Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH

PERIODE JANUARI TAHUN 2022

Disusun oleh:

IPCN RS KARTINI

KOMITE PPI RUMAH SAKIT KARTINI RANGKASBITUNG

JL.SUNAN KALIJAGA NO.325 BLOK PAPANGGO, CIJORO PASIR, KECAMATAN


RANGKASBITUNG, KABUPATEN LEBAK,

PROVINSI BANTEN

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 1


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan
preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak
positif dan negatif. Dampak positif adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,
sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah sampah dan limbah medis maupun non medis
yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu perhatian khusus. Oleh
karenanya perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi
masyarakat dan karyawan akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari sampah
maupun limbah rumah sakit. Sampah atau limbah rumah sakit dapat mengandung bahaya
karena dapat bersifat racun, infeksius dan juga radioaktif.
Karena kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit menjadi depot
segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber distribusi
penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan
lemah terhadap penyakit. Di tempat ini dapat terjadi penularan baik secara langsung (cross
infection), melalui kontaminasi benda-benda ataupun melalui serangga (vector borne
infection) sehingga dapat mengancam kesehatan masyarakat umum.

B. TUJUAN
1. Memperoleh data dasar pemilahan limbah.
2. Mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh limbah baik untuk pasien,
pengunjung dan tenaga kesehatan serta melindungi masyarakat sekitarnya dari bahaya
pencemaran limbah yang berasal dari rumah sakit
3. Semua limbah yang di lingkungan Rumah Sakit (baik In Door maupun Out Door)
dapat ditangani dengan baik dan sesuai dengan pemilahannya agar kualitas kesehatan
masyarakat di sekitar rumah sakit tetap terjaga dengan baik
4. Menilai keberhasilan suatu program PPI.

C. Manfaat
1. Bagi petugas kesehatan
Dapat mengukur seberapa mengerti perawat mengetahui tentang pemilahan
limbah dalam rumah sakit, sehingga dengan hasil pengukuran tersebut dapat
meningkatkan mutu pelayanan petugas kesehatan yang ada semua unit pelayanan di
Rumah Sakit Kartini Rangkasbitung.

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 2


2. Bagi Rumah Sakit
Dapat mencegah terjadinya infeksi rumah sakit, dapat menghemat sumber
daya alam dalam penanganan pengelolaan limbah.
3. Bagi Tim PPI
Sebagai pencapaian keberhasilan program PPI RS dalam kewaspadaan
standart yang meliputi kebersihan lingkungan dan pembuangan limbah.

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 3


BAB II
METODOLOGI

A. Definisi Operasional
Jenis –jenis limbah rumah sakit yaitu:
1. Limbah Infeksius adalah limbah yang terkontaminasi oleh cairan tubuh dan darah
pasien. Material yang termasuk limbah infeksius antara lain: kapas, kassa, verban,
sarung tangan, masker, selang infus, selang kateter, kantong darah, NGT, kantong urin.

2. Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung
atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah.
a. Petugas kesehatan yang menggunakan jarum tidak boleh melakukan:
menyarungkan kembali syringe bersama tutupnya (no reccaping) jarum habis
pakai pada tindakan invasif, teknik yang membuat jarum mengarah ke bagian
tubuh, memisahkan jarum habis pakai dari disposablesyringe dengan tangan,
membengkokkan, menghancurkan, memanipulasi jarum habis pakai dengan
tangan. Disarankan menyarungkan kembali syringe bersama tutupnya pada
tindakan non invasif dengan teknik one hand.

3. Limbah botol plastik adalah limbah berbahan plastik seperti botol infus, ampul
plastik, serta botol obat plastik. Sebelumnya sisa cairan yang terdapat didalam botol
plastik dibuang terlebih dahulu ke dalam wastafel.

4. Limbah botol kaca adalah limbah berbentuk botol berbahan kaca seperti flakon,
ampul obat, infus botol kaca, botol obat kaca. Dengan catatan memisahkan gantungan
botol kaca dari botol kaca yang memiliki gantungan, dan menempatkan gantungan
tersebut ke dalam limbah non infeksius dan cairan yang terdapat di dalam botol kaca
dibuang terlebih dahulu ke dalam wastafel.

5. Limbah non infeksius adalah limbah yang tidak terkontaminasi oleh cairan tubuh dan
darah pasien. Material yang termasuk limbah non infeksius antara lain: kertas, kaleng,
botol bekas minuman, sisa makanan, pampers, kemasan pembungkus obat,
pembungkus spuit , tutup spuit, tutup abocath, dan tissue.

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 4


B. Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan melalui audit setiap bulan oleh IPCN atau Tim PPI, data
dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisa untuk mengetahui tingkat kepatuhan pemilahan
limbah di Rumah Sakit Kartini Rangkasbitung.

C. Waktu Penelitian
Penelitian audit kepatuhan pembuangan limbah dilaksanakan pada bulan Januari
2022 dilakuan setiap satu minggu atau random.

D. Tempat Penelitian
Penelitian audit pemilahan limbah dilakukan di semua unit pelayanan Rumah Sakit
Kartini Rangkasbitung.

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 5


BAB III
HASIL

A. Analisa Data
Data yang sudah terkumpul, kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan bantuan
perangkat lunak komputer. Analisa data dalam penelitian ini dilakukan untuk
menggambarkan tenaga kesehatan dalam melakukan pemilahan limbah. Indikator kepatuhan
pemilahan limbah adalah 100%.

Rumus kepatuhan pemilahan limbah adalah sebagai berikut :


Jumlah Ya
Persentase = x 100
Jumlah Ya+Tidak

Form Monitoring Kepatuhan Pembuangan Limbah


Isi
Wadah
Pemisahan Jenis Limbah
<3/4
N ASAL Wadah TT
Tgl Survey
o LIMBAH Caira D
Non
Infeksi n Y Tida
Medi Medis
us Tubu a k
s
h
R.
1 04/01/2022  Diamond  √ √  √  √  √     
3A
R.
2  04/01/2022  Diamond √   √ √   √ √     
3B
R. Ruby
 3 07/01/2022  √  √  √  √  √     
R. Saphire
4  07/01/2022  √  √  √  √  √     
R.
 5 10/01/2022  √  √  √  √  √     
Emerald
R.
 6 10/01/2022  √   √  √ √   √    
Mutiara
VK
7  10/01/2022   √ √   √ √  √     
OK
 8 12/01/2022  √  √   √  √  √    
CSSD
 9 12/01/2022  √   √ √   √  √    
UGD
10  17/01/2022  √  √  √  √  √     
 1 HD
17/01/2022   √ √  √  √  √     
1

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 6


 1 R. Topaz
17/02/2022  √   √ √  √  √     
2
 1 Rawat
20/01/2022  √  √  √  √  √     
3 Jalan
 1 Laundry
24/01/2022   -  -  √ √  -     
4
Laborator
15  26/01/2022  √   √ √  √  √     
ium
Radiologi
16  26/01/2022  √   √  -  - √     
Gizi -
17  27/01/2022   √          
 
                 

                 

                 

Pembuangan Isi Wadah


Benda Tajam
Pemisahan Benda
pada Tempat Berat
T Tajam <3/4 Wadah TT
Khusus Anti Limbah benda
gl D
Tusukan Tajam
Tida
Ya Tidak Ya Tidak Ya
k
                 
                 
                 
                 
                 
                 
               
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 7


                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 

Tabel 1. Pengadaan Fasilitas Pembuangan Limbah di Rumah Sakit Kartini


Rangkasbitung Bulan Januari 2022
Pengadaan Fasilitas Pembuangan
No Ruang/Instalasi Limbah (%)
Januari
1 Diamond 3A

2 Diamond 3B
3 Ruby
4 Saphire
5 VK
6 OK
7 Emerald
8 Mutiara
9 CSSD
10 Rawat Jalan
11 Laboratorium
12 Topaz

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 8


13 UGD
14 Hemodialisa
Total

Berdasarkan data pada tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan upaya pengadaan
fasilitas untuk pembuangan limbah di Rumah Sakit Kartini Rangkasbitung pada bulan Januari
dari 80,5%.

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 9


Gambar 1. Grafik Pengadaan Fasilitas Pembuangan Limbah di Rumah Sakit Kartini
Rangkasbitung Bulan Januari Tahun 2022

86

85

84

83

82

81

80

79

78

77

UGD Ranap Lt.3 Ranap Lt.1 Kamar Operasi VK/Bersalin


Perinatologi Ranap Lt.2 CSSD Laboratorium

86

85

84

83

82

81

80

79

78

77
i i
D
Lt
.3
Lt
.1 as lin og Lt
.2 S D m
UG er sa ol CS or
iu
ap ap O p er a t ap t
an an ar /B rin an ra
R R
m VK Pe R bo
Ka La

Berdasarkan data pada gambar 1 menunjukkan bahwa upaya pengadaan fasilitas untuk
pembuangan limbah di Rumah Sakit Kartini dari bulan Jauari sudah mencapai 80,1%.

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 10


Tabel 2. Kepatuhan Pembuangan Limbah di Rumah Sakit Kartini Rngkasbitung
Bulan Januari Tahun 2022

Tingkat Kepatuhan (%)


No Jenis Limbah Januari
1 Benda Tajam
2 Infeksius
3 Non Infeksius
Rata-Rata

Dari tabel 2 diatas menunjukkan bahwa kepatuhan pembuangan limbah di Rumah Sakit
Kartini Rangkasbitug sebanyak 81%

Gambar 2. Kepatuhan Pembuangan Limbah di Rumah Sakit Kartini


Bulan Januari 2022

85

84

83

82

81

80

79

78

77
Benda Tajam Infeksius Non Infeksius

Dari gambar 2 diatas menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan pembuangan limbah di


Rumah Sakit Kartini Rangkasbitung sudah mencapai 81% pada bulan Januari.

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 11


B. Evaluasi Data
Pada hasil analisa diatas pengelolaan limbah pada unit pelayanan di Rumah Sakit
Kartini Rangkasbitung bulan Januari 2022 adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan fasilitas pembuangan limbah di Rumah Sakit Kartini Rangkasbitung belum
tersedia 100% dimana belum adanya poster atau petunjuk pembuangan limbah.
2. Tingkat kepatuhan pembuangan limbah benda tajam, limbah infeksius dan non
infeksius di Rumah Sakit Kartini Rangkasbitung sudah mencapai 81%.
3. Proses pembuangan limbah di TPS B3 masih kurang efisien dikarenakan tempat TPS
kurang besar dengan jumlah limbah yang ditampung periode ini sangat banyak
( Overload)
4. Di TPS B3 sering terjadi limbah yang nanti nya akan di ambil oleh pihak ke tiga
berserakan keluar.
5. Pengelolaan limbah setelah di TPS B3 tidak sesuai dan berhamburan tidak sesuai
dengan pemilahan limbah nya dan sering mendapatkan komplain dari pihak ke tiga, hal
ini sedang di analisa oleh tim PPI dan UPSRS apa yang menjadi faktor nya.

C. Rekomendasi
1. Tingkatkan pengadaan fasilitas pembuangan limbah.
2. Pertahankan pencapaian target dalam pemilahan limbah.
3. Pantau setiap hari pemilahan limbah pada unit pelayanan di Rumah Sakit Kartini
Rangkasbitung
4. Lakukan sosialisasi dalam pengendalian lingkungan dan penanganan limbah.
5. Dukungan manajemen RS untuk tim PPI

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 12


Plan Of Action
Program Jenis
No Tujuan Tindakan Sasaran Target Waktu
Kegiatan
1 Pengadaan Meningkatkan Pengadaan poster/ Semua 100% Dalam
fasilitas kepatuhan petugas petunjuk unit kurun
untuk pembuangan pembuangan pelayanan waktu 1
limbah sesuai limbah minggu
dengan jenisnya
2 Pertahankan Mempertahankan Pemantauan Seluruh 100% Dalam
pencapaian pencapaian target pembuangan unit kurun
target dalam dalam pemilahan limbah sesuai pelayanan waktu 1
pemilahan limbah dengan jenis medis bulan
limbah Mengupayakan limbah
capaian target
3 Pantau Mengetahui sejauh Mengaudit Seluruh 100% Dalam
pemilahan mana petugas pemilahan limbah unit kurun
limbah pada kesehatan dalam setiap hari pada pelayanan waktu tiap
unit pelayanan melakukan setiap unit medis hari
pemilahan limbah pelayanan
kesehatan
4 Lakukan Meningkatkan Mensosialisasikan Seluruh 100% Dalam
sosialisasi kepatuhan dalam dalam petugas kurun
dalam pengendalian pengendalian kesehatan waktu 3
pengendalian lingkungan dan lingkungan dan Bulan
lingkungan dan penanganan limbah penanganan limbah
penanganan
limbah

Rangkasbitung, 30 Januari 2022

Mengetahui,

IPCN Ketua Komite PPI

Badru Saalam,Amd.Kep dr.Thomas Alfa


Husada

Direktur
RS Kartini Rangkasbitug

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 13


drg.Hj.Meutia Elda,MARS
BUKTI AUDIT / MONITORING

1. Limbah Benda Tajam di TPS B3

2. Proses Pemilahan Limbah di Ruangan

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 14


3. Penyiadan Fasilitas tidak terkontrol dan penempatan kantung plastik tidak sesuai

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 15


4. Penutupan safety box yang sudah terisi ¾

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 16

Anda mungkin juga menyukai