Anda di halaman 1dari 29

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP IT AL-KARIM SEKAYU

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam (S.Pd)

Oleh :

Peri aprianto

NIM:191418024

Program Studi Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TIGGI AGAM ISLAM RAHMANIYAH

SEKAYU

2022
A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini, Di sekolah juga marak

dengan siswa yang melanggar tata tertib sekolah seperti berpakaian tidak rapi,

rambut urak-urakan terlambat datang kesekolah, merokok, melawan guru, dan masih

banyak lagi perilaku-perilaku siswa yang bertentangan dengan tata tertib sekolah.

Kondisi ini sering disebut dengan siswa tidak disiplin. Oteng Sulisna menyatakan

bahwa “disiplin adalah proses atau hasil atau pengendalian keinginan, dorongan, atau

kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif dan

dapat diandalkan.1 Pengertian ini memberikan pemahaman bahwa disiplin itu

merupakan proses untuk pengendalian diri dari keinginan-kcinginan dan dorongan-

dorongyan untuk melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai

dan norrma-norrna yang ada dalam suatu organisasi atau masyarakat dengan cara

yang efektif untuk mencapai cita-cita yang di inginkan dan dapat di andalkan.

Zaman sekarang tidak sedikit guru yang merasa kewalahan dalam menghadapi

siswa yang sudah diatur. Banyak siswa yang bila di tegur dan dinasehati cenderung

membantah dan tidak mau mendengar nasehat guru bahkan sebaliknya cuek dan

acuh tak acuh. Bila di belakang guru, siswa mengoceh dan marah Padahal, bila siswa

menyadari bahwa guru adalah “ mitra anak didik dalam kebaikan. 2 Di sekolah, guru

merupakan orang tua kedua bagi anak didik, tetapi sangat disayangkan, siswa tidak

1
Oteng Sulisno, Administrasi Pendidikan,(Bandung : Angkasa, 1989),Hal.109.
2
Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif,(Jakarta : Rineka
Cipta, 2005),Hal.3.

1
beranggapan demikian, prinsipnya guru ya tetap guru, dimanapun berada dan

bertemu guru itu adalah guru yakni orang yang memberi pembelajaran ilmu

pengetahuan di sekolah. Akibat dari prinsip itu, menipisnya atau hilangnya sikap

disiplin pada para siswa, serta terpupuknya kebiasaan dan kecenderungan untuk

berani melakukan berbagai pelanggaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah.3

Tentang hal kebiasaan, Kartono menyatakan bahwa kebiasaan itu adalah bentuk

tingkah laku yang tetap dari usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang

mengandung unsur efektif perasaan.4 Bila siswa terbiasa tidak disiplin, maka sulit

baginya untuk mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung disekolah secara

wajar. Proses belajar mengajar adalah “suatu aspek dari lingkungan sekolah yang

diorganisasi”,5 Lingkungan ini diatur serta di awasi agar kegiatan belajar lebih

terarah sesuai dengan tujuan pendidikan.

Pendidikan adalah “Usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

manusia”.6 Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap

jenis dan jenjang dalam pendidikan. Usaha kependidikan akan terwujud dan

terlaksana dengan baik apabila kedisiplinan disekolah tersebut dapat diterapkan yang

3
Nurla Isna Aunillah,Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah,(Yogyakarta :
Laksana, 2011),hal.
4
Kartini Kartono,Psikologi Umum,(Bandung : Alumni, 1984),Hal.128.
5
Syaiful Bahri djamarah,aswan Zain,Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta : Rineka Cipta,
2006),Hal.29.
6
Syaiful Bahri Djamarah,Guru,Hal.22.

2
melibatkan guru, siswa, dan seluruh insan yang terlibat dalam sekolah yang

bersangkutan.7

Hidup disiplin akan membawa kepada keteraturan hidup manusia itu sendiri.

Allah SWT menjelaskan kepada manusia dalam Al-guran surat Al Baqarah (2) ayat 2

yang berbunyi :

ُ ‫ٰذلِكَ ا ْل ِك ٰت‬
َ‫ب اَل َر ْي َب ۛ فِ ْي ِه ۛ ُهدًى لِّ ْل ُمتَّقِي ْۙن‬

Artinya : Kitab (Al-Ouran) ini tidak ada keraguan padanya: petunjuk bagi mereka

yang bertaqwa.8

Ayat ini memberikan pelajaran bahwa dalam kitab Al-quran itu berisi

petunjuk kepada orang-orang yang bertaqwa, tidak ada keraguan dalam isinya

tentang petunjuk Al-Quran, dan melaksanakam kehidupan ini dengan penuh

tanggung jawab. Artinya, dalam, menjalani kehidupan ini manusia akan selalu

disiplin, dalam arti melaksanakan semua perintah Allah SWT dan menjauhi

semua larangan Allah SWT, seperti tidak berbuat kerusakan di muka bumi ini.

Begitu penting dan besar peranannyu kedisiplinan, Sehingga dalam

proses pembelajaran di sekolah guru harus benar-benar dapat menanamkan

rasa disiplin pada para siswanya. Sebagaimana di setiap sekolah, tentu ada

namanya tata tertib sekolah yang berguna untuk kedisiplinan sekolah. Tata

tertib itu memuat peraturan-peraturan sekolah yang harus ditaati oleh semua
7
Oteng Sulisna,Administrasi,Hal 110
8
Q.S.2:2

3
personel sekolah: (Guru dan Siswa), namun dalam kenyataannya, sering tata

tertib itu dilanggar dan tidak ditaati oleh para siswa.

Begitupun juga SMP IT AL-Karim Sekayu kabupaten Musi

Banyuasin, mempunyai peraturan dan tata tertib sekolah yang berguna untuk

mendisiplinkan para siswa. Bahkan tata tertib itu dibagikan kepada seluruh

siswa untuk diketahui dan ditanda tangani oleh orang tua supaya orang tua

atau wali murid dapat mengetahui tentang tentang tata tertib dan aturan SMP

IT AL-Karim Sekayu. Tetapi tingkah laku yang ditunjukan siswa tidak sesuai

dengan tata tertib yang tekah ditetapkan.

Tingkah laku “ ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang disadari

oleh Siswa itu sendiri 9Akan ada yang dilakukan merupakan sebab dari

tingkah laku. Artinya, apa yang dipikir dan dirasakan oleh siswa menentukan

apa yang akan dilakukannya. Begitupun dengan kedisiplinan dirinya terhadap

peraturan dan tata tertib sekolah ada pada kesadaran pribadinya untuk ditaati

atau dilanggar. Tingkah laku sebagai keseluruhan dari “Aktivitas, perbuatan,

penampilan diri sepanjang hidup manusia khususnya siswa di sekolah.


10

Semua perbuatan siswa di Sekolah harus benar-benar dapat dibina kepada

arah yang baik. Karena disadari bahwa “sekolah adalah tempat dan saat sangat

9
Jalaluddin,Psikologi Agama,(Jakarta : Rajawali Pers,2012),Hal.217.
10
Kartini Kartono,Psikologi,Hal 3

4
strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam

menghadapi masa depannya.11

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bersifat formal sebab

mempunyai bentuk (form) yang jelas dalam arti memiliki program yang telah

direncanakan dengan teratur dan diterapkan dengan sesuai 12. Hal ini berarti

untuk melaksanakan program-program yang telah direncanakan itu, sekolah

harus memiliki aturan-aturan sebagai Anggaran Rumah Tangga (ART) yang

berlaku pada sekolah untuk ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh personel

sekolah yang meliputi ” Kepala Sekolah, Guru, Siswa dan Komite Sekolah.13

Tata tertib yang terlaksana, pertanda kedisiplinan semua personal

sekolah ditegakan dan dilaksanakan. Jika kedisiplinan semua tercipta di

lembaga pendidikan formal ini, maka para siswa akan merasakan nikmatnya

hidup atau bermasyarakat. Oleh karena itu, Kemendiknas membuat

konfigurasi prilaku para siswa agar dapat disiplin dalam aktivitas

kesehariannya baik di sekolah maupun di masyarakatnya. Konfigurasi itu

antara lain :

a. Oleh hati (spritual and emotional development)

b. Oleh pikir (intellectual development)

11
Zahara Idris,Dasar-Dasar Kependidikan,(Padang: Angkasa raya,1981),Hal.58.
12
Suwarno,Pengantar Umum Pendidikan,(Jakarta: Aksara Baru, 1988),Hal.78.
13
Rahmat,Kepemimpinan Pendidikan Konsep dan Aplikasi,(Purwokarto:STAIN
Press,2010),Hal.1.

5
c. Oleh raga dan kinestik (Physical dan kinesthetic development)

d. Oleh rasa dan karsa (Efektif and kreativity development).14

Untuk merealisasikan konfigurasi-konfigurasi itu, maka guru pendidikan

agama Islam melakukan berbagai upaya untuk menanamkan kesadaran dan

kedisiplinan kepada para siswa. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru itu. antara

lain :

1. Implementasi iman dan tagwa dalam kehidupan beragama sehari-hari seperti

bertasbih, bersyukur dan beristighfar.15

2. Memberikan hukuman16 yang bernilai positif dan mendidik, seperti : Menghafal

bacaan-bacaan shalat jenazah dan menghafal ayat-ayat Al-guran atau surat-surat

pendek.

3. Memotivasi siswa dengan gaya bahasa anjuran dan ancaman17

4. Pengulangan perbuatan baik seperti infag, shadaqah18

5. Menghilangkan percampuran antara agama dan mistik19

6. Membudayakan kebiasaan berbuat baik seperti mengucapkan salam. bersalaman,

dan tolong menolong dalam kebaikan

7. Menghadiahkan pujian dan pertikan harga diri siswa


14
Nurla Isna Aunillah,Panduan,hal.45
15
Zainudin ali,Pendidikan Agama Islam .(Jakarta :Bumi Aksara, 2011),Hal.32.
16
M.Athiyah Al-Abrasyi,Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam,(Jakarta:Bulan Bintang,
1982),Hal.153.
17
Muhammad Usman Najati,Psikologi Qur’ani,(Solo:Aulia Press, 2007),Hal.198.
18
M.Ngalim Purwanto,Psikologi Qur’ani,(Bandung,Rosid, 1992),Hal.113.
19
Jalaludin,Psikologi,hal.79.

6
Berkaitan dengan hal diatas, pendidikan agama Islam telah menawarkan suau

konsep bila kedisiplinan dilaksanakan maka Allah SWT akan meninggikan derajatnya,

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. 58:11 berbunyi :

‫شزُوا يرفَع هّٰللا‬ ُ ‫ح هّٰللا ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِ ْي َل ا ْن‬


ُ ِ ْ َ ْ ُ ‫شز ُْوا فَا ْن‬ َ ‫س فَا ْف‬
َ ‫س ُح ْوا يَ ْف‬
ِ ‫س‬ َّ َ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا قِ ْي َل لَ ُك ْم تَف‬
ِ ِ‫س ُح ْوا فِى ا ْل َم ٰجل‬

‫ت َوهّٰللا ُ بِ َما تَ ْع َملُ ْونَ َخبِ ْي‬


ٍ ۗ ‫الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذيْنَ اُ ْوتُوا ا ْل ِع ْل َم َد َر ٰج‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu “Berilah

kelapangan di dalam majelis-majelis,maka lapangkanlah. niscaya Allah akan

Memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu,” maka

berdirilah, niscaya Allah akan Mengangkai (derajat) orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yanz diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti

apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Mujadilah: 11)20

Ayat diatas menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman dan

berilmu pengetahuan itu adalah orang-orang yang disiplin dalam

kehidupannya dan akan ditinggikan oleh Allah SWT derajatnya, Maksudnya,

orang-orang yang beriman dan berilmu itu adalah orang-orang yang cinta

akan disiplin dan dapat dijadikan contoh, kelakuannya dicontoh dan

diteladani.

Memperhatikan kondisi seperti di atas, maka pendidikan agama Islam

harus terus dilaksanaka. Sebab pendidikan agama Islam adalah “usaha

20
Qs.Al-Mujadilah(58):11

7
mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya dan kehidupan

kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses

pendidikan”.21 Karena diketahui bahwa “Tujuan pokok dan utama pendidikan

agama Islam adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa” 22 sehingga

dapat menuntun manusia agar “Bertingkah laku susila, berbudi luhur, dan mau

menapak kejalan Tuhan23” serta berdisiplin.

Begitupun dengan siswa SMP IT AL-Karim Sekayu dalam keseharian

terlihat tingkah laku yang disiplin yakni tingkah laku yang taat (Patuh) kepada

peraturan dan tata tertib, aturan dan norma. Hal ini terlihat dari gejala-gejala

seperti :

1. Siswa datang dan pulang sekolah tepat waktu,

2. Siswa rajin belajar yang terlihat pada saat istirahat mereka masih membawa buku

untuk belajar bersama.

3. Siswa mentaati peraturan sekolah.

4. Siswa mendengarkan dan menyikapi dengan baik nasihat guru,

5. Siswa mengikuti upacara setiap hari senin dan peringatan hari-hari besar nasional

dengan tertib.

6. Siswa mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu,

21
Arifin,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara, 1993),Hal.14.
22
M.Athiyah Al-Abrasyah Al-Abrasyi,Dasar,Hal.1.
23
Kartini Karton,Quo Vadis Tujuan Pendidikan?Harus Sinkron Dengan Tujuan Manusia,
(Bandung:Mandar Maju, 1991),Hal.69.

8
7. Siswa melaksanakan tugas piket yang diamanahkan kepadanya sesuai jadwal

dengan tanggung jawab,

8. Siswa berpakaian rapi sesuai dengan tata tertib dan ketentuan sekolah.

9. Tidak terlihat siswa laki-laki yang berambut panjang,

10. Siswa patuh dalam mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah.

Memperhatikan kondisi-kondisi di atas, maka kepada siswa perlu

untuk ditingkatkan lagi pemahaman tentang kedisiplinan melalui pemahaman

pembelajaran pendidikan agama Islam. Oleh sebab itu, maka dipandang perlu

untuk dilakukan pendidikan tentang kedisiplinan siswa dengan judul : Upaya

Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Karater Disiplin Siswa di

SMP IT AL-Karim Sekayu

A. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan, yakni :

1. Bagaimana Tingkat Disiplin Siswa di SMP IT AL-Karim Sekayu?

2. Bagaimana Upaya Guru Pendidikan Agama islam Dalam Pembentukan Karakter

Disiplin Siswa di SMP IT AL-Karim Sekayu?

3. Apa Saja Kendala Guru pendidikan Agama islam Dalam Pembentukan Karakter

Disiplin Siswa di SMP IT AL-Karim Sekayu?

9
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini

adalah :

a. Untuk mengetahui Tingkat kedisiplinan siswa SMP IT AL-Karim Sekayu

b. Untuk mengetahui Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan

Karakter Disiplin Siswa di SMP IT AL-Karim Sekayu

c. Untuk mengetahu Kendala Guru pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan

kedisiplinan siswa di SMP IT AL-Karim Sekayu

2. Kegunaan Penelitian

Ada dua macam kegunaan penelitian ini, yakni :

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi para

guru pendidikan agama Islam agar dapat menerapkan dan mencontohkan

kedisiplinan yang baik dan efektif kepada para siswa.

10
b. Secara praktis, untuk menambah pengalaman, wawasan, dan meningkatkar

pengetahuan penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.

D. Tinjauan pustakaan

Setelah ditinjau Pustakaan Penelitian Menemukan Penelitian Setema

Dengan penelitian yang dilakukan Namun berbeda Variabel,Lokasi Penelitian

dan Populasi.adapun penelitian tersebut antara lain:

Pertama Skripsi yang ditulis oleh yang bernama Yeyen Marlina

Nim:07146150 Mahasiswa Stair Rahmaniyah Sekayu Tahun 2013 yang

berjudul :Upaya Guru Akidah Akhlak Dengan Orang tua Dalam Mengatasi

Prilaku Menyimpang Siswa Di MTS Negeri Lumpatan”Skripsi ini Meneliti

Bagaimana Upaya Guru akidah Dengan Orang tua dalam Mengatasi Prilaku

Menyimpang siswa di MTS Negeri Lumpatan?,Apa saja Bentuk Prilaku

Menyimpang Siswa MTS Negeri Lumpatan?

Kedua Skripsi yang ditulis oleh Saudari Mei Suliarsi pada Sekolah

Tinyyi Agumna Islam Rahmaniyah (STAIR) Sekayu tahun 2006 yang

berjudul “Hubungan Antara Upaya Guru Dalam Menyinternalisasikan

Pendidikan Agama Islam Dengan Kualitas Akhlak Siswa di SMP Negeri 1

11
Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin. Dalam skripsi ini dibahas tentang usaha-

usaha guru untuk membina akhlak dan kedisiplinan siswa agar manjadi insan

yang berkualitas. berbudi pekerti, patuh dan taat kepada orang tua dan guru

yang dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya, penelitian ini

menyimpulkan bahwa akhlak dan kedisiplinan siswa dalam bertingkah laku

dan bermasyarakat serta melaksanakan ibadah berada pada kategori sedang

yang terbukti dan perhitungan statistik dari data yang didapati bahwa dari

distribusi frekuensi dari 149 orang responden yang berada dalam kategori

sedang yakni sebesar 65,100.

Ketiga Skripsi yang ditulis Saudara Ngadwan pada Sekolah Tinggi

Agama Islam Rahmaniyah (STAIR) Sekayu tahun 2008 yang berjudul

“Upaya Guru Pendidikan Agidah Akhlak Dalam Membina Akhlakul Karima,

hubungan akhlakul karimah dengan kedisiplinan siswa dalam beribadah

kepada Allah SWT, penanaman nilai-nilai akhlakul karimah dengan

kedisiplinan siswa dalam beribadah dengan cara memberikan contoh untuk

diteladani, dan tata cara memberikan penghargaan kepada siswa yang disiplin,

dan berakhlak mulia dan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan seperti diatas, dari ketiga

skripsi yang sudah ditulis oleh peneliti-peneliti yang lalu, maka jelaslah

bahwa penelitian yang penulis lakukan berjudul “Upaya Guru Pendidikan

Agama Islam Dalam Pembentukan Karakter Disiplin Siswa di SMP IT AL-

12
Karim Sekayu ” belum ada yang menelitinya. Pada penelitian ini penulis akan

menelaah tentang kedisiplinan yang telah dilaksanakan di SMP IT AL-Karim

Sekayu itu melalui penanaman nilai-nilai agama dalam pendidikan agama

Islam, dan penulis tidak menduplikasi penelitian orang lain. Karena itu,

penelitian ini dilakukan untuk memperdalam dan meneruskan penelitian-

penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan pada masa lalu.

E. Kerangka Teori

Secara etimologis (Bahasa), kata “Kedisiplinan” berasal dari kata

“Disiplin” yang mendapat imbuhan “ke-an yang berarti “1.Tata tertib

(disekolah dan kemiliteran, dsb), 2. Ketaatan (Kepatuhan) kepada peraturan

tata tertib, dsb24. Sedangkan menurut istilah (Terminologi), Disiplin adalah

proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan atau

kepentingan dari suatu Cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang lebih

efektif dan dapat diandalkan25

Pengertian kedisiplinan di atas, memberikan pemahaman bahwa

perlunya hidup teratur dan tertib sehingga tidak bertingkah laku asal-asalan

24
Departemen P& K RI,Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Jakarta:Balai Pustaka, 1989)
25
Oteng sutisna,Adminitrasi,hal.74.

13
serta memiliki kepribadian yang disiplin terkumpul dalam beberapa aspek,

yakni :

1. Keyakinan hidup yang dimiliki seseorang

2. Keyakinan mengenai diri

3. Keyakinan mengenai kemampuan diri.26

Selanjutnya dengan liadanya sikap disiplin tentu saja proses

pendidikan tidak akan berjalan secara maksimal, sehingga keadaan itu akan

menghambat tercapainya cita-cita dan tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, ada

beberapa hal yang harus dilakukan guru untuk membentuk karakter

kedisiplinan siswa, yakni :

1. Konsisten terhadap kesepakatan yang dibuat

2. Membuat peraturan yang jelas dan sederhana agar mudah dilaksanakan

3. Memperhatikan harga diri siswa

4. Memberikan pemahaman pada sebuah alasan

5. Menghadiahkan siswa dengan pujian

6. Memberikan hukuman kepada siswa yang melakukan pelanggaran

7. Bersikap luwes dalam menegakkan kedisiplinan

8. Dalam membuat peraturan untuk meningkatkan kedisiplinan, libatkan para

siswa.

9. Bersikap tegas terhadap peraturan yang disepakati


26
Ramayulis,samsul Nizar,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Kalam Mulia, 2009),Hal .261.

14
10. Jangan mudah emosional.27

Kepribadian yang dapat mencerminkan kedisiplinan harus

dimantapkan dan norma-norma kelakuan akan diinternalisasikan 28.Dalam

situasi kelas, guru

menghadapi sejumlah siswa yang berbagai macam watak dan kepribadian. Para

siswa harus dipandang sebagai “ Anak” oleh guru, supaya guru dapat menciptakan

suasana disiplin.

Kedisiplinan siswa di sekolah itu dipengaruhi oleh dua faktor, yakni :

1. Faktor Intern, terdiri atas tiga faktor, yakni :

a) Faktor Jasmaniah

b) Faktor Psikologis

c) Faktor Kelelahan

2. Faktor Ekstern, terdiri atas tiga faktor, yakni :

a) Faktor Keluarga

b) Faktor Sekolah

c) Faktor Masyarakat29

27
Nurla Isna Aunillah,Panduan…Hal.56
28
S.Nasution,Sosiologi Pendidikan,(Jakarta:Bui Aksara, 2011),Hal.103.
29
Slameto,Belajar & Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta : Rineka Cipta :
2010),hal .

15
Selain itu, guru pendidikan agama Islam harus selalu mengupayakan

langkah-langkah untuk meningkatkan kedisiplinan melalui pembelajaran

pendidikan agama Islam dengan menanamkan nilai-nilai dan norma-norma

hidup beragama. diantaranya dengan melakukan :

1. Implementasi iman dan tagwa dalam kehidupan beragama sehari-hari seperti

bersalaman, bersyukur, dan bertasbih30.

2. Memberikan hukuman 31yang bernilai positif dan mendidik,

3. Memotivasi siswa dengan gaya bahasa anjuran dan ancaman 32

4. Pengulangan Perbuatan Baik33

5. Menghilangkan percampuran antara agama dan mistik. 34

6. Membudayakan kebiasaan berbuat baik

7. Menghadiahkan pujian dan perhatikan harya diri siswa.

F. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yakni variabel

pengaruh dan variabel terpengaruh. Untuk jelasnya mengenai dua variabel ini

dapat dilihat bagan sebagai berikut :

30
Zainudin Ali,Pendidikan,Hal.32
31
M.Athiyah Al-Abrasyi,Dasar,Hal.153
32
Muhammad Ustman Najati,Psikologi,Hal.198
33
M.Ngalim Purwanto,Psikologi…..Hal.113
34
Jalaludin,Psikologi…,Hal.79

16
Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh

Upaya Guru Pendidikan Agama Pembentukan Karakter Disiplin


islam Siswa

G. Definisi Operasional

Untuk menyatukan konsep tentang variabel dalam penelitian ini, maka

penulis mendefinisikan sebagai berikut :

1. Pendidikan agama Islam adalah mata pelajaran yang diajarkan dan termuat dalam

kurikulum guna mendisiplinkan para personel sekolah dengan berbagai kegiatan

yakni :

a. Implementasi iman dan tagwa

b. Memberikan hukuman yang mendidik

c. Memberikan motivasi

d. Pengulangan perbuatan baik

e. Pemahaman nilai-nilai agama dan mistik

f. Membudayakan kebiasaan berbuat baik

g. Memberikan hadiah dengan pujian.

2. Kedisiplinan siswa adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

proses dari serangkaian prilaku siswa yang menunjukan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban, yang sangat diperlukan dalam

17
proses pendidikan seperti datang kesekolah tepat waktu, rajin belajar. mentaati

peraturan sekolah, mengikuti upacara dengan tertib, mengumpulkan tugas yang

diberikan guru tepat waktu, melakukan tugas piket dengan penuh tanggung

jawab, memotong dan merapikan rambut jika terlihat panjang. berpakaian rapi,

dan mengikuti semua aktivitas sekolah dengan penuh kepatuhan dan ketaatan.

H. Hipotesa Penelitian

Hipotesa merupakan anggapan dasar dari suatu pernyataan yang

kebenarannya yang masih perlu untuk dibuktikan. Sebagaimana diungkapkan

Sumadi Suryabrata bahwa “Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara

terhadap masalah penelitian yang masih harus diuji secara empiris 35

Ho : Tidak ada peningkatan kedisiplinan siswa SMP IT AL-Karim Sekayu melalui

pendidikan agama Islam.

Hi : Terdapat peningkatan kedisiplinan siswa SMP IT AL-Karim Sekayu Melalui

pendidikan Agama Islam.

I. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian
35
Sumadi suryabrata,Metodologi Penelitian,(Jakarta:Rajawali Pers, 1987).Hal.75.

18
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research)

yang bersifat kuantitatif, yakni penelitian yang bertujuan melakukan studi

yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga

menghasilkan gambar yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai

unit sosial tersebut.36

2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

jenis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah jenis data. kuantitatif

dan data kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-

angka. Data kualitatif adalah data yang tidak berwujut angka-angka. Data

Kualitatif juga dapat diartikan sebagai data yang berisi penjelasan atau

gambaran mengenai suatu unit sosial. Jenis Data dalam penelitian ini adalah

data kuantitatif dan kualitatit yang meliputi jumlah siswa, jumlah guru, sarana

prasarana pendidikan, dan data kualitatif meliputi keaktifan guru dalam

melaksanakan tugas, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar,

kedisiplinan guru, kedisiplinan siswa, dan faktor-faktor peningkatan

kedisiplinan.

b. Sumber Data

1. Data Primer

36
Syaifudin Anwar,metode Penelitian,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,1999),Hal.8.

19
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber utama dalam penelitan37

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah Guru

Pendidikan Agama Islam ,wali kelas dan siswa yang menjadi sampel dalam

penelitian ini.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data pendukung atau penguat bagi informasi

yang diperoleh dari data primer. Data sekunder dalam penelitian ini adalah

Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah dan seluruh karyawan yang ada di SMP

IT AL-Karim Sekayu

3. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa dan

guru di SMP IT AL-Karim Sekayu yang berjumlah 242 jiwa dengan rincian

sebagai berikut:

Tabel.1.1

Klasifikasi Jumlah Siswa SMP IT AL-Karim Sekayu Berdasarkan Jenis Kelamin

NO Laki-Laki Perempuan Jumlah Populasi

37
Sutrisno Hadi,Metodologi Research II (Yogyakarta:Yasbit,Fakultas Psikologi
UGM,1983),Hal.136.

20
1. 116 99 215

Sumber: Dokumen SMP IT AL-Karim Sekayu Tahun 2022

Sampel adalah sebagian “dari populasi yang diambil melalui Cara-

Cara yang juga memuliki karateristik tertentu jelas, lengkap, yang dianggap

dapat mewakili populasi 38


Untuk penarikan sampel, peneliti mengacu pada

pendapatnya Suharsimi Arikunto, Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar diambil 10-15% atau 20-25% 39

Berdasarkan pendapat di atas dan mengingat populasi yang besar,

makin tidak semua individu dalam populasi dapat diteliti. Pengambilan

sampel ini dilakukan secara acak atau menggunakan teknik random sampling

dengan sampel 100% Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 10% dari

jumlah populasi yaitu 10% x 360 yaitu 36. Siswa yang menjadi sampel dalam

penelitian ini diambil secara acak yaitu kelas VII sebanyak 12 orang, kelas

VIII sebanyak 12 orang, dan kelas VII sebanyak 12 orang. Selain itu yang

juga menjadi sampel dalam penelilian ini yaitu Kepala Sekolah dan Guru

Pendidikan Agama Islam. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini seperti

disajikan dalam tabel berikut ini:

38
M.Iqbal Hasan,Pokok-pokok Materi Statisti II (Jakarta:Bumi Aksara ,2022),Hal.84.
39
Suharsimi Arikunto,prosedur Penelitian(Jakarta:Rineka Cipta,2002),Hal.117.

21
Tabel.1.2

Sampel Penelitian

No Laki-Laki Perempuan Jumlah sampel

1 18 18 36

Tabel sampel Penelitian

4. Teknik Pengumpulan Data

Mengingat penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka

merujuk pada Pendapat LexyMoleong 40metode yang digunakan sebagai cara

untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah pengamatan

(observasi), dan wawancara (interview) dengan uraian sebagai berikut:

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik

fenomena-fenomena yang diteliti41 Metode ini penulis gunakan untuk

40
Lexy J.Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya,2007),hal.9.
41
Op Cit,Hal.36

22
menghimpun data tentang kedisiplinan siswa, kedisiplinan guru. teknik

pembelajaran pendidikan agama Islam.

b. Interview (wawancara)

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi secara langsung dari sumbernya. Wawancara ini

dilakukan dengan Guru pendidikan agama Islam, Kepala sekolah dan beberapa

orang siswa dengan menggunakan teknik random sampling dalam kaitannya

dengan kedisiplinan siswa tentang upayah meningkatkan kedisiplinan siswa

melalui pendidikan agama Islam.

c. Angket

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dari hasil pengamatan dengan cara

para siswa yang dijadikan sampel menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang

kedisiplinan dan pembelajaran pendidikan agama Islam pada soal-soal angket

yang telah disiapkan.

d. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengar, mempelajari

data-data yang telah didokumentasikan42.Dalam hal ini teknik dokumentasi

digunakan untuk mendapatkan dokumen tentang sejarah SMP IT AL-Karim

Sekayu, struktur kepemimpinan di SMP IT AL-Karim Sekayu, jumlah siswa,

sarana dan prasaran yang ada di SMP IT AL-Karim Sekayu, geografis SMP IT

AL-Karim Sekayu dan sebagainya.


42
Suharsini Arikunto,Prosedur Penelitian,(Yogyakarta:Rineka Cipta,2002),Hal .108.

23
5. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan analisa data secara deskriptif

kuantitatif dengan uji statistik. Langkah-langkah yang dilakukan untuk

pengolahan data yang terkumpul adalah mengumpulkan data,

menyusun,menganalisa, dan menyajikan data. Pengolahan data dalam

penelitian ini menggunakan beberapa rumus statistik yakni :

a. Mean, dengan rumus :

M=
∑ FX 43
N 46

b. Deviasi Standar (SD), dengan rumus :

SD =
√ ∑ FX 2 44
N 47

c. Rumus TSR (Tinggi, sedang, Rendah), dengan rumus :

“ “

M + 1.SD

M – 1.SD45

43
Anas Sudijono,Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta:Rajawali:1991),Hal.78
44
Ibid,Hal.146
45
Ibid,Hal.162

24
J. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan hasil penelitian ini akan disajikan dalam bab-babnya. :

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah.

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan kepustakaan,

kerangka teori, variabel penelitian, definisi operasional variabel, hipotesa

penelitian metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II adalah landasan teori yang meliputi kedisiplinan siswa,

langkah: langkah pembentukan karakter kedisiplinan siswa, faktor-faktor

peningkatan kedisiplinan siswa, pengertian pendidikan agama Islam, dasar-

dasar pelaksanaan Pendidikan agama Islam, penanaman nilai-nilai karakter

kedisiplinan melalui Pendidikan agama Islam.

Bab III adalah kondisi obyektif wilayah penelitian yang meliputi

sejarah ringkas SMP IT AL-Karim Sekayu, letak geografis SMP IT Al-Karim

Sekayu, prestasi yang dicapai SMP IT Al-Karim Sekayu, Keadaan Guru dan

siswa , keadaan sarana dan prasarana SMP IT Al-Karim Sekayu, dan

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di SMP IT AL-Karim Sekayu.

25
Bab IV merupakan analisa data tentang peningkatan kedisiplinan

siswa SMP IT AL-Karim Sekayu melalui pendidikan agama Islam yang

meliputi pelaksanaan kedisiplinan, pembentukan karakter kedisiplinan siswa,

faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa, langkah-langkah

meningkatkan kedisiplinan siswa melalui pendidikan agama Islam.

Bab V berisi tentang kesimpulan, saran-saran, dan lampiran.

DAFTAR PUSTAKA

26
Al-Abrasyi, Athiyah, M, 1982. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. (Jakarta :

Bulan Bintang )

Anwar, Syaifudin, 1999. metode Penelitian. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar )

Arifin, 1993. Filsafat Pendidikan Isla. (Jakarta : Bumi Aksara )

Arikunto, Suharsini, 2002. Prosedur Penelitian. (Yogyakarta : Rineka Cipta )

Aunillah, Isna, Nurla, 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah.

(Yogyakarta : Laksana)

Departemen P& K RI, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Jakarta : Balai

Pustaka)

Djamarah, Bahri, Syaiful, 2005. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.

(Jakarta : Rineka Cipta)

Hadi, Sutrisno, 1983. Metodologi Research II . (Yogyakarta : Yasbit, Fakultas

Psikologi UGM)

Hasan, Iqbal, M, 2022. Pokok-pokok Materi Statisti II . (Jakarta : Bumi Aksara )

Idris, Zahara, 1981. Dasar-Dasar Kependidikan.(Padang : Angkasa raya )

Jalaluddin, 2012. Psikologi Agama,(Jakarta : Rajawali Pers )

Karton, Kartini, 1991. Quo Vadis Tujuan Pendidikan?Harus Sinkron Dengan Tujuan

Manusia. (Bandung : Mandar Maju )

Kartono, Kartini, 1984.Psikologi Umum. (Bandung : Alumni )

Moleong, J, Lexy, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya )

Najati, Usman, Muhammad, 2007. Psikologi Qur’ani. (Solo : Aulia Press)

27
Nasution, S, 2011. Sosiologi Pendidikan. (Jakarta : Bui Aksara )

Purwanto, Ngalim, M, 1992. Psikologi Qur’ani. (Bandung : Rosida)

Rahmat, 2010. Kepemimpinan Pendidikan Konsep dan Aplikasi. (Purwokarto : Stain

Press )

Ramayulis, dan Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta : Kalam Mulia)

Slameto, 2010, Belajar & Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. (Jakarta : Rineka

Cipta )

Sulisno, Oteng, 1989. Administrasi Pendidikan. (Bandung : Angkasa)

Suryabrata, Sumadi, 1987. Metodologi Penelitian. (Jakarta : Rajawali Pers )

Suwarno,1988. Pengantar Umum Pendidikan. (Jakarta : Aksara Baru )

Zainudin Ali, Zainudin, 2011. Pendidikan Agama Islam .(Jakarta : Bumi Aksara )

28

Anda mungkin juga menyukai