Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH GEOLOGI UMUM

PELAPUKAN

Disusun Oleh:

1. Muhammad Rohif Kurniawan (22136024)


2. Raisha Rahmana Edison (22136076)
3. Silvani Yolanda (22136032)
4. Selvi Radina Agustin (22136119)

Dosen Pengampu

Deded Chandra, S.Si.,M.Si.

Prodi Geografi NK

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Padang

1
2022

Kata pengantar

Alhamdulillah, puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan rah
mat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “PELAPUKAN” dapat kami selesaika
n dengan baik. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wa
wasan serta pengetahuan kita mengenai “PELAPUKAN”. Begitu pula atas limpahan kesehata
n dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami su
sun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangankekurang
an dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan u
sulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Seb
elumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan k
ami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang, 24 Oktober 2022

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata pengantar .............................................................................................. 2

Daftar Isi ........................................................................................................ 3

Daftar Gambar ............................................................................................. 4

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 5

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 5


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 6

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 7

2.1. Pengertian Pelapukan .................................................................... 7

2.2. Macam-macam Pelapukan ............................................................ 7

2.2.1. Pelapukan Mekanis .......................................................... 7

2.2.2. Pelapukan Kimiawi .......................................................... 8

2.2.3.Pelapukan Biologis ........................................................... 11

2.3. Faktor & proses pelapukan ............................................................ 12

2.3.1. Proses Pelapukan Fisika/Mekanis .................................... 13

2.3.2. Proses Pelapukan Kimiawi ............................................... 15

2.3.3. Proses Pelapukan Biologis ............................................... 16

3
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan .................................................................................... 17

3.2. Saran ............................................................................................... 18

3.3 Daftar pustaka ................................................................................. 18

Daftar Gambar

Gambar 1. Pelapukan Mekanis ................................................................... 8

Gambar 2.Pelapukan Kimiawi .................................................................... 9

Gambar a. Danau Dolina ...................................................................... 10

Gambar b. Goa Karst ............................................................................. 11

Gambar c. Sungai bawah tanah ............................................................. 11

Gambar 3. pelapukan Biologis .................................................................... 12

Gambar 4. Peristiwa pelapukan .................................................................... 14

a. Pelapukan fisik pada batuan .............................................. 14

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai
tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan
material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbuki-
tan, danau, lembah, dan sebagainya.
Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam
semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi
melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revo-
lusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang
malam dan pasang surut air laut.
Adapun yang ingin kami telusuri lebih dalam pada makalah ini adalah mengenai pela-
pukan yang terjadi pada bumi, seperti kita ketahui Pelapukan adalah proses pegrusakan
atau penghancuran kulit bumi oleh tenaga eksogen. Pelapukan di setiap daerah berbeda

5
beda tergantung unsur unsur dari daerah tersebut. Misalnya di daerah tropis yang pen-
garuh suhu dan air sangat dominan, tebal pelapukan dapat mencapai seratus meter, sedan-
gkan daerah sub tropis pelapukannya hanya beberapa meter saja. Menurut proses ter-
jadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:- pelapukan fisik atau
mekanik - pelapukan organis.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah pokok dalam makalah
ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pelapukan..?
2. Bagaimana jenis-jenis pelapukan yang terjadi pada bumi..?
3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya pelapukan pada bumi..?

1.3 Tujuan Penulisan


Mengacu pada rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
mengetahui :
1. Mengetahui pengertian pelapukan.
2. Mampu menjelaskan jenis-jenis pelapukan yang terjadi pada bumi
3. Mampu mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pelapukan pada bumi.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelapukan

Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit bumi
karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan
adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan
menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan
mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.

Pelapukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses


pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media
penghancuran, berupa:

1. Sinar matahari

7
2. Air

3. Gletser

4.reaksi kimiawi

5. kegiatan makhluk hidup (organisme)

Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan
pelapukan biologis.

2.2   Macam-macam Pelapukan


2.2.1   Pelapukan mekanis

Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah penghancuran


batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi. Penghancuran batuan ini
bisa disebabkan oleh akibat pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau
perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam. Untuk lebih jelasnya
bagaimana perubahan itu, perhatikan baik-baik berikut ini:

a. Akibat pemuaian

b. Akibat Pembekuan Air

c. Akibat perubahan Suhu tiba-tiba

d. Perbedaan Suhu yang besar antara Siang dan Malam

Berikut ini adalah contoh gambar tentang pelapukan mekanis 

8
Gambar 1. Pelapukan Mekanis

2.2.2 Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia.


Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya Anda masih ingat
bahwa air hujan atau air tanah selain senyawa H2O, juga mengandung CO2 dari
udara. Oleh karena itu mengandung tenaga untuk melarutkan yang besar, apalagi jika
air itu mengenai batuan kapur atau karst.

Batuan kapur mudah larut oleh air hujan. Oleh karena itu jika Anda perhatikan
pada permukaan batuan kapur selalu ada celah-celah yang arahnya tidak beraturan.
Hasil pelapukan kimiawi di daerah karst biasa menghasilkan karren, ponor, sungai
bawah tanah, stalagtit, tiang-tiang kapur, stalagmit, atau gua kapur.

berikut ini adalah contoh gambar dari pelapukan kimiawi :

Gambar 2. Pelapukan Kimiawi

9
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa
pelarutan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan
ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2
(Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini
merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst.

Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di
Indonesia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan
kimiawi.

Gejala Karst yang timbul akkibat pelapukan kimiawi antara lain :

1. Stalaktit dan stalakmit

Stalaktit adalah kerucut yang menggantung pada dinding goa, tumbuh dari atas ke
bawah, dan biasanya runcing. Dan stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang
berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua
Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.

2. Dolina

Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina dapat terjadi karena
erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian
pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan seribu.

Gbr. Danau Dolina

10
Gambar a.. Danau Dolina

- Goa dan Sungai Bawah Tanah

Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan. Retakan akan
semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena pengaruh
larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentuklah sungai-sungai di
dalam tanah.

Gambar b.Goa Karst

Gambar c. Sungai dalam tanah

11
2.2.3 Pelapukan Biologis

Mungkin Anda pernah melihat orang sedang memecahkan batu. Batu yang besar itu
dihantam dengan palu menjadi kerikil-kerikil kecil yang digunakan untuk bahan
bangunan. Atau mungkin Anda pernah melihat burung atau binatang lainnya membuat
sarang pada batuan cadas, lama kelamaan batuan cadas itu menjadi lapuk. Dua
ilustrasi ini merupakan contoh pelapukan biologis.

Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat proses organis.
Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia.
Akar tumbuh-tumbuhan bertambah panjang dapat menembus dan menghancurkan
batuan, karena akar mampu mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media
penghancur batuan yang ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan
batuan dan menghisap makanan dari batu bisa menghancurkan batuan tersebut

Berikut ini adalah contoh gambar pelapukan biologis :

12
Gambar 3. Pelapukan Biologis

2.3 Faktor &Proses Pelapukan

Pelapukan batuan disebabkan 3 faktor :

1. Pelapukan biologi : pelapukan yg disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup, misalnya


oleh lumut, akar tanaman
2. Pelapukan kimia : proses pelapukan yg disertai perubahan struktur kimia batuan,
misalnya proses oksidasi (oleh oksigen) dan proses hidrolis (oleh air).
3. Pelapukan fisika : proses pelapukan tanpa disertai perubahan komposisi, misalnya
pengaruh sinar matahari, perubahan temperatur (pemanasan & pendinginan).

2.3.1 Proses pelapukan fisika (pelapukan mekanik)

Merupakan proses perubahan batuan menjadi fragmen batuan yang berukuran lebih
kecil, tanpa merubah komposisi kimia atau mineralnya. Proses pelapukan fisika
biasanya terjadi bersama-sama dengan pelapukan kimia, kecuali pada daerah
beriklim dingin dan sangat kering.Yang termasuk proses pelapukan fisika antara lain
frost wedging, pengembangan dan penyusutan, dan pelepasan beban pada batuan.
1. Frost Wedging, disebabkan oleh pembekuan air di dalam rekahan batuan. Proses
ini merupakan proses pelapukan fisika yang terpenting pada daerah yang

13
iklimnya memungkinkan adanya proses pencairan dan pembekuan batuan yang
berulang-ulang. Volume air akan meningkat sekitar 9% apabila mengalami
pembekuan. Peningkatan volume ini memungkinkan untuk menjadikan rekahan
batuan menjadi lebih besar.
2. Pengembangan dan penyusutan, Proses ini sering terjadi pada daerah yang
perbedaan temperatur antara siang dan malam relatif besar. Pada siang hari,
karena panas, batuan akan mengembang, sedang pada malam hari temperatur
turun dan batuan mengalami penyusutan. Proses pengembangan dan penyusutan
yang terjadi berulang kali menyebabkan batuan akan pecah.
3. Pelepasan beban. Proses ini terjadi karena adanya pengikisan lapisan penutup
batuan (overburden). Pelepasan beban ini menyebabkan terjadi rekahan pada
batuan yang sejajar dengan topografi. Proses ini akan membentuk rekahan batuan
seperti perlapisan, sehingga sering disebut sheeting. Proses ini sering terjadi pada
batuan yang homogen seperti granit.
4. Pelapukan mekanik juga merupakan penghancuran masa batuan yang disebabkan
oleh faktor fisik. Faktor penyebabnya antara lain perubahan suhu, insolasi,
perbedaan warna, mineral, pengisian celah batuan oleh air, dan pengelupasan.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
Gbr. Peristiwa Pelapukan Fisik

Gambar 4. Peristiwa Pelapukan Fisik

1. perbedaan temperatur yang tinggi.


Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim
Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius.

14
Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada
malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi
secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.
Perhatikan gambar
Gbr. Pelapukan Fisik Pada Batuan

Gambar e. Pelapukan Fisik pada batuan

Merrick butte, Monumen valley, Kayenta, Arizona, Amerika Serikat, Gunung 2. Berubahnya
air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan
garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan
pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.
3. Insolasi
Amplitudo suhu yang sangat tinggi (siang sangat dan malam sangat dingin) dapat
menghancurkan batuan, misalnya batuan di daerah gurun.
4. Perbedaan Warna Mineral

15
Perbedaan warna mineral pembentuk batuan meyebabkan perbedaan pemuaian
bagian-bagian batuan.
2.3.2 Proses pelapukan kimia(chemis),
Proses pelapukan kimia adalah proses pelapukan yang dapat merubah komposisi
kimia dan mineral dari batuan. Mineral penyusun batuan akan mengalami
perubahan karena persentuhannya dengan air, oksigen dan karbon dioksida yang
terdapat dalam atmosfer. Beberapa unsur penyusun mineral akan bereaksi dan
berubah menjadi larutan. Larutan tersebut dapat mengkristal kembali dan
membentuk mineral sekunder.
1. Hidrolisis, merupakan reaksi kimia yang penting antara mineral silikat
dengan air yang menyebabkan terlepasnya kation logam dan silikat. Mineral
yang mengandung aluminium akan menghasilkan mineral lempung selain ion
logam dan silikat. Mineral ortoklas akan menghasilkan kaolinit, sedang albit
akan menghasilkan mineral kaolinit atau montmorilonit.
2. Hidrasi, adalah proses penambahan molekul air pada mineral untuk
membentuk mineral baru. Contohnya adalah penambahan molekul air pada
hematit yang membentuk gutit, atau pada anhidrit yang membentuk gipsum.
3. Oksidasi, terutama terjadi pada mineral silikat yang mengandung bes seperti
biotit dan piroksin. Proses ini akan membentuk mineral oksida besi.
4. Pelarutan, Proses ini terutama terjadi pada mineral yang mudah larut oleh air
yang mengandung CO2 seperti kalsit, dolomit, dan gipsum.
5. Pertukaran ion, Proses pelapukan ini sangat penting pada perubahan jenis
mineral lempung menjadi jenis yang berbeda. Proses ini merupakan
pertukaran antara ion-ion di dalam mineral. Contohnya adalah pertukaran
antara ion Na dan Ca yang terdapat dalam mineral.
6. Chelation, merupakan pengabungan ion logam dengan molekul organik yang
mempunyai struktur cincin.
2.3.3 Proses pelapukan biologis( pelapukan organik)
Pelapukan biologis disebabkan oleh makhluk hidup yang memecah batu baik
secara fisik maupun kimia. Makhluk hidup penyebab pelapukan ini mencakup
berbagai macam organisme dari bakteri hingga tanaman dan hewan. Misalnya,
lumut memainkan peran penting dalam pelapukan karena mereka kaya akan
agen chelating, yang menangkap unsur-unsur logam dari batuan yang lapuk.
Beberapa lumut hidup di permukaan batu (epilithic), beberapa aktif hingga

16
menembus permukaan batuan / dalam batuan (endolithic), dan yang lain hidup
di cekungan dan retakan di batu (chasmolithic).
Sering kali terjadi kebingungan dalam membedakan antara erosi dan
pelapukan. Meskipun pada dasarnya terlihat seperti peristiwa atau proses yang
sama, sering kali hal ini yang berakibat menyamakan erosi dengan pelapukan.
Hal sebenarnya adalah ada perbedaan yang sangat mendasar antara erosi dan
pelapukan. Erosi terjadi pada saat partikel batuan (pada umumnya terlepas oleh
peristiwa pelapukan) berpindah dari batuan asalnya. Hal ini dapat diakibatkan
ole gravitasi, udara (angin), air, atau es. Pelapukan sendiri merupakan peristiwa
yang menyebabkan partikel – partikel batuan terlepas. Salah satu cara yang
paling mudah untuk mengingat perbedaan pelapukan dan erosi adalah jika gaya
fisika atau kimia menyebabkan terlepasnya partikel batuan dan partikel tersebut
masih berada ditempat ia jatuh, maka peristiwa tersebut pelapukan. Akan tetapi
bila partikel tersebut mulai bergerak atau berpindah, peristiwa perpindahan
tersebut adalah erosi.
Pelapukan ini juga disebabkan oleh intervensi binatang, tumbuhan dan
manusia. Binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah,
serangga.

Lumut menghancurkan batuan dan Akar pohon dapat menghancurkan batuan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil pembahasan adalah :
1. Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit bumi
karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan
adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan
menjadi hancur atau larut dalam air.

17
2. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan
pelapukan biologis.
3. Pelapukan batuan disebabkan 3 faktor :
1. Pelapukan biologi : pelapukan yg disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup,
misalnya oleh lumut, akar tanaman
2. Pelapukan kimia : proses pelapukan yg disertai perubahan struktur kimia
batuan, misalnya proses oksidasi (oleh oksigen) dan proses hidrolis (oleh air).
3. Pelapukan fisika : proses pelapukan tanpa disertai perubahan komposisi,
misalnya pengaruh sinar matahari, perubahan temperatur (pemanasan
&pendinginan).
B. Saran
Saran kepada para pembaca agar dapat memahami isi dari makalah ini secara mnyeluruh dan
tersistematis agar ilmu yang didapatkan lebih baik, serta bermanfaat bagi orang lain

DAFTAR PUSTAKA

Holmes Arthur (1978). Principles of Physical Geology(edisi ke-3rd). Wiley. hlm. 640-641.
ISBN 0471072516.
1958: The tectonic approach to continental drift. In: S. W. Carey (ed.): Continental Drift – A
Symposium. University of Tasmania, Hobart, 177-363 (expanding Earth from p. 311 to p.
349)
Korgen Ben J (1995). "A Voice From the Past: John Lyman and the Plate Tectonics Story"
(PDF).Oceanography 8 (1): 19–20.

18
Spiess Fred, Kuperman William (2003). "The Marine Physical Laboratory at Scripps"
(PDF). Oceanography16 (3): 45–54.

19

Anda mungkin juga menyukai