STRUKTUR INTI
Inti atom tersusun dari proton dan neutron. Suatu inti dengan jumlah nukleon (proton + neutron) tertentu disebut
nuklida. Suatu nuklida dilambangkan sebagai berikut:
A
X
X = lambang atom
A = nomor massa = jumlah proton + neutron
Z Z = nomor atom = jumlah proton
Bila ditinjau dari nomor massa, nomor atom dan jumlah neutronnya, nuklida dapat dikelompokkan sebagai berikut:
NUKLIDA
B. ZAT RADIOAKTIF
Gejala keradioktifan (radioaktifitas) pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh Henry Becquerel pada suatu
garam uranium. Selanjutnya Pierre & Marrie Curie menemukan zat-zat radioaktif lainnya yaitu polonioum dan
radium. Zat-zat radioaktif adalah suatu zat yang aktif memancarkan radiasi baik berupa partikel maupun gelombang
elektromagnetik. Berikut adalah beberapa partikel atau gelombang elektromagnetik yang lazim dipancarkan pada
suatu transisi inti:
Suatu nuklida bersifat radioaktif karena intinya tidak stabil, ketika inti tidak stabil berusaha menjadi stabil maka inti
tersebut memancarkan radiasi. Radiasi yang dipancarkan dapat berupa partikel alfa (), partikel beta () atau sinar
gamma (). Daya tembus sinar > partikel > partikel . Proses perubahan inti tidak stabil menjadi inti stabil
disebut peluruhan.
Salah satu yang menentukan kestabilan suatu inti adalah perbandingan jumlah neutron (n) dan proton (p). Unsur-
n n
unsur yang stabil mempunyai harga p 1; untuk nuklida-nuklida stabil dengan Z < 20 mempunyai harga p =1,
n
sedangkan untuk Z > 20 harga p > 1 membentuk suatu kurva, yang disebut sebagai kurva kestabilan inti.
Nuklida-nuklida yang terletak di luar kurva kestabilan inti adalah nuklida-nuklida yang tidak stabil, yang dapat
digolongkan menjadi dua:
Nuklida yang surplus neutron, terletak di atas kurva kestabilan inti. Nuklida ini mencapai kestabilan dengan
cara memancarkan partikel beta ().
Nuklida yang surplus proton, terletak di bawah kurva kestabilan inti. Nuklida ini mencapai kestabilan dengan
cara memancarkan partikel positron atau menangkap elektron pada kulit K (electron capture).
C. WAKTU PARUH
1
t
Waktu paruh ( 2 ) adalah waktu yang diperlukan oleh suatu zat radioaktif agar massanya/keaktifannya berkurang
setengahnya (50%). Karena laju reaksi peluruhan adalah reaksi orde pertama, maka massa /keaktifan suaut zat
radioaktif pada saat tertentu dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
t Nt = massa/keaktifan yang tersisa
( 12 )
1 N0 = massa/keaktifan mula-mula
t
N t =N 0 2 t = waktu peluruhan
1
t 2 = waktu paruh
()
dapat dinyatakan bahwa waktu paruh unsur Z
1
N t =100% 18 adalah
2 (A) 10 bulan (C) 7 bulan (E) 5 bulan
(B) 8 bulan (D) 6 bulan
() ( )
4
1 100 % Pembahasan
N t =100 % = =6,25%
2 16 42 42
1 1
() () ()
1 6 1
1 1
t t
Jawab: D =1 2 = 2
64 2 2 2 6
2. UMPTN 1997 Rayon A 42
Waktu paruh Bi adalah 5 hari. Jika mula-mula
t 12
disimpan beratnya 40 gram, maka setelah = t½ = 7 bulan
disimpan selama 15 hari beratnya berkurang Jawab: C
sebanyak
(A) 5 gram (C) 20 gram (E) 35 gram 4. UMPTN 1996 Rayon B
(B) 15 gram (D) 30 gram 65
Pembahasan Waktu paruh 29
Cu
adalah 128 hari. Jika semula
15 disimpan 0,8 gram dan ternyata tersisa 0,05
N t =40
1
2 () 5 gram, maka unsur tersebut telah disimpan selama
(A) 640 hari (C) 384 hari
(B) 512 hari (D) 256 hari
(E) 128 hari
() ( )
3
1 40 Pembahasan
N t =40 = =5 gram
2 8 t
Pengurangan berat = N0 – Nt
= 40 – 5 = 35 gram
0,05=0,8()
1
2
128
Jawab: E t
= =( ) =( )
4
0,05 1 1 1 128
0,8 16 2 2
3. UMPTN 1997 Rayon B t = 512 hari
Bila suatu unsur radioaktif Z sesudah 42 bulan Jawab: B
1
masih tersisa 64 bagian dari berat semula, maka
D. REAKSI INTI
1. Reaksi Peluruhan
Reaksi peluruhan berjalan dengan spontan dan exoergik (melepas energi). Pada reaksi peluruhan terjadi
perubahan inti tidak stabil menjadi inti stabil.
226 222 4
Contoh: 88 Ra→ 86 Rn+ 2 α
14 14 0
6 C → 7 N +−1 β
I–131 untuk diagnosa kelenjar tiroid/gondok. Na–24 untuk mempelajari I–131 untuk mempelajari
Tc–99 digunakan dalam berbagai runutan kecepatan aliran air sungai. kesetimbangan dinamis.
(scanner) diantaranya: otak, hati, sel darah, dll. Radioisotop Na–24 dalam O–18 untuk mempelajari
Tl–201 untuk mendeteksi kerusakan jantung. bentuk karbonat untuk reaksi esterifikasi.
Xe–133 untuk mendeteksi penyakit paru-paru. menyelidiki kebocoran pipa C–14 untuk mempelajari
P–32 untuk mendeteksi penyakit mata air bawah tanah. mekanisme reaksi fotosintesis.
Sr–85 untuk mendeteksi penyakit pada tulang.
Se–75 untuk mendeteksi penyakit pankreas.
Co–60 adalah suatu sumber radiasi Radiasi yang dihasilkan dapat Radiasi gamma yang dihasilkan
gamma untuk terapi tumor dan digunakan untuk pemberantasan dapat digunakan untuk memeriksa
kanker. hama dan pemuliaan tanaman. cacat pada logam.
P–32 digunakan untuk Radiasi gamma dapat juga digunakan
penyembuhan penyakit leukimia. untuk pengawetan kayu, barang-
Co – 60 dan Cs–137 digunakan barang seni, dll.
untuk sterilisasi.