id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
a. Pengertian Futsal
5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Persyaratan Teknis dan Taktis Futsal hampir sama dengan sepak bola.
Ini sering terlihat pada sepatu, Namun saya menembak futsal dengan
punggung kaki. Ini terjadi di sisi medial atau lateral kaki. Namun,
perbedaan dalam memukul adalah apakah bola berhenti atau berhenti.
Dalam olahraga sepakbola, ketika bekerja dengan sepak bola, itu lebih
efektif untuk ekstremitas bawah. Untuk pemain yang perlu
menggerakkan bola dengan cepat di permukaan lapangan keras dan tidak
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d) Bagian dalam kaki diarahkan dari atas di tengah bola dan didorong
ke bawah agar bola tidak melambung.
7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d) Kunci atau kuatkan tumit Anda saat menyentuh bola yang lebih
kuat.
10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Definisi Kecemasan
13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Jenis Kecemasan
14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Kecemasan emosional
15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Sifat kecemasan
c. Gejala Kecemasan
16
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Moral
b) Pengalaman bermain
Atlet secara tidak sadar takut ketika mereka memiliki pikiran dan
perasaan puas diri. Atlet perlu menyadari dirinya sendiri yang bisa
melebihi kemampuannya. Jika ekspektasi terlalu tinggi, Anda
mungkin tidak menyadari situasi atau situasi pitch, ceroboh, atau
21
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Pengamat
b) Fungsi pelatih
22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Keluhan fisik
2) Cemas kalah
4) Kehilangan kendali
5) Rasa bersalah
6) Impian besar
Perasaan tidak masuk akal, impian yang besar, dan keterlibatan ego
yang berlebihan menyebabkan ketakutan.
24
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10) Cedera
11) Umur
Heil (1993: 34) menyatakan bahwa risiko cedera ulang adalah normal
bagi atlet yang baru pulih dari cedera. Sebaliknya, rasa takut adalah
respons kognitif seorang atlet, suatu bentuk pembelajaran sosial, dan
dikaitkan dengan harapan atlet akan sesuatu yang tidak realistis secara
jasmani. Mengistilahkan ketakutan adalah penjelasan dari emosi seorang
atlet dan adalah penilaian terhadap riwayat cedera yang telah diterima
dan oleh karena itu dianggap sesuai dengan kondisi atlet yang pulih dari
cedera tersebut. Apa yang dianggap sebagai ancaman tidak realistis
secara fisik karena cederanya sebenarnya sudah sembuh. Ketakutan ini
memiliki konsekuensi fisiologis dan psikologis dari kinerja seorang
olahragawan.
25
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Mudah ragu-ragu.
8) Saya tidak merasakan banyak empati atau perhatian dari orang lain.
26
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Hakikat Cedera
a. Pengertian Cedera
27
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Umur
b) Faktor kepribadian
c) Pengalaman
d) Jenjang latihan
e) Teknik
Dalam melatih gerakan wajib memakai tcara yang baik karena untuk
mencegah terjadinya cedera. Tetapi pada macam masalah masih ada
aplikasi teknik yang nir sinkron sebagai akibatnya mengalami cedera.
29
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
f) Pemanasan
g) Recovery
Istirahat sangat penting baik bagi atlet aktivitas fisik maupun pelajar.
Sisanya akan digunakan untuk memulihkan kondisi fisik yang
dibutuhkan untuk kembali kekondisi prima. Karena itu, kemungkinan
cedera bisa diminimalisir.
h) Keadaan jasmani
i) Nutrisi
a) Prasarana
Alat olah raga perlu dirawat dengan baik, karena alat yang tidak
dirawat rentan terhadap kerusakan dan dapat mecederai siswa yang
menggunakannya.
b) Sarana
30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c) Cuaca
Secara umum macam cedera yang bisa terjadi: memar, cedera ligamen,
cedera otot dan tendon, pendarahan kulit, dan pingsan (Paul dan Diare
dikutip dalam Rismayanthi dan Sukarmin, 2006: 95) Struktur jaringan tubuh
yang sering terlibat dalam cedera olahraga adalah fasia, termasuk sendi,
ligamen, dan fasia, tendon, tulang, dan tulang rawan (Mikrin dan Hoffman,
1984: 107).
1) Memar
31
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
strain adalah cedera di mana otot dan tendon (struktur otot) meregang
atau robek. Ketika otot menjadi tendon, ketegangan akut terjadi. Tailor
(1997: 115) menyatakan bahwa cedera akut disebabkan oleh tekanan dari
gerakan memutar yang tiba-tiba. Ketegangan biasa terjadi saat berlari
atau melompat dan umum terjadi pada paha belakang. Ketegangan adalah
cedera yang terjadi secara intermiten akibat penggunaan yang berlebihan
dan tekanan yang berulang-ulang serta menyebabkan tendinitis atau
tendinitis (Sudjandoko, 2000: 13). Kerusakan otot dan tendon yang
mengakibatkan perdarahan dan kelemahan (laserasi otot rangka)
(Depdiknas, 2000: 179). Wibowo (1995:22) menyatakan bahwa stres
dapat dibagi menjadi tiga tingkatan tergantung dari beratnya cedera:
34
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Patah tulang
36
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5) Kram otot
7) Pingsan
a) cahaya matahari
c) cedera kepala
37
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Pingsan biasa
Pingsan jenis ini biasanya terjadi pada orang yang mengantre di bawah terik
matahari, atau yang mengalami anemia (kurang darah), mudah lelah, gelisah,
dan tidak dapat melihat darah.
Pingsan jenis ini terjadi pada orang sehat yang bekerja di tempat yang
sangat panas. Sinkop adalah kondisi bawah sadar berikutnya.Orang yang
tertidur karena sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah,
sepsis, syok, kelaparan, kondisi fisik yang buruk, dll (Irawan, 2011: 1415).
38
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Cedera pada bagian kepala meliputi memar biasa dan hilang ingatan,
dan cedera wajah meliputi: memar mata, laserasi kulit alis dan dahi,
mimisan, bibir pecah-pecah, celah bibir, gigi Bibir pecah-pecah, bibir
pecah-pecah.
Tujuan penelitian terkait hanya untuk referensi saja agar penelitian yang
dilakukan lebih jelas. Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini
adalah:
survei. Penelitian menunjukkan hasil yakni persen dari tingkat kecemasan pra-
pertandingan atlet POMNAS XIII pada cabang olahraga sepak bola
dikategorikan secara rinci sebagai faktor intrinsik 21,94. (1) Koefisien moral
12,10%, (2) Koefisien pengalaman kompetisi 100%, (3) Koefisien berpikir
negatif sebesar 79,57% (4) Koefisien kepuasan diri sebesar 6,99%. Persentase
faktor eksternal sebesar 78,06, dengan rincian sebagai berikut. (1) dorongan
pelatih dan Manajer 64,16% (2) hal dari Penonton 97,85% (3) Faktor vs
98,92% (4) hal dari Wasit 91,40% (5) hal Struktur Peralatan dan Prasarana
97,31% (6) hal meteorologi 73,12%.
C. Kerangka Berpikir
Ada beberapa faktor yang membantu sebuah olahraga bermain dengan cerdas
dan menampilkan performa terbaiknya. Yakni, secara fisik, teknis, taktis, dan
mental. Sebagaimana diungkapkan dalam Irianto (2002:4), faktor mental
merupakan faktor penting dalam keberhasilan pertarungan seorang atlet.
Ketangguhan mental merupakan keterampilan yang harus dimiliki atlet. Saat
orang sedang menghadapi suasana yang tidak mendukung pikirannya, dapat
40
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis
42