Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Desain Program Parenting Hanafi, M.Pd.I

MAKALAH

Konsep Dasar, Tujuan dan Strategi Parenting

Disusun oleh:

Nama NPM
Kholifah Fitroh : 19.14.0091
Nairoh : 19.14.0099

PROGRAM STUDI PIAUD


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
MARTAPURA
2021
KATA PENGANTAR

‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم‬

‫ َوعَل َى اَلِ ِه‬,‫ف ْاالَ ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َسيِّ ِدنَا َو َموْ الَنَام َُح َّم ٍد‬
ِ ‫َلى اَ ْش َر‬ َّ ‫اَ ْل َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َوال‬
َ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم ع‬
‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬. َ‫صحْ بِ ِه اَجْ َم ِع ْين‬
َ ‫َو‬

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Desain
Pogram Parenting dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada
penulis
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca.
Martapura, 16 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Parenting............................................................................ 2


B. Tujuan Parenting....................................................................................... 4
C. Strategi Parenting...................................................................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................ 7
B. Saran.......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan kelompok sosial yang dimana anak dapat
berinteraksi. Pengaruh keluarga dalam pembentukan kepribadian anak
sangatlah besar. Artinya banyak faktor dalam keluarga yang ikut berpengaruh
dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam keluarga yang
mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian adalah praktik
pengasuhan anak. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat Brown yang
mengatakan bahwa keluarga adalah lingkungan yang pertama kali menerima
kehadiran anak. Orang tua mempunyai berbagai macam fungsi yang salah satu
diantaranya adalah mengasuh putra-putrinya. Dalam mengasuh anaknya,
orang tua dipengaruhi oleh budaya yang ada dilingkungannya.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Konsep Dasar Parenting?
2. Apa Saja Tujuan Parenting?
3. Apa Saja Strategi Parenting?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Parenting.
2. Untuk Mengetahui Tujuan Parenting.
3. Untuk Mengetahui Strategi Parenting.

1
Hamidah Sulaiman, dkk, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja: Pengasuhan Anak
Lintas Budaya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2020, hlm 212

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Parenting
Kata “parenting” diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya
mengasuh anak. Pengasuhan anak merupakan salah satu faktor yang
menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama pada masa-masa
kritis, yaitu usia 0-8 tahun.2 Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan
kurun waktu yang sangat penting dan kritis dalam hal tumbuh kembang fisik,
mental, dan psikososial. Tumbuh kembang pada usia dini berjalan sedemikian
cepatnya sehingga keberhasilan tahun-tahun pertama untuk sebagian besar
menentukan hari ke depan anak.3
Dengan mengacu kepada konsep dasar tumbuh kembang maka secara
konseptual pengasuhan adalah upaya dari lingkungan agar kebutuhan-
kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang (asah, asih, dan asuh) terpenuhi
dengan baik dan benar, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.4 Riset menunjukkan bahwa pengasuhan dan pendidikan anak-anak
berkualitas tinggi memengaruhi mereka seumur hidupnya. Sumber riset yang
bernilai tinggi dapat dilihat dari Study of Early Child Care and Youth
Development (SECCYD)5 oleh National Institute of Child Health and Human
Development (NICHD).6
Bagi anak, keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang
ditemui anak ketika anak dilahirkan di dunia. Aktivitas dengan ibu, ayah, dan
lingkungan dalam keluarga menjadi subjek sosial yang akan membentuk dasar
anak dengan orang lain. Hubungan anak dengan orang tua dan anggota
keluarga lainnya dapat dianggap sebagai suatu sistem yang saling berinteraksi.
2
Fauzi, Model Pengasuhan Anak Usia Dini : Pada Keluarga Dengan Ibu Sebagai Buruh
Pabrik, Yogyakarta: CV Hikam Media Utama, 2018, hlm 37.
3
Fauzi, Model Pengasuhan Anak Usia Dini : Pada Keluarga Dengan Ibu Sebagai Buruh
Pabrik, Yogyakarta: CV Hikam Media Utama, 2018, hlm 36-37.
4
Fauzi, Model Pengasuhan Anak Usia Dini : Pada Keluarga Dengan Ibu Sebagai Buruh
Pabrik, Yogyakarta: CV Hikam Media Utama, 2018, hlm 38.
5
George S Morisson, Pendidikan Anak Usia Dini Saat Ini, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015, hlm 357.
6
George S Morisson, Pendidikan Anak Usia Dini Saat Ini, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015, hlm 358.

2
3

Dengan demikian keberadaan orang tua secara utuh (ayah dan ibu)
dalam kegiatan perawatan dan pengasuhan menjadi modal utama bagi anak
dalam bersosialisasi. Sistem hubungan dan model interaksi tersebut
berpengaruh pada anak baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
sikap dan cara pengasuhan yang dilakukan orang tua.7
Kehilangan pengasuhan yang baik, misalnya perceraian, kehilangan
orang tua, baik untuk sementara maupun selamanya, bencana alam dan
berbagai hal yang bersifat traumatis lainnya sangat mempengaruhi kesehatan
fisik dan psikologisnya.
Dengan demikian, kehilangan atau berpisah dari keluarga ini akan
meningkatkan risiko kesehatan, perkembangan dan kesejahteraan anak secara
keseluruhan. Risiko ini akan meningkat, apabila kehilangan ini terjadi dalam
masa kritis pertumbuhan anak, yaitu masa awal kanak-kanak. Akibat bencana
alam, perang, perceraian, kematian orang tua dan anggota keluarga lainnya,
dan kelahiran tak dikehendaki seorang anak dapat mengalami kesulitan
berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya.8
Keluarga sebagaimana digambarkan oleh Santrock sebagai suatu
sistem yang terbentuk oleh bagian-bagian yang saling berhubungan dan
berinteraksi. Hubungan diantara anggota keluarga saling mempengaruhi
sehingga perilaku setiap orang dalam suatu keluarga saling tergantung sebagai
bergantung sebagai mutually synchrony. Termasuk dalam hal ini pengasuhan
yang diberikan orang tua pada anak usia dini dalam suatu keluarga akan
berpengaruh pada sikap dan perilaku anak.
Pengaruh timbal balik yang diberikan oleh orang tua dan anak
melampaui interaksi spesifik dalam kegiatan permainan yang dilakukan anak
dengan anak yang lain. Pengaruhnya mencakup seluruh proses sosialisasi
antara anak dan orang tua. Sosialisasi yang terjadi dalam keluarga bersifat

7
Fauzi, Model Pengasuhan Anak Usia Dini : Pada Keluarga Dengan Ibu Sebagai Buruh
Pabrik, Yogyakarta: CV Hikam Media Utama, 2018, hlm 43.
8
Fauzi, Model Pengasuhan Anak Usia Dini : Pada Keluarga Dengan Ibu Sebagai Buruh
Pabrik, Yogyakarta: CV Hikam Media Utama, 2018, hlm 37.
4

timbal balik yakni sosialisasi yang berlangsung dua arah; anak bersosialisasi
dengan orang tua seperti orang tua bersosialisasi dengan anak.9
B. Tujuan Parenting
Sepanjang proses pertumbuhan dan perkembangan di lingkungan
keluarga dan sosial, anak-anak memperoleh kebutuhan dasar (makan, pakaian,
dan kebersihan) dan pengalaman menerima respons dari orang dewasa (orang
tua atau orang lain), serta mereka menemui kepuasan dari pengalaman
menjelajah lingkungan (dunianya) sendiri.10 Perkembangan anak tidak lepas
dari pola asuh orang tua yang harus mampu memberikan kebutuhan pokok
secara baik dan benar. Namun orang tua harus mengerti kebutuhan ini saling
terkait dan tidak terpisahkan. Dampak negatif akan ditimbulkan karena
ketidakseimbangan dalam memenuhi kebutuhan tersebut pada akhirnya
memengaruhi keseimbangan perkembangan sang anak. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Eileen Allen yang menjelaskan: “kebutuhan-kebutuhan seperti
kebutuhan fisik, psikologi dan pembelajaran tidak bisa dipisahkan. Memenuhi
kebutuhan fisik anak namun tidak diperhatikan kebutuhan psikologisnya maka
akan mengakibatkan masalah perkembangan. Demikian juga sebaliknya,
seorang anak yang kebutuhan fisiknya sering terabaikan mengalami masalah
dalam hal belajar dan bergaul dengan orang lain. Memenuhi kebutuhan pokok
anak di semua bidang dapat meningkatkan kesempatan mereka untuk
berkembang mencapai potensinya”.11
C. Strategi Parenting
Keluarga merupakan lingkungan yang terdekat dengan anak-anak.
Sebagai anggota keluarga orang tua memiliki tanggung jawab penting dalam
pendidikan anak, sehingga dapat dikatakan bahwa orang tua di dalam keluarga
merupakan pendidik yang pertama dan utama. Keluarga juga memiliki peran
penting dalam membangun karakter dan perkembangan emosi anak. Oleh

9
Fauzi, Model Pengasuhan Anak Usia Dini : Pada Keluarga Dengan Ibu Sebagai Buruh
Pabrik, Yogyakarta: CV Hikam Media Utama, 2018, hlm 43-44.
10
Suyadi, Maulidya Ulfah, Konsep Dasar PAUD, 154.
11
Anton Kumaini, Kemampuan Motorik Anak Usia Dini, Depok: PT RajaGrafindo
Persada, 2018, hlm 103.
5

sebab itu, orang tua di dalam keluarga perlu senanantiasa meningkatkan


keterampilan dan pengetahuan dalam pendidikan dan pengasuhan anak.
Memperhatikan proses pendidikan dan pengasuhan anak, orang tua
seingkali menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan. Permasalahan
yang dihadapi oleh orang tua cukup variatif. Beberapa permasalahan
pengasuhan yang ditemukan melalui hasil wawancara dengan beberapa
orangtua pada suatu program parenting class antara lain: anak tidak mau
mendengarkan orangtua, anak sulit untuk diminta belajar, semaunya sendiri,
suka membantah, bermain games tidak kenal waktu, dan sebagainya. Melalui
berbagai permasalahan yang umumnya dihadapi para orang tua, dapat ditarik
suatu benang merah bahwa permasalahan yang muncul disebabkan oleh
komunikasi yang kurang efektif antara orang tua dan anak.
Komunikasi menjadi hal yang mutlak dilakukan dalam suatu hubungan
terutama keluarga. Pola komunikasi orang tua dapat mempengaruhi
perkembangan emosi dan kemandirian anak. Permasalahan dalam komunikasi
seringkali terjadi dan dapat memepengaruhi hubungan antar individu,
termasuk hubungan orang tua dan anak dalam suatu keluarga. Apabila orang
tua melakukan cara komunikasi yang tidak tepat, respon anak pun sering kali
tidak sesuai harapan. Sebaliknya, komunikasi yang tepat dapat membentuk
perilakupositif anak. Maka orang tua diharapkan memiliki keterampilan
komunikasi yang efektif, sehingga dapat menunjang upaya pengasuhan dan
pendidikan bagi anak di dalam keluarga.
Keterampilan komunikasi efektif dalam pengasuhan dapat dibangun
melalui beragam cara dan strategi, salah satunya adalah dengan menerapkan
dimensi-dimensi mindful parenting. Mindful parenting dapat dimaknai
dengan mengasuh kesadaran, dlam bahasa Jawa dikenal dengan istilah ”eling”.
Orang tua diharapkan selalu eling dalam setiap pengasuhannya pada anak-
anak. Kesadaran dalam mengasuh tersebut tercermin dalam dimensi-dimensi
mindful parenting. Dimensi mindful parenting ada lima, antara lain:
6

mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak menghakimi, sabar, adil dan


bijaksana, serta welas asih atau penuh kasih sayang.12

12
Iyan Sofyan, Mindful Parenting: Strategi Membangun Pengasuhan Positif dalam
Keluarga, Journal of Early Childhood care & Education, Vol. 1 No.2, 2018, hlm 41-42.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada intinya parenting adalah upaya dari lingkungan agar kebutuhan-
kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang (asah, asih, dan asuh) terpenuhi
dengan baik dan benar, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal. Keterampilan komunikasi yang efektif merupakan hal yang dapat
menunjang upaya pengasuhan dan pendidikan bagi anak di dalam keluarga.
Keterampilan komunikasi efektif dalam pengasuhan dapat dibangun melalui
menerapkan dimensi-dimensi mindful parenting yaitu antara lain:
mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak menghakimi, sabar, adil dan
bijaksana, serta welas asih atau penuh kasih sayang.
B. Saran
Kami menyadari dengan sepnuh hati bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi referensi,
penyusunan kata, kalimat; maka dengan lapang dada kami menerima kritik
dan saran dari pembaca agar penyusunan makalah ini bisa menjadi sebuah
pengetahuan yang bermanfaat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman, Hamidah. Dkk. (2020). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja:


Pengasuhan Anak Lintas Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fauzi (2018) Model Pengasuhan Anak Usia Dini : Pada Keluarga Dengan Ibu
Sebagai Buruh Pabrik. Yogyakarta: CV Hikam Media Utama.
Morisson, George S. (2015). Pendidikan Anak Usia Dini Saat Ini, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suyadi, Maulidya Ulfah, Konsep Dasar PAUD,
Kumaini, Anton. (2018). Kemampuan Motorik Anak Usia Dini. Depok: PT
RajaGrafindo Persada.
Sofyan, Iyan. (2018). Mindful Parenting: Strategi Membangun Pengasuhan Positif
dalam Keluarga. Journal of Early Childhood Care & Education , 1, 41-47.

Anda mungkin juga menyukai