Anda di halaman 1dari 4

Bentuk Kode Etik Perusahaan

(Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Kode Etik Perusahaan

Dalam Penerapan Standar Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender

Perusahaan PT. Proteknika Jasapratama berkomitmen untuk memastikan bahwa proyek SIMURP,
Peningkatan Jaringan Irigasi DI. Sempor Kab. Kebumen akan dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar, masyarakat, dan
pekerjanya. Hal ini akan dilakukan dengan menerapkan standar Lingkungan, Sosial, dan
memastikan standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), serta berupaya untuk mencegah
kekerasan berbasis gender, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PT. Proteknika Jasapratama juga berkomitmen untuk menciptakan dan memelihara lingkungan
dimana anak-anak 8 di bawah usia 18 tahun akan dilindungi, serta memastikan eksploitasi dan
pelecehan seksual dan kekerasan seksual tidak akan terjadi. Tindakan tidak pantas terhadap
anak-anak, eksploitasi dan pelecehan seksual dan kekerasan seksual merupakan tindakan
kekerasan berbasis gender. Semua tindakan tersebut tidak akan dapat ditoleransi, baik yang
dilakukan oleh oleh karyawan, sub-kontraktor, pemasok, rekanan, atau perwakilan perusahaan.

Oleh karena itu, semua yang terlibat dalam proyek harus mengetahui tentang komitmen ini,
dimana perusahaan berkomitmen untuk memenuhi prinsip-prinsip dasar dan standar minimum
perilaku berikut, yang akan berlaku untuk semua karyawan, rekanan, pekerja dan perwakilan
perusahaan, termasuk sub-kontraktor dan pemasok, tanpa pengecualian:

Umum
1. PT. Proteknika Jasapratama termasuk karyawan di dalamnya, kolega, perwakilan,
subkontraktor dan pemasok — berkomitmen untuk mematuhi semua hukum, aturan, dan
peraturan nasional dan daerah yang berlaku.
2. PT. Proteknika Jasapratama berkomitmen untuk sepenuhnya untuk melaksanakan Rencana
Pengelolaan Lingkungan dan Sosial Kontraktor, sebagaimana yang telah disetujui oleh
Lembaga/Institusi yang berwenang.
3. PT. Proteknika Jasapratama berkomitmen untuk memperlakukan perempuan, anak-anak 8
(orang di bawah usia 18 tahun), dan pria dengan rasa hormat tanpa memandang suku,
warna kulit, bahasa, agama, pandangan politik atau paham lainnya, kebangsaan, etnis atau
asal sosial, properti, kecacatan, kelahiran atau status lainnya. Segala tindakan yang berkaitan
dengan kekerasan berbasis gender tidak dibenarkan dan akan melanggar komitmen ini.

4. PT. Proteknika Jasapratama harus memastikan bahwa interaksi dengan anggota masyarakat
sekitar dilakukan dengan rasa hormat dan tidak ada diskriminasi.

5. Bahasa dan perilaku yang merendahkan, mengancam, melecehkan, kasar, tidak pantas
secara umum dan bertentangan dengan budaya setempat, atau provokatif secara seksual,
dilarang untuk dilakukan oleh/ diantara semua karyawan perusahaan, rekanan, dan
perwakilannya, termasuk sub-kontraktor dan pemasok.
Bahasa dan perilaku yang merendahkan, mengancam, melecehkan, kasar, tidak pantas
secara umum dan bertentangan dengan budaya setempat, atau provokatif secara seksual,
dilarang untuk dilakukan oleh/ diantara semua karyawan perusahaan, rekanan, dan
perwakilannya, termasuk sub-kontraktor dan pemasok.
6. PT. Proteknika Jasapratama akan mengikuti semua instruksi dan aturan kerja yang telah
ditetapkan (termasuk aturan mengenai norma lingkungan dan sosial).
7. PT. Proteknika Jasapratama akan melindungi dan memastikan penggunaan properti yang
tepat (misalnya, melarang pencurian, kecerobohan atau pemborosan).

Kesehatan dan keselamatan


1. PT. Proteknika Jasapratama akan memastikan bahwa Rencana Manajemen K3 proyek
dilaksanakan secara efektif oleh semua staf perusahaan, para pekerja, serta subkontraktor
dan pemasok.
2. PT. Proteknika Jasapratama akan memastikan bahwa setiap orang yang berada di lokasi
pekerjaan mengenakan peralatan pelindung diri yang sesuai dan disediakan di lokasi,
mencegah kecelakaan yang dapat dihindari, dan melaporkan kondisi atau kejadian yang
berpotensi menimbulkan bahaya keselamatan atau mengancam lingkungan.

3. PT. Proteknika Jasapratama akan:


a. melarang konsumsi alkohol selama aktivitas kerja.
b. melarang penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang atau bahan lain
yang dapat mengganggu aktivitas kerja.
4. PT. Proteknika Jasapratama akan memastikan bahwa fasilitas sanitasi yang aman dan
memadai tersedia di lokasi dan dapat digunakan pekerja di lokasi proyek.
5. PT. Proteknika Jasapratama tidak akan mempekerjakan anak-anak di bawah usia 18 tahun
untuk pekerjaan konstruksi, atau mengizinkan mereka berada di lokasi kerja, karena lokasi
konstruksi yang berbahaya.

Kekerasan Berbasis Gender


1. Tindakan kekerasan berbasis gender merupakan pelanggaran berat dan wajib diberikan
sanksi, yang dapat berupa hukuman dan/atau pemutusan hubungan kerja dan, jika
diperlukan berupa pelaporan ke Polisi untuk tindakan lebih lanjut.
2. Segala bentuk kekerasan berbasis gender tidak dapat diterima, terlepas dari apakah itu
terjadi di tempat kerja, di sekitar tempat kerja, di kamp pekerja atau di dalam masyarakat
sekitar.
3. Pelecehan seksual, baik secara verbal, fisik atau melalui isyarat, terhadap pekerja dan staf
kerja merupakan bentuk dari kekerasan berbasis gender dan tidak dibenarkan untuk dilakukan
karena bertentangan dengan hukum, aturan dan norma yang berlaku. Adapun bentuk
tindakan yang dimaksud misalnya: melakukan rayuan dengan tujuan seksual yang tidak
diinginkan, meminta seseorang melalukan tindakan yang dapat mendatangkan kesenangan
seksual, dan semua tindakan verbal atau fisik lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan secara seksual.

4. Dilarang menjanjikan atau memberikan bantuan dengan tujuan untuk mendapatkan


keuntungan secara seksual seksual. Misalnya memberikan janji perlakuan yang
menyenangkan seperti promosi, atau tindakan ancaman yang tidak menyenangkan seperti
kehilangan pekerjaan, pembayaran dalam bentuk barang atau uang tunai yang bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan secara seksual, serta segala bentuk tindakan atau perilaku
lain yang bersifat eksploitatif, memalukan, merendahkan,martabat orang lain.
5. Dilarang keras menggunakan prostitusi dalam bentuk apapun dan kapanpun, baik di tempat
kerja ataupun di lingkungan sekitar.
6. Dilarang melakukan kontak atau aktivitas seksual dengan anak di bawah 18 tahun —
termasuk melalui media digital. Pemahaman yang keliru mengenai usia anak, dan adanya
persetujuan dari anak yang bersangkutan, tidak dapat dijadikan sebagai alasan/
pembenaran atas terjadinya kontak atau aktivitas seksual antara pekerja dengan anak.

7. Selain sanksi perusahaan, terdapat pula tuntutan hukum bagi mereka yang melakukan
tindakan kekerasan berbasis gender, dimana pelaku akan diproses lebih lanjut secara hukum
jika terbukti melakukan pelanggaran.
8. Semua karyawan, pekerja, dan sub-kontraktor sangat dianjurkan untuk melaporkan dugaan
atau tindakan kekerasan berbasis gender yang dilakukan oleh sesama pekerja, baik di
perusahaan yang sama maupun tidak. Laporan harus dibuat sesuai dengan prosedur
pelaporan adanya dugaan kekerasan berbasis gender proyek.
9. Manajer proyek (kepala proyek) diharuskan untuk melaporkan dan bertindak untuk
menangani semua tindakan kekerasan berbasis gender, baik yang masih dugaan atau
memang sudah terjadi, karena manajer memiliki tanggung jawab untuk menerapkan
komitmen perusahaan dan berkewajiban untuk meminta pertanggungjawaban pekerja yang
melakukan pelanggaran.

Penerapan
Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip diatas diterapkan secara efektif, perusahaan
berkomitmen untuk:
1. Memastikan bahwa semua manajer menandatangani ‘Kode Etik Manajer’ proyek yang
merinci bentuk tanggung jawab mereka dalam melaksanakan komitmen perusahaan dan
menegakkan tanggung jawab dalam ‘Kode Perilaku Individu’.
2. Memastikan bahwa semua karyawan menandatangani ‘Kode Etik Individu’ proyek yang
mengkonfirmasikan persetujuan mereka untuk mematuhi standar Lingkungan, Sosial,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), dan tidak terlibat dalam aktivitas yang dapat
mengakibatkan kekerasan berbasis gender, dan pelecehan dan kekerasan seksual terhadap
perempuan dan anak,
3. Menampilkan Kode Etik Perilaku Perusahaan dan Individu dengan jelas di semua lokasi kerja,
baik di kamp pekerja, kantor, dan di area publik tempat kerja. Contoh termasuk area tunggu,
istirahat dan lobi, area kantin dan klinik kesehatan.
4. Menunjuk Manager Proyek/Kepala Proyek sebagai ‘Focal Point’ (penanggungjawab) dan
wakil perusahaan untuk menangani masalah kekerasan berbasis gender.
5. Memastikan bahwa Rencana Aksi Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender yang efektif
diterapkan dengan berkonsultasi dengan PIU dan Bank Dunia yang minimal mencakup:
a. Prosedur Dugaan Kekerasan Berbasis Gender untuk melaporkan masalah
Kekerasan Berbasis Gender melalui Mekanisme Penanganan Keluhan proyek;
b. Tindakan Akuntabilitas untuk melindungi kerahasiaan semua yang terlibat; dan,
c. Protokol Respon berlaku untuk korban dan pelaku kekerasan berbasis gender.
6. Memastikan bahwa (Nama Perusahaan) secara efektif melaksanakan Rencana aksi
pencegahan kekerasan berbasis gender yang telah disepakati, memperbarui dan
memberikan laporan final yang sesuai untuk PIU dan Bank Dunia.
7. Memastikan bahwa semua karyawan dan pekerja mengikuti kegiatan sosialisasi sebelum
mulai bekerja di lokasi untuk memastikan semua pekerja memahami komitmen (Nama
Perusahaan) untuk mematuhi standar Lingkungan, Sosial, dan K3, serta Kode Perilaku
Kekerasan Berbasis Gender proyek.
8. Memastikan bahwa semua karyawan dan pekerja mengikuti kegiatan sosialisasi terkait kode
etik dan hal tersebut diatas minimal 1 (satu) bulan sekali selama masa kontrak, mulai dari
sosialisasi pertama sebelum dimulainya pekerjaan untuk meningkatkan pemahaman tentang
standar Lingkungan, Sosial, dan K3 proyek serta Pedoman Perilaku Kekerasan Berbasis Gender.

Dengan ini saya mengakui bahwa saya telah membaca Kode Etik Perusahaan di atas, dan atas
nama perusahaan setuju untuk mematuhi standar yang terkandung di dalamnya. Saya
memahami peran dan tanggung jawab saya untuk mendukung standar-standar Lingkungan,
Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja proyek, dan untuk mencegah serta menanggapi
Kekerasan Berbasis Gender. Saya memahami bahwa tindakan apa pun yang tidak sesuai dengan
Pedoman Perilaku Perusahaan atau kesalahan dalam bertindak seperti yang dituliskan dalam
Pedoman Perilaku Perusahaan ini mengakibatkan tindakan disipliner dan berakibat secara
hukum.

……………………………. 2022
PT. Proteknika Jasapratama

………………………………………………..
………………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai