Anda di halaman 1dari 8

Uji Validitas dan Reliabilitas.....

(Saeful Rahman) 1

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN KELINCAHAN


BALSOM AGILITY TEST UNTUK ATLET SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA KELAS KHUSUS OLAHRAGA DI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA

VALIDITY AND RELIABILITY VALUE OF BALSOM AGILITY TEST TO


SPECIFICATION CLASS SPORT OF JUNIOR HIGH SCHOOL
ATHLETES AT SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA

Oleh: Saeful Rahman, Pendidikan Kepelatihan Olahraga,


Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.
srsaefulrahaman3@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai validitas dan reliabilitas instrumen kelincahan
balsom agility test terhadap atlet Sekolah Menengah Pertama Kelas Khusus Olahraga di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan teknik pengumpulan data
menggunakan metode tes dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Sekolah
Menengah Pertama Kelas Khusus Olahraga di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel yang digunakan
dalam penelitian sejumlah 80 atlet. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
cluster sampling. Instrumen yang digunakan adalah balsom agility test dan shuttle run untuk
mengukur kelincahan atlet. Analisis data uji validitas menggunakan korelasi product moment dan
reliabilitas menggunakan teknik estimasi test-retest. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat
validitas sebesar 0,639 termasuk kategori kuat. Tingkat reliabilitas sebesar 0.905 termasuk kategori
sangat kuat. Hasil ini menunjukan bahwa nilai validitas dan reliabilitas balsom agility test signifikan.

kata kunci : validitas, reliabilitas, kelincahan, balsom agility test, Sekolah Menengah Pertama Kelas
Khusus Olahraga

Abstract

This research aimed to know the validity and reliability value of Balsom Agility Test to
Specification Class Sport of Junior High School athletes at Special Region of Yogyakarta. This
research is a descriptive and the technique of collecting data using test and measurement. The
population of this research was all of Specification Class Sport of Junior High School athletes at
Special Region of Yogyakarta. The number of the sample was 80 athletes. Cluster sampling was the
chosen sampling method. Balsom Agility Test and Shuttle Run were used to measure athletes agility.
Data of validity test were analyzed by product moment correlation and data of reliability were
analyzed by test-retest estimation technic. Results of the research showed validity level as 0,639
which included as strong category. Reliability level was counted as 0,905 which included as very
stong category. This results showed that validity and reliability of Balsom Agility Test was significant.

Key words: validity, reliability, agility, balsom agility test, Specification Class Sport of Junior High
School
Uji Validitas dan Reliabilitas.....(Saeful Rahman) 2

PENDAHULUAN pada waktu sedang bergerak, tanpa


kehilangan keseimbangan dan kesadaran
Perkembangan ilmu dan teknologi akan posisi tubuhnya. Atlet sepakbola
khususnya di bidang olahraga bisa profesional tidak akan bisa bermain baik
dirasakan di zaman ini. Salah satu cabang jika atlet tersebut melupakan salah satu
olahraga yang terkena imbas dari unsur fisiknya yaitu kelincahan.
perkembangan ilmu dan teknologi ini yaitu Sehubungan dengan pentingnya kelincahan
cabang olahraga sepakbola.Saat ini dalam cabang olahraga sepakbola, maka
pengembangan ilmu dan teknologi pada perlu adanya pengembangan kelincahan
cabang olahraga sepakbola dirasa sangat baik dari segi latihan ataupun evaluasinya.
menarik, bahkan banyak orang yang tertarik Menurut (www.topendsport.com)
mengambil penelitian untuk ada beberapa instrumen tes kelincahan yang
mengembangkan olahraga sepakbola ini. dikategorikan khusus untuk cabang
Ada beberapa aspek yang menjadi tujuan olahraga sepakbola diantaranya adalah
untuk pengembangan dalam olahraga Arrowhead Drill, 20 Yard Agility dan
sepakbola seperti: aspek manajemen, aspek Balsom Agility Test.Namun, sampai saat ini
psikomotorik, aspek fasilitas dan lainnya. di Indonesia tidak banyak instrumen tes
Salah satu aspek yang menarik yaitu aspek kelincahan yang khusus dibuat atau
psikomotorik, yang meliputi kesegaranran dikembangkan sesuai dengan karakteristik
jasmani (fisik) dan keterampilan. kelincahan pada cabang olahraga
Menurut Widiastuti (2015: 14) sepakbola. Perlu adanya instrumen tes
unsur kesegaran jasmani dibagi menjadi kelincahan sepakbola di Indonesia salah
dua yaitu: (1) Kesegaran jasmani yang satunya dengan Balsom Agility Test yang
berhubungan dengan kesehatan (helth dikembangkan di Inggris oleh Paul Balsom.
related fitness) meliputi: Daya tahan Menurut Arma Abdoellah (1985: 6)
jantung paru (kardiorespirasi), kekuatan alat evaluasi dikatakan baik apabila sahih
otot, daya tahan otot, dan Fleksibilitas. (2) (valid), handal (reliable), obyektif dan
Kesegaran jasmani yang berhubungan memiliki norma penilaian. Dengan
dengan keterampilan (skill related fitness) demikian alat penilaian (tes) yang sudah
meliputi: kecepatan, power, keseimbangan, baku dapat dimanfaatkan dan di terapkan di
kelincahan, koordinasi, dan kecepatan Indonesia bahkan pada populasi lain yang
reaksi. memiliki karakteristik yang sama dan
Adapun komponen biomotor yang menghindari terjadinya penilaian yang
diperlukan oleh pemain sepakbola yaitu: subjektif. Untuk itu, penelitian tentang
daya tahan, kekuatan, kecepatan, power, Validitas dan Realibilitas Instrumen Balsom
keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan Agility Test ini perlu dilakukan, sesuai
(Herwin, 2004: 78). Dari beberapa unsur dengan karakteristik kelincahan yang ada
biomotor diatas salah satu unsur penting pada sepakbola Indonesia dan karakteristik
yang tidak boleh dilupakan adalah populasi yang ada di Daerah Istimewa
kelincahan. Peran kelincahan dalam Yogyakarta untuk alat evaluasi kelincahan
sepakbola sangatlah penting, terutama bagi Atlet Sekolah Menengah Pertama
untuk atlet ketika melewati lawan, meliak Kelas Khusus Olahraga agar benar-benar
liuk, bergerak secara cepat, merubah arah dapat dilakukan secara objektif.
dan lainnya. Atlet yang memiliki skill Adapun yang dapat dirumuskan
individu yang baik biasanya membutuhkan sebagai masalah yang akan diteliti yaitu: (1)
kelincahan yang baik pula. Berapakah tingkat validitas dan reliabilitas
Menurut Harsono dalam instrumen kelincahan Balsom Agility Test
(Mylsidayu, dkk, 2015: 147) kelincahan untuk Atlet Sekolah Menengah Pertama
adalah kemampuan untuk mengubah arah Kelas Khusus Olahraga di Daerah Istimewa
dan posisi tubuh dengan tepat dan cepat Yogyakarta? (2) Apakah tingkat validitas
Uji Validitas dan Reliabilitas.....(Saeful Rahman) 3

dan reliabilitas instrumen kelincahan adalah criterion related validity


Balsom Agility Test untuk Atlet Sekolah mengunakan korelasi product moment
Menengah Pertama Kelas Khusus Olahraga dengan person dan reliabilitas
di Daerah Istimewa Yogyakarta signifikan? menggunakan teknik estimasi test-retest.
Untuk menjawab rumusan masalah Teknik estimasi test-retest dilakukan
ini peneliti memiliki beberapa tujuan dengan menggunakan tes yang sama pada
penelitian, di antaranya: (1) Untuk kelompok yang sama.
mengetahui tingkat kesahihan (valid) dan
kehandalan (reliabel) dari instrumen Waktu dan Tempat Penelitian
kelincahan Balsom Agility Test untuk Atlet Penelitian ini dilaksanakan pada
Sekolah Menengah Pertama Kelas Khusus bulan Juli 2016. Pengambilan data
Olahraga di Daerah Istimewa Yogyakarta. dilakukan bertempat di SMP N 13
(2) Untuk mengetahui nilai signifikasi dari Yogyakarta pada hari Jumat, 29 Juli 2016,
tingkat kesahihan (valid) dan kehandalan SMP N 3 Sleman pada hari Kamis, 28 Juli
(reliabel) dari instrumen kelincahan Balsom 2016, SMP N 1 Kretek pada hari Rabu, 27
Agility Test untuk Atlet Sekolah Menengah Juli 2016, SMP N 1 Panjatan pada hari
Pertama Kelas Khusus Olahraga di Daerah Rabu, 27 Juli 2016, dan SMP N 1 Playen
Istimewa Yogyakarta. pada hari Sabtu, 30 Juli 2016.
Adapun manfaat yang didapatkan
dari penelitian ini antara lain: Menambah Tabel. 1. Waktu dan Tempat Penelitian
pembendaharaan penelitian terbaru guna Pelaksanaan
Tempat ∑Atlet
meningkatkan kualitas akademik, Manfaat Hari Tanggal Waktu
yang didapat bagi pelatih yaitu SMPN 13 Yogyakarta 17 Jum’at 29 Juli 2016 07.30
memudahkan pelatih untuk memberikan tes SMPN 3 Sleman 15 Kamis 28 Juli 2016 14.30
SMPN 1 Kretek 16 Rabu 27 Juli 2016 14.30
dan evaluasi kelincahan, Memudahkan SMPN 1 Panjatan 17 Rabu 27 Juli 2016 07.00
pelatih dalam menilai kemampuan SMPN 1 Playen 15 Sabtu 30 Juli 2016 14.30
kelincahan atletnya, dan Bagi
pengembangan ilmu pengetahuan,
Subjek Penelitian
terciptanya instrumen tes kelincahan bidang
Populasi dalam penelitian ini
olahraga khususnya cabang olahraga
sepakbola di Indonesia. dilakukan terhadap atlet Sekolah Menengah
Pertama Kelas Khusus Olahraga Cabang
METODE PENELITIAN Olahraga Sepakbola di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Sampel yang digunakan dalam
Jenis Penelitian penelitian ini adalah sebanyak 80 atlet.
Penelitian ini merupakan penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam
deskriptif menggunakan teknik tes dan
pengukuran. Menurut Narbuko dan penelitian ini menggunakan cluster
Achmadi (Rifki Rosad, 2014: 32) penelitian sampling. Menurut Riduwan
deskriptif yaitu penelitian yang berusaha (Kharismayanda, 2013: 40) “cluster
untuk menuturkan pemecahan masalah sampling” yaitu teknik sampling yang
yang ada sekarang berdasarkan data-data, dilakukan dengan cara mengambil wakil
jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dari setiap wilayah geografis yang ada.
dan menginterpretasi. Ia juga bersifat
Adapun beberapa sekolah yang
komperatif dan korelatif.
Agar penggunaan metode deskriptif terlibat yaitu SMP Negeri 13 Yogyakarta
dalam memecahkan masalah yang dihadapi mewakili Kota Yogyakarta sebanyak 17
dapat mencapai hasil yang diinginkan maka atlet, SMP Negeri 3 Sleman mewakili Kab.
peneliti menggunakan metode tes dan Sleman sebanyak 15 atlet, SMP Negeri 1
pengukuran. Validitas yang digunakan Kretek mewakili Kab. Bantul sebanyak 16
Uji Validitas dan Reliabilitas.....(Saeful Rahman) 4

atlet, SMP Negeri 1 Panjaran mewakili Data, Instumen, dan Teknik


Kab. Kulonprogo sebanyak 17 atlet, dan Pengumpulan Data
SMP Negeri 1 Playen mewakili Kab. Data dalam penelitian ini adalah
Gunungkidul sebanyak 15 atlet. hasil tes yang diberikan kepada sampel
dengan menggunakan balsom agility test
Prosedur Penelitian dan shuttle run. Instrumen yang digunakan
Narbuko dan Achmadi (Rifki dalam penelitian ini adalah menggunakan
Rosad, 2014: 34) mengemukakan bahwa: tes dan pengukuran. Data yang diambil
Langkah-langkah penelitian adalah dengan menggunakan tes kelincahan
serangkaian proses penelitian dimana dengan instrumen balsom agility test dan
peneliti dari awal yaitu merasa menghadapi shuttle run.
masalah, berupaya untuk memecahkan Berikut adalah prosedur
masalah, memecahkan masalah sampai pelaksanaan instrumen balsom agility test.
akhirnya mengambil keputusan yang berupa
kesimpulan bagaimana hasil penelitiannya,
dapat memecahkan masalah atau tidak.
Untuk mengetahui lebih jelasnya,
langkah-langkah penelitian ini dapat dilihat
pada gambar berikut:
POPULASI
Sekolah Menengah Pertama Kelas Khusus Olahraga di
Daerah Istimewa Yogyakarta
SAMPEL
SMP N 13 Yogyakarta, SMP N 3 Sleman, SMP N 1
Kretek, SMP N 1 Playen dan SMP N 1 Panjatan
TES
Balsom Agility Testdan Shutel Run
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS Gambar 2. Instrumen Balsom Agility Test
Uji Kesahihan (Validitas), Uji Keterandalan
(Reliabilitas), dan pengujian signifikasi tes Pelaksanaan: 1) Buat cone seperti
KESIMPULAN pola pada gambar di atas mulai dari titik
Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian start, finish dan 3 titik balikan, dengan
panjang area tes 15 meter dan lebar 3 meter,
Gambar di atas menjelaskan tentang 2) Subjek mulai gerakan pada titik start A
langkah-langkah proses penelitian yang dan lari ke cone B sebelum berputar dan
kembali ke A, 3) Subjek kemudian lari
penulis gunakan, yaitu: 1) menentukan
melalui cone C sampai ke cone D kemudian
populasi, 2) menentukan sampel, 3) kembali lagi dan melewati cone C, 4)
melakukan tes, yaitu tes yang digunakan Subjek berbelok ke kanan dan lari melalui
adalah tes kelincahan Balsom Agility Test, cone B dan sampai ke finish. Dilakukan 3
4) mengumpulkan data yang sudah kali percobaan dan diambil waktu terbaik.
diperoleh melalui tes tersebut, 5)
pengolahan dan menganalisa data yang Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
diperoleh, dan 6) menarik kesimpulan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
berdasarkan data yang telah diolah dan
dianalisa.
Uji Validitas dan Reliabilitas.....(Saeful Rahman) 5

(1) Uji validitas Tabel. 2. Hasil Tes Balsom Agility Test


Menghitung Tingkat Validitas SMP N Mean (t) Min (t) Max (t)
dengan mengkorelasikan hasil tes SMP N 13 Yogyakarta 17 13,53824 14,49 12,34
Balsom Agility Test dengan hasil tes SMP N 1 Kretek 16 13,49563 14,94 12,82
Shuttle Run Agility Test, dengan SMP N 3 Sleman 15 13,19333 14,48 12,50
menggunakan SPSS Statistics 22. SMP N 1 Panjatan 17 13,84706 15,09 12,76
SMP N 1 Playen 15 13,49533 15,13 12,21
80 13,51392 14,83 12,53
(2) Uji reliabilitas * t dalam detik/sec
Menghitung reliabilitas Balsom
Agility Test dengan metode test retest Tabel di atas menunjukan perolehan
dengan mengkorelasikan antara hasil tes nilai rata-rata tes kelincahan Balsom Agility
Balsom Agility Test ke dua dengan hasil Test adalah 13,51 detik, dengan perolehan
tes Balsom Agility Test ke tiga dari hasil rata-rata dari SMP N 13 Yogyakarta sebesar
pegambilan data yang di dapatkan oleh 13,54 detik, SMP N 1 Kretek sebesar 13,49
atlet dalam 3 kali percobaan. Pengolahan detik, SMP N 3 Sleman sebesar 13,19 detik,
data menggunakan SPSS Statistics 22. SMP N 1 Panjatan sebesar 13,85 detik, dan
Uji reliabilitas yang dilakukan SMP N 1 Playen sebesar 13,50 detik.
menggunakan uji Cronbach’s Alpha. Sedangkan perolehan waktu tercepat
didapat oleh atlet dari SMP N 1 Playen
(3) Uji signifikasi sebesar 12,21 detik dan perolehan waktu
Menguji signifikansi koefisien terburuk didapat oleh SMP N 1 Playen
korelasi tingkat validitas dan reliabilitas sebesar 15,13 detik. Hasil ini menunjukan
butir tes yang telah diperoleh dengan bahwa perolehan waktu dari masing-masing
menggunakan rumus (Uji-t). sekolah tidak terlalu jauh berbeda.
𝑁−2 Perbedaan yang terjadi disebabkan oleh
𝑡 = 𝑟𝑥𝑦 √ berbagai macam faktor mulai dari kondisi
1 − 𝑟𝑥𝑦 2
fisik atlet, kesiapan atlet, lingkungan dan
Ket. t : nilai koefisien validitas fasilitas yang dipakai.
atau reliabilitas 16
14
𝑟𝑥𝑦 : nilai koefisien korelasi
12
validitas atau reliabilitas
10
N : jumlah sampel. Mean
8
Min
6
Kemudian hasil diatas 4 Max

dibandingkan dengan nilai t dari tabel 2


0
pada taraf kepercayaan 95% dan derajat SMP N 13 SMP N 1 SMP N 3 SMP N 1 SMP N 1
kebebasan (dk) = N–2. Jika Yogyakarta Kretek Sleman Panjatan Playen

𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 >𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 maka koefisien validitas, Gambar. 3. Diagram Balsom Agility Test
reliabilitas, dan objektivitasinstrumen tes
tersebut signifikan. Uji Validitas
Menghitung Tingkat Validitas
HASIL PENELITIAN dengan mengkorelasikan hasil tes Balsom
Agility Test dengan hasil tes Shuttle Run
Hasil tes kelincahan secara umum Agility Test, dengan menggunakan.korelasi
menunjukan bahwa nilai rata-rata tes product moment dengan person correlation.
kelincahan Balsom Agility Test di setiap Menggunakan bantuan program SPSS
sekolah menunjukan nilai yang berbeda Statistics 22.
satu sama lain. Seperti yang ditunjuka pada
tabel di bawah ini:
Uji Validitas dan Reliabilitas.....(Saeful Rahman) 6

tingkat validitas instrumen kelincahan


Tabel. 3. Validitas SPSS Statistic 22 Balsom Agility Test ini dinyatakan
Balsom
Shuttle Run
signifikan. Dan nilai t hitung reliabilitas
Pearson Correlation
Agility Test
1 ,639**
sebesar 19,49 ≥ t tabel sebesar 1,67 maka
Balsom
Agility Test
Sig. (2-tailed) ,000 tingkat reliabilitas instrumen kelincahan
N 80 80 Balsom Agility Test ini dinyatakan
Pearson Correlation ,639** 1
Shuttle Run Sig. (2-tailed) ,000 signifikan.
N 80 80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PEMBAHASAN
Hasil dari korelasi antara Balsom
Agility Test dengan Shuttle Run Agility Test Suatu alat ukur atau instumen tes
menggunakan SPSS Statistic 22 didapat dapat dikatakan memunyai validitas yang
hasil 0,639. tinggi apabila alat tersebut menunjukan
fungsi ukurnya, yang sesuai dengan maksud
Uji Reliabilitas dilakukan pengukuran tersebut (Widiastuti,
Pengolahan data menggunakan 2015: 8). Selain validitas suatu alat ukur
SPSS Statistics 22. Uji reliabilitas yang harus memiliki reliabilitas. Reliabilitas
dilakukan menggunakan uji Cronbach’s menyangkut ketepatan hasil pengukuran.
Alpha. Suatu alat ukur mempunyai nilai reliabilitas
yang tinggi atau dapat dipercaya jika alat
Tabel. 4. Reliabilitas SPSS Statistic 22 ukur itu mantap. Artinya, alat ukur itu
Cronbach's Alpha N of Items stabil, dapat diandalkan dan dapat
,905 2
diramalkan. (Ismaryanti, 2008: 18).
Adapun keajegan dan keterandalan
Hasil dari korelasi teske dua dan ke merupakan syarat mutlak yang harus
tiga Balsom Agility Test (test retest) dipenuhi dalam keabsahan sebuah tes atau
menggunakan SPSS Statistic 22 didapat instumen kelincahan Balsom Agility Test
hasil 0,905. ini. Apabila ingin mengetahui kelincahan
atlet sepakbola, maka tes yang sahih untuk
Dilihat dari tabel interpretasi mengukur kelincahan atlet sepakbola itu
validitas dan reliabilitas, maka nilai adalah tes kelincahan yang didalamnya
validitas dan reliabilitas Balsom Agility Test terdapat unsur-unsur atau komponen
memiliki kriteria Tinggi dan sangat tinggi. kelincahan seperti gerak dasar multilateral
Tabel 5. Interpretasi
dan komponen fisik utama. Oleh sebab itu
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas komponen gerak dasar dan komponen fisik
0,81 – 1,00 Sangat tinggi tersebut menjadi acuan utama yang dipakai
0,61 – 0,80 Tinggi dalam tes kelincahan sepakbola termasuk
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
dalam Balsom Agility Test. Dalam
0,00 – 0,20 Sangat rendah permainan sepakbola yang sesungguhnya
(Suharsimi Arikunto, 2010:75) penggunaan unsur kelincahan sangatlah
dibutuhkan terutama dalam penguasaan
Uji Signifikasi Validitas dan Reliabilitas teknik dasar gerak tanpa bola dan gerak
Setelah didapat nilai koefisien dengan bola seperti berlari, berbalik,
validitas dan reliabilitas Instrumen Balsom berbelok, berputar, dribling, fenting dan
Agility Test perlu dilakukan uji signifikasi kepping.
untuk mengukur keberartian koefisien Kelincahan dalam sepakbola
korelasi berdasarkan distribusi kurva merupakan unsur penting yang diperlukan
normal dengan menggunakanstatistik uji-t. oleh atlet. Peranan kelincahan dalam
Didapatkan nilai t hitung validitas aktivitas sepakbola diperlukan dalam
sebesar 7,36 ≥ t tabel sebesar 1,67 maka sebuah pertandingan. Dalam sebuah
Uji Validitas dan Reliabilitas.....(Saeful Rahman) 7

pertandingan pergerakan atlet harus selalu validitas tersebut dinyatakan tinggi dan
dinamis, terkadang harus berlari, membuka nilai reliabilitas dinyatakan sangat tinggi.
ruang, bergerak ke kiri atau ke kanan, (2) Berdasarkan hasil penghitungan t hitung
berbalik, meliuk, menghindari musuh dan validitas sebesar 7,36 ≥ t tabel sebesar 1,67
lainnya. Gerakan yang dilakukan oleh atlet maka tingkat validitas instrumen kelincahan
tidak selalu sama dan dapat berubah-ubah. Balsom Agility Test dinyatakan signifikan.
Sehingga dengan kelincahan yang baik Nilai t hitung reliabilitas sebesar 19,49 ≥ t
maka atlet dapat melakukan gerakan yang tabel sebesar 1,67 maka tingkat reliabilitas
cepat, tepat, efektif, dan efisien untuk instrumen kelincahan Balsom Agility Test
merespon aktivitas dilapangan. Hal itu dinyatakan signifikan.
sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Harsono dalam (Mylsidayu, dkk, 2015: Saran
147) kelincahan adalah kemampuan untuk Berdasarkan kesimpulan di atas, ada
mengubah arah dan posisi tubuh dengan beberapa saran yang dapatdisampaikan
tepat dan cepat pada waktu sedang yaitu: (1) Bagi pelatih agar menggunakan
bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan Balsom Agility Test sebagai upaya untuk
dan kesadaran akan posisi tubuhnya. mengtahui kemampuan kelincahan atlet. (2)
Berdasarkan hasil penghitungan Perlu diadakan penelitian lebih lanjut
data diatas, instrumen Balsom Agility Test dengan sampel yang lebih luas. (3) Dalam
memiliki tingkat validitas dengan kriteria skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk
tinggi sebesar 0,64. Sedangkan tingkat itu bagi peneliti selanjutnya hendaknya
reliabilitas dengan kategori sangat tinggi mengembangkan dan menyempurnakan
0,91. Dengan nilai t hitung validitas sebesar instrumen penelitian ini.
7,36 ≥ t tabel sebesar 1,67 dan t hitung
reliabilitas sebesar 19,49≥ t tabel sebesar DAFTAR PUSTAKA
1,67maka tingkat validitas dan reliabilitas
instrumen kelincahan Balsom Agility Test Arma Abdoellah. (1985). Evaluasi Hasil
ini dinyatakan signifikan. Belajar Dalam Pendidikan
Dengan demikian instrumen Olahraga. Yogyakarta: IKIP
kelincahan Balsom Agility Test ini valid Yogyakarta.
(sahih) dan reliabel (andal) untuk mengukur
kelincahan atlet sepakbola usia 12-15 tahun Herwin. (2004). Keterampilan Sepak Bola
(SMP) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dasar (Diklat). Yogyakarta: POK
Dengan ini Instrumen Balsom Agility Test FIK UNY.
setara dengan instrumen kelincahan yang
sudah ada seperti Illinois agility test, shuttle Ismaryanti. (2008) Tes dan Pengukuran
run dan zigzag run. Olahraga (Cetakan 2). Surakarta:
LPP UNS dan UNS Press.
SIMPULAN DAN SARAN
Kharismayanda. (2013). Uji Validitas,
Simpulan Reliabilitas, dan Objektifitas Tes
Berdasarkan hasil penghitungan, kelincahan sepakbola Balsom untuk
pengolahan dan analisis data hasil dari uji siswa ekstrakulikuler sepakbola di
instrumen kelincahan Balsom Agility Test SMAN Se-Kota Cimahi. Skripsi.
mengenai validitas dan reliabilitas maka Bandung: FPOK-UPI.
peneliti mengambil kesimpulan sebagai
Mylsidayu, S; Febi, K. (2015). Ilmu
berikut: (1) Besarnya tingkat validitas dan
Kepelatihan Dasar. Bandung:
reliabilitas Instrumen Kelincahan Balsom
Alfabeta.
Agility Test adalah 0,64 dan 0,91.
Berdasarkan kriteria interpretasi, maka nilai
Uji Validitas dan Reliabilitas.....(Saeful Rahman) 8

Rifki Rosad. (2014). Uji Validitas Dan


Reabilitas Tes Keterampilan Teknik
Sepakbola Usia Remaja. Skripsi.
Bandung: FPOK-UPI.

Suharsimi Arikunto. (2010). Dasar-Dasar


Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.

Widiastuti. (2015). Tes dan Pengukuran


Olahraga. Jakarta: Rajawali Pers.

_____. (2008). Balsom Agility Test. Diakses


dari http://www.topendsports.com/
testing/tests/agility-balsom.htm pada
tanggal 12 Maret 2016, jam 14.56
WIB.

Anda mungkin juga menyukai