Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DAMPAK MODEL PEMBELAJARAN E-

LEARNING TERHADAP PENGUATAN KARAKTER


MAHASISWA PAI

Made Dike Julianitakasih Ilyasa Alifa Fortunela Fajrin


Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam
FAI, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta FAI, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Yogyakarta, Indonesia Yogyakarta, Indonesia
m.dike7799@gmail.com afortunela@gmail.com

Abstrak — Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan baguskanlah budi pekerti mereka” [3]. Bila hadits ini
dampak model pembelajaran e-learning terhadap penguatan dikontekstualisasikan ke dunia pendidikan, maka yang bertugas
karakter mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas mendidik akhlak peserta didik ialah pendidik. Oleh karenanya,
Muhammadiyah Yogyakarta (PAI UMY). Metode penelitian pendidik berperan sebagai transfer of values.
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif
analitik dan teknik sampling aksidental. Pengumpulan data E-learning yang bermuatan materi-materi pelajaran
dilakukan melalui proses wawancara terbuka terhadap mahasiswa berperan sebagai transfer of knowledge, sementara pendidik
dalam bentuk kuisioner dan pengamatan sistem e-learning. Proses pada hakikatnya berperan sebagai transfer of values. Inilah
analisis data dilaksanakan dalam beberapa tahapan: telaah hasil peran pembeda antara keduanya. Ketika pendidik lalai akan
wawancara dan observasi, reduksi data, penyajian data, serta hakikat perannya, maka yang terjadi adalah pembelajaran yang
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semestinya dilakukan dengan penanaman nilai-nilai karakter
terdapat dampak model pembelajaran e-learning terhadap positif dari pendidik kepada peserta didik, menjadi
penguatan nilai karakter jujur, disiplin, bekerja keras, demokratis, pembelajaran yang terbatas pada transfer pengetahuan semata
rasa ingin tahu, komunikatif, gemar membaca, dan [4].
bertanggungjawab.
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui
Kata Kunci—pendidikan karakter; e-learning
apakah model pembelajaran e-learning memiliki dampak
I. PENDAHULUAN terhadap penguatan karakter mahasiswa Pendidikan Agama
Islam (PAI). Urgensi penelitian yaitu memanfaatkan e-learning
Salah satu pemanfaatan multimedia dalam institusi sebagai model pembelajaran bagi pendidik (dosen) untuk
pendidikan ialah melalui model pembelajaran e-learning, di mentransfer pengetahuan sekaligus nilai-nilai karakter positif
mana peserta didik dapat mengakses materi pelajaran dalam kepada peserta didik (mahasiswa). Target temuan dari
jaringan (daring). Materi pelajaran yang disajikan secara daring penelitian yakni memahami dampak model pembelajaran e-
dapat berupa teks naratif, soal-soal, video, forum diskusi, dan learning terhadap penguatan karakter dari sudut pandang
sejenisnya. E-learning bertujuan meningkatkan kualitas mahasiswa secara langsung. Kontribusi penelitian terhadap
pembelajaran melalui proses belajar aktif sesuai perkembangan bidang studi Pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam
IPTEK [1]. ialah menumbuhkan kesadaran terhadap dosen sebagai
Dalam Perpres Nomor 87 Tahun 2017 Pasal 3 tentang pendidik agar kreatif dalam memanfaatkan model
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) [2], diterangkan bahwa pembelajaran e-learning untuk menguatkan karakter
“PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila mahasiswa sebagai peserta didik yang sesuai dengan Perpres
dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai Nomor 87 Tahun 2017 Pasal 3 tentang Penguatan Pendidikan
religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, Karakter (PPK).
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar II. METODE
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bertanggungjawab.” 18 nilai pendidikan karakter tersebut pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif analitik [5].
merupakan manifestasi dari filosofi pendidikan karakter Ki Teknik sampling random dengan tetap memperhatikan
Hajar Dewantara yaitu olah raga, olah hati, olah karsa, dan olah ketentuan utama sample [6]. Pengumpulan data dilakukan
pikir. Kemudian dikristalisasi dalam 5 core values yakni melalui wawancara terbuka terhadap mahasiswa PAI UMY
religiusitas, integritas, nasionalisme, gotong royong, dan dalam bentuk kuisioner dan pengamatan dampak model
kemandirian. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu pembelajaran e-learning terhadap penguatan karakter
Majah, Rasulullah saw bersabda: “Muliakanlah anak-anakmu mahasiswa [6]. Proses analisis data antara lain [5]: Pertama,
mengulas hasil wawancara dan pengamatan. Kedua, 2) Memanfaatkan aplikasi canggih yang ada pada
menyederhanakan data dengan cara reduksi data. Ketiga, komputer.
penyajian data berupa teks naratif disesuaikan pokok bahasan. 3) Bahan ajar dapat di akses di mana saja dan kapan
Keempat, penarikan kesimpulan. Proses interpretasi data saja, sehingga peserta didik dapat mengembangkannnya
berlangsung beriringan dengan analisis data. secara mandiri.
4) Proses pembelajaran terpantau secara berkala pada
komputer.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pendidikan Karakter
A. Model Pembelajaran E-Learning
Pendidikan menurut Undang – Undang Nomor 20 Tahun
2003 pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan situasi belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi pendidikan
untuk memiliki kekuatan, spritual, keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”
[12]. Sedangkan pendidikan karakter adalah usaha yang
dilakukan pada peserta didik agar peserta didik dapat mengenal
diri, mengembankan jiwanya dan dapat mengaplikasikan nilai-
nilai sehingga terbentuk insan kamil [13]. Salah satu bentuk
kejahatan dalam dunia pendidikan atau akademik ialah
plagiasi. Ketidakjujuran peserta didik (mahasiswa) dalam
Gambar 1. Mahasiswa Mengakses E-Learning
mengerjakan tugas dipengaruhi oleh keinginan dalam diri [14].
Rosenberg dalam Yazdi mengungkapkan bahwa e-learning Keinginan dalam diri dilandasi oleh hal-hal eksternal, misalnya
adalah salah satu model pembelajaran untuk meningkatan tuntutan dari pihak tertentu untuk memperoleh nilai yang baik
keterampilan dan pengetahuan melalui penggunaan teknologi (di atas rata-rata), sehingga mahasiswa cenderung mengejar
dan internet [7]. Sedangkan menurut Dahiya, e-learning ialah hasil daripada memaknai proses belajar. Dengan demikian,
aktivitas terintegrasi antara teknologi, komuniksai, dan profesionalitas dan kompetensi pendidik (dosen) sangat
informasi agar siswa dapat aktif belajar tanpa terikat ruang dan dibutuhkan dalam mendampingi peserta didik (mahasiswa)
waktu [8]. Tujuan penggunaan e-learning adalah sistem selama memanfaatkan model pembelajaran e-learning [15].
pembelajaran digital yang memanfaatkan masyarakat luas [9]. Kementerian Pendidikan Nasional telah merumuskan 18 nilai
Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa e- karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai
learning merupakan model pembelajaran berbasis teknologi upaya membangun karakter bangsa. Berikut akan
informasi dalam jaringan (daring) untuk meningkatkan penjelasannya:
keaktivan belajar siswa kapan dan di mana saja. beberapa
karakteristik e-learning yang dikelola dengan menggunakan 1) Religius, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam
aplikasi adalah sebagai berikut [10]: memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran
1) Penyajian materi dilakukan dengan menggabungkan kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah
media (multimedia), seperti teks, audio, gambar. sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran
2) Materi disajikan dalam beberapa bagian yang kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan.
visualnya dapat dilihat secara utuh dilayar dan memiliki 2) Jujur, yakni sikap dan perilaku yang menceminkan
durasi maksimal lima menit, dengan alasan apabila diunduh kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan
(download) oleh peserta didik dengan tidak membutuhkan (mengetahui apa yang benar, mengatakan yang benar, dan
waktu yang lama. melakukan yang benar) sehingga menjadikan orang yang
3) Pembelajaran dapat disesuaikan oleh peserta didik, bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.
dan peserta didik dapat mengatur cepat atau lambatnya. 3) Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang
4) Hubungan antara mahasiswa dan dosen dapat mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama,
dilakukan melalui perantara media sehingga dapat dilakukan aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat,
secara tidak langsung, menggunakan fitur chat ataupun video. dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar
5) Diskusi antara mahasiswa dan dosen baik individu dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan
maupun kelompok (kelas) dilakukan secara tekstual. tersebut.
Senada dengan itu, menurut [11] e-learning memiliki 4) Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten
beberapa karakteristik antara lain: terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang
1) Memanfaatkan perangkat elektronik sehingga tidak ada berlaku.
batasan antara guru dan siswa. 5) Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya
secara sungguh-sungguh (berjuang hingga titik darah
penghabisan) dalam menyelesaikan berbagai tugas, C. E-Learning sebagai Penguatan
permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik- Karakter Mahasiswa
baiknya. Salah satu dari sembilan nilai pendidikan karakter di
6) Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan Indonesia yang dirumuskan oleh Herintage Foundation ialah
inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, nilai tanggung jawab, disiplin, dan mandiri [16]. Sedangkan
sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil- menurut Kementrian Pendidikan Nasional dalam Suyadi ada
hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya. 18 nilai karakter yang juga mengarah ke nilai tanggung jawab,
7) Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak disiplin, dan mandiri [10]. Dari kedua sumber tersebut dapat
tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai disimpulkan bahwa disiplin yaitu suatu tindakan yang telah
tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak menjadi kebiasaan dalam mematuhi peraturan yang berlaku.
boleh bekerjasama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh Nilai tanggung jawab berarti tindakan seseorang yang
melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain. memahami hak dan kewajibannya terhadap diri sendiri dan
8) Demokratis, yakni sikap dan cara berpikir yang lingkungannya. Sedangkan nilai mandiri merupakan sikap dan
mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam
merata antara dirinya dengan orang lain. menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan.
9) Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap, dan Dari konsep tersebut maka fitur e-learning dapat
perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan dikembangkan guna membentuk konsep nilai karakter
terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari tersebut. Pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik, sehingga perserta didik dituntut untuk
secara lebih mendalam.
memahami diri sendiri, kebutuhan akan proses, mandiri dalam
10) Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap
mengelola bahan ajar, bertanggung jawab terhadap proses
dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
yang diambil, serta disiplin.
negara di atas kepentingan pribadi atau individu dan Bentuk diskusi antar pengguna e-learning dan admin
golongan. (guru/dosen) juga dapat tersaji dalam bentuk tekstual atau
11) Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang yang lebih dikenal dengan istilah chatting. Seperti yang
mencerminkan rasa bangga, setia, peduli, dan penghargaan dikemukan dalam 18 nilai karakter menurut Kementrian
yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekomoni, politik, dan Pendidikan Nasional dalam Suyadi bahwa komunikatif
sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa merupakan tindakan yang memperlihatkan rasa senang
lain yang dapat merugikan bangsa sendiri. berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain [10].
12) Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap Namun fitur chatting belum sepenuhnya digunakan oleh dosen
prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri pada penggunaan e-learning.
tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi. Nilai karakter menghargai prestasi yaitu sikap dan
13) Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yakni tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara menghormati keberhasilan orang lain [10]. Hal ini dapat
kolaboratif dengan baik. dilakukan dengan mengemas informasi agar pesan yang
14) Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang ditampilan membangun konotasi positif bagi peserta didik. E-
mencerminkan suasana damai, aman, tenang, dan nyaman learning yang digunakan oleh dosen terhadap mahasiswa PAI
atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat belum secara maksimal memberikan visual-visual yang
tertentu. menarik, menggunakan kata-kata yang membangun motivasi,
15) Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa serta memberikan aksentuasi-aksentuasi lain yang dapat
paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna dikonsep secara elektronik.
membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, Pada tahapan menentukan evaluasi (ujian), dengan adanya
koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi fitur ini peserta didik dapat memilih bagaimana cara mereka
untuk menilai diri sendiri, tentunya guru/dosen sudah terlebih
dirinya.
dahulu mempertimbangkan kesetaraan bentuk evaluasi.
16) Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang
Dengan demikian hasil pembelajaran peserta didik dapat
selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan
terukur dengan akurat. Kenyataan yang dihadapi mahasiswa
sekitar.
PAI saat ini, mereka merasa ujian yang dilakukan dapat
17) Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mengukur kemampuan mereka tetapi tidak akurat. Faktor
mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun penyebab tidak akurat yaitu saat ujian menggunakan e-
masyarakat yang membutuhkannya. learning di luar kelas, mereka tetap bisa mengerjakan secara
18) Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang kerjasama.
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang Beberapa contoh lain dalam hal disiplin, mandiri dan
berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, tanggung jawab adalah pada fitur pengumpulan tugas,
negara, maupun agama. memilih tema, menu, tampilan, serta tindak lanjut yang ada
pada setiap proses yang dipilih oleh peserta didik. Hendaknya
setiap desain yang dikembangkan di e-learning menjadi membaca). Persamaan waktu “sekarang” (real time) dan
kebebasan individu oleh peserta didik dengan tetap kesempatan untuk mengerjakan soal, mengunggah tugas, dan
mengedepankan mandiri, disiplin, tanggung jawab. Karena mengungkapkan pendapat di forum diskusi pada e-learning
fitur tersebut belum dirasakan oleh mahasiswa PAI saat memastikan para mahasiswa memiliki persamaan hak dan
menggunakan e-learning. kewajiban dalam e-learning (nilai demokratis). Nilai
Mahasiswa dapat mengakses e-learning di mana saja, komunikatif mampu berkembang bila terdapat forum diskusi
selama terkoneksi dengan jaringan internet. Terkadang dosen dalam e-learning, karena sebagian mahasiswa lebih
menggunakan e-learning meskipun pembelajaran dilakukan menghendaki diskusi daring daripada diskusi tatap muka di
kelas. Sementara nilai karakter yang dicentang pada kolom
secara tatap muka dalam kelas pada waktu yang bersamaan. E-
“Tidak” sebenarnya bisa memuat nilai-nilai karakter tersebut
learning di Prodi PAI UMY memuat seluruh mata kuliah
jika dipaparkan materi atau video yang berkenaan dengan itu.
selama 7 semester, tetapi tidak semua dosen menggunakan e-
learning dalam pembelajarannya. Berikut dipaparkan dampak IV. KESIMPULAN
model pembelajaran e-learning terhadap penguatan karakter
. E-learning merupakan model pembelajaran berbasis
mahasiswa PAI, yang mana nilai-nilai karakter merujuk pada teknologi informasi dalam jaringan (daring) untuk
Perpres Nomor 87 Tahun 2017 Pasal 3 tentang PPK. meningkatkan keaktivan belajar siswa kapan dan di mana saja.
Nilai karakter yang dapat meningkat dengan model
TABEL 1 ASPEK NILAI KARAKTER YANG TERMUAT PADA E-LEARNING
pembelajaran e-learning antara lain nilai jujur, disiplin, bekerja
keras, demokratis, rasa ingin tahu, komunikatif, gemar
Nomor Nilai Karakter Ya Tidak
membaca, dan bertanggungjawab. Profesionalitas dan
1 Religius v
kompetensi pendidik (dosen) sangat dibutuhkan dalam
mendampingi peserta didik (mahasiswa) selama memanfaatkan
2 Jujur v model pembelajaran e-learning.
3 Toleran v
REFERENSI
4 Disiplin v [1] Sanaky, H. A. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria
Insania.
5 Bekerja keras v
[2] Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang
6 Kreatif v Penguatan Pendidikan Karakter.
[3] Afendi, A. H. (2016). Al-Islam Studi Al-Qur'an (Kajian Tafsir Tarbawi).
7 Mandiri v
Sleman: Deepublish.
8 Demokratis v [4] Marzuki, & Khanifah, S. (2016). Pendidikan Ideal Perspektif Tagore dan
Ki Hajar Dewantara dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik.
9 Rasa ingin tahu v Civics , 172-181.
10 Semangat kebangsaan v [5] Khilmiyah, A. (2016). Metode Penelitian Kualitatif. Bantul: Samudra
Biru.
11 Cinta tanah air v [6] Nawawi, H. (1995). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:
Gadjah Mada University.
12 Menghargai prestasi v
[7] Yazdi, M. (2012). E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif
13 Komunikatif v Berbasis Teknologi Informasi. Ilmiah Foristek , 143-152.
[8] Dahiya, S., Jaggi, S., Chaturvedi, K., Bhardwaj, A., Goyal, R., &
14 Cinta damai v Varghese, C. (2016). An eLearning System for Agricultural Education.
15 Gemar membaca v Indian Research Journal of Extension Education , 132-135.
[9] V., L. (2011/2012). Pengaruh E-Learning terhadap Hasil Belajar Biologi
16 Peduli lingkungan v Siswa Kelas XI SMA Negeri Semarang.
17 Peduli sosial v [10] Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
18 Bertanggungjawab v [11] S.P., D. S. (2008). Mozaik Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup.
[12] Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
E-learning dapat berdampak pada nilai karakter disiplin, Nasional.
bekerja keras, gemar membaca, dan bertanggung jawab karena [13] Hariyanto, S. d. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
konsep pengerjaan tugas yang dibatasi waktu dalam e-learning Bandung: Remaja Rosdakarya.
membuat mahasiswa berusaha mengunggah atau mengerjakan [14] Handayani, Y. T., & Baridwan, Z. (2013). Faktor-faktor yang
tugas tepat waktu. Kecepatan dan ketepatan pengerjaan tugas Mempengaruhi Perilaku Ketidakjujuran Akademik: Modifikasi Theory
of Planned Behaviour (TPB). Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
tersebut membutuhkan kerja keras, rasa ingin tahu, serta Universitas Brawijaya .
tanggung jawab dari mahasiswa itu sendiri. Tidak adanya [15] Ramdani, R., Rahmat, M., & Fakhruddin, A. (2018). Media
sistem salin-potong-tempel (cut-copy-paste) pada online text e- Pembelajaran E-Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
learning mengurangi kecenderungan mahasiswa untuk di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. TARBAWY:
berperilaku tidak jujur dalam mengerjakan soal. Adanya tugas Indonesian Journal of Islamic Education , 47-59.
membuat mahasiswa harus membaca beberapa referensi [16] Wiyani.N..A. (n.d.). Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Ar-Ruzz
sebelum memutuskan untuk menjawab soal-soal (nilai gemar Media.
.

Anda mungkin juga menyukai