Keterangan Pendahuluan:
Bandung: Serak-serak becek (pakai cincin batu akik dari kertas di semua jari)
Roro Jonggrang: cempreng
Patih: Asma, (fisik harus orang yang ceking dan wajah nelangsa)
Dalang: agak bencong
Texter (pemegang text emoji/emoticon 2 orang, berlutut di sisi masing-masing
penutur/pelakon sambil memegang text bertulis/bergambar emoji, dibuat dari kertas A5
ditempel di sumpit/stik/tongsis atau bisa juga pakai tablet yang disiapkan gambar2).
Penonton Pendukung: Ikut berkomentar sekedarnya (seperti penontong lenong)
Symbol: ( ) berarti akting pemeran
[ ] adalah akting pemegang emoji/pemegang info scene atau pendukung lain
Huruf miring: kata-kata dalang
Suasana panggung: (Bandung duduk di kursi tanpa sandaran atau meja di sebelah kiri
panggung, sambil menghisap astor, diibaratkan rokok, kepalanya memakai mahkota
dari koran bertulisan “GUE RADJA”, disampingnya berdiri Patihnya memakai kalung
kertas A4 bertulisan “Djelek-djelek Gini, Gw Orang Nomor 02”. Di luar panggung di
depan kiri-kanan arah penonton, berjongkok 2 orang pemegang emoji. sementara itu
dalang berdiri di luar panggung sebelah kanan agak di belakang). Sementara itu, ada
mesin fotocopy warna yang ditutupi kain dan disembunyikan agak dipojokan.
Background music: [lagu Ikang Fawzi “Preman” hanya bagian chorus, diganti lirik:
“Pak cipak pak Preman…preman…..Ouwo…ooo Pak cipak pak Preman
Prambanan….volume mengecil perlahan]
[Cewe cantik, beneran bukan KW, membawa papan tanda bertulisan “Adegan 1”, berkeliling
seperti dalam acara tinju dimana setiap ronde dijeda dengan tulisan “Ronde 1 dst”, Para
penonton pendukung bersorak karena ada cewek cantik, tapi Bandung harus diam merengut.
sementara para pemeran yang lain diam seperti patung, dan baru bergerak setelah terdengar
bunyi gelas kaca diketuk garpu]
Bandung: (lagi duduk di Bale Bengong, menoleh kepada penonton) kalian ini kenapa,
cewek lewat kok matanya siwar-siwer, emangnya belum pernah lihat cewek beneran
po? dasar katrok (sambil mendengus) [emoji, papan bertulisan “Sok Alim”]
Penonton: Huuuuu….
Bandung dan Roro Jonggrang masuk lagi area panggung. Sambil jalan-jalan mereka
pun berbincang bincang (tidak ada suara, hanya acting sedang berbincang sambil
putar-putar panggung)
[Background music: Armada “Mau dibawa kemana Hubungan kita…” scene: Reffrain]
[Sementara itu warga semakin resah akan tingkah Bandung bondowoso yang semakin
merajalela. Dua orang warga berjalan diluar area panggung sambil bergosip ria.]
(Bandung mengeluarkan teropongnya, mengintip mereka, setelah itu mengeluarkan
stetoskop, dan mengarahkannya ke 2 warga tersebut.)
Diruang raja..
(Bandung masuk ke ruang/panggung yang saat itu sudah ada patih dan prajurit)
Bandung : patih apakah kau sudah mempersiapkan semua prajurit?
Patih : sudah tuan, sudah saya sampaikan!!
Bandung : Baiklah kita istirahat sejenak dahulu agar tenaga kita cukup!!
Patih & Prajurit : Siap raja!!!
[Sekali lagi Cewe cantik, berjalan lenggak-lenggok membawa papan tanda bertulisan “Adegan
3”, berkeliling. sementara para pemeran yang lain dan penonton diam seperti patung, dan tidak
juga bergerak meskipun terdengar bunyi gelas kaca diketuk garpu]
Keesokan harinya
Background music: Ayah…(ebiet g ade, atau eddy sillitonga)...(Roro jonggrang duduk
di panggung sendiri, Bandung masuk)
Roro jonggrang : (menangis) hiiiiiiiiii. Hmiiiiiiii
Bandung : ada apa roro? Kenapa kau menangis sampai seperti itu?
Roro jonggrang : a... a..ayahku telah tiada!!!
Bandaung : ayahmu telah tiada!!! Siapa nama ayahmu roro?
Roro jonggrang : Nama ayahku adalah Prabu Boko
Bandung : apa!!!! Prabu boko ayahmu?!!!! Oh Em Ji…(pegang kepala sambil
ngedumel keliling panggung)
Roro jonggrang : iya... dan kaukan yang membunuh ayahku!!!!
Bandung : aku tidak tahu bahwa Prabu boko ayahmu roro!!!
Roro jonggrang : aku tidak peduliiiii!!!!!!!! Pergi kau dari sini, hubungan kita sampai
disini.
Bandung : Tidak roro!!! Tapi aku masih mencintaimu!!!
Roro jonggrang : tidak bisa!!! Kau telah membunuh ayahku..!!yang ku cintai sekarang
telah tiada!!
Bandung : tetapi aku benar-benar tidak tahu, bahwa prabu boko adalah
ayahmu!!
Roro jonggrang : Aku tidak perduli!! Pergi kau... jangan pernah kembali lagi...
Bandung : tidak roro!! Aku tidak akan pergi aku masih mencintaimu...
Roro jonggrang : kalau kaku masih mencintaiku lakukan persyaratan yang aku buat
Bandung : apa persyaratanya,Roro?
Roro jonggrang : Buatkan aku seratus buah yang seperti ini (sambil menunjukkan
gambar candi prambanan) !!!
Bandung : apa?? Hahaha….baik..jangankan Cuma seratus, sepuluhribu pun
aku sanggup…
Roro jonggrang : gak perlu banyak-banyak, aku hanya minta seratus yang seperti ini,
tetapi waktunya hanya satu malam saja!!
Bandung : apa ?? satu malam saja!!! Hhmmmm baik, aku akan minta bantuan
sohib karib aku untuk membuatnya, boleh?
Roro jonggrang : aku tidak peduli, pokoknya malam besok, kau sudah harus mulai
membuatnya…, dan harus seindah aslinya!!!!
Bandung : Okay, siapa takut, siap bikin seratus, seindah aslinya…
[Tidak ada Cewe cantik, berjalan lenggak-lenggok berkeliling. sementara para pemeran yang lain
dan penonton pada heran, sampai terdengar bunyi gelas kaca diketuk garpu]
Sementara itu
Bandung : hah mau ku apakan gambar-gambar ini, biarklah akan kulanjutkan
sendiri (sambal garuk garuk karena tidak bisa mengoperasikan mesin fotocopy)
Roro jonggrang : dia tinggal sendirian patih..
Patih p.b : Benar Putri... tapi apakah mungkin dia bisa melanjutkan pekerjaan
para lelembut itu?
Roro jonggrang : ya saya tidak tau patih.. kita tunggu besok apakah bandung dapat
menyelesaikannya.
Patih p.b : tetapi, kalau Bandung dapat menyelesaikanya bagaimana putri?
Roro jonggrang : ya.. kita berdo’a saja semoga bandung tidak dapat
menyelesaikannya.
Patih p.b : iya putri, semoga saja.,
Roro jonggrang : ya sudah ayo kita pulang...
Patih p.b :ya putri,,,
[Tidak ada Cewe cantik, yang ada malah sang berjalan lenggak-lenggok berkeliling pegang
papan “Adegan 6”. sementara para pemeran yang lain dan penonton pada teriak “Huuuuu….”,
sampai terdengar bunyi gelas kaca diketuk garpu]
[semua lelembut membuka kain penutup panggung, sehingga terlihat mesin fotocopy
warna yang sedang menyala]
Bandung : Roro jonggrang!!!! aku sudah menyelesaikan yang kau pinta, 100
banyaknya.
Roro jonggrang : Apakah kau yakin sudah menyelesaikan pekerjaan yang aku miinta
bandung?
Bandung : sudah, sudah aku buatkan semua...
Roro jonggrang : Baguslah kalau begitu...
Bandung : mari roro saya antar...
Roro jonggrang : sudah tenanglah saja dulu..
Patih p.b. : iya aku akan tenang putri
Roro jonggrang : tenanglah saja dulu
Roro jonggrang : ingat jangan ikut campur dulu jika perlu saja
Bandung : nah ini contohnya roro! (sambil memperlihatkan salah satu Salinan
gambar yang diminta.
Roro jonggrang : (membuka gambar miliknya sendiri, dan membandingkan dengan
miliknya Bandung) wah kelihatannya kau telah berhasil, bahkan detail, cuaca, alam
sekitar bisa kamu tiru dengan sempurna, benar-benar sesuai yang aku pinta.
Bandung : iya roro aku sudah melakukan apa yang kamu minta
Patih p.b : wah bagaimana putri,,,? Bandung bisa menyelesaikannya...
Roro jonggrang : tenang... biaar ku lihat dulu semuanya
Bandung : bagai mana roro? Apakah benar?
Roro jonggrang : biarlah ku lihat dahulu
Bandung : ooo ya silahkan
Roro jonggrang : baik akan ku lihat yah (sambil berusaha mengintip ke panggung
yang yang tutupnya sudah terbuka dengan mendongakkan lehernya)
Bandung : bagai mana roro? Apakah ada yang kurang?
Roro jonggrangv : Mana bangunannya, kok tidak ada yang terlihat???
Bandung : Oooh tidak perlu lihat kesana Roro, ini sudah aku pegang semua
(sambil mengeluarkan semua hasil kerjanya, 100 lembar fotocopy gambar candi)
Roro jonggrang : (heran dan bingung, sambil menatap mata Bandung Bondowoso),
aku minta kamu buatkan 100 candi seperti ini (sambil menunjukkan gambar candi
miliknya).
Bandung : Iya, ini 100 candi, tuh cocok kan? (sambil menjejer semua gambar)
Roro jonggrang : aku minta dibangun, bukan difoto-copy!!!
Bandung : Apa..??? kamu minta dibuatkan seperti ini (sambil menggoyang-
goyang gambar candi), bukan membangun candi, ingat kata-katamu..>!!!
Roro jonggrang : hahhhh!!! Bandung Bondowoso, kalau Cuma fotocopyan, aku
tinggal pergi ke copy center, ngapain minta kamu, aku minta kamu bangun 100 candi
karena tau kamu itu KAYA….!!!
Bandung : hmmmm, jadi begitu, putri matre kamu, Cuma mau menguras
kekayaanku saja..
Roro jonggrang : kau telah gagal memenuhi persyaratan ku Bandung. Cepat pergi
sana dasar pembunuh !
Bandung : Aku sudah bersabar dari tadi Roro tetapi kau tidak mau mengerti
Roro jonggrang : kau sudah gagal Bandung, dasar pembunuh cepat pergi sana
kau!!!!
Bandung : apa kau bilang, penbunuh!!!
Roro jonggrang : memang betulkan kau itu seorang pembunuh cepat pergi sana
jangan pernah temui aku lagi...
Bandung : Kau sudah membuat kesabaranku habis Roro.biarlah aku tak bisa
mendapatkanmu, kusihir kau menjadi candi untuk pelengkapnya,,,haiiiiiiaaaaaaaaaaa!!!!
Roro jonggrang : ahhhhhhhhhhh !!!!!!
Patih p.b : Putriiiii.......tidaaaaaaaakk...!!
(Bandung menyeret Roro Jonggrang ke mesin fotocopy, menempelkan kepalanya pada
kaca mesin, lalu memfotocopy wajah Roro Jonggrang)
Bandung : (sambil memperlihatkan fotocopy wajah Roro Jonggrang] itulah
akibat melawanku, tidak mau menuruti perkataanku...
ENDING
Dalang: Ahirnya Bandung bondowoso dapat menguasai kerajaan Pradana
dan Roro jonggrang pun menjadi gambar model kalender tahun 541 saka....