ISTIMEWA YOGYAKARTA
NISN :0053684277
i
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Disetujui oleh:
ii
ABSTRAK
Dan hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dalam menghadapi erupsi
Gunung Merapi BPBD Kabupaten Sleman telah melaksanakan seluruh tahapan
dalam manajemen bencana yaitu tahap Mitigation dengan membuat talud banjir,
kantong lahar, Early Warning System dan rambu evakuasi, Preparedness dengan
melakukan pemantauan Gunung Merapi, simulasi erupsi, Membentuk Sekolah
Siaga Bencana, Desa Tangguh Bencana, dan Sister School, Tahap Response
dengan membuat skenario rencana evakuasi, pelatihan pengelolaan barak dan
dapur umum, dan Recovery yaitu pemulihan meliputi pembangunan huntap,
pemulihan infrastruktur, penggantian ternak dan bantuan sapi perah dengan
pengawasan dari BPBD Kabupaten Sleman.
iii
KATA PENGANTAR
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
Yogyakarta” karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat menempuh
Penyusun karya tulis ilmiah ini tak lepas dari bantuan dan bimbingan sebagai
pihak sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis ini
Sirampog.
3. Semua pihak yang telah membantu saya dalam proses penyusunan karya
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak
kurang. Untuk itu, penulis memohon saran dan kritik dari semua pembaca guna
iv
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Kesimpulan...........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
LAMPIRAN...........................................................................................................19
BIODATA PENULIS............................................................................................21
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satu dari 127 gunung api paling aktif di Indonesia yang sering meletus.
tercatat terjadi selama 5 hari, sedangkan letusan 2010 ini mencapai 14 hari
Yogyakarta, luncuran awan panas pada letusan 138 tahun silam itu
maksimal hanya 11–12 km, sedangkan letusan Tahun 2010 mencapai 14,5
km.
gunung berapi komposit, yang tinggi dan mengerucut terdiri atas lava atau
kubah lava diikuti guguran awan panas, guguran lava pijar dan jatuhan
1
Merapi memiliki aspek sosial dan ekonomis yang tinggi bagi
pyroclastic flow atau aliran awan panas. Aliran awan panas yang oleh
km/jam) serta panas dengan suhu antara 800ºC – 1100ºC. Bahaya sekunder
Merapi adalah banjir lahar dingin yang dapat terjadi pada musim hujan.
rawan bencana. Kedua jenis data tersebut sangat perlu untuk diperbaharui
dan dapat dengan mudah diketahui oleh masyarakat luas. Salah satu
2
Kerusakan lahan dapat berupa menurunnya tingkat kegunaan lahan yang
manusia maupun karena bencana alam, dalam penelitian kali ini kerusakan
tersebut.
masyarakat. Lahan kritis juga disebut sebagai lahan marginal yaitu lahan
3
yang memiliki beberapa faktor pembatas, sehingga hanya sedikit lahan
kerusakan lahan.
B. Rumusan Masalah
merapi?
2. Apa saja tingkat kerusakan lahan akibat erupsi merapi tahun 2010?
Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
maka tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
erupsi merapi
D. Manfaat Penelitian
4
3. Menambah wawasan keilmuan dan pendidikan yang berkaitan dengan
bencana alam
5
BAB II
PEMBAHASAN
merapi
Merapi, karena pada tahun itu Merapi meletus sekitar 2 minggu lebih.
Material hasil erupsi seperti kerikil, pasir, maupun abu vulkanik sangat
Tingkat kerusakan lahan dapat dipengaruhi oleh sebaran awan panas. Pada
6
dilakukan juga identifikasi sebaran awan panas. Penggunaan lahan yang
didapat dari hasil identifikasi pada citra berupa penggunaan lahan hutan,
fragmen batuan, dan meluncurkan gas menuruni sisi gunung berapi selama
letusan, ledakan atau ketika tepi curam kubah terpisah dan runtuh. Aliran
ini bisa mencapai suhu 1.500°F dan bergerak dengan kecepatan 100-150
mil per jam, mampu merobohkan dan membakar segala sesuatu di jalur
1987:87-297) awan dengan berat jenis yang rendah, puing batu dan udara
atau gas lainnya yang bergerak di atas permukaan tanah dengan kecepatan
mendasarinya, dengan panas diatas 100°C yang cukup merusak apa yang
7
tingkat kerusakan lahan. Dengan ketebalan material (0,5m) tingkat
banyak vegetasi yang hilang akibat awan panas, maka daerah tersebut,
B. Apa saja tingkat kerusakan lahan akibat erupsi merapi tahun 2010
beberapa desa mengalami kerusakan. Dan ada pula desa yang paling tinggi
Desa Argomulyo. Kerusakan lahan akibat sapuan awan panas dialami oleh
8
Desa Wukirsari seluas 6,78 km2 untuk kerusakan tinggi yang mencapai
persentase sebesar 16,46 %, dan seluas 9,02 km2 untuk lahan rusak sedang
atau sekitar 21,88 % dan 0,27 km2 untuk lahan rusak rendah atau sekitar
Sebagian besar Desa Wukirsari tidak terdampak awan panas dengan lahan
yang tidak rusak sekitar 25,14 km2 atau sekitar 61,01%. lahan yang
kerusakan, karena jarak yang terlalu dekat dengan kali yang merupakan
tingkat kerusakan lahan tinggi sebesar 36,37% atau 6,69 km2. Desa
Sungai Gendol hingga tersapu oleh awan panas yang meluncur disertai
tingkat kerusakan lahan tinggi sebesar 36,37% atau 6,69 km2. Desa
9
Sungai Gendol hingga tersapu oleh awan panas yang meluncur disertai
atau 16,57%, 22,07% untuk rusak lahan rendah dengan luas 9,02 km2 . Di
Desa Umbulharjo sebesar 25,14 km2 atau sekitar 61,55%, luasnya lahan
Umbulharjo tidak dilewati oleh aliran awan panas dan Lava Merapi.
dari puncak Gunung Merapi, juga hanya sedikit penggunaan lahan yang
4,25 km2 mengalami rusak sedang yaitu sekitar 13,75% dan 0,27 km2
10
daerah akhir luncuran awan panas dan lava, hanya sebagian daerah yang
tidak jauh beda dengan Desa Wukirsari yaitu 38,45%, dan desa dengan
bantaran Sungai Gendol, yaitu aliran awan panas dan lava dari Gunung
pada kawasan rawan bencana III, apalagi yang terletak didekat puncak
data tersebut maka masih banyak permukiman yang dibangun pada zona
atau daerah Kawasan Rawan bencana III, tak hayal korban pada saat
Erupsi Merapi Tahun 2010 cukup banyak, yaitu 196 jiwa meninggal, 218
11
jiwa mengalami luka-luka, 198.488 jiwa pengungsi, dan 2929 rumah rusak
dekat dengan sumber bahaya, baik itu awan panas, aliran lava, guguran
untuk lokasi tempat tinggal. Kawasan Rawan Bencana III sebagian besar
12
Gendol yang membawa material awan panas, aliran lava, guguran batu
Aliran awan panas serta aliran lava dan lahar sangat mempengaruhi
daerah yang berpotensi dilanda oleh banjir lahar dingin, akibat hujan deras
Yogyakarta
tersebut dilakukan sebelum bencana itu terjadi. Pada tahap ini terdapat
13
untuk mengetahui tingkat kerentanan masyarakat dan kapasitas masyarakat
resiko yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dari pemetaan ancaman tersebut
Kabupaten.
mencegah melubernya lahar dari jalur sungai yang berhulu di Merapi saat
debit lahar dari Merapi agar tetap berada di jalur sungai sehingga tidak
14
mendapat debit material yang banyak dari Merapi seperti Kali Boyong,
Kali Kuning, Kali Krasak dan Kali Gendol. Selain itu juga dilakukan
pemasangan Early Warning System (EWS) yaitu suatu alat peringatan dini
tower yang dilengkapi dengan sirine dan pengeras suara yang dipantau
memasuki tahap siaga, maka sirine EWS tersebut akan dibunyikan dan
rentan terlebih dahulu. Lokasi Early Warning System Merapi saat ini
peringatan dini lahar panas atau awan panas tetapi juga sistem peringatan
dini untuk bahaya lahar hujan. Lokasi EWS tersebut terletak di Dusun
15
dan dampak dari erupsi Gunung Merapi melalui berbagai kegiatan yang
akhir tahun 2011, Gunung Merapi tidak mengalami erupsi besar. Namun
diharuskan mengungsi.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
38,45%, Desa dengan persentase total jumlah lahan rusak yaitu Desa
sedang 39,76 km2 (31%)dan untuk kerusakan lahan rendah 0,54 km2
(0,42%).
evakuasi.
17
Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Api Merapi, pembuatan SOP
darurat erupsi.
B. Saran
jumlah korban jiwa dan kerusakan lahan jika erupsi merapi terjadi lagi.
2010.
meningkat.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
20
Lahan pemukiman dengan tingkat kerusakan sedang di Desa Argomulyo
21
BIODATA PENULIS
Instagram : @anastsy_05
-SMPN 02 Sirampog
-SMAN 01 Sirampog
22