Pragmatisme Mengenai Keberhasilan Politeknik Negeri Jember
Pragmatisme Mengenai Keberhasilan Politeknik Negeri Jember
1
Sri Wahyuningsih Puspita Dewi
2
Alfian Caisar Abdul Rozaq
Pengertian Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata “pragma” (bahasa yunani) yang berarti
tindakan, perbuatan. Bila dalam bahasa inggris menjadi pragmatic yang berarti
mengenai suatu hal yang bersifat praktis. Maka dari itu, pragmatisme merupakan
suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh manusia dalam mengetahui
sesuatu ataupun melakukan suatu hal dengan praktis tanpa mempersulit atau yang
terkesan rumit.
Dalam kamus filsafat, pragmatisme merupakan inti dari filsafat dalam
menentukan nilai pengetahuan berdasarkan kegunaan juga manafaatnya secara
praktis.1 Aliran pragmatisme ini tidak mempersoalkan mengenai apa itu hakikat
dari pengetahuan melainkan menanyakan apa kegunaan dari pengetahuan tersebut.
Daya dari pengetahuan tersebut bisa di pandang sebagai sarana dari perbuatan.
Karena sebuah pengetahuan seseorang berpengaruh terhadap perbuatan yang
dilakukan oleh orang tersebut, juga dapat mengetahui perbuatan tersebut dapat
dikategorikan yang mana. Charles S. Pierce mengungkapkan bahwa pengaruh
yang dapat dilakukan oleh idea dalam rencana.
Pragmatisme merupakan aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa
kriteria kebenaran sesuatu, ialah apakah memiliki kegunaan bagi kehidupan
nyata.2 Dalam filsafat pragmatisme kebenaran tidak diartikan dengan falidasi
benar salahya suatu perbuatan maupun idea yang dihasilkan melainkan suatu hal
tersebut memiliki kegunaan atau tidak dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal itu
1
Yuni Pangestutiani & Aina Hor Habibah, Pragmatisme Jhon Dewey Dan Kolerasinya Dalam
Ajaran Islam, 2022, Hlm.4
2
Antang Abdul Hakim & Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, Bandung, Pustaka Setia, 2008,
Hlm.319
suatu kriteria kebenaran bisa dilihat dari manfaat maupun kegunaanya tetap
dengan cara yang praksi sesuai dengan sifat pragmatisme. Bila hal tersebut tidak
ada kegunaan atau manfaatnya secara praktis maka dianggap tidak benar atau bisa
juga disebut dengan bukan aliran filsafat pragmatisme.
Pegangan dari pragmatisme adalah logika pengamatan.3 Yang dimaksud
dengan logika pengamatan aliran ini ialah keterbukaan atas orang lain yang dapat
menerima suatau pengalaman pribadi orang yang terjamin kebenaranya juga
bermanfaat secara praktis. Orang yang ingin masuk atau mengungkapkan
pengalamannya juga harus paham apakah pengalamamn tersebut cukup
bermanfaat bagi dirinya sendiri juga orang lain. Sedangkan aliran filsafat ini juga
sangat logis dalam melakukan pengamatan terhadap suatu pengalaman seseorang.,
pengalaman tersebut bermanfaat saja atau bermanfaat secara praktis. Oleh karena
itu yang menjadi patokan dari aliran ini adalah “manfaat bagi hidup praktis ”
Dalam perkembangannya pragmatisme mempunyai kesimpulan yang
berbeda tetapi pangkal dari satu gagasan awal yang sama. Tetapi dasarnya sama
yaitu menolak intelektualisasi dan absolutisme, serta meremehkan logika formal.4
Pragmatisme menurut Jhon Dewey ialah manusia yang bebas, kreatif serta
dinamis.5 Aliran ini meyakini bahwa manusia mempunyai kemampuan dalam
3
Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Daerah Istimewa Yogyakarta, Pt Kanisius,
2016, hlm.131
4
Ibid, hlm. 132
batas yang wajar, yaitu kemampuan dalam mengatasi suatu masalah yang terjadi
disekitar. Dalam keadaan yang sangat genting, tertekan maupun sangat
mengancap bagi kelangsungan hidup seseorang. Manusia juga mempunyai
kemampuan untuk membuat kebebasannya sendiri dalam berkreatifitas,
berpendapat dan dalam hal apapun. Namun manusia juga senantiasa bergerak dan
berubah. Bergerak yang dimaksud adalah gerak manusia dalam mewujudkan
kreatifitas, idea yang dia miliki atas suatu hal.
5
Yuni Pangestutiani & Aina Hor Habibah, Pragmatisme Jhon Dewey Dan Kolerasinya Dalam
Ajaran Islam, 2022, Hlm.6
Jhon dewey mengungkapkan bahwa filsafat harus berpijak pada suatu
pengalaman agar kita dapat mengolah pengalaman tersebut secara aktif dan kritis.
Dengan itu manusia dapat mengembangkan pola pikir kritisnya terhadap segala
hal tidak hanya dalam mengolah pengalaman yang telah ia lalui sendiri.
Melainkan dapat mengelompokkan pengalamannya sendiri maupun orang lain
dengan teliti. Jika kita dihadapkan dalam keadaan yang sulit dan menimbulkan
permasalahan yang rumit dalam kehidupan kita maka pola pokir bisa digunakan
sebagai acuan, sedangkan filsafat juga berpengaruh.
6
Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Daerah Istimewa Yogyakarta, Pt Kanisius,
2016, hlm.133
Berdasarkan pandangan penulis mengenai kasus diatas dapat
disambungkan dengan pemikiran pragmatisme Jhon Dewey yang mengungkapkan
bahwa pemikiran manusia berpangkal pada pengalaman dan manusia yang aktif,
kreatif juga dinamis. Karena suatu pengalaman tidak dapat terjadi bila orang
tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk bergerak juga berubah. Bergerak
untuk melakukan pendidikan, belajar dan berubah untuk mengolah kemampuan
yang dimiliki dan pola pikir yang dimiliki. Sedangkan pengalaman yang di
perolah mahasiswa Politeknik Negeri Jember ini merupakan pengalaman yang
mempunyai kegunaan secara praksis. Sedangkan mahasiswa ini juga mempunyai
kebebasan dalam mengembangkan pemikiran yang kreatif juga keaktifan mereka.
Mahasiswa tersebut tidak dapat menjadi juara jika mahasiswa ini tidak
melakukan suatu riset atau pun penyelidikan sesuai dengan yang di ungkapkan
jhon dewey bahwa penyelidikan adalah transformasi yang terawasi atau terpimpin
dari suatu keadaan yang tidak menentu yang menjadikan suatu keadaan tertentu.
Karena riset ataupun penyelidikan yang dilakukan oleh tim pablos membutuhkan
waktu yang banyak, pola pikir yang keras, kamampuan menyelesaikan suatu
masalah dalam keadaan apapaun. Mereka juga memikirkan manfaat dari
penciptaan mobil hemat daya tersebut secara praktis.
Konsep dan idea yang digunakan oleh tim pablos membutuhkan waktu dan
pengetahuan atas teori sehubungan dengan penciptaan mobil itu. Butuh teori yang
sesuai dengan konteks penciptaan, idea yang cemerlang juga perencanaan yang
matang. Mereka menerapkan pragmatisme yang mana tidak hanya suatu idea atau
teori saja melainkan mewujudkan idea atau teori tersebut dalam kehidupan nyata
yang bermanfaat secara praktis.
Proses pembuatan mobil hemat daya ini mengeluarkan kemampuan
seseorang yang dapat mengatasi suatu hal dalam kondisi apapun, sebab
mahasiswa dapat merancang mesin mobil yang rumit. Karena Tim Pablos bisa
mengolah pengalaman yang dimiliki secara aktif dan kritis. Pola pikir yang kritis
mereka bisa dijadikan alat untuk menghasilkan penyelidikan juga hasil yang
maksimal. Hasil penyelidikan tersebut di kritisi lagi agar tidak adanya kesalahan
untuk melakukan tahab selanjutnya. Dari tahapan-tahapan yang telah mereka
lakukan berhasil menciptakan suat mobil hemat daya.
Proses dalam penciptaan mobil tersebut sesuai dengan tugas dari filsafat
yang diungkapkan oleh Jhon Dewey yaitu filsafat digunakan sebagai garis-garis
pengantar perbuatan dalam kenyataan hidup. Yang mempunyai arti filsafat
instrumentalisme bisa dijadikan pegangan oleh mahasiswa. Tidak hanya itu
mahasiswa Politeknik Negeri Jember khususnya tim Pablos, dari perbuatan yang
telah mereka lakukan sejalan dengan pendapat Jhon Dewey mengenai filsafat
tidak boleh tenggelam dalam pemikiran yang tidak berfaedah.
Kesimpulan
Pragmatisme merupakan suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan
oleh manusia dalam mengetahui sesuatu ataupun melakukan suatu hal dengan
praktis tanpa mempersulit atau yang terkesan rumit. Pegangan dari pragmatisme
adalah logika pengamatan yaitu keterbukaan atas orang lain yang dapat menerima
suatau pengalaman pribadi orang yang terjamin kebenaranya juga bermanfaat
secara praktis.
Menurut John Dewey Pragmatisme adalah manusia yang bebas, kreatif
serta dinamis. Seseorang bisa mewujudkan pemikirannya jika ia memiliki ilmu
yang banyak, pengalaman yang cukup, dan suatu tindakan. Seperti halnya pada
mahasiswa Politeknik Negeri Jember dengan bekal ilmu yang dimiliki serta
pengalaman yang cukup juga pemikiran yang kritis mampu meraih juara 1 pada
ajang perlombaan mobil hemat energi yang diselenggarakan di Universitas
Pembangunan Nasional. Ketua tim mengatakan butuh waktu 1 tahun untuk
membuat kendaraan hemat energi, hal ini membuktikan bahwa untuk mencapai
sesuatu kita harus tekun dan menguasai materi yang di pelajari.
Daftar Rujukan