Anda di halaman 1dari 15

KARAKTERISTIK

AHLUSUNAH
Disampaikan pada Perkuliahan BISA
Pekan 16 – Mata Kuliah Akidah
Semester 1
Sikap Ahlusunah

+ Komitmen dalam Amar Makruf Nahi + Menjaga keberlangsungan syariat Islam


Munkar (AMNM) sesuai dengan + Selalu mengingatkan untuk salat malam
kemampuan dan kemaslahatan
+ Tidak mengharapkan ujian dari Allah
+ Berlemah lembut dalam AMNM
+ Tidak pernah putus asa dari rahmat
+ Bersabar dalam AMNM Allah
+ Berupaya dalam menjaga persatuan + Tidak menyandarkan musibah semata-
dan menjauhi perselisihan dalam mata karena faktor alam
AMNM
+ Memiliki rasa khawatir dianggap
+ Saling menasihati dan tolong-menolong menjadi seseorang yang kufur nikmat
dalam kebaikan dan ketakwaan
+ Berakhlak mulia
Akhlak Ahlusunah (1)
+ Ikhlas dalam berilmu dan beramal. + Berupaya meningkatkan ketakwaan.
+ Menghormati hal-hal yang diagungkan + Khawatir akan suul khatimah.
di sisi Allah.
+ Tidak rida atas kekeliruan dalam
+ Berupaya tidak menjadi orang munafik. beragama.
+ Hati yang lembut dan banyak menangis + Menutup pintu ghibah.
atas kelalaiannya. + Pemalu, baik, penyayang, tenang,
+ Semakin tawadu setiap kali meningkat berwibawa, tidak banyak bicara dan
derajatnya di sisi Allah. tertawa, serta tidak bahagia berlebihan
dalam hal dunia.
+ Sering bertaubat dan meminta
ampunan Allah. + Pemaaf.
Akhlak Ahlusunah (2)

+ Tidak lalai dalam memerangi iblis + Berupaya mendamaikan perselisihan.


dengan cara mengetahui tipu dayanya.
+ Menjauhkan diri dari dengki dan iri hati.
+ Konsisten bersedekah, siang maupun
+ Berbakti kepada orang tua.
malam, sembunyi-sembunyi maupun
terang-terangan. + Berbuat baik kepada tetangga.
+ Murah hati (dermawan dan suka + Menjauhkan diri dari sikap sombong
menolong). dan zalim.
+ Menghormati tamu. + Tidak menyepelakan kebaikan sekecil
apapun.
+ Memiliki sopan santun kepada
siapapun. + Menjauhkan diri dari buruk sangka.
Wasiat dalam AMNM (1)

+ Hudzaifah bin al-Yaman berkata: “Setiap


+ Mu’adz bin Jabal berkata: “Wahai manusia,
ibadah yang tidak pernah dikerjakan oleh
wajib atas kalian menggunakan ilmu ini
para sahabat, maka janganlah kamu
sebelum ia diangkat. Ketahuilah bahwa
beribadah dengannya, karena
pengangkatannya adalah dengan perginya
sesungguhnya generasi awal tidak
para ahlinya. Jauhilah perbuatan-perbuatan
memberikan kesempatan berbicara kepada
bidah, melakukan kebidahan, dan bersikap
generasi akhir, maka bertakwalah kepada
melampaui batas. Wajib atas kalian
Allah wahai para Qurra’ (Penghafal Al-
berpegang pada perkara kalian yang telah
Qur`an), ambillah jalan yang dilalui oleh
dahulu ini (Al-Qur`an dan hadis).”
orang-orang sebelum kalian.”
Wasiat dalam AMNM (2)
+ ‘Abdullah bin Mas’ud berkata: “Siapa yang
mengikuti jejak (sesorang), maka ikutilah
+ Abdullah bin ‘Umar berkata: “Senantiasa
jejak orang-orang yang telah wafat, mereka
manusia berada di jalan (yang lurus) selama
adalah para sahabat. Mereka adalah sebaik-
mereka mengikuti asar.” Beliau juga berkata:
baik umat ini, paling baik hatinya, paling
“Setiap bidah adalah sesat, walaupun
dalam ilmunya, dan paling sedikit berpura-
manusia mengangganya baik.”
pura. Mereka adalah suatu kaum yang telah
dipilih Allah untuk menjadi sahabat Nabi- + Abu Darda’ berkata: “Kamu tidak akan
Nya dan menyebarkan agamanya. Maka dari tersesat selama kamu mengikuti asar.”
itu, berusahalah untuk meniru akhlak dan
+ ‘Ali bin Abi Thalib berkata: “Seandainya
cara mereka karena mereka telah berjalan di
agama itu berdasarkan pemikiran, pastilah
atas petunjuk yang lurus.” Beliau juga
bagian bawah sepatu khuf lebih utama
berkata: “Hendaklah kalian mengikuti dan
diusap daripada bagian atasnya. Akan tetapi,
janganlah kalian berbuat bidah. Sungguh
saya melihat Rasulullah mengusap bagian
kalian telah dicukupi, berpegang teguhlah
atasnya.”
pada urusan yang terdahulu (maksudnya Al-
Qur’an dan hadis).”
Wasiat dalam AMNM (3)
+ ‘Umar bin Abdul ‘Aziz berkata: “Berhentilah kamu
seperti para sahabat berhenti (dalam memahami
nas). Sebab mereka berhenti berdasarkan ilmu dan
+ ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash berkata: “Tidak dengan penglihatan yang tajam, mereka menahan
ada suatu bidah yang dilakukan melainkan diri. Mereka lebih mampu untuk menyingkapnya dan
bidah tersebut semakin bertambah banyak. lebih patut dengan keutamaan seandainya hal
Tidak ada suatu sunah yang dicabut tersebut ada di dalamnya. Jika kamu katakan: “Terjadi
melainkan sunah tersebut bertambah jauh.” (suatu bidah) setelah mereka.” Maka hal itu tidak
diada-adakan, kecuali oleh orang yang menyelisihi
+ Dari ‘Abis bin Rabi’ah berkata: “Saya melihat petunjuknya dan membenci sunah. Sungguh, mereka
‘Umar bin al-Khaththab mencium Hajar telah menyebutkan dalam petunjuk itu apa yang
melegakan (dada) dan mereka sudah
Aswad seraya berkata: “Sesungguhnya saya membicarakannya dengan cukup. Dengan demikian,
mengetahui bahwa kamu adalah sebuah siapa yang di atas mereka adalah orang yang
batu yang tidak dapat memberi mudarat melelahkan diri. Sementara apa yang di bawahnya
maupun manfaat. Seandainya saya tidak adalah orang yang meremehkan. Sungguh, ada suatu
melihat Rasulullah menciummu, pasti saya kaum yang meremehkan mereka sehingga mereka
menjadi kasar. Ada pula yang melebihi batas mereka,
tidak menciummu.” sehingga mereka menjadi berlebih-lebihan.
Sesungguhnya para sahabat itu di antara kedua jalan
itu, tentu berada di atas petunjuk yang lurus.”
Wasiat dalam AMNM (4)
+ Imam al-‘Uzai berkata: “Hendahklah engkau
berpegang kepada asar para pendahulu + Muhammad bin Sirin berkata: “Para salaf
(salaf) meskipun orang-orang menolakmu. pernah mengatakan: “Selama seseornag
Selain itu, jauhkanlah dirimu dari pendapat berada di atas asar, pastilah ia di atas jalan
para tokoh meskipun ia menghiasi (yang lurus).”
pendapatnya dengan perkataan yang indah.
+ Sufyan ats-Tsauri berkata: “Perbuatan bidah
Sesungguhnya hal itu akan jelas, sedang
lebih dicintai iblis daripada kemaksiatan.
kamu berada di atas jalan yang lurus.”
Pelaku kemaksiatan masih mungkin untuk
+ Ayyub as-Sakhtiyani berkata: “Tidaklah ahlul bertaubat dari kemaksiatannya, sedangkan
bidah itu bertambah sungguh-sungguh pelaku bidah sulit untuk bertaubat dari
(dalam bidahnya), melainkan semakin bidahnya”
bertambah pula kejauhannya dari Allah.”
+ ‘Abdullah bin al-Mubarak berkata:
+ Hassan bin ‘Athiyyah berkata: “Tidaklah “Hendaknya kamu bersandar pada asar dan
suatu kaum berbuat bidah dalam agamanya ambillah pendapat yang dapat menjelaskan
melainkan tercabut dari sunah mereka hadis untukmu.”
seperti itu pula.”
Wasiat dalam AMNM (5)

+ Imam as-Syafi’i berkata: “Semua masalah


yang telah saya katakan tetapi bertentangan
+ Dari Nuh al-Jaami’, ia berkata: “Saya
dengan sunah, maka saya akan ralat, baik
bertanya kepada Abu Hanifah: “Apakah yang
saat hiduku maupun setelah wafatku.” Rabi’
anda katakan terhadap perkataan yang
bin Sulaiman berkata: “Imam as-Syafi’i pada
dibuat-buat oleh orang-orang, seperti A’radhi
suatu hari meriwayatkan hadis, kemudian
dan Ajsam?” Beliau menjawab: “Itu adalah
seseorang berkata kepada beliau: “Apakah
perkataan ahli filsafat. Berpegang teguhlah
kamu mengambil hadis ini, wahai Abu
pada asar dan jalan para salaf serta
‘Abdillah?” Beliau menjawab: “Bilamana saya
waspadalah terhadap segala sesuatu yang
meriwayatkan suatu hadis yang shahih dari
diada-adakan karena hal tersebut adalah
Rasulullah lalu tidak mengambilnya, saya
bidah.”
bersaksi di hadapan kalian bahwa akalku
telah hilang.’”
Wasiat dalam AMNM (6)
+ Imam Malik bin Anas berkata: “Sunah itu bagaikan
bahtera nabi Nuh. Siapa yang mengendarainya,
niscaya dia selamat, dan siapa yang terlambat dari
bahtera tersebut, pasti ia tenggelam.” Beliau juga
berkata: “Seandainya ilmu kalam itu merupakan
ilmu, niscaya para sahabat dan tabiin berbicara
tentang hal itu sebagaimana mereka bicara + Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Pokok
tentang hukum dan syariat. Akan tetapi, ilmu sunah menurut kami adalah berpegang
kalam itu batil, yang menunjukkan kepada
teguh pada apa yang dilakukan oleh para
kebatilan.” Dari Ibnu Majisyun, dia berkata: “Saya
mendengar Imam Malik berkata: “Siapa yang sahabat, mengikuti mereka serta
berbuat suatu bidah dalam Islam lalu meninggalkan bidah. Segala bidah itu adalah
menganggapnya sebagai suatu kebaikan, berarti sesat.”
ia telah menyangka bahwa Muhammad telah
berkhianat pada risalah. Sebab, Allah telah
berfirman: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan
untuk kamu agamamu.” Dengan demikian, apa-
apa yang saat itu bukan merupakan agama, pada
saat ini juga bukan agama.”
Wasiat dalam AMNM (7)
+ Dari al-Hasan al-Bashri berkata: “Seandainya
sesorang mendapatkan generasi salaf yang
pertama, kemudian dia yang diibangkitkan (dari
kuburnya) pada hari ini, sementara orang tersebut
tidak mengenal tentang Islam –beliau pun
meletakkan tangannya diatas pipinya seraya
berkata kecuali salat saja.” Kemudian berkata: + Alangkah indahnya ungkapan seorang alim
“Demi Allah, tidaklah yang demikian itu yang mengamalkan ilmunya, yaitu Fudhail
merupakan suatu bentuk keterasingan bagi setiap bin ‘Iyadh berkata: “Ikutilah jalan-jalan
orang yang hidup dan ia tidak mengetahui kebenaran itu, jangan hiraukan walaupun
tentang generasi salaf salih. Setelah itu, ia melihat sedikit orang yang mengikutinya! Jauhkanlah
orang ahlul bidah mengajak kepada bidahnya dan dirimu dari jalan-jalan kesesatan dan
melihat orang ahli dunia menyeru kepada janganlah terpesona dengan banyaknya
dunianya, maka orang (yang dalam keterasingan
orang yang menempuh jalan kebinasaan!”
itu) dipelihara oleh Allah dari fitnah tersebut. Allah
menjadikan hatinya rindu kepada salaf salih itu
dan mengikuti jalan mereka, maka dari itu pasti
Allah akan memberikan kepadanya pahala yang
besar. Oleh karena itu, jadilah kalian seperti itu,
insyaallah.”
Wasiat dalam AMNM (8)
+ ‘Abdullah bin ‘Umar berkata kepada seseorang
yang bertanya kepada beliau tentang suatu
perkara. Orang tersebut berkata: “Sesungguhnya + ‘Abdullah bin ‘Abbas berkata kepada orang
ayahmu telah melarangnya. ‘Abdullah menjawab:
“Apakah perintah Rasulullah yang lebih berhak
yang menentang sunah dengan ucapan Abu
untuk diikuti ataukah perintah ayahku?” ‘Abdullah Bakar dan ‘Umar: “Hampir turun hujan batu
bin ‘Umar adalah sahabat yang paling keras dalam dari langit atas kamu, saya berkata
menentang segala macam bidah dan beliau kepadamu: “Rasulullah bersabda, sedang
sangat senang dalam mengikuti sunah. Pada kamu berkata: “(Akan tetapi), Abu Bakar dan
suatu saat ia mendengar seseorang bersin dan ‘Umar berkata.” Sungguh benar ‘Abdullah bin
berkata: “Alhamdulillah was shalatu was salam ‘ala ‘Abbas dalam menyifati ahlusunah, beliau
Rasulillah.” Berkatalah ‘Abdullah bin ‘Umar : berkata: “Melihat kepada seorang ahlusunah
“Bukan demikian Rasulullah mengajari kita, tetapi
beliau bersabda: “Jika salah satu di antara kamu
dapat mendorong kepada sunah dan
bersin, pujilah Allah (dengan mengucapkan): mencegah dari bidah.”
“Alhamdulillah”, tetapi beliau tidak mengatakan:
“Lalu bacalah selawat kepada Rasulullah!’”
Wasiat dalam AMNM (9)

+ Ja’far bin Muhammad berkata: “Saya pernah


+ Sufyan ats-Tsauri berkata: “Jika sampai mendengar Qutaibah berkata: “Jika kamu
kepadamu kabar tentang sesorang di melihat orang yang mencintai ahlul hadis,
belahan bumi bahwa dia ahlusunah, seperti Yahya bin Sa’id, ‘Abdurrahman bin
kirimkanlah salamku kepadanya. Mahdi, Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin
Sesungguhnya ahlusunah itu sedikit Ruhaiwah, dan yang lainnya, sesungguhnya
jumlahnya.” dialahh ahlusunah. Siapa yang menyelisihi
mereka, ketahuilah sesungguhnya dia
+ Ayyub as-Sakhtiyani berkata: “Sesungguhnya
adalah ahlul bidah.”
jika saya dikabari tentang kematian
seseorang dari ahlusunah, seakan-akan aku + Ibrahim an Nakha’i berkata: “Seandainya
merasa kehilangan sebagian organ para Sahabat mengusap kuku, pasti saya
tubuhku.” tidak akan membasuh, untuk mencari
keutamaan dalam mengikuti mereka.”
Wasiat dalam AMNM (10)
+ Al-Fudhail bin ‘Iyadh berkata: “Sesungguhnya Allah
+ ‘Abdullah bin al-Mubarak berkata: mempunyai banyak hamba-hamba yang dengan
“Ketahuilah -wahai saudaraku- bahwa mereka Dia menghidupkan negeri. Mereka adalah
kematian seorang Muslim untuk bertemu ahlusunah.”
Allah di atas sunah pada hari ini merupakan
+ Alangkah benarnya perkataan dan sebutan Imam
suatu kehormatan. Maka (kita as-Syafi’i terhadap ahlusunah seraya berkata: “Jika
mengucapkan): ”Inna lillahi wa innaa ilaihi aku melihat seseorang dari ashabul hadis, seakan-
raaji’uun (Sesungguhnya kita adalah milik akan aku melihat seseorang dari sahabat
Allah dan sesungguhnya kita akan kembali Rasulullah.”
kepada-Nya)”. Hanya kepada Allah-lah kita + Imam malik bin Anas telah meletakkan suatu
mengadu atas kesepian diri kita, kepergian kaidah agung yang meringkas semua yang telah
saudara, sedikitnya penolong, dan kami sebutkan di atas dari para imam dalam
munculnya bidah. Kepada Allah pulalah kita ungkapannya “Tidak akan dapat memperbaiki
mengadu atas beratnya cobaan yang generasi akhir dari umat ini, kecuali apa yang
menimpa umat ini berupa kepergian para telah dapat memperbaiki generasi terdahulu.
ulama dan ahlusunah serta munculnya Maka apa yang pada saat itu bukan merupakan
banyak bidah.” agama, demikian pula tidak dianggap agama pada
hari ini.”
https://linktr.ee/albabmhd

+Instagram : @albabmhd
+TikTok : @albabmhd
+Twitter : @albabmhd
+Telegram : https://t.me/komunitas_ngajisyariat
+Facebook : https://www.facebook.com/albabmhd
+YouTube : https://www.youtube.com/c/MuhammadUlilAlbab

Anda mungkin juga menyukai