Anda di halaman 1dari 20

PENGETAHUAN DAN PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RESIKO ERUPSI

MARAPI (STUDI KASUS DI SUMATERA BARAT)

Proposal Tesis

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan


Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai
Gelar Pascasarjana Pendidikan

Oleh:

Nadiya Sari

NIM 23198007
Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi : Pendidikan Geografi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


SEKOLAH PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala
berkah dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Shalawat dan
Salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, keluarga dan
para sahabatnya

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada bapak/ibu dosen yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam melengkapi proposal ini. Proposal ini memuat
beberapa penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan oleh penulis sebagai pemenuhan
persyaratan pendidikan pascasarjana.

Penulis berharap proposal ini dapat memenuhi persyaratan gelar dan penelitian yang
dilakukan.

Padang , September 2023

Nadiya Sari
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................
1.1. Latar belakang.............................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian.........................................................................................
1.4. Manfaat Penelitian.......................................................................................
1.5. Hipotesis Penelitian.....................................................................................
BAB II...............................................................................................................
LANDASAN TEORI........................................................................................
2.1. Kawasan Rawan Bencana.........................................................................
2.2. Gunung Marapi......................................................................................
Indikator ..........................................................................................................
BAB III.........................................................................................................
METODE PENELITIAN.............................................................................
2.2 Lokasi penelitian dan Waktu Penelitian..............................................
3.3. Populasi ..............................................................................................
3.4. Teknik Mengumpulan Data................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kurangnya Pemahaman masyarakat maupun pendaki atau wisatatawan


mengenai bencana dan mitigasi bencana, berdasarkan kejadian erupsi pada 3
desember 2023 lalu sehingga mengakibatkan 24 korban jiwa yang meninggal,
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat masih belum memahami
mengenai bencana dan mitigasi bencana. Pemahaman masyarakat terkait hal ini
masih sangat minim dikarenakan beberapa alasan seperti ketidaktahuan beberapa
warga mengenai jalur evakuasi, tempat evakuasi, tidak memiliki rencana evakuasi
baik pribadi maupun untuk keluarga dan tidak mengetahui potensi bencana yang
ada di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.

Gunung Marapi ini memiliki ketinggian mencapai 2.891 meter di atas


permukaan laut (mdpl). Gunung Marapi adalah tipe gunung api Strato Vulkanik,
yang artinya tubuh gunung api ini dibangun oleh akumulasi perulangan hasil
letusan yang terjadi. Jalur pendakian yang biasa digunakan untuk melakukan
pendakian adalah dari jalur Koto Baru. Di Gunung Marapi terdapat monumen
bersejarah Tugu Abel. Monumen Tugu Abel Gunung Marapi ini merupakan
monumen yang didirikan untuk memperingati kepergian seseorang yang bernama
Abel pada 1992 silam.

Gambar 1. Foto Visual Letusan Gunung Marapi Tanggal 3 Desember 2023


(sumber: pusat vulkanologi Indonesia)
Menurut data Pemprov Sumbar, karakter letusan Gunung Marapi berupa
letusan eksplosif dan efusif dengan masa istirahat rata-rata 4 tahun. Aktivitas
Gunung Marapi tidak selalu terjadi pada kawah yang sama, tetapi bergerak
membentuk garis lurus dengan arah timur ke barat daya antara Kawah Tuo hingga
Kawah Bongsu.Tercatat bahwa sejak awal tahun 1987 sampai sekarang letusan
Gunung Marapi bersifat eksplosif dan sumber letusannya hanya berpusat di
Kawah Verbeek. Letusan Gunung Marapi biasanya disertai suara gemuruh, abu,
pasir, lapili dan kadang-kadang juga diikuti oleh lontaran material pijar dan bom
vulkanik.

Gambar 2. Grafik Kegempaan Gunung Api Marapi Januari-Desember 2023


(sumber: pusat vulkanologi Indonesia)
Gambar 3. Grafik Tilmeer Stasiun BTPL dan PCAK Gunung Api Marapi
(sumber: pusat vulkanologi Indonesia)
Secara rutin aktivitas Gunung Marapi di Sumbar dipantau oleh Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Pemantauan aktivitas
kegempaan di Gunung Marapi diamati secara terus menerus dengan menggunakan
seismograf satu komponen bersistem pancar (RTS) model PS-2.

Adapun dalam upaya Mitigasi Bencana Gunung Api dilakukan


pemantauan visual dan kegempaan secara menerus yang berhubungan dengan
gejala vulkanik Gunung Marapi. Pengamatan visual dipantau secara menerus dari
pos Pengamatan Gunung Marapi.

Gambar 4. Peta KRB Gunung Marapi (sumber: pusat vulkanologi Indonesia)

Maka dari itu perlu tindakan khusus untuk menyadarkan warga


masyarakat, khususnya yang bermukim di Kawasan Rawan Bencana (KRB)
Gunung Api Marapi tentang bahaya letusan gunung Api Marapi.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dapat dirumuskan permasalahan


yang ada yaitu:

1. Bagaimana pengetahuan masyarakat Sumatera Barat dalam menghadapi


bencana Erupsi marapi?

2. Bagaimana tingkat persepsi masyarakat Sumatera Barat pasca erupsi marapi?

3. Bagaimana dampak dari resiko erupsi marapi terhadap masyarakat Sumatera


Barat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan yang ingin dicapai melalui


penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat Sumatera Barat dalam


menghadapi bencana erupsi marapi.

2. Untuk mengidentifikasi tingkat persepsi masyarakat Sumatera Barat pasca


erupsi marapi.

3. Unuk mengidentifikasi serta menganalisis dampak yang timbul akibat bencana


erupsi marapi di Sumatera Barat.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat menjadi kajian guna penelitian lebih lanjut, dapat
menambah wawasan serta ilmu tentang pengetahuan dan persepsi masyarakat
tentang resiko erupsi marapi di kalangan masyarakat Sumatera Barat .
E. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini berlangsung di kawasan rawan bencana gunung marapi di


Kabupaten Agam dan Kabupaten Datar, Sumatera Barat.
2. Penelitian ini berfokus dalam tingkat pengetahuan dan persepsi
masyarakat tentang resiko erupsi di masyarakat Sumatera Barat.
3. Kawasan rawan bencana pada penelitian ini merupakan kawasan yang di
ring buffering sesuai dengan sifat gunung marapi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1.Kawasan rawan bencana

Kawasan Rawan Bencana adalah suatu peta yang menunjukkan pembagian


daerah- daerah yang tergolong rawan bencana erupsi marapi dengan ruang
lingkup berupa daerah yang berdampak langsung maupun yang tidak berdampak
langsung. Peta KRB gunung marapi di buat oleh Badan Geologi melalui Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang berkedudukan di
bawah Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik 13 Indonesia.

Peta Kawasan Rawan Bencana di bagi menjadi 3 zona yaitu zona KRB III,
zona KRB II, dan zona KRB I yang di kategorikan berdasarkan dengan jarak
terhadap kawah Marapi. Peta KRB marapi dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber data : BPBD Kabupaten Tanah Datar

Gambar 2.1 Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Marapi Kabupaten Tanah Datar.
1.1 Kawasan Rawan Bencana

Peta kawasan rawan bencana 2 berpotensi terlanda aliran lava, aliran


piroklastika, aliran gas-gas volkanik beracun, aliran lahar dan lontaran batu pijar,
hujan batu, pasir, abu(lebat).

a. Kawasan rawan bencana terhadap bahan aliran massa, aliran lava,


aliran pirokalstik, pada umumnya daerah ini tidak berpenduduk,
oleh karena medan yang terjal, berbatu, merupakan daerah puncak
dan lereng gunungapi Marapi, sebagian termasuk kawasan Cagar
alam dan Hutan Wisata.
b. Kawasan rawan bencana terhadap bahan lontaran, dengan radius 7
Km, meliputi daerah yang bertopografi rendah terutama daerah
sebelah barat-barat daya, oleh karena bentuk morfologinya agak
terbuka ke arah tersebut.
c. Kawasan rawan bencana terhadap bahan lontaran, berupa lontaran
batu pijar, bom vulkanik, batuan piroklastik hingga abu yang
sangat lebat, daerah yang diperkirakan berpotensi terhadap lontaran
batu, hujan abu lebat, terutama dibagian puncak dengan radius 5
Km dari titik erupsi.

Dan Kawasan Rawan Bencana III, yaitu kawasan yang berpotensi mengalami
kerugian besar, meliputi jumlah korban jiwa, harta benda dan kerusakan
lingkungan yang berat. Kawasan Rawan Bencana II, yaitu kawasan yang
berpotensi terjadi korban jiwa, harta benda dan atau kerusakan lingkungan.
Kawasan Rawan Bencana I, yaitu kawasan yang mengalami gangguan tetapi
dimungkinkan tidak terjadi korban jiwa dan kerusakan lingkungan yang berarti.

2. Gunung Marapi

Erupsi gunung api menghasilkan sejumlah bencana yaitu lava, jatuhnya


piroklastik, aliran piroklastik, lonjakan piroklastik, ledakan lateral, longsoran
puing-puing, tsunami vulkanik, lumpur, banjir dan gas. Dasar pemikiran
pengkajian bencana gunung api dihubungkan ke ukuran, frekuensi erupsi dan
kedekatan dengan gunung api serta pengaruhnya terhadap hasil produksi
pertanian dari masyarakat seperti misalnya penurunan produksi, kematian
tanaman dan keracunan akibat gas. Pengkajian gunung api sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan bagi perencanaan daerah kabupaten Tanah datar.
Gunung Marapi merupakan salah satu gunungapi aktif di Sumatera Barat
dengan ketinggian puncak sekitar 2.900 m dpl. dengan ketinggian pastinya
2.891 m dpl (Rasyid, 1990). Secara administratif Gunung Marapi termasuk
dalam wilayah Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Bukit tinggi
dan Kota Padang panjang, Provinsi Sumatera Barat. Untuk mencapai Gunung
Marapi, dari Jakarta dapat menggunakan pesawat terbang atau dengan jalan
darat melalui Padang kemudian dilanjutkan ke Kota Bukittinggi. Dengan cara
yang sama perjalanan dapat melalui sebelah Barat. Jalur tersebut melalui Kota
Baru dan Sungai Puar, Kabupaten Agam. Apabila melalui sebelah Tenggara,
melewati Kota Pariaman, Kabupaten Tanah Datar.

3. Persepsi

Persepsi bera sa l da ri ba ha sa la tin perceptio, da ri percipere, ya ng a rtinya


l l l l l l l l l l l

menerima a ta u menga mbil. Persepsi a da la h proses pema ha ma n a ta u pemberia n


l l l l l l l l l l l l l

ma kna a ta s sua tu informa si terha da p stimulus. Stimulus dida pa ti da ri proses


l l l l l l l l l l l

pengindera a n terha da p objek, peristiwa , a ta u hubunga n- hubunga n a nta r geja la


l l l l l l l l l l l l l

ya ng sela njutnya diproses oleh ota k. Persepsi a da la h tinda ka n penila ia n


l l l l l l l l l l l

pemikira n seseora ng setela h mera sa ka n stimulus pa da pa nca indra terha da p


l l l l l l l l l l l l l

objek ya ng a khirnya membua t seseora ng memiliki pa nda nga n a ta u ta ngga pa n


l l l l l l l l l l l l l

terka it objek a ta upun peristiwa ya ng terja di.


l l l l l l

4. Pengetahuan

Kurangnya Pemahaman masyarakat maupun pendaki atau wisatatawan


mengenai bencana dan mitigasi bencana, berdasarkan kejadian erupsi pada 3
desember 2023 lalu, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat
masih belum memahami mengenai bencana dan mitigasi bencana. Pemahaman
masyarakat terkait hal ini masih sangat minim dikarenakan beberapa alasan
dan perlu adanya sosialisasi agar bisa menambah wawasan masyarakat
tersebut.
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya,
ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan
tersebut.

5. Persepsi Risiko

Persepsi risiko merupa ka n tinda ka n mengena li, da n mena fsirka n l l l l l l l l

informa si guna memberika n ga mba ra n ba ha ya , a kiba t, da n konsekuensi a kiba t


l l l l l l l l l l l l l l

sebua h benca na sebelum terja di, sa a t seda ng terja di, ma upun ya ng a ka n


l l l l l l l l l l l l

da ta ng.Persepsi risiko ini meliputi ea lua si da n proba bilita s da n konsekuensi da ri


l l l l l l l l l

ha sil ya ng nega tif. Persepsi risiko tida k ha nya menya nkut individu teta pu juga
l l l l l l l l l

sosia l, da n kebuda ya a n.(suwa rtono & meina rno, 2009)


l l l l l l l

Benca na a la m da pa t terja di ka pa n sa ja pa da wila ya h ya ng memiliki


l l l l l l l l l l l l l l l l

tingka t ba ha ya benca na renda h ma upun tinggi. Menila i persepsi risiko sa nga t


l l l l l l l l l l l

penting. Persepsi risiko sa nga t memba ntu da la m mema ha mi da n menga na lisis l l l l l l l l l l

perila ku ma nusia sa a t terkena benca na . Ora ng-ora ng mena ngga pi benca na a la m


l l l l l l l l l l l l l l l l

sesua i denga n pa nda nga n mereka tenta ng ba ha ya seba ga i persepsi da n


l l l l l l l l l l l l l

kesa da ra n a ka n penga ruh perila ku.(A ksa et a l., 2020)


l l l l l l l l l l

A da dua pendeka ta n teori ya ng menjela ska n tenta ng persepsi risiko


l l l l l l l l l

benca na ya itu pendeka ta n kognitif da n pendeka ta n sosia l buda ya . Prinsip da sa r


l l l l l l l l l l l l l

pendeka ta n kognitif terha da p persepsi risiko berda sa rka n pa da proses da sa r


l l l l l l l l l l l

psikologi tenta ng ba ga ima na ma nusia mema nda ng da n menga ngga p sua tu l l l l l l l l l l l l l

keja dia n seba ga i sua tu risiko, terda pa t dua pendeka ta n da la m pendeka ta n


l l l l l l l l l l l l l l

kognitif ya itu pendeka ta n heuristik da n bia s, da n pendeka ta n pa ra digma l l l l l l l l l l l

psikometrik.(kurnia nto, 2019) l

A da empa t komponen untuk menjela ska n persepsi resiko benca na , ya kni


l l l l l l l l

exposure, ya itu penila ia n, pema ha ma n, da n pengeta hua n terha da p tingka t l l l l l l l l l l l l

ba ha ya benca na a la m bisa diha dirka n. Tingka ta n resiko tida k sela lu menga ra h


l l l l l l l l l l l l l l l l

pa da situa si interna l seseora ng, na mun juga menca kup situa si dima na dia bera da
l l l l l l l l l l l l l l

da n sebera pa tingka t resiko ba ha ya benca na da ri wila ya h tersebut. Fa milia rity,


l l l l l l l l l l l l l l
merupa ka n sera ngka ia n keja dia n di ma sa la lu terka it denga n fenomena ya ng
l l l l l l l l l l l l l l

dika ji. Penga la ma n emosiona l terka it sebua h fenomena , keja dia n, da n da mpa k
l l l l l l l l l l l l l

(benca na ), semisa l ra sa ta kut a ka n da mpa k ya ng dipersepsika n mela lui media ,


l l l l l l l l l l l l l l

kisa h ma sa la lu, a ta u da mpa k tida k la ngsung ya ng mela nda si bela ja r sosia l


l l l l l l l l l l l l l l l l

seseora ng da pa t muncul da la m komponen ini. Preventa bility, komponen ini


l l l l l l

memua t seja uh ma na individu mema ha mi ba hwa sua tu ba ha ya a ta u benca na


l l l l l l l l l l l l l l l l

da pa t diprediksika n da n dikontrol. Sua tu ba ha ya a ta u benca na ya ng da pa t


l l l l l l l l l l l l l l l

diprediksika n da n dikenda lika n denga n a kura t a ta u ma ksima l oleh ma nusia (da n


l l l l l l l l l l l l l l

otorita s) tentunya a ka n dipersepsika n tida k terla lu berba ha ya a ta u beresiko.


l l l l l l l l l l l l

Drea d, seca ra spesifik mengungka p tingka ta n da ri da mpa k benca na , ya ng dinila i


l l l l l l l l l l l l l

mena kutka n a ta u merugika n individu a ta u merugika n unsur-unsur lingkunga n


l l l l l l l l l

ya ng melingkupinya .(Wusa na & Hida ya t, 2018)


l l l l l l

Keya kina n pa da fa ktor eksterna l cenderung membua t seseora ng tida k


l l l l l l l l l

peduli teha da p risiko.Misa lnya , ora ng ya ng tingga l di loka si vulka nik umumnya
l l l l l l l l l l

perca ya pa da kekua ta n eksterna l seperti a la m ya ng tida k a ka n memba ha ya ka n


l l l l l l l l l l l l l l l l l

mereka .Keya kina n pa da fa ktor eksterna l a ka n membua t seseora ng menja di


l l l l l l l l l l l l

fa ta listik. Keya kina n fa ta lisme a ka n berda mpa k pa da minimnya risiko da n


l l l l l l l l l l l l l l

kesia psia ga a n.(A ksa et a l., 2020).


l l l l l l l
BAB III

METODE PENELITIAN

1.Loka si Penelitia n l l

Gunung Marapi bera da di da ta ra n tinggi Bukit Tinggi, di Antara l l l l l

Ka bupa ten Agam dan Kabupaten Datar, Provinsi Suma tera Barat , Indonesia .
l l l l l l

Penelitia n berloka sika n pa da da era h Ka wa sa n Ra wa n Benca na Gunung Marapi


l l l l l l l l l l l l l l

khususnya desa ya ng bera da pa da Ka wa sa n Ra wa n Benca na II di Keca ma ta n


l l l l l l l l l l l l l l l l l

Canduang, Ka bupa ten Agam dan Kabupaten Datar, Provinsi Suma tera Barat .
l l l l l

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian (sumber: Google Earth)

2. Jenis Penelitia n l

Metode penelitia n ya ng diguna ka n da la m penelitia n ini a da la h metode l l l l l l l l l l

kua ntita tif denga n pendeka ta n deskriptif, dima na penelitia n ini berusa ha
l l l l l l l l l l

mendeskripsika n sua tu geja la , peristiwa , keja dia n ya ng tela h terja di. Pendeka ta n
l l l l l l l l l l l l

denga n mengguna ka n deskriptif ka rena mengguna ka n a ngka mula i da ri


l l l l l l l l l l l

pengumpula n da ta , pena fsira n terha da p da ta tersebut serta pena mpila n da ri


l l l l l l l l l l l l l

ha silnya .Penelitia n kua ntita tif merupa ka n penelitia n ya ng berla nda ska n pa da
l l l l l l l l l l l l l l

filsa fa t positivisme, diguna ka n untuk meneliti pa da popula si a ta u sa mpel tertentu


l l l l l l l l l l

(sugiyono, 2021).
3.Popula si l

Da la m penelitia n sa mpel sumber da ta dipilih seca ra purposive, Purposive


l l l l l l l l

sa mpling merupa ka n sebua h metode sa mpling non ra ndom dima na peneliti


l l l l l l l l

menentuka n responden spesia l ya ng sesua i denga n kriteria ya ng cocok denga n


l l l l l l l l

tujua n penelitia n (Lena ini, 2021).


l l l

4.Sumber Da ta l l

Sumber da ta penelitia n ini mengguna ka n da ta sekunder da n da ta primer,


l l l l l l l l l l

Da ta sekunder merupa ka n da ta ya ng dia mbil mela lui da ta ya ng suda h a da


l l l l l l l l l l l l l l l

sebelumnya , contoh da ri da ta sekunder a da la h buku,jurna l, da n ca ta ta n


l l l l l l l l l l l l

kepemerinta ha n. Da ta primer a da la h jenis pengumpula n da ta ya ng dikumpulka n


l l l l l l l l l l l l

oleh peneliti la ngsung, contoh da ri da ta primer a da la h a ngket. l l l l l l l l

Instrumen penelitia n a da la h a la t ba ntu ya ng dipilih da n diguna ka n oleh l l l l l l l l l l l

peneliti da la m kegia ta nnya menggumpula ka n da ta a ga r kegia ta n penelitia n


l l l l l l l l l l l l l l

menja di sistema tis da n dipermuda h olehnya .(A rikunto.2000).


l l l l l l

6.Teknik Pengumpula n Da ta l l l

A da pun teknik pengumpula n da ta da la m penelitia n ini denga n


l l l l l l l l l

pendeka ta n kua ntita tif a da la h denga n mela kuka n penyeba ra n a ngket da n studi
l l l l l l l l l l l l l l

dokumenta si. Teknik pengumpula n da ta da la m penelitia n ini mengguna ka n


l l l l l l l l l

a ngket, dima na penulis membua t a ngket da n diba gika n kepa da ma sya ra ka t ya ng


l l l l l l l l l l l l l l l

bertempa t tingga l di da era h ya ng tergolong ke Ka wa sa n Ra wa n Benca na III da n


l l l l l l l l l l l l l

Ka wa sa n Ra wa n Benca na II untuk menda pa tka n penila ia n va ria bel – va ria bel


l l l l l l l l l l l l l l l l

pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang resiko erupsi marapi ya ng ka pa n l l l

sa ja bisa terja di. A ngket da la m penelitia n ini a ka n diguna ka n untuk


l l l l l l l l l l l l

menga na lisispengetahuan danl l persepsi ma sya ra ka t tentang resiko ba ha ya


l l l l l l l

letusa n Gunung Marapi.


l Dokumenta si berbentuk tulisa n a ta upun ga mba r, l l l l l l

dokumenta si ya ng diguna ka n merupa ka n da ta pendukung terha da p ha sil


l l l l l l l l l l l

penga ma ta n da n a ngket.
l l l l l
7.Teknik A na lisis da ta l l l l

A na lisis da ta merupa ka n sa la h sa tu proses penelitia n ya ng dila kuka n


l l l l l l l l l l l l l

setela h semua da ta ya ng diperluka n guna memeca hka n perma sa la ha n ya ng


l l l l l l l l l l l l l l

diteliti suda h diperoleh seca ra lengka p. Keta ja ma n da n ketepa ta n da la m


l l l l l l l l l l l l

pengguna a n a la t a na lisis sa nga t menentuka n kea kura ta n penga mbila n


l l l l l l l l l l l l l l

kesimpula n, ka rena itu kegia ta n a na lisis da ta merupa ka n kegia ta n ya ng tida k


l l l l l l l l l l l l l l l

da pa t dia ba ika n begitu sa ja da la m proses penelitia n.


l l l l l l l l l l

A na lisis da ta a ka n dila kuka n denga n ca ra menca ri da ta - da ta untuk


l l l l l l l l l l l l l l l l

memeca hka n perma sa la ha n terka it denga n rumusa n ma sa la h pa da penelitia n ini.


l l l l l l l l l l l l l l l

A na lisis dida sa rka n pa da seluruh da ta ya ng terkumpul, mela lui berba ga i


l l l l l l l l l l l l l

pengumpula n da ta ya itu a ngket da n dokumenta si. l l l l l l l

H. Ja dwa l Penelitia n
l l l

No Ura ia n l l Bula n l Bula n l Bula n l Bula n l Bula n l

(1) (2) (3)


(4) (5)

1 Ra nca nga n l l l

2 Perizina n l

3 Penyusuna n l

Proposa l l

4 Instrumen
Penelitia n l

5 Penelitia n l

6 A na lisis Da ta
l l l l

7 Penyusuna n l
La pora n
l l

DAFTAR PUSTAKA

Arliandy, Arief, L, Arwan ,: Pemodelan Kawasan Rawan Bencana Erupsi Gunung

Api Berbasiskan Data Penginderaan Jauh, Jurnal Geodesi Undip, Vo; 3No.

4 .,th. 2014

Berita Vulkanologi, Edisi Khusus no. 157 th 1990, Penerbit

DirektoratVulkanologi , Dirjen Geologi dan SDM .

Abdillah, M. Rais,: Prediksi sebaran abu vulkanik di udara dengan menggunakan

model PUFF , Prodi meteorologi FITK , ITB Bandung , 2012

Deddy Suhadi, Makalah, Potensi Bahaya Letusan Gunung Api Marapi.

Departemen Pertambangan Dan Energi, Badan Geologi, Pusat

Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, 2009

Daryono , Ancaman Banjir Lahar Dingin Merapi, peneliti pada Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ,2011 .

Hendra Gunawan, Laporan Akhir Penelitian Gunungapi Marapi, Sumatra

Barat.Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,

ESDM, 2010

H. Kusumosubroto, Aliran Debris & Lahar , Pembentukan, Pengaliran ,

Pengendapan dan Pengendaliannya, Graha Ilmu, 2013.


A ksa , F. I., Uta ya , S., Ba chri, S., & Ha ndoyo, B. (2020). The role of knowledge
l l l l l l

a nd fa ta lism in college students. Jàmbá - Journa l of Disa ster Risk Studies, 12(1),
l l l l l

1–6. https://core.a c.uk/downloa d/pdf/288062955.pdf


l l

A ndrea stuti, S., Pa ripurno, E. T., Guna wa n, H., Budia nto, A ., Sya hba na , D., &
l l l l l l l l l l

Pa llister, J. (2019). Cha ra cter of community response to volca nic crises a t


l l l l l

Sina bung a nd Kelud volca noes. Journa l of Volca nology a nd Geotherma l


l l l l l l l

Resea rch, 382, 298–310. https://doi.org/10.1016/j.jvolgeores.2017.01.022


l

Skripsi, P., & Ekonomi, P. (2018). Proposa l Skripsi Prodi Ekonomi l

Pemba nguna n 2018 1. 1–87.


l l

Suyitno Hadi Putro, Dampak bencana aliran lahar dingin gunung Merapi pasca

erupsi di kali putih, makalah seminar nasional pengembangan kawasan

Merapi , Mhs program Doktor T. Sipil Undip Semarang, 2012

Laporan Pemantauan dan Evaluasi Bencana Geologi di Provinsi Sumatera Barat,

tahun 2011.

Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Marapi Sumatera Barat Skala 1 :

50.000 Tahun 2006, dan laporan pemetaan kawasan rawan bencana Gunung

Marapi Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, oleh Proyek

Penyelidikan dan Pengamatan GunungApi, Direktorat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi, Direktorat Jenderal Geologi dan SumberDaya

Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;2006

Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan letusan Gunung Berapi dan Kawasan

Rawan Gempa Bumi, Dirjen Penataan Ruang Dept PU , Jakarta , 2008


Hendra Gunawan, Laporan Akhir Penelitian Gunungapi Marapi, Sumatra

Barat.Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, ESDM,

2010

Daryono , Ancaman Banjir Lahar Dingin Merapi, peneliti pada Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ,2011 .

Agus krisbiantoro, : Analisis ejeksi dan dispersi awan debu vulkanik gunung

semeru Jawa Timur , Jurnal Neutrino, Vol. 4 no. 1 Okt. 2011.

Anda mungkin juga menyukai