Anda di halaman 1dari 9

Sinopsis Tari ³Ondel-ondel´

Judul Tari : Ondel-ondel


Ide Tarian : Dari Keseniaan Khas Betawi

Tarian ini adalah kesenian yang ada di Betawi, entah mengapa diberi nama Ondel-ondel.
Yangpasti, setiap ada gelaran hajatan di kalangan warga Betawi, arak-arakan ondel-ondel seperti
takpernah ketinggalan. Baik hajatan besar maupun sekedar pesta sunat anak.
Berbeda dengan kesenian kraton yang merupakan hasil karya para seniman di lingkungan
istanadengan penuh pengabdian terhadap seni, kesenian Betawi justru tumbuh dan berkernbang
dikalangan rakyat secara spontan dengan segala kesederhanaannya. Oleh karena itu
kesenianBetawi dapat digolongkan sebagai kesenian rakyat. Salah satu bentuk pertunjukan
rakyat Betawiyang sering ditampilkan dalarn pesta-pesta rakyat adalah ondel-ondel. Nampaknya
ondel-ondelmemerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau
penduduksuatu desa.
Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar ± 2,5 m dengan garis tengah ±
80 cm, dibuat dari anyarnan barnbu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari
dalarnnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk.
Wajah ondel-ondel laki-laki di cat dengan warna merah, sedang yang perempuan dicat dengan
warna putih Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang terdapat di beberapa
daerah lain.

Bentuk Gerak Tari ³Ondel-ondel´


Gerakan tari ondel-ondel anak perempuan
1) Ragam I : Kedua tangan dipundak hitungan 1 & 2, kedua tangan membuka, kaki kanan maju
ke depan bergantian hitungan 2 x 8

2) Ragam II : Kedua tangan dipundak hitungan 4 lompat kearah kanan sambil goyang pinggul
hitungan 8, lompat kekiri kedua tangan di depan sambil geleng
kepala.

3) Ragam III : Hitungan 8 kedua tangan disamping sambil kaki kiri diangkat bergantian
hitungan 3 x 8.

4) Ragam IV : Kedua tangan diatas sambil pinggul goyang kaki kanan disamping bergantian
dengan kaki kiri hitungan 2 x 8.

5) Ragam V : Kedua tangan dipundak hitungan 1 & 2, kedua tangan membuka, kaki kanan maju
kedepan bergantian hitungan 2 x 8.

6) Ragam VI : Kedua tangan melenggang hitungan 1 x 8 sambil kepala digeleng hitungan 1 x 8.

7) Ragam VII : Kedua tangan di pundak sambil lompat hitungan 1 & 2 lalu lompat kedua tangan
membuka.
8) Ragam VIII : Kedua tangan didepan sambil lompat kedepan hitungan 1 & 2, hitungan 4
mundur sambil kedua tangan membuka.

9) Ragam IX : Kedua tangan disamping sambil diayun bergantian kearah kanan dan kiri, kaki
kanan membuka kesamping dengan bergantian kaki kiri.

10) Ragam X : Kedua tangan di depan sambil lompat kedepan hitungan 1 & 2, hitungan 4
mundur sambil kedua tangan membuka.

11) Ragam XI : Kedua tangan disilang hitungan 1 & 2, kedua tangan membuka kaki kanan
diangkat bergantian dengan kaki kiri.

12) Ragam XII : Kedua tangan didepan hitungan 1 & 2 kedua tangan membuka keatas sambil
kepala digeleng.

Gerakan tari ondel-ondel anak laki-laki


1) Ragam I : Kedua tangan membuka sambil pegang rumbei yang terbuat dari kayu hitungan 8
berjalan kedepan sambil kepala geleng.

2) Ragam II : Kedua tangan membuka sambil kaki kanan diangkat bergantian dengan kaki kiri
hitungan 1 & 2.

3) Ragam III : Hitungan 1 & 2 gerak lompat kearah kanan, hitungan 4 lompat kearah kiri.

4) Ragam IV : Kedua tangan kedepan hitungan 4 kedua tangan membuka.

5) Ragam V : Hitungan 1 & 2 kedua tangan membuka keatas sambil disilang, hitungan 4 kedua
tangan membuka kesamping.

6) Ragam VI : Kedua tangan membuka sambil kaki kanan diangkat bergantian dengan kaki kiri
hitungan 1 & 2.

7) Ragam VII : Kedua tangan didepan memegang rebana hitungan 8 kedua kaki jalan ditempat
sambil badan condong kedepan.

8) Ragam VIII : Kedua tangan didepan sambil pegang rebana hitungan 4 kedua tangan keatas,
kaki kanan disamping kaki kiri bergantian.

9) Ragam IX : Kedua tangan didepan sambil pegang rebana, rebana digerakan maju mundur,
posisi kedua kaki lompat.

10) Ragam X : Kedua tangan didepan sambil pegang rebana hitungan 4 kedua tangan keatas,
kaki kanan disamping kaki kiri bergantian.

11) Ragam XI : Kedua tangan didepan sambil memegang rebana sambil digerakan.
NASKAH TEATER
CERITA RORO JONGGRANG

Disebuah desa yang indah hiduplah seorang wanita bersama anaknya yang bernama
Bandung Bondowoso. Mereka tinggal dengan damai, hingga pada suatu saat ketika mereka
sedang asyik bercerita Bandung menanyakan suatu hal kepada ibunda tercintanya
Bandung : Bu, apa ibu tidak kesepian jika kita tinggal hanya berdua saja di perkampungan
yang indah ini.
Ibu : Kesepian ngopo to le?Ibu wis seneng ana kowe nang kene. Kita sudah hidup
berkecukupan, bahagia tanpa ada yang mengganggu, mau minta yang bagaimana lagi
ibu ini.
Bandung : Ya mungkin saja ibu ingin mempunyai suami lagi di luar sana. Ibu masih cantik,
pasti akan banyak orang yang mau menikah sama ibu.
Ibu : (dengan tersenyum) Kowe ki ngomong opo to.Ora..ora..Ibu tidak apa-apa hidup
menjanda seperti ini. Yang penting ibu punya kamu(Katanya sambil membelai rambut
putranya.
Bandung : Lho, saestu Bu. Ibu kan perlu pendamping hidup.
Ibu : Pendamping hidup? Sakjane lakyo kowe sing patut tak takoni koyo ngono kuwi anakku.
Kowe iku wis gede, moso kowe arep dewean wae.
Bandung : (mesem)Ah, menawi kula, boten usah di pikir bu. Bu, saktemene kula ajeng tanglet
kalih ibu, Nanging kula boten kepenak,Bu.
Ibu : Kowe arep takon opo?Kok nganggo ora kepenak barang. Aku iki ibumu opo udu. Arep
takon opo to Le?
Bandung : Ngeten lho Bu, saktemene Rama kula menika sinten? Ngantos sakniki kok kula
taksih bingung.
Ibu bingung mau menjawab apa, matanya dialihkan jauh ke sawah-sawah di depan
rumahnya.
Bandung : Bu,kok mendel mawon? Wonten penggalih menopo to bu?
Ibu : Anakku Bandung (katanya sambil mendekatkan duduknya). Sajake iki wetu sing pantes.
Kowe saiki wis gede, ora wedi cerita karo kowe. Ibu reti,kowe mesti iso ngerteni iki.
Bandung :Ana apa,Bu?
Ibu : Bapakmu kuwi sakjane bangsawan ong tlatah adoh kono.
Bandung : Jadi bapakku masih hidup ibu?
Ibu : Yen kowe pancen pengen nemoni Ramamu, yo ora opo-opo. Golekana Ramamu
kuwi,nanging ibu mung iso pesen. Dengarkanlah pesan-pesan ibu ini.
Bandung : Iya, Bu.
Ibu : Ibu mung iso dongakake apa sing kowe karepake bakal tok temu. Kalau kau sudah
menemuka Ramamu, segeralah mencium telapak kakinya sebagai tanda penghormatan.
Di dunia luar sana, pasti akan banyak orang-orang asing yang akan kamu temui, dan
mereka pasti punya kehendak masing-masing. Kau ini seorang ksatria, berbuatlah
layaknya seorang ksatria. Hadapi semua masalah yang menghadang dengan kepala
dingin. Ojo seneng adu otot, iku ora apik anakku. Ojo waton tumindak ing kono, ora
liyo kanggo njaga keslametanmu dhewe.
Bandung : Inggih,Bu.
Ibu : Lan siji meneh amanatku (kemudian masuk ke dalam rumah dan mengambil sebuah
selendang bewarna merah).Perlihatkanlah benda ini pada Ramamu agar dia percaya
bahwa kau anaknya.
Bandung : Terima kasih, Ibu. Bu, nanging kepripun ibu menawi kula mengembara. Menapa
ibu aman gesang piyambakan ing bumi ingkang boten temtu niki (sambil
menengadahkan tangannya tanda menyamakan keluasan bumi ini).
Ibu : Ibu ora bakal keno opo-opo. Ibu mung iso nyangoni slamet yo anakku sing tak tresnani.
Kemudian Bandung pergi berkelana. Dia berjalan melewati lembah, hutan, sungai
dan bentang alam lainnya. Dalam perjalanan itu, dia berhasil menakhukkan makhluk-
makhluk ghaib dan sekarang menjadi budak-budaknya.
Ditengah perjalanan bandung bertemu dengan seorang Pangeran yang asik
menari-nari dengan dikelilingi 4 penari cantik dan 2 pengikutnya (pengawal) Pangeran
tersebut adalah pangeran Bondowoso.Mereka asyik menari menghibur Bondowoso.
Kemudian tersirat di pikiran bandung untuk menjajalkan kekuatannya sebelum melawan
Prabu Boko.
Bandung: Hei kau! Enak sekali hidupmu selalu di kerumuni banyak wanita cantik di
sekelilingmu! (Para penari pun lari terburu-buru meninggalkan Bondowoso).
Prajurit1&2: Siapa kau beraninya mengganggu kesenangan Pangeran?
Bandung : Aku Bandung.Dan kau?(matanya melotot pandangannya tertuju pada Bondowoso)
Bondowoso : Dari namanya saja kau bukan dari kalangan bangsawan? Perkenalkan Aku
Bondowoso!
Bandung : Sombong sekali kau? Cari gara-gara kau rupanya?
Bondowoso : Memang begitu kan ke nyataannya?
Bandung : Jangan banyak bicara ayo lawan aku?
Prajurit 1&2 : Maaf pangeran biarlah kami yang melawan dia!
Bondowoso : Baik, lawanlah dia!
Bandung : Pih.... Orang2 seperti kalian sebenarnya bukanlah lawan tanding ku!
Prajurit 1&2 : Jangan banyak bicara kau? Ciat...................
(Mereka bertiga bertarung mempertunjukkan kekuatannya,tetapi apalah daya prajurit
Bondowoso tersungkur).
Bandung : Apa ku bilang kalian bukanlah lawan tandingan ku!
Bondowoso : Heh! Sekarang lawan lah aku!
Bandung : Rupanya kau turun tangan juga!
Bondowoso : Ciat...............(Berlari membawa keris menuju ke Bandung,mereka bertarung
dan akhirnya Bondowoso kalah terhunus keris Bandung).
Prajurit 1&2 : Pangeran..... Pangeran tidak apa-apa? (Sambil memangku kepala Pangerannya).
Bondowoso : Bandung, aku akui kekalahan ku! Kau memang sakti dan tidak tertandingi. Aku
titip 1 permintaan padamu.
Bandung : Apa? Cepat katakan lah!
Bondowoso : Sematkanlah namaku sebagai nama belakangmu.
Bandung : Baiklah, nama ku sekarang Bandung Bondowoso!(Tanpa sadar Bondowoso
menghembuskan nafas terakhirnya)
Prajurit 1&2 : Pangeran.................. (keduanya menangis merintih menatap jasat pangeran
Bondowoso).
Setelah lelah bertarung dengan Bondowoso Bandung yang kini berudah namanya
menjadi Bandung Bondowoso melanjutkan kembali perlanannya,lalu dia sampai di
kerajaan pengging dan menjadi raja di sana. Karena ingin memperluas daerah kekuasaan
Bandung Bondowoso ingin mempersatukan kerajaan Pengging dengan Kerajaan
Prambanan.
Kerajaan Prambanan dipimpin seorang raksasa yang bernama Prabu Boko.
Mendengar Kerajaannya ingin direbut oleh penguasa lain, Prabu Boko tidak tinggal diam.
Dia menyiapkan bala tentara dan bekal makanan untuk melawan kerajaan Pengging.

Prabu Boko : Hei Bandung! Jika kau ingin menguasai Prambanan, tidak semudah itu kau
mendapatkannya. Kerajaan Prambanan adalah kerajaan yang besar. Dan aku tidak sudi
kau memporak-porandakan rakyatku yang sudah tentram dan damai!
Bandung : Hahaha…Ya. Kerajaan Prambanan adalah kerajaan yang besar dan sebentar lagi
akulah yang akan menguasainya. Hahahah..
Prabu Boko : Cuih(meludah)! Jika kau memang mampu, langkahilah dulu mayatku!
Bandung : Aku melangkahi mayatmu!Hahahaha…
Jangankan melangkahi mayatmu, menguras samudra pun aku bisa!
Prabu Boko : Dasar wong kumalungkung!
Ayo lawan aku!
Kemudian mereka berperang besar-besaran di Kerajaan Pengging. Tapi dipeperangan itu
prabu Boko tertusuk oleh keris milik Bandung Bondowoso. Mengetahui Prabu Boko
gugur di medan perang, Patih Gupala kembali ke Kerajaan Prambanan dan
melaporkan kejadian itu kepada Roro Jongrang.
Patih Gupala : Nyuwun sewu Putri.
Jonggrang : Ana apa Patih. Kok njenengan wis bali saka peperangan, ana ngendi Ramaku?
Patih Gupala : (menundukkan kepala dan menyembah) Nyuwun sewu Roro. (berpikir-
pikir)Prabu Boko…
Jonggrang : Rama!?Ana apa karo Rama? Opo panjenengan duwe kabar sing ora ke penak
Patih?
Patih Gupala : Inggih Roro.
Jonggrang : Ana ngendi Ramaku? (bingung dan hampir menangis). Cerita karo aku
Patih..pundi ramaku?
Patih Gupala : Prabu Boko gugur ing peperangan menika, Roro.
Jonggrang : HA.........? Apa bener ngendikanmu kuwi. Opo panjenengan boten Goroh Patih?
Prabu Gupala : Saestu Rara. Kula ingkang ngertosi piyambak, Bandung Bondowoso
nusukkaken kerisipun.
Jonggrang : Rama…(menangis)
Wektu nangis iku Bandung Bondowoso teka ing ngarepe Rara Jonggrang. Bandung banjur
mikir-mikir, sapa Ratu ayu ing ngarepe iku? Apa selire Prabu Baka sing dak pateni
mau?
Bandung : (berjalan mendekati Roro). Kena apa kowe duka cah ayu?
Jonggrang : Sapa kowe wani teka ing kerajaan iki?
Bandung : Hahaha…Sopo aku? Opo kowe ora ngenali aku, raja ing Kerajaan Pengging, lan
saiki sing duweni kerajaan sing gede iki ( dengan menelentangkan tangannya dengan
sombong, kemudian menurunkannya lagi dan berjalan memutari Jonggrang).Aku
Bandung Bondowoso sing duweni kerajaan iki. Hahaha..
Ayu tenan kowe
Apa kowe gelem dak dadekake bojoku!
Roro Jonggrang bingung are menehi jawaban apa. Bandung iku wong sing sekti.Ra
mungkin aku wani nolak. Nanging atiku ora tresna. Kenal wae durung, kok njaluk aku dadi
bojone. Penak tenan. Saya maneh, uwong iki sing gawe aku kelangan Rama tercintaku.
Bandung : Alah..terima sajalah..Aku tidak jelek-jelek amat. Aku ngganteng kok. Kena apa
kowe ora gelem? Opo kowe isin karo aku?Hem?(karo nggoda)
Wah.Apa sing arep aku lakokake.Aku mumet.
Jonggrang banjur mikir-mikir.
Jonggrang : Ngene wae, yen kowe pancen pengen duweni aku, syarate sitik wae. Gawekna
aku seribu candi dalam 1 malam. Yen kowe kasil, aku gelem tok pek bojo.
Bandung : Weh..weh..weh..Wah, kowe ki dagelan tenan kok!!Sewu candi wektu sewengni?10
candi wae, apa mending kowe njaluk syarat liyane n arsietwae. Sekarepmulah..Moso
kon gawe 1000 candi.Arep tok nggo ngopo candi iku.
Jonggrang : Kula tetep pengen digawekke sewu candi. Itu kemauanku. Buktikanlah bila kau
cinta aku Bandung..
Bandung : Wis, sakiki ngene wae. Pase,njalukmu piro?
Jonggrang : Aku nyuwun sewu candi!! (karo arep nglungani)
Bandung : Yowes..yo wes..Aja mutung to! Kanggo buktekake cintaku padamu, akan ku
buatkan seribu candi khusus untuk cintaku ini.( katanya sambil memegang dada tanda
berjanji)
Akhirnya, setelah dipikir-pikir, Bandung Bondowoso akan menyuruh para Jin yang telah
ditakhukkannya untuk membantunya. Waktu malam yang sudah ditentukan, bandung
Bondowoso dan arsitek andalannya membuat kerangka bentuk candi,kemudian Jin-jin pun
mulai membangun candi dengan berbagai ukiran sesuai saran arsitek tadi. Sedangkan di
tempat lain Jonggrang sedang kebingungan.
Jonggrang : Kepiye iki, apa Bandung bisa gawe candi okehe semono.
Dayang : La kepripun to Putri. Bandung menika lak nggeh tiyang sekti to Putri, miterat
pamikir kula, kok panyuwun panjenengan, bisa di tepati. La wong samenika taksih jam
kalih, anggenipun bangun candi sampun badhe kelar to Putri.
Jonggrang : La terus apa yang harus aku lakukan. Aku tidak mau menikah dengannya. Sudah
mukanya tidak ada bagusnya. Ih..pokoknya aku jijik sama dia.
Dayang : Lajeng kepripun?
Jonggrang mondar-mandir di dalam kamarnya.
Jonggrang : Wis, saiki ngene wae. Dayang, tolong bangunkan semua rakyat Prambanan, suruh
para perempuan menumbuk padi, dan baker juga jerami yang ada di dekat kandang
ayam. Kita buat suasana malam ini seakan pagi sudah tiba. Dengan begitu jin-jin yang
sedang bekerja akan mengira kalu pagi sudah tiba, mereka pasti akan langsung
melarikan diri, dan jangan lupa taburkan bunga-bungaan.
Dayang : Ide yang bagus,Putri. Dengan begitu, Bandung pasti tidak akan menyelesaikan
pekerjaan itu.
Jonggrang : Iya. Dayang, segeralah bertindak agar kita tidak terlamabat mencegahnya.
Dayang : Baik Putri. Permisi.
Kemudian Dayang menyuruh dayang lainnya untuk membangunkan semua
perempuan.  Suasana menjadi ramai saat itu. Ayam-ayam berkokok, dan bakaran
jerami seolah pengganti bersinarnya matahari di ufuk timur.
Jin : Wah, teman-teman!Lihat!Matahari sudah bersinar disana!Kita harus segera pergi ini.
Kalau tidak, nanti badan kita bisa hangus!Weleh..weleh..
Tapi, bagaimana dengan pekerjaan ini. Candi yang didirikan kurang satu buah.Waduh..dimana
Bandung..apa dia malah enak-enak tidur…Aku harus lapor apa nanti. Ah, mendingan
aku pergi saja, masa bodo dengan kerjaanku ini. Ayo teman-teman kita kabur saja!
Jin-jin pun berlarian dan meninggalkan pekerjaannya.
Tak lama kemudian Bandung Bondowoso datang dengan terkaget-kaget. Malam begitu
ramai, matahari sudah terbit, ayam berkokok, para perempuan sudah mulai menumbuk
padi dan jin-jin pun menghilang semua. Melihat keadaan itu Bandung sangat murka. Pagi
harinya, Bandung mendatangi Jonggrang.
Bandung : Jonggrang, permintaanmu sudah ku penuhi, sekarang menikahlah denganku.
Jonggrang : Oh ya?Yang benar? Apa kau sudah berhasil membuatkanku seribu candi?
Bandung : Tentu saja cintaku,
Jonggrang : Aku tidak percaya.
Bandung : Kau tidak percaya? Lihatlah sendiri, hitunglah candi-candi itu.
Jonggrang : Baik. Tapi ingat janjimu, kalau candi itu kurang dari seribu, berarti kau batal
mendapatkan aku, Bandung.
Jonggrang menghitung candi-candi itu. Setelah beberapa kali menghitung, Jonggrang berkata.
Jonggrang : Maaf Bandung, setelah aku hitung, candi yang kau buatkan kurang satu buah.
Bandung : Hah? Yang benar. Kau pasti salah menghitungnya.
Jonggrang : Aku sudah beberapa kali menghitung, tapi hasilnya sama. Jumlah candi ini baru
999 buah.
Bandung : Ya sudahlah, kan Cuma kurang 1 buah saja, sudah ada 999 buah. Nanti akan ku
buatkan lagi. Tapi setelah kau mau menikah denganku.
Jonggrang : Tidak, Bandung. Perjanjiannya bukan seperti itu kan! Kau sudah gagal memenuhi
janjimu. Jadi pergilah kau dariku. Jangan mendekati aku lagi. Atau aku yang akan
pergi.
Bandung : Ha? Setelah aku membuatkan 999 candi, apakah hanya seperrti ini balasanmu
Jonggrang.
Jonggrang : Iya. Lalu kamu mau apa lagi !!(membentak)Akuilah kalau kau memang sudah
kalah orang jelek!
Bandung : Jonggrang!! Beraninya kau mengejek aku!
Jonggrang : Memang begitu kenyataannya kan!
Bandung : Jonggrang!!
Kau sudah membuatku marah!Dari tadi aku sudah mencoba untuk bersabar untuk
mendapatkanmu, tapi sia-sia saja pengorbananku ini. Tak apa aku tak mendapatkanmu!
Candi ini memang kurang satu, dan sebenarnya yang pantas melengkapinya ya hanya
kamu! Jadilah kau candi Jonggrang sebagai hiasan keraajaanku!
Jonggrang : Aaaaahhh !!!!!!!!!!
Tiba-tiba Jonggrang berubah menjadi Patung.
Inilah akhir dari sepenggal kisah perjalanan Bandung Bndowoso yang ingin
membalaskan dendam ayahnya. Serta ada sedikit percikan kisah cinta Si Bandung dan
Roro Jonggarang. Akhir kata sampai jumpa!
(Kalimat yang bercatak miring akan di sampai kan oleh sang Dalang ).

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai