Segala puji bagi allah swt yang telah memberikan kami Kesehatan sehingga di beri
kemudahan dalam penulisan makalah ini. tanpa pertolongan-nya mungkin penulis tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik. shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yakni nabi muhammad saw yang mana telah memberikan dan
memperjuangkan ummatnya sampai di zaman serba canggih seperti sekarang ini.
Penulis
DAFTAR ISI
1.1...........................................................................................................................................
Latar Belakang ................................................................................................................
1.2...........................................................................................................................................Ru
musan masalah ................................................................................................................
1.3...........................................................................................................................................Tuj
uan penulisan...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesir merupakan wilayah salah satu peradaban tertua di dunia, bangsa dan
kerajaan silih berganti berkuasa disana. Islam masuk ke Mesir pada masa Khalifah
Umar bin Khattab, dengan Amr bin Abi Al-Ash sebagai panglimanya pada tahun 19 H
640 M yang ditandai dengan perjanjian benteng babylon I 1. setelah Islam masuk,
wilayah Mesir hanya menjadi wilayah dalam kekuasaan Islam dan gubernur dikirim
dari pusat pemerintahan.
Dinasti Tuluniyah menjadi dinasti Islam pertama yang memerdekakan Mesir
dengan pemerintahan yang independen, setelah 9 abad menjadi provinsi dari negara
berdaulat yang berpusat di daerah lain. Dinati Tuluniyah berkuasa di Mesir karena
kecakapan dan kemampuan pendirinya yaitu Ahmad bin thulun. Dinasti Thuluniyah
berkuasa dalam rentang waktu yang cukup pendek, yakni 868 – 905M/254- 292 H.
Setelah Tuluniyah jatuh, daerah yang sebelumnya dikuasai Kembali menjadi
wilayah di bawah dinasti Abassiyah sampai munculnya Muhammad bin taghaj Al-
Ikhsyid.pada tahun 323H, Al-Ikhsyid yang menjabat sebagai gubernur di Mesir
mendeklarasikan dirinya sebagai pemerintahan yang terpisah dari dinasti Abbasiyah.
Pendiri dinasti Al-Ikhsyid ini sangat terinspirasi dengan sosok Ahmad bin Thulun
sehingga mengikuti jejak langkahnya dalam berbagai hal termasuk Cara
kepemimpinana dan administrasi negara.
Dalam makalah ini akan membahas asal mula berdirinya Dinasti Tuluniyah,
pemimpin-pemimpin tuluniyah, kemajuan dinasti thuluniyah,kemunduran (inasti
thuluniyah, kebijakan dan pembangunan serta peninggalnnya, dinasti Ikhsidiyah dan
jatuhnya para dinasti tersebut
1
Abdul azizi salim,Sejarah bangsa mesir dari masa khalifaurrasyidin sampai Daulah fatimiyah,(putsaka al-
kautsar , Jakarta,2015), Hal.13
1.2 Rumusan masalah
1. Sejarah berdirinya dan runtuhnya dinasti tulun
2. Sejararah berdiri dan runtuhnya dinasti ikhsidiniah
3. Sejarah berdiri dan runtuhnya dinasti hamdaniah
1.3.Tujuan pembahasan
Thulun merupakan ayah Ahmad bin Thulun yang berasal dari bangsa Turki yang tinggal
di wilayah antara Turkistan dan Siberia. Saat gubernur Bukhara di bawah kekuasaan Dinasti
Abassiyah, Nuh bin Asad As-Samani memerangi penduduk wilayah tersebut. Para penduduk
termasuk Thulun menjadi tawanan yang dijadikan hadiah dari gubernur kepada Khalifah Al-
Makmun pada tahun 200 H.
Kemampuan militer ibnu Thulun yang menonjol telah menjadikannya terpilih sebagai
anggota pasukan khusus pengawal khalifah ,meskipun termasuk jajaran pembesar militer
tetapi Namanya tak pernah tercatat keterlibatannya dalam peristiwa revolusi yang di lakukan
oleh budak-budak turki.
Perlahan ibnu thulun mulai mengakui dirinya sendiri sebagai gubernur yang memegang
kebijakan independent dan tidak lagi memiliki kaitan hierarkis dengan khalifah abbasiyah di
Baghdad. Dia mulai membuat mata uang sendiri, mengangkat mentri,kepolisian,bea cukai,
membangun istana membangun dinas intelejendan masjid. atas tindakannya tersebut,ibnu
thulun tercatat sebagai pendiri negara islam pertama di kairo, mesir dan di kenal sebagai
Dinasti Thuluniyah.
2
Ibid.Hal 71
3
Ibid.Hal.72
B. Kondisi social, Politik dan budaya
Masa pemerintahan Ahmad bin Thulun berhasil mengubah keadaan Mesir, dan secara
bertahap berhasil menciptakan kemakmuran. Upaya yang dilakukan Ahmad bin Thulun
dalam membangun masyarakat muslim Mesir membuahkan hasil, yang mana Mesir menjadi
pusat kesenian yang termasyhur dan tempat berdirinya istana-istana megah, yaitu dengan
dibangunnya kota-kota kecil dan bangunan lain seperti rumah sakit yang menghabiskan dana
sebesar 60.000 Dinar, memperbaiki nilometer (alat pengukur air) dipulau Raufah dekat Kairo
dan berhasil membawa Mesir kepada kemajuan. Untuk mendukung sistem pemerintahanya,
Ibnu Tulun membangun beberapa dewan negara sebagai berikut:
a. Dewan Hajib, yang membidangi hubungan antara khalifah dengan pejabat tinggi,
rakyat biasa maupun hubungan antara negara.
b. Dewan Pengawas Keamanan, meskipun dewan ini sudah ada, Ibnu Tulun membuat
perubahan. Saat itu, kepala keamanan bertugas mengawasi kebijakan penguasa
terhadap politik yang dijalankan supaya para pegawai disiplin dan menjaga ketertiban
dalam bekerja. Selain itu, departemen ini juuga membidangi departemen-departemen
tentara.
c. Dewan Intelijen yang melindungi pengawasan terhadap penyimpanganpenyimpangan
yang dilakukan oleh para pekerja.
d. Membangun angkatan perang dari berbagai unsur etnis, seperti Turki, Sudan, dan
negara Arab lainnya untuk menghilangkan kesenjangan sosial. Armada perang
dihimpun sebanyak 100 ribu personil dengan kelengkapan senjata senjata perang.
Untuk daerah tepi laut, ia membentuk pangkalan kapal angkatan laut untuk
menghadapi tentara Bizatium dari pantai dan menjaga hubungan jarak anatara Syam
dan Mesir.
Adapun kondisi politik Dinasti Thulun Sejak kecil dia tumbuh dan besar di
lingkungan istana khalifah yang membuatnya mendapatkan pendidikan agama dan pelatihan
militer.1 Saat tinggal di istana khalifah, dia banyak belajar tentang politik sehingga secara
tidak langsung dia mengetahui cara berpikir khalifah. ketika Dinasti Abbasiyah diperintah
oleh khalifa Al-Mu’tamad, Ibnu Tulun di tunjuk sebagai gubernur Mesir. Saat Ahmad bin
Tulun berpindah ke Mesir, pemerintahan Abbasiyah sedang terjadi perpecahan dan tidak
stabil dalam politiknya. Penyebab perpecahan politik tersebut ialah persaingan antara
keluarga kerajaan dan pemberontakan yang terjadi di sejumlah daerah kekuasaan
Abbasiyah,Selain keadaan politik yang sedang kacau di tubuh pemerintahan Abbasiyah,
kondisi sosial di Mesir pun juga mengalami hal yang sama. Hal ini dipicu oleh seorang yang
bernama Ibn al-Mudabbir, yaitu seorang ahli keuangan yang kuat dan keserakahannya
membuat orang-orang di Mesir membencinya. Atas perbuatannya ini membuat masyarakat
Mesir sangat kecewa terhadap pemerintahan Abbasiyah karena pajak yang ditentukan oleh
Ibn al-Mudabbir sangat memberatkannya. Keadaan seperti inilah yang melatar belakangi
Ahmad bin Thulun ingin menjadikan Mesir sebagai pusat pemerintahan baru, yang terpisah
dari Pemerintahan Abbasiyah. Seiring berjalannya waktu, peran Ahmad bin Tulun di bidang
politik lebih dominan, dan memperoleh kekuasaan penuh untuk memerintah wilayah Mesir.
Hal utama yang menjadi kebijakan Ahmad bin Thulun adalah stabilitas politik dan
keamanan dalam negeri, serta pembangunan ekonomi dan pertanian. 4 Dalam hal stabilitas
politik dan keamanan dalam negeri, Ahmad bin Thulun membentuk sebuah organisasi militer
yang terdiri dari berbagai ras. Sedangkan dalam pembangunan ekonomi dan pertanian,
Ahmad bin Thulun memerhatikan masalah saluran irigasi.
6
Supriyadi, Dedi.” Sejarah Peradaban Islam”, (Bandung: Pustaka Setia). 2016
7
Jurnal Rihlah Vol. IV nomor 1/2016, Andi Syahraeni Dinasti dinasti Kecil Bani Abbasiyah 91 Jurnal Rihlah
Vol. IV nomor 1/2016 hal-101
Dengan penaklukannya itu ia dipandang sebagai pendiri Dinasti Hamdaniyah cabang
Haleb, Suriah. Wilayah Hamdaniyah selanjutnya dibagi dua, yaitu wilayah Mosul
yang diperintah Hasan bin Abdullah dan wilayah Haleb yang dikuasai Abul Hasan
Ali bin Hamdan. Secara berurutan penguasa Dinasti Hamdaniyah di kawa san Mosul
adalah sebagai berikut :
Abdullah bin Hamdun yang bergelar Abul Haija’ (memerintah 293 H/905 M–
317 H/928 M)
Hasan bin Abdullah yang bergelar Nasiruddawlah (317 H/929 M–358 H/969
M),
Abu Taghlib yang bergelar Uddatuddawlah atau ‘Alat Negara’ (358 H/969
M–379 H/981 M), dan
Ibrahim dan al-Husain (379 H/981 M–389 H/991 M).
Sedangkan itu di kawasan Haleb penguasa Dinasti Hamdaniyah secara berurutan adalah
sebagai berikut :
Abul Hasan Ali bin Hamdan yang bergelar Saifuddawlah (303 H/945 M– 356 H/967
M)
Syarif I yang bergelar Saiduddawlah atau ‘Yang Menguntungkan Negara’ (356 H/967
M–381 H/991 M),
Sa‘id yang juga bergelar Saiduddawlah (381 H/991 M–392 H/1002 M), (4) Ali II
(392 H/1002 M–394 H/1004 M),
Syarif II (394 H/1003 M).
Pada masa pemerintahan Abul Haija (Abdullah bin Ham dun), Dinasti Hamdaniyah
mengalami kemajuan pesat. Ia berhasil mengkonsolidasikan negara dan menumbuhkan serta
mengembangkan dinasti.
8
Jurnal Rihlah Vol. IV nomor 1/2016, Andi Syahraeni Dinasti dinasti Kecil Bani Abbasiyah 91 Jurnal Rihlah
Vol. IV nomor 1/2016 hal-102
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ahmad bin Thulun merupakan seorang anak dari mantan budak yang
dibebaskan pada masa Khalifah al-Mamun. ia dilahirkan di Baghdad pada bulan
Ramadhan 220 H/ September 835 M. Hal utama yang menjadi kebijakan Ahmad bin
Thulun adalah stabilitas politik dan keamanan dalam negeri, serta pembangunan
ekonomi dan pertanian. Pada masa inipun berbagai prestasi telah diukirkan oleh
Dinasti Tuluniyah, salah satunya kemajuan dibidang seni dan sastra. Pengaruh
Abbasiyah di Mesir memudar setelah jatuhnya Dinasti Tuluniyah, sehingga
Muhammad bin Thugj al Ikhsyid, salah satu penguasa Abbasiyah di Turki, ingin
menguasai Mesir dan memisahkan diri dari Bani Abbasiyah. Dinasti Ikhsyidiyah juga
melakukan sejumlah kemajuan di Mesir, antara lain: pembangunan daerah, budaya,
sosial dan politik, ilmuan. Hamdaniyah adalah salah satu dinasti di sebelah barat
Baghdad yang muncul ketika Dinasti Abbasiyah telah melemah. Dinasti ini bertahan
selama sekitar 75 tahun (317 H/928 M–394 H/1003 M). Nama Dinasti Hamdaniyah
dinisbahkan kepada pendirinya, Hamdan bin Hamdun, Kondisi sosial Keagamaan
secara sosial keagamaan, Dinasti Hamdaniyah terkenal dengan kebijakan toleransi
beragama.
SARAN
Di era globalisasi dan modern ini diharapkan kita dapat mengetahui sejarah
peradaban islam yang sudah ada sejak dahulu, serta mengamalkan ilmu tersebut
supaya kita bisa belajar dari masa lalu dan supaya lebih baik lagi untuk menjalankan
masa depan, yaitu dengan cara menyaring ilmu pengetahuan dari luar atau barat
sesuai ajaran islam yang benar
DAFTAR PUSTAKA
Abdul azizi salim,Sejarah bangsa mesir dari masa khalifaurrasyidin sampai Daulah
fatimiyah,(putsaka al-kautsar , Jakarta,2015), Hal.13
Ibid.Hal 71
Ibid.Hal.72
Syamsul Bakrie, Peta Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2011), 83