Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN DANA ZAKT PRODUKTIF

PADA BAITUL MAL DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT


(Studi Baitul Mal Aceh Utara dan Baitul Mal Kota Lhokseumawe)

PROPOSAL

Diajukan Oleh:
TIA ANGGRAENI
Nim 201942084

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LHOKSEUMAWE
TAHUN 2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Zakat dalam Islam bukanlah sekedar suatu kebajikan dan perbuatan yang baik, tetapi
adalah salah satu fundamental (rukun) Islam. Zakat juga salah satu kemegahan Islam yang
paling semarak dan salah satu dari empat ibadah dalam Islam. Zakat bukan pula kebajikan
secara ikhlas atau sedekah mengikat, tetapi adalah kewajiban yang dipandang dari segi moral
dan agama sangat mutlak dilaksanakan.1
Baitul Mal juga berperan cukup penting dalam hal pengentasan kemiskinan melalui
penyaluran zakat yang amanah. Baitul Mal merupakan lembaga penerima, pengelola, dan
pendistribusian zakat. Baitul Mal menjadi pengelola setiap zakat yang masuk kepadanya
lewat muzakki untuk disalurkan kepada masyarakat dalam berbagai macam. khususnya di
Aceh. Salah satu bentuk zakat yaitu zakat produktif yang dapat mensejahterakan
perekonomian masyarakat yaitu melalui bantuan modal usaha, dan peralatan kerja baik
berbasis individu maupun kelompok. Berbagai macam usaha kecil dilakukan masyarakat
terus berkembang di bawah program Baitul Mal.2
Angka kemiskinan berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara dan Kota
Lhokseumawe semakin menurun, untuk lebih jelasnya diuraikan pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Tingkat kemiskinan Kabupaten Aceh Utara Kota Lhokseumawe dari Tahun 2011-2020

Tahun Aceh Utara Kota Lhokseumawe


% %
2011 22.89 13.73
2012 21.89 13.06
2013 20.34 12.47
2014 19.58 11.93
2015 19.2 12.16
2016 19.46 11.98
2017 19.78 12.32
2018 18.27 11.81
1
Pebrianita, Pengaruh Zakat Yang Dikelola Bazda Terhadap Pengentasan Kemiskinan di Kota
Padang, Universitas Andalas, Fakultas Ekonomi Padang, 2020, h. 50
2
Edi Msuharto, Metodologi Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Bemj PMI, 2017), h. 3

1
2019 17.39 11.18
2020 16.58 11.01
Sumber: BPS Provinsi Aceh Tahun 2021

Jika dilihat dari tabel di atas, dapat diketahui terdapat penurunan tingkat kemiskinan
dari kedua wilayah tersebut, dan ini diakibatkan dari adanya dana bantuan dari berbagai
sumber keuangan.

Berdasarkan kriteria mustahik penerima zakat, untuk kriteria fakir, miskin, serta
gharimin, sangatlah banyak dan hampir dimiliki setiap desa, terlebih lagi kabupaten Aceh
Utara merupakan kabupaten terbesar di provinsi Aceh, sehingga terdapat perbedaan persepsi
dari kalangan mustahik penerima zakat akan kriteria mustahik yang berhak menerima zakat
dari pihak Baitul Mal.

Diperoleh beberapa pandangan masyarakat (mustahik) Baitul Mal Lokseumawe yang


mengatakan tidak semua masyarakat memperoleh dana zakat produktif yang disalurkan
karena ada beberapa masyarakat tidak bisa menerimanya lantaran dianggap bukan seorang
mustahik, padahal pihak Baitul Mal sendiri tidak mengetahui keadaan masyarakat yang
sebenarnya yang hendak diberi zakat produktif, sedangkan para kalangan masyarakat
mengetahui siapa saja yang tergolong kriteria mustahik itu sendiri. Hakikatnya Baitul Mal
menyalurkan zakat produktif bagi siapa saja yang terpilih dalam kriteria penerima, namun
zakat tersebut tidak dihabiskan, melainkan digunakan untuk modal usaha, sarana prasarana
usaha sehingga usaha tersebut bisa dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dengan demikian banyak kalangan mustahik yang menginginkan zakat produktif dan merasa
layak menerimanya, hanya saja sistem penyaluran oleh pihak Baitul Mal tidak dapat
memenuhi seluruhnya.

Pengelolaan dana zakat produktif antara dua lembaga Baitul Mal Aceh Utara dan
Kota Lhokseumawe diharapkan memiliki tingkat kesamaan, namun perbedaan kedua daerah
dengan potensi yang dimiliki serta jumlah penduduk yang cukup besar dari salah satu daerah
tersebut, maka tingkat efisiensi dari lembaga zakat sangatlah berbeda. Perbedaannya bisa
berasal dari jenis zakat yang diberikan, jumlah penerima zakat dan aspek lainnya, karena
sebagaian besar masyarakat belum merasakan dana zakat produktif, sehingga efisiensi kedua
lembaga dipertanyakan.

2
Berdasarkan adanya perbedaan persepsi terhadap efisiensi penyaluran dana zakat
produktif dari Baitul Mal antara dua daerah yaitu Baitul Mal Aceh Utara dan Baitul Mal Kota
Lhokseumawe, oleh karena itu peneliti tetarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan
judul “Analisis Efisiensi Pengelolaan Dana Zakat Produktif pada Baitul Mal Aceh Utara dan
Kota Lhokseumawe dalam Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana efisiensi pengelolaan dana zakat produktif pada Baitul Mal Aceh Utara dan
Kota Lhokseumawe dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat?
2. Apakah berpengaruh tingkat efisiensi pengelolaan dana zakat produktif pada Baitul Mal
Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe terhadap tingkat kemiskinan di Aceh?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui efisiensi pengelolaan dana zakat produktif pada Baitul Mal Aceh Utara
dan Kota Lhokseumawe dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat.
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat efisiensi pengelolaan zakat produktif pada Baitul Mal
Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe terhadap tingkat kemiskinan di Aceh.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi akademisi, diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu menambah wawasan dan
referensi keilmuan mengenai Baitul Mal Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.
2. Bagi masyarakat, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentan
penyaluruan bantuan-bantuan Baitul Mal Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.
3. Bagi pemerintah, diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat membantu memberikan
informasi mengenai penyaluran bantuan Baitul Mal Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe
kepada masyarakat.

E. Definisi Operasional
1. Efisiensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Efisiensi merupakan ketepatan cara
(usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya.

3
2. Pengelolaan Dana
Menurut Adisasmita, pengelolaan bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, akan
tetapu merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen, seperti
perancanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapau tujuan secara efektif dan
efisien.3
3. Zakat produktif
Zakat produktif adalah zakat yang dikelola dengan cara produktif, yang dilakukan
dengan cara pemberian modal kepada para penerima zakat dan kemudian dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka untuk masa yang akan datang.4
4. Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti tenaga/kekuatan,
proses, cara, perbuatan memberdayakan. Pemberdayaan adalah upaya yang membangun daya
masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi
yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.5

F. Kajian Terdahulu
Adapun beberapa kajian terdahulu yang dapat peneliti kaji sebagai berikut:
1. Reynold Herwinsyah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyaluran dana infaq produktif dalam upaya
meningkatkan pendapatan mustahik da nada tidaknya pengaruh penyauran dana infaq
produktif terhadap peningkatan pendapatan mustahik di Baitul Mal Aceh Utara. Metode
analisis yang digunakan adalah endekatan kuantitatif. Hasil penelitian mengungkapkan
bahwa pemberian modal infaq dalam bentuk modal usaha berdampak positif dan dapat
meningkatkan pendapatan mustahik di kabupaten Aceh Utara. Oleh karena itu,
pemberian infak produktif dalam bentuk modal usaha oleh Baitu Mal kabupaten Aceh
Utara dapat ditingkatkan.6

2. Eka Afrida dan Alimin


3
Rahardjo Adisasmita, pengelolaan pendapatam dan Anggaran Daerah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2019), h. 21.
4
Asnainu, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), h. 64.
5
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2011), h. 242.
6
Reynold Herwinsyah, Analisis Penyaluran Dana Infak sebagai Upaya dalam Meningkatkan
Pendapatan Mustahiq (Studi Kasus Baitul Mal Aceh). Jurnal. (Banda Aceh, Indonesia Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Syiah Kuala, 2018), h.vi

4
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan dana zakat yang dilakukan oleh Baitul
Mal Aceh pada tahun 2012-2017 belum efisien. Hal ini disebabkan oleh besarnya biaya
gaji baik PNS ataupun non-PNS yang meningkat setiap tahunnya mengakibatkan
bertambahnya pendapatan zakat, sedangkan penyaluran zakat belum optimal. Akibatnya
penerimaan zakat di Aceh belum merata, masih banyak orang yang berhak menerima
zakat belum mendapatkan bagiannya dikarenakan pengelolaan dana zakat yang dilakukan
oleh Baitul Mal belum efisien.7
3. Shofi Rifqi Zulfan
Bahwa pengukuran efisiensi kinerja kabupaten Sragen sudah efisien. Dilihat dari tahun
2013 Baznas kabupaten Sragen mendapat nilai efisien sebesar 6,71% pada tahun 2014.
Nilai efisiensi kinerja yang didapat adalah 6,83%. Dan pada tahun 2015 nilainya semakin
naik yaitu 8,00%.
Untuk dikatakan efisien sebuah pengelolaan zakat harus berada pada standard nilai
12,5%. Dari ketoga tahun pengukuran di atas menunjukkan Baznas kabupaten Sragen
berada pada kondisi yang efisien dalam pengelolaan dana zakat sedangkan untuk
penilaian efektivitas kinerja Baznas berada di posisi cukup efekif. Hal ini dapat dilihat
dari hasil pengukuran efektivitas kinerja pada tahun 2013 mendapatkan nilai 95,68%,
pada tahun 2014 sebesar 88,26%, dan pada tahun 2015 hasil nilai efektivitas kinerja
Baznas kabupaten Sragen dapat dikatakan cukup efektif.8
Berdasarkan tinjauan terdahulu terdapat perbedaan dan kesaman dengan kajian
penelitian ini. Adapun perbedaan terletak pada perepsi yang ingin peneliti kaji yaitu pada
penelitian terdahulu tidak terdapat kajian persepsi para mustahik terhadap pelayanan,
prosedur atau transparansi zakat produktif yang disalurkan oleh Baitul Mal melainkan
persepsi dari pihak pimpinan berdasarkan Undang-undang terhadap penyaluran zakat, dan
yang lainnya bukan mengaji persepsi melainkan prosedur penyaluran dan sistem
penyaluran yang mempengaruhi perekonomian mustahik, sedangkan persamaan terletak
pada dana yang dijadikan sebagai objek yaitu dana zakat dari pihak Baitul Mal.

7
Eka Afrida dan Alimin, Analisis Efisien Pengelolaan Dana Zakat pada Baitul Mal Provinsi Aceh,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Syiah Kuala, 2018, Vol. 3, No. 1, 2018
8
Shofi Rifqi Zulfan, Analisis Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas Kinerja Pengelolaan Dana Zakat
pada Organisasi Pengelolaan Zakat (studi pada Baznas Kabupaten Sragen Tahun 2013-2015). Skripsi. Jurusan
Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 2017.

5
LANDASAN TEORI

A. Teori Efisiensi
Efisiensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ketepatan cara (usaha, kerja)
dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya.9 Efisiensi
adalah rasio antara output dengan input.10
Dalam teori ekonomi berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit-unit usaha yang
mempunyai tujuan yang sama yaitu “mencapai keuntungan yang maksimum” untuk tujuan
itu, ia menjalankan usaha yang bersamaan yaitu mengatur penggunaan faktor produksi
dengan cara se-efisien mungkin sehingga usaha mengoptimalkan keuntungan dapat dicapai
dengan cara paling efisien menurut sudut pandang ekonomi.11

B. Penyaluran Zakat
Penyaluran zakat terbagi dalam dua macam. pertama, melalui bantuan yang bersifat
produktif, seperti bantuan pemodalan untuk membuka usaha dan sebagainya. Selanjutnya
pemodalan dalam bentuk konsumtif, yaitu pemberian modal usaha yang memberikan banyak
kemudahan bagi mustahiq, modal usaha yang diberikan yaitu tanpa bunga, jaminan, dan
memakai skema Qhardul hasan, suatu bentuk pinjaman yang menetapkan tidak adanya
pengembalian tertentu (return/bagi hasil). Jumlah yang diberikan beragam,tergantung
bagaimana keputusan mustahiq dalam menyetor agsuran bulanan.

C. Zakat Produktif
1. Pengertian Zakat Produktif
Zakat adalah isim masdar dari kata zakayazku-zakah oleh karena kata dasar zakat adalah
yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik, dan berkembang. 12 Sedangkan kata produktif
adalah berasal dari bahasa inggris yaitu “productive” yang berarti menghasilkan atau
memberikan banyak hasil.
Jadi dapat disimpulakan bahwa zakat produktif adalah pemberian zakat yang apat
membuat para penerimanay menghasilkan sesuatu secara terus menerus dengan harta zakat
yang telah diterimanya. Zakat produktif dengan demikian adalah zakat dimana harta atau

9
Departemen Pendididkan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan IV. (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2012), h. 56
10
Handoko, T. Hani. Manajemen. (Ypgyakarta: BPFE, 2020), h. 76
11
Sandono Sukino, Teori Mikro Ekonomi, Cetakan Keempat Belas. (Jakarta: Rajawali. Press, 2018), h.
45.
12
Fahruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat Indonesia, (Malang: UIN Malang Press, 2021, h. 13

6
dana zakat yang diberikan kepada para mustahik tidak dihabiskan, akan tetapi dikembangkan
dan digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat
memebuhi kebutuhan hidup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa zakat produktif adalah zakat
yang dikelola dengan cara produktif, yang dilakukan dengan cara pemberian modal kepada
para penerima zakat dan kemudian dikembangkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
untuk masa yang akan datang.13
Zakat produktif sangat dianjurkan agar masyarakat bisa berorientasi dan bisa
memproduksi sesuatu yang dapat menjamin hidup mereka.

2. Landasan Hukum Zakat Produktif


a. Al-Qur’an
Adapun dalil berdasarkan al-Qur’an yaitu:
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-oang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk ajalan allah dan untuk
mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan allah,
dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana (Q.S At-Taubah: 60)
b. Hadist
Artinya: Telah? Mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata;? Menceritakan kepada
kami [AL Laits] dari [Bukair] dari [Busr bin Sa’id] dari [Ibnu As Sa’idi Al Malik], ia
berkata; saya pernah ditunjuk [Umar] untuk mengurusi masalah sedekah, tatkala saya
selesai mengurusinya dan menyampaikannya kepadanya, ia memerintajkan agar saya
diberi uang, maka saya katakana; sesungguhnya saya bekerja hanya untuk Allah Azza wa
Jalla, dan pahalaku di sisi Allah ‘azza wajallla. Kemudian ia berkata; ambillah apa yang
telah saya berikan kepdamu, karena saya pernah bekerja pada masa? Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam dan mengatakan seperti apa yang telah engkau katakana,
kemudian beliau berkata kepdaku; “Apabila engkau diberi sesuatu dengan tanpa meminta
maka makan (ambillah) dan sedekahkan., (H.R. Muslim).
c. Ijma’ Ulama
Masifuk Zuhdi mengatakan bahwa khalifah Umar bin Al-Khattab selalu memberikan
kepada fakir miskin bantuan keuangan dari zakat yang bukan sekear untuk memenuhi

13
Agustin Rozalena dan Sri Komala Dewi, Panduan Praktis Menyusun Pengembangan Karier dan
Pelatihan Karyawan, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2016), h. 108-109

7
perutnyaa berupa sedikit uang atau makanan, melainkan sejumlah modal berupa ternak
unta dan lain-lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.14

3. Syarat dan Rukun Zakat Produktif


Diantara syarat wajib zakat yakni kefardluannya bagi seorang muzakki adalah:15
a. Merdeka, yaitu zakat dikenakan kepada orang-orang yang dapat bertindak bebas, menurut
kesepakatan para ulama zakat tidak wajib atas hamba sahanya yang tidak mempunyai
milik. Karena zakat hanya diwajibkan pada harta yang dimiliki secara penuh.
b. Islam, menurut ujma’ zakat tidak wajib atas orang-orang kafir karena zakat ini merupakan
ibadah mahdah mahdah yang suci sedangkan orang kafir bukan orang suci.
c. Baligh dan Berakal. Zakat tidak wajib diambil atas harta anak kecil dan orang-orang gila
sebab keduanya tidak termasuk ke dalam ketentuan orang yang wajib mengeluarkan
ibadah seperti shalat dan puasa.
d. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati, diisyaratkan produktif dan
berkembang sebab salah satu makna zakat adalah berkembang dan produktifitas yang
dihasilkan dari barang yang produktif.
e. Harga yang dizakati telah mencapai nishab atau senilai dengannnya, maksudnya ialah
nishab yang ditentukan oleh syara’ sebagai pertanda kayanya seseorang dn kadar-kadar
yang mewajibkan berzakat.
f. Harta tersebut bukan merupakan hasil utang.
Adapun rukun zakat produktif adalah mengeluarkan sebagian dari nishab (harta), dengan
melepaskan kepemilikan terhadapnya, menjadikannya sebagai milik fakir, dan
menyerahkannya kepada atau harta tersebut diserahkan kepada amil zakat. maka rukun zakat
dapat diperinci sebgai berikut:
a. Adanya muzakki
b. Adanya mustahik
c. Adanya harta yang mencapai nishab
d. Adanya amil.16

14
Masjuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah, (Jakarta: Gunung Agung, 2019), h. 246
15
Muhammad daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan wakaft, Jakarta: Universitas Indonesia,
2018), h. 41
16
Terjemahan dari Wahbah Al-Zuhaili, Zakat kajian Berbagai Madzhab,. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), h.11

8
D. Pemberdayaan Eonomi Secara Islam
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Secara Islam
Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti tenaga/kekuatan,
proses, cara, perbuatan memberdayakan. Pemberdayaan adalah upaya yang membangun daya
masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi
yang dimiliki serta erupa untuk mengembangkannya. 17 Sedangkan ekonomi nasabah adalah
segala kegiatan ekonomi dan upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu
sandang, pangan, kesehatan dan pendidikan.18

2. Dasar Hukum Pemberdayaan Ekonomi dalam Islam


a. Al-Qur’an
Firman Allah dalam surat Al-A’raf: 10
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi
dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah
kamu bersyukur. (Q.S. Al-A’raf: 10)
b. Hadist
Adapun hadist yang berkaitan dengan pemberdayaan sebagai berikut:
Artinya : “Dari Abu Dzar RA, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, ‘(Nisab)
saudara-saudara kalian telah Allah jadikan berada di bawah tangan kalian. Maka
berilah mereka makan seperti apa yang kalian makan, dan berilah mereka pakaian
seperti apa yang kalian pakai, serta janganlah membebani mereka dengan sesuatu
yang dapat memberatkan mereka. Dan jika kalian membebankan sesuatu kepada
mereka, maka bantulah mereka.” (HR. Ibnu Majah).

3. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Nasabah


Adapun kebijakan yang dilaksanakan dalam langkah memberdayakan ekonomi
masyarakat menurut Gunawan Sumodiningrat yaitu:19
a. Memberikan peluang atau akses yang lebih besar pada produksi
b. Memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat yang dibantu dengan
sarana prasarana penghubung yang mampu memperlancar pemasaran produksi.

17
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2012), h. 242
18
Ibid. . . , h.
19
Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2017), cet. I, h.55

9
c. Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.kebijakan ketenaga kerjaan yang mendorong tumbuhnya tenaga
kerja mandiri sebagai cikal bakal lapisan wirausaha baru.

HIPOTESIS

Berdasarkan pertimbangan dari telaah pustaka dan kajian berbagai penelitian sebelumnya,
maka hipotesis sebagai dugaan sementara berkenaan dengan perilku variabel yang hendak
diteliti adalah:

1. Efisiensi pengelolaan dana zakat produktif pada Baitul Mal Aceh Utara dan Kota
Lhokseumawe dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat mencapai tingkat 100%.
2. Terdapat pengaruh tingkat efisiensi pengelolan dana zakat produktif pada Baitul Mal
Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe terhadap tingkat kemiskinan di Aceh.

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi yang dijadikan penelitian yaitu Baitul Mal Kota Lhokseumawe yang
beralamat di Jl. T. Hamzah Bendahara Komplek Islamic Center Kota Lhokseumawe,
Selanjutnya Baitul Mal Aceh Utara yang Beralamat di Jl. Nyak Adam Kamil No.05
Tumpol Tengah Banda Sakti Kota Lhokseumawe.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian di bulan Maret hingga April 2022.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian ini adalah mix methods, yaitu metode yang menghubungkan antara
metode kuantitatif dan kualitatif.20
Pendekatan mix methods diperlukan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
terangku dalam bab I. Penelitian ini menggabungkan teknik campuran bertahap yang terdiri
dari tiga strategi antara lain:

20
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods), (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 37

10
a. Strategi eksplanatoris sekuensial. Tahap pertama adalah mengumpulkan dan
menganalisis data kuantitatif kemudian diikuti oleh pengumpulan berdasarkan hasil
awal kualitatif.
b. Strategi eksploratoris. Tahap ini adalah mengumpulkan dan menganalisis data
kualitatif kemudian diikuti oleh pengumpulan data kuantitatif.
c. Starategi transformative sekuensial. Tahap ini menggunkana perspektid teori
membentuk prosedur-prosedur tertentu dalam penelitian. Peneliti boleh memilih
menggunakan salah satu dari dua metode.
Seperti yang disebutkan di atas, dalam penelitian ini pada tahap pertama
menggunakan wawancara lalu menganalisis data kuantitatif.

C. Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan
tahunan Baitul Mal tahun 2011 dan 2020 Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
wawancara dan dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
notulen rapat, catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan lainnya. Adapun data
dokumentasi yang digunakan yaitu laporan keuangan Baitul Mal Aceh Utara dan Baitul Mal
Kota Lhokseumawe.

E. Metode Analisis Data


1. Pengukuran Tingkat Efisiensi
Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu
unit organisasi dan keluaran yang dihasilkan indicator tersebut memberikan informasi
tentang konversi masukan menjadi keluaran.21
Adapun data yang digunkan ini berasal dari laporan keuangan Baitul Mal Aceh pada
biaya operasional khusus dalam pengelolaan dana zakat produktif dalam program
Usaha Pemberdayaan Zakat (UPZ) Selanjutnya dibandingkan dengan jumlah zakat
produktif yang dapat disalurkan setiap tahunnya.

Populasi dan sampel :


21
Mardiasmo, Kuntansi Sektor Publik, (Yogyakarta: ANDI. 2017), h. 133

11
Jumlah populasi penelitian

Populasi Wanita Pria Jumlah


Baitul Mal Aceh Utara 30 orang 16 orang 46 orang
Baitul Mal Kota Lhokseumawe 27 orang 11 orang 38 orang
Total 84 orang

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Mustahik Baitul Mal Aceh Utara
dan Kota Lhokseumawe. Berdasarkan popolasi diatas maka teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik Probability Sampling sebanyak 84 orang.

2. Teknik Pengujuan Hipotesis


a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah membandingkan antara data yang kita miliki dan data
berdistribusi normal yang memiliki mean dan standard diviasi yang sama
dengan data kita.
Data yang diuji lebih besar daripada 50 (respondennya lebih dari 50 orang)
menggunakan angka signifikan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika data yang diuji
lebih kecil daripada 50, peneliti menggunakan sig Shapiro wilk. Tingkat
signifikan > 0,05 menunjukkan normal, tingkat signifikan < 0,05
menunjukkan tidak normal.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteeoskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
variabel dari residual untuk semua pengamatanpada model regresi.

b. Analisis Regresi Sederhana


Dalam penelitian ini peneiti menggunakan analisis regresi linear untuk
menentukan prediksi dan untuk melengkapi analisis sejauh mana variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat. Model ekonometrika dengan persamaan
sebagai berikut:
Y =¿ a ¿+bX

12
Dimana:
Y = nilai yang diduga
a = intercept
X = nilai dari variabel independen
b = lereng garis yang berkaitan dengan variabel X.

c. Uji Parsial (Uji t)


Uji persial digunakan untuk memastikan apakah variabel independen berpengaruh
terhadao dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji t. Uji t
dilakukan dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel dengan tingkat
signifikat 5%. Jika t hitung > t tabel maka variabel bebas menerangkan terikatnya.
Pengolahan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program
SPSS.

d. Koefisien Determinasi ( R2 ¿
Koefisien Determinasi ( R2 ¿ Merupakan ukuran yang digunakan untuk menilai
seberapa baik model yang diterapkan dapat menjelaskan variabel terikat atau
menunjukkan persentase berpengaruh variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2019. Pengelolaan pendapatam dan Anggaran Daerah. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Afrida, Eka. dan Alimin. 2018. “Analisis Efisien Pengelolaan Dana Zakat pada Baitul Mal Provinsi
Aceh”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), Prodi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Vol. 3, No. 1.

Ali, Muhammad Daud. 2018. Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan wakaf. Jakarta: Universitas Indonesia.

Asnainu. 2017. Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Pendididkan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan IV. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Fahruddin. 2021. Fiqh dan Manajemen Zakat Indonesia. Malang: UIN Malang Press.

Herwinsyah, Reynold. 2018. “Analisis Penyaluran Dana Infak sebagai Upaya dalam Meningkatkan
Pendapatan Mustahiq (Studi Kasus Baitul Mal Aceh”. Jurnal. (Banda Aceh, Indonesia
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Syiah Kuala, 6.

13
Lili Bariadi, Lili dkk. 2017. Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CV. Pustaka Amri. cet. I.

Mardiasmo. 2017. AKuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI.

Msuharto, Edi. 2017. Metodologi Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Bemj PMI.

Pebrianita. 2020. Pengaruh Zakat Yang Dikelola Bazda Terhadap Pengentasan Kemiskinan di Kota
Padang, Universitas Andalas, Fakultas Ekonomi Padang.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Rozalena, Agustin dan Sri Komala Dewi. 2016. Panduan Praktis Menyusun Pengembangan Karier
dan Pelatihan Karyawan. Jakarta: Raih Asa Sukses.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

Sukino, Sandono. 2018. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas. Jakarta: Rajawali. Press,

T. Hani, Handoko. 2020. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Wahbah, Al-Zuhaili. 2010. Zakat kajian Berbagai Madzhab,. Bandung: Remaja Rosdakarya

Zuhdi, Masjuk dan Masail Fiqhiyyah. 2019. Jakarta: Gunung Agung.

Zulfan, Shofi Rifqi. 2017. “Analisis Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas Kinerja Pengelolaan Dana
Zakat pada Organisasi Pengelolaan Zakat (studi pada Baznas Kabupaten Sragen Tahun 2013-
2015)’’. Skripsi. Jurusan Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

14

Anda mungkin juga menyukai