Anda di halaman 1dari 10

Naskah Drama Satu Babak

MATINYA SEORANG PENYAIR


Karya : Niko Dwi Ariyanto

Saduran Cerpen
“Mati Sunyi Seorang Penyair”
Karya Agus Noor

1
PEMAIN

1. PAK WIJI : Seorang Penyair.

2. BU SIPON : Istri Pak Wiji.

3. MAKNA : Anak laki-laki pak Wiji & Bu Sipon.

4. KATA : Anak Perempuan pak Wiji & Bu Sipon, kakaknya Makna.

5. PAK MUDIN : Pemuka agama desa setempat.

6. BU RT : Ketua RT desa setempat.

7. WARGA 1 : Asisten Bu RT pengurus perlengkapan pemakaman.

8. WARGA 2 : Asisten Bu RT pengurus konsumsi pemakaman.

2
MATINYA SEORANG PENYAIR
Drama satu babak
Karya : Niko Dwi Ariyanto
Saduran cerpen “Mati Sunyi Seorang Penyair”

PANGGUNG MENGGAMBARKAN RUANG TAMU RUMAH SEDERHANA MILIK KELUARGA PAK WIJI,
SEORANG PENYAIR YANG MEMILIKI SEORANG ISTRI DAN DUA ORANG ANAK. PAK WIJI NAMPAK
TIDUR PULAS DIATAS KURSI GOYANG. TERDAPAT MEJA KECIL DENGAN TUMPUKAN BUKU DAN
KERTAS BERSERAKAN DIATASNYA, DI DEKAT KURSI YANG DIDUDUKI PAK WIJI.

1) KATA
Maknaaaaaaa, jangan kabur kamu...

2) MAKNA
Kakak kenapa sih gak pernah mau ngalah, makna masih lapar kaak !

3) KATA
Kakak bukan nggak mau ngalah, kamu lupa apa yang sering diajarkan bapak? Adil dan Beradab !

4) MAKNA
Gak penting lagi adil dan beradab, yang penting gak kelaparan ! Kalau kakak mau roti ini, ambil dari perutku
(memakan roti).

5) KATA
Maknaa......

6) BU SIPON
Diaaaaaaaaam ! Bapak, ayo bangun, anakmu lagi berante kok ya bisaaa kamu enak-enakan tidur?! Bapaaaak !!!
Ya tuhaan, kenapa sial betul nasibku? Punya anak susah diatur, punya suami susah dimengerti, sok senimaaaaaan !

(Bu Sipon Bernyanyi)

Katanya enak menjadi seniman Nyatanya kalau menjadi seniman


Ngapain aja tak ada yang larang Anak dan istri sering terlupakan
Hidup terasa ringan tanpa beban Rokok dan kopi yang menjadi teman
Tak punya uang tak jadi pikiran Mata melotot pikiran melayang

Oh Seniman... Oh Seniman...
Seniman... Seniman...
Seniman... Seniman...
Oh Seniman... Oh Seniman...

Katanya kalau jadi seniman Nyatanya kalau jadi seniman


Hidup bebas tak ada larangan Rambut gondrong dikira preman
Kantong kosong tidak jadi... Persoalan... Kantong kosong sering jadi... persoalan...

Nyatanya kalau jadi seniman


Sering bengong tak ada kerjaan,
Anak istri sering jadi...
Kelaparan.

7) BU SIPON
Cepat ganti baju, siap siap berangkat sekolah...

8) MAKNA
Tapi bu....

3
9) BU SIPON
Tidak ada tapi tapian. Masuk kamar !

MAKNA DAN KATA MASUK KAMAR. BU SIPON MONOLOG MENGUNGKAPKAN KELUHKESAHNYA


MEMILIKI SUAMI SEORANG PENYAIR PENGANGGURAN.

10) BU SIPON
Astaghfirullahaladzim, masih pagi sudah harus naik darah melihat anak-anak ribut, dan sialnya lagi, situasi ini yang
harus aku hadapi setiap hari. Menjadi miskin saja sudah cukup menyiksa, ditambah lagi punya anak bandel, apa ini
yang disebut double kill?
(menghela nafas panjang, membalikkan badan menghadap suaminya yang ada di kursi goyang)

Bukan bukan, ini bukan double kill, ini triple kill, (menunjuk ke arah suaminya) dia beban ketiganya. Seorang penyair
miskin, yang seluruh waktu dalam hidupnya lebih banyak dipakai untuk mencari inspirasi daripada mencari sesuap
nasi, rajin mencipta karya tapi tak kaya-kaya, dan sialnya, dia adalah suami yang harus selalu aku hormati.
Yatuhaaan, katanya bakti istri kepada suami akan mendatangkan berkah, lalu berapa lama lagi berkah itu akan turun
kepada hamba? Hamba sudah mulai lelah...... (Terdengar suara guntur menggelegar)

Tidak tidak tidak, hamba masih kuat, hamba masih akan terus menjadi istri yang berbakti.
(Mendekati suaminya, dan membereskan barang-barang yag berserakan di seeliling suaminya)

Suamiku sayaaang, ayo banguun, sudah 3 hari engkau tidak beranjak dari kursi goyangmu, dan kalau sehari lagi
engkau tidak juga berdiri, kursi goyangmu itu bisa marah dan goyangnya semakin ugal-ugalan kayak biduan yang
dapat banyak saweran.. Hahahaha

Ayolah sayang, cepat bangun, mandi, lalu dandan yang rapi, nanti aku siapkan segelas kopi lagi untukmu. Yaaa,
meskipun kopinya tidak terlalu manis karena stock gula kita sudah habis, tapi aku bisa memberikan senyum
termanisku untuk menemanimu menikmati kopi pagi ini. Hahahaha
(Bu Sipon Mulai khawatir karena suaminya tidak juga merespon)

Wiji, kau baik-baik saja kan sayang? Ayolah, jangan buat aku khawatir.
(Bu Sipon semakin panik, mulai memberanikan diri mendekat dan memeriksa nafas suaminya. Bu Sipon kaget saat
mengetahui suaminya sudah tidak lagi bernafas, namun ia masih berusaha tegar)

Ooh, kamu mau main kuat-kuatan tahan nafas ya? Mau ngeprank aku ya? Sudahlah sayang, itu sudah tidak lucu
lagi...
(Bu Sipon memberanikan diri memeriksa nadi tangan suaminya. Seketika tangisan bu Sipon pecah saat mengetahui
nadi suaminya tak berdenyut lagi)

Wijiiiiiiiiiii, banguuun sayaaaang, jangan tinggalkan aku....


Maknaaaa, Kataaa.... Bapakmuuuu naaak....

11) MAKNA & KATA


Bapak kenapa bu?

12) BU SIPON
Nafasnya nak, nafasnya...

13) MAKNA
Keluar dari hidung. Betul kan bu?

14) BU SIPON
Bukan itu maksud ibu... Nadinya bapakmu naaak...

15) KATA
Kalau ini aku bisa jawab, karena usia bapak tergolong orang dewasa, menurut ilmu biologi, denyut nadinya antara
60-100 kali per menit. Betul kan bu?
4
16) BU SIPON
Astagaaa, ini bukan lagi tebak-tebakan ilmu biologi....

17) MAKNA & KATA


Lalu apa bu???

18) BU SIPON
Bapakmu meninggaaaaal....

MAKNA DAN KATA SALING MENATAP TERDIAM SEJENAK. TANGISAN BU SIPON SEMAKIN
MENJADI JADI, DIIRINGI MUSIK SEDIH MENGALUN MEMUNCAK. SUASANA HARU
MENYELIMUTI RUANGAN. PERLAHAN MAKNA DAN KATA MENDEKATI DAN MENCOBA
MENENANGKAN IBUNYA.

19) MAKNA
Jangan sedih ya bu, teman-temanku juga banyak kok yang bapaknya meninggal. Dan kata teman-temanku, kalau
bapaknya meninggal, tinggal dikubur aja kok bu. Nanti aku bantu deh nguburin bapak.

20) BU SIPON
Astaghfirullahaladzim, enteng sekali kamu ngomong seperti itu naaaak !!! Harusnya kamu... (Menangis semakin
kencang)

21) KATA
(Berbisik dengan Makna)
Kamu kalau ngomong jangan ngawur, jangan bikin ibuk semakin sedih !!!

22) MAKNA
Apanya yang ngawur sih kak, kan bener kalau orang meninggal itu tinggal dikubur, kalau aku bilang oang
meninggal tinggal diajak jalan-jalan, itu baru ngawuur !!!

23) KATA
Sssssttttt, diam ! Jangan banyak omong kalau kakak nggak nyuruh kamu ngomong !!
(Merangkul bu Sipon)
Sabar ya bu, aku paham kok bu, meskipun bapak orangnya pendiam dan jarang ngomong sama kita, ibu tetap cinta
sama bapak dan pasti merasa kehilangan banget, sama seperti kami. Kalau kata guru agamaku, orang yang
meninggal harus bisa kita ikhlaskan dan kita doakan agar tenang di alam barunya.

24) BU SIPON
(Bu Sipon sejenak terdiam menatap Kata, lalu memalingkan wajah dan lanjut menangis)

25) KATA
(Menengok ke arah Makna dan berbisik)
Gimanaa?

26) MAKNA
(Hanya diam menggelengkan kepala)

27) KATA
Ehmmm, aku paham kok bu, pasti ibu berat mengikhlaskan meninggalnya bapak. Ehmmm, aku pernah baca berita
di internet, katanya ada orang meninggal bisa hidup lagi karena diloncati kucing hitam. Apa kita coba lakukan hal
yang sama?

28) MAKNA
Aku bisa mencarikan kucingnya bu.

29) KATA
(Menengok ke arah Makna dan berbisik)
Ssssssttttttttt....
5
30) BU SIPON
Diam kalian !!!
(Bu Sipon berdiri memandangi kedua anaknya dengan mata berkaca-kaca lalu perlahan berjalan ke arah
suaminya dan mulai berbicara)

Ibu sadar, selama ini bapakmu memang tidak telalu dekat dengan kalian, tapi bapakmu tidak pernah lupa
mengingatkan ibu untuk mendamaikan pertengkaran kalian. Bapakmu memang belum bisa memberikan makanan
yang cukup, tapi bapakmu selalu rela kelaparan demi anaknya bisa makan. Bapakmu ingin mengajarkan ke kalian
caranya menjadi orang baik tanpa banyak bicara, hingga kini bapakmu benar-benar sudah tidak bisa bicara lagi untuk
selamanya, kalian belum juga bisa memahami betapa cintanya bapakmu kepada kalian.

31) KATA
Maafkan kami bu...
Dan sebagai permintaan maaf, aku akan melaporkan meninggalnya bapak ke pak Modin, agar segera diumumkan
dan seluruh warga segera berkumpul untuk membantu pemakaman bapak. Makna, jaga ibu baik-baik.

32) BU SIPON
Tunggu dulu nak !

33) KATA
Tenang saja bu, aku bisa mengurus ini semua. Assalamualaikum.

KATA KELUAR RUMAH, BU SIPON TERDIAM SEJENAK DAN KEMUDIAN KEMBALI MENANGIS

34) BU SIPON
Kalau warga datang, itu artinya.... (Kembali menangis)

35) MAKNA
Lho lho lhooo, kenapa ibu menangis lagi? Tenang saja bu, kakak pasti segera kembali. Warga juga akan segera
kemari membantu kita.

36) BU SIPON
Kalau warga datang, itu artinya.... (Kembali menangis)

37) MAKNA
Artinya, jenazah bapak akan segera dimakamkan. Betul kan bu?

38) BU SIPON
Iya betuul, tapi itu artinya... (Kembali menangis)

39) MAKNA
Aduuh, banyak sekali sih artinya? Kalau warga datang, artinya jenazah bapak akan segera dimakamkan, dan artinya
lagi, kasur di kamarku akan agak longgar. Betul kan bu?

40) BU SIPON
Astagaaaa, bisa-bisanya kamu ngomong seprti itu naaak.. Istighfaar nak, istighfar...

TIBA-TIBA PAK MUDIN MASUK MEMECAH KETEGANGAN SUASANA

41) PAK MODEN


Innalillahiwainailaihirojiun...
(Berjalan mendekati Bu Sipon dan Makna)
Saya turut berduka atas meninggalnya suami bu Sipon. Sabar ya bu, sabar ya le...

6
BU SIPON HANYA DIAM MENGANGGUK DAN TERUS MENANGIS.

42) MAKNA
Terima kasih pak. Tapi mohon maaf, istighfar itu yang benar Astaghfirullahaladzim atau Innalillahi ya pak?

43) BU SIPON
Maknaa, yang sopan...

44) PAK MODEN


Mohon maaf, maksudnya gimana ini?

45) BU SIPON
Jangan hiraukan dia pak. Terima kasih atas kedatangannya kemari, sejujurnya saya...

46) PAK MODEN


Saya paham apa yang ibu rasakan, pasti sangat berat kehilangan seorang suami, apalagi almarhum pak Wiji ini
adalah seorang penyair, pasti bu Sipon masih selalu terngiang ngiang indahnya syair-syair romantis yang setiap hari
dipersembahkan pak Wiji untuk bu Sipon.

47) BU SIPON
Iya itu memang betul, namun kalau untuk saat ini, saya...

48) PAK MODEN


Saya paham bu, pasti bu Sipon ingin memakamkan almarhum dengan sangat-sangat layak, dengan do’a-do’a yang
paling baik dan maqbul.

49) BU SIPON
Iya itu juga betul pak, namun kalau untuk mendatangkan orang-orang yang mendoakan, sejujurnya...

50) PAK MODEN


Saya datang kesini untuk membantu mengatur semuanya. Saya paham, hidup di perkampungan pinggiran kota
seperti kita ini, memang agak susah mengumpulkan warga untuk membantu merawat jenazah, karena semua orang
sibuk bekrja keras mencari uang setiap hari.

Ehmmm, begini saja, intinya, bu Sipon butuh berapa orang untuk mendoakan? 5 orang? 10? 15? 20?
Tapi kalau saran saya, 12 orang saja cukup sih bu. Dan untuk do’anya, bu Sipon juga bisa milih, mau do’a yang
panjang? Sedang? Atau yang pendek? Atau mau yang sangat singkat juga bisa, cukup Al-Fatihah, yang penting
khusyu’, Insyaallah almarhum suami ibu bisa tenang.

BU SIPON TIDAK MAMPU MENJAWAB DAN HANYA TERCENGANG SAMBIL MENAHAN TANGIS.
SITUASI SEMPAT HENING SEJENAK, HINGGA KEMUDIAN BU SIPON MULAI BERBICARA KEPADA
PUTRINYA.

51) BU SIPON
Makna, tolong ambilka ibu minum...

52) MAKNA
Baik bu..

MAKNA PERGI MENGAMBILKAN SEGELAS AIR. KATA MENDEKATI DAN MERANGKUL BU SIPON
YANG MASIH NAMPAK TERCENGANG KEBINGUNGAN

53) KATA
Mohon maaf pak moden, sepertinya ibu saya butuh waktu sebentar untuk memberikan keputusan.
7
54) PAK MODEN
Tidak apa-apa nduk, saya paham, ibumu pasti masih sangat terpukul atas kepergian bapakmu.
(Mengeluarkan sebuah amplop dan menyerahkan kepada bu Sipon)
Ini mungkin bisa sedikit meringankan beban fikira bu Sipon.

55) BU SIPON
(Nampak mulai sumringah)
Subhanallah, tidak perlu repot-repot pak, atas kedatangan pak Moden kemari saja, saya sudah sangat berterima
kasih, ditambah lagi dengan memberi amplop begini, saya tidak tau lagi harus membalas kebaikan bapak dengan
cara bagaimana...

56) PAK MODEN


Sedikitpun saya tidak pernah merasa kerepotan, justru ini akan bisa memudahkan tugas saya. Di dalam amplop ini
ada daftar paket do’a sekaligus harga lengkapnya. Silahkan ibu baca dan pilih sesuai kebutuhan.

BU SIPON KEMBALI TERCENGANG. TAK LAMA KEMUDIAN MUNCUL BU RT BERSAMA DUA


ORANG WARGA MUNCUL MEMECAH KEHENINGAN

57) BU RT & WARGA


Assalamualaikum...

58) BU SIPON, PAK MODEN, MAKNA, KATA


Waallaikumsalam...

59) BU RT
Mohon maaf saya agak terlambat datang pak Moden. Tadi pas anda telfon, saya sedang melayat di kampung
sebelah, yang meninggal juragan beras, istrinya menangiis terus, saya sampai cukup kesulitan menenangkannya.
Tapi pas dianya berhenti menangis, saya yang jadi pengen nangis, (Menunjukkan 1 besek nasi berukuran kecil yang
diikat tali rafia) buat makan siang saya sendiri saja ndak cukup, dasar orang kaya pelit.

60) PAK MODEN


Sabaar, disyukuri saja, itu namanya belum rejeki, dan kalau bu RT bersyukur, insyaallah akan diganti dengan rejeki
yang lain. Faham toh?
(Saling menatap mata dengan bu RT, kemudian bersama-sama melirik ke arah bu Sipon)

61) BU RT
1000 Persen faham. Saya orangnya selaalluuuu bersyukur. Bukan begitu saudar-saudara?

62) WARGA 1 & WARGA 2


Sangaaat betuuul...

63) WARGA 1 (BU MALA)


Kalau ibarat kata, bu RT kita ini, buah kedondong diatas kasur.

64) BU RT
Artinya?

65) WARGA 2 (BU DESI)


Suka menolong, Rajin bersyukur. Hahaha

66) PAK MODEN


Hussssh, ada yang lagi berduk kok malah ketawa-ketawa ituloh, pamali !
Sekarang bu RT coba bantu menenangkan bu Sipon, kasian dari tadi menangis terus, dan sepertinya buwanyak
pikiran.
Saya permisi ke depan dulu ya bu Sipon, para warga akan mulai saya kabari untuk bersiap, kalau nanti bu Sipon
sudah menentukan pilihan, biar mereka bisa langsung meluncur kemari. Permisi.
8
PAK MODEN KELUAR RUMAH. TAK LAMA KEMUDIAN MAKNA PUN MENYUSUL SEMBARI
MEMBAWA KURSI UNTUK DUDUK PAK MODIN.

67) BU SIPON
Makna, bawa kursi itu keluar, biar pak modin tidak kecape’an menunggu sambil berdiri.

68) MAKNA
Baik bu...

69) BU SIPON
Bu RT, terimakasih banyak sudah mau repot-repot datang kemari. Sejujurnya saya merasa...

70) BU RT
Halah halah halah, bu Sipon tidak perlu berkata begitu. Sudah tidak usah sungkan, ayo duduk dulu, biar bu Sipon
lebih tenang.

71) BU SIPON
Tapi mohon maaf, kursi saya kondisinya sudah tidak layak.

72) BU RT
Tidak masalah. Yang penting tetap bisa diduduki.
(Berjalan menuju kursi dan duduk berdampingan dengan bu Sipon)

Jadi begini bu Sipon, saya bersama bu Mala dan bu Desi datang kemari, turut berduka atas meninggalnya suami bu
Sipon.

73) BU MALA
Jujur saya cukup kaget mendengar kabar meninggalnya suami bu Sipon. Perasaan kalau tidak salah, beberapa
minggu lalu kata suami saya pak Wiji ikut kerjabakti dan masih sehat-sehat saja ya bu?

74) BU DESI
Minggu lalu pas tanggal 1 mei itu kan? Suami saya juga bilang begitu, malah kalau tidak salah pak Wiji juga kan
yag ngecat tembok di ujung gang sana, ditulisi puisi-puisi, sama digambar foto-fotonya siapa itu yag ada tulisannya
lawan-lawan gitu kalau tidak salah.

75) BU MALA
Persis, suami saya juga cerita gambar-gambar itu, yang terus besoknya gambar-gambar itu dihapus sama pak lurah
itu kan?

76) BU RT
Eheeemmmm.... Jadinya ini mau melayat apa mau ngerumpi? Ada yang lagi berduka ini loh, kalau ngomong yang
penting-penting saja !

77) BU MALA
Hehehe... Maaf kelepasan...
Oiya, kalau boleh tau, pak Wiji sebelum meninggal ada riwayat penyakit apa bu?

78) BU SIPON
Suami saya tidak pernah mengeluh sakit. Sejak kami pacaran waktu masih sama-sama jadi buruh pabrik dulu, dia
sangat pendiam. Sampai akhirnya kami menikah lalu merantau kemari hingga punya anak, dia malah semakin
pendiam.

79) BU RT
Yaa, umur memang tidak ada yang tau, sakit atau tidak, kalua memang waktunya meninggal ya pasti akan
meninggal. Nah, tinggal tugas kita keluarga yang masih hidup, sepatutnya kita makamkan jenazah dengan sebaik-
baiknya, agar arwahnya tenang.

9
80) BU MALA
Apalagi yang meninggal adalah orang tercinta, pemakamannya harus lebih istimewa. Bukan begitu bu RT?

81) BU RT
Ohh ya tentu saja, karena…

82) BU SIPON
Mohon maaf sebelumnya bu, jujur saya tidak mampu untuk…

83) BU RT
Untuk itu kami dating kemari, karena memang kami faham, memakamkan jenazah memang butuh skill dan
pengalaman khusus…

84) BU SIPON
Tapi bu…

85) BU RT
Sudaah tenang saja, bu Sipon cukup duduk manis dan nanti tinggal mengambil keputusan. Untuk detail
kebutuhannya, biar bu Mala dan Bu Desi yang menjelaskan.

10

Anda mungkin juga menyukai