 4.3 Tabel Data Penduduk.


d. ERD (Entity Relationship Diagram)
ERD adalah suatu bentuk diagram yang menjelaskan
hubungan antar objek-objek data yang mempunyai
hubungan antar relasi. ERD digunakan untuk menyusun
struktur data dan hubungan antar data, dan untuk
menggambarkannya digunakan notasi, symbol, bagan, dan
lain sebagainya.

Gambar 4.3. ERD.

1.2.4. Rancangan/Desain Tampilan


Pada tahap ini akan dibahas mengenai rancangan usulan system
yang akan dibangin langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau
desin system usulan yang bertujuan untuk mendukung system yang
lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut
proses desain system awal hingga akhir peneliti. Dalam menganalisa
usulan system yang baru pada penelitian ini di gunakan aplikas
app.diagram.net untuk menggambar Use Case Diagram, Activity
Diagram, Class Diagram Dan Relationship Modeling.
1.2.4.1. Use Case Diagram
Use Case Diagram berfungsi untuk menggambarkan
system dengan pemakai (user) yang di sebut actor. Use Case
Diagram digunakan untuk menggambarkan hubungan
interaksi antara system dan pemakai (user). Sebuh Use Case
Diagram dapat memasukkan fungsional Use Case lain sebagai
bagian dari proses dalam dirinya, secara umum diasumsikan
bawa Use Case yang di-include akan dipanggil setiap kali Use
Case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah
Use Case dapat diinclude oleh lebih dari satu Use Case lain,
sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan
menarik keluar fungsionalitas yang common. Gambar Use
Case Diagram dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4. Use Case Diagram.

1.2.4.2. Activity Diagram


Activity Diagram berfungsi untuk menggambarkan
proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses,
memperlihatkan urutan aktivitas proses pada system. Activity
Diagram dibuat berdasarkan sebuah atau beberapa Use Case
pada Use Case Diagram. Sbuah aktivitas dapat drealisasikan
oleh satu Use Case atau lebih. Aktivitas menggambarkan
bagaimana actor menggunakan system untuk melakukan
aktivitas.
a. Activity Diagram Mengelola Login
Acttivity Diagram mengelola login adalah gambaran
proses alur berjalannya aktivitas ketika seorang pengguna
mengakses aplikasi pendataan penduduk beresiko bencana
gempa dan tsunami berbasis web. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5. Activity Diagram Mengelola Login.

b. Activity Diagram Mengolah Data User Sebagai Kepala


Desa
Activity Diagram Dalam Mengolah Data User
sebagai Kepala Desa adalah gambaran proses alur
berjalannya aktivitas ketika seorang admin melakukan
pendataan atau penambahan data kepala dusun. Gambarnya
bisa dilihat pada gambar 4.6 dibawah ini.
Gambar 4.6. Activity Diagram Mengolah Data User
Sebagai Kepala Desa.

c. Activity Diagram Mengolah Data User Sebagai Kepala


Dusun
Activity Diagram Dalam Mengolah Data User
sebagai Kepala Dusun adalah gambaran proses alur
berjalannya aktivitas ketika seorang admin melakukan
update data dusun. Gambarnya bisa dilihat pada gambar 4.7
di bawah ini.
Gambar 4.7. Activity Diagram Mengolah Data User
Sebagai Kepala Dusun.

1.2.4.3. Sequence Diagram


Sequence Diagram adalah tool yang sangat popular dalam
pengembangan sistem informasi secara objectoriented untuk
menampilkan interaksi antar objek. Selain itu Sequence
Diagram dapat digunakan sebagai perkakas dalam
perancangan antarmuka pemakai.
Ada dua hal yang dapat dilakukan dengan Sequence
Diagram, pertama untuk menguraikan sebuah proses bisnis
menjadi aktivitas-aktivitas yang lebih kecil untuk
mengidentifikasi kebutuhan interaksi pemakai pada masing-
masing aktivitas tersebut. Penggunaan kedua, Sequence
Diagram digunakan pada setiap interaksi untuk menganalisa
perilaku sistem informasi dalam rangka untuk merancang
tampilan pada interaksi tersebut.
Penggunaan Sequence Diagram sebagai perkakas
perancangan anatarmuka pemakai dapat disimulasikan dalam
studi kasus di bawah ini.2
a. Sequence Diagram Login

Gambar 4.8. Sequence Diagram Login.

b. Sequence Diagram Mengelola data Dusun

Gambar 4.9. Sequence Diagram Mengelola Data


Dusun

2
Nurdam, N. (2014). Sequence Diagram sebagai perkakas perancangan antarmuka
pemakai. Ultimatics: Jurnal Teknik Informatika, 6(1), 21-25.
c. Sequence Diagram Mengelola Data Penduduk

Gambar 4.10. Sequence Diagram Mengelola Data


Penduduk
1.2.4.4. Class Diagram
Class Diagram adalah model statis yang
menggambarkan struktur dan deskripsi class serta
hubungannya antara class. Class terdiri dari nama kelas,
atribut dan operasi/method. Berikut di bawah ini adalah
gambar Class Diagram system informasi pendataan penduduk
beresiko rawan bencana gempa dan tsunami.

Gambar 4.11. Class Diagram.


1.2.5. Rancangan Kebutuhan Sistem
1.2.5.1. Spesifikasi Hardware
Spesifikasi hardware adalah syarat peralatan fisik
komputer yang berguna untuk melakukan proses input, proses,
output. Berikut adalah spesifikasi Hardware untuk memakai
aplikasi Pendataan Penduduk beresiko rawan bencana gempa
dan tsunami berbasis web:
a) Minimal harus menggunakan notebook.
b) Ram Minimal 2 GB.
c) Kapasitas Hardisk minimal 500 GB.
1.2.5.2. Spesifikasi Software
Spesifikasi software adalah syarat peralatan perangkat
lunak yang harus di install dalam computer untuk menjalankan
apliasi pendataan penduduk beresiko rawan bencana gempa
dan tsunami berbasis web. Berikut adalah spesifikasi software
untuk memakai aplikasi tersebut sebagai berikut:
a) Harus menggunakan Mysql.
b) Aplikasi browser harus terinstal.
c) Harus terinstal aplikasi editor text.
1.2.5.3. Spesifikasi Jaringan Komputer
Spesikasi jaringan komputer adalah syarat jaringan
perangkat lunak yang harus di pakai dalam komputer untuk
menjalankan aplikasi pendataan penduduk beresiko rawan
bencana gempa dan tsunami berbasis web. Karena aplikasi
tersebut di hosting, jadi jaringan yang digunakan adalah
jaringan data internet.
1.2.6. Rencana Implememtasi
Rencana implementasi adalah penerapan dari ide atau rencana
yang dibuat dengan baik sebelumnya. Impletasi juga merupakan
aktivitas yang telah direncanakn sebelumnya dengan baik guna
mencapa tujuan kerja. Berikut adalah rencana implementasi untuk
aplikasi tersebut.
1.3. Hasil dan Pembahasan
1.3.1. Struktur Database pada MySQL
Implementasi database merupakan upaya untuk
membangunkan basis data fisik yang ditempatkan dalam media
penyimpanan dengan bantuan DBMS.

Gambar 4.12. Struktur Database Pada MySQL.

1.3.2. Tampilan Info Penduduk


Tampilan Info Penduduk merupakan tampilan utama aplikasi
pendataan penduduk beresiko rawan bencana gempa dan tsunami
berbasis web. tampilan ini bertujuan untuk melihat informasi detail
jumalah warga desa kuta. Gambarnya bisa lihat di bawah ini:

Gambar 4.13. Tampilan Info Penduduk.


1.3.3. Tampilan 12 Indikator Tsunami Ready
Tampilan 12 Indikator ini merupakan tampilan informasi
tentang indikator-indikator tsunami ready. Gambarnya bisa lihat di
bawah ini:

Gambar 4.14. Tampilan 12 Indikator Tsunami Ready.

1.3.4. Tampilan Inatews.bmkg/Info Gempa Terkini


Tampilan Inatews.bmkg ini merupakan tampilan informasi
gempa terkini/realtime. tampilan ini bertujuan untuk melihat informasi
kegempaan, pringatan tsunami dll. Gambarnya bisa lihat di bawah ini:

Gambar 4.15. Tampilan Inatews.bmkg/info gempa terkini.


1.3.5. Tampilan Peta Evakuasi
Tampilan peta evakuasi ini merupakan tampilan lokasi evakuasi
terdekat ketika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami. tampilan ini
sebagai petunjuk arah jalur evakuasi apabila terjadi bencana gempa bu,I
dan tsunami. Gambarnya bisa lihat di bawah ini:

Gambar 4.16. Tampilan Peta Evakuasi.

1.3.6. Tampilan Form Login


Tampilan form login merupakan tampilan utama aplikasi
pendataan penduduk beresiko rawan bencana gempa dan tsunami
berbasis web di BMKG Mataram. Form login ini hanya diisi oleh admin
saja, itu dikarenakan aplikasinya di khususkan untuk admin.
Gambarnya bisa dilihat di bawah ini.

Gambar 4.17. Tampilan Halaman Login.


1.3.7. Tampilan Menu Utama/Dashboard
Tampilan dashboard merupakan sebuah tampilan utama setelah
login, tampilan ini bertujuan menampilkan gambaran jumlah penduduk
di wilayah gempa bumi dan tsunami desa kuta kecamatan Pujut
kabupaten Lombok Tengah NTB. Gambarnya bisa dilihat di bawah ini.

Gambar 4.18. Tampilan Menu Utama.

1.3.8. Tampilan Data User Desa Kuta


Form ini bertujuan untuk menambah data, mengedit data, dan
melihat jumlah data penduduk. Gambarnya bisa dilihat di bawah ini.

Gambar 4.19. Tampilan Data User Desa Kuta.


1.3.9. Tampilan Jumlah Warga Desa Kuta
Form ini bertujuan untuk melihat output dari jumlah warga desa
kuta yang telah di input atau didata. Gambarnya bias lihat di bawah ini:

Gambar 4.20. Tampilan Jumlah Warga Desa Kuta.

Anda mungkin juga menyukai