Disusun oleh :
Suci Ramadhani Harahap (0705181029)
Fisika 3/ Semester 6
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
1. Identitas Jurnal
Jurnal 1
Judul Analisis Kerusakan Lahan Permukiman Pada
Kawasan Berdampak Letusan Gunung
Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara
Jurnal Kapita Seleksa Geografi
Tahun 2018
Penulis M. Julis
Jurnal 2
Judul Analisis Dampak Letusan Gunung Sinabung
Kaitannya Dengan Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Di Kabupaten Karo
Propinsi Sumatera Utara
Jurnal Kapita Seleksa Geografi
Tahun 2018
Penulis Supriyono
2. Ringkasan Jurnal
Ringkasan Jurnal 1
Gunung Sinabung didataran tinggi karo Sumatra Utara sejak 28 agustus 2010 meletus
setelah selama lebih dari tiga abad tidak menampakkan aktifitas yang berarti, dikarenakan
gunung yang berada 2460 mdpl ini termasuk termasuk gunung berapi tipe B yaitu gunung
berapi yang tidak memiliki aktifitas yang berarti dalam waktu yang sangat lama hingga ratusan
tahun maka tidak masuk dalam prioritas pengawasan. Tercatat pada pusat vulkanologi dan
mitigasi bencana geologi (PVMBG) bahwa Gunung Sinabung terakhrir meletus ditahun 1600.
Pada awalnya, Sabtu 28 Agustus, Gunung Sinabung hanya menyemburkan debu disertai bau
belerang menyegat. Warga yang brada dikaki gunung segera melakukan evaluasi karena
aktivitas gunung tersebut tidak seperti biasnya. Ratusan kepala keluarga mengungsi kebebrapa
tempat yang dianggap aman. Daerah yang parah terkena aktifitas awal Gunung Sinabung
setelah ratusan tahun tersebut adalah desa Bekerah dan desa Suka Nalau yang berjarak tidak
sampai 10 km dari puncak gunung. Beberapa instansi terkait sempat memberikan arahan guna
menenangkan penduduk yang mengalami kepanikan akibat aktifitas gunung yang tidak lazim.
Banyak warga yang mulai kembali kedesanya yang selama mengungsi dijaga oleh aparat dan
keamanan desa. Aktifitas Gunung Sinabung rupanya terus meningkat hingga meletus dan
mengeluarkan lava pijar hingga pada minggu dini hari status diubah menjadi A sehingga
aktifitas Gunung Sinabung menjadi dalam pengawasan pihak yang berwenang.
Pasca letusan Gunung Sinabung sangat diperlukan perhatian dari pemerintah daerah
kabupaten karo untuk membenahi kembali pembangunan masyarakat pasca bencana Sinabung,
baik dari sarana dan prasarana, perumahan masyarakat dan lahan pertanian (Hermon, 2014;
Kristian dan Oktorie, 2018). Seperti yang dicanangkan dalam peraturan pemerintah yang
menjadi acuan penataan ruang seperti Peraturan Mendagri No.3 1978, Undang-Undang No.26
tahun 2007 dan peraturan perintah no.16 tahun 2004 pasal 23 menyatakan bahwa
penyelenggaraan penatagunaan lahan antara lain berupa penetapan perimbangan antara
ketersedian dan kebutahan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan lahan menurut fungsi
kawasan yang meliputi : a) penyajiaan neraca perubahan penggunaan dan pemanfaatan lahan
(Hermon et al., 2018), b) penyajian neraca kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan lahan pada
perencanaan tata ruang dan c) penyajian dan penetapan prioriatas ketersediaan lahan.
Ringkasan Jurnal 2
Salah satu gunungapi aktif yang beru-baru ini menunjukkan aktifitasnya adalah
Gunungapi Sinabung (Hermon, 2010; Hermon, 2012; Hermon; 2014; Hermon, 2016; Hermon,
2017). Gunungapi Sinabung dalam bahasa Karo Delen Gunung Sinabung adalah gunungapi di
Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama Gunung
Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak
tertinggi di provinsi Sumatera Utara. Ketinggian gunung tersebut sekitar 2.460 meter. Gunung
Sinabung tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1.600 tetapi mendadak aktif kembali dan
meletus pada tanggal 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada
tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB, Gunung Sinabung mengeluarkan
lava. Status gunung ini dinaikkan menjadi "Awas". Dua belas ribu warga disekitarnya
dievakuasi dan ditampung di 8 lokasi. Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilometer.
Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di udara. Abu Gunung Sinabung cenderung
meluncur dari arah barat daya menuju timur laut. Sebagian Kota Medan juga terselimuti abu
dari Gunung Sinabung. Bandar Udara Polonia di Kota Medan dilaporkan tidak mengalami
gangguan perjalanan udara. Satu orang dilaporkan meninggal dunia karena gangguan
pernapasan ketika mengungsi dari rumahnya. Hasil dari erupsi Gunung Sinabung tersebut
Mengeluarkan Kabut asap yang tebal berwarna hitam disertai hujan pasir dan abu vulkanik
yang menutupi ribuan hektar tanaman petani yang berjarak dibawah radius 6 km.
Abu vulkanik adalah bahan mineral adalah bahan material vulkanik jatuhan yang
disemburkan keudara saat terjadi letusan (Oktorie, 2017). Erupsi terdiri dari batuan yang
ukuran besar sampai berukuran halus yang berukuran besar biasanya jatuh dilereng disekitar
sampai radius + 5-7 km dari kawah. Sedangkan ukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai
ratusan hingga ribuan kilometer (Sudaryo dan Sucipto, 2009).
3. Metode Penelitian
Metode Penelitian Jurnal 1
Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung ke daerah bencana yaitu kaki
Gunung Sinabung dengan pengambilan sampel purposive sampling.Data yang diambil dari
bahan letusan yang ditemukan (timbunan bahan letusan) baik di daerah ujung lava maupun
yang mengendap di pemukiman masyarakat.Bahan letusan dikelompokkan berdasarkan
ukuranya dan mineral batuan, selanjutnya dianalisis dan ditimbang berdasarkan berat untuk
menentukan prosentase (%) bahan letusan.Serta untuk mendukung data yang terkait dengan
sosial ekonomi dengan melakukan wawancara (Hermon, 2015; Hermon, 2016; Hermon, 2017).
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul atau sekop pengambil sampel, mistar
atau alat pengukur panjang/kedalaman, ayakan pasir/bahan letusan gunung merapi, wadah
untuk menyimpan sampel material, camera, GPS, palu geologi, kompas geologi, lup, dan
timbangan analitik.
5. Kelebihan Jurnal
Kelebihan Jurnal 1
a. Didalam jurnal tersebut terdapat tabel yang membuat pembaca lebih mudah
memahami hal hal yang disampaikan, serta pembaca juga lebih mengerti.
b. Jurnal ini menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
bahasanya mudah untuk dipahami oleh si pembaca.
Kelebihan Jurnal 2
a. Didalam jurnal tersebut terdapat tabel dan gambar yang membuat pembaca
lebih mudah memahami hal hal yang disampaikan, serta pembaca juga lebih
mengerti.
b. Jurnal 2 ini lebih menjelaskan secara detail apa saja dampak dari letusan
gunung Sinabung, baik dari segi ekonomi, dari segi lahan dan dari segi
tanaman atau tumbuh – tumbuhan.
c. Jurnal ini menggunakan bahasa baku dan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami atau dimengerti si pembaca.
6. Kekurangan Jurnal
Kekurangan Jurnal 1
a. Didalam jurnal tidak tertera apa tujuan dari pembuatan dan penelitian jurnal
tersebut
b. Jurnal 1 ini kurang menjelaskan secara detail apa saja yang menjadi dampak
dari letusan gunung Sinabung dibandingkan jurnal 2 yang lebih detail
membuat apa saja dampak yang terjadi dari letusan gunung Sinabung
tersebut.
c. Tidak terdapat gambar pada jurnal 1 ini
Kekurangan Jurnal 2
a. Pada jurnal tidak terdapat apa tujuan dari pembuatan jurnal dan tujuan dari
dilakukannya penelitian tersebut.