Anda di halaman 1dari 15

NAMA : LAILA RAHMAH PURBA

KELAS : AKS 4A
NIM : 0502181020

I. ESSAI

1. kewajiban jangka pendek


a. Sebutkan rumusan dan jenis Utang Jangka Pendek.
jawaban : 1. utang dagang dan utang wesel
2. utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam
peride itu
3. utang
4. uang muka dan jaminan yang dapat diminta
kembali

5. dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga


6. utang gaji dan upah

b.Jelaskan pengertian dan kriteria penyajian Contingent Liabilities.


jawaban: Contingent liabilities merupakan situasi yang
melibatkan ketidakpastian atas kemungkinan
terjadinya kerugian. Kewajiban kontinjen adalah
kewajiban yang bergantung pada terjadinya satu
atau lebih dari faktor-faktor tersebut bergantung
pada kontinjensi.

Penyajian Kontijen lain yang harus diungkapkan


meskipun perusahaan kemungkinan kerugiannya
kecil adalah sbb:
1. jaminan atas hutang
2. kewajiban bank komersial menurut "stand by
letters of credits"

3. jaminan untuk membeli kembali piutang ( atau


property lain yang berhubungan) yang telah
dijual atau diberikan.

2. Investasi jangka panjang


a. Sebutkan 2 bentuk Investasi Jangka Panjang.
jawaban : 1. Investasi emas

karena emas mempunyai nilai atau harga yang


selalu naik setiap tahun. Selain memiliki nilai jual
yang tinggi, emas ternyata juga sangat aman
dalam berbagai keadaan serta stabil dan anti
inflasi
2. Investasi Tanah dan Bangunan
Tanah dan bangunan juga merupakan investasi
yang menguntungkan karena harganya akan naik
setiap tahunnya. Masalah investasi ini adalah
membutuhkan dana yang besar, mengingat harga
sebuah rumah sekarang sudah menginjak harga
ratusan hingga miliaran rupiah.
b. Sebutkan tiga bentuk dan kriteria pencatatan Equity Investment.
jawaban :
1. investasi yang dimiliki sampai jatuh tempo.

investasi jangka panjang dan tidak direncanakan


untuk di jual lagi,penilainnya menggunakan
amortisasi cost, yaitu harga beli setelah dikurangi
dengan amortisasi premium atau discount.
2. securities yang tersedia untuk dijual

investasi dikelompokkan dalam golongan ini jika


tidak akan dimiliki sampai jatuh tempo, tetapi
tidak dijual kembali dengan jangka pendek dan
penilainnya menggunakan harga wajar/ fair
value.
3. securities perdagangan

securities yang dibeli dan dimiliki dengan tujuan


untuk dijual kembali dalam jangka pendek atau
sewaktu-waktu dapat dijual kembali.

3. Pengakuan Pendapatan
a. Sebutkan 2 bentuk prinsip pengakuan pendapatan.
jawaban :

1. Pendapatan diamggap direalisasikan apabila


barang dan jasa, barang dagangan, atau harta
lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas;
Pendapatan dianggap dapat direalisasikan
apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran
segera dapat konversi ( siap ditukar ) menjadi kas
atau klaim atas kas dengan jumlah yang
diketahui.

2. Pendapatan dianggap dihasilkan (earned),


apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya
telah menyelesaikan apa yang seharusnya
dilakukan untuk mendapatkan hak atas manfaat
yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila
proses menghasilkan laba telah selesai atau
sebenarnya telah selesai.
b. Sebutkan dan jelaskan 4 bentuk dan pengakuan transaksi pendapatan.
jawaban :
1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada
tanggal penjualan, yang biasanya
diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan
pada pelanggan.

2. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika


jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah dilaksanakan
dan dapat ditagih.

3. Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk


menggunakan aktiva perusahaan seperti bunga,
sewa dan royalti diakui sesuai dengan berlakunya
waktu atau ketika aktiva itu digunakan.
4. Pendapatan dari pelepasan selain produk
diakui pada tanggal penjualan.

Pengakuan pendapatan yang sering dilakukan


perusahaan menurut Kieso, dkk (2002:5) terdiri
dari : 
(1) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan
(penyerahan);

(2) Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan;

(3) Pengakuan pendapatan setelah penyerahan;

(4) Pengakuan pendapatan untuk transaksi


penjualan khusus – waralaba dan konsinyasi.
 Berikut penjelasan dari keempat pengakuan
pendapat di atas :
1. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan
(penyerahan)  

Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta


penjualan umumnya diakui pada saat penjualan
(point of sell) yang biasanya berarti terjadi
penyerahan.  Namun timbul masalah dalam
pelaksanaannya yang disebabkan oleh tiga situasi
yaitu :

a) Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali

Dalam situasi ini, hak milik legal telah berpindah


pada pembeli namun resiko kepemilikan tetap
berada pada penjual.  Untuk itu jika terjadi
perjanjian beli kembali dengan harga tertntu dan
harga tersebut dapat menutupi semua biaya
persediaan ditambah biaya kepemilikan yang
terkait, maka persediaan dan kewajiban yang
terkait itu tetap ada dalam pembukuan penjualan
dengan kata lain tidak terjadi penjualan.
b) Penjualan dengan hak retur

Perlakuan akuntansi untuk situasi seperti ini


sebenarnya normal, namun jika tingkat retur
tinggi maka perlu dilakukan penundaan
pelaporan penjualan sampai hak retur habis masa
berlakunya.  Untuk itu terdapat tiga metode
pengakuan pendapatan alternative jika penjual
mengalami situasi ini yaitu : (1) Tidak mencatat
penjualan sampai seluruh hak retur habis masa
berlakunya; (2) Mencatat penjualan, tetapi
mengurangi penjualan dengan estimasi retur
dimasa depan; dan (3) Mencatat penjualan serta
memperhitungkan retur pada saat terjadi.

Jika terjadi penjualan dengan hak retur maka


pendapatan dari transaksi penjualan diakui pada
saat penjualan jika memenuhi keenam kondisi
sebagai berikut : (1) Harga penjual kepada
pembeli relatif tetap (fixed) atau dapat
ditentukan pada tanggal penjualan; (2) Pembeli
sudah membayar penjual, atau pembeli
berkewajiban untuk membayar penjual, dan
kewajiban itu tidak bergantung pada penjualan
kembali produk tersebut; (3) Kewajiban pembeli
pada penjual tidak akan berubah apabila terjadi
pencurian atau kerusakan atau rusaknya fisik
produk; (4) Pembeli yang memperoleh produk
untuk dijual kembali memiliki substansi ekonomi
yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual;
(5) Penjual tidak memiliki kewajiban yang
signifikan atas kinerja masa depan yang secara
langsung menyebabkan penjualan kembali
produk itu oleh pembeli; dan (6) Jumlah retur
dimasa depan dapat diestimasi secara layak.

Jika pendapatan penjualan dan harga pokok


penjualan tidak diakui karena keenam kondisi
tidak dipenuhi harus diakui ketika hak retur
secara substansial telah habis masa berlakunya
atau kemudian keenam kondisi ini dapat
dipenuhi.
c)    Trade Loading
Trade Loading dan Channel Stuffing merupakan
praktik yang gila; licik; dan tidak ekonomis;
melalui praktik ini pabrikan membujuk (dengan
penjualan, laba, dan pangsa pasar yang
sebenarnya tidak mereka miliki) pelanggan
mereka untuk membeli produk dari pada yang
bisa mereka jual kembali atau dengan kata lain
mencatat pembukuan hari ini untuk pendapatan
yang akan datang.

2. Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan  

Contoh yang paling konkrit dari pengakuan


pendapatan sebelum penyerahan adalah
”akuntansi kontrak konstruksi jangka panjang”.
 Kontrak jangka panjang sering kali menetapkan
bahwa penjual (kontraktor) dapat menagih
pembeli pada selang waktu ketika berbagai tahap
 dari proyek yang telah dicapai.  Terdapat dua
metode akuntansi untuk kontrak kontruksi jangka
panjang yang diakui oleh profesi akuntansi,
yaitu :
a)    Metode persentase penyelesaian

Pendapatan dan laba kotor  diakui setiap periode


berdasarkan kemajuan proses kontruksi, yaitu
persentase penyelesaian.

Metode ini digunakan hanya jika estimasi


kemajuan kearah penyelesaian, pendapatan,
serta biaya secara layak dapat dipercaya, dan
memenuhi syarat-syarat  berikut : (1) Kontrak itu
secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat
dipaksakan pemberlakuannya mengenai barang
atau jasa yang diberikan dan diterima oleh pihak
yang terlibat dalam kontrak, imbalan yang akan
dipertukarkan, serta cara dan cara penyelesaian;
(2) Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi
semua kewajiban dalam kontrak; dan (3)
Kontraktor dapat diharapkan untuk
melaksanakan kewajiban kontraktual tersebut.
b)    Metode kontrak selesai
Pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada
saat kontrak diselesaikan.
Metode ini hanya digunakan (1) Jika suatu entitas
terutama memiliki kontrak jangka pendek, atau
(2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan
metode persentase penyelesaian tidak dapat
terpenuhi, atau (3) Jika terdapat bahaya yang
melekat dalam kontrak  itu di luar resiko bisnis
normal dan berulang.

3. Pengakuan pendapatan setelah penyerahan

Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas


harga jual tidak dapat dipastikan secara layak
sehingga pengakuan pendapatan akan
ditangguhkan.  Ada dua metode yang dapat
digunakan dalam menagguhkan pengakuan
pendapatan sampai kas diterima, yaitu : (1)
Metode akuntansi penjualan cicilan dan (2)
Metode pemulihan biaya.

a)    Metode akuntansi penjualan cicilan


(installment sales method)   

Dalam metode akuntansi penjualan cicilan


mengakui laba dalam periode penagihan bukan
dalam periode penjualan.  Metode akuntansi
penjualan cicilan dibenarkan atas dasar bahwa
jika tidak ada pendekatan yang layak untuk
mengestimasi tingkat ketertagihan, pendapatan
tidak boleh diakui sampai kas berhasil ditagih.

b)    Metode pemulihan biaya (cost recovery


method)
Dalam metode pemulihan biaya, tidak ada laba
yang diakui sampai pembayaran kas oleh pembeli
melebihi harga pokok barang dagang yang dijual
bagi penjual.  Setelah seluruh biaya dipulihkan,
setiap penagihan kas tambahan dimasukkan
dalam laba.  Laporan laba rugi untuk periode
penjualan melaporkan pendapatan penjualan,
harga pokok penjualan, serta laba kotor baik
jumlah yang diakui selama periode berjalan
maupun jumlah yang ditangguhkan.  Laba kotor
yang ditangguhkan dikurangkan dari piutang
terkait dengan neraca.  Laporan laba rugi
selanjutnya melaporkan laba kotor sebagai pos
pendapatan terpisah apabila laba kotor diakui
pada saat dihasilkan.

Dalam beberapa situasi kas diterima sebelum


penyerahan atau pengalihan properti dan dicatat
sebagai simpanan karena transaksi penjualan
tersebut belum selesai.  Cara ini disebut metode
simpanan (deposit method).  Menurut metode ini
penjualan melaporkan kas yang diterima dari
pembeli sebagai uang tanggungan atas kontrak
dan mengklasifikasikannya dalam neraca.  Selain
itu, penjual juga mencatat beban penyusutan
sebagai biaya periode untuk properti tersebut.
Menurut metode ini tidak ada pendapatan atau
laba yang harus diakui sampai penjualan selesai.
 Pada saat itu akun simpanan ditutup dan salah
satu metode pengakuan pendapatan diatas
diterapkan.

4. Pengakuan pendapatan untuk transaksi


penjualan khusus
a)    Waralaba

 Peruasahaan waralaba memperoleh pendapatan


dari sumber-sumber berikut, yaitu : (1) dari
penjualan waralaba awal dan aktiva atas jasa
terakit; dan (2) dari iuran (fee)
berkesinambungan yang didasarkan pada
pengoperasian waralaba. Franchisor adalah pihak
yang memberikan hak bisnis dalam waralaba, dan
franchisee adalah pihak yang megoperasikan
bisnis warlaba.
Dalam perjanjian waralaba iuran awal dicatat
sebagai pendapatan hanya bila dan ketika
franchisor melaksanakan pelaksanaan substansial
jasa yang wajib ia laksanakan dan penagihan
iuran dapat dipastikan secara layak.  Iuran
waralaba yang berkesinambungan diakui sebagai
pendapatan saat dihasilkan dan dapat ditagih
dari franchisee.

b)    Konsinyasi

Dalam perjanjian konsinyasi,  Consignor


(pabrikan) mengirim barang dagang kepada
Consignee (dealer) yang bertindak sebagai agen
yang menerima barang dagang dan setuju untuk
menjual dan menjaga barang tersebut.  Kas yang
diterima dari pelanggan dikirim kepada consignor
setelah dikurangi komisi penjualan dan semua
beban yang dapat dikenakan.

Pendapatan hanya diakui setelah consignor


menerima pemberitahuan penjualan dan
pengiriman kas dari consignee.
II. Utang jangka panjang

Nilai pari Rp 60,000,000,000.00


Harga penerbitan (98%) Rp 58,000,000,000.00
Total Disagio Rp 1,200,000,000.00
Bulan tersisa 34 bulan

(Rp
1,200,000,
000 ÷34)
Disagio per bulan Rp 35,294,117.65 (4 ×
Amortisasi disagio Rp 141,176,470.60 Rp 35,294,117.65)

Jurnal untuk pencatatan konversi per 1 agustus 2016 :


Utang obligasi Rp 6,000,000,000.00
Disagio utang obligasi Rp 399,999,955.88
Saham biasa Rp 3,000,000,044.12
Modal disetor melebihi niali pari Rp 2,600,000,044.12
34) ×
3]
˚˚Rp 2,600,000,044.12 = (Rp 6,000,000,000 - Rp 399,999,955.88) - Rp 3,000,000,000
III. Equity Investment

jurnal yang diperlukan untuk pembukuan transaksi atas data dan informasi yang disajikan :

1. tidak ada jurnal

2. laba yang diterima :


No. Perusahaan % Laba 2015 Laba dibayar 60% Laba dibayar
1 PT Aek Bilah 25% Rp 20.000,00 Rp 12.000,00 Rp 3.000,00
2 PT Aek Buru 8% Rp 5.000,00 Rp 3.000,00 Rp 240,00
3 PT Aek Natas 40% Rp 40.000,00 Rp 24.000,00 Rp 9.600,00
4 PT Aek Goti 10% Rp 15.000,00 Rp 9.000,00 Rp 900,00
5 PT Aek sarulla 15% Rp 60.000,00 Rp 36.000,00 Rp 5.400,00

Jurnal :
Kas/Bank Rp 19.140,00
Pendapatan Dividen Rp 19.140,00

3. - Harga peroleh PT Aek Buru = 153.000,-


-Harga pasar PT Aek buru = 157.500,-
keuntungan hagra saham PT Aek Buru = 157.000 - 153.000
= 4.500.
Jurnal :
Kas/Bank Rp 157,000.00
Investasi saham Rp 153,000.00
Pendapatan keuntungan Rp 4,500.00

- Jual saham PT Aek billah 12.000 lembar dari 20.000 lembar


- Harga perolehan per lembar : 408.000 ÷ 20.000 = 20,4
-Harga pasar perlembar : 420.000 ÷ 20.000 = 21
-keuntungan perlembar : 21 -20,4 = 0,6
-saham dijual 12.000 lembar, maka : - harga perolehan 12.000 x 20,4 = 244.800
-keuntungan 12.000 x 0,6 = 7,800.00
-terima uang 252.000,-

jurnal : Rp 252,000.00
Kas/Bank Rp 244,800.00
Investasi saham Rp 7,800.00
pendapatan keuntungan

4. Dilepa saham PT Aek Goti par Rp 5 juta dengan kurs 104


1. Nilai seharusnya Rp 5.000.000 x 4000 = 20.000.000.000
2. Harga beli saham perlembar 19.600.000.000 ÷ 4000 = 4.900.000
3. harga jual perlembar Rp 5.000.000 x 104% = 5.200.000
4. keuntungan perlembar Rp 5.200.000 - Rp 4.900.000 = 300.000
5. Harga jual 4000 lembar : 5.2000.000 x 4000 = 20.800.000.000
6. keuntungan atas penjualan : 300.000 x 4000 = 1.200.000.000
7.saham yang dilepas : 4.900.000 x 4000 = 19.600.000.000

jurnal (dalam 000.000,-)


Kas/Bank Rp 20,800
Investasi saham Rp 19,600
pendapatan keuntungan RP 1,200

5. Beli saham PT Aek sarulla 30.000 lembar : par 5.000.000,- ; kurs 98 maka :
- Harga saham : Rp 5.000.000 x 30.000 = 150.000.000.000
- Harga beli perlembar kurs 98 : Rp 5.000.000 x 98% = 4.900.000
- Harga beli saham PT Aek sarulla atas 30.000 lembar saham :
Rp 4.900.000 x 30.000 = Rp 147.000.000.000

Jurnal (dalam 000.000) :


Investasi saham Rp 147,000
Kas/Bank Rp 147,000

6. saham PT Aek Bilah turun jadi 390.000.000.000 per 20.000 lembar, maka perlembar :
390.000.000.000 ÷ 20.000 = 19.500.000,-
Maka :
Saham perolehan 20.400.000 x 8.000 = 163.200.000.000
Harga pasar saham 19500.000 x 8.000 = 156.000.000.000
kerugian/cadangan 7.800.000.000

Maka jurnal untuk cadangan atas penurunan harga saham PT Aek Billah adalah (dalam 000.000,-)
jurnal percadangan 31 desember 2016 :
Beban kerugian saha, Rp 7,200
cadangan investasi saham Rp 7,200

7. tidak ada jurnal.

Parsial/proyeksi balance sheet (dalam 000.000,-)


Laporan Laba Rugi
Pendapatan Usaha
Pendapatan Dividen 19.140,-
Pendapatan keuntungan 12.900,-
32.040,-

Beban Usaha
Beban Operasi 0
Beban Cadangan kerugian 7.200,-
(7,200,-)
Laba bersih 24.840,-
Parsial Balance Sheet :

Kas Rp 302,440 Hutang Rp -


Investasi saham
PT Ael Billah Rp 156,000
PT Aek Bulu Rp 153,000 Modal dan laba ditahan Rp 1,000,225
PT Aek Natas Rp 153,000
PT Aek sarulla Rp 260,625 Laba/Rugi berjalan Rp 24,840
Rp 1,025,065 Rp 1,025,065
IV. Revenue Recognition

a. Tahun 2015

Pendapatan kontrak
1. Gedung A Rp 1.200,000
2. Gedung B Rp 1.120,000
Rp 2.320,000

Harga pokok
1. Gedung A Rp 1.000,000
2. Gedung B Rp 960,000
Rp (1.960,000)
Laba kotor 2015 Rp 360,000

Tahun 2016

Pendapatan Kontrak
1. Gedung A Rp 1.200,000
2. Gedung B Rp 1.120,000
Rp 2.320.000

Harga Pokok
1.Gedung A Rp 1.000.000
2. Gedung B Rp 1.000.000
Rp (2.000.000)
Laba kotor 2016 Rp 320,000

Tahun 2017

Pendapatan kontrak
1. Gedung A Rp
2.Gedung B Rp 560,000
Rp 560,000

Harga pokok
1. Gedung A Rp
2. Gedung B Rp 400,000
Rp (400,000)
Laba kotor 2017 Rp 260,000
b. Tahun 2015

Biaya Gedung A 1.000.000 (41,7%)


Harga pokok gedung A Rp 1.000.000
Kas/Bank Rp 1.000.000

Biaya Gedung B 960.000 (34,3%)


Harga pokok gedung A Rp 960,000
Kas/Bank Rp 960,000

Tagihan Gedung A (50%)


Piutang gedung A Rp 1.200.000
Pendapatan gedung A Rp 1.200.000

Tagihan Gedung B (40%)


Piutang Gedung B Rp 1.120.000
Pendapatan Gedung B Rp 1.120.000

Penerimaan Kas Gedung A


Kas/Bank Rp 800,000
Piutang gedung A Rp 800,000

Penerimaan Kas Gedung B


Kas/Bank Rp 600,000
Piutang gedung B Rp 600,000

Tahun 2016

Harga pokok Gedung


Harga pokok Gedung A Rp 1.000.000
Kas/Bank Rp 1.000.000
Harga pokok Gedung B Rp 1.000.000
Kas/Bank Rp 1.000.000

Penagihan
Piutang gedung A Rp 1.200.000
Pendapatan gedung A Rp 1.200.000
Piutng gedung B Rp 1.120.000
Pendapatan gedung B Rp 1.120.000

Penerimaan Kas
Kas/Bank Rp 1.600.000
Piutang Gedung A Rp 1.600.000
Kas/Bank Rp 800,000
Piutang Gedung B Rp
1.600.000
Tahun 2017

Tidak ada jurnal

Anda mungkin juga menyukai