Anda di halaman 1dari 46

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Futsal

a. Pengertian Futsal

Futsal adalah permainan berupa regu terdiri atas 5 lawan 5, dan

produktivitas setiap gol pertandingannya sangat cepat sehingga olahraga ini

nyaman untuk ditekuni. Menang atau kalah dalam pertandingan dilihat dari

tingkat baik buruknya pemain serta proses strategi dalam pertandingan.

Menurut Mulyono (2017: 5) futsal adalah salah satu cabang olahraga yang

termaksud bentuk permainan bola besar. Sepak bola futsal yang dimainkan

di dalam ruangan adalah olahraga berupa team dengan sifat dinamis.

Sedangkan menurut Naser & Ali (2016: 1) pengertian futsal adalah sebuah

versi sepakbola yang dimainkan di dalam ruangan lima melawan lima (satu

penjaga gawang dan lima sebagai pemain) yang telah disetujui oleh badan

pengatur sepak bola internasional atau yang biasa kita sebut (Federation

International de asosiasi sepakbola, FIFA 2014).

Menurut Rezaimanesh (2012: 3138) disetiap kompetisi pertandingan

olahraga atlet dapat memecahkan rekor yang dilakukan sebelum atau

sesudah dengan hasil yang jauh lebih baik karena persiapan fisik, mental

dan teknis. Serrano (2013: 157) menambahkan mengenai keputusan juga

faktor-faktor penting kenyamanan dalam permainan. Menurut Dogramaci

(2011: 650) secara alami, hasil pertandingan adalah penentu utama

10
intensitas selama pertandingan pertandingan futsal. Menjadi tinggi

insensitas pemain futsal juga akan lebih cepat ketika merasakan kelelahan

antara waktu ketika permainan berlangsung. Permainan bentuk team futsal

mampu bertransisi dalam hitungan perdetik, dengan mengiringi perubahan

dari posisi bertahan ke serangan begitu pula sebaliknya (Aji 2016: 84).

Menurut Mulyono (2017: 5) futsal adalah salah satu di antara cabang

olahraga yang termaksud bentuk permainan bola besar. Sepak bola

berkembang menjadi alternatif olahraga futsal, karena lebih efesien untuk

digunakan lahan sera ukuran lapangan yang agak lebih kecil. Futsal

dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri atas lima pemain, salah

satunya adalah kiper, futal mempunyai karakteristik di antaranya adalah

semua pemain aktif berpartisipasi secara merata dan kapan saja bisa main

walaupun dalam keadaan fase bertahan atau menyerang, eksekusi sangat

cepat dengan tingkat presisi yang sangat tinggi sehingga dapat mengejutkan

lawan kemudian melakukan langkah cepat sepanjang permainan.

Olahraga permainan futsal seolah-olah mengalir begitu saja, karena

atlet kewajiban melakukan improvisasi arahan dari pelaih ketika dalam

menghadapi yang berbeda-beda, sehingga diperlukan konsentrasi dan

intlegensi yang tinggi. Tiap atlet diharuskan berjuang agar selalu menguasai

mengontrol bola, dan juga ditekankan agar selalu berlari dengan tempo yang

tinggi, hal ini sesuai dengan pernyataan Lhaksana (2012: 4) bahwa olahraga

futsal merupakan permainan dinamis dan cepat, dan transisi bola bertahan

ke menyerang harus seimbang. Setiap altet melakukan gerakan kombinasi

11
tubuh yang baik dari rotasi sepatu pemain dan permukaan lapangan futsal.

Menurut Sarmento (2016: 628) analisis permainan futsal semestinya tidak

hanya mencakup aksi permainan di lapangan saja, namum sebaiknya pemain

futsal yang dapat dihasilkan dari lapangan khususnya pola atau strategi

untuk menciptakan gol.

Olahraga futsal mempunyaai kesamaan dengan sepak bola, salah

satu bentuk kesamaannya adalah memiliki tujuan untuk merebut bola dari

penguasaan lawan dan memasukkan bola sebanyak mungkin, serta menjaga

pertahanan sehinggah tidak kemasukan bola, dan pemenang diketahui dari

total gol tercipta. Walaupun futsal dan sepak bola itu sepintas hanya

memiliki kesamaan namun ada beberapa yang membedakan.

Berdasarkan penjelasan penjelasan para ahli di atas, penulis

menyimpulkan bahwa permainan futsal adalah sebuah permainan dilakukan

dengan dua regu yang masing-masing terdiri atas lima orang pemain

disetiap team. Permainan futsal merupakan hasil dari adopsi olahraga sepak

bola yang telah dimodivikasi menjadi sebuah permainan dan memiliki

tujuan yang sama yaitu merebut bola dari penguasaan lawan juga mencetak

gol sebanyak banyaknya ke gawang dengan melibatkan seluruh tubuh tidak

termaksud tangan. Olahraga futsal sendiri mempunyai peraturan yang sangat

terperinci, sehingga bisa membedakan mana sepak bola dan mana futsal.

Adapun khusus aturan di lapangan baik ukuran tertentu seperti, ukuran bola,

ukuran pada gawang, ukuran lapangan,permainan, dan tidak terbatas

melakukan pergantian pemain.

12
b. Peraturan Olahraga Futsal
1) Bola
Pada permainan futsal, bola yang digunakan berbeda dengan bola

yang biasa digunakan dalam permainan sepakbola. Ukuran bola standar

international yang digunakan dalam permainan futsal ukurannya lebih

kecil ketimbang bola yang digunakan dalam permainan sepak bola.

terdapat beberapa aturan bola yang harus diperhatikan. Menurut standar

aturan resmi FIFA dalam law of the game (2014: 5) bola yang digunakan

harus:

a) Mempunyai bentuk bulat

b) Bahan kulit atau sejenisnya

c) Minimal 62 cm dan maksimalnya 64 cm.

d) Ketika pertandingan berat bola minimal 400 gram dan

maksilamnya 440 gram.

e) Mempunyai tekanan yang sama dengan 0,6-0,9 atmosfir (600-900

gram).

f) Ketika dipantulkan ketinggian bola antara 50cm –65 cm dari dau

meter.

Gambar 1. Bola

13
2) Lapangan Futsal

Menurut Aji (2016: 96) lapangan futsal memiliki ukuran ukuran

tersendiri seperti bentuk persegi panjang dengan ukuran 25-42 m, dan

lebar lapangan 25 m. Dimaksudkan lapangan berbentuk bujar sangakar

dengan garis ke samping kemudian pembatas lapangan harus lebih

panjang dari pada garis gawang, minimal panjang 25 m kemudian untuk

panjang 42 m lebar minimal 16 m dan maksimalnya 25 m. Ukurukan

yang digunakan untuk pertandingan internasional adalah panjangnya

minimal 38 m, dan maksimalnya 42 m, kemudian lebar untuk ukurannya

minimal 20 m, kemudian maksimalnya 25 m. Lapangan mempunyai

segala sesuatu yang sudah diatur dalam menggunakan batas batas

lapangan yang ditujukan kepada pemain agar mengetahui bola masih

keadaan aktif atau tidak (Mulynoo, 2014: 10). Lapangan futsal juga

mempunyai tanda garis yang menempel di lapangan, diperoleh dua garis

pembatas utama yaitu garis pada gawang dan garis pada lapangan.

Lapangan menjadi dua bagian dengan digunakannya garis tengah

lapangan, dimana diameternya diberi tanda titik bulat yang persis di

tengah-tengah lapangan. Tanda titik bulat letaknya di tengah memiiki

fungsi untuk menaruh bola di tengah menandakan dimulainya

pertandingan, kemudian titik bulat bertanda sebuah lingkaran yang

memiliki radius 3 m.

14
Didalam area pinalti memiliki tanda garis yang berbentuk setegah

lingkaran dari kedua garis berukuran seperempat lingkaran. Adapun

ketentuannya sebagai berikut:

a) Tendangan titik penalti pertama:

Terletak posisi yang berjarak 6 m dari titik tengah yang berada

diantara kedua tiang gawang.

b) Tendangan titik penalti kedua

Terletak posisi 10 m dari titik tengah yang berada diantara kedua

tiang dan gawang.

Tendangan sudut disetiap pojok lapangan telah dibuat garis

berbentuk seperempat lingkaran yang mempunyai 25 jari-jari cm.

Tendangan sudut adalah jalan untuk memulai kembali permainan,

kemudian melalui tengan sudut dapat menciptakan gol akan tetapi

diberikan untuk tim lawan. Mengenai pemberian tendangan pojok dalam.

Gambar 2. Lapangan Futsal

15
3) Gawang

Menurut Aji (2016: 98) garis gawang harus ditempatkan pada

bagian tengah. Gawang adalah salah satu alat perlengkapan futsal yang

letaknya pada posisi kedua sisi lapangan (Mulyono, 2017: 55). Aturan

law of the games futsal (2012: 4) posisi gawang wajib pada bagian

tengah diantara masing-masing garis gawang. Pada dasarnya futsal dan

sepak bola memiliki kesamaan mengenai gawang, yakni memiliki dua

tiang diantara tiang yang satu dan tiang lainnya, kemudian bentuknya

horizontal yang terletak bagian tas diantara masing-masing kedua tiang.

Akan tetapi, ukuran gawang dalam permainan futsal memiliki ukuran

yang lebih kecil ketimbang ukuran gawang dalam permainan sepak bola.

Bentuk penopang pada tiang gawang hanya bolehkan berbentuk kotak

dan lingkaran, dari kedua pilihan tersebut penopang yang berbentuk

lingkaran lebih untuk dianjurkan, alasannya karena relatif lebih aman bila

bola terbentur pada penopang akan menghasilkan pantulan bola yang

akurat.

Tinggi gawang permainan futsal masing-masing memiliki dua

meter dan tiga meter. Jaring gawang lataknya pada bagian belakang tiang

pas diluar garis pembatas. Ukuran bagian atas jaring gawang adalah 80

cm dan ukurang bagian bawah 100 cm, kemudian bahan tali gawang

dianjurkan dengan tali nilon karena bahasnya agak kuat dan tahan lama.

16
Gambar 3. Gawang Futsal

4) Durasi Pertandingan

Durasi pertandingan futsal 2 x 20 menit bersih selama dua babak.

Durasi akan dilanjutkan apabila selama pertandingan belum diketahui

pemenangnya. Oleh karena itu durasi pertandingan ditambahkan kurang

lebih 2 x 10 menit, jika masih tetap seimbang maka wasit menentukan

dengan cara pinalti. Tiap-tiap tim diberikan kesempatan untuk melakukan

time out. Time out memiliki durasi kurang lebih satu menit, kemudian

untuk waktu istirahat diantara babak kedua dan pertama maksimal 12

menit.

5) Jumlah Pemain

Saat pertandingan futsal berjalan, masing masing dari kedua tim

tersebut terdiri atas 5 player yang berada di lapangan, salah satunya yaitu

kiper. Permainan futsal dalam pertandingan pemain tidak dibatasi

pergantian pemain, maksudnya setiap player diizinkan berbuat

bergantian pemain sewaktu waktu dalam pertandingan. Pergantian dapat

dibolehkan ketika bola berada didalam lapangan ataupun di luar. Jumlah

17
player pengganti di batasi hingga 9 player (law of the games, 2012: 8).

Kiper juga dapat bergantian posisi dengan pemain lainnya pada saat

permainan.

6) Perlengkapan pemain

Menurut law of the games (2012: 10) setiap pemain diwajibkan

memakai perlengkapan bertujuan menunjang pemain. Adapun beberapa

dasar perlengkapan yang wajib dimiliki seorang pemain adalah:

a) Memakai seragam kostum team kecuali kiper.

b) Celana pendek, jika pemain memakai celana yang bentuknya

stretch pants maka warnanya ikut menyusuaikan dengan warna

utama.

c) Memakai kaos kaki, juga plaster disesuaikan dengan warna yang

sudah disepakati.

d) Wajib memakai shinguards

e) Sepatu yang dipakai harus sama dengan model yang

diperkenankan petunjuk lapangan.

7) Wasit

Dalam peraturan pertandingan futsal akan dipimpin oleh kedua

wasit yang telah mempunyai keputusan penuh dalam mengontrol

permainan. Wasit bertanggung jawab dalam mengamplikasikan aturan

aturan yang sudah ditentukan oleh wasit, kemudian menjamin pemain

untuk mengikuti semua aturan yang wasit tetapkan agar pemain dengan

kondisi yang baik untuk mengamati pelanggaran. Kesuksesan wasit

18
dalam olahraga futsal sekurang kurangnya sebagian kemampuannya

menjalankan tuntutan fisik dan psikologis yang digunakan sewaktu

berlangsungnya pertandingan.

Dari penjelasan beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa untuk

permainan futsal dan sepak bola mempunyai lebih dari dua kesamaan,

tetapi permainan olahraga futsal mempunyai autran sendiri yang sudah

ditetapkan oleh FIFA.

2. Teknik Dasar Keterampilan Bermain Futsal

Teknik dasar olahraga futsal dan sepak bola memiliki kesamaan yang

hampir mirip, namum yang membedakan diantara kedua cabang ini adalah

permainan futsal dimainkan ditempat yang lebih kecil dari pada lapangan sepak

bola. Permukaan lapangan futsal yang digunakan ialah datar sehingga terjadi

sedikit perbedaan dalam melaksanakan teknik permainan. Menurut Hermans

(2011: 23) teknik adalah permainan yang dalam bentuk memperebutkan bola

dan tujuannya untuk melwati lawan lebih dari satu dan menyuplai gerakan

team. Setiap pemain diwajibkan untuk dapat melaksanakan transisi bermain

cepat, dari bertahan ke menyerang maupun menyerang dan bertahan. Oleh

sebab itu memerlukan kesanggupan dalam mengontrol teknik dalam permainan

futsal dengan benar dan baik. Adapun mengenai teknik futsal yang patut

dikuasai yaitu:

a. Teknik passing

Teknik passing dalam pernainan futsal sangat sering dilakukan selama

pertandingan maupun bermain keterampilan futsal, setimbang dari teknik

19
lainnya, karena untuk melatihan teknik dasar passing sesuatu yang

diwajibkan bagi pemain. Passing bola kepada teman dengan kaki bagian

dalam agar melakukan passing cukup keras dan bola dapat dikontrol oleh

teman (Aji, 2016: 88). Menurut Hermans (2011: 31) passing salah satu bagian

yang penting dalam permainan futsal yang serba cepat, seperti awal memulai

serangan menjadi akurasi yang penting. Dalam keterampilan bermain futsal,

passing adalah hal yang terpenting dilakukan seorang pemain, namun

kebanyakan yang terjadi saat ini ketika melakukan passing tidak tepat

melakukan passing ke arah sasaran.

Teknik passing bisa dilihat pada gambar di bawah:

Gambar 4. Teknik Dasar Passing


b. Teknik Shooting

Keterampilan bermain futsal kemenangan team bisa dilihat dari total

gol yang dimasukkan ke dalam gawang lawan. Untuk bisa melakukan gol

seorang pemain harus menguasai dasar-dasar shooting. Menurut Mulyono

(2017: 42) shooting memiliki tujuan yang penting, pertama menjauhkan

bola dari area pertahanan, dan kedua adalah untuk mencetak gol ke gawang

20
lawan. shooting yang paling baik dapat dilakukan dengan menggunakan

kaki bagian dalam. Teknik shooting bisa dilihat pada gambar di bawah:

Gambar 5. Shooting
c. Teknik Control

Teknik Mengontrol bola dalam permainan futsal adalah teknik

menghentikan bola supaya dapat dikuasai secara sempurna, dengan

mengontrol bola pada bagian telapak kaki bawah. Adapun ketika

mengontrol bola khusus pada bagian dada bisa dilakukan jika bola posisi

melambung tinggi di atas permukaan lapangan (Mulyono, 2017: 40). Teknik

control bisa dilihat pada gambar di bawah:

Gambar 6. Mengontrol Bola dengan Dada

21
d. Teknik Dasar Tendangan Chipping

Teknik tendangan chipping ini selalu dilakukan dalam keterampilan

bermain futsal tujuannya untuk mengumpan bola melalui atas kepala lawan.

Teknik chipping ini hampir sama dengan teknik passing, hanya yang

membedakan teknik chipping ini pada bagian atas ujung dan

mengcongkelnya tepat dibawah bola. Menurut Mulyono, (2011: 11) tinggi

bola ketika ditendang dapat perkirakan dan harus mengamati posisi teman

jauh atau dekatnya dengan yang dapat diberikan bola. Teknik tendangan

chippingg bisa dilihat pada gambar di bawah:

Gambar 7. Teknik Tendangan Chipping

e. Teknik Dasar Heading

Teknik menyundul bola pada bermain futsal sama dengan teknik

yang dilakukan pada permainan sepak bola yaitu melakukan heading dengan

menggunakan pada bagian kepada yaitu kening. Sebagaimana dijelaskan

Mulyono, (2017: 45) cara melakukan heading merupakan salah satu cara

untuk mempertahankan bola dengan menggunakan bagian kepala. Pemain

harus menjaga keseimbangan dan ketepatan untuk membaca arah bola

sehingga bisa melakukan heading dengan baik, namun sangat jarang

22
dijumpai untuk melakukan heading karena pada dasarnya gerakan futsal

sangat cepat. Teknik heading bisa dilihat pada gambar dibawah:

Gambar 8. Teknik Dasar Heading

Berdasarkan defenisi dari beberapa ahli di atas, penulis

menyimpulkan bahwa teknik dasar futsal memiliki beberapa kesamaan

dengan teknik permainan sepakbola. Teknik dasar yang memebedakan dari

kedua teknik dasar tersebut, seperti control jika mengontrol dalam

permainan futsal menggunakan telapak kaki, sedangkan dalam permainan

sepak bola menggunakan kaki bagian dalam. Perbedaan yang kedua yaitu

dribbling, dalam permainan futsal selalu menggunakan ujung bawah kaki

pada bagian depan sedangkan sepak bola selalu menggunakan kaki bagian

dalam dan kaki bagian luar.

3. Hakikat Latihan

a. Pengertian Latihan

Latihan dalam bahasa inggris memiliki istilah yang dapat diartikan

menjadi beberapa makna yang berbeda, contohnya seperti training, exercise,

23
dan practice (Mylsidayu & Febi, 2015: 47). Dari penjelasan di atas, ketiga

makna tersebut memiliki arti dan makna yang berbeda-beda, yaitu:

1) Training adalah sebuah proses menyempurnakan kemampuan dalam

berolahraga yang didalamnya terdapat teori maupun praktik, dan

aturan kegiatannya mencakup pendekatan secara ilmiah, serta prinsip

dan metode latihan yang teratur dan terencana, sehingga membuat

sebuah tujuan menjadi efektif.

2) Latihan dari kata exercise merupakan alat yang paling utama dalam

meningkatkan proses latihan harian untuk kualitas sistem organ tubuh

manusia, sehingga dapat membuat atlet sempurna dalam melakukan

segala gerakannya. Adapun susunan materi dalam latihan yang

dilakukan satu kali pertemuan berisi:

a) Pengantar atau pembukaan,

b) Warming up

c) Inti dari latihan,

d) Ekstra latihan,

e) Penutup,

3) Latihan dari kata practice adalah kegiatan olahraga untuk

meningkatkan keterampilan gerak untuk mencapai tujuan dengan

menggunakan berbagai peralatan olahraga sebagai penunjang.

Menurut Suharjana (2013: 38) latihan merupakan sesuatu yang

berproses sistematis untuk mengembangkan dan mempertahankan unsur

unsur dalam kebugaran jasmani dalam waktu cukup lama, dan

24
peningkatannya secara progresif dilakukan secara terus-menerus. Menurut

Sukadiyanto 2011: 7) latihan adalah progressif konsep latihan maupun

berlatih dan meningkatkan pendekatan pengalaman praktis yang keilmuan,

agar selama kegiatan berjalan dengan baik dan tepat. Penulis menyimpulkan

dari beberapa pendapat di atas bahwa latihan adalah sebuah proses yang

dilakukan dengan cara sistematis juga terencana baik individual maupun

terus-menerus tujuan meningkatkan fisik maupun kesegaran dan lebugaran

jasmani. Menurut Bompa (1999: 46) terbentuknya kemajuan latihan yang

dilakukan dalam kurun waktu seminggu tigaa kali, dan semaksimalnya

kurang lebih 12-14 pertemuan dalam seminggu dua sesi. Penulis

menyipulkan latihan meningkat secara signifikan jika melakukan latihan

tiga kali dalam seminggu dan selama empat minggu.

b. Prinsip-Prinsip Latihan

Prinsip latihan adalah hal hal yang harus diperhatikan, dilakukan

atau dihindari agar tujuan itu tercapai sesuai yang diharapkan. Prinsip

prinsip latihan mempunyai peran penting kepada aspek psikologis dan

fisiologis atlet. Jadi untuk melakukan prinsip-prinsip latihan harus dengan

hati-hati, juga memerlukan ketelitian penyusunan, ketepatan dan

pelaksanaan program latihan. Menurut Sukadiyanto (2011: 14) prinsip –

prinsip latihan mencakup beberapa prinsip yang wajib diketahui seperti

prinsip sistematis, jangka panjang (long term training), kesiapan, variasi,

pemanasan dan pendinginan (warp-up and cool down). Berikut ini akan

25
dijabarkan prinsip-prinsip latihan agar pedoman tujuan latihan dapat dicapai

dalam satu kali tatap muka.

1) Prinsip Kesiapan

Prinsip kesiapan, teori dan dosis latihan harus disesuaikan dengan

umur atlet. Maksudnya pelatih memperhatikan pertimbangan dan

memberi perhatian tahap pertembuhan dan perkembangan dari setiap

atlet. Seperti latihan aerobik tidak efektif diberikan kepada atlet karena

kondisi atlet dalam proses perubahan. Menurut Mylsidayu dan

Kurniawan (2015: 56) walaupun seorang atlet memiliki umur yang sama

namun tidak berarti memiliki kesiapan yang sama juga.

2) Prinsip Individual

Individual adalah salah satu isyarat paling utama latihan

sepanjang masaa. Perlatih dapat mempertimbangkan syarat individual

seorang atlet seperti petensi dan karakteristik pelatihan. Suharjana

(2011: 41) menyatakan bahwa ketika memberikan latihan kepada atlet

harus sesuai dengan kemampuan khusus tiap individu, dikarenakan tiap

individu mempunyai ciri yang berbeda baik itu mental dan secara fisik.

Menurut Hidayat (2014: 45) untuk meningkatkan prestasi harus

memperhatikan atlet per individu, dikarenakan tidak bisa disamakan

setiap individu. Ditambahkan juga oleh Harsono, (2015: 10) setiap

karakteristik maupun psikologi seseorang tidak ada yang sama.

26
3) Prinsip Adaptasi

Perubahan organ tubuh manusia cenderung selalu mampu

beradaptasi. Karena itu latihan yang menyebabkan terjadinya proses

adaptasi pada bagian organ tubuh. Agar dapat mengadaptasi seluruh

badan memerlukan jangka waktu tertentu. Menurut Sukadiyanto (2005:

17) organ tubuh akan menyesuaikan perubahan dengan baik bila latihan

beban ditungkatkan.

4) Prinsip Beban Lebih (Overload)

Prinsip ini menerangkan bahwa latihan beban yang diberikan

untuk anak haruslah cukup berat dan diberikan berulang kali dengaan

intensitas yang cukup tinggi. Johansyah (2013: 17) mengatakan beban

lebih adalah pemasangan pembebanan latihan diberikan melebihi ketika

dilakukan saat itu atau semakin hari semakin meningkat, maksudnya

melebihi beban yang diberikan untuk atlet. Menurut Harosno (2015: 10)

prinsip latihan yang diperuntukkan untu katlet seharusnya sesuai perodik

ditingkatkan. Menurut Suharjana (2013: 40) latihan yang berlebih bisa

dilakukan dengan memberikan pembebanan pada saat latihan seharusnya

akan lebih berat lagi ketimbang dengan kemampuan yang diatasinya.

5) Prinsip Progresif (peningkatan)

Latihan progresif maksudnya dalam pelaksanaan latihan

dilakukan dari mudah ke yang sulit, sederhana ke kompleks, umum ke

khusus. Prinsip progresif perlu memperhatikan frekuensi dan durasi baik

27
dalam program setiap hari latihan maupun bulanan dan tahunan. Menurut

Suharjana (2013: 40) Peningkatan beban bertambah dilaksanakan hanya

dalam satu program dengan tujuannya beban meningkat secara bertahap.

6) Prinsip Spesifikasi (kekhususan)

Setiap bentuk yang dilaksanakan atlet mempunyai tujuan khusus

sehingga teori latihan harus dipilih sesuai dengan yang dibutuhkan dari

cabang olahraga. Artinya tidak berarti bahwa dalam latihan mengindari

atau pembebanan pada otot yang berlawanan. Menurut (Suharjana: 41)

menyatakan bahwa latihan yang dilakukan harus terarah kepada

perubahan fungsioanal, maksudnya dalam prinsip kekhususan terhadap

otot maupun sistem dalam energi yang ingin dikembangkan.

7) Prinsip Variasi

Variasi latihan adalah salah satu dari komponen kunci yang

dibutuhkan untuk merangsang penyusuaian pada respons latihan. Agar

untuk memfariasikan latihan dengan cara mengubah tempat, bentuk,

sarana dan prasarana latihan.

8) Prinsip Pemanasan dan Pendinginan (Warm-up and Coll Down)

Dalam satu bertatap muka, dipastikan latihan selalu terdiri atas:

pemanasan, latihan inti, pengantar pengarahan, cooling down dan

penutup. Agar tujuannya dari pemanasan adalah untuk mempersiapkan

psikis atlet memasuki latihan dan fisik juga diharapkan dapat terhindar

terjadinya rasa sakit seperti cedera.

28
9) Prinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training)

Agar mendapatkan prestasi terbaik dibutuhkan proses latihan

dalam jangka waktu lama. Beban latihan tidak berpengaruh diadaptasi

oleh tubuh secara mendadak, tetapi memerlukan waktu bertahap serta

kontinyu. Menurut Sukadiyanto, (2011: 21) Proses latihan yang teratur

atau persiapan itu membutuhkan waktu 4-10 tahun.

10) Prinsip Berkebalikan (Reversibility)

Prinsip berkebalikan maksudnya jika atlet berhenti dari latihan

dalam sudah jelas bahkan dalam waktu cukup lama, kama kualitas

organ tubuhnya pasti akan mengalami penurunan secara otoomatis.

Atlet yang tidak latihan kemudian bersitirahat total tanpa ada aktifitas

lain dipastikan akan mengalami penurunan seperti tingkat keburagan

rata rata 10% setiap minggu.

11) Prinsip Tidak Berlebih (Moderat)

Pembebanan harus disesuaikan dengan kemampuan masing

masing, seperti pertumbuhan dan perkembangan atlet, sehingga latihan

yang dilakukan atau diberikan pada atlet tidak terlalu ringat, dan juga

tidak terlalu berat. Artinya keberhasilan jangka panjang sangat

ditentukan oleh diberikan oleh atlet.

12) Prinsip Sistematik

Prestasi atlet sifatnya sementara dan labil, sehingga prinsip ini

bersangkutan dengan tingkat (dosis) pembebanan dan skala prioritas

29
sasaran latihan. Setiap tujuan latihan mempunyai aturan dosis

pembebanan yang berbeda.

4. Motor Educability

Menurut Widiastuti (2015: 209) motor educability adalah sebagai

kemampuan sesorang untuk mempelajari gerakan baru (new motor skill), tinggi

rendahnya motor educability yang siswa miliki akan berpengaruh dalam hal

mempelajari atau melakukan gerakan yang baru tersebut. Menurut Rahmat

(2014: 523) makin tinggi tingkat potensial educability nya, berarti untuk

penguasaan terhadap gerakan-gerakan yang baru makin mudah dilakukan.

Menurut Karkare (2015: 162) motor Educability adalah kesanggupan untuk

mengetahui keterampilan motorik baru degan cepat. Artinya motor educability

mengacuh tingkat kemudahan seseorang dengan mudah mempelajari

keterampilan motorik baru. Menurut Syamsuddin (2014: 109) Mengajar teknik

dasar futsal juga membutuhkan kemampuan motor educability dalam

permainan futsal. Menurut Sriningsih & Sutresna (2017: 4) kemampuan gerak

motor educability adalah ada empat kemampuan yang lebih langsung

berhubungan dengan keterampilan olahraga, yaitu: koordinasi, kinestetik,

keseimbangan dan kecepatan gerak.

Motor educability adalah kemudahan seseorang untuk mempelajari

keterampilan baru yaitu disebut motor educability (ME). Menurut Pino &

Wittermans, (2011: 44) motor educability berasal dari bahasa Inggris, yaitu

motor artinya bergerak, educatic artinya pengetahuan, dan ability artinya

kemampuan. Dari rangkaian kata diatas terbentuk istilah motor educability

30
yang memberikan pengertian kemampuan umum bagi seseorang dalam

menguasai atau menerima gerakan baru.

Kamadi (2011: 30) menyatakan motor educability yaitu kecakapan

gerak umum dan tes gerakan-gerakan umum yang dapat diajarkan telah

menunjukkan bahwa otoritas masa lampau anak merupakan parameter gerak

umum yang sifatnya fundamental untuk keberhasilan partisipasi anak dalam

cabang cabang olahraga maupun permainan. Motor educability merupakan

kemampuan seorang individu dalam mempelajari suatu keterampilan gerak

yang baru. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Nurhasan (2007: 142) motor

educability adalah kemampuan seseorang untuk mempelajari gerak yang baru

(new motor skill) Leo (2010: 35) semakin tinggi tingkat motor educability

seseorang maka semakin mudah dan cepat orang tersebut menguasai suatu

keterampilan. Artinya bahwa motor educability seorang anak akan memberikan

dukungan kemampuan belajar atau berlatih suatu cabang olahraga, misalnya

futsal sesuai dengan potensi bawaan yang dimilikinya menurut (McCloy, 2014:

52).

Kualitas motor educability akan memberikan gambaran mengenai

kemampuan seseorang dalam mempelajari gerakan-gerakan yang baru dengan

mudah. Semakin seseorang menunjukkan kemudahan ketika menerima gerakan

yang baru maka seseorang itu dapat disebut mempunyai tingkat motor

educability yang tinggi. Dengan demikian motor educability mempunyai

peranan yang penting dalam proses pembelajaran gerak seseorang. Sebelum

31
melakukan tes motor educability siswa diharuskan benar-benar memahami tata

cara melakukan tes-tes sebelum tes dimulai.

IOWA Brace Test motor educability yang terdiri 21 item. Dalam

penelitian ini hanya mengacu pada salah satu tes ME yaitu IOWA Brace Test

Motor educability. Tes ini terdiri 21 macam dan sejumlah tes ini sangat

menunjang gerakan-gerakan dalam keterampilan bermain futsal yang

didalamnya terdapat unsur keseimbangan, kelentukan. Berikut merupakan 21

macam item tes motor educability yang meliputi:

a. One Foot-Fouch Head

Berdiri pada kaki kiri, membengkokkan badan ke depan dan letakkan

kedua belah tangan pada lantai. Angkatlah kaki kanan lurus kebelakang

sentuhkan kepala pada lantai, dan akhirnya kembali ke sikap berdiri dengan

tanpa kehilangan keseimbangan.

b. Side Learning Rest

Duduk berlunjur kedua kaki rapat, letakkan tangan kanan di lantai di

belakang tubuh, kemudian miringlah ke kanan sehingga tubuh terangkat dan

bertumpu pada tangan dan kaki kanan, angkatlah kaki dan tangan kiri, serta

usahakan tetap dalam sikap demikian sampai hitungan kelima.

c. Grasvepine

Berdiri dengan kedua tumit rapat, membengkok kedepan, surukkan/

masukkan kedua belah tangan di antara kedua lutut, sehingga kedua tangan

berada di belakang pergelangan-pergelangan kaki. Akhirnya jari-jari tangan

saling berkaitan di muka

32
d. One-Knee Balance

Menoleh ke kanan. Berlutut dengan kaki sebelah sedang kaki yang

lain diangkat lurus ke belakang. Luruskan kedua belah tangan ke samping

sehingga bahu. Tinggal tetap dalam sikap ini hingga lima hitungan

e. Strok stand

Berdiri pada kaki kiri. Letakkan telapak kaki kanan pada lutut kiri

sebelah dalam. Kedua tangan bertolak pinggul/pinggang. Pejamkan matadan

pertahankan ini selama sepuluh detik, dengan tanpa memindahkan kaki kiri

dari tempatnya semula.

f. Double Heel Kick

Bersiap kemudian melompat ke atas dan selama di atas menepukkan

kedua kaki dua kali, serta berdiri tegak kembali dengan kaki kangkang yang

berjarak sekenanya.

g. Cross - Leg Squat

Lipat kedua tangan di dada. Silangkan kedua kaki, akhirnya berdirilah

dengan tidak melepaskan lipatan tangan dan silangan kaki.

h. Full Left Turn

Berdiri dengan kaki rapat. Lompat ke atas dan berputar ke kiri 360

derajat. Usahakan jatuh di tempat semula. Jagalah keseimbangan dan

sesudah menyentuh lantai jangan kaki berpindah tempat.

i. One Knee – Head To Floor

Berlutut dengan kaki sebelah, sedang kaki lain diangkat lurus

kebelakang dengan tangan menyentuh lantai. Kedua tangan rentangkan ke

33
samping setinggi bahu. Bengkokkanlah tubuh ke depan sehingga kepala

mengenai lantai. Kembali bersikap semula tanpa kehilangan keseimbangan.

j. Hop Backward

Berdiri dengan kaki sebelah. Dengan mata tertutup melompat ke

belakang lima kali.

k. Forward Hand Kick

Melompat tinggi-tinggi ayunkan kedua kaki ke depan (lutut lurus),

bengkokkan badan ke depan, dan sentuhkan kedua ujung tangan dengan

kedua ujung jari kaki sebelum lompatan berakhir.

l. Full Squat - Arm Circle

Sikap jongkok, kedua tangan kesamping setinggi bahu, kedua lengan

diputar-membuat lingkaran yang bergaris tengah ± 30 cm. Dan bersamaan

dengan latihan itu tubuh diturun naikkan. Lakukanlah sampai 10 hitungan.

m. Half - Turn Jump – Left

Berdiri pada kaki kiri, melompat dan berputar 180 derajat ke kiri.

n. Three Dips

Bengkokkan kedua lengan dan sentuhkan dada pada lantai. Angkat

tubuh sehingga kedua lengan lurus. Kembali kesikap semula. Lakukan

latihan ini 3 kali dengan baik. Badan harus tetap dalam keadaan lurus.

o. Side Kick

Ayunkan kaki sebelah kiri dan bersamaan dengan itu melompat ke

atas dengan kaki tumpu kanan. Sentuhkan kedua ujung kaki di udara. Kedua

34
kaki waktu bersentuhan harus segaris dan sejajar serta harus di pundak

sebelah kiri. Jatuh dengan kaki kangkang.

p. Knee, Jump To Feet

Berlutut dengan kedua belah kura-kura dan ujung-ujung jari kaki yang

berkuku mengenai lantai. Ayunkan kedua lengan dan melompat ke atas

dengan tanpa mengubah sikap ujung kaki terlebih dahulu, sampai berdiri

tegak.

q. Russian Dance

Jongkok, luruskan ke depan kaki yang sebelah. Lakukan tarian Rusia

dengan jalan sedikit melompat dan sekaligus bertukar kaki.lakukan 4 kali

sehingga tiap kaki mendapat giliran dua kali. Tumit kaki yang diluruskan

kedepan boleh menyentuh lantai, sedangkan tumit yang dilipat harus

mengenai pantat.

r. Full Right Turn

Berdiri dengan kaki rapat. Lompat ke atas dan berputar ke kanan 360

derajat. Usahakan jatuh di tempat semula. Jagalah keseimbangan dan

sesudah menyentuh lantai jangan kaki berpindah tempat.

s. The Top

Duduk bersila. Kedua tangan melingkari kedua lutut; tangan kanan

memegang pergelangan kaki kiri dan sebaliknya tangan kiri memegang

pergelangan kaki kanan. Dengan cepat berguling ke kanan, dengan jalan

pertama kali menempatkan berat badan pada lutut kaki kanan, kemudian ke

bahu kanan, lalu punggung, terus ke bahu sebelah kiri, barulah ke lutut kaki

35
kiri, yang akhirnya duduk menghadap berlawanan dengan arah semula.

Ulangi sekali lagi sehingga duduk menghadap searah dengan sikap semula.

t. Single Squat Balance

Jongkok dengan kaki sebelah. Kaki kiri luruskan ke depan dengan

tanpa menyentuh lantai. Kedua tangan di pinggang. Kuasailah sikap ini

sampai hitungan kelima.

u. Jump Foot

Berdiri pada sebelah kaki, ibu jari kaki dipegang oleh tangan yang

berlawanan dimuka tubuh. Lompat ke atas dan usahakan kaki yang bebas

melompati kaki yang dipegang dengan tanpa melepaskan pegangannya.

Setiap testee diberikan kesempatan dua kali untuk melakukan gerakan

Tes motor educability dengan ketentuan penilaian sebegai berikut:

1) Nilai 2 jika berhasil pada kesempatan pertama

2) Nilai 1 jika berhasil pada kesempatan kedua

3) Nilai 0 jika gagal pada kedua kesempatan

Hasil yang digunakan sebagai data penelitian adalah nilai total dari

keseluruhan item tes motor educability.

Tujuan tes motor educability untuk memprediksi potensi belajar dalam

kemampuan belajar seseorang. Karena motor educability berkenaan langsung

dengan pengungkapan cepat lambatnya seseorang dalam menguasai suatu

keterampilan baru secara cermat, motor educability digunakan untuk menilai

komponen-komponen yang diperlukan untuk keberhasilan dimasa depan dalam

hal keahlian kognitif dan motorik (Semarayasa 2010: 55). Seseorang dapat

36
dikatakan mempunyai motor educability yang baik apabila seseorang

memperlihatkan penampilan semakin cepat menguasai suatu gerakan dengan

kualitas dan kuantitas yang baik. Menurut Schmidt & Wrisberg (2000: 10)

menyatakan minimization of energy expenditure yang berarti mengurangi

pengeluaran energi untuk gerakan yang tidak seharusnya dilakukan.

Motor educability adalah istilah yang popular di kalangan guru Penjas.

Pada umumnya para guru penjas menggunakan tes motor educability ini untuk

mengadakan pengelompokkan siswa ke dalam kelompok yang homogen dalam

potensi motor skill. Tujuannya adalah memudahkan dalam memberikan

intruksi pada waktu mengajar, atau akan membantu kelancaran dalam proses

pembelajaran.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa motor

educability adalah kemampuan umum untuk mempelajari tugas secara cermat

dan tepat. Kemampuan ini merupakan kemampuan potensial yang

menunjukkan cepat tidaknya atau mudah tidaknya seseorang menguasai suatu

keterampilan gerak yang baru. Dengan kata lain dapat dinyatakan, semakin

tinggu tingkat motor educability seseorang maka semakin mudah dan cepat

orang tersebut menguasai suatu keterampilan yang baru dipelajarinya.

5. Metode Taktis

Motode latihan taktis adalah memotivasi pemain agar mampu

memecahkan masalah taktik dalam permainan. Masalah ini pada hakikatnya

berkenaan dengan penerapan keterampilan teknik dalam situasi permainan.

Kemudian ditambahkan dari Besouw & Rogers (2015: 173) menggunakan

37
metode latihan taktis terutama jika ditemukan yang berkaitan dengan strategi

untuk menyelesaikan sesuatu yang ide-ide baru dan rumit, pelatih dan pemain

mencari solusi tersebut. Dengan demikian pemain ekstrakurikuler futsal makin

memahami kaitan antara taktik dan teknik. Tujuan utama dari metode latihan

ini adalah untuk meningkatkan pemahaman pemain extrakurikuler futsal

terhadap konsep bermain (Rahayu, 2013: 24).

Metode latihan taktis adalah menerapkan keterampilan teknik ke dalam

situasi permainan yang sesungguhnya merupakan persoalan khusus. motorik

perlu dirancang prosedur pembelajaran teknik yang dipadukan dengan

keputusan taktik dalam metode latihan tersebut (Herman, 2010: 45). Strategi

metode latihan taktis lebih menekankan pada konsep game drill-game. Game

yaitu bermain, pemain di tuntut untuk bermain dengan konsep-konsep yang

diberikan oleh pelatih dan memahami tentang permainan itu. Drill yaitu

pengulangan, pelatih harus lebih teliti melihat permainan pemain dan apabila

terjadi kesalahan dalam tugas gerak maka pelatih menghentikan latihan dan

memberikan contoh gerakan yang benar kemudian pemain melakukan tugas

gerak. Game yaitu bermain, setelah melakukan pengulangan atau drill pemain

kembali melakukan permainan dengan perubahan tugas gerak yang telah

dilakukan pada tugas drill. Pelatihan melalui metode latihan taktis

membiasakan pemain untuk melatih kognitif, efektif dan spikomotor (Rahayu,

2013: 201).

Metode latihan taktis mengutamakan pada permanfaatan “masalah

masalah taktikal” sebagai perantara dan tujuan latihan. Pelatih harus mampu

38
menunjukkan masalah-masalah taktis yang diperlukan dalam situasi bermain.

Pemain sangat penting untuk mengenali posisi bermain di lapangan secara

benar, pilihan-pilihan gerak yang mungkin dilakukan, dan situasi-situasi

bermain yang dihadapi pemain. Menurut Pendro & Pereira (2017: 475) agar

mengetahui dengan benar pola-pola taktis pertama-tama, perlu untuk

memperkirakan dengan tepat posisi latihan taktis yang digunakan. Menurut

Carolina (2016: 3) metode lathan taktis dapat mencapai prestasi altet yang

optimal karena pelatih mengetahui posisi yang dimana cocok untuk

memenangkan suatu pertandingan, diketahui dari preses latihan.

Salah satu metode latihan yang berbentuk permainan atau game adalah

motode latihan taktis, motode latihan taktis merupakan metode latihan yang

menuntut siswa menggunakan minat, kemampuan bermain, dan kemampuan

strategi mereka untuk mengembangkan penampilan mereka dalam permainan

olahraga. Motode latihan taktis sebelumnya sudah direncanakan oleh guru.

Motode latihan taktis merupakan kegiatan atau bentuk permainan yang

menekankan kepada pengembangan keterampilan taktis (Griffin & Mitchell,

1998: 343).

Tiga kondisi utama yang terjadi dalam penerapan pembelajaran dengan

menggunakan metode latihan taktis, pertama yaitu minat, kegembiraan siswa

dalam bermain dan bentuk permainan digunakan sebagai motivator positif dan

struktur tugas utama dalam model, kedua memungkinkan siswa untuk menjadi

pemain yang lebih baik dari peningkatan pemahaman mereka tentang

permainan dan kurang bergantung pada pelatih untuk partisipasi dan

39
pengambilan keputusan. Ketiga, siswa dapat mentransfer pemahaman dan

kinerja mereka di dalam setiap game (Griffin & Mitchell, 1998: 344) jadi

metode latihan taktis pelatih merangsang siswa untuk dapat memecahkan

masalah taktikal dalam bermain didalam proses pembelajaran dengan

kemampuan taktis dalam bermain.

Dalam pelaksanaan latihan harus selalu mengajarkan taktik, teknik, dan

strategi, serta pola dalam bermain. Untuk menyusun itu semua dibutuhkan

ketajaman dalam berfikir serta pandai dalam menganalisis kekurangan dan

kelebihan anak latihnya sendiri maupun calon lawan. Penguasaan dalm praktek

harus diajarkan karena sebagai dasar dalam meningkatkan teknik dan pola

bermain. Dengan latihan seperti ini akan memudahkan olahragawan dalam

membaca situasi pada saat pertandingan berlangsung. Menurut Travassos &

Coutinho (2018: 24) untuk metode latihan taktis pemain diharuskan untuk terus

bergerak untuk menciptakan seimbangan dalam pertahanan lawan.

Latihan melalui metode taktis berusaha menghubungkan kemampuan

taktis bermain dan keterampilan teknik dengan menekankan pemilihan waktu

yang tepat untuk melatih teknik dan aplikasi dari pada teknik tersebut ke dalam

keterkaitannya dalam kemampuan taktis bermain, sehingga mampu

merangsang pemain untuk berfikir dan menemukan sendiri alasan-alasan yang

melandasi gerak dan penampilannya performance (Rahayu, 2013: 202).

Metode latihan taktis adalah suatu metode yang dipergunakan dalam

latihan yang mengkombinasikan proses latihan keterampilan teknik dengan

keterampilan bermain. Metode latihan taktis adalah metode yang

40
mengkombinasikan antara latihan keterampilan (skill) dipakukan dengan

bentuk permainan. Penggunaan metode taktis dalam melatih keterampilan

bermain futsal, memberikan tugas kepada pemain untuk melakukan latihan

keterampilan dalam suasana bermain (Griffin & Mitchell, 1998: 6). Metode

latihan taktis merupakan latihan yang menekankan pada aspek bagaimana

melatih untuk memahami konsep bermain. Hal ini juga memiliki tujuan yaitu;

meningkatkan kesadaran para pemain mengenai konsep bermain dengan

menerapkan atau mengaplikasikan faktor tehnik yang tepat sesuai dengan

situasi dan kondisi yang muncul selama permainan berlangsung (Beltasar,

2001: 9)

Dalam cabang olahraga permainan adalah untuk meningkatkan

kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat

sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan. Siswa dapat memecahkan

sikap masalah yang ada pada saat pertandingan dan permainan. Siswa bisa

memutuskan sesuatu dalam keadaan tertekan sehingga menjadi terbiasa. Jadi

dengan terbiasanya atlet dalam situasi permainan sesungguhnya disetiap

latihannya maka akan terbawa dalam pertandingannya juga. Atlet akan menjadi

terbiasa melakukannya tanpa harus diperintahkan terlebih dahulu.

Tujuan utama dari metode latihan taktis dalam latihan bermain futsal

adalah untuk meningkatkan pemahaman pemain terhadap konsep bermain

futsal dengan demikian penampilan meningkat. Metode latihan taktis

dimaksudkan untuk mendorong pemain untuk tampil memecahkan masalah

taktik dalam permainan futsal. Atmosfer latihan lebih menyenangkan, karena

41
pemain aktif melaksanakan tugas-tugas ajar, sambil memecahkan masalah

selama bermain futsal (Dyson, 2004: 231). Metode ini menunjukkan pemain

untuk menyadari keterkaitan antara bermain dan peningkatan penampilan

bermain mereka pembinaan aspek berfikir kritis menjadi sasaran utama metode

latihan ini menekankan pada:

a. Bermain dan penempatan latihan keterampilan teknik dalam konteks

bermain futsal.

b. Memberikan pengalaman kepada pemain untuk melihat dan bahkan

merasakan relevansi keterampilan teknik pada situasi bermain futsal yang

sebenarnya.

6. Metode Teknis

Metode latihan teknis merupakan suatu sistem metode latihan secara

tradisional, metode teknis ini merupakan cara latihan untuk mempelajarinya

suatu teknik cabang olahraga secara berulang-ulang hingga menguasai gerakan

yang otomatis. Hal ini dikemukakan oleh Tarigan (2001: 5) “Latihan dengan

metode teknis menekankan pada penguasaan keterampilan atau teknik suatu

cabang olahraga.” Pendapat tersebut menunjukkan bahwa metode latihan

hanya menekankan pada penguasaan teknik suatu cabang olahraga agar pemain

memiliki keterampilan teknik secara memadai. Menurut Wheeler & Keith

(2017: 393) metode latihan teknis sangat penting karena dapat mengarah pada

kelanjutan fase serangan dan berfungsi untuk memperpanjang set penguasaan

bola.

42
Griffin & mitchell (1998: 3) berpendapat metode latihan teknis adalah

metode latihan keterampilan yang lebih menekankan kepada penguasaan teknik

dasar terlebih dahulu sebelum kepada teknik pola-pola permainan. Pendekatan

tradisional untuk mengerjakan permainan menekankan pada penguasaan

keterampilan teknik dasar. Metode latihan melalui metode teknis sama juga

dengan pendekatan tradisional dalam melatih, bahkan tidak mengingatkan

dalam kemampuan bermain.

Yunyun (2010: 2) menggambarkan bahwa pendekatan tradisional atau

teknik formatnya adalah pemanasan, pengembangan keterampilan, Modifikasi

permainan dan bermain. Jadi melalui latihan dengan pengulangan-pengulangan

yang bertahap dapat meningkatkan penguasaan atlet pada keterampilan teknik

futsal. Seperti pendapat Yunyun (2010: 5) Mengemukakan bahwa keterampilan

teknik seseorang dapat dikembangkan melalui latihan-latihan yang dilakukan

pemain secara sistematis, terencana dan mempertimbangkan prinsip-prinsip

latihan. Menurut Kellum & Hepfer (1998: 272) metode latihan teknis dapat

digunakan karena fokus terhadap studi kasus yang ada di lapangan, diskusi,

latihan berulang-ulang, dan melakukan penyelesaian sesama tim.

Metode latihan teknis dapat diterapkan pelatih untuk keperluan tertentu

misalnya, kebiasaan tertentu, ketangkasan, ketepatan lainnya. Tujuannya untuk

memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dilatih

dengan melakukan secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang telah dilatih

dan siap digunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Latihan teknis adalah

pendekatan jasmani yang menekankan pada penguasaan tehnik dasar, dan

43
berorientasi pada keterampilan teknik. Pendekatan latihan yang berupakan

suatu cara melatih yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.

Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, kecepatan,

kesempatan dan keterampilan.

Teknis diperlukan agar team bekerja sama dengan baik. Untuk

meningkatkan latihan teknis bermain futsal sangat penting untuk

mengoptimalkan kemampuan koordinasi, teknis yang baik didasarkan terutama

pada pengembangan hubungan yang baik antara tubuh dan bola. Untuk ciri

khas dari latihan teknis adalah latihan yang berupa pengulangan yang berkali-

kali supaya asosiasi stimulus dan respons menjadi sangat kuat dan tidak mudah

untuk dilupakan. Dengan demikian terbentuklah sebuah keterampilan

(pengetahuan) yang setiap saat siap untuk dipergunakan oleh yang

bersangkutan. Ciri yang khas dari latihan ini adalah latihan berupa

pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.

Menurut Sanford (2015: 1) ada aspek-aspek tertentu dari metode latihan

teknis, yang paling efisien dapat diajarkan pada permainan keterampilan

bermain futsal, dan aspek lain yang paling efektif dapat diperoleh di

extrakurikuler. Mungkin inilah masalahnya, untuk mengenali aspek mana yang

masuk dalam setiap kategori. Pengulangan gerakan ini dimaksudkan agar

terjadi otomatisasi gerakan. Oleh karena itu, dalam latihan teknis perlu disusun

tata urutan program latihan yang baik agar siswa terlibat aktif, sehingga akan

diperoleh hasil belajar yang optimal.

44
7. Ektrakurikuler

a. Hakikat Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diikuti siswa yang

tidak termasuk dalam kurikulum normal sekolah. Siswa ditemukan di semua

tingkatan sekolah. Ada banyak bentuk kegiatan ekstrakurikuler seperti

olahraga, futsal, basket, voli, takraw (Singh & Mishra, 2013: 92).

Menurut Adamczyk (2012: 414) keterlibatan kegiatan

ekstrakurikuler terdapat kegiatan sekuler yang telah didukung, kemudian

memungkinkan seseorang memupuk sebuah pertemenan yang baru.

Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran

yang dilaksanakan dalam lingkup sekolah maupun di luar sekolah dengan

tujuan menyalurkan bakat dan minat dalam meningkatkan pembinaan.

Kegiatan ekstrakurikuler kebanyakan dari remaja, karena dasarnya untuk

membantu mengembangkan motorik kasar pada siswa. Menurut Corey &

Bonnie (2011: 582) aktivitas ekstrakurikuler dapat membuat remaja

berkembang dan berpengalaman untuk meningkatkan pribadi dan

interpersonal yang positif. Menurut Armenta (2011: 158) kegiatan

ekstrakurikuler dalam olahraga telah menjadi bagian integral dari

lingkungan sekolah.

Diperolehnya suatu keberhasilan, dinilai dari sistem administrasi

yang bergantung dari kualitas dan fasilitas yang digunakan di sekolah, mulai

dari kualitas kurikulum, kualitas pengajaran, kualitas kepemimpinan, serta

kualitas yang profesional tenaga pendidik di sekolah. Menurut Amy &

45
Jennifer (2012: 28) ekstrakurikuler sangat tersebut berhubungan erat dengan

prestasi akademik. Kegiatan ektrakurikuler merupakan salah satu alat

universitas dalam melakukan tugas sebagai sebuah sarana untuk mencapai

tujuan dari pendidikan, kesehatan sosial, psikologis, ekonomi dan fisik bagi

siswa mereka, jika hal tersebut dilaksanakan dengan sebaik-baik maka

disempurnakan rencananya untuk mengevaluasi dan memantau. Menurut

Filiz (2012: 828) dalam meningkatkan keterampilan interaksi siswa selama

pendidikan formal sangat efektif. Maksudnya dalam setiap kegiatan

ekstrakulikuler pengajar di sekolah dapat memantau ataupun mengawasi

kemajuan siswa di luar jam sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler yang

akan dikembangkan sesuai dengan bakat dan minat siswa itu sendiri.

Menurut Bradley & Conway (2016: 1) aktivitas ekstrakurikuler dapat

dipengaruhi bagi siswa yang telah memiliki karakteristik non-kognitif.

Aktivitas di luar kelas memberikan kepada seluruh siswa dalam

mengambangkan kemampuan dan meningkatkan belajar dalam bekerja

sama di dalam berolahraga, serta mengembangkan mental dengan cara

mengikuti kompetisi dalam berbagai olahraga yang digemarinya.

b. Tujuan Ekstrakulikuler
Bakoban & Aljarallah (2015: 2737) tujuan kegiatan ektrakurikuler

adalah untuk menjadikan siswa lebih fokus pada setiap individu (siswa),

institusional lebih meningkat, serta membuat sebuah komunitas yang lebih

luas. Tujuan aktivitas ekstrakurikuler untuk menunjang suatu keberhasilan

belajar siswa di luar jam sekolah yang memiliki keterbatasan di setiap

46
pelajarannya. Menurut Singh & Mishra (2013: 92) keikutsertaan siswa

dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat dikaitkan dengan kegiatan sosial dan

keikutsertaan siswa. Ekstrakurikuler sebagai sarana penunjang untuk proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan di sekolah sebagaimana untuk

mengaplikasikan praktik dan teori yang telah didapatkan sebagai bentuk

hasil prosess pembelajaran. Menurut Tristan (2014: 444) ekstrakurikuler

olahraga dirancang untuk memberikan pengalaman olahraga motivasi yang

positif terhadap siswa.

Berdasarkan keterangan beberapa ahli di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa kegiatan ektrakulikuler bertujuan agar siswa dapat

memperluas pengetahuan baik di luar jam sekolah maupun jam

pembelajaran di kelas. Mengetahui hubungan antara berbagai bentuk

pengetahuan, dapat menyalurkan bakat dan minat dalam rangka memperluas

wawasan maupun untuk meningkatkan penerapan nilai pengetahuan tentang

olahraga, merupakan tujuan yang lain.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan berfungsi dalam menguatkan kajian secara

teoretik. Adapun kajian penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini antara

lain:

1. “Pengaruh metode pembelajaran dan tingat motor educability terhadap

penguasaan keterampilan teknik dasar bermain sepak takraw.” Penelitian I

ketut Semarayasa, 2010. Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada

perbedaan yang signifikan keterampilan teknik dasar sepaktakraw yang

47
diajarkan dengan metode latihan bagian dan yang diajarkan dengan

metode keseluruhan (Fh = 5,982 > Ft (1:36;0,05) = 4,11) siswa diajarkan

menggunakan metode latihan keseluruhan yang dilakukan lebih baik

daripada siswa yang diajarkan dengan metode praktek bagian, (2) ada

perbedaan yang signifikan dalam teknik keterampilan dasar sepak takraw

antara peserta didik motor educability tinggi dan motor educability rendah

(Fh = 83,306 > Ft(1:36:0,05) = 4,11) peserta yang memiliki motor educability

tinggi lebih baik daripada peserta yang memiliki motor educability rendah,

(3) ada interaksi antara penerapan metode pengajaran dan tingkat motor

educability pada keterampilan teknik dasar sepaktakraw (Fh = 15,036 >

Ft(1:36:0,05) = 4,11) siswa yang memiliki motor educability tinggi akan

mencapai kinerja yang lebih baik jika mereka diajarkan dengan metode

praktik keseluruhan, sedangkan motor educability rendah akan mencapai

kinerja yang lebih besar jika mereka diajarkan dengan metode latihan

bagian.

2. “Pengaruh metode pembelajaran dan tingkat motor educability terhadap

hasil belajar bermain bola basket pada siswa kelas VIII SMP Negeri 12

Semarang.” Hasil penelitian Suroso, (1) ada perbedaan pengaruh antara

metode pembelajaran Peer Teaching dan metode Inquiry Teaching Fhitung =

5,274 > Ftabel = 3,397. Metode pembelajaran Peer Teaching lebih baik

daripada metode pembelajaran Inquiry Teaching, (2) ada perbedaan

pengaruh antara Motor Educability tinggi dan motor educability rendah

Fhitung = 58,448 > Ftabel = 3,967. Peserta didik yang memiliki tingkat motor

48
educability tinggi lebih baik daripada yang memiliki tingkat motor

educability rendah, (3) ada interaksi antara metode pembelajaran dan

Motor Educability terhadap hasil permainan bola basket dengan Fhitung

sebesar 4,161 > Ftabel (4,113).

C. Kerangka Berpikir

Permainan futsal modern menekankan kepada atlet selalu bergerak secara

terus-menerus di atas lapangan selama kurun waktu 20 menit bersih setiap babak

permainan ini terdapat aspek yang harus dilatih maupun ditekankan. Keterampilan

bermain futsal merupakan aspek yang penting, pemain harus benar-benar dapat

membedakan shotting, control dan dribbling pada keterampilan bermain futsal.

Keterampilan bermain futsal memiliki manfaat yang penting seperti, seseorang

dapat bermain dengan baik didalam latihan dan membantu membuka ruang untuk

menciptakan peluang terjadi gol, menguasai bola lebih lama, dan dapat dilakukan

untuk melewati lawan.

1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Taktis dan Teknis terhadap


Keterampilan Bermain Futsal

Untuk dapat menggiring, mengontrol, shooting bola dengan baik,

seseorang membutuhkan keterampilan teknik yang dapat membantu dalam

meningkatkan keterampilan bermain futsal. Keterampilan bermain memiliki

manfaat yang penting dalam permainan futsal seperti, membantu membuka

ruang untuk menciptakan peluang terjadinya gol, menguasai bola lebih lama,

dan dapat dilakukan untuk akselarasi melewati lawan. Upaya dalam

meningkatkan keterampilan bermain futsal dengan baik membutuhkan metode

49
latihan. Metode latihan yang dapat dijadikan referensi dalam meningkatkan

keterampilan bermain futsal dikenal dengan metode latihan taktis dan teknis.

Taktis merupakan metode latihan yang berkonsentrasi membantu dalam

memecahkan masalah taktik dalam permainan. Proses dari latihan taktis ini

mengenalkan cara taktikal strategi bermain, yang diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan dalam strategi tIm secara sempurna. Berbagai

bentuk latihan taktis ini pada dasarnya sebagai upaya untuk menyatukan

kekompakan pemain. Berlatih dengan menggunakan metode latihan taktis ini

akan membuat pemain lebih repetitive yang dapat memungkinkan pemain

menyesuaikan konteks latihan. Latihan ini juga akan membuat pemain mempu

beradaptasi pada pola latihan yang disusun dari yang dasar sampai pada

tingkatan advanced.

Teknis adalah metode latihan yang berkonsentrasi dalam mempelajari suatu

teknik cabang secara berulang-ulang hingga menguasai gerakan otomatis.

Berdasarkan uraian di atas, diduga ada terdapat perbedaan pengaruh di

antara kedua metode latihan tersebut dalam membantu siswa meningkatkan

keterampilan menggiring bola pada permainan futsal.

2. Perbedaan Pengaruh antara Metode Latihan Taktis dan Teknis pada


Siswa dengan Motor Educability Tinggi

Motor educability merupakan tahap awal dalam melihat kemampuan

seorang atlet. Motor educability juga menjadi salah satu faktor yang diperlukan

dalam permainan futsal. Motor educability berperan untuk mendorong

kemampuan atlet dalam mengubah arah dengan waktu yang cepat dan tepat,

serta bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Siswa yang memiliki motor

50
educability tinggi diberikan metode latihan taktis, akan lebih menikmati setiap

program latihan yang diberikan oleh pelatih. Motor educability tinggi dapat

membuat siswa bergerak cepat dengan kompleks dan tubuh tidak kaku dalam

melakukan gerakan-gerakan keterampilan pada saat latihan berlangsung. Siswa

yang memiliki motor educability tinggi diberikan metode latihan teknis, akan

selalu memiliki semangat yang lebih dalam mengikuti latihan. Motor

educability membuat siswa mudah mengontrol gerakan dengan cepat agar

mencapai satu tujuan fisik yang khusus. Hal ini akan membuat siswa merasa

tertantang dalam mengikuti latihan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diduga bahwa ada terdapat perbedaan

pengaruh antara siswa yang dilatih dengan metode latihan taktis dan teknis

dengan motor educability tinggi terhadap keterampilan bermain futsal.

3. Perbedaan Pengaruh antara Metode Latihan Taktis dan Teknis pada


Siswa dengan Motor Educability Rendah

Siswa yang memiliki motor educability rendah yang diberikan metode

latihan taktis, akan merasa cepat bosan dalam mengikuti proses latihan. Hal ini

disebabkan karena siswa yang memiliki motor educability rendah kaku dalam

melakukan gerakan dan susah dalam mengatur tempo dalam mengikuti latihan

yang cukup lama. Siswa yang memiliki motor educability rendah yang

diberikan metode teknis, siswa akan merasa lebih kesulitan dalam mengikuti

latihan karena gerakan dalam latihan ini disusun dari latihan yang mudah

hinggga ke advanced. Siswa yang memiliki motor educability rendah akan

51
susah dalam merespon materi program latihan yang diberikan selama proses

latihan berlangsung.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diduga bahwa ada terdapat perbedaan

pengaruh antara siswa yang dilatih dengan metode latihan taktis yang

dipasangkan dengan siswa yang memiliki motor educability rendah dan metode

teknis yang dipasangkan dengan siswa yang memiliki motor educability rendah

terhadap keterampilan bermain futsal pada siswa ekstrakulikuler di kota Sinjai

Utara.

4. Interaksi antara Metode Latihan dan Motor Educability terhadap


Keterampilan Bermain Futsal

Metode latihan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

latihan taktis dan teknis. Riyadi & Doewes (2017: 347) metode latihan taktis

mampu memberikan pengaruh sebesar 60% dalam meningkatkan keterampilan

bermain futsal. Sementara metode teknis merupakan sebuah metode latihan

dengan tujuan yang berkonsentrasi dalam mempelajari suatu teknik cabang

secara berulang-ulang hingga menguasai gerakan otomatis. Adapun tujuan

khusus yang dimaksud adalah keterampilan bermain futsal.

Kedua metode latihan ini ternyata saling terjadi persilangan dalam

penerapan metode latihan yang diberikan. Siswa yang memiliki motor

educability tinggi yang diberikan metode latihan taktis memiliki kemampuan

keterampilan bermain futsal yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki

motor educability tinggi yang dilatihkan dengan metode teknis. Siswa yang

memiliki motor educability rendah yang diberikan metode latihan ball feeling

memiliki kemampuan keterampilan bermain futsal yang lebih baik

52
dibandingkan siswa yang memiliki motor educability rendah yang dilatihkan

dengan metode teknis. Keefektifan metode latihan yang diberikan dilihat

apakah dipengaruhi oleh motor educability yang dimiliki oleh setiap siswa

dalam meningkatkan keterampilan bermain pada siswa ekstrakukikuler futsal

di sekolah menengah atas.

Tujuan dari latihan motor educability adalah untuk meningkatkan

kemampuan atlet dalam mengubah arah dengan waktu yang cepat dan tepat,

serta bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Menurut Mylsidayu dan Febi

(2015: 147) dalam proses latihan motor educability memiliki hubungan dengan

gerak tubuh yang melibatkan gerakan pada kaki dan perubahan yang cepat dari

posisi tubuh. Melalui metode latihan taktis dan metode teknis dapat dilihat

apakah kedua metode latihan ini memiliki interaksi yang terjadi dalam

meningkatkan keterampilan bermain futsal.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diduga bahwa terdapat interaksi antara

metode latihan taktis dan metode latihan teknis dengan motor educability tinggi

siswa dan motor educability rendah pada siswa terhadap keterampilan bermain

futsal. Hal ini didasari dengan beberapa pendapat yang telah dipaparkan di

atas, bahwa kedua metode latihan yang diberikan lebih banyak gerakan dalam

berpindah dari satu posisi ke posisi yang lain dengan atau tanpa bola. Kedua

metode ini juga telah disusun dengan dari latihan termudah sampai dengan

latihan yang bersifat advanced. Sementara motor educability mempengaruhi

tubuh pada saat melakukan gerakan yang melibatkan pada kaki serta perubahan

gerakan cepat dari tubuh. Sehingga dapat diduga bahwa kedua metode dan

53
motor educability akan berinteraksi dalam mempengaruhi gerakan

keterampilan bermain futsal.

Keterampilan
Bermain futsal

1. Teknik dasar keterampilan bermain futsal yang


dilakukan siswa masih terlalu lamban dan kaku
2. Mudah kehilangan penguasaan bola pada saat
menggiring. Kurangnya kelincahan siswa ketika
berusaha melewati lawan pada saat bermain.
3. Kurangnya pengetahuan pelatih dalam
memberikan materi program latihan
4. Kebiasaan pelatih yang langsung
memerintahkan siswa bermain selepas
melakukan pemanasan.

Metode Latihan Metode Latihan


Taktis Teknis

Latihan Motor Educability

Metode Latihan Metode Latihan Metode Latihan


Metode Latihan
Taktis Teknis Taktis
Taktis
Rendah
Tinggi Tinggi Rendah

Keterampilan Bermain Futsal


Meningkat

Gambar 9. Alur Kerangka Berpikir

54
D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, dapat diuraikan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh metode latihan taktis dan teknis terhadap

keterampilan bermain futsal pada siswa ekstrakurikuler.

2. Ada perbedaan pengaruh motor educability tinggi dan rendah terhadap

keterampilan bermain futsal pada siswa ekstrakulikuler.

3. Ada interaksi antara metode latihan dan motor educability terhadap

keterampilan bermain futsal pada siswa ekstrakulikuler di sekolah

menegah atas.

55

Anda mungkin juga menyukai