Anda di halaman 1dari 16

PENTINGNYA MA’IYATULLAH DALAM KEHIDUPAN

MANUSIA DIMASA ERA DIGITAL

NUR RASJIDAH
2108046059

Mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2022
PENTINGNYA MA’IYATULLAH DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
DIMASA ERA DIGITAL
Nur Rasjidah
Megister Menejemen Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan
rasjidahnur10@gmail.com

Abstrak
Pendidikan dan Ilmu pengetahuan tentang ke Agaman ini memiliki peranan
penting dalam kehidupan dan merupakan suatu keharusan untuk kita miliki dalam
menata hidup kita. Dalam kehidupan kita dijaman sekarang ini banyak yang tidak
merasakan di dalam hatinya adanya kebersamaan Allah atau sifat ma’iyatullah
Pengetahuan tentang sifat ma’iyatullah ini perlu di terapkan dalam kehidupan
kita, dengan pelaksanakan kebersamman allah dalam kehidupan kita akan menjadikan
generasi-generasi yang akhlaknya baik, di masa abat 21 ini banyak anak-anak dan
remaja yang kecanduan gedged, Beberapa kasus yang tengah marak akhir-akhir ini
terkait gangguan kejiwaan (mental, emosional dan perilaku) yang dialami anak akibat
kecanduan gadget pada anak merupakan masalah ini dianggap penting dan harus di
waspadai oleh seluruh orangtua yang memiliki anak terutama usia presekolah dengan
kebiasaan memainkan gadget.
Dengan kesadaran orang tua dan anak anak pentingya Ma’iyatullah dalam
kehidupan dapat mengurangi dampat buruk dari berkembangnya era digital yaitu
terjadi kerusakan pada mental anak dengan gangguan kejiwaan (mental, emosional dan
perilaku) yang dialami anak akibat kecanduan gadget, sebagai mana terdapat dalam AL
Qur;an Ar-Ra'du ayat 28 “ hanya dengan mengingat Allah maka hati ini akan tenang”.
Untuk mengatasi hal ini maka perlu untuk mengadakan kegiatan parenting di
Sekolahan, sebagai wahana penambahan wawasan bagi para orang tua dalam mendidik
anak-anaknya untuk memahami pentingnya kebersamaan Allah dalam kehidupannya.
Kay wonds: sifat ma’iyatullah, era digital, parenting
Abstract
Education and knowledge about religion has an important role in life and is a
must for us to have in managing our lives. In our lives today, many do not feel in their
hearts the togetherness of Allah or the nature of ma'iyatullah
This knowledge of the nature of ma'iyatullah needs to be applied in our lives,
by implementing the peace of Allah in our lives will make generations with good
morals, in this 21st century many children and teenagers are addicted to gedged, Some
cases are rife lately related to psychiatric disorders (mental, emotional and behavioral)
experienced by children due to gadget addiction in children, this problem is considered
important and must be watched out for by all parents who have children, especially
preschool age with the habit of playing gadgets.
With the awareness of parents and children the importance of Ma'iyatullah in
life can reduce the negative impact of the development of the digital era, as stated in
the Qur'an Ar-Ra'du verse 28 "only by remembering Allah will this heart be calm". To
overcome this, it is necessary to hold parenting activities in schools, as a vehicle for
adding insight for parents in educating their children to understand the importance of
God's togetherness in their lives.
Kay wonds: ma'iyatullah nature, digital era, parenting

A. PENDAHULUAN
Perubahan merupakan suatu keniscahyaan yang tidak mungkin dapat dihindari
dari kehidupan kita. Arus globalisasi semakin berkembang dan menuntuk manusia
untuk selalu mengikutinya jika tidak ingin di katakan kuno, sehingga menuntuk kita
untuk melakukan perubahan. Perubahan menjadi tantangan kita dalam kehidupan
mermasyarakat yang sekarang berimbas pada kebiasaan hidup kita yang bias
menjauhkan kita dari Allah sebagai pencitaNYa.
Banyak dari kita yang di jaman sekarang ini sudah tidak merasakan adanya
kebersamaan Allah dalam kehidupan sehari hari nya, setiap aktifitas yang kita
lakukan di era digitalisasi ini dari kalangan anak-anak sampai pada orang tua
semuannya tidak lepas dari hand pone di manapun mereka berada bahkan saat tidur
pun hand pone tidak jauh dari kita.
Dengan kemajuan tehnologi ini banyak penipuan yang di lakukan dengan
mudah lewat dunia maya mereka sudah tidak merasakan adanya kebersamaan Allah
sehingga dengan mudah melakukan apa saja tanpa merasa takut kepada Allas SWT.
Aktifitas anak anak yang menuntut mereka harus menggunakan hand pone
dalam kegiatan pembelajaran di masa pandemi covid 19 sekarang ini, sehingga
setiap anak dari usia PAUD, SD, SMP dan SMA mereka menggunakan hand pone
yang bias di gunaka untuk meng akses apa saja yang di inginkan oleh anak,
sedangkan para anak didik dan orang tuanya saja masih kurang atau bahkan mereka
belum memiliki keilmuan pentingnya kebersamaan Allah dalam kehidupan sehari-
harinya. Hal ini berakibat tidak baik dalam akhalaq perbuatannya, disamping itu
juga terjadi kerusakan pada mental anak. Beberapa kasus yang tengah marak akhir-
akhir ini terkait gangguan kejiwaan (mental, emosional dan perilaku) yang dialami
anak akibat kecanduan gadget pada anak merupakan masalah ini dianggap penting
dan harus di waspadai oleh seluruh orangtua yang memiliki anak terutama usia
presekolah dengan kebiasaan memainkan gadget(Wulandari & Hermiati, 2019).
Untuk menghindari hal tersebut perlu dilakukan adanya peran orang tua dalam
memahami dan menanamkan pentingnya adanya sikap atau sifat merasa selalu
bersama dengan Allah, merasa adanya kebersamaan dari sang penciptanya.
Dengan menginat Allah hati ini menjadi tenagang sehingga dapat mengatsi
gangguan kejiwa (mental, emosional dan perilaku) pada anak-anak dan remaja,
firman Allah SWT Al Qur’an Surat Ar-Ra'du ayat 28

ُ ‫ّٰللاِ ت َ ْط َم ِٕىنُّ ا ْلقُلُ ْو‬


ۗ‫ب‬ ‫الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْوا َوت َ ْط َم ِٕىنُّ قُلُ ْوبُ ُه ْم ِب ِذك ِْر ه‬
‫ّٰللاِ ۗ ا َ ََل ِب ِذك ِْر ه‬

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
B. TUJUAN PEMBAHASAN.
Ada beberapa tujuan yang diharapkan dari judul ini yaitu:
1. Untuk mengambarkan bagaimana pentingnya sifat ma’iyatullah dalam
kehidupan di era digital
2. Untuk menambahkan pengetahuan bagi pembaca tentang pentingnya
ma’iyatullah dalam kehidupan
C. KAJIAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN MA’IYATULLAH
Dalam mengkaji pembahasan ma‘iyatullah secara tematik maka perlu
mengupas pengertian ma‘iyatullah dari dua aspek tinjauan, pertama pengertian
secara etimologi dan kedua pengertian secara terminologi. Secara etimologi,
kalimat ma‘iyatullah merupakan susunan kalimat yang tersusun dari kata
ma‘iyah dan Allah. Kata ma‘iyah terambil dari kata ‫ مع‬yang menunjukkan
makna mushahibah (kedekatan) dan ijtima‘ (berkumpul) sesuatu.
Dijelaskan para ulama yang pakar dalam bahasa Arab bahwa kata ‫مع‬
dalam bahasa Arab hanya menunjukkan tentang kebersamaan secara mutlak,
tanpa mengharuskan untuk saling berdampingan dan bersentuhan atau
bercampur(No Title, 2016)
Ma’iyatullah kebersamaan allah dengan makhaluknya berdasarkan
sifatnya terbagi menjadi dua yaitu bersifat umum (Ammah) dan sifat Khusus

2. KEBERSAMAAN ALLAH YANG BERSIFAT UMUM


Kebersamaan (Ma’iyah) yang bersifat umum dari Allah ini bersifat
mutlak,adalah semua makhluk baik di langit maupun di bumi yang tidak lepas
dari kebersamaan Allah. Seluruh manusia, baik yang muslim maupun non
muslim, shalih maupun tidak sholih, ahli ibadah maupun ahli maksiat, semua
merasakan dan mendapatkan kebersamaan Allah terhadap mereka. Di sinilah
kekuasaan Allah atas ciptaanNya, bahwa Allah senantiasa membersamai
mereka. Ada dua jenis kebersamaan Allah yang diberikan kepada seluruh
makhlukNya secara umum:
( Al Qur’an Al-Hadid 57 : 4 )

ِ ‫ش يَ ْعلَ ُم َما يَ ِل ُج فِى ْاْلَ ْر‬


‫ض َو َما َي ْخ ُر ُج ِم ْن َها‬ ِۗ ِ ‫ض فِ ْي ِست َّ ِة اَي ٍَّام ث ُ َّم ا ْست َٰوى َعلَى ْالعَ ْر‬ َ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬ ِ ‫ِي َخلَقَ السَّمٰ ٰو‬ ْ ‫ه َُو الَّذ‬
‫صي ِْۗر‬ ‫س َم ۤا ِء َو َما يَ ْع ُر ُج فِ ْي َه ِۗا َوه َُو َمعَ ُك ْم اَيْنَ َما ُك ْنت ُ ِۗ ْم َو ه‬
ِ َ‫ّٰللاُ بِ َما ت َ ْع َملُ ْونَ ب‬ َّ ‫َو َما يَ ْن ِز ُل ِمنَ ال‬
Artinya :
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan
apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke
sana. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.(Iyayullah, 2012)

( Al Qur’an Al-Mujadadilah 58 : 7 )

‫س ٍة ا َِّْل‬ ْ ‫ض َما يَ ُك ْونُ ِم ْن نَّجْ ٰوى ث َ ٰلث َ ٍة ا َِّْل ه َُو َرابِعُ ُه ْم َو َْل‬
َ ‫خَم‬ ِۗ ِ ‫ت َو َما فِى ْاْلَ ْر‬ ِ ‫ّٰللاَ يَ ْعلَ ُم َما فِى السَّمٰ ٰو‬
‫اَلَ ْم ت ََر ا َ َّن ه‬
‫ْل ا َ ْكث َ َر ا َِّْل ه َُو َمعَ ُه ْم اَيْنَ َما كَانُ ْو ۚا ث ُ َّم يُن َِبئ ُ ُه ْم ِب َما َع ِملُ ْوا يَ ْو َم ْال ِق ٰي َم ِِۗة ا َِّن ه‬
َ‫ّٰللا‬ ٓ َ ‫ْل اَد ْٰنى ِم ْن ٰذلِكَ َو‬
ٓ َ ‫س ُه ْم َو‬
ُ ‫سا ِد‬
َ ‫ه َُو‬
َ ‫بِ ُك ِل‬
‫ش ْيءٍ َع ِليْم‬
Terjemahan
Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang,
melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tidak ada lima orang, melainkan
Dialah yang keenamnya. Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak,
melainkan Dia pasti ada bersama mereka di mana pun mereka berada.
Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari Kiamat apa yang
telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.(Iyayullah, 2012) .

3. KEBERSAMAAN ALLAH YANG BERSIFAT KHUSUS (Al Ma’iyah Al


Khashah)
Allah SWT juga memberikan kebersamaan secara khusus kepada
orang-orang yang beriman dengan benar kepadaNya. Orang-orang yang tidak
beriman kepda allah SWT maka tidak akan mendapatkan kebersamaan
khusus ini. Ada dua jenis kebersamaan Allah secara khusus kepada orang-
orang mukmin:
a. Murokobatullah ( Merasakan Kebersertaan Allah )
Muroqobah ialah: Merasakan keagungan Allah Azza Wajalla di setiap
waktu dan keadaan serta merasakan kebersamaan-Nya dikala sepi atau pun
ramai. Apabila Kita melakukan suatu pekerjaan hendaklah menyakini dalam
relung hatinya bahwa Allah SWT selalu bersamaNya. Dia Maha
Mendenganr dan melihat dirinya. Dia Maha mengetahui lahir dan batinnya.
Dia mengetahui penglihatan mata yang khianat serta apa yang tersembunyi
di dalam hati. Hal ini sesuai dengan dengan sabda Rosul Shallahu ‘Alaihi
Wa sallam ketika ditanya tentang ihsan :

َ‫ فَ ِإ ْن لَ ْم تَك ُْن ت َ َراهُ فَ ِإنَّهُ يَ َراك‬،ُ‫أ َ ْن ت َ ْعبُ َد هللاَ َكأَنَّكَ تَ َراه‬

“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau


melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau”. ( HR.
Muslim )
Dengan demikian dia telah muroqobah kepada Allah secara kontinyu,
telah lurus akhaqnya, beres amalnya, tambah subur ruhiyahnya, dan telah
memiliki tangga menuju kesempurnaan. Salah satu contoh tentang
kesinambungan muroqobah dalam perilaku, mu’amalah dan akhlaq berikut
ini:
• Kisah seorang ibu dengan putrinya ketika dia mau mencampur susu dengan
air karena menginginkan keuntungan yang lebih banyak. Putrinya
mengingatkannya dengan muroqobqtullah ( pengawasan Allah ) dan dengan
peringatan amirul mu’minin Umar bin Khottob r.a. ketika ibu itu bersikeras
ingin melaksanakan kehendaknya, gadis itu menjawab, “ kalaupun Amirul
mu’minin tidak melihat tetapi Rabb Amirul mu’minin melihat kita
“DR.Abdullah Nasih ‘ulwan, Tarbiyah Ruhiyah , Robbani press
b. Dukungan dari Allah ( Ta’yidullah )
Allah SWT akan memberikan pembelaan, dukungan dan penguatan
kepada orang-orang yang beriman dengan sebenarnya. Perhatikanlah
bagaimana Nabi Musa tatkala harus menghadapi Fir’aun dengan segenap
kekuatan yang dimilikinya. Nabi Musa dan Harun mengetahui bahwa Fir’aun
memiliki banyak tentara yang bisa melakukan tindakan apapun untuk
menghalangi aktivitas mereka berdua. Untuk itulah mereka berdua berdoa
kepada Allah: “Berkatalah mereka berdua: Ya Tuhan kami, sesungguhnya
kami khawatir bahwa ia akan segera menyiksa kami atau akan bertambah
melampauai batas” (Thaha: 45). Secara hukum kemanusiaan, kekuatan
tentu tidak sebanding. Akan tetapi Allah memberikan kebersamaanNya
secara khusus kepada mereka berdua: “Allah berfirman: Jangan kamu
berdua khawatir sesungguhnya Aku bersama kamu berdua. Aku
mendengar dan Aku melihat” (Thaha: 46) . Banyak sekali kita jumpai
bentuk-bentuk pembelaan Allah kepada hamba-hambaNya. Nabiyullah
Ibrahim As. dilindungi Allah dari panasnya api yang dinyalakan oleh Namrud
dan pengikutnya. Musa As. semasa bayi diselamatkan Allah dari
pembunuhan Fir’aun. Nabi Muhammad Saw. dan para sahabat dibela oleh
Allah dalam berbagai peristiwa peperangan sepanjang sejarah.
c. Kemenangan dari Allah (Nashrun minallah)
Menceritakan raja tholut sebelum mengalahkan Jalut yang sombong,
Raja Thalut berpesan kepada pasukannya, "Sesungguhnya Allah akan
menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum
airnya, maka ia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tiada meminumnya,
kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku". Kemudian
mereka meminumnya kecuali sedikit di antara mereka. Maka tatkala Thalut
dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu,
orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada
hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya."
Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah
berkata, "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan
golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang
yang sabar." (Qs. Al Baqarah: 249) Allah Ta'a'a mengaitkan kemenangan
dalam suatu pertempuran dengan melawan nafsu pribadi terlebih dahulu.
Sebab, kemenangan mustahil diraih jika kita justru mengikuti nafsu pribadi.
Ayat di atas menjelaskan bagaimana para tentara Thalut yang lelah,
kepanasan dan kehausan lalu bertemu sungai yang jernih, tetap dipesankan
agar jangan ada yang meminumnya sama sekali. Jika harus minum karena
dahaga yang sangat mendera, cukuplah menceduk air dengan satu cedukan
telapak tangannya jangan berlebihan. Artikel ini telah diterbitkan di halaman
SINDOnews.com pada Senin, 18 Mei 2020 - 20:19 WIB oleh Rusman H
Siregar dengan judul "Belajar dari Thalut, Raja Beriman yang Berhasil
Menundukkan Nafsu". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://kalam.sindonews.com/read/35320/70/belajar-dari-thalut-raja-
beriman-yang-berhasil-menundukkan-nafsu-1589807119

Ada dua syarat pokok datangnya al ma’iyah al khashah dari Allah.


1. Yang pertama adalah kesetiaan menghamba kepada Allah (Al Abid).
Kita telah mengatakan bahwa penghambaan diri kepada Allah itu terlambang
dalam “ konsep kepercayaan”, demikian juga dalam upacara peribadatan,
sebagaimana juga terlambang dalam peraturan hukum. Orang yang tidak
percaya bahwa Tuhan itu satu tidak dapat menjadi hamba Allah.
Penghambaan diri hanya kepada Allah merupakan bagian pertama dari
Rukun Pertama, dalam syahadat: La ilaahailaha Allah. Menerima cara
menghambakan diri inindari Rasulullah SAW, merupakan bagiannya yang
kedua, terlambang dalam syahadat, Muhammad Rasulullah.
2. Yang kedua, adalah kesungguhan memperjuangkan agama-Nya (al
Mujahid).
Tidak setiap hamba yang rajin beribadah akan mendapat pembelaan-Nya,
akan tetapi mereka yang menunjukkan kesungguhan memperjuangkan
kebenaran Islam, berhak meraih kemenangan yang dijanjikan-Nya. Contoh
dari para Nabi terdahulu hingga Nabi terakhir muhammad saw, menunjukkan
pertolongan dan kemenangan dari Allah turun berkaitan dengan kesetiaan
mereka mengabdi kepada Allah, dan kesungguhan mereka berjuang di jalan
Allah. Jika ingin mendapatkan kemenangan dari Allah, jadikan diri kita ahli
ibadah (al abid) dan senantiasa berjuang menegakkan kalimat Allah (al
mujahid). Tanpa keduanya, kita tidak akan mendapatkan kebersamaan Allah
secara khusus.
d. Pengaruh Era digital
Dunia digital tidak hanya menawarkan peluang dan manfaat besar bagi
publik dan kepentingan bisnis. Namun juga memberikan tantangan terhadap
segala bidang kehidupan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam
kehidupan.Penggunaan bermacam teknologi memang sangat memudahkan
kehidupan, namun gaya hidup digital pun akan makin bergantung pada
penggunaan ponsel dan komputer. Apapun itu, kita patut bersyukur semua
teknologi ini makin memudahkan, hanya saja tentunya setiap penggunaan
mengharuskannya untuk mengontrol serta mengendalikannya. Karena bila
terlalu berlebihan dalam menggunakan teknologi ini kita sendiri yang akan
dirugikan, dan mungkin juga kita tak dapat memaksimalkannya. Perkembangan
teknologi yang begitu cepat hingga merasuk di seluruh lini kehidupan sosial
masyarakat, ternyata bukan saja mengubah tatanan kehidupan sosial, budaya
masyarakat tetapi juga kehidupan politik. Untuk menghadapi pengaruh digital
yang sekarang berkembang sangat pesat yang bias mengakibatkan seseorang
terlalaikan dari keberadaan Allah SWT .
Berkembangnya teknologi saat ini tidak hanya membawa dampak positif
bagi kehidupan masyarakat, melainkan juga membawa dampak negative.
Contohnya saja untuk dampak negatifnya anak-anak dan remaja semakin malas
untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar karena berkembangnya social
media di internet. Selain itu dengan berkembangnya era digital saat ini kita perlu
mengambil sikap yang bijaksana dalam penggunaannya agar dapat memberikan
manfaat bagi kehidupan kita. Agar tidak Banyak manusia yang justru terjebak
dalam peranan kemunculan digital yang menjadikan manusia menjadi tidak
manusiawi seperti menurun bahkan hilangnya etika, moral, sosial dan budaya
(Rahayu, 2019).
Salah satu solusi untuk pendidikan anak di era digital adalah model
parenting immun selfer. Model parenting immun selfer adalah model
pendampingan anak yang efektif khususnya dalam parenting penggunaan
perangkat teknologi seperti gadget. Memberi sistem imun pada anak sangat
penting dikarenakan orang tua tidak setiap saat dapat berada disamping anak. Ia
bergaul dengan temanya yang kadang memamerkan informasi (pornografi) yang
memang tak layak baginya. Melalui model parenting immun dan pendekatan
kasih sayang dan penyadaran diri, anak mempunyai filter dan imuns ketika tidak
berada disekitar orang tua. Orang tua harusnya menanamkan nilai selektif diri
pada anak misalnya mengenai mana informasi dan akses berita apa yang baik dan
sesuai dengan diri anak .
Pendidikan dan penerapan agama dalam keluarga memegang peranan
penting dalam parenting immun. Seperti meberlakukan waktu beribadah, waktu
belajar, dan waktu santai secara proporsional. Dalam hal ini orang tua disini harus
tegas bila mengenai pendidikan agama atau akidah anak dan tak bisa ditolelir bila
anak menolak misalnya untuk mengaji dan beribadah.
Penanaman pendidikan akidah dan akhlak harus disertai contoh konkret
yang bisa mereka saksikan dan masuk pemikiran anak, sehingga penghayatan
mereka didasari dengan kesadaran rasional. Melalui pengalaman yang utuh
melalui pengamatan, mendapat penjelasan, dan mengalaminya maka menjadi
mudah dalam menanamkan nilai akhlak dan karakter. Orang tua adalah tokoh
idola dikeluarga sosok pahlawan yang penuh kasih sayang. Dengan demikian
upaya untuk menghasilkan generasi emas akan dengan mudah dilaksanakan
Para pendidik perlu untuk memahami pentingnya menerapkan
kesadaran dalam dirinya adanya kebersamaan Allah, sehingga pada assat anak
menggunakan digital mereka bias mengendalikan dirinya. Dengan adanya
pengetahuan dan kesadaran diri bahwa Allah selalu bersama dengan hambanya
maka para pengguna digital bias membatasi dirinya, sehingga akhalak dan
perbuatanya bias baik.
D. METODE PEMBAHASAN
Pembahasan ini menggunakan metode kualitatif. Dimana penelitian ini
menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi
dan dilakukan dengan jalan melibatkan metode yang ada. Agar hasil penelitian
dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena yang ada maka perlu pendekatan
dengan menggunakan teknik analisis yang dimana dalam hal ini dilakukan
pendekatan penalaran kritis. Berikutnya teknik analisis penelitian ini melibatkan
interpretasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif (penalaran kritis).
Jenis dan sumber data berasal dari buku literature dan jurnal terkait secara
induktif. Analisis secara induktif ini digunakan untuk menemukan kenyataan
kenyataan jamak sebagai yang terdapat dalam data dan lebih dapat membuat
hubungan peneliti dan responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel
E. PEMBAHASAN
Sekarang merupakan masa abat 21 atau di katakan sebagai era digital,
dimana semua masyarakat baik anak-anak, remaja dan orang tua di sibukkan oleh
menggunakan gadget. Gadget ini bisa memberikan dampak positif maupun
dampak negetif bagi penggunanya.
Pada masa pandemic cod-19 kemarin yang di alami oleh hampir di seluruh
duni ini penggunaan gadget menjadi kebutuan bagi anak-anak, remaja dan orang
tua, hai ini dilakukan karena demi terlaksananya proses pendidikan yang
membutuhkan gadget untuk pembelajaran jarak jahu.
Dampak dari penggunaan gadget ini yang setiap hari dilakukan oleh anak-anak,
remaja mengakibatkan dampak yang kurang baik pada hilangnya etika, moral,
sosial dan budaya.
Untuk mengatasi dampak hilangnya etika, moral, sosil dan budaya ini maka
perlu untuk membekali para orang tua tentang pentingnya pemahaman tentang
sifat kebersamaan Allah,sifat kebersamaan Allah itu diantaranya menerapkan
untuk melakukan sholat dengan tepat wantu, dan lebih mendahulukan sholat dari
pada gadged.
Kebersamaan Allah atau ma’iyyatullāh dengan makhluk atau hamba-Nya
adalah merupakan pernyataan atau informasi Allah swt. sendiri yang terdapat di
beberapa surah dan ayat Alquran. Ayat-ayat tersebut seperti al-Baqarah [2] 153

Ayat ini menyeru orang-orang mukmin agar meminta pertolongan kepada Allah
melalui sabar dan shalat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
Menurut Quraish Shihab, Allah bersama orang-orang yang sabar mengisyaratkan
bahwa jika seseorang ingin teratasi penyebab kesedihan dan kesulitannya, jika ia
ingin berhasil memperjuangkan kebenaran dan keadilan , ia harus menyertakan
Allah dalam setiap langkahnya. Ia harus bersama Allah dalam kesulitan dan dalam
perjuangannya. Ketika itu Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Perkasa, lagi
Maha Kuasa pasti membantunya karena Dia pun telah bersama hamba-Nya. Tanpa
kebersamaan itu, kesulitan tidak akan tertanggulangi bahkan tidak mustahil
kesulitan diperbesar oleh setan dan nafsu amarah manusia sendiri (Islam &
Antasari, 2021)
Kegiatan yang di lakukan untuk menyadarkan orang tua dalam mengawasi
anak-anaknya melalui kegiatan parenting, dengan parenting ini dapat menambah
wawasan orang tua dalam ilmu ma’iyatullah ini melalui kegiatan parenting,
dengan kegiatan ini orang tua dapat memberikan pengarahan, nasehat dan
mengingatkan pentinya adanya kebersamaan Allah dalam setiap aktifitas, terutama
dalam aktifitas penggunaan gadget yang berlebihan dan tidak kenal batas, yang
berakibat menjadi kerusakan mental pada anak-anak.

KESIMPULAN
Setelah dipahami dan dicermati, terdapat ayat-ayat yang menyatakan
kebersamaan-Nya dengan makhluk atau hamba disebutkan secara umum untuk
semua makhluk atau hamba-Nya, tetapi ada pula ayat yang menyebutkan
kebersamaan Allah itu dengan mengaitkan sifat-sifat atau karakter terpuji yang
dimiliki hamba-Nya, seperti takwa, ihsan, sabar, iman, qurbah (qarīb, taqarrub),
yaitu merupakan sifat-sifat yang disukai Allah.
Untuk mengatasi kerusakan mental anak akibat dari kecanduan gadget, dengan
memberikan pemahan dan wawasan kepada orang tua tentang pentingnya akan
kebersamaan Allah dalam kegiatan sehari-hari yang lebih mengutamakan sholat
dan memberi batasan waktu dalam menggunaan gadged.
Kegiatan yang di gunakan untuk menambah wawasan orang tua dalam memahami
pentingya akan kebersamaan Allah dengan mengadakan parenting.
Sehingga masyarakat yang bias menerapka sifat ma’iyatullah dalam kehidupannya
maka ia akan menjadi orang yang mendapat pertolngan dari Allah SWT, mendapat
pembelaan dari Allah dan mendapatkan kemenangan. Sehingga dapat
membendung pengaruh buruk dari digital.
DAFTAR PUSTAKA :
Alqur’an Digital
Aqidah seorang muslim, Al-Ummah
Al-Umr, Hakikat Pertolongan dan Kemenangan, GIP
Basrian. MENGKAJI MAKNA KEDEKATAN DAN KEBERSAMAAN ALLAH
DENGAN MAKHLUK-NYA DALAM TAFSĪR AL-MISHBĀH, Universitas Islam
Negeri Antasari Banjarmasin. Diterima 10 April 2021 │Direview 20 Mei
2021│Diterbitkan 25 Juni 2021

Bondan Asrini. Makna Kedekatan dan Kebersamaan Allah

Islam, U., & Antasari, N. (2021). MENGKAJI MAKNA KEDEKATAN DAN KEBERSAMAAN
ALLAH DENGAN MAKHLUK- NYA DALAM TAFSĪR AL - MISHBĀH. 20(1), 41–59.
https://doi.org/10.18592/jiiu.v

Iyayullah, M. A. (2012). Ma’iyayullah. 131.

No Title. (2016).

Rahayu, P. (2019). Pengaruh Era Digital Terhadap Perkembangan Bahasa Anak. Al-
Fathin: Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 2(1), 47. https://doi.org/10.32332/al-
fathin.v2i2.1423

Wulandari, D., & Hermiati, D. (2019). Deteksi Dini Gangguan Mental dan Emosional
pada Anak yang Mengalami Kecanduan Gadget. Jurnal Keperawatan Silampari,
3(1), 382–392. https://doi.org/10.31539/jks.v3i1.843
BIODATA PENULIS

Nur Rasjidah adalah Nama penulis artikel ini. Penuli


lahir dari orang tua (Alm) Soebroto, BA dan (almh)
Fathurrohmah, penulis sebagai anak ke tiga dari tujuh
bersaudara. Penulis dilahirkan di kampung remu
Sorong Propinsi Irian Jaya pada tanggal 11 November
1970. Penulis menempuh pendidikan di mulai dari TK
Pertiwi wilayah Sorong Kodya Sorong Propinsi Irian Jaya (lulus tahun
1976), melanjutkan sekolah di SD Negeri IX Perumnas Banyumanik
kecamatan Semarang Kota Madya Semarang (lulus tahun1984),
melanjutkan ke SMP Muhammadiyah 1 Kudus (lulus tahun 1987),
melanjutkan ke SMA Negeri 9 Semarang (lulus tahun 1990), kuliah di
Universitas IKIP Negeri Semarang Jurusan pendidikan D3 Kimia (lulus
tahun 1993), melanjutkan kulia di Universita Terbuka pada jurusan S1 PG
PAUD (lulus tahun 2013).
Penulis juga aktif di dunia organisasi ranting Aisyiyah menjabat sebagai
sesi dakwah, penulis sebagai Kepala Sekolah di TK Aisyiyah Bustanul
Athfal X kecamatan Sukorejo Kendal sejak tahun 2013 samapai sekarang,
penulis juga menjabat sebagai ketua K3STK dari tahun 2017 sampai
sekarang, penulis Juga menjabat sebagai ketua PKG kecamatan Sukorejo
dari tahun 2017 sampai sekarang, penulis juga sebagai ustadzah di RBQ
(Rumah Belajar Qu’an) At-Taqwa Kecamatan Sukorejo .
Penulis juga pernah mendapatkan juara 1 pada lomba guru perprestasi dan
kepala sekolah berprestasi di tingkat kecamatan. Juara II guru berprestasi
pada tingkat kabupaten. Juara harapan 3 kepala sekolah berprestasi tingkat
kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai