Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MASA KERAJAAN TURKI


UTSMANI”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu
Drs. H. Izzuddin, M. Ag.

Disusun oleh kelompok 9


Muhammad Rapiyani 21.12.5331
Nurul Faizah 21.12.5361
Muhammad Ainul Kaunain 21.125393

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji milik Allah S.W.T. yang senantiasa menurunkan

rahmat-Nya kepada kita sehingga kita dapat hidup dalam ketentraman dan

kedamaian. Sholawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita nabi

besar Muhammad S.A.W. yang telah menjadi pelita bagi ini umat.

Adapun setelah itu, maka kami selaku kelompok sembilan bersyukur

terimaksih kepada Allah S.W.T. karena bisa menyelesaikan makalah dari mata

kuliah yang berjudul “PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MASA

KERAJAAN TURKI UTSMANI” ini dan kami juga berterimakasih kepada bapa

dosen khususnya dan teman-teman sekalian yang telah memberikan arahan untuk

menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Kami selaku kelompok sembilan membuka lebar pintu saran dan masukan

kepada teman-teman karena kami menyadari bahwa makalah ini masih tergolong

tidak sempurna. Oleh karena itu saran dan masukan teman-teman sangatlah berguna

bagi agar kami bisa lebih baik kedepannya.

MARTAPURA 2 NOVEMBER 2022


KELOMPOK 9

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I ...................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

A. LATAR BELAKANG ................................................................................ 3

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 4

C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................. 4

BAB II .................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN .................................................................................................... 5

A. SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN TURKI UTSMANI ............... 5

B. PARA PEMIMPIN PADA KERAJAAN TURKI UTSMANI ............... 7

C. MASA KEEMASAN KERAJAAN TURKI UTRMANI ........................ 9

D. FAKTOR-FAKTOR JAYANYA KERAJAAN TURKI UTMASNI ... 11

E. MASA KERUNTUHAN KERAJAAN TURKI UTSMANI ................. 14

F. FAKTOR-FAKTOR HANCURNYA TURKI UTSMANI ................... 16

BAB III ................................................................................................................. 20

PENUTUP ............................................................................................................ 20

KESIMPULAN ................................................................................................ 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam mengalami kemajuan dan kemunduran, kemajuan kekuasaan Islam

yang dicapai pada masa Abbasiyah, dan keruntuhannya ketika diserang bangsa

Mongol. Wilayah kekuasaan Islam terpecah-pecah menjadi kerajaan kecil, satu

sama lain bahkan saling memusuhi. Beberapa peninggalan budaya dan

peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol, bahkan

Timur Lenk menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain1.

Sejarah peradaban Islam saat ini telah berjalan lebih dari empat belas

abad lamanya. Sebagaimana halnya sejarah setiap ummat, sejarah peradaban

Islam pun mengalami pasang surut. Pada periode tertentu Islam mengalami

pertumbuhan dan perkembangan, pada periode selanjutnya Islam mengalami

kemajuan dan kejayaan, kemudian pada periode lain Islam mengalami

kemunduran bahkan kehancuran.2

Dinasti Turki Utsmani merupakan kekhalifaan yang cukup besar dalam

Islam dan memiliki pengaruh cukup signifikan dalam perkembangan wilayah

Islam di Asia, Afrika, dan Eropa. Bangsa Turki memiliki peranan yang sangat

penting dalam perkembangan peradaban Islam.3

1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta: PT. Raja Graindo Persada, 1997),
h.129.
2
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), hal. 248
3
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010) hal. 193.

3
Turki Utsmani dapat mendirikan kerajaan yang besar serta cukup lama

berkuasa. Pada masa Sultan Utsman, orang Turki bukan merebut negara-negara

Arab, tetapi juga seluruh daerah antara Kaukasus dan kota Wina. Dari Istanbul,

ibu kota kerajaan Turki Utsmani. Mereka menguasai daerah-daerah disekitar

laut tengah dan berabad-abad lamanya Turki merupakan faktor penting dalam

perhitungan ahli-ahli politik di Eropa Barat. Dinasti Turki Utsmani merupakan

kekhalifaan Islam yang mempunyai pengaruh besar dalam peradaban didunia

Islam4.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah berdirinya kerajaan Turki Utsmani?

2. Bagaimana kejayaan kerajaan Turki Utsmani?

3. Bagimana runtuhnya kerajaan Turki Utsmani?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya kerajaan Turki Utsmani

2. Untuk mengetahui kejayaan kerajaan Turki Utsmani

3. Untuk mengetahui runtuhnya kerajaan Turki Utsmani

4
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010) hal. 194.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN TURKI UTSMANI

Pada permulaan abad ke 7 Hijriyah atau bertepatan abad 15 Masehi,

Bani Ustmani mendiami Kurdistan. Mereka berprofesi sebagai penggembala.

Akibat serangan orang-orang Mongolia di bawah pimpinan Jengis Khan ke

Irak dan wilayah-wilayah Asia Kecil, Sulaiman, kakek dari Utsman melakukan

hijrah pada tahun 617 H./1220 M. Bersama-sama dengan kabilahnya dia

beranjak meninggalkan Kurdistan menuju Anatolia dan merekapun menetap di

kota Akhlath.

Pada tahun 656 H./1267 M., Utsman anak Urtughril lahir. Utsman

inilah yang kemudian menjadi nisbat (ikon) kekuasaan khilafah Utsmaniyah.

Tahun kelahirannya bersamaan dengan serbuan pasukan Mongolia di bawah

pimpinan Hulaku yang menyerbu ibu kota khilafah Abbasiyah. Penyerbuan ini

merupakan peristiwa yang sangat mengenaskan dalam sejarah5.

Tentang kejamnya serbuan tersebut, Ibnu Katsir menjelaskan; "Mereka

datang menyerbu Baghdad, membunuh siapa saja yang bisa mereka bunuh,

baik laki-laki, perempuan, anak-anak, orang tua, orang jumpo maupun remaja.

Saking ketakutan, banyak orang yang bersembunyi beberapa hari di dalam

sumur, tempat-tempat binatang buas, tempat-tempat kotor, atau sama sekali

tidak berani keluar rumah. Ada sebagian orang yang berusaha bersembunyi di

5
Ali Muhammad Ash-Shalabi, Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah,
(Rangkasbitung:Pustaka Al-kautsar, 2002), hal 41

5
dalam toko-toko lalu mereka menutupkan pintu. Namun pasukan Mongol

membuka pintu dengan paksa, baik dengan cara mendobrak ataupun

membakar. Kemudian mereka memasuki toko-toko itu dan menyeret orang-

orang yang bersembunyi tadi ke atas wuwungan rumah, lalu dibunuh di atas

sana sehingga darah mengalir demikian derasnya. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi

Raji'un. Demikian pula orang-orang yang sembunyi di dalam mesjid, tempat-

tempat pertemuan semuanya dibunuh. Tak ada yang selamat kecuali mereka

yang berasal dari kalangan Ahli Dzimmah, yaitu Yahudi.6

Dalam waktu pendek, pada abad ke-15 (abad ke-9 H), orang Turki

Utsmani membuat debut di panggung sejarah. Pendiri Kerajaan ini adalah

bangsa Turki dari Kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan utara

negeri Cina." Di bawah pimpinan Ertoghrol, mereka mengabdikan diri kepada

Sultan Alauddin II (Sultan Seljuk) yang kebetulan sedang berperang melawan

Byzantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin mendapat kemenangan.

Atas jasa baik itu, Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang

berbatasan dengan Byzantium.

Pada tahun 1289 M., Ertoghrol meninggal dunia dan kemudian Sultan

Alauddin menunjuk cucunya yang sulung Utsman sebagai penguasa di wilayah

yang berbatasan dengan Byzantium. Utsman memerintah antara tahun 1290-

1326 M. Selang tidak berapa lama, Sultan Alauddin wafat dan tidak ada yang

layak untuk menggantikannya. Melihat kekosongan pemerintahan tersebut,

6
Ali Muhammad Ash-Shalabi, Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah,
(Rangkasbitung:Pustaka Al-kautsar, 2002), hal 41

6
maka terbukalah jalan bagi Utsman untuk menuju tingkat yang lebih tinggi.

Dengan naiknya Utsman menggantikan Sultan Alauddin II, maka berakhirlah

pemerintahan Seljuk dan berdirilah Kerajaan Turki Utsmani yang dipimpin

oleh Utsman yang bergelar Padisyah al-Utsman (raja besar keluarga Utsman)."

Nama kerajaan Utsmani itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek

moyang mereka yang pertama, Sultan Utsmani ibn Sauji ibn Ertoghrol ibn

Sulaiman Syah ibn Kia Alp.

Kerajaan turki Utsmani berkuasa sekitar 625 tahun(1299-1924 M.).

Tidak kurang dari 38 -40 sultan yang memerintah di kerajaan tersebut. Utsman

wafat tahun 1326 M, digantikan oleh puteranya bernama Urkhan yang

melanjutkan siasat dari perjuangan-perjuangan ayahnya.7

B. PARA PEMIMPIN PADA KERAJAAN TURKI UTSMANI

Raja- raja pada kerajaan Turki Utsmani merupakan kekuasaan yang

didapatkan secara turun-temurun. Dengan adanya hal yang demikian tidak

serta-merta yang menajadi pewaris kerajaan adalah anak pertama, tidak ada

aturan yang mengatur hal yang demikian. Melainkan dalam perkembangnya,

anak kedua bisa saja jadi pewaris kepemimpinan pada kerjaan bahkan

pergantian sultan juga diserahkan kepada saudara Sultan bukan dari anaknya.8

Berikut daftar lengkap para sultan pada kerajaan Utsmani9:

7
Fatah Syukur, Sejarah Peradapan Islam, (Semarang: PT. Pustaka Riski Putra, 2002), hal
134.
8
Taqwatul Uliyah, Jurnal An-Nur: Kajian Pendidikan dan Ilmu Keislaman, Vol. 7, No. 2,
2021, H. 328
9
Rahmawati, dkk. Perkembangan Peradaban Islam Di Kerajaan Turki Utsmani, Jurnal
Rihlah, Vol. 1, No. 1, 2013, H. 19

7
1) Usman I (1290 – 1326 M) pendiri kerajaan Usmani. 2) Orkhan (726

H/1326M¬ – 761 H/1359M). 3) Murad I (761 H/1359 M -789 H/1389 M). 4)

Bayazid I (1389 - 1403 M). 5) Muhammad I (1403 -1421 M). 6) Murad II (1421

– 1451 M). 7) Muhammad al-Fatih/ putra Murad II (1451 – 1484 M). 8) Bayzid

II (1481-1512M). 9) Salim I (1512 – 1520 M). 10) Sulaiman al-Qanuni (1520

– 1566 M) puncak kejayaannya. 11) Salim I (1566-1574). 12) Murad III (1574-

1595). 13) Mehmed III (1595-1603). 14) Ahmed I (1603-1617). 15) Mustafa I

(1617-1618). 16) Osman II (1618-1622). 17) Mustafa I (1622-1623). 18)

Murad IV (1623-1640). 19) brahim I (1640-1648). 20) Mehmed IV (1648-

1687). 21) Suleiman II (1687-1691). 22) Ahmed II (1691-1695). 23) Mustafa

II (1695-1703). 24) Ahmed III (1703-1730). 25) Mahmud I (1730-1754). 26)

Osman III (1754-1757). 27) Mustafa III (1757-1774). 28) Abdul Hamid I

(1774-1789). 29) Selim III (1789-1807). 30) Mustafa IV (1807-1808). 31)

Mahmud II (1808-1839). 32) Abdul Mejid I (1839-1861). 33) Abdul Aziz I

(1861-1876). 34) Murad V (1876-1876). 35) Abdul Hamid II (1876-1909). 36)

Mehmed V (1909-1918). 37) Mehmed VI (1918-1922). 38) Abdul Majid II

(1922-1924).

Syafiq A. Mughi di dalam buku Sejarah Peradaban Islam membagi para

pemimpin kepada lima periode yaitu:10

1. Periode pertama dari Usman I (1290 – 1326 M) sampai Bayazid I (1389 -

1403 M).

10
Muhammad Tuwah, dkk. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: AMZAH, 2018), h. 259-
260.

8
2. Periode kedua dari Muhammad I (1403 -1421 M). Sampai Sulaiman al-

Qanuni (1520 – 1566 M).

3. Periode ketiga dari Salim I (1566-1574). Sampai Mustafa II (1695-1703).

4. Periode keempat dari Ahmed III (1703-1730). Sampai Mahmud II (1808-

1839).

5. Periode kelima dari Abdul Mejid I (1839-1861) Sampai Abdul Majid II

(1922-1924).

Ahli sejarah menyatakan bahwa masa kerajaan Khalifah Sulaiman al-

Qanuni merupakan kejayaan dan kebesaran Kerajaan Turki Utsmani, hal ini

dibuktikan bahwa pada masa kerajaan Turki Utmani masa Kesultanan

Sulaiman Al Qanuni kerajaan telah meninggalkan jauh negara-negra eropa

pada bidang militer, politik, dan keilmuan.11

C. MASA KEEMASAN KERAJAAN TURKI UTRMANI

Kerajaan Turki Utsmani pada masanya memiliki kemajuan yang telah

diraih, dapat dijelasskan sebagai berikut:

1. Pemrintahan, militer, dan maritim

Kekuatan militer kerajaan Turki Utsmani menjadi kuat karna pada

masa awal kerajaan diisi oleh orang-orang kuat, selain itu pula kekuatan

militer pertama kali menjadi lebih diperhatikan Ketika terjadi kontak senjata

dengan Eropa. Kerajaan Turki Utsmani selain mementingkan persenjataan

militer, dan kekuatan kekuasaan yang terbukti mampu menguasai wilayah

11
Miftahul Jannah, Runtuhnya Khilafah Turki Utmani, (Pontianak.2019), h. 68.

9
yang sangat luas baik di Asia, Afrika, maupun Eropa, peradaban-peradaban

masa Turki Utsmani sama sekali tidak terabaikan, terbukti dari sangat

pesatnya kemajuan peraban. Pada masa itu pula terlahir banyak ilmuan-

ilmuan ternama.

Pada saat Konstantinopel diubah menjadi Ibukota Kerajaan Turki

Utsmani Instanbul menjadi pusat pelayaran. Lautan dalam Golden horn

ditetapkan sebagai pusat indrusti dan Gudang persenjataan maritime oleh

Sultan Muhmammad II dan memerintahkan Hamdan Pasha, Komandan

Angkatan Laut. Pada tahun 1480 M dikomandoi oleh Gedik Ahmed Pasha

berhasil membangun kapal di Gallipoli Maritime Arsenal. Marinir Turki

mampu mendominasi Laut Hitam dan menguasai Otrando. Dan

pembangunan serta perluasan pusat persenjataan maritime akhirnya

dilakukan dari Galatama sampai ke sungai Kaghitae dan tersedia 150 unit

kapal.12

2. Bidang Pendidikan serta Ilmu Pengetahuan Teknologi

Pada masa kerjaan Turki utsmani terjadi transformasi Pendidikan,

pada saaat itu sekolah-sekolah didirikan, dan perguruan tinggi serta

mendirikan fakultas kedokteran serta fakultas hukum. Selain hal tersebut

juga muncul sastrawan dengan yang menyelesaikan studi di luar negeri.

Sepanjang masa kesultanan Utsamani masyarakat berusaha membangun

perpustakaan13.

12
Pulungan Suyuthi, “Sejarah Peradaban Islam”, (Jakarta: Sinar Grafika Offset: 2018), h.
266.
13
Taqwatul Uliyah, Jurnal An-Nur: Kajian Pendidikan dan Ilmu Keislaman, Vol. 7, No.
2, 2021, H. 330.

10
3. Bidang Seni dan Kebudayaan.

Kerajaan Turki Utsmani telah membawa peradaban Islam menjadi

peradaban yang cukup maju dengan pesat pada masa itu. Pada bidang

kebudayaan bayak tokoh penting yang muncul. Selain itu banyak juga yang

berkiprah pada pengembangan seni, arsitektur Islam, seni dekorasi, serta

seni musik dan pertunjukan.14

4. Bidang Keagamaan

Keagamaan merupakan bagian system sosial dan politik pada masa

kerajaan Turki Utsmani. Ulama dipandang cukup tinggi kedudukannya

dalam bernegara dan bermasyarakat. Pada kerajaan Turki Utsmani warga

non muslim wajib mematuhi hukum kesultanan, namun tidak wajib

mematuhi hukum Islam.15

D. FAKTOR-FAKTOR JAYANYA KERAJAAN TURKI UTMASNI

faktor-faktor yang menyebabkan Kerajaan Turki Utsmani meraih

puncak kejayaan. Antara lain adalah:

1. Aspek Politik

Secara politis, keberhasilan ekspansi Turki sangat dipengaruhi oleh

visi dinasti yaitu sebagai pelaku ekspansi (futuhat) Islam untuk

melakukan pembebasan-pembebasan wilayah-wilayah baru. Begitu juga

kekutan politik yang ada dalam kharisma sultan-sultan Utsmani juga sangat

14
Taqwatul Uliyah, Jurnal An-Nur: Kajian Pendidikan dan Ilmu Keislaman, Vol. 7, No.
2, 2021, H. 330.
15
Taqwatul Uliyah, Jurnal An-Nur: Kajian Pendidikan dan Ilmu Keislaman, Vol. 7, No.
2, 2021, H. 330.

11
mendukung. Sultan Utsmani tidak hanya sekedar khalifah tetapi sebagai

panglima tertinggi militer dan al-fatih (sang Penakluk). Maka wajar jika

etika politik kekuatan dan logika militer mendominasi kekuatan ketimbang

etika sains, sentuhan estetika dan filsafat.18 Dengan demikian yang

dimaksud dengan aspek politik disini adalah adanya rasa semangat yang

ditunjang dengan kemampuan yang memadai dalam diri sultan Turki

Utsmani untuk melakukan perluasan wilayahwilayah (ekspansi). Hal

tersebut dilakukan agar Turki Utsmani dapat melebarkan sayapnya ke

segala penjuru disamping untuk menambah ke-eksistensian dan

kekuasaanya.16

2. Aspek Militer (Pertahanan)

Di samping aspek politik, ditunjang pula aspek militer karena Turki

Utsamni terkenal akan kekuatan militernya. Turki Utsmani berhasil

manajeman militer dengan baik, yaitu dengan dibentuknya pasukan Ghazi

(penakluk awal) yang diambil dari orang-orang Turki, pasukan militer

budak (dari bangsa non Turki) dan pasukan kavaleri propinsial sangat

mendukung kajayaan material Isalm di Turki.17

Dengan manajeman yang terpola secara rapi, maka ekspansi Turki Utsmani

berhasil dengan baik dalam mengembangkan dakwah dan penaklukkan

wilayah teritorial. Semangat yang dimiliki oleh bangsa Turki juga tidak

diragukan lagi sebagai kekuatan yang menopang keberhasilan ekspansi.

16
Muhammad Baysrul Muvid, Sejarah Kerajaan Turki Utsmani dan Kemajuannya Bagi
Dunia Islam, Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1, 2022, H. 2
17
Muhammad Baysrul Muvid, Sejarah Kerajaan Turki Utsmani dan Kemajuannya Bagi
Dunia Islam, Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1, 2022, H. 3

12
Secara teologis dan budaya, ambisi orang-orang Turki untuk mengalahkan

tentara kafir dari Eropa dan keinginan menjadi adi kuasa pasca Romawi juga

menjadi spirit utama ang menggerakkan masyarakat dan bangsa Turki untuk

maju di puncak peradaban. Dalam upaya mencapai kejayaan, dinasti

Utsmani mendapat tantangan dari para tentara Kristen Romawi maupun

pasukan Eropa yang lain.18

3. Aspek Ekonomi

Faktor politik dan militer tersebut ditunjang dengan perekonomian

yang memadai dan maju sehingga memberikan spirit yang kuat bagi bangsa

Turki Utsmani untuk melakukan penaklukkan atau ekspansi dan

mempertahankannya. Dengan demikian mustahil Turki Utsmani bisa

melakukan ekspansi sebegitu luas dan lebarnya jika tidak ditopang dengan

ekonomi yang kuat. Perekonomian Turki Utsmani bisa kuat atas

keberhasilannya menaklukkan beberapa wilayah terlebih keberhasilannya

menaklukkan Bizantium dan Konstantinopel, sehingga alur perekonomian

kala itu dibawa kendali Kerajaan Turki Utsmani.19

4. Aspek Pemikiran/Paradigma Para Penguasa (Sultan)

Dalam paradigma sosiologis, faktor idea atau gagasan atau

pemikiran merupakan faktor yang sangat menentukan adanya perubahan

sosial. Secara umum keberhasilan dinasti Turki Utsmani dalam membawa

bangsa Muslim ke puncak peradaban lebih pada unsur kepemimpinan yang

18
Syamsul Bakri, Peta Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2011),
h. 138
19
Muhammad Baysrul Muvid, Sejarah Kerajaan Turki Utsmani dan Kemajuannya Bagi
Dunia Islam, Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1, 2022, H. 3

13
visioner. Turki Utsmani berhasil dalam membuat visi ke depan yang

gemilang yang dimanifestasikan dalam futuhat (ekspansi) sehingga

keberadaannya telah membawa perubahan dalam tatanan peradaban dunia

waktu itu. Ekspansi yang dilakukan bangsa Turki Utsmani ini masih dapat

dikatakan mengikuti polapola khilafah awal dan khilafah tinggi yaitu

memberikan kebebasan untuk masuk Islam, membayar jiz’ah atau

diperangi.

5. Aspek Soisal Politik

Turki Utsmani menjadi dinasti yang kuat karena di dukung juga oleh

struktur sosial politik yang kuat yaitu ‘Askeri (pendukung dan pelaksana

pemerintahan) yang terdiri dari pasukan Ghazi (orang-orang Turki yang

menjadi tulang punggung penaklukkan awal dan para administrator negara

yang kebanyakan pasukan kavaleri) dan pasukan Jenissari (sukarelawan non

Turki sebagai kekuatan infantri dan artileri). Selain Ghazi, komponen

pendukung yang tidak kalah pentingnya adalah Re’aya yaitu unsur produksi

berbasis pertanian yang dikembangakan oleh petani sebagai penopang

pemerintahan.20

E. MASA KERUNTUHAN KERAJAAN TURKI UTSMANI

Pemerintahan sultan Turki yang ke X, yaitu Sulaeman I (1520-1566)

adalah masa pemerintahan terpanjang dibangdingkan dengan Sultan-Sultan

lainnya. Selama pemerintahannya berhasil meraih kesuksesan dengan

20
Muhammad Baysrul Muvid, Sejarah Kerajaan Turki Utsmani dan Kemajuannya Bagi
Dunia Islam, Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1, 2022, H. 4

14
masuknya beberapa wilayah Negara besar Turki. Bahkan mempersatukan umat

Islam dengan non Muslim di bawah kekuasaannya. Namun disisi lain tanda-

tanda keruntuhan juga sudah mulai muncul kepermukaan. Pandangan tersebut

lebih disebabkan oleh ketergantungan kerajaan ini kepada kesinambungan

kekuatan politik seorang Sultan.21

Periode keruntuhan kerajaan Turki Usamani termanifestasi dalam dua

priode yang berbeda pula, yaitu : pertama, priode desentrallisasi yang dimulai

pada awal pemeritahan Sulatan Salim II (1566-1574) hingga tahun 1683 ketika

angkatan bersenjata Turki Usmani gagal dalam merebut kota Fiena untuk

kedua kalinya. Kedua, priode dekompresi yang terjadi dengan munculnya

anarki internal yang dipadukan denagan lepasnya wilayah taklukan satu per

satu.22

Pada abad ke 16 kelompok derfisme telah menjadi kelompok yang solid

dan mendominasi kekuatan politik bahkan menggeser posisi para aristoerat

Turki tua. Namun pada prkembangan selanjutnya terjadi konflik intern yang

menyebabkan mereka berkotak-kotak dan terjebak dalam politik praktis.

Mereka mengkondisikan Sultan agar lebih suka tinggal menghabiskan

waktunya di Istana Keputren ketimbang urusan pemerintahan, agar tidak

terlibat langsung dalam intrik-intrik politik yang mereka rancang23.

21
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta: PT. Raja Graindo Persada, 1997), hal.
136
22
Muhammad Asra, dkk. Dinasti Turki Utsmani, Jurnal Ushuluddin Adab Dan Dakwah,
2018, H. 121.
23
Syafiq A. Mughani, Sejarah kebudayaan Islam Di Turki, (Cet. I; Jakarta: Logos, 1997),
hal. 94.

15
Dengan mengeploitasi posisinya dimata penguasa terhadap rakyat

mereka memanipulasi pajak dengan kewajiban tambahan kepada petani,

akibatnya banyak penduduk yang berusaha untuk masuk ke dalam korp

Jannisari. Hal ini mengakibatkan membengkaknya jumlah keanggotaan

Jannisari yang hingga pertengahan abad ketujuh belas mencapai jumlah

200.000 orang.24

F. FAKTOR-FAKTOR HANCURNYA TURKI UTSMANI

Untuk menentukan faktor penyebab utama kehancuran kerajaan Turki

Usmani merupakan persoalan yang tidak mudah. Dalam sejarah lima abad

akhir abad ke tiga belas sampai abad ke Sembilan belas Kerajaan Turki Usmani

merupakan sebuah proses sejarah panjang yang tidak terjadi secara tiba-tiba25.

Mengamati sejarah keruntuhan Kerajaan Turki Usmani, dalam bukunya

Syafiq A. Mughani melihat tiga hal kehancuran Turki Usmani, yaitu

melemahnya sistem birokrasi dan kekuatan militer Turki Usmani, kehancuran

perekonomian kerajaan dan munculnya kekuatan baru di daratan Eropa serta

serangan balik terhadap Turki Usmani.26

1. Kelemahan para Sultan dan sistem birokrasi

Ketergantungan sistem birokrasi sultan Usmani kepada kemampuan

seorang sultan dalam mengendalikan pemerintahan menjadikan institusi

politik ini menjadi rentang terhadap kejatuhan kerajaan. Seorang sultan

24
Syafik A. Mughani, Sejarah kebudayaan Islam Di Turki, (Cet. I; Jakarta: Logos, 1997),
hal. 95.
25
Muhammad Asra, dkk. Dinasti Turki Utsmani, Jurnal Ushuluddin Adab Dan Dakwah,
2018, h. 121.
26
Muhammad Asra, dkk. Dinasti Turki Utsmani, Jurnal Ushuluddin Adab Dan Dakwah,
2018, h. 122

16
yang cukup lemah cukup membuat peluang bagi degradasi politik di

kerajaan Turki Usmani. Ketika terjadi benturan kepentingan di kalangan elit

politik maka dengan mudah mereka berkotak-kotak dan terjebak dalam

sebuah perjuangan politik yang tidak berarti. Masing-masing kelompok

membuat kualisi dengan janji kemakmuran, Sultan dikondisikan dengan

lebih suka menghabiskan waktunya di istana dibanding urusan

pemerintahan agar tidak terlibat langsung dalam intrik-intrik politik yang

mereka rancang. Pelimpahan wewenan kekuasaan pada perdan menteri

untuk mengendalikan roda pemerintahan. Praktik money politik di kalangan

elit, pertukaran penjagaan wilayah perbatasan dari pasukan kefelerike

tangan pasukan inpantri serta meluasnya beberapa pemberontakan oleh korp

Jarrisari untuk menggulingkan kekuasaan merupakan ketidak berdayaan

sultan dan kelemahan sistem birokrasi yang mewarnai perjalanan kerajaan

Turki Usmani27.

2. Kemerosotan kondisi sosial ekonomi

Perubahan mendasar terjadi terjadi pada jumlah penduduk kerajaan

sebagaimana terjadi pada struktur ekonomi dan keuangan. Kerajaan

akhirnya menghadapi problem internal sebagai dampak pertumbuhan

perdagangan dan ekonomi internasional. Kemampuan kerajaan untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri mulai melemah, pada saat bangsa Eropa

telah mengembangkan struktur kekuatan ekonomi dan keuangan bagi

27
Muhammad Asra, dkk. Dinasti Turki Utsmani, Jurnal Ushuluddin Adab Dan Dakwah,
2018, h. 122

17
kepentingan mereka sendiri. Perubahan politik dan kependudukan saling

bersinggungan dengan perubahan penting di bidang ekonomi. Esentralisasi

kekuasaan dan munculnya pengaruh pejabat daerah memberikan

konstribusi bagi runtuhnya ekonomi tradisional kerajaan Turki Usmani.

3. Munculnya kekuatan Eropa

Munculnya politik baru di daratan Eropa dapat dianaggap secara

umum faktor yang mempercepat proses keruntuhan kerajaan Turki

Usmani38 Konfrontasi langsung pada dengan kekuatan Eropa berawal pada

abad ke XVI, ketika masing-masing kekuatan ekonomi berusaha mengatur

tata ekonomi dunia. Ketika kerajaan Usmani sibuk membenahi Negara dan

masyarakat, bangsa Eropa malah menggalang militer, Ekonomi dan

tekhnologi dan mengambil mamfaat dari kelemahan kerajaan Turki

Usmani.

Faktor-faktor keruntuhan Kerajaan Turki Usmanin dapat

dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu: secara internal dan eksternal,28

a. secara internal, yaitu:

1) Luasnya wilayah kekuasaan dan buruknya sistem pemerintahan yang

ditangani oleh orang-orang berikutnya yang tidak cakap, hilangnya

keadilan, merajalelanya korupsi dan meningkatnya kriminalitas,

merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keruntuhan

kerajaan Usmani,

28
Ajid Thahir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan dunia Isalam, Melacak Akar-Akar
Sejarah Sosial, Politik an Budaya Islam, (Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 191

18
2) Heterogenitas penduduk dan agama,

3) Kehidupan yang istimewa dan bermegahan para khalifah,

4) Merosotnya perekonomian Negara akibat peperangan Turki yang

mengalami kekalahan.

b. Secara eksternal, yaitu:

1) Timbulnya gerakan nasionalisme, bangsa-bangsa yang tunduk pada

kerajaan Turki berkuasa, mulai menyadari kelemahan dinasti

tersebut,

2) Terjadinya kemajuan tekhnologi di Barat, khususnya dalam bidang

persenjataan.

Sedangkan Turki mengalami stagnasi Ilmu pengetahuan sehingga

jika terjadi perang, Turki selalu mengalami kekalahan.29

29
Ajid Thahir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan dunia Isalam, Melacak Akar-Akar
Sejarah Sosial, Politik an Budaya Islam, (Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 192.

19
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pada permulaan abad ke 7 Hijriyah atau bertepatan abad 15 Masehi, Bani

Ustmani mendiami Kurdistan. Mereka berprofesi sebagai penggembala. Akibat

serangan orang-orang Mongolia di bawah pimpinan Jengis Khan ke Irak dan

wilayah-wilayah Asia Kecil, Sulaiman, kakek dari Utsman melakukan hijrah pada

tahun 617 H./1220 M. Bersama-sama dengan kabilahnya dia beranjak

meninggalkan Kurdistan menuju Anatolia dan merekapun menetap di kota Akhlath.

Kerajaan turki Utsmani berkuasa sekitar 625 tahun(1299-1924 M.). Tidak

kurang dari 38 -40 sultan yang memerintah di kerajaan tersebut. Utsman wafat

tahun 1326 M, digantikan oleh puteranya bernama Urkhan yang melanjutkan siasat

dari perjuangan-perjuangan ayahnya.

Kerajaan Turki Utsmani pada masanya memiliki kemajuan yang telah

diraih, yaitu: 1. Pemrintahan, militer, dan maritim. 2. Bidang Pendidikan serta Ilmu

Pengetahuan Teknologi. 3. Bidang Seni dan Kebudayaan. 4. Bidang Keagamaan.

Periode keruntuhan kerajaan Turki Usamani termanifestasi dalam dua

priode yang berbeda pula, yaitu : pertama, priode desentrallisasi yang dimulai pada

awal pemeritahan Sulatan Salim II (1566-1574) hingga tahun 1683 ketika angkatan

bersenjata Turki Usmani gagal dalam merebut kota Fiena untuk kedua kalinya.

Kedua, priode dekompresi yang terjadi dengan munculnya anarki internal yang

dipadukan denagan lepasnya wilayah taklukan satu per satu.

20
DAFTAR PUSTAKA

A. Mughani, Syafiq. Sejarah kebudayaan Islam Di Turki, (Cet. I; Jakarta: Logos,


1997).

Asra, Muhammad dkk. Dinasti Turki Utsmani, Jurnal Ushuluddin Adab Dan
Dakwah, 2018.

Baysrul Muvid Muhammad, Sejarah Kerajaan Turki Utsmani dan Kemajuannya Bagi
Dunia Islam, Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1, 2022,

Jannah, Miftahul. Runtuhnya Khilafah Turki Utmani, (Pontianak, 2019).

Muhammad Ash-Shalabi, Ali. Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah,


(Rangkasbitung:Pustaka Al-kautsar, 2002).

Munir Amin, Samsul. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010).

Rahmawati, dkk. Perkembangan Peradaban Islam Di Kerajaan Turki Utsmani,


Jurnal Rihlah, Vol. 1, No. 1, 2013.

Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008)

Suyuthi, Pulungan. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset: 2018),

Syukur, Fatah. Sejarah Peradapan Islam, (Semarang: PT. Pustaka Riski Putra,
2002).

Thahir, Ajid. Perkembangan Peradaban Di Kawasan dunia Isalam, Melacak Akar-


Akar Sejarah Sosial, Politik an Budaya Islam, (Jakarata: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004).

Tuwah, Muhammad, dkk. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: AMZAH, 2018).

Uliyah, Taqwatul. Jurnal An-Nur: Kajian Pendidikan dan Ilmu Keislaman, Vol. 7,
No. 2, 2021.

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta: PT. Raja Graindo Persada,
1997).

21

Anda mungkin juga menyukai