Anda di halaman 1dari 2

PENGUJIAN HIPOTESIS DUA SAMPEL

Hal-hal Penting Yang Perlu Anda Ketahui tentang pengujian hipotesis satu sampel
dan dua sampel;

Saudara, pengujian hipotesis kategori non-parametrik berdasarkan satu sampel


dapat dibedakan berdasarkan skala pengukurannya.;

1. Apabila uji statistik satu sampel dengan skala ordinal maka dapat menggunakan
"Run Test". Pengujian dilakukan dengan cara mengukur keacakan populasi yang
didasarkan pada data sampel. pengamatan dilakukan terhadap sampel dengan
cara mengukur banyaknya "run" dalam satu kejadian. "run" diartikan sebagai
perubahan peristiwa yang terjadi.
2. Apabila variabel yang digunakan berskala nominal dan jumlah sampelnya besar,
maka uji statistik yang dapat digunakan adalah Chi-Square of Goodness of Fit.
Apabila pengujian dilakukan terhadap satu sampel mengenai satu variabel yang
memiliki dua kategori maka uji yang paling tepat adalah uji goodness of fit of
binomial. Uji binomial ini digunakan jika skala variabelnya adalah nominal dengan
ukuran (jumlah anggota) sampel yang kecil.

Untuk pengujian hipotesis dua sampel, Anda harus membedakan antara tes statistik
parametrik dan nonparametrik. Untuk tes parametrik, kita akan mempelajari
pengujian binomial, tes dua sampel independen, dan tes dua sampel berpasangan.
Sementara itu, untuk tes non parametrik kita akan mempelajari uji U Mann-whitney
dan Uji Mc Nemar.

Lima langkah untuk mengadakan uji hipotesis dua-sampel sangat mirip dengan
langkah-langkah untuk uji hipotesis satu sampel. Pada Langkah 1 Anda
menyebutkan asumsi-asumsi Anda dan memenuhi syarat-syarat uji (sampel-sampel
acak bebas, tingkat pengukuran interval-rasio, distribusi penyampelan normal, dan
varians-varians populasi yang sama saat menguji sampel-sampel kecil). Pada
Langkah 2 Anda mendefinisikan hipotesis nol dan hipotesis penelitian (seperti di
atas). Selanjutnya, dalam Langkah 3, Anda memilih distribusi penyampelan dan
menentukan daerah kritis. Hitunglah statistik uji dalam Langkah 4. Akhirnya,
buatlah suatu keputusan menolak hipotesis nol (tidak ada evidensi perbedaan
signifikan di antara dua populasi tersebut) atau, jika tidak demikian, gagal menolak
hipotesis nol (terdapat evidensi perbedaan yang signifikan di antara dua populasi)
dan kemudian interpretasikan hasil-hasilnya dalam Langkah 5. Namun demikian,
bahkan sebelum kita dapat mengadakan uji meanmeandua-sampel, kita harus
terlebih dulu menghitung estimasi gabungan (pooledestimate), yang mengestimasi
galat baku (standarderror) dengan menggabungkan keterangan tentang sebaran dari
dua sampel itu (atau populasi-populasi).

Di dalam sains sosial, kita sering mendengar tentang perbedaan gaji di antara para
pekerja laki-laki dan perempuan. Jika kita tertarik untuk menguji apakah perbedaan
ini memang ada di dalam populasi, kita dapat menggunakan sebuah sampel populasi
pekerja yang bersifat umum, membagi sampel ini ke dalam grup laki-laki dan grup
perempuan, dan kemudian membandingkan pendapatan rata-rata untuk kedua grup.
Dua sampel bebas ini (grup laki-laki dan grup perempuan) dapat dipandang sebagai
wakil-wakil untuk populasi-populasi keseluruhan yang mereka wakili (populasi
seluruh laki-laki, populasi seluruh perempuan). Dengan menggunakan uji Z sampel-
sampel bebas, kita dapat menentukan apakah perbedaan yang ditemukan di antara
sampel-sampel kita cenderung atau mungkin terjadi dalam populasi. Oleh karena
itu, kita menggunakan dua sampel untuk membandingkan perbedaan-perbedaan di
antara populasi-populasi.

Anda mungkin juga menyukai