Anda di halaman 1dari 11

KERTAS KERJA

PEMENTASAN “JALAN LURUS”


Karya : Wisran Hadi

dalam rangka
FESTIVAL TEATER REMAJA
23 AGUSTUS – 25 AGUSTUS 2022 di Taman Budaya Sumatera Barat

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kreasi Seni Kampus

STMIK Indonesia Padang

2022
DAFTAR ISI

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................1
B. TUJUAN..................................................................................................................................1
C. OBJEKTIF PROGRAM DAN HASIL PEMBELAJARAN....................................................2
D. PELAKSANAAN....................................................................................................................2
E. TEMPAT..................................................................................................................................2
F. TIM PELAKSANA..................................................................................................................2
G. SUSUNAN TIM PRODUKSI..................................................................................................3
H. SINOPSIS.................................................................................................................................3
I. KONSEP GARAPAN..............................................................................................................4
J. KREATIFITAS BERKARYA.................................................................................................6
K. KONSEP AKTOR....................................................................................................................6
L. PENUTUP................................................................................................................................9
A. LATAR BELAKANG
Pementasan merupakan puncak dari sebuah proses berkesenian, begitu pula
dengan pementasan teater sebagai proses puncak kreatifitas seni yang dikomunikasikan
kreator seni kepada masyarakat.
Naskah yang kami ambil untuk pementasan teater dengan judul ,”Jalan Lurus”,
yang direncanakan akan ditampilkan pada bulan agustus 2022, adalah suatu partisipasi
bagi mahasiswa STMIK Indonesia Padang, yang tergabung dalam sebuah
kelompok/organisasi Kreasi Seni Kampus (KSK) dalam hal ini untuk mengikuti sebuah
ajang festival teater remaja yang diselenggarakan oleh UPTD Taman Budaya Dinas
Kebudayaan Sumatera Barat.
Naskah drama “Jalan Lurus” menceritakan tentang kehidupan keluarga yang
menjunjung tinggi nilai bendera merah putih Salah satu karya sastra yang mengandung
banyak aspek nasionalisme.
Dengan adanya aktivitas seperti ini diharapkan dapat meningkatkan jiwa
nasionalisme dan motivasi bagi para pelajar dalam mengendalikan sesuatu program
yang melibatkan beberapa elemen dari pelajar itu sendiri dengan tujuan dapat
melahirkan pemimpin intelektual tertinggi serta daya saing yang unggul dalam berbagai
bidang.

B. TUJUAN
1. Melatih generasi muda untuk melakukan sesuatu yang bersifat positif dan melatih
kemampuan generasi muda dlm mementaskan teater.
2. Melatih kerjasama yang baik dalam organisasi atau kelompok dan proses dalam
melakukan pengembangan kecakapan sosial.
3. Mengembangkan kemampuan tiap individu dalam hal daya kreasi, belajar
memberikan apresiasi kepada diri sendiri dan orang lain dalam kelompok, serta
melatih kepemimpinan dan kerja keras.
4. Membentuk aspirasi siswa dalam meningkatkan pengetahuan dan rasa
nasionalisme.
C. OBJEKTIF PROGRAM DAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Pelajar dapat mempelajari aspek nasionalisme yang terkandung dalam naskah
drama Penjual Bendera karya Hermana.
2. Melahirkan berbagai bentuk seni budaya yang berasaskan tradisi keilmuan,
khususnya dalam kajian kesusasteraan untuk meneliti dan sekaligus
merealisasikan sesuatu bentuk sastra rakyat, supaya dapat dimenafaatkan kepada
diri dan masyarakat umum dalam pendekatan yang membaur antara satu dengan
yang lainnya.
3. Mengadakan persembahan pentas aneka bentuk folklor sastra Minangkabau.

D. PELAKSANAAN
Akan dilaksanakan pada bulan september – oktober 2021

E. TEMPAT
Taman Budaya Sumatera Barat

F. TIM PELAKSANA
Beberapa gabungan pelajar yang terdiri dari siswa dan siswi SMP dan SMU Kota
Padang, yang tergabung dalam Teater Ruang Puisi yang berada dibawah naungan
pelaksanaan LKP. San Andalusia Kota Padang yang telah berdiri sejak tahun 2013.
G. SUSUNAN TIM PRODUKSI
Tim Produksi

Pimpinan Produksi : Muhammad Nazmi


Sekretaris : Milsa Bonita
Bendahara : Luthfiana
Sutradara : Fadila Wahyuni
Asisten Sutradara : Fikri Rulyandi
Penata Musik : Thio Sandi Carita
Crew Panggung : Muhammad Syahlan
Penata Cahaya : Sahreni Putri Hasibuan
Penata Busana & Rias Tika Aneka Putri
: Nur Aida
Vivita ardila
Penata Panggung : Adrian Luthfi
Aktor/Aktris Melati Putri Herita
: Alvis Rusmadi Putra
David Agus Salim
Fadila Wahyuni

H. SINOPSIS
Malam hari di ruang tengah dari rumah yang sederhana, sepasang suami-istri yang
sudah tua renta sedang mengerjakan pesanan bendera untuk gedung kebangsaan. Bendera
ini akan diambil besok untuk dikibarkan pada acara peringatan kemerdekaan. Sang suami
bernama Gareng, dia adalah seorang mantan intel pada zaman kemerdekaan. Sedangkan
istrinya bernama Sompeng, mereka sudah lama menjadi Penjual Bendera.
Di sela-sela mengerjakan pesanan bendera, datanglah anak mereka yang bernama
Jondul. Dia membawa segulungan plastik, beberapa kaleng cat dan kuas. Gareng
kebingungan melihat Jondul membawa peralatan tersebut. Ternyata peralatan yang
dibawa oleh Jondul untuk membuat bendera juga,tetapi bendera yang dibuat nya dari
bahan-bahan plastik. Bendera yang di buat Jondul adalah pesanan dari bapak Dirjen
gedung kebangsaan. Bendera itu harus selesai malam ini juga.
Gareng sempat beradu argumen dengan Jondul perihal bahan dalam pembuatan
bendera. Gareng tidak setuju jika Jondul membuat bendera dari plastik,karena sama saja
dengan mengibarkan bangkai. Beberapa saat kemudian, Jondul mencari-cari sesuatu di
balik gulungan bendera yang di jahit oleh Sompeng. Hal itu membuat Gareng kesal.
Ternyata, Jondul lupa membeli terpentin (minyak cat),dia meminta tolong kepada ibunya
(Sompeng) untuk membelikan terpentin. Pergilah ibunya keluar untuk membeli terpentin.
Saat Jondul dan Gareng menunggu Sompeng, tiba-tiba masuklah anak kecil
dengan membawa berbagai peralatan listrik. Anak kecil itu bernama Barcep, dia adalah
anak Jondul dan cucu kesayangan Gareng. Hal ini membuat Gareng dan Jondul
keheranan. Mereka bertanya perihal barang-barang yang di bawa oleh Barcep.
Peralatan listrik tersebut ternyata untuk membuat bendera juga. Barcep
menjelaskan kepada Jondul dan Gareng cara membuat bendera dari peralatan listrik
tersebut.
Sompeng masuk dengan tergesa-gesa sambil membawa segulungan kapas. Sontak
semua yang ada di ruang tengah menoleh ke arah Sompeng dan bertanya. Ternyata,
Sompeng Shock karena dia melihat pekerja-pekerja ramai memasang bendera di Gedung
Kebangsaan yang di datangkan dari luar negeri. Mendengar semua itu, Gareng, Jondul
dan Barcep merasa kalah dan putus asa. Mereka tidak mau lagi menyelesaikan bendera
yang tadi mereka kerjakan.

I. KONSEP GARAPAN
Konsep garapan teater “Penjual Bendera” adalah pementasan teater
kontemporer. Satoto (2012:39) menyatakan bahwa unsur-unsur penting yang membangun
struktur sebuah drama yaitu tema, amanat, penokohan, alur, setting, aspek ruang, aspek
waktu, tikaian dan cakapan. Nasionalisme dalam karya sastra dikaitkan dengan dunia
pendidikan, dapat menambah wawasan atau masukan yang berharga bagi pecinta karya
sastra dan memberikan sumbangan yang besar dalam pengajaran sastra yang mampu
dilakukan dengan cepat.
Brendano (2009: 191) bahwa nasionalisme adalah kesadaran pribadi warga
Negara yang merasa menjadi bagian dari suatu bangsa, kesadaran tersebut terwujud
didalam perilaku hidup yang mencerminkan kecintaan pada bangsa.
Karim (1996: 95) sebagai ideologi, nasionalisme dapat dimainkan tiga fungsi,
yaitu mengikat semua kelas, menyatukan mentalitas mereka, dan memperkokoh pengaruh
terhadap ideology nasional.
Scanlon (2013:9-16) nasionalisme sangat penting dicanangkan karena akan
membentuk masayarakat yang bertanggung jawab atas kemakmuran negerinya.
Wahyuni (2015:120) Pendidikan nasionalisme berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mencapai cita cita.
Naskah Penjual Bendera ditulis pada zaman kemerdekaan indonesia,
kemerdekaan yang dimaksud oleh penulis naskah memiliki ambiguitas makna. Arahan
masalah yang diperbicangkan didalam naskah menjadi sangap kompleks ketika
permasalahan kemerdekaan tidak hanya identik dengan perang fisik. Namun hal ini dapat
dirubah sebagai sebuah kebebasan baik bertindak maupun berfikir.
Konsep garapan teater “Penjual Bendera” mengunakan konsep kontemporer
dengan tujuan untuk menghasilkan dan membebaskan pemikiran orang orang yang
bertujuan pada suatu nilai, pemikiran tentang segala konsep harus sama dan
bergandengan dengan logika. Teater kontemporer mengajak orang orang untuk
membebaskan pikiran serta pertunjukan yang sudah diterima masyarakat namun diberi
nuansa yang baru lebih segar dari sebelumnya sehinga konsep dan pemahaman dikatahui
oleh masyarakat.
Teater “Penjual Bendera” membuat bentuk baru dalam cara ungkapan estetis
pertunjukan dari berbagai sisi sudut pandang. Untuk konsep tata letak ruangan ini
memiliki 2 latar tempat pertama pada ruang tengah mengusung latar temapat tempo dulu
dengan tema masyarakat ranah minang, dengan penambahan properti khas ranah minang
pada masa itu, diantaranya lampu strongkeng menambah kesan lama pada rumah tersebut
dan penambahan beberapa kain khas ranah minang itu sendiri. Begitu pula pada konsep
latar tempat kedua pada teras rumah tersebut dengan diisi beberapa properti seperti kursi
dan penambahan beberapa bunga untuk mempermanis suasana.
Konsep properti seperti pencahayaan disesuaikan dengan naskah yang akan
dibawakan dengan maksud tujuan agar mendapatkan hasil yang maksimal dan realitas.
J. KREATIFITAS BERKARYA
Kreativitas teater adalah suatu metode atau cara untuk mengoptimalkan
kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam pembelajaran seni teater
terhadap penguasaan dan pengolahan; tubuh, suara, sukma, dan pikir yang dimiliki siswa
dengan totalitas, penuh kesadaran, dan tanggungjawab atas tugas berkarya teater yang
diembannya. Sehingga diperoleh  manfaat ganda, berupa: kebugaran, kecerdasan,
kebersamaan, kedisiplinan dan terjadi peningkatan kualitas dalam melatih tanggungjawab
melalui  kreativitas berkarya teater. 
Analisis  artinya mengurai, memecahkan atau membedah sesuatu hal berdasarkan
kaidah ilmiah dengan memfungsinya daya pikir. Analisis naskah dalam seni teater adalah
kemampuan untuk mengurai dan menghubungkan tokoh dengan beberapa unsur naskah
yang di baca kemudian digali, diseleksi, disusun dan diwujudkan secara kreatif dalam
bentuk karya teater. Kegiatan analisis garap naskah sumber dari naskah yang di baca
kemudian dituangkan dalam bentuk draf atau format analisis naskah.
Kemerdekaan secara universal merupakan kebebasan berfikir namun tidak serta
merta memunculkan keegoisan kemerdekaan seseorang untuk dapat adil dalam
memutuskan sesuatu yang diangap perlu tanpa membuat orang lain dirugikan.
Setidaknya orang yang mengalami perubahan akan menginginkan hidup dan pola
kehidupanya tidak tertindas bahkan dirugikan oleh pihak mana pun.
Semangat nasionalisme dalam naskah drama Penjual Bendera digunakan untuk
membentuk jiwa nasionalisme yang baik bagi para peserta didik. Untuk selalu
menanamkan semangat nasionalisme dalam kehidupan di masyarakat.

K. KONSEP AKTOR
Dalam seni teater olah tubuh memiliki pengertian yang sangat luas, dimana
olah tubuh merupakan eksploitasi dari seluruh gerakan tubuh dari ujung rambut sampai
ujung kaki. Di sini memiliki pengertian yang amat dalam, yang mana olah tubuh
diperlukan untuk mendapatkan elastisitas, kelenturan, dan keluwesan dalam melakukan
apa saja yang dibutuhkan dalam seni teater. Ada salah satu cara latihan yang dapat
mengantar tubuh mencapai kelenturan dan tubuh siap menerima segala bentuk gerak
yang dibutuhkan dalam mempelajari teater, latihan tersebut disini sebenarnya adalah
pelatihan pada tubuh, agar tubuh mendapatkan hasil yaitu: kelenturan pada tubuh yang
rileksasi, artinya tubuh mampu menerima segala bentuk gerak/gestur yang fleksibel.
Olah tubuh juga bisa dikatakan salah satu metode bagaimana seseorang melatih dirinya
dengan gerak yang ditimbulkan oleh tubuh kita agar menjadi lentur atau fleksibel.
Latihan-latihan berdasarkan gerak yang lepas dari gerak-gerak keseharian.
Sementara itu nantinya gerak yang akan dilakukan oleh para pemain akan
memiliki hubungan yang sangat erat dengan alam dan lingkungan sosialnya. Aktor
sebagai seniman akan belajar banyak pada alam dan lingkungan sosialnya. Aktor yang
belajar pada alam akan memiliki sifat keterbukaan terhadap banyak masalah. Sama
halnya dengan kesenian yang terdapat di Minangkabau. Secara tradisi kesenian rakyat di
Minangkabau bersifat terbuka, oleh rakyat dan untuk rakyat, sesuai dengan sistem
masyarakatnya yang demokratis yang mendukung falsafah persaman dan kebersamaan
antar manusia.
Olah mimik juga sangat penting dalam pembawaan teater “Penjual Bendera”
dikernakan perangkat wajah dan sekitarnya, menjadi titik sentral yang akan dilatih.
Dalam olah mimik ini, kita akan memaksimalkan delikan mata, kerutan dahi, Gerakan
mulut, pipi, rahang, leher kepala secara berkesinambungan. Mimik merupakan sebuah
ekspresi dan mata merupakan pusat ekspresi. Perasaan marah, cinta dan lain lain akan
terpancar lewat mata. Ekspresi sangatlah menentukan permainan seorang aktor.
Persiapan seorang aktor harus punya konsentrasi, aktor harus belajar melihat,
menyimak, dan mendengarkan suatu yang indah. Kebiasaan itu akan mencerdaskan jiwa
mereka dan melahirkan perasaan yang akan meningalkan jejak-jejak yang dalam pada
ingatan emosi mereka. Aktor harus bisa mengontrol kecendrungan bahasa non-verbalnya
yang mungkin saja tidak cocok dengan karakter yang diperankannya.
1. Aksi dan Emosi
Aksi dan emosi adalah segala aktivitas yang mengekspresikan kondisi
disini dan sekarang dari organisme manusia dan ditujukan kearah dunia luar.
Aktor tidak menciptakan emosi karena emosi akan muncul dengan sendirinya
lantaran keterlibatannya dalam memainkan peran sesuai naskah.

2. Motivasi
Motivasi adalah mustahil untuk melakukan sesuatu yang secara lansung
diarahkan untuk mencetuskan suatu persaaan demi perasaan itu sendiri. Jika kita
memilih suatu Tindakan atau perbuatan jangan menggunakan persaan dan batin.
Semua persaan itu adalah akibat dari sesuatu yang terjadi sebelumnya.
3. Imajinasi
Imajinasi adalah suatu cara bagi seorang aktor untuk mendekati pikiran
dan perasaan karakter yang akan dimainkan sehingga dia dapat menempatkan
dirinya dalam situasi si karakter. Si aktor harus mampu menyelidiki asal mula
dirinya sendiri untuk dapat tulus dan jujur pada realita eksistensi dirinya yang
baru. Imajinasi menciptakan hal-hal yang mungkin ada atau mungkin terjadi,
sedangkan fantasi membuat hal-hal yang tidak ada.
4. Observasi dan Empati
Kekuatan sukses dari observasi adalah gabungan antara empati dan
perhatian intelektual. Ini artinya seorang aktor harus mengembangkan sensitifitas
pada indra melihat, menyentuh, mencium, mendengar dan merasakan. Indra,
perasaan dan pengamatan bergabung menjadi suatu mata rantai sebagai alat
pembentuk sebuah karakte, seorang aktor harus menggunakan kekuatan observasi
untuk tujuan-tujuan sebagai berikut :
a. Untuk mempelajari karakter manusia.
b. Untuk menstimulasi kreatifitas imajinasi.
c. Untuk menggabungkan beberapa kualitas yang dapat dipelajari saat
mengamati binatang.
L. PENUTUP
Semoga dengan terlaksananya program pementasan teater “Penjual Bendera”
pada Festival Teater Taman Budaya ini, akan menjadi pengalaman bagi mahasiswa yang
nantinya bisa dan mampu memikul sebuah tanggung jawab, di samping menjadi penerus
generasi muda yang berpikiran kreatif dan imajinatif. Selain itu pementasan teater ini
juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penikmat yang menyaksikan
pementasan pertunjukan ini, melalui pesan-pesan dan amanat yang disampaikan para
tokoh melalui pertunjukan ini.

Anda mungkin juga menyukai