Anda di halaman 1dari 6

Half-Space Sebagai Ruang

Strategis Dalam Sepak Bola


(Bagian 1)

Posted byolehRyan Tank8 September 2015

Sepak bola modern menuntut kesempurnaan bermain dengan level yang


ekstrem. Kesempurnaan ekstrem yang dimaksud di sini, beberapa di antaranya,
adalah efisiensi waktu (kecepatan mengambil keputusan dan bertindak),
penjagaan area (fase-fase terkait permainan bertahan), dan penguasaan bola.
Tuntutannya jelas, melakukan aksi (baik proaktif maupun reaktif) dalam
rentang waktu paling singkat, namun mampu menjaga konektivitas dengan
kualitas penguasaan bola yang berkualitas. Pada gilirannya, pemahaman akan
pemanfaatan ruang (space) dengan menciptakan struktur posisional yang tepat
menjadi sangat penting. Sebuah hal yang tampak sederhana, namun mampu
memberikan dukungan luar biasa dalam proses penciptaan permainan.

Tulisan ini (ada empat bagian) mengajak anda untuk melihat pemanfaatan half-
space baik dalam membangun serangan, membuka ruang, maupun kaitan
positifnya terhadap permainan bertahan, menyerang, dan transisi keduanya.
Sebuah ruang yang pada era sepak bola modern sudah sedemikian penting,
namun jarang diangkat ke dalam sebuah tulisan. Sebuah ruang strategis dalam
proses penciptaan permainan yang berorientasi pada kemenangan.

Ruang dalam sepak bola

Dalam pengelompokan ruang, secara mendasar, sepak bola mengenal tiga


ruang (horizontal) strategis besar, yaitu dua ruang sayap (flank) dan satu ruang
tengah (center). Tadinya, center mendapatkan luasan terbesar mengingat lebih
banyak pemain yang diplot untuk bermain di area tersebut. Anda bisa sebutkan
mulai dari pola dasar 2-3-5, 4-2-4, sampai 4-4-2, kehadiran pemain di tengah
secara alami lebih banyak ketimbang jumlah pemain di flank. Dalam pola 2-3-
5, ada 6-8 pemain tengah, pada pola 4-2-4 dan 4-4-2, ada 6 pemain yang berada
di center, sementara sisanya bergerak di flank.

(1) Flank-center-flank.

Seiring berkembangnya taktik, utilisasi ruang menjadi semakin penting serta


menjadi bagian strategis yang selalu dipelajari dan berevolusi. Utilisasi ruang
bisa bermakna meminimalkan luasan area kerja bagi seorang pemain untuk
mendapatkan hasil kerja maksimal. Ketika anda memberikan ruang kerja yang
besar bagi seorang pemain, kemudian anda akumulasikan seluruhnya (10
orang, tidak termasuk kiper), penguasaan area tim anda menjadi sangat luas.

Tetapi dalam konteks spesifik, luas di sini pada gilirannya hanya akan menjadi
terlalu luas, yang berarti kerja menjadi kurang maksimal. Berdasarkan
pemahaman inilah, salah satunya, ruang strategis di lapangan sepak bola
berkembang dan mengalami penyesuaian. Ruang yang tadinya terdiri dari
dua flank dan satu center, menjadi dua flank, satu center, dan dua half-space.

Half-space sendiri merupakan area (statis) yang terletak di


antara flank dan center.
(2) 5 ruang horizontal sepak bola.

Sebelum berbicara lebih jauh soal arti strategis half-space terhadap taktik, mari
kita lihat ukuran lapangan sepak bola. Rata-rata ukuran lapangan sepak bola
adalah 105 x 68 m2. Bila mengacu pada pengelompokan ruang berdasarkan tiga
ruang horizontal (flank-center-flank), didapatkan, center memiliki lebar 40,39
m (mengacu pada lebar kotak penalti) dan 13,8 m untuk masing-masing
ruang flank.

Atau, bila anda membagi ketiganya sama rata, lebar masing-masing ruang
menjadi 22,66 m. Sederhananya, di center anda memiliki kewajiban menguasai
area horizontal selebar minimal 22,66 m dan maksimal 40,39 m. Untuk pemain
yang berada di flank, ia memiliki kewajiban menguasai ruang minimal sebesar
13,8 m dan maksimal 22,66 m.

Bila center merupakan ruang dengan ukuran terbesar (karena bawaan alami
formasi yang menempatkan pemain lebih banyak di center), angka 40,39 meter
bisa menjadi beban yang berdampak negatif terhadap taktik. Kenapa? Sama
seperti olahraga catur, center merupakan ruang krusial yang menjadikannya
sebagai ruang kontrol merupakan hal yang sudah disepakati.
Menguasai center berarti mendekatkan anda pada penguasaan permainan.
Dengan begitu pentingnya penguasaan center dalam taktik sepak bola,
memaksimalkan kerja pemain di ruang tersebut menjadi poin penting.
Dikarenakan poin utamanya adalah gawang dan gol, dalam situasi
spesifik, center menjadi jembatan paling strategis menuju ke poin utama
tersebut.

Bila lebar 40,39 m dianggap sebuah lebar “maksimal”, lebar 40,39 m bisa
menjadi ruang yang (terlalu) besar. Kita ambil contoh formasi dasar 4-4-2
dengan dua pemain di center. Dalam bentuk ini, bisa dikatakan satu pemain
wajib melindungi ruang selebar 20,195 m. Keharusan mempertahankan ruang
selebar 20, 195 m, bagi seorang pemain, atau 40,39 m, bagi keduanya, menjadi
makin merepotkan ketika mereka juga dihadapkan dengan keharusan
menguasai ruang vertikal. Lantas seberapa besar ruang vertikal ini? Perhatikan
pembagian zona bermain di bawah.

(3) 18 zona sepak bola ala Louis van Gaal.


Zona 1 sampai 9 merupakan zona di pertahanan sendiri, sementara zona 10
sampai 18 merupakan zona di area pertahanan lawan. Bila sebuah lapangan
sepak bola memiliki panjang 105 m bisa didapatkan rata-rata panjang vertikal
masing-masing zona, adalah 17,5 m (sedikit pengecualian bisa diberikan pada
zona 2 dan 17 mengingat lebar kotak penalti sekitar 16,5 m). Artinya, di center,
seperti yang dibahas sebelumnya, gelandang tengah dalam pola dasar 4-4-2
harus mampu melindungi ruang bermain seluas 40,39 x 17,5 m.

Hal yang berbeda terjadi pada lapangan di mana half-space hadir sebagai
bagian dari evolusi taktik. Dengan half-space, jumlah ruang horizontal menjadi
5 (bukan 3). Sehingga lebar rata-rata masing-masing ruang menjadi 13,6 m
(termasuk center sebagai area krusial). Lebar ruang menjadi mengecil dan
(dapat) berpengaruh positf terhadap hasil kerja pemain, bila dimanfaatkan
secara tepat. Mengecilnya ruang yang harus dilindungi memberikan beban
kerja lebih kecil bagi pemain. Salah satu pengaruh positifnya akan terasa pada
permainan bertahan.

Anda mungkin juga menyukai