BAB 1 PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
DAFTAR GAMBAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan suatu agregat
(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas
lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi
tidak termasuk batuan, tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”. Salah satu
sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin,
es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen
juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam
dan material lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa
batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi.
Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi
Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini guna mengetahui lebih dalam lagi
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
3
1. Praktikan mampu mendefinisikan sendiri apa itu batuan sedimen
berdasarkan
tenaga pengangkutnya
5. HCL (0,1)
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karena sifatnya yang dinamis, magma terus bergerak. Gerakan ini membuat magma
mengalir ke tempat yang suhunya lebih rendah dari kamar magma. Akibatnya magma
mengalami kristalisasi dan sebagiannya membeku menjadi batuan beku. Jika proses
ekstrusif Batuan beku yang terbentuk dari proses kristalisasi magma ini lama kelamaan akan
mengalami pelapukan. Pelapukan pertama kali terjadi pada batuan beku ekstrusif yang ada di
atas permukaan bumi. Hasil pelapukan batuan beku ini akan mengendap melalui proses yang
disebut erosi Endapan dari hasil pelapukan batuan beku itu akan mengeras membentuk
batuan sedimen. Sesampainya di permukaan bumi, ia juga akan menmgalami pelapukan dan
pengendapan. Sementara itu batuan beku intrusif yang tidak berhasil sampai di permukaan
6
akan terus terkubur lebih dalam akibat tekanan di atas. Semakin dalam posisinya, semakin
besar tekanan dan suhu yang ia terima. Akibatnya batuan beku ini akan mengalami
perubahan baik dari bentuk maupun susunan kimianya menjadi batuan metamorf (malihan).
Batuan sedimen yang berasal dari pengendapan sisa-sisa pelapukan batuan beku juga
umumnya berada dibawah permukaan bumi. Batuan sedimen ini juga akan terus bergerak
semakin dalam karena di permukaan bumi terus terbentuk lapisan sedimen baru. Lapisan
batuan sedimen baru ini akan menghimpit lapisan sedimen sebelumnya sehingga bergerak
makin turun mendekati kamar magma. Akibatnya batuan sedimen ini juga menerima tekanan
dan suhu yang tinggi sehingga bermetamorfosis menajadi batuan malihan. Perubahan suhu
dan tekanan juga mempengaruhi batuan sedimen. Batuan sedimen juga mengalami perubahan
secara perlahan-lahan dan berlangsung lama menjadi batuan metamorf. Sementara itu
sebagian dari batuan sedimen juga bisa melapuk karena waktu. Hasil pelapukannya
mengendap dan mengeras. Yang menghasilkan batuan sedimen jenis baru. Dalam
perjalannnya, batuan metamorf juga mengalami pelapukan serupa dan berubah kembali
menjadi batuan sedimen. Selain itu batuan metamorf yang memiliki struktur kimia sangat
berbeda dengan batuan sedimen dan batuan beku akan meleleh dan kembali menjadi magma.
(James Hutton,1797)
Adalah suatu batuan hasil perombakan dari batuan asal dan batuan ini
terbentuk melalui dua proses, yaitu proses mekanik dan biokimia. Batuan ini awal
mulanya tererosi dan tertransportasi oleh media air, angin, kemudian terendapkan
7
Batuan sedimen ini mengalami proses pemadatan dan juga pengompakan dari bahan
lepas (endapan) hingga menjadi batuan sedimen yang utuh. Proses ini dinamakan sebagai
diagenesa. Proses diagenesa sendiri dapat terjadi pada suhu dan tekanan atmosferik sampai
dengan suhu 300 derajat celcius dan juga tekanan 1 – 2 kilobar yang berlangsung mulai dari
sedimen mengalami penguburan hingga terangkat dan juga tersingkap kembali di atas
1. Diagnesa eogenik, yakni diagnesa awal yang terjadi pada sedimen di bawah
permukaan air.
2. Diagnesa mesogenik, yakni diagnesa yang terjadi pada waktu sedimen mengalami
3. Diagnesa telogenik, yakni diagnesa yang terjadi pada saat batuan sedimen tersingkap
kembali ke permukaan bumi yang disebabkan karena pengangkatan dan juga erosi.
Itulah berbagai macam diagnesa yang terjadi pada batuan sedimen. Oleh karena
sedimen ini juga ada berbagai macam atau bervariasi. Berbagai macam
1. Bahan lepas atau loose materials, yakni yang masih berupa endapan ataupun
sedimen.
2. Padu atau indurated. Pada tingkatan ini konsolidasi material terjadi pada kondisi
kering. Namun hal ini akan terurai apabila dimasukkan ke dalam air.
Itulah beberapa jenis dari kekompakan yang terjadi pada batuan sedimen. Setelah
8
2.3 Tekstur Batuan Sedimen
bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan
petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga
A. Ukuran butir
1. Tekstur Klastik : jenis tekstur batuan sedimen ini merupakan hasil rombakan
batuan sedimen klastik adalah ukuran dan bentuk butir. Untuk ukuran butir
kasar)
Coarse sand (pasir kasar) 1/2-1
Medium sand 1/4-1/2
Fine sand (pasir halus) 1/8-1/4
Very Fine sand (pasir Sangat Halus) 1/16-2
Silt (lanau) 1/256 – 1/16
Clay (lempung) < 1/256
Tabel 2.1 skala Wentworth (W.Wentworth, 1922)
9
Bentuk butir dibagi dua, yaitu : membulat (rounded) dan meruncing
2. Tekstur non-klastik :
ciri khas dari tekstur non-klastik adalah adnya kristal-kristal yang saling
menjari, tidak terdapat ruang pori-pori antar butir, dan umumnya memiliki satu
10
Yaitu nilai membulat/meruncingnya fragmen pembentuk batuan sedimen,
1. Angular (menyudut)
4. Rounded (membulat)
d. Kemas (Fabric)
butir dan packing, secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran
1. Kemas Terbuka,
11
Butiran tidak saling bersentuhan (mengambang di dalam matrik).
2. Kemas Tertutup,
Dari klasifikasi tersebut, beberapa struktur yang umum ditemukan pada batuan
1. Bedding
Atau biasa dikenal sebagai Struktur Berlapis. Struktur ini merupakan ciri
12
Gambar 2.5 Bedding,( Ramela Gore,1988)
2. Cross-Bedding
karena pengaruh perubahan energi ataupun arah arus pada saat sedimentasi
berlangsung
Gambar 2.6
Cross-Bedding
(Ohio,2003)
3. Graded-Bedding
butir penyusun batuan sedimen yang berubah secara gradual, yaitu makin ke atas
ukuran butir yang semakin halus, dimana pada proses pembentukkannya butiran
yang lebih besar terendapkan terlebih dahulu sedangkan yang lebih halus
terendapkan di atasnya.
13
4. Lamination/Laminasi
Gambar 2.8
Lamination
(Pamela
Gore, 1984)
5. Inverted
Graded-Bedding
butiran yang semakin ke atas semakin halus. Akan tetapi karena suatu pengaruh
halus) dapat terbentuk pada suatu batuan sedimen dan menyebabkan suatu
Graded-Bedding
(Djauhari Noor,2009)
6. Slump
14
Gambar 2.10
1994)
7. Load Cast
ataupun bentukan tak beraturan karena pengaruh suatu beban di atas batuan
tersebut.
8. FluteCast
15
Suatu struktur batuan sedimen yang berupa gerusan di permukaan lapisan
9. Wash Out
Wash out adalah kenampakan struktur batuan sedimen sebagai hasil dari erosi
10. Stromatolite
16
Gambar 2.13 Stromatolite (Djauhari Noor,2009)
Struktur ini hampir sama dengan flute cast, namun bentuk gerusan pada
17
Gambar 2.15 Rain Marks( Pamela Gore, 1984)
13. Burrow
Struktur kenampakan pada lapisan batuan sedimen berupa lubang atau galian
Gambar
2.16 Burrow
(Pamela
Gore,1988)
14. Trail
Gambar
2.17 Trail
(Pamela
Gore,1997)
15. Track
Seperti struktur trail, track merupakan kenampakan jejak berupa tapak kaki
suatu organisme.
18
Gambar 2.18 Track (Pamela Gore,1986)
berbentuk polygonal.
Gambar
2.19 Mud-
Crack
(Pamela
Gore, 1985)
Struktur ini dapat terbentuk ketika suatu sedimen yang belum terlitifikasi
sempurna terbebani oleh suatu lapisan sedimen yang lebih berat di atasnya.
Gambar 2.20
Flame
structure (John
wark,,1989)
19
2.5 Jenis Jenis Batuan Sedimen
Adapun Jenis-jenis Batuan Sedimen di lihat dari ukuran butir dan Ciri
1. Breksi
fragmen dari Breksi biasanyamerupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar
lereng yang mengalami sedimentasi,selain itu fragmen juga dapat berasal dari
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa,
2. Konglomerat
Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256
milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan
lain-lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak
membulat.
membulat (Tucker,1991)
3. Sandstone
pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya
terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga
feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta
20
sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga
4. Quartz Sandstone
Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari
kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan
ukuran butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian
besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir .
(Tucker,1991)
5. Arkose
Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar.
Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami
butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.
(Tucker,1991)
6. Graywacke
adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya
adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang
7. Shale
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran
butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari
mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale
dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau
serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu
21
serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila
8. Limestone
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi
afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk
baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu
calcarenite. (Tucker,1991)
9. Calcarenite
terdiri dari 50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang
10. Calcilutite
lebih kecil hingga kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan mengalami
litifikasi (Tucker,1991)
Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu
12. Saltstone
Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya
penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini
13. Gipsum
22
Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan
Saltstone, batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap.
14. Coal
Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi
material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun.
Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon.
Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya
mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar
BAB IV
KEIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
23
1. Batuan sedimen adalah batuan atau kumpulan- kumpulan atau agregat dari
mineral- mineral yang sudah dalam kedaan membeku/keras yang terjadi karena
menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu : Sedimen laut (marine), Sedimen darat
Sedimen Organik
5. Beberapa Manfaat Batuan Sedimen antara lain : untuk bahan dasar bangunan
(gypsum), untuk bahan bakar (batu bara), untuk Pengeras jalan (batu
4.2 Saran
Adapun saran dari saya adalah , sebaiknya ketika terlambat Asistensi atau
24