Tugas Besar Fisika Icaaa
Tugas Besar Fisika Icaaa
FISIKA TEKNIK
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa. Bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas yang berjudul “ INTENSITAS CAHAYA RUMAH TINGGAL ”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan rekan-rekan kami,sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi.
Dalam Penulisan tugas besar ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas besar ini.
Dalam penulisan tugas besar ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada rekan-rekan yang membantu dalam menyelesaikan penulisan ini.
i
DAFTAR ISI
f. Dapur ............................................................................................................ 7
h. Teras ............................................................................................................. 9
Tabel 2. Arus Cahaya Pada Daya Lampu LED di Bangunan Rumah Tinggal.. 10
Tinggal ............................................................................................................... 12
ii
Bangunan Gedung Rumah Tinggal ................................................................... 16
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Arus Cahaya Pada Daya Lampu LED di Bangunan Rumah Tinggal ............................10
Tabel 6. Hasil rencana analisa perhitungan efesiensi penerangan lampu di Bangunan Gedung
Tabel 9. Hasil Analisa Perhitungan Kapasitas Lampu Terhadap Sistem Penerangan Disetiap
Tabel 10. Hasil tingkat presentase kapasitas lampu Ruangan di Bangunan Rumah Tinggal......27
v
Gambar 1. Denah Rumah Tinggal
1
1. Analisa Luas Permukaan Ruang Bangunan
Analisa perhitungan luas permukaan tiap ruangan rumah tinggal meliputi;
a. Ruang Tamu
Diketahui :
Panjang = 3,00 m , Lebar = 2,15 m
Penyelesaian :
A=pxl
A = 3,00 m x 2,15m = 6,45 m2
2
b. Kamar Tidur 1
Diketahui :
Panjang = 3,00 m , Lebar = 2,50 m
Penyelesain :
A=pxl
A = 3,00 m x 2,50 m = 7,50 m2
3
c. Kamar Tidur 2
Diketahui :
Panjang = 3,00 m , Lebar = 2,50 m
Penyeleaian :
A=pxl
A = 3,00 m x 2,50 m = 7,50 m2
4
d. Dapur
Diketahui :
Panjang = 3,25 m , Lebar = 2,00 m
Penyelesaian :
A=pxl
A = 3,25 m x 2,00 m = 6,50 m2
5
e. Kamar Mandi
Diketahui :
Panjang = 1,75 m , Lebar = 1,35 m
Penyelesaian :
A=pxl
A = 1,75 m x 1,35 m = 2,36 m2
6
f. Teras
Diketahui :
Panjang = 3,00 m , Lebar = 1,15 m
Penyelesaian
A=pxl
A = 3,00 m x 1,15 m = 3,45 m2
7
Dari hasil analisa perhitungan luas permukaan disetiap ruang bangunan Ruman
Tinggal. Secara rinci hasil analisa perhitungan luas permukaan ruang dapat dilihat pada tabel
1
Berikut ini :
Tabel 1. Hasil Analisa Perhitungan Luas Permukaan Ruangan
Adapun hasil observasi dari kondisi eksisting sistem utilitas penerangan pada lampu
yang diperoleh peneliti pada disetiap ruangan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini ;
Tabel 2. Arus Cahaya Pada Daya Lampu LED di Bangunan Rumah Tinggal
2. Intensitas Penerangan
Setiap ruang yang ada di Bangunan Rumah Tinggal memiliki intensitas penerangan
yang berbeda tergantung dari fungsi ruang itu sendiri. Kenyataan fenomena yang terjadi pada
objek penelitian, masih terdapat permasalahan diantaranya belum terpasang lampu di
beberapa titik fighting. Intensitas pencahayaan merupakan flux cahaya yang jatuh pada suatu
permukaan bidang kerja.
Untuk menguji intensitas pencahayaan pada suatu ruang bangunan dengan rumus
yang telah dibahas pada bab tinjauan pustaka. Sebelum menganalisa kapasitas intensitas
penerangan, terlebih dahulu mengetahui standarisasi tingkat penerangan pada suatu ruang dan
kegunaan fungsi ruang. Adapun untuk menganalisa perhitungan kapasitas intensitas
penerangan pada suatu ruangan yang mengacu pada standarisasi dapat dilihat pada contoh
analisa perhitungan dan tabel standarisasi tingkat penerangan 4 berikut ini ;
Selanjutnya melakukan suatu tindakan pengelompokan ruang yang ada pada objek
penelitian terhadap fungsi ruang itu sendiri. Hal tersebut akan berdampak pada standarisasi
tingkat penerangan, karena standarisasi setiap ruang berbeda – beda tergantung kegunaan
fungsi ruang itu sendiri. Adapun pengelompokan ruangan terhadap tingkat penerangan dapat
dilihat pada tabel 5 berikut ini meliputi :
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa setiap ruang memiliki tingkat penerangan yang
berbeda – beda tergantung dari kegunaan fungsi ruang itu sendiri. Standarisasi tersebut
menjadi salah satu ujung tombak bagi peneliti untuk menguji tingkat penerangan pada suatu
ruangan sehingga ruang tersebut memenuhi ataupun tidak memenuhi standarisasi.
Analisa perhitungan pada salah satu ruang Rumah Tinggal yaitu pada Ruang Tamu
untuk mengetahui besarnya kapasitas luminisasi dari kebutuhan suatu ruang dilihat dari
fungsi ruang itu sendiri diantaranya sebagai berikut :
Φ Φ 1612
E= E= = = 249,9 Lux 250 Lux
A A 6,45
Φ
150 =
6,45
Luminisasi yang tersedia di Ruang Tamu berjumlah 2 titik lampu dengan total 2800
Lumen sehingga masih Belum Memenuhi Standarisasi yang diharapkan maka dari itu perlu
dilakukan perencanaan.
Berikut ini merupakan tabel 5 hasil analisa perhitungan yang diteliti untuk dapat
mengetahui terpenuhinya kapasitas pada suatu ruang yang ada di Bangunan Rumah Tinggal
diantaranya sebagai berikut :
Keterangan:
M = Memenuhi standarisasi
Dari data tabel di atas, peneliti dapat menganalisa bahwasanya untuk kapasitas
intensitas penerangan yang ada di ruang Bangunan Rumah Tinggal ada yang sudah
memenuhi standarisasi dan juga ada yang belmu memenuhi standarisasi untuk penerangan
pada katalog lampu. Standarisasi yang ada pada ruangan membutuhkan intensitas penerangan
yang cukup maksimal agar para penghuni dapat melihat objek atau benda secara jelas
sedangkan kebutuhan penerangan pada lampu yang ada dapat menyeimbangkan antara
kebutuhan kapasitas penerangan pada lampu dengan luas permukaan yang telah tersedia.
3. Efisiensi Penerangan
Sebelum menentukan efisiensi penerangan terlebih dahulu harus mengetahui besarnya
intensitas penerangan pada suatu ruang yang akan di uji melalui rumus, serta analisa yang
akan di tindak lanjut oleh peneliti dalam pengujian pada objek penelitian. Seperti diketahui
pada bab pembahasan bahwasanya efesiensi penerangan adalah perbandingan flux cahaya
yang berguna untuk mencapai suatu bidang kerja dengan flux cahaya (lumen) yang
dipancarkan oleh semua sumber cahaya yang ada pada suatu ruangan, yaitu () = rendemen.
Namun flux cahaya yang dipancarkan pada lampu tidak semuanya mencapai bidang kerja.
Sebagian akan dipancarkan ke dinding dan langit-langit. Karena itu untuk menentukan fluks
cahaya harus diperhitungkan efisiensi dan rendemennya. Adapun rumus yang akan dipakai
peneliti dalam menguji ruangan di Bangunan Rumah Tinggal.
F Ex A
= =
Fo Fo
Dari rumus diatas, peneliti dapat mengkaji analisa efisiensi pada penerangan lampu
yang akan direncanakan sehingga dapat mengetahui berapa besarnya lumen yang dipancarkan
sumber cahaya.
Faktor refleksi beberapa permukaan untuk cahaya putih ditetapkan reflektal = 0,98
disebabkan karena mendekati angka 1 serta pembiasan warna refleksi cahaya yang
dipantulkan pada dinding dan langit - langit berwarna putih terang pada ruang objek
penelitian. Adapun data analisa perhitungan yang peneliti kerjakan pada Ruang Tamu
diantaranya sebagai berikut :
Ex A 150 x 6,45
= 0,98 =
Fo Fo
0,98 × Fo = 968
968
Fo = = 987,7 lumen
0,98
E A F Fo
NO Ruangan stand. (m2) (Lumen) (Lumen)
(lux)
1 Ruang Tamu 150 6,45 968 0,98 987,2
2 Kamar Tidur 120 7,50 900 0,98 918,3
1
3 Kamar Tidur 120 7,50 900 0,98 918,3
2
4 Dapur 250 6,50 1625 0,98 1658,1
5 Kamar Mandi 250 2,36 590 0,98 602,04
6 Teras 60 3,45 207 0,98 211,2
Sumber ; Analisa perhitungan, 2020
Hasil analisa perhitungan efisiensi penerangan pada suatu ruang yang dapat
menentukan kapasitas pembiasan cahaya terhadap dinding ruangan, sehingga akan dapat
menghindari ataupun mengurangi efek silau dan bayang – bayang yang tajam serta dapat
mengatur pembagian sumber cahaya / tata letak lampu secara merata.
semakin efisien pula lampu tersebut jika digunakan. Adapun data hasil analisa perhitungan
efikasi (efisiensi) pada lampu yang digunakan objek penelitian khususnya pada Ruang
Bangunan Rumah Tinggal.
Ruang Tamu :
Daya Lampu : 9 watt Φ : 806 lumen
806 lumen
Efikasi = = 89,5 Lumen / watt 108 Lumen / watt
9 watt
Lampu yang digunakan termasuk kategori lampu hemat energy. Selanjutnya hasil
yang diperoleh peneliti pada analisa efesiensi lampu dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini
yaitu ;
Keterangan :
26 – 50 lm/watt = *
51 – 75 lm/watt = **
76 - 99 lm/watt = ***
100 > lm/watt = ****
Dari tabel analisa perhitungan efisiensi lampu, peneliti dapat memberikan kesimpulan
bahwasanya semakin banyak tanda bintang maka semakin efisien lampu, artinya semakin
hemat energy yang dihasilkan dari pancaran penerangan pada lampu. Kehematan lampu akan
berpengaruh pada efektifitas waktu penggunaan umur lampu.
Perlu diperhatikan, perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang
kerja dan sekitarnya harus dihindari karena mata kita akan memerlukan daya yang besar
untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut, sehingga akan menyebabkan mata mudah lelah.
Dari analisa perhitungan data yang diperoleh peneliti maka peneliti akan mengadakan
suatu tindak lanjut perencanaan kapasitas lampu yang tersedia disetiap ruangan tanpa
menghilangkan lampu yang ada pada kondisi eksisting intensitas penerangan saat ini. Inisiatif
peneliti dalam merencanakan kapasitas lampu disetiap ruang pada objek penelitian, ingin
memanfaatkan lampu yang ada untuk di tindak lanjut adanya penambahan ataupun
mengurangi kapasitas lampu yang telah tersedia disetiap ruang sehingga kapasitas sistem
penerangan dapat terkontrol secara efisien dan efektif. Sebelum peneliti mendesign gambar
dari kapasitas lampu yang dibutuhkan oleh ruangan pada objek penelitian, peneliti
menganalisa tingkat kebutuhan kapasitas lampu dari intensitas penerangan yang ada.
Adapun data analisa perhitungan yang peneliti amati salah satunya terdapat pada
Ruang Tamu di Bangunan Gedung Rumah Tinggal, dapat dilihat pada penjelasan berikut ini ;
Dari data analisa perhitungan pengujian kapasitas intensitas penerangan dari kondisi
eksisting yang ada masih belum memenuhi standarisasi maka dari itu perlu adanya
perencanaan adapun data perencanaan sebagai berikut ;
Ada satu hal yang menjadi bahan pertimbangan peneliti dalam menindak lanjuti
perencanaan cahaya lampu di siang hari dan malam hari, untuk di siang hari peneliti
mengamati bahwasanya letak ruang bangunan berpengaruh terhadap pancaran pencapaian
cahaya alami yang berasal dari matahari.
Dimana matahari muncul dari arah timur ke barat sehingga ruangan tersebut perlahan
– lahan akan terbantu oleh sinar matahari sedangkan penghuni merasa panas apabila di siang
hari karena pancaran sinar matahari secara otomatis jendela akan tertutup oleh tirai (horden)
dan secara tidak langsung ruangan tersebut memerlukan pencahayaan lampu untuk
menunjang aktivitas kerja karyawan disebabkan karena tingkat penerangan pada suatu
ruangan yang gelap.
Untuk di malam hari sudah jelas bangunan tersebut akan memerlukan pencahayaan
lampu. Selanjutnya hasil analisa perhitungan perencanaan kapasitas lampu pada ruang
Bangunan Gedung Rumah Tinggal dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini :
Tabel 8. Hasil Analisa Perhitungan Kapasitas Lampu Terhadap Sistem Penerangan Disetiap Ruang Bagunan Gedung Rumah Tinggal
Presentase
Fungsi ΣΦ ΣΦ ΣΦ Ketercapaia Ket.
No Ruangan stand. Kond.ek rencana n
(lumen) (lumen) (lumen) standarisasi
(%)
1 Ruang Tamu 968 1612 806 166% M
2 Kamar Tidur 1 900 1055 1055 117% M
3 Kamar Tidur 2 900 1055 1055 117% M
4 Dapur 1625 806 1800 50% BM
5 Kamar Mandi 590 600 600 101% M
6 Teras 207 3600 1800 173% M
Sumber : Analisa perhitungan, 2020
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ruang yang memenuhi tingkat presentase
ketercapaian standarisasi sebanyak 5 ruangan dari 8 ruang yang ada, diantaranya:
1. Kamar Tidur 1
2. Kamar Tidur 2
3. Kamar Tidur 3
4. Kamar Mandi
5. Teras
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ada ruangan yang belum memenuhi standarisasi
dan ada ruangan yang sudah memenuhi standarisasi. Presentase ketidaktercapaian
standarisasi ruang menunjukkan bahwa hasil kapasitas lumenitas kondisi eksisting lebih kecil
dari pada kapasitas lumenitas standarisasi yang harus terpenuhi. Sehingga peneliti dapat
menarik kesimpulan dalam pengujian kapasitas lampu terhadap suatu ruang yaitu semakin
besar luas permukaan maka semakin besar pula kapasitas lumenisasi yang dibutuhkan untuk
memenuhi standarisasi tingkat penerangan pada kegunaan fungsi dalam ruangan itu sendiri.