KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
a. Hakikat Futsal
Pengertian Futsal, Futsal adalah permainan berupa regu terdiri atas 5 Pihak
lawan 5, dan produktivitas setiap gol pertandingannya sangat cepat sehingga olahraga
ini nyaman untuk ditekuni. Menang atau kalah dalam pertandingan dilihat dari tingkat
baik buruknya pemain serta proses strategi dalam pertandingan. Menurut Mulyono
(2017: 5)| “futsal adalah salah satu cabang olahraga yang termaksud bentuk
permainan bola besar. Sepak bola futsal yang dimainkan di dalam ruangan adalah
Sedangkan menurut Naser & Ali (2016: 1)” pengertian futsal adalah sebuah
versi sepakbola yang dimainkan di dalam ruangan lima Pihak lawan lima (satu
penjaga gawang dan lima sebagai pemain) yang telah disetujui oleh badan pengatur
sepak bola internasional atau yang biasa kita sebut (Federation International de
olahraga atlet dapat memecahkan rekor yang dilakukan sebelum atau sesudah dengan
hasil yang jauh lebih baik karena persiapan fisik, mental dan teknis”. Serrano (2013:
dalam permainan. Menurut Dogramaci (2011: 650)” secara alami, hasil pertandingan
tinggi insensitas pemain futsal juga akan lebih cepat ketika merasakan kelelahan
antara waktu ketika permainan berlangsung”. Permainan bentuk team futsal mampu
bertransisi
dalam hitungan perdetik, dengan mengiringi perubahan dari posisi bertahan ke
olahraga yang termaksud bentuk permainan bola besar”. Sepak bola berkembang
menjadi alternatif olahraga futsal, karena lebih efesien untuk digunakan lahan sera
ukuran lapangan yang agak lebih kecil. Futsal dimainkan oleh dua tim yang masing-
masing terdiri atas lima pemain, salah satunya adalah kiper, futal mempunyai
karakteristik di antaranya adalah semua pemain aktif berpartisipasi secara merata dan
kapan saja bisa main walaupun dalam keadaan fase bertahan atau menyerang,
eksekusi sangat cepat dengan tingkat presisi yang sangat tinggi sehingga dapat
kewajiban melakukan improvisasi arahan dari pelaih ketika dalam menghadapi yang
berbeda-beda, sehingga diperlukan konsentrasi dan intlegensi yang tinggi. Tiap atlet
diharuskan berjuang agar selalu menguasai mengontrol bola, dan juga ditekankan
agar selalu berlari dengan tempo yang tinggi, hal ini sesuai dengan pernyataan
Lhaksana (2012: 4) bahwa “olahraga futsal merupakan permainan dinamis dan cepat,
dan transisi bola bertahan ke menyerang harus seimbang”. Setiap altet melakukan
gerakan kombinasi tubuh yang baik dari rotasi sepatu pemain dan permukaan
di lapangan saja, namum sebaiknya pemain futsal yang dapat dihasilkan dari
Olahraga futsal mempunyaai kesamaan dengan sepak bola, salah satu bentuk
kesamaannya adalah memiliki tujuan untuk merebut bola dari penguasaan Pihak
lawan dan memasukkan bola sebanyak mungkin, serta menjaga pertahanan sehinggah
tidak kemasukan bola, dan pemenang diketahui dari total gol tercipta. Walaupun
futsal dan sepak bola itu sepintas hanya memiliki kesamaan namun ada beberapa yang
membedakan.
bahwa permainan futsal adalah sebuah permainan dilakukan dengan dua regu yang
masing-masing terdiri atas lima orang pemain disetiap team. Permainan futsal
merupakan hasil dari adopsi olahraga sepak bola yang telah dimodivikasi menjadi
sebuah permainan dan memiliki tujuan yang sama yaitu merebut bola dari penguasaan
Pihak lawan juga mencetak gol sebanyak banyaknya ke gawang dengan melibatkan
seluruh tubuh tidak termaksud tangan. Olahraga futsal sendiri mempunyai peraturan
yang sangat terperinci, sehingga bisa membedakan mana sepak bola dan mana futsal.
Adapun khusus aturan di lapangan baik ukuran tertentu seperti, ukuran bola, ukuran
pemain.
b. Peraturan Olahraga Futsal
Pada permainan futsal, bola yang digunakan berbeda dengan bola yang biasa
digunakan dalam permainan futsal ukurannya lebih kecil ketimbang bola yang
digunakan dalam permainan sepak bola. terdapat beberapa aturan bola yang harus
diperhatikan. Menurut standar aturan resmi FIFA dalam law of the game (2014: 5)
c. Lapangan Futsal
Menurut Aji (2016: 96) “lapangan futsal memiliki ukuran ukuran tersendiri
seperti bentuk persegi panjang dengan ukuran 25-42 m, dan lebar lapangan 25 m”.
pembatas lapangan harus lebih panjang dari pada garis gawang, minimal panjang 25
diatur dalam menggunakan batas batas lapangan yang ditujukan kepada pemain agar
mengetahui bola masih keadaan aktif atau tidak (Mulynoo, 2014: 10).” Lapangan
futsal juga mempunyai tanda garis yang menempel di lapangan, diperoleh dua garis
pembatas utama yaitu garis pada gawang dan garis pada lapangan”.
dimana diameternya diberi tanda titik bulat yang persis di tengah- tengah lapangan.
Tanda titik bulat letaknya di tengah memiiki fungsi untuk menaruh bola di tengah
yang memiliki radius 3 m. Didalam area pinalti memiliki tanda garis yang berbentuk
a) Tendangan titik penalti pertama: Terletak posisi yang berjarak 6 m dari titik
b) Tendangan titik penalti kedua Terletak posisi 10 m dari titik tengah yang
berada diantara kedua tiang dan gawang. Tendangan sudut disetiap pojok
permainan, kemudian melalui tengan sudut dapat menciptakan gol akan tetapi
dalam.
Gambar 2. Lapangan Futsal
d. Gawang
Menurut Aji (2016: 98) “garis gawang harus ditempatkan pada bagian tengah.
Gawang adalah salah satu alat perlengkapan futsal yang letaknya pada posisi kedua
sisi lapangan”.Menurut (Mulyono, 2017: 55). Aturan law of the games futsal (2012: 4)
“posisi gawang wajib pada bagian tengah diantara masing-masing garis gawang. Pada
dasarnya futsal dan sepak bola memilikikesamaan mengenai gawang, yakni memiliki
dua tiang diantara tiang yang satu dan tiang lainnya, kemudian bentuknya horizontal
yang terletak bagian tas diantara masing-masing kedua tiang. Akan tetapi, ukuran
gawang dalam permainan futsal memiliki ukuran yang lebih kecil ketimbang ukuran
gawang dalam permainan sepak bola. Bentuk penopang pada tiang gawang hanya
bolehkan berbentuk kotak dan lingkaran, dari kedua pilihan tersebut penopang yang
berbentuk lingkaran lebih untuk dianjurkan, alasannya karena relatif lebih aman bila
bola terbentur pada penopang akan menghasilkan pantulan bola yang akurat.
Tinggi gawang permainan futsal masing-masing memiliki dua meter dan tiga
meter. Jaring gawang lataknya pada bagian belakang tiang pas diluar garis pembatas.
Ukuran bagian atas jaring gawang adalah 80 cm dan ukurang bagian bawah 100 cm,
kemudian bahan tali gawang dianjurkan dengan tali nilon karena bahasnya agak kuat
e. Durasi Pertandingan
Durasi pertandingan futsal 2 x 20 menit bersih selama dua babak. Durasi akan
itu durasi pertandingan ditambahkan kurang lebih 2 x 10 menit, jika masih tetap
seimbang maka Siswa menentukan dengan cara pinalti. Tiap-tiap tim diberikan
kesempatan untuk melakukan time out. Time out memiliki durasi kurang lebih satu
f. Jumlah Pemain
Saat pertandingan futsal berjalan, masing masing dari kedua tim tersebut
terdiri atas 5 player yang berada di lapangan, salah satunya yaitu kiper. Permainan
futsal dalam pertandingan pemain tidak dibatasi pergantian pemain, maksudnya setiap
Pergantian dapat dibolehkan ketika bola berada didalam lapangan ataupun di luar.
Jumlah 18 player pengganti di batasi hingga 9 player (law of the games, 2012: 8).
Kiper juga dapat bergantian posisi dengan pemain lainnya pada saat permainan.
g. Perlengkapan pemain
Menurut law of the games (2012: 10) Bahwa “Setiap pemain diwajibkan
b) Celana pendek, jika pemain memakai celana yang bentuknya stretch pants
c) Memakai kaos kaki, juga plaster disesuaikan dengan warna yang sudah
disepakati.
e) Sepatu yang dipakai harus sama dengan model yang diperkenankan petunjuk
mirip, namum yang membedakan diantara kedua cabang ini adalah permainan futsal
dimainkan ditempat yang lebih kecil dari pada lapangan sepak bola. Permukaan
lapangan futsal yang digunakan ialah datar sehingga terjadi sedikit perbedaan dalam
permainan yang dalam bentuk memperebutkan bola dan tujuannya untuk melwati
Pihak lawan lebih dari satu dan menyuplai gerakan team”. Setiap pemain diwajibkan
maupun menyerang dan bertahan. Oleh sebab itu memerlukan kesanggupan dalam
mengontrol teknik dalam permainan futsal dengan benar dan baik. Adapun mengenai
h. Teknik passing
karena untuk melatihan teknik dasar passing sesuatu yang diwajibkan bagi pemain.
Passing bola kepada teman dengan kaki bagian dalam agar melakukan passing cukup
keras dan bola dapat dikontrol oleh teman (Aji, 2016: 88). Menurut Hermans
(2011: 31) “passingsalah satu bagian yang penting dalam permainan futsal yang serba
cepat, seperti awal memulai serangan menjadi akurasi yang penting”. Dalam
keterampilan
bermain futsal, passing adalah hal yang terpenting dilakukan seorang pemain, namun
kebanyakan yang terjadi saat ini ketika melakukan passing tidak tepat melakukan
Pengertian Latihan Latihan dalam bahasa inggris memiliki istilah yang dapat
diartikan menjadi beberapa makna yang berbeda, contohnya seperti training, exercise,
24 dan practice (Mylsidayu & Febi, 2015: 47). Dari penjelasan di atas, ketiga makna
yang didalamnya terdapat teori maupun praktik, dan aturan kegiatannya mencakup
pendekatan secara ilmiah, serta prinsip dan metode latihan yang teratur dan
2) Latihan dari kata exercise merupakan alat yang paling utama dalam meningkatkan
proses latihan harian untuk kualitas sistem organ tubuh manusia, sehingga dapat
materi dalam latihan yang dilakukan satu kali pertemuan berisi: a) Pengantar atau
dalam waktu cukup lama, dan 25 peningkatannya secara progresif dilakukan secara
keilmuan, agar selama kegiatan berjalan dengan baik dan tepat”. Penulis
menyimpulkan dari beberapa pendapat di atas bahwa latihan adalah sebuah proses
yang dilakukan dengan cara sistematis juga terencana baik individual maupun
dilakukan dalam kurun waktu seminggu tiga kali, dan semaksimalnya kurang lebih
meningkat secara signifikan jika melakukan latihan tiga kali dalam seminggu dan
kegiatan yang diikuti siswa yang tidak termasuk dalam kurikulum normal sekolah.
ekstrakurikuler seperti olahraga, futsal, basket, voli, takraw (Singgih & Mishra, 2013:
92).
yang dilaksanakan di luar jam pelajaran yang dilaksanakan dalam lingkup sekolah
maupun di luar sekolah dengan tujuan menyalurkan bakat dan minat dalam
dasarnya untuk membantu mengembangkan motorik kasar pada siswa. Menurut Corey
& Bonnie (2011: 582) “aktivitas ekstrakurikuler dapat membuat remaja berkembang
bergantung dari kualitas dan fasilitas yang digunakan di sekolah, mulai dari kualitas
tenaga pendidik di sekolah. Menurut Amy & Jennifer (2012: 28) “ekstrakurikuler
merupakan salah satu alat universitas dalam melakukan tugas sebagai sebuah sarana
untuk mencapai tujuan dari pendidikan, kesehatan sosial, psikologis, ekonomi dan
fisik bagi siswa mereka, jika hal tersebut dilaksanakan dengan sebaik-baik maka
siswa di luar jam sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler yang akan dikembangkan
sesuai dengan bakat dan minat siswa itu sendiri. Menurut Bradley & Conway (2016:
karakteristiknon-kognitif.
j. Tujuan Ekstrakulikuler
adalah “untuk menjadikan siswa lebih fokus pada setiap individu (siswa),
institusional lebih meningkat, serta membuat sebuah komunitas yang lebih luas.
Singgih & Mishra (2013: 92) “ke ikut sertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
sekolah
sebagaimana untuk mengaplikasikan praktik dan teori yang telah didapatkan sebagai
terhadap siswa. Berdasarkan keterangan beberapa ahlidi atas, dapat ditarik kesimpulan
baik di luar jam sekolah maupun jam pembelajaran di kelas”. Mengetahui hubungan
antara berbagai bentuk pengetahuan, dapat menyalurkan bakat dan minat dalam
Prestasi dalam dunia olahraga sangat terkait dengan aspek psikologis. Aspek
pembinaan seorang Siswa lebih menitikberatkan pada kemampuan fisik saja terutama
Siswa perlu memiliki mental yang tangguh dan sehat untuk dapat meningkatkan
supaya memiliki mental yang tangguh. Oleh karena itu, latihan psikologis merupakan
latihan, karena latihan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
program latihan.
Ada 3 (tiga) karakteristik yang sebaiknya terdapat pada diri Siswa yang akan
menjalani latihan keterampilan psikologis, yaitu :
1. Siswa harus mau menjalani latihan keterampilan psikologis.
2. Siswa harus menjalankan setiap program latihan secara utuh.
3. Siswa harus memiliki kemauan untuk menjalani latihan dengan sempurna.
Latihan keterampilan psikologis merupakan program yang harus
terorganisir untuk melakukan olahraga di masa kini untuk mencapai kinerja mereka
pada tingkat puncak. Karena itu Siswa harus memiliki dan menggunakan
Pendapat lain dikemukakan Church and Wann (dalam Apruebo, 2005, hlm.
457) bahwa “Psychological Skils Training (PST) is a comprehensivemental training programs which
intervensi yang dirancang untuk mendidik dan melatih Siswa dalam persiapan mental
kombinasi yang dirancang secara metode yang dipilih untuk mencapai kebutuhan
masing, karena harus berdasarkan kondisi psikologis Siswa dan olahraga yang
ditekuninya.
to help improve the PST skill”. Maksud pendapat tersebut keterampilan latihan
psikologis merupakan kualitas psikologis atau atribut yang perlu dikembangkan (yaitu
menjelaskan “Much of the early research utilzing prescriptive PST programs used single
implementing a PST program, it is improvable that a single method wli be employedbyasportspsychologist”.Selain itu
Thelwell dan Greenlees (2001) berpendapat “. . . it is more efective to employ a combination of mental
skils that relate to the specific sport”. Menurut pendapat tersebut pembelajaran
bagi Siswa yang terkait dengan keterampilan kognitif dan strategi yang harus
Vealey (dalam Morgan, 2009, hlm. 79) menjelaskan bahwa ada empat dasar
teknik mental yang banyak digunakan Siswa dalam intervensi psikologi yaitu “Imagery,
penetapan tujuan, self-talk dan teknik relaksasi”, dilengkapi dengan multimodel latihan
yang terkait dengan keterampilan kognitif dan strategi yang harus dipelajari untuk
memfasilitasi kinerja pelatih atau pelaku olahraga lainnya. Apruebo (2005, hlm. 249)
Training(PST)areprogramsforenhancingperformancedesignedtoeducate andtrainathletes
“Program latihan yang dirancang secara sistematis yang bertujuan untuk membantu
hidup yang lebih baik. Menurut Cohn (2012, hlm 1) dijelaskan bahwa “How Sports
Psychoolgy Skils Can Become Life Skils: a) Focusing On Strengths, b) Moving On From Failures, c)
Menurut pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa cara agar mendapatkan kualitas
hidup lebih baik dari latihan keterampilan psikologis, adalah sebagai berikut:
dan pilihan karir. Membangun dan menjaga kepercayaan sangat penting untuk
b. Movingon dari kegagalan. Siswa yang sukses telah belajar untuk berurusan dengan
Psikologi olahraga mengajarkan Siswa bagaimana untuk tetap percaya diri, moveon
memperbaiki.
dari kesalahan dan merasa frustrasi setelah kemunduran baik besar dan kecil.
Siswa kembali dan membuat lebih sulit bagi mereka untuk menikmati prosesnya.
d. Belajar dari umpan balik atau kritik. Sebagian besar Siswa menyetujui pendapat
pelatih mereka, guru, orang tua, dan rekan tim. Hal ini biasanya membuat sulit
bagi para Siswa untuk menerima kritik atau bahkan umpan balik yang konstruktif.
Tinggal kepercayaan diri dan belajar dari kritik adalah strategi lain psikologi
1. AtentionandConcentrationControl/Focusing.
2. Communication.
3. EnergyManagement.
4. GoalSeting.
5. Hypnosis.
6. Imagery, Visualization, and Mental Practice. Skil using all the mind'ssenses to
re-create or create experience in the mind. Uses:a) mentalpreparation, b)Arousal Control,
c)Atention, d)Building Self-Confidence,e)LearningnewSkils,f)Injuryrecovery.
7. Self-talk. Saying or thinking technique to oneself. Self-talk paterns are related to
how athletes feel and act. Uses: a) Prompting a specifcbehavior, b)
Improving self-confidence, c)Atention control, d)Motivatio,e)Arousalcontrol.
8. TeamBuilding.
9. TimeManagement/Organization.Thisistheabiltytoplanandmaintain onesregularscheduleinawaythatavoidsconfusion,conflictandundue
stress. Common techniques are: a) Teaching how to use a planner,b)Learning
about the demands of a task, c)Seting legitmate goals for tasks, d)Understanding
the demands of ones life, e Developing pre-performanceroutines.
Menurut pendapat tersebut, latihah keterampilan psikologis memiliki berbagai
mengetahui tahapan apa saja yang harus dikembangkan pada setiap bagian
3. TahapLatihanKeterampilanPsikologis
dalam sebuah kemasan program yang sitstematis. Weinberg dan Gould (dalam
Aprruebo, 2005, hlm. 246) menyebutkan tiga tahapan dalam program latihan
1. EducationPhase.
2. AcquisitonPhase.
3. Practice Phase. It has three primary objectives: a) To automateskils through
over learning, b) To teach/train athletes in a systematic way to integrate psycho-logical
skilsinto theirperformancesituations,c)Tosimulateskilsapersonmaywanto applyinactualcompeti¬tion.
Berdasarkan penjelasan tersebut terdapat tiga tahapan dalam latihan
a. Tahap Pendidikan
pertemuan pertama antara psikolog dengan pelatih dari Siswa. Tahap pendidikan
melakukan latihan imagery selama 15 menit pada akhir liatihan fisik. Ditegaskan
oleh Cox (dalam Hidayat, 2011, hlm.152) bahwa pada akhir tahap ini diharapkan
b. Tahap Penguasaan
bersifat formal atau non formal. Tahap penguasaan terdiri dari dua sub tahap yaitu
c. Tahap Latihan
Tahap latihan disebut juga tahap pembelajaran keterampilan psikologis atau actual
etaching and learning of selected psychological methods.Tahap ini memiliki tiga tujuan
secara sistematik
kedalam situasi penampilan yang sebenarnya, dan (3) mensimulasi keterampilan
Selain itu Eugene F. Gauron (dalam Setyobroto, 1989, hlm. 105) memberikan
memfokuskan perhatian pada titik tertentu, sesuai dengan yang akan dikerjakan.
dengan tenang.
4) Body awarnes, dengan penguasaan body awarnes Siswa akan lebih memahami dan
penampilan puncak seorang Siswa adalah kepercayaan pada diri sendiri. Dengan
percaya diri Siswa akan dapat memimpin pertandingan dengan baik dan mencapai
salah satu cara latihan psikologis mental, maka apa yang kita pikirkan atau
perasaan pasti kalah). Karena itu dengan merubah pemikiran juga dapat
dilibatkan langsung pada saat latihan fisik, atau dilakukan secara tersendiri.
latihan keterampilan psikologis menurut Weinberg & Gould (1995, hlm. 205)
meliputi: “1) Pengaturan serta pengendalian gugahan atau regulasi gugahan (arousalregulation),2)
1) Mengarahkan kehendak,
yang dirancang untuk mendidik dan melatih Siswa yang terkait dengan keterampilan
psikologis dalam mencapai kinerja puncak. Oricton and Hcnrich (dalam Apruebo,
2005, hlm. 244) menjelaskan beberapa latihan keterampilan psikologis yang dapat
a) PostingLearningEnvironment,b)VisualandAuditoryLearningDevices,
c)Proximo-distalAdaptations, d)PlanforActivityOutsideoftheTrainingroom,
e)EfectiveAssessmentEnvironment.
mengenali dan menerima semua tingkat kemampuan skill. Dia juga harus
dan pendengaran seperti aktivitas buku teks, gambar, video kegiatan, kaset audio,
dan demonstrasi yang baik dengan penjelasan yang mudah diikuti. Pelatih dapat
d. Rencana Kegiatan luar ruang pelatihan. Siswa harus memiliki waktu untuk
menerima luar atau praktek dari instruksi pelatih Siswa. Hal inimemberikan lebih
e. Plan for Activity Outside of the Training room. Siswa harus memiliki waktu
untuk menerima luar atau praktek dari instruksi pelatih. Hal ini memberikan
lebih khusus, para Siswa terampil rendah pengalaman nyaman dengan aktivitas
f. Efective Asesment Environment. Para Siswa yang terampil rendah membutuhkan praktek
Siswa. Instruksi yang baik, latihan cukup dengan umpan balik yang spesifik
tentang kinerja, dan dorongan dari pelatih tiga faktor kunci dalam
lingkungan yang mendukung dan aman yang akan memungkinkan mereka untuk
preseason when there is more time to learn new skils and athletesarenotsopressuredwithwinning”. Karena ada
lebih banyak waktu untuk belajar keterampilan baru dan Siswa tidak begitu
diperlukan waktu beberapa bulan sampai satu tahun untuk sepenuhnya memahami
Pelatihan mental adalah proses yang berkelanjutan yang harus terintegrasi dengan
karena beberapa situasi yang sangat menegangkan, namun pelatihan mental dalam
situasi seperti ini tidak efektif. Waktu yang dibutuhkan untuk berlatih keterampilan
psikologis baru yang sedang dipelajari, pelatihan tersebut dilakukan selama 15 menit 3
sampai 5 hari seminggu. Weinberg dan Gold (1995, hlm. 251) menjelaskan: “Ifanewpsychologicalskil
isbeinglearned,specialto15-minutetrainingsessions3to5daysaweek”.
Siswa. Latihan keterampilan psikologis akan matang jika dimulai dari intervensi awal
imagery,dan goal
seting.Model intervensi yang digunakan dalam latihan keterampilan psikologis harus
mengikuti beberapa tahapan, tahapan tersebut menurut Komarudin (2013, hlm. 14)
adalah :
1. Tahap filosofi
Proses latihan psikologis harus di mulai dari filosofi psikologis atau pelatih,
atau ide dan kepercayaan yang terkait dengan latihan keterampilan
psikologis. Biasanya dalam filosofi terkandung tujuan dari program yang
akan dilaksanakan, serta peran psikolog, pelatih, dan Siswa dalam latihan
tersebut.
2. Tahap Model
Tahapan kedua dalam psoses latihan psikologis setelah filosofi adalah model
(model intervensi). Model intervensi adalah ruang lingkup strategi dan
teknik yang spesifik mengenai latihan keterampilan psikologis yang harus
dikembangkan.
3. Tahap Strategi
Tahapan ketiga dalam proses latihan psikologis adalah strategi. Strategi
merupakan pengorganisasian rencana kegiatan serta bagaimana pelaksanaan
model intervensi latihan psikologis secara spesifik, khususnya dalam
menggunakan langkah-langkah, dan teknik praktik latihan psikologis.
4. Tahap Teknik
Tahapan terakhir dalam proses latihan mental adalah teknik atau metode.
Metode adalah cara untuk mengimplementasikan strategi yang berperan
sebagai alat yang sudah familiar diketahui oleh sesama psikolog atau pelatih
dalam latihan keterampilan psikologis yang meliputi imageri, rleksasi, self
talk, bio-feedback, profil penampilan, dan teknik manajemen prilaku.
1. Pengertian Imagery
Imagerymerupakan salah satu teknik atau metode latihan keterampilan mental yang
membayangkan pola gerak tertentu dan mengingat-ingat pola gerak tersebut di dalam
otaknya.
Imagery suatu teknik yang biasa digunakan oleh psikolog olahraga untuk
kegiatan yang akan dilakukan, disini seseorang diberi kebebasan untuk berimajinasi
yang dapat terjadi pada saat pertandingan. Singgih (1996, hlm. 109), menjelaskan yaitu:
Imagery digunakan untuk membantu Siswa membuat visualisasi yang lebih nyata
atau pikiran seseorang”. Imagery sering disebut dengan guided imagery, visualization, latihan
mental, atau self hypnosis.Imagery adalah teknik yang biasa digunakan oleh psikolog
dengan kegiatan yang akan dilakukan. Imagery dalam konteks olahraga, digunakan untuk
membantu Siswa membuat visualisasi yang lebih nyata berkaitan dengan pertandingan
Annie Plessinger (dalam Suryanto, 2012, hlm. 21) bahwa : ”Mental imageryada
juga yang mengatakan sebagai visualisasi dan mental rehearsal merupakan pengalaman
yang dalam persepsi seseorang, dan terjadinya tanpa kehadiran rangsangan langsung”.
dibentuk kembali berdasarkan peristiwa yang terjadi sebelumnya. Vealey & Greenleaf
canrecreatepreviouspositveexperiencesorpictureneweventstoprepare
yourselfmentalyforperformance".
imagery adalah suatu simulasi yang terjadi dalam otak. Kartono & Gulo (2000, hlm.
Dalam latihan mental imageryakan terjadi proses visualisasi yaitu suatu keterampilan
melihat diri sendiri dalam benak atau layar mata hatinya, dengan penuh kesadaran
memanggil bayangan (gambaran) yang sudah dibayangkan dalam proses imagery. Orlick
-145) menjelaskan: "Apabila melakukan latihan imagery secara otomatis seseorang melihat
latihan imagery adalah Siswa melihat dan merasakan bahwa dirinya melakukan gerakan
atau keterampilan tertentu secara benar. Hal ini akan berpengaruh secara positif
latihan imagery terjadi proses visualisasi, maka banyak rasa (sense) yang memungkinkan
terlibat, seperti kinestetik, auditori, taktil, dan olfaktori sense. Kinestetik menurut
Weinberg & Gould (1995, hlm. 281) yaitu: "The feeling of our body as it
moves in diferentpositons".
Kinestetik sangat penting untuk Siswa sebab adanya sensasi posisi tubuh atau
pergerakan yang timbul dari rangsangan ujung syaraf sensoris dalam otot, sendi, dan
marah, kesenangan, atau perasaan sakit) melalui imagery akan membantu Siswa
rutinnya.
selanjutnya Siswa dapat mengatasi masalah tersebut jika kemungkinan itu terjadi.
hidup yang lainnya karena selain fisik manusia yang dapat dilatih, maka mental yang
berimajinasi akan berbeda dengan Siswa yang lainnya karena berhayal dalam hal ini
Siswa ada baiknya melakukan latihan mental terlebih dahulu untuk dapat
belajar dan menumbuhkan semangat Siswa dalam bertanding. Siswa dilatih untuk
keterampilan tertentu, atau mengenai apa yang harus dilakukannya dalam suatu
situasi tertentu. Caranya adalah dengan menyuruh Siswa untuk melihat, mengamati,
mempraktikan, dan membayangkan dengan seksama suatu pola gerakan tertentu dan
1. Cognitve Specifc (CS): imagery ini khusus untuk keterampilan olahraga yang
spesifik, seperti tembakan bebas dalam bolabasket.
2. Cognitve General (CG): imagery ini merupakan strategi yang dilakukan
secara rutin, seperti strategi pertahanan dan penyerangan yang dilakukan
oleh tim sepakbola.
3. Motivational specifc(MS): imagery ini dilakukan untuk menentukan tujuan
secara spesifik, dan membentuk perilaku yang berorientasi pada tujuan,
seperti atlet angkat berat ingin mencapai rekor angkatan, memperoleh medali
dalam kejuaraan.
4. Motivational general arousal (MGA): imagery berhubungan dengan emosi dan
performa, seperti merasa gembira dan semangat ketika bertanding di depan
penonton yang banyak.
5. Motivational general mastery (MGM): imagery terkait dengan penguasaan situasi
olahraga, seperti Siswa sepakbola tetap fokus ketika berada pada posisi
dicaci-maki oleh penonton.
Maka untuk melakukan khayalan mental (mental imagery), seorang Siswa harus
melihat dirinya dengan senang hati melakukan aktivitas dan merasakan apa yang
terjadi secara penuh perasaan. Siswa harus mencoba ketika memasuki lingkungan atau
sebenarnya. Seorang Siswa perlu berada dalam kondisi rileks dan pikirannya bisa
Kedua hal tersebut sangat penting karena dengan rileks, seorang Siswa akan dengan
mental (mentalimagery).
Mental imagerydapat memberikan manfaat yang positif bagi seseorang, yaitu dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan dapat mengontrol emosi ketika mendapatkan
latihan imagerypenampilannya menjadi lebih baik, tidak hanya dalam proses latihan tetapi
dalam pertandingan. Calmels, et al.,; Cumming & Hall (dalam Komarudin, 2013,
hlm. 91) menjelaskan: "Overal, more succesful elite athletes use imagery more extensively and more
systematicaly and have beter imagery skil than les succesful athletes". Siswa
melakukan latihan imagery secara sistematis sedikitnya satu kali dalam sehari, empat
Siswa melakukan latihan imagery dengan berbagai tujuan, ada yang berlatih untuk
beberapa hasil penelitian yang dijelaskan oleh Vealey (dalam Komarudin, 2013,
hlm. 91) menunjukkan bahwa: ". .theimageryperspectivethat will best faciltate the
secara visual, selama pertandingan. Selain itu, latihan imagerydalam bentuk spesifik sangat
efektif untuk mengubah persepsi Siswa terkait dengan kecemasan yang mengganggu
Ada dua pendekatan menurut Komarudin (2013, hlm. 91) yaitu pendekatan
terfokus pada proses informasi dan bagaimana informasi tersebut diperoleh, disimpan,
didapatkan kembali, dan digunakan di dalam otak. Menurut teori bio-informasi lebih
baik melalui latihan imageryyang menekankan pada produktivitas respons. Latihan imagery
dari latihan imagery dalam membantu Siswa merasakan lebih percaya diri, memiliki
dampak positif terhadap performa Siswa untuk sukses. Hal ini sesuai dengan pendapat
keberhasilan Siswa dalam olahraga, visualisasi dapat meningkatkan reaksi fisik dan
intervensi dari sejumlah studi yang berbeda) tekait dengan kajian visualisasi dan imagery
Richardson (dalam Lane, 2001, hlm. 140) menunjukkan bahwa: "25 mental
practice studies and included that this techniquewas efectivein improvingmotorperformance". Dari beberapa
studi meta-analysis tersebut latihan mental khsususnya latihan imagery
Latihan imagery umumnya digunakan oleh Siswa elit dalam rangka meningkatkan
penampilan. Hall, et al, (dalam Komarudin, 2013, hlm. 92) menjelaskan "Athletes
yang diperoleh dari latihan imagery, Lane (2001, hlm. 140) menjelaskan: "Imagery training
canincreaseself-awareness,faciltateskilacquisitonandmainlenance,build self
asociated with performance, and enhance preparationstrategies". Maksudnya latihan imagery dapat
dalam persiapan.
Latihan visualisasi dan imagery berpengaruh terhadap penampilan Siswa tentu sudah
melalui beberapa kajian baik berupa kajian teoritik maupun kajian empirik dalam kajian
areas wil increase. This can then be mapping during imagery and actual performancetoassesswhetherthesameareasarebeingactivated".Maksud
pendapat tersebut ketika bagian otak digunakan secara spesifik, aliran darah
pada bagian otak tersebut meningkat. Hal ini bisa tampil sebagai petunjuk arah selama
diaktifkan pada bagian otak. Decety, Philippon & Ingvar (dalam Lane, 2001,
imagery, but this is responsible for the final execution of movements, so this finding
was ecpexted”. Pendapat tersebut mengindikasikan bahwa bagian yang sama pada
otak berfungsi selama membayangkan gerak yang terjadi pada struktur pusat otak.
Pendapat tersebut diperkuat dengan ilustrasi Siswa pada waktu melakukan latihan
Dijelaskan juga ada beberapa teori imagery yang bertujuan untuk membantu
Siswa, yaitu:
Latihan imageryterjadi dalam otak dan otot, ketika Siswa menggambarkan atau
Siswa melakukan latihan imagery akan menampilkan sistem kode di dalam sistem
syaraf pusat yang akan membantu Siswa membentuk, dan merencanakan, pola
gerak yang akan dilakukannya. Teori ini akan membantu dan memfasilitasi
performa Siswa dengan cara Siswa membuat blue-print atau kode gerak ke dalam
komponen simbol, yang menyebabkan Siswa dapat melakukan pola gerak lebih
proporsional yang disimpan dalam waktu lama dalam memori. Ketika Siswa
saat pertandingan, emosi sebagai komponen penting untuk sukses, dan Siswa
Imagery merupakan pengalaman sensoris yang terjadi dalam pikiran tanpa adanya
alat bantu dari lingkungan. Melalui imagery misalnya Siswa berlari-lari mengejar bola
relaksasi karena untuk mencapai sukses latihan imagery yang di berikan kepada Siswa,
Siswa harus dalam keadaan rileks. Sesuai yang diungkapkan Hidayat (2011, hlm.
205) menjelaskan bahwa “Untuk memperoleh hasil yang efektif latihan mental imagery,
hal yang harus diperhatikan yaitu latihan imagery harus dilakukan dalam kondisi
rileks”. Maka dari itu latihan rileksasi dapat membantu mempelancar latihan
keterampilan imagery yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja Siswa pada saat
memimpin pertandingan.
Petunjuk praktis melakukan latihan imagery, menurut Syer & Cannolly dalam
Setyobroto (1989, hlm. 144) bahwa: "Mulailah dengan rilaksasi, apabila anda sedang
belajar keterampilan tertentu yang dianggap sulit dan sudah lama anda tekuni, maka
latihan relaksasi dalam waktu yang tepat dan dalam tempo yang singkat akan
Pelaksanaan latihan imagery yaitu: "Duduklah seenak mungkin dan tutuplah mata
anda. Usahakan relaks terlebih dahulu, bernapaslah dalam- dalam beberapa kali,
atau keterampilan tertentu, atau mengenai apa yang harus dilakukannya dalam suatu
situasi tertentu (membuat cognitive images). Caranya adalah menyuruh Siswa untuk
Harsono (1988, hlm. 259) menjelaskan: "Meskipun kita tidak melakukan gerakan, kita
tetap akan dapat memperkembangkan behavior (perilaku) kita, asalkan kita secara
intensif dan
dengan konsentrasi penuh memikirkan dan mengamati suatu pola gerakan". Hal ini
dengan otak dalam tubuh kita”. Dengan demikian mental imagery (hayalan mental)
pikiran,emosi, perasaan,tindakan,semakinbaiktransferkonsepaktual
yangdidapatkanmakasemakinbaikjugahasilyangakandidapatkan.
c. Controlabilty. Membayangkan apa yang akan kamu bayangan. Siswamembayangkan hal-hal yang
membayangkan suatu peristiwa yang dilihat dari rekaman video. Biasanya latihan
Penggunaaanlatihandenganisyaratemosionalyangdapatmeningkatkan
kualitas,rasa,danefektifitasSiswa.Misalkan,“Jadilahhalusdankuat”
Selain itu Harsono (1988, hlm. 260) menjelaskan bahwa: "Seseorang yang
memiliki berbagai mental images biasanya akan lebih siap dalam mengalami berbagai
situasi yang ditemuinya dalam situasi pertandingan, oleh karena situasi-situasi tersebut
images ini dapat dilakukan sambil istirahat sebelum pertandingan dimulai, pada waktu
menunggu giliran lari, lompat, menembak, atau sambil rileks di kereta api atau kapal
Dalam melaksanakan latihan imageryada beberapa tahapan yang bisa dilakukan , ada
beberapa tahapan pelaksanaan imagery agar lebih efektif dilakukan. Eberspacher (dalam
Mereka akan menyusun mental imagery yang merupakan bagian integral dalam
strategi latihan seorang pelatih. Menurut Harsono (1988, hlm. 260) menjelaskan
bahwa: "Siswa yang memiliki berbagai mental imagesbiasanya akan lebih siap dalam
mengalami berbagai situasi yang ditemuinya dalam situasi pertandingan, oleh karena
imajinasinya". Lebih lanjut Harsono (1988) menjelaskan: "Mental images ini dapat
Menurut (Goald & Weinberg, 1995) secara umum program latihan imajeri mental
dibangun oleh empat tahapan proses, yakni “Tahap pemahaman, pengukuran, latihan imajeri
dasar dan latihan imajeri sebenarnya”. Pada tahap pemahaman siswa atau Siswa belajar
konseptual tentang imajeri mental. Hal ini sangat penting sebab imajeri mental hanya
akan berhasil jika Siswa meyakininya. Karena itu terlebih dahulu mereka harus
substansi dan tujua imajeri mental. Berikan pula pemahaman tentang pentingnya
sensori setiap Siswa sehingga dapat dirancang program latihan yang sesuai.
siswa atau Siswa yang diidentifikasi sebagai bagian penting dalam penampilan
imagery. Tahap ini ibarat tahap preseason pada program pengkondisian fisik. Tahap
latihan yang sebenarnya berisi latihan imagery mental tentang gerakan yang akan
dipelajari. Untuk memperoleh hasil yang efektif, ada beberapa hal yang harus
Maka dari itu banyak cara yang dilakukan untuk lebih mengefektifkan
latihan imagery, salah satu cara yang digunakan agar latihan keterampilan imageryberhasil
adalah dengan memperlhatkan video kepada Siswa sebelum dilaksanakannya latihan imagery,
dan video tersebut harus berhubungan dengan materi latihan yang akan diberikan
kepada Siswa.
4. Penelitian yang dilakukan Caroline J. Wakefield dan Dave Smith (2009) yang
berjudul “Impact of Differing Frequencies of PETTLEP Imageryon Netball Shooting
Performance”. Penelitian ini meneliti efek dari perbedaan frekuensi imagery pada
kinerja menembak olahraga netball. Tiga puluh dua peserta perempuan yang
dibagi menjadi empat kelompok: imagerysekali per minggu (1x/wk), imagerydua
kali per minggu (2x/wk), imagery tiga kali per minggu (3x/wk) dan kontrol. Hasilnya
kelompok x ANOVAs tes untuk skor kinerja dan tembakan mencetak terungkap
efek interaksi yang signifikan (p <.01). Tes Tukey menunjukkan bahwa
kelompok 3x/wk imagerypeningkatan kinerja pada kedua langkah, sedangkan 2x/wk,
1x/wk dan kelompok kontrol tidak. Hasil ini mendukung gagasan bahwa imagery
mungkin lebih efektif jika diselesaikan di sedikitnya tiga kali per minggu.
E. Kerangka Berfikir
latihan keterampilan psikologis dalam bentuk latihan imagery dapat meningkatkan
keterampilan psikologis siswa ketika sedang dalam pertandingan, karena dengan
diberikan latihan imagerysecara sistematis dan teratur, dengan demi kian minggu berbeda
materi imageryyang di bayangkannya, sehingga seakan-akan siswa banyak mengalami
peristiwa- peristiwa yang tidak terduga sebelumnya, sehingga siswa dapat melakukan
passing dengan baik dan cepat. Harsono (1989, hlm. 260), bahwa “Siswa
yang memiliki berbagai mental imagery biasanya akan lebih siap dalam mengalami
berbagai situasi yang ditemuinya dalam situasi pertandingan, olehkarena situasi-situasi
tersebut kebanyakan sudah berkali-kali di praktekan dalam imajinasinya”.
Mental imagerydapat memberikan manfaat yang positif bagi seseorang, yaitu
dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan dapat mengontrol emosi ketika
mendapatkan tekanan-tekanan dari para pemain, yang selanjutnya akan meningkatkan
keterampilan psikologis siswa pada saat memimpin pertandingan. Manfaat mental imagery
dikemukakan oleh Suryanto (2008 : 21), bahwa:
Mental imagerydapat digunakan dalam berbagai kesempatan, yaitu : 1) untuk
mengembangkan kepercayaan diri atlet, 2) untuk mengembangkan strategi
pre-kompetisi dan kompetisi, 3) membantu siswa memfokuskan perhatian atau
konsentrasinya pada suatu bentuk ketrampilan tertentu yang sedang dilatihnya,
4) membantu atlett memfokuskan diri pada pertandingan.
F. Hipotesis
. Berdasarkan hasil kerangka berfikir diatas maka didapat hipotesis bahwa
:”Penerapan metode latihan keterampilan psikologis berupa latihan
imagerymemberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan dasar
futsal pada siswa ektrakulikuler futsal di smp’it alamy dalam melaksanakan
pertandingan futsal”.