DI PT. KANISIUS
Disusun oleh:
NPM : 14 06 07717
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 3.13. Mesin Polar 1 .............................................................................. 33
Gambar 3.14. Mesin Rolland 4 Warna Lama ..................................................... 34
Gambar 3.15. Mesin Rolland 4 Warna Baru....................................................... 34
Gambar 3.16. Mesin Rolland 2 Warna ............................................................... 35
Gambar 3.17. Mesin Miller 74 ............................................................................ 35
Gambar 3.18. Mesin Speed Master 52 .............................................................. 36
Gambar 3.19. Mesin OCE VP 6250 ................................................................... 37
Gambar 3.20. Mesin Konica Minolta C8000 ....................................................... 37
Gambar 3.21. Mesin Canon Vario Print 135 Series............................................ 38
Gambar 3.22. Mesin Potong Maxi 670 ............................................................... 38
Gambar 3.23. Mesin Jahit Benang Martini ......................................................... 39
Gambar 3.24. Mesin Jahit Kawat ....................................................................... 39
Gambar 3.25. Mesin Potong ID Card ................................................................. 40
Gambar 3.26. Mesin Laminasi ID Card .............................................................. 40
Gambar 3.27. Mesin Laminasi Thermal ............................................................. 40
Gambar 3.28. Mesin Horizon BQ 270 ................................................................ 41
Gambar 3.29. Mesin Wrapping .......................................................................... 41
Gambar 3.30. Mesin Lipat MBO ......................................................................... 42
Gambar 3.31. Mesin Lipat Stahl......................................................................... 42
Gambar 3.32. Mesin Jahit Kawat Muller Martini ................................................. 43
Gambar 3.33. Mesin Jahit Benang Muller Martini............................................... 44
Gambar 3.34. Mesin Atur Starbinder.................................................................. 44
Gambar 3.35. Mesin Perfect Binding Starbinder ................................................ 45
Gambar 3.36. Mesin Perfect Binding Baby Pony ............................................... 46
Gambar 3.37. Mesin Potong 3 Sisi Wohlenberg ................................................ 46
Gambar 3.38. Mesin Water Based Thermal ....................................................... 47
Gambar 3.39. Mesin Ring Spiral ........................................................................ 47
Gambar 3.40. Papan Die Cutting ....................................................................... 48
Gambar 3.41. Mesin Wrapping Benison ............................................................ 48
Gambar 3.42. Reach Truck ................................................................................ 49
Gambar 3.43. Hand Pallet ................................................................................. 49
Gambar 3.44. Pallet ........................................................................................... 49
Gambar 3.45. Hand Trolley ................................................................................ 49
Gambar 4.1. Contoh Bon Pemakaian dari Divisi PPIC Ekspedisi ...................... 50
Gambar 4.2. Contoh Form Inventory Transaction .............................................. 51
viii
Gambar 4.3. Perencanaan Pemotongan Bahan Kertas ..................................... 52
Gambar 4.4. Contoh Layout Pemotongan Kertas (1) ......................................... 53
Gambar 4.5. Contoh Layout Pemotongan Kertas (2) ......................................... 53
Gambar 4.6. Job Ticket (1) ................................................................................ 54
Gambar 4.7. Job Ticket (2) ................................................................................ 54
Gambar 4.8. Checklist Dokumen Order ............................................................. 55
Gambar 4.9. Kertas Label .................................................................................. 55
Gambar 4.10. Buku Besar PPIC Logistik ........................................................... 56
Gambar 4.11. Kartu Stok ................................................................................... 57
Gambar 4.12. Desain Aplikasi Manufacture (Pemakaian Bahan) ....................... 57
Gambar 4.13. Form Evaluasi Penerimaan Barang ............................................. 58
Gambar 4.14. Form Serah Terima PPIC Logistik ke Luar Percetakan ............... 58
Gambar 4.15. Form Serah Terima PPIC Logistik ke Produksi............................ 59
Gambar 4.16. Form D ........................................................................................ 60
Gambar 4.17. Alur Pekerjaan Staff Administrasi Update Pemakaian Bahan ...... 61
Gambar 4.18. Alur Pelaksanaan Pekerjaan ....................................................... 62
Gambar 4.19. Distribusi Pemakaian Bahan Baku Tinta Best One Yellow .......... 66
Gambar 4.20. Distribusi Pemakaian Bahan Baku Tinta Best One Magenta ....... 67
Gambar 4.21. Distribusi Pemakaian Bahan Baku Tinta Best One Cyan............. 67
Gambar 4.22. Distribusi Pemakaian Bahan Baku Tinta Best One Black ............ 67
Gambar 4.23. Distribusi Pemakaian Bahan Baku Tinta New Cahaya Black ....... 67
Gambar 4.24. Simulasi Jumlah Pemesanan dan ROP (Best One Yellow) ......... 68
Gambar 4.25. Perhitungan Biaya Simpan .......................................................... 69
Gambar 4.26. Pengaturan Awal ROP dan Jumlah Pemesanan Kelima Tinta..... 69
Gambar 4.27. Tabel t ......................................................................................... 70
Gambar 4.28. Simulasi Biaya untuk Best One Yellow ........................................ 71
Gambar 4.29. Simulasi Biaya untuk Best One Magenta..................................... 71
Gambar 4.30. Simulasi Biaya untuk Best One Cyan .......................................... 72
Gambar 4.31. Simulasi Biaya untuk Best One Black.......................................... 72
Gambar 4.32. Simulasi Biaya untuk New Cahaya Black .................................... 73
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahanan masalah. Oleh karena itu,dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:
a. Mengenali ruang lingkup perusahaan
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
d. Mengamati perilaku sistem
e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
f. Melaksanakan ujian kerja praktek
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja Praktek ini akan dilaksanakan terhitung mulai tanggal 28 Juni 2017 sampai
dengan 5 Agustus 2017 di PT Kanisius Yogyakarta, Jalan Cempaka No. 9,
Deresan, Yogyakarta 55281, Indonesia. Selama pelaksanaan kerja praktek di PT
Kanisius ditempatkan pada bagian Production Planning Inventory Control (PPIC)
Logistik di bawah pengawasan Bapak Yohanes Iwan Setiyadi.
2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Sedangkan pada tahun 1951, Kanisius mulai menerbitkan buku sekolah untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat di samping tetap menerbitkan
buku-buku gerejani, yaitu buku pelajaran English all over the World I, English all
over the World II, Peladjaran Ilmu Ukur, Ex Oriente Lux I-III (Sejarah Dunia I-III).
3
Pada tahun 1965, dilakukan pembelian tanah di daerah Deresan dan percetakan
mulai dibangun pada tahun 1967 sebagai percetakan offset pertama di Indonesia
yang dipimpin oleh Pastor Lampe. Modernisasi mesin dari mesin cetak tinggi
menjadi cetak offset dilakukan dengan mendatangkan tiga mesin cetak dari
Eropa, yaitu Romayor, Solna dan Multilit. Modernisasi juga dilakukan pada
bagian reproduksi, composing serta administrasi. Pada bagian reproduksi
didatangkan kamera repro, pemisahan warna, dan mesin pembuatan plat cetak
offset. Adapun di bulan Agustus 1969 pada divisi finishing terdapat pembaharuan
mesin dengan mendatangkan mesin lipat, jahit benang, jahit kawat, mesin
sampul, mesin ril, mesin potong tiga sisi, mesin cetak emas, mesin kumpul buku,
mesin perforir, mesin pons, dan lain-lain. Pada 1975 juga terjadi peralihan dalam
menggunakan huruf timah menjadi phototype setting dengan compugraphic yang
kemudian diganti dengan mesin baru yaitu Apple Macintosh.
Pada tahun 1986 hingga tahun 1988 dilakukan pembangunan untuk gedung
perkantoran di daerah Deresan, serta pembangunan gedung Taman Komunikasi
dan showroom pada 1992. Di tahun 1992 juga dilakukan pembelian mesin
potong yaitu mesin Pollar dan di tahun 1995 dilakukan pembelian mesin cetak
Rolland 202. Pada bagian percetakan juga mengadakan pembelian untuk
menambah mesin-mesin cetak baru, yaitu mesin Miller yang dapat mencetak dua
warna pada satu muka atau satu warna bolak-balik. Adapun dalam memenuhi
kebutuhan pencetakan sampul buku maka dilakukan pembelian mesin cetak
Heidelberg GTO 4 warna pada tahun 1996. Dalam mengerjakan buku yang
disampul dengan lem, dilakukan pembelian mesin sampul star binder pada tahun
1999 serta pembelian mesin Hercules yang dapat menghasilkan film sekaligus
sudah disusun halamannya (imposisi) sesuai dengan kebutuhan apakah buku
akan dijahit menggunakan kawat, jahit benang atau perfect binding.
Mulai memasuki tahun 2000 dilakukan pembelian mesin jahit kawat Muller
Martini dan dibangun kantor cabang Kanisius di Surabaya pada tahun 2001, dan
di tahun 2002 dilakukan pembelian mesin cetak Roland empat warna dan mesin
plotter, serta dilakukan penyegaran visi dan misi Penerbit dan Percetakan
Kanisius. Dalam menyongsong dunia global dan mendukung pemasaran yang
lebih luas, pada tahun 2001 PT. Kanisius mengelola website
http://www.kanisiusmedia.com untuk menyediakan berbagai informasi mengenai
produk, agenda kegiatan, adapun pembelian buku yang dapat dilakukan secara
online dari website tersebut.
4
2.1.2. Profil perusahaan
Berikut adalah profil perusahaan PT. Kanisius dilihat dari jenis usaha, tahun
beroperasi, jumlah karyawan, luas tanah dan bangunan serta alamat
perusahaan:
2.1.3. Sertifikasi
5
Gambar 2.2. Logo dan Tagline PT. Kanisius
Logo dari PT. Kanisius adalah sebuah perahu layar yang sedang berlayar.
Pelayaran baru PT. Kanisius adalah pelayaran menuju keterpercayaan. PT.
Kanisius hendak hadir sebagai Penerbit dan Percetakan yang terpercaya bagi
Gereja dan masyarakat. Semangat tersebut dinyatakan dalam logo perahu layar
yang mengarungi gelombang peziarahan zaman dengan segala dinamika dan
tantangannya, mengedepankan karakter idealis, tahan uji, bertanggung jawab
dan berspiritualitas tangguh.
Tagline dari PT. Kanisius adalah “Mengasah Budi Mengolah Hati”. Mengasah
budi memiliki arti menghaluskan, menajamkan budi melalui latihan untuk
mendapatkan kemampuan lebih. Budi merupakan unsur batiniah yang dipahami
sebagai panduan akal dan perasaan untuk menimbang nilai-nilai baik dan buruk
yang mendasari tingkah laku manusia. Kalimat mengolah hati memiliki arti
mengusahakan, melakukan tindakan supaya hati menjadi lebih sempurna. Hati
adalah unsur batiniah dalam diri manusia yang dianggap sebagai tempat segala
perasaan dan pengertian.
PT. Kanisius memiliki prinsip kerja yaitu tidak hanya bekerja untuk mendapatkan
keuntungan perusahaan saja, tetapi PT. Kanisius memiliki semangat pelayanan
untuk membantu gereja dengan menyebarluaskan iman katolik. Spiritual yang
menjadi pedoman bagi PT. Kanisius adalah spiritual Ignasia. Setiap tahunnya
perusahaan mengadakan acara rekoleksi karya untuk lebih mengenal dan
berpegang teguh pada Spiritual Ignasian, maka dalam hal ini prinsip kerja yang
dianut adalah dengan menemukan Tuhan dalam segala pekerjaan, karena Allah
tinggal dalam segala pengalaman hidup manusia.
6
2.2. Struktur Organisasi
2.2.1. Bagan organisasi (Lampiran 3)
2.2.2. Deskripsi pekerjaan setiap departemen
PT. Kanisius memiliki 5 core divition, yaitu divisi penerbitan, percetakan,
penjualan, sumber daya manusia dan sarana prasarana, serta keuangan.
a. Divisi penerbitan
Divisi penerbitan bertugas dalam menerbitkan buku dengan mencari pengarang
dan membuat naskah buku yang kemudian melakukan aktivitas penyuntingan
dan setelah diolah maka buku baru dapat diterbitkan. Pada divisi penerbitan
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu departemen gerejawi, kependidikan umum dan
departemen penerbitan eksklusif. Pada divisi gerejawi diterbitkan buku-buku
rohani, departemen kependidikan umum menerbitkan buku-buku bacaan sekolah
untuk kegiatan pendidikan, sedangkan eksklusif adalah penerbitan untuk
pelanggan luar (eksternal).
b. Divisi percetakan
Pada departemen pemasaran jasa cetak mempunyai tugas dalam mencari order
sebagai sumber pendapatan dengan adanya pemasaran melalui sales. Pada
departemen PPIC atau Production Planning Inventory Control terdiri dari 2
bagian yaitu JSA Ekspedisi dan Logistik. Pada bagian JSA (Job Scheduler
Analyzer) bertanggungjawab pada perencanaan produksi dan menganalisa
pekerjaan (mengatur pesanan) mana yang perlu dijadwalkan untuk diproses oleh
mesin terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari order yang terlambat
dan sesuai dengan target jadi. Pada bagian ekspedisi bertanggungjawab dalam
mendistribusikan pesanan/order konsumen.
7
dilakukan dengan menggunakan salesman serta distribusi di kantor cabang
pemasaran.
d. Divii SDM dan sarana prasarana
Pada divisi SDM bertugas dalam keorganisasian dalam perusahaan, seperti
perekrutan dan penempatan tenaga kerja, membuat adanya pelatihan-pelatihan,
mengurus sistem kompensasi pada karyawan PT. Kanisius. Sedangkan bagian
sarana-prasarana bertugas dalam mengatur aset perusahaan berupa
infrastruktur (bangunan), kendaraan, dan ruang terbuka hijau.
e. Divisi keuangan
Divisi keuangan bertugas dalam mengatur arus masuk dan keluar kas
perusahaan, mendukung dan memfasilitasi kegiatan operasional perusahaan.
f. Bagian sekretariat perusahaan
Bagian perusahaan sekretariat bertugas dalam mengelola tugas direksi,
mengendalikan arus informasi perusahaan seperti email dan surat dan
mengelola hubungan yang baik dengan pihak eksternal perusahaan (hubungan
masyarakat).
g. Bagian sistem infomasi manajemen
Bagian ini menyediakan infrastruktur dalam sistem informatika dalam bentuk
hardware (computer, printer) dan software (program, jaringan internet).
h. Bagian internal audit dan penelitian pengembangan
Bagian internal audit bertugas dalam mengontrol prosedur perusahaan, auditing
keuangan, aset, persediaan perusahaan untuk mencegah adanya penyimpangan
yang dapat bermunculan. Sedangkan bagian penelitian dan pengembangan
bertugas dalam mengembangkan teknologi, kontrol prosedur (SOP) perusahaan
agar aktivitas perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
i. Bagian pembelian (purchasing)
Bagian pembelian bertugas dalam menyediakan barang atau jasa yang
dibutuhkan oleh bagian lain. Tugas utama adalah mencari dan menghubungi
supplier atau pemasok untuk memfasilitasi segala kebutuhan barang/jasa dari
bagian lain, dan menjalin relasi dengan para pemasok agar kegiatan pembelian
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
8
2.2.3. Deskripsi dan analisis jabatan di PPIC Logistik
Berikut adalah deskripsi jabatan pada PPIC bagian logistik:
a. Kepala bagian
Pada dasarnya terdapat dua tugas utama yang menjadi tanggungjawab seorang
kepala bagian di PPIC Logistik, yaitu adalah:
i. Mengelola pergudangan bahan baku produksi
Pengelolaan pergudangan bahan baku produksi dilakukan dengan melakukan
koordinasi penyediaan bahan baku untuk proses produksi, perancangan
pelaksanaan stock opname dan mengidentifikasi stok aman kebutuhan serta
penataan bahan baku percetakan di gudang yang mendukung FIFO (first in first
out), mengoordinasikan proses administrasi pergudangan serta mengamati dan
mengevaluasi pengelolaan pergudangan.
ii. Mengelola pengadaan bahan baku untuk proses produksi
Pengelolaan pergudangan bahan baku produksi dilakukan dengan
mengoordinasikan proses administrasi pengadaan barang, mengamati dan
mengevaluasi supplier dan barang-barang dari supplier serta mengoordinasikan
pemesanan ke bagian purchasing.
b. Staf Administrasi
i. Menjalankan support pengerjaan order di bagian logistik
Dalam menjalankan pengerjaan order, bagian administrasi bertugas dalam
menerima plat dari bagian terkait dan menjalankan prosedur administrasi
penerimaan plat, menata urutan proses pengerjaan order potong, menghitung
kebutuhan material dan proses pemotongan kertas.
ii. Menjalankan prosedur administrasi potong kertas
Dalam menjalankan prosedur administrasi pemotongan kertas, staf administrasi
bertugas dalam pencatatan pemotongan kertas dan pengisian form inventory
transaction serta pemakaian bahan baku produksi, dan mengirimkan job ticket
dan hasil potong ke bagian terkait.
iii. Mengendalikan inventory bahan baku
Dalam mengendalikan inventory bahan baku, bagian administrasi bertugas
dalam melakukan pemesanan bahan baku produksi, melakukan stock opname
bahan baku produksi secara berkala, menjalankan prosedur administrasi
penerimaan bahan baku dari supplier dan memeriksa kesesuaian data inventory
dengan fisik bahan baku.
9
c. Staf operator potong
i. Mengerjakan order postpress
Dalam mengerjakan order dari postpress, staf operator potong bertugas dalam
menjalankan mesin potong polar dan memasang material, mengecek hasil
produksi serta melakukan proses administrasi untuk pengerjaan order (data
admin TC dan form D).
ii. Mempersiapkan pengerjaan order
Dalam mempersiapkan pengerjaan order, staf operator potong bertugas dalam
melakukan setting mesin potong polar dan mengecek order dan material.
iii. Memelihara mesin produksi
Dalam memelihara mesin produksi, staf operator potong bertugas dalam
melakukan perawatan mesin dan bagian-bagiannya sebelum dan sesudah
digunakan serta membersihkan area di sekitar mesin.
b. Misi perusahaan
PT. Kanisius memiliki enam buah misi, yaitu:
i. Melibatkan diri dalam karya Gereja dan pendidikan masyarakat.
ii. Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan menyediakan produk terbitan,
produk cetakan, peralatan gerejani dan pendidikan, yang lengkap dan
berkualitas.
iii. Memperkuat dan meningkatkan jumlah pelanggan dengan membangun
Taman Komunikasi dan bersinergi dengan mitra-mitra strategis.
iv. Mencapai pertumbuhan dan profitabilitas melalui peningkatan penjualan
dan pengendalian biaya.
v. Meningkatkan produktivitas karyawan dengan sistem pengelolaan SDM
yang berprofesional.
vi. Memanfaatkan teknologi yang tepat untuk mengoptimalkan operasi bisnis
dan menciptakan produk inovatif.
10
c. Nilai perusahaan
Berikut adalah nilai-nilai perusahaan yang ditanamkan pada PT. Kanisius.
i. Jujur
ii. Disiplin
iii. Sigap
iv. Kompeten
v. Pembelajar
2.3.2. Ketenagakerjaan
a. Pengadaan tenaga kerja
Penerimaan karyawan baru di PT. Kanisius dilakukan setiap tahun, dengan
adanya perencanaan (man power planning) untuk mengetahui kebutuhan
sumber daya manusia (SDM) di setiap departemen yang ada. Ketika perusahaan
membutuhkan karyawan baru, bagian SDM & pengorganisasian akan
mengadakan open vacancy dengan membuka lowongan kerja. Administrasi awal
yang perlu dipenuhi oleh pencari kerja adalah surat lamaran, curriculum vitae
(CV), ijazah pendidikan terakhir dengan menyertakan transkrip nilai, sertifikat
hasil kursus (jika ada), kartu tanda penduduk (KTP) dan pas foto.
Setelah melewati tahap tes tertulis, tahapan selanjutnya adalah mengikuti 2 kali
wawancara. Wawancara pertama dipimpin oleh bagian SDM dan organisasi
perusahaan untuk lebih mengenal kepribadian dan soft skill dari pendaftar.
Kemudian wawancara kedua dipimpin oleh pimpinan dari departemen dan atau
bagian yang didaftarkan oleh pendaftar. Hal ini dilakukan karena departemen dan
atau bagian yang dituju lebih memahami segala aktivitas pekerjaan yang ada
dalam departemen itu sendiri.
11
akan didapatkan nantinya. Apabila persoalan gaji sudah disepakati oleh kedua
belah pihak, maka calon karyawan PT. Kanisius akan menandatangani kontrak.
Tetapi sebelum karyawan baru mulai bekerja, karyawan baru akan dilatih
terlebih dahulu dengan suatu pengenalan perusahaan yang dinamakan dengan
induksi. Induksi dilakukan sebanyak dua kali dan karyawan akan diberi
pengetahuan umum perusahaan seperti visi misi perusahaan, bisnis perusahaan,
struktur organisasi, sertifikasi, keselamatan dan kesehatan kerja, dan
sebagainya. Adapun pelatihan kerja yang dilakukan selama 3 hari sampai 1
minggu (tergantung kebutuhan karyawan baru) oleh pembimbing di departemen
tersebut. Kemudian setelah mendapat pelatihan, karyawan baru dapat memulai
bekerja selama tiga bulan dan akan dievaluasi terlebih dahulu mengenai kinerja
dari karyawan tersebut. Jika belum memenuhi standar kerja yang ada maka
karyawan akan mendapat pelatihan kembali.
12
Tabel 2.2. Pembagian Jam Kerja di PT. Kanisius
No Bagian Hari Jam operasi Keterangan
1. Kantor Senin- 07.30-15.00 Istirahat makan siang pukul
Jumat 11.30-12.00
Sabtu 07.30-12.30 Tidak ada istirahat makan siang
2. Produksi Senin- 06.30-21.00 Istirahat makan siang pukul
Jumat Shift 1 06.30-14.00 10.30-11.00
Shift 2 13.30-21.00
Istirahat makan malam pukul
17.30-18.00
Sabtu 06.30-16.00 Tidak ada istirahat makan siang
Shift 1 06.30-11.30
Shift 2 11.00-16.00
c. Sistem pengupahan
Sistem pengupahan di PT. Kanisius didasari dari adanya job point.Definisi job
point dari 3P, yaitu pay for position, pay for performance, dan pay for
person.Pada pay for position, gaji seorang karyawan didasarkan dari tinggi
jabatan yang sedang didudukinya, sehingga semakin tinggi tingkatan jabatan
yang diduduki oleh karyawan, maka gaji yang diperoleh jauh lebih besar
dibandingkan tingkatan di bawahnya. Kemudian untuk pay for performance
didasarkan dari bagaimana kontribusi pekerjaan seorang karyawan terhadap
perusahaan. Dalam hal ini PT. Kanisius memberikan insentif khususnya pada
salesman, yang dapat melakukan penjualan melampaui target penjualan
perusahaan. Sedangkan untuk pay for person, gaji karyawan didasarkan dari
tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh karyawan.
Adapun struktur skala upah yang juga menjadi pedoman pengupahan bagi
karyawan di PT. Kanisius, yang didasarkan pada lama masa kerja karyawan
serta tinggi jabatan yang sedang ditempuh oleh seorang karyawan. PT. Kanisius
juga memberikan sanksi bagi karyawan yang tidak hadir untuk bekerja, pulang
lebih awal dari waktu kerja normalnya dengan cara memotong gaji mereka,
dengan prinsip kerja no worth, no pay.
13
2.3.3. Fasilitas perusahaan
a. Kantin
PT. Kanisius memiliki satu buah kantin yang berlokasi di dekat area parkir. Kantin
pada PT. Kanisius digunakan untuk tempat makan siang dan makan malam bagi
karyawan. Terdapat dua bagian pada kantin yang menyediakan menu makanan
yang berbeda dan karyawan dapat memilih makanan sesuai keinginan. Di area
kantin juga terdapat meja dan kursi dalam jumlah yang banyak yang digunakan
karyawan untuk makan siang atau malam.
b. Tempat parkir
Tempat parkir pada PT. Kanisius dibedakan menjadi dua yaitu tempat parkir
tamu dan tempat parkir karyawan. Masing-masing tempat parkir tersebut terbagi
lagi menjadi dua yaitu tempat parkir motor dan tempat parkir mobil. Area parkir
motor karyawan cukup luas dan dilengkapi dengan atap sehingga kendaraan
roda dua yang terparkir dapat terlindungi dari hujan maupun panas. Untuk area
parkir mobil karyawan dan area parkir motor tamu terdapat pohon yang besar
dan rindang untuk melindungi mobil dan motor dari panas dan hujan. Pada
tempat parkir mobil tamu terdapat atap yang ditumbuhi tanaman merambat
sehingga dapat melindungi mobil tamu sekaligus dapat menambah keindahan
perusahaan.
14
c. Lapangan basket dan badminton
Salah satu fasilitas hiburan bagi karyawan adalah lapangan basket dan lapangan
badminton. Lapangan basket pada PT. Kanisius terdiri dari satu ring basket atau
setengah lapangan basket dan berlokasi di dekat kantin. Lapangan basket
tersebut menjadi satu dengan lapangan badminton sehingga karyawan dapat
menggunakannya sesuai kebutuhan.Pada umumnya karyawan menggunakan
lapangan basket atau lapangan badminton untuk berolahraga setelah selesai
bekerja.
d. Olahraga bola ping-pong
Selain lapangan basket dan badminton, PT. Kanisius juga memberikan fasilitas
olahraga bola ping – pong. Olahraga ini berlokasi di dalam satu ruangan dengan
ruang kantin. PT. Kanisius menyediakan dua meja yang digunakan untuk
olahraga ping-pong. Pada umumnya karyawan bermain bola ping – pong ketika
jam istirahat maupun pulang kerja. Banyaknya karyawan yang bermain bola ping
– pong, membuat PT. Kanisius berinisiatif untuk mengadakan lomba bola ping -
pong dalam skala lingkungan PT. Kanisius. Lomba ini biasa diadakan ketika
menjelang hari raya besar seperti hari kemerdekaan.
15
e. Ruang arsip
Ruang arsip digunakan sebagai tempat menyimpan dokumen-dokumen
pengorderan bagi customer yang pernah memesan ke PT. Kanisius, serta untuk
penyimpanan dokumen pembukuan keuangan.
f. Tempat pembuangan sementara
Tempat pembuangan sementara berbentuk bak sampah yang digunakan
sebagai penampungan sampah dapur, sampah yang berasal dari kantin dan
kantor, yang kemudian akan diangkut oleh pihak lain.
g. Tempat pembuangan limbah B3
Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang penerbitan dan percetakan, PT.
Kanisius menghasilkan limbah padat, cair maupun limbah berbahan bahaya dan
beracun. Oleh sebab itu, PT. Kanisius memilih tempat pembuangan limbah B3.
Tempat pembuangan limbah B3 pada PT. Kanisius berada di sebelah tempat
parkir dan tempat pembuangan sementara.
h. Pengolahan limbah
PT. Kanisius menghasilkan limbah berupa limbah padat, cair maupun limbah
berbahan bahaya dan beracun (B3). Limbah padat dihasilkan dari sisa-sisa
pemotongan kertas (pra-cetak) ketika bahan baku kertas yang dipotong
menghasilkan sisa pemotongan yang tidak terpakai. Dalam hal mengurangi
pencemaran yang ada, limbah padat yang dihasilkan dari sisa pemotongan
tersebut ditindaklanjuti dengan menjual sisa-sisa kertas kepada pihak lain (UD.
Sregep).
16
Gambar 2.8. Limbah Kertas
Adapun limbah B3 seperti limbah berupa perekat (lem) yang juga ditindaklanjuti
dengan ditampung pada bak penampungan limbah B3, yang kemudian diberikan
pada pihak lain. Sedangkan untuk limbah bahan pembantu cetak yaitu tinta,
kemasan tinta yang telah habis dikembalikan pada supplier tinta dengan sistem
retur.
Sedangkan pada limbah cair, PT. Kanisius memiliki fasilitas pengolahan limbah
khusus untuk limbah berbentuk cair. Dalam hal ini, limbah cair terbentuk dari sisa
pemakaian fountain, alkohol, varn, dan limbah cair lainnya dari hasil mesin
produksi.
17
Tabel 2.3. Baku Mutu Air Limbah Industri Percetakan Menurut Perda DIY
Tahapan pengolahan limbah cair yang diterapkan PT. Kanisius diproses dengan
cara aerasi dengan proses sebagai berikut ini:
18
Gambar 2.12.Pengolahan Limbah Cair (Proses Pengadukan)
19
Gambar 2.16.Pengolahan Limbah Cair (Tower Penampungan)
20
digunakan sebagai tolak ukur adalah BOD, COD, TDS, TSS, kandungan timbal,
kandungan kadmium, kandungan krom, kandungan nikel, kandungan raksa,
kandungan selenium, kandungan amonia, deterjen, suhu serta pH. Dari setiap
parameter yang diuji, didapatkan hasil pengujian bahwa dari setiap parameter
yang diujikan, hasil uji menunjukkan pengolahan limbah yang telah diterapkan di
PT. Kanisius memiliki nilai di bawah kadar maksimal yang telah ditentukan oleh
pemerintah.
i. Fasilitas lainnya
PT. Kanisius memberikan fasilitas untuk setiap karyawan yang berupa BPJS
Ketenagakerjaan dan Kesehatan, serta memberikan dana pensiun. Adapun
pemberian tunjangan hari raya, tunjangan keluarga serta tunjangan berupa
beras, dan upah tambahan bagi karyawan yang melakukan kerja lembur.Selain
itu PT. Kanisius juga memberikan kesempatan untuk cuti kerja seperti cuti
bersama ataupun jumlah hari cuti yang didasarkan dari hak setiap karyawan
sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Berikut adalah profil kantor pemasaran dan taman komunikasi yang didirikan di
luar kota Yogyakarta:
21
Alamat : Komplek Perumahan Palm Bridge no. 5B
Jalan Awiligar, Kel. Cibeunying, Kec. Cimenyan, Bandung
Kantor Pemasaran Surabaya
Alamat : Komplek Ruko Rungkut Megah Blok H/1
Jalan Raya Rungkut 5, Surabaya 60923
22
Gambar 2.19. Taman Komunikasi Yogyakarta (2)
23
Taman Komunikasi St. Maria
Alamat : Jalan Daan Mogot No. 14, Tangerang 15111
24
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
25
3.2. Produk yang Dihasilkan
Produk yang diproduksi PT. Kanisius secara garis besar terbagi menjadi 2
macam yaitu produk dari order penerbit dan produk dari order percetakan.
Contoh produk yang dihasilkan oleh PT. Kanisius adalah berbagai macam buku,
majalah dan multimedia. Buku yang diterbitkan oleh PT Kanisius terbagi dalam 5
kategori yaitu kategori sekolah, Gerejawi, Kemasyarakatan, Humanoria dan
kategori Anak. Buku dalam kategori Sekolah meliputi buku-buku teks pendidikan
untuk sekolah seperti buku Bahasa Inggris, Buku Agama, Biologi dan
Matematika.
26
Gambar 3.3. Flyer
27
Gambar 3.7. Packaging
28
Plate (CTP), file order dengan format PDF akan diubah kedalam bentuk plate
cetak untuk kemudian digunakan dalam proses pencetakan secara offset. Pada
departemen CTP terdapat satu unit mesin yang digunakan untuk membuat plate
cetak.Setelah plat tersebut selesai dibuat maka selanjutnya akan dibawa menuju
bagian logistik untuk disimpan sementara hingga plate tersebut digunakan pada
tahap cetak offset.
b. Tahap Cetak
Pada PT.Kanisius terdapat dua macam proses cetak yaitu proses cetak offset
dan proses cetak digital. Proses cetak offset memerlukan plate cetak yang
sebelumnya telah dibuat pada tahap pra cetak. Terdapat beberapa mesin cetak
yang digunakan dalam proses pencetakan secara offset yaitu mesin cetak
Rolland 4 (lama), Roland 4 (Baru), Rolland 2, Speed Master dan mesin cetak
Miller. Setiap mesin tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda-beda termasuk
untuk kebutuhan plate cetaknya.Pada mesin Rolland dan Miller, ukuran plate
cetaknya lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran plate cetak yang
digunakan pada mesin cetak Speed Master.Pada proses cetak secara digital,
tidak diperlukan plate cetak seperti pada proses cetak secara offset. Proses
pencetakan secara digital menggunakan file order dalam format PDF yang dapat
langsung dicetak pada mesin cetak digital.
29
produksi untuk salah satu produk yang dapat diproses di PT. Kanisius yaitu
majalah dengan penjilidan jahit kawat yang dicetak secara offset.
a. Pra cetak
Tahap awal pada proses produksi dengan cetak offset adalah menyiapkan plat
cetak yang dikenal dengan proses pra cetak (unit CTP). Pada proses ini, file PDF
yang berasal dari bagian cek file desain akan diproses di unit CTP. Halaman
majalah tersebut akan disusun pada plat menjadi beberapa bagian yang dikenal
dengan proses imposisi. Setelah file pencetakan plat sudah siap maka
pencetakan plat mulai dilakukan dengan mesin Heidelberg Suprasetter. Tahap
selanjutnya plat yang selesai dicetak disimpan di gudang logistik sebagai tempat
penyimpanan plat sementara yang akan segera dicetak sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
Bagian pracetak di bagian logistik juga bertugas untuk menyiapkan bahan baku
kertas yang akan digunakan untuk pencetakan, yaitu memotong bahan baku
kertas (untuk bagian cover dan isi) sesuai spesifikasi jenis kertas dan memotong
kertas tersebut sesuai ukuran dan jumlah yang tertera pada keterangan yang ada
di kertas perencanaan. Setelah itu bahan baku kertas yang telah dipotong dan
plat cetak dikirim ke bagian cetak offset.
b. Cetak
Pada bagian cetak, bagian cover dari majalah akan diproses dengan mesin
Speed Master. Sedangkan pada bagian isi yang content warna pada
pesanannya adalah full color (CMYK), maka akan diproses di mesin Rolland 4
Warna. Proses awal untuk produksi akan diawali dengan memasukkan plat pada
mesin dan melakukan setup mesin yaitu mencetak hingga menghasilkan hasil
kertas yang sesuai spesifikasi (warna dan tulisan tercetak dengan baik). Setelah
hasil cetakan sudah sesuai, maka dilakukan proses pencetakan sesuai dengan
jumlah yang ada di kertas perencanaan, dan mengirim hasil cetakan baik cover
dan isi ke bagian pasca cetak.
c. Pasca cetak
Pada bagian pasca cetak dibagi menjadi 3 bagian, yaitu zona A, zona B dan
zona C. Setelah kertas telah melewati bagian cetak maka bagian isi dari majalah
akan diproses pada zona A terlebih dahulu, yaitu proses pelipatan kertas dengan
mesin MBO/Stahl. Sedangkan pada bagian permukaan cover akan dilakukan
proses pelapisan dengan mesin water based thermal dan disimpan hingga
30
proses bagian isi majalah selesai diproses. Kemudian setelah bagian isi majalah
selesai dilipat, kemudian masuk ke mesin atur Star binder (Zona B) untuk
mengurutkan kertas yang telah terlipat dengan kertas halaman-halaman yang
lainnya dan menyatukan isi buku yang telah diatur dengan bagian cover menjadi
1 eksemplar majalah, dan sebagai proses finishing akan masuk ke proses
penjilidan jahit kawat. Penjilidan jahit kawat diproses dengan mesin Muller
Martini. Proses penjilidan jahit kawat diproses dengan meletakkan setiap
eksemplar majalah pada conveyor. Conveyor akan bergerak menuju press kawat
penjilidan. Setelah menjadi 1 eksemplar majalah, produk dirapikan dengan mesin
potong 3 sisi Wohlenberg dan dilakukan iinspeksi hasil proses produksi di zona
C. Buku yang dinyatakan lolos inspeksi kemudian akan dikemas pada bagian
ekspedisi yang setiap jumlah eksemplar tertentu akan diikat dengan pita kertas
dan dimasukkan di kardus dan segera dikirim ke pemesan.
31
Gambar 3.10. Mesin Heildelberg Suprasetter
32
iv. Kualitas dot lebih baik, sehingga detail pada daerah highlight dan shadow
dapat lebih baik.
3.4.2. Cetak
a. Cetak offset
Pencetakan secara offset merupakan proses pengalihan tinta dari plat/acuan ke
bahan secara tidak langsung atau melalui perantara. Prinsip pada cetak offset
adalah tolak menolak antara air dan tinta. Bagian image area bersifat menarik
tinta dan menolak air sedangkan non image area menarik air dan menolak tinta.
Pada cetak offset minimal terdiri dari tiga silinder utama, yaitu acuan (silinder
plat), perantara (silinder blanket) dan penekan (silinder impresi). Sedangkan
untuk mesin 2 warna atau lebih ada silinder transfer, dan untuk mesin perfecting
juga berfungsi sebagai silinder pembalik.
Pada bagian cetak offset, terdapat 4 jenis mesin cetak yang digunakan untuk
menunjang kegiatan pencetakan, yaitu mesin Rolland 4 Warna, Rolland 2 Warna,
Speed Master (SM) dan Miller. Berikut adalah gambar dan spesifikasi keempat
mesin tersebut:
33
i. Rolland 4 Warna Lama dan Baru (2 unit mesin)
Mesin Rolland 4 Warna Lama digunakan untuk mencetak kertas dengan
komponen 4 warna atau Full Color pada setiap halamannya. Waktu set up yang
diperlukan mesin Rolland 4 Warna Lama adalah 25 menit sedangkan waktu set
up untuk mesin Rolland 4 Warna Baru adalah 20 menit. Mesin Rolland 4 Warna
dapat digunakan untuk mencetak dengan kecepatan hingga 7500 lembar per
jam. Dalam satu kali proses cetak, mesin tersebut hanya dapat digunakan untuk
mencetak satu halaman saja sehingga perlu dilakukan 2 kali proses untuk
mencetak 2 halaman pada 1 lembar kertas. Ukuran kertas minimum yang dapat
diproses dengan mesin Rolland 4 Warna Lama adalah 24 x 32 cm sedangkan
ukuran kertas maksimumnya adalah 52 x 72 cm. Pada mesin tersebut terdapat
griper dengan ukuran 12 mm yang digunakan untuk menjepit kertas pada saat
proses pencetakan. Ukuran plate cetak yang dapat digunakan pada mesin
Rolland 4 Warna Lama adalah 745 x 605 mm.
34
kali proses untuk mencetak 2 halaman pada 1 lembar kertas. Waktu set up yang
diperlukan oleh mesin Rolland 2 Warna tergantung dari jumlah komponen warna
yang digunakan, jika menggunakan 2 komponen warna maka waktu set upnya
adalah 20 menit. Apabila hanya menggunakan satu komponen warna, waktu set
up yang diperlukan adalah 10 menit. Kecepatan cetak dari mesin Rolland 2
Warna adalah 5500 lembar per jam.Ukuran kertas minimum dan maksimum yang
dapat diproses dalam mesin Rollan 2 Warna adalah 24 x 32 cm dan 52 x 72 cm.
Griper yang digunakan untuk menjepit kertas pada saat proses pencetakan
berukuran 12 mm. Sama halnya dengan mesin Rolland 4 Warna, plate cetak
yang dapat digunakan pada mesin Rolland 2 Warna adalah 745 x 405 mm.
iii. Miller 74
PT. Kanisius memiliki satu buah mesin yang dapat digunakan untuk cetak
perfecting, cetak perfecting adalah istilah yang menunjukkan bahwa dalam satu
kali proses cetak dapat mencetak 2 halaman sekaligus pada 2 lembar kertas.
Mesin tersebut adalah mesin cetak Miller 74. Mesin Miller 74 hanya dapat
digunakan untuk mencetak kertas dengan komponen warna hitam putih. Waktu
set up dari mesin Miller 74 adalah 15 menit dan kecepatan cetaknya mencapai
5500 lembar per jam. Ukuran kertas minimum dan maksimum yang dapat
diproses menggunakan mesin Miller 74 adalah 22 x 28 cm dan 52 x 72 cm.
Griper yang terdapat pada mesin tersebut berukuran 10 mm dan plate cetak
yang dapat digunakan adalah plate cetak dengan ukuran 745 x 605 mm.
35
iv. Speed Master 52
Mesin Speed Master digunakan untuk mencetak kertas dengan 4 komponen
warna atau full color. Ukuran kertas minimum dan maksimun yang dapat
diproses dengan mesin tersebut tergolong lebih kecil jika dibandingkan dengan
mesin Rolland dan Miller yaitu 10.5 x 18 cm dan 37 x 52 cm. Dalam satu kali
proses, mesin Speed Master hanya dapat mencetak satu halaman pada satu
lembar kertas. Mesin Speen Master 52 memerlukan waktu 15 menit untuk proses
set up. Kecepatan dari mesin Speed Master 52 dapat mencapai 10000 lembar
perjam. Ukuran griper yang terdapat pada mesin Speed Master adalah 12 mm.
b. Cetak digital
Tahapan proses kerja pada cetak mesin digital adalah sebagai berikut:
i. Melakukan imposisi file .pdf sesuai dengan permintaan yang terdapat pada
job ticket
ii. Melakukan pencetakan (print) di mesin cetak digital
iii. Setelah selesai cetak, hasil cetak diproses sesuai dengan permintaan di job
ticket. Apabila hanya cetak saja maka akan langsung diproses pada bagian
pengiriman/ekspedisi. Tetapi apabila order dari konsumen adalah produk
jadi selain lembaran misalnya adalah buku, maka hasil cetak yang telah
diproses dengan mesin cetak digital akan dilanjutkan dengan proses
finishing sesuai dengan permintaan customer (laminasi/potong
jadi/perfect/jahit kawat/jahit benang, dll.), yang kemudian setelah melalui
proses finishing, maka hasil produk jadi dikirimkan ke bagian ekspedisi
untuk didistribusikan.
36
Berikut adalah gambar mesin cetak digital dan mesin pendukung pada bagian
cetak digital beserta spesifikasi mesin yang digunakan di PT. Kanisius:
i. Mesin OCE VP 6250
Gambar di atas merupakan mesin cetak digital tipe OCE VP 6250. Mesin cetak
ini memiliki kecepatan output sebesar 250 ppm yaitu 250 halaman per menit atau
125 lembar 14 per menitnya. Penggunaan bidang kertas maksimal berukuran
320x488 mm, sedangkan bidang kertas minimal adalah ukuran 210x210 mm.
Gramatur kertas maksimal adalah 230 gsm, sedangkan 60 gsm adalah batas
minimal dari gramatur kertas yang dapat digunakan dengan mesin OCE VP
6250. Output dari mesin ini adalah hanya untuk warna hitam/putih (black and
white)
Gambar di atas merupakan mesin cetak digital Konica Minolta C8000. Mesin
cetak ini dapat menghasilkan 80 lembar A4 1 muka per menitnya. Penggunaan
bidang kertas maksimal berukuran 330x487 mm, sedangkan bidang kertas
minimal adalah ukuran 210x297 mm. Gramatur kertas maksimal adalah 260 gsm,
sedangkan 64 gsm adalah batas minimal dari gramatur kertas yang dapat
digunakan dengan mesin Konica Minolta C8000. Output dari mesin ini adalah
warna full color, tidak hanya warna hitam dan putih saja.
37
iii. CANON Vario Print 135 Series
Gambar di atas merupakan mesin cetak digital Canon Vario Print Seri 135. Mesin
cetak ini dapat menghasilkan 110 lembar A4 1 muka per menitnya. Penggunaan
bidang kertas maksimal berukuran 305x457 mm, sedangkan bidang kertas
minimal adalah ukuran 210x297 mm. Gramatur kertas maksimal adalah 230 gsm
untuk kertas simplex dan 190gsm untuk kertas duplex , sedangkan 70 gsm
adalah batas minimal dari gramatur kertas yang dapat digunakan dengan mesin
Canon Vario Print Seri 135. Output dari mesin ini adalah untuk komponen warna
hitam dan putih saja.
Berikut adalah gambar mesin dan spesifikasi mesin pada bagian pasca cetak di
area digital:
i. Mesin potong Maxi 670
Mesin potong Maxi 670 digunakan sebagai finishing setelah buku selesai dijilid,
yaitu untuk memotong tepian buku supaya lebih rapi (mempunyai ukuran yang
sama). Mesin ini dapat beroperasi dengan kecepatan 200 eksemplar buku per
jamnya untuk buku berukuran A5 dengan jumlah halaman kurang dari 100
38
halaman. Ukuran maksimal kertas yang dapat dirapikan dengan mesin potong
Maxi 670 adalah 670 mm dengan ukuran minimal sebesar 30 mm.
Mesin jahit benang digunakan untuk proses penjilidan buku. Mesin ini memiliki
kecepatan penjilidan 500 katern per jamnya untuk ukuran A5 dan kertas HVS 70
gram. Ukuran maksimal buku yang dapat dijilid dengan mesin adalah A4,
sedangkan ukuran minimalnya adalah A6.
Mesin jahit kawat digunakan untuk proses penjilidan buku dengan menggunakan
kawat. Buku yang dapat dijilid dengan mesin ini adalah buku yang memiliki
ukuran maksimal A4, dengan ketebalan buku maksimal 72 halaman dengan jenis
kertas HVS 70 gram. Mesin ini dapat beroperasi dengan kecepatan 60 buku
dengan ukuran A5 per jamnya.
39
iv. Mesin potong ID Card
Mesin ini digunakan untuk memotong ID Card yang telah selesai cetak dengan
ukuran ID Card sesuai dengan pisau/pahat yang terdapat pada mesin. Mesin ini
dapat memotong 250 ID Card per jamnya.
Mesin ini digunakan untuk laminasi/pelapisan pada bagian luar buku supaya
tidak terkesan kasar, dengan dua buah tahap yaitu tahap laminasi dan tahap
40
pemanasan ulang untuk memastikan lapisan benar menempel pada buku. Mesin
ini dapat melaminasi 100 lembar kertas ukuran A3 per jamnya, dengan ukuran
kertas maksimal adalah 315 milimeter.
Mesin horizon BQ 270 digunakan untuk menjilid buku (menyatukan isi buku
dengan cover buku). Mesin ini dapat beroperasi dengan kecepatan 250
eksemplar buku berukuran A5 dengan jumlah halaman kurang dari 200 halaman
per jamnya. Ukuran maksimal isi buku yang dapat digunakan dengan mesin ini
adalah buku berukuran 320 x 270 mm, dan ukuran minimalnya berukuran 135 x
100 mm. Sedangkan ukuran maksimal pada cover buku yang dapat digunakan
dengan mesin ini adalah kertas berukuran 320 x 600 mm, sedangkan ukuran
minimalnya adalah ukuran 140 x 260 mm.
41
Sedangkan di area cetak offset, terdapat beberapa proses finishing buku yang
dibedakan menjadi tiga zona/bagian, yaitu zona A, zona B dan zona C. Pada
zona A terdiri dari proses pelipatan, proses penjilidan dengan jahit kawat, proses
laminasi/pelapisan kertas (waterbased), proses pemotongan laminasi (1 dan 2
muka). Sedangkan pada zona B terdiri dari proses atur katern, jilid dengan mesin
jahit benang, proses sampul, potong 3 sisi, penjilidan dengan ring spiral,
kemudian pada zona C terdiri dari proses quality control dan wrapping buku.
Berikut adalah gambar dan spesifikasi dari mesin pada pasca cetak di area
offset:
i. Mesin lipat
Proses pelipatan merupakan proses awal dalam pasca cetak setelah selesai
melewati proses cetak. Terdapat tiga jenis mesin lipat yang ada di bagian pasca
cetak offset, yaitu mesin lipat MBO, mesin lipat Stahl 1 dan mesin lipat Stahl 2.
Pada mesin lipat MBO memiliki kemampuan melipat hingga empat kali pelipatan
dengan spesifikasi gramatur kertas yang dapat dilipat kurang dari 150 gram.
Mesin lipat MBO dioperasikan oleh 2 orang.
Pada mesin lipat Stahl 1 memiliki kemampuan proses hingga empat pelipatan,
yang dioperasikan oleh 1 orang. Spesifikasi gramatur kertas yang dapat dilipat
dengan mesin lipat Stahl 1 adalah kurang dari 150 gram.
42
Sedangkan pada mesin lipat Stahl 2 memiliki kemampuan proses pelipatan dari
satu lipatan hingga tiga lipatan, yang dioperasikan oleh satu orang. Spesifikasi
gramatur kertas yang dapat dilipat dengan mesin lipat Stahl2 adalah kurang dari
150 gram.
Tabel berikut ini menunjukkan kecepatan produksi baik untuk mesin MBO, Stahl
1 dan Stahl 2 berdasarkan pengerjaan oplahnya beserta analisis waste yang
dapat dihasilkan:
Gambar mesin di atas merupakan mesin yang digunakan untuk proses penjilidan
dengan bahan baku kawat. Mesin ini dioperasikan oleh 2 operator. Spesifikasi
kertas yang dapat dijilid dengan mesin ini adalah kertas dengan ukuran A4, A5
dan A6 dengan gramatur kertas kurang dari 150 gram. Perkiraan waste yang
dihasilkan dari mesin ini adalah sebanyak 25 lembar kertas dengan kecepatan
produksi 2.800 lembar/jam.
43
iii. Penjilidan dengan jahit benang (Muller Martini)
Proses penjilidan dengan jahit benang dilakukan dengan mesin (Muller Martini)
yang dioperasikan secara manual dan mesin yang sudah terotomasi. Kedua
mesin jahit benang ini digunakan untuk menjilid kertas dengan gramatur
maksimal sebesar 150 gram dengan ukuran kertas A4, A5 dan A6. Mesin Muller
Martini manual dioperasikan oleh 1 orang, sedangkan mesin Muller Martini yang
sudah terotomasi dioperasikan oleh 2 orang. Pada mesin Muller Martini manual
memiliki kecepatan penjiidan sebesar 1.400 lembar/jam dengan analisis
perikiraan waste yang dihasilkan sebanyak 5 kertas. Tabel berikut ini
menunjukkan kecepatan produksi mesin berdasarkan pengerjaan oplahnya
beserta analisis waste yang dapat dihasilkan dari mesin Muller Martini
terotomasi:
44
Mesin atur star binder dioperasikan oleh 2 tenaga kerja. Mesin ini digunakan
untuk mengatur urutan halaman pada buku. Maksimal gramatur kertas yang
dapat diproses dengan mesin star binder adalah 150 gram. Sedangkan
kecepatan produksi pada mesin ini dibedakan berdasarkan pengerjaan berapa
banyak oplahnya. Tabel berikut ini menunjukkan kecepatan produksi mesin
berdasarkan pengerjaan oplahnya beserta analisis waste yang dapat dihasilkan
dari mesin atur star binder:
Adapun mesin binding star binder yang dioperasikan oleh 2 operator dengan
spesifikasi kertas yang dapat diproses pada mesin ini adalah kertas berukuran
A4, A5 dan A6 dengan gramatur kertas maksimal 150 gram. Mesin ini digunakan
untuk menjilid buku (menyatukan) antara cover dan isi buku. Tabel berikut ini
menunjukkan kecepatan produksi dari mesin binding star binder beserta
perkiraan waste yang dihasilkan berdasarkan oplah yang dikerjakan:
45
v. Penjilidan secara perfect binding (Baby Pony)
Mesin ini digunakan untuk penjilidan secara perfect binding, yaitu teknik
penjilidan buku dengan menggunakan lelehan lem panas (hot melt). Penjilidan
yang dilakukan adalah penjilidan untuk menyatukan isi dari buku dan bagian
covernya. Mesin ini bekerja dengan kecepatan 1000 eksemplar/jam.
46
Gambar 3.38. Mesin Water Based Thermal
47
Cutting, dibuat menggunakan alat khusus. Sementara desain produk dibuat oleh
bagian cek file.
Pada Zona C terdapat satu buah mesin wrapping otomatis dengan kapasitas
yang besar yaitu mesin Wrapping Benison. Mesin Wrapping Benison digunakan
untuk membungkus buku-buku yang telah selesai diproduksi. Buku-buku tersebut
dibungkus dengan menggunakan plastik transparan kemudian dipanaskan
sehingga plastik dapat membungkus buku dengan rapat dan rapi. Dalam satu
bungkus plastik terdapat satu hingga beberapa buku sekaligus sesuai dengan
permintaan konsumen.
Fasilitas produksi selain mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah
alat bantu penanganan bahan baku (material handling). Sistem penanganan
bahan baku atau disebut sebagai material handling, merupakan bagian yang
menunjang pengelolaan bahan baku masuk dan keluar dari pergudangan. Pada
PT. Kanisius terdapat alat bantu yang digunakan sebagai material handling yaitu:
a. Reach truck
Reach truck digunakan untuk menunjang pengangkutan bahan baku datang dan
membantu dalam menyusun tumpukan-tumpukan pallet di gudang logistik.
48
Gambar 3.42. Reach Truck
b. Hand Pallet
Hand Pallet digunakan untuk menunjang transportasi barang yang cukup berat.
Misalnya digunakan pada saat menurunkan bahan baku datang dari truk
ekspedisi untuk disimpan ke dalam gudang logistik.
c. Pallet
Pallet digunakan untuk mengakomodasi penumpukan bahan baku kertas pada
gudang logistik.
d. Hand Trolley
Hand Trolley digunakan untuk transportasi barang, misalnya adalah untuk
mengangkut plat yang sudah dicetak atau pengantaran dokumen.
49
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
50
Gambar di atas merupakan contoh bon pemakaian bahan baku kardus yang
diminta dari bagian ekspedisi di PT. Kanisius. Dari beberapa bon yang ditujukan
ke bagian PPIC Logistik kemudian direkap pada suatu form transaksi yang
dinamakan inventory transaction pada gambar berikut ini.
51
b. Bertanggungjawab pada pengisian jobticket yang diperoleh dari bagian
PPIC JSA sesuai dengan penjadwalan produksi yang ada
52
Gambar 4.4. Contoh Layout Pemotongan Kertas (1)
Ukuran naik cetak sesuai perencanaan adalah 32,4 x 24,9 cm. Maka dari ukuran
plano yang ada yaitu ukuran 65x100 dapat menghasilkan perbandingan 1:8
dengan layout pemotongan sebagai berikut:
53
Gambar 4.6. Job Ticket (1)
Gambar di atas merupakan dokumen job ticket yang digunakan sebagai data
yang digunakan dalam pemotongan bahan baku. Langkah pertama dalam
pengisian job ticket adalah mengisi tanggal pemotongan, kemudian melengkapi
nomor bon yang disesuaikan dengan penulisan di buku besar PPIC Logistik.
Kemudian berdasarkan data yang ada di perencanaan (Gambar 4.3), melengkapi
jumlah plano yang dibutuhkan dalam pemotongan, jenis kertas yang digunakan
serta perbandingan potongan, total jumlah kertas yang akan dicetak serta ukuran
jadi pemotongan.
54
Gambar 4.8. Checklist Dokumen Order
Setelah mengisi job ticket, langkah berikutnya dalah mengisi informasi yang
terdapat pada kertas label. Kertas label tersebut disisipkan pada hasil potongan
yang telah jadi untuk memberi informasi bahwa hasil potongan kertas tersebut
55
adalah untuk pesanan sesuai judul buku dan nomor WO yang tertulis pada label
untuk segera masuk ke bagian cetak.
Penulisan buku besar PPIC Logistik disesuaikan dengan nama pesanan yang
segera akan dilakukan proses pemotongan untuk persiapan pra cetak. Pada
gambar di atas ditunjukkan M-426 yang merupakan nomor bon pada buku besar
PPIC Logistik. Kemudian terdapat tabel tanggal/bulan yang disesuaikan dengan
tanggal penulisan, nomor work order (WO) yang menunjukkan nomor pesanan,
nama pesanan serta keterangan nama bahan. Pada keterangan nama bahan
berisi informasi mengenai kode bahan baku, nama bahan beserta ukuran plano,
jumlah plano, perbandingan potongan, ukuran potongan dan jumlah oplah dari
pesanan tersebut.
d. Bertanggungjawab pada perekapan penggunaan bahan baku sehari-
harinya untuk dituliskan pada kartu stok bahan baku maupun aplikasi
komputer pemakaian bahan (manufacture).
56
Gambar 4.11. Kartu Stok
57
Gambar 4.13. Form Evaluasi Penerimaan Barang
Form evaluasi penerimaan barang ditulis ketika bahan baku pesanan telah
datang. Langkah penulisan pada form evaluasi penerimaan barang adalah
sebagai berikut:
i. Menulis nama supplier, tanggal penerimaan barang, nama barang yang
datang beserta jumlahnya sesuai dengan informasi yang tertera pada surat
jalan.
ii. Melihat kesesuaian barang yang tertera di surat jalan dengan barang yang
datang, mengamati kondisi barang yang datang untuk diisi pada form
evaluasi.
iii. Mengisi tanggal terima barang dan meminta tanda tangan dari pengirim
kemudian menandatangani form evaluasi tersebut.
58
Tanggungjawab yang dimaksud adalah dalam menulis informasi di dokumen
form serah terima bagian PPIC Logistik ke bagian pembukuan (keuangan),
dengan menyerahkan bon pemakaian bahan baku, seperti bon inventory
transaction dan bon M (buku besar PPIC Logistik). Pada penulisan judul/uraian
disesuaikan dengan nomor yang terdapat pada bon (misalnya adalah bon D-142
atau M-231). Bon tersebut diserahkan pada bagian pembukuan dan kemudian
ditandatangani sebagai bukti bahwa bon tersebut sudah diterima di bagian
pembukuan.
59
Gambar 4.16. Form D
e. Berhak untuk mengisi lembar job ticket, buku besar PPIC Logistik, mengisi
dan menandatangani surat jalan yang didapatkan dari supplier ketika
bahan baku yang dibeli sudah datang, evaluasi penerimaan bahan baku
dari pemasok serta nota pemakaian dan pembelian bahan.
f. Berhak menggunakan dua buah aplikasi yang digunakan pada kegiatan
administrasi di PPIC Logistik, yaitu aplikasi manufacture serta Sales and
Distribution (SnD) untuk kegiatan rekap pemakaian bahan ataupun
pembelian bahan.
g. Berhak mendistribusikan bahan baku yang diperlukan oleh departemen
percetakan maupun pasca cetak sesuai dengan order yang diminta.
60
Gambar 4.17. Alur Pekerjaan Staf Administrasi Update Pemakaian Bahan
61
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Berikut adalah metodologi pelaksanaan dalam melakukan analisis pada sistem
persediaan bahan baku tinta untuk cetak offset:
62
a. Mengamati sistem persediaan di gudang PPIC Logistik
Pada tahap ini, dilakukan pengamatan dan identifikasi sistem persediaan bahan
baku tinta di gudang bahan baku berkaitan dengan jumlah dan waktu
pemesanan ke supplier tinta. Jenis tinta yang dianalisis adalah tinta yang
digunakan untuk kebutuhan mesin cetak offset, yaitu adalah tinta Best One
Yellow, Best One Cyan, Best One Magenta, Best One Black dan New Cahaya
Black. Dari pengamatan yang telah dilakukan, pada hasil pekerjaan ini akan
diusulkan kapan dan berapa pemesanan yang optimal (reorder point) dari kelima
jenis tinta tersebut dari segi pertimbangan biaya. Total biaya yang
dipertimbangkan pada analisis ini adalah biaya pemesanan, biaya bahan baku
tinta serta biaya simpan.
63
Sedangkan pada biaya simpan, pada bagian gudang logistik tidak memberikan
perlakuan khusus dalam penyimpanan bahan baku, sehingga biaya simpan per
hari berasal dari biaya pengangguran modal untuk per jenis tinta. Biaya ini
berasal dari hasil perkalian dari nilai suku bunga Bank Indonesia (4,75%), jumlah
persediaan (stok) dengan harga beli bahan baku tersebut dibagi dengan 365
hari.
𝑅𝑝
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛 = ℎ𝑎𝑟𝑖 (4.2)
Tabel berikut ini merupakan data stok awal dari kelima bahan baku tinta:
64
d. Pengolahan data
Dalam pengolahan data digunakan dua macam aplikasi penunjang simulasi
persediaan yaitu Microsoft Excel dan Arena 7.01. Berikut adalah tahapan dari
pengolahan data yang dilakukan:
65
v. Menentukan keputusan memesan ke pemasok ataukah tidak pesan
Keputusan memesan ataukah tidak pesan ditentukan dari nilai reorder point yang
digunakan. Oleh karena itu, ketika jumlah stok awal kurang lebih sama dengan
nilai reorder point, keputusan yang ada adalah melakukan pengadaan barang
(pemesanan) ke pemasok. Sedangkan ketika jumlah stok awal lebih dari nilai
reorder point, maka tidak perlu dilakukan pemesanan.
e. Membuat replikasi
Dalam menjalankan suatu simulasi, diperlukan replikasi atau perulangan agar
simulasi yang dibuat dapat menggambarkan keadaan sebenarnya. Penentuan
jumlah replikasi pada simulasi persediaan ini menggunakan analisis half width.
Gambar 4.19. Distribusi Pemakaian Bahan Baku Tinta Best One Yellow
66
Best One Magenta
Gambar 4.20. Distribusi Pemakaian Bahan Baku Tinta Best One Magenta
Gambar 4.21. Distribusi Pemakaian Bahan Baku Tinta Best One Cyan
Gambar 4.22. Distribusi Pemakaian Bahan Baku Tinta Best One Black
Gambar 4.23. Distribusi Pemakaian Bahan Baku Tinta New Cahaya Black
67
Tabel 4.3. Hasil Pengolahan Data dengan Arena 7.01
Jenis tinta Persamaan distribusi
Best One Yellow -0.5 + 15 * BETA(0.944, 1.81)
Best One Cyan -0.5 + 9 * BETA(0.853, 1.45)
Best One Magenta -0.5 + 9 * BETA(1.07, 2.02)
Best One Black -0.5 + WEIB(3.34, 1.54)
New Cahaya Black -0.5 + 10 * BETA(1.14, 2.2)
Untuk setiap jenis tinta memiliki fungsi distribusi yang berbeda-beda, hal ini
dikarenakan frekuensi pemakaian bahan baku tinta tidak sama. Pada tinta Best
One Yellow, Best One Cyan, Best One Magenta dan New Cahaya Black memiliki
distribusi Beta, sedangkan pada tinta Best One Black memiliki distribusi Weibull.
Setelah mendapatkan fungsi distribusi data untuk setiap jenis tinta, kemudian
menggunakan aplikasi Microsoft Excel untuk membangkitkan jumlah permintaan
(demand).
Gambar 4.24. Simulasi Jumlah Pemesanan dan Reorder Point (Best One Yellow)
68
Gambar 4.25. Perhitungan Biaya Simpan
Dalam menentukan nilai reorder point dan jumlah pemesanan yang optimal,
dilakukan simulasi dengan mengubah reorder point dan jumlah pemesanan untuk
melihat di titik manakah reorder point dan jumlah pemesanan yang menghasilkan
biaya yang paling kecil.
Gambar 4.26. Pengaturan Awal Reorder Point dan Jumlah Pemesanan Kelima Jenis Tinta
Terdapat opsi pilihan pengubahan untuk reorder point dan jumlah pemesanan
yang dapat dilihat pada gambar 4.28 yaitu di kolom tabel A hingga O untuk setiap
jenis tinta. Dalam hal ini, urutan tinta yang dianalisis pada simulasi tersebut
adalah Best One Yellow, Best One Magenta, Best One Cyan, Best One Black
dan yang terakhir adalah New Cahaya Black. Langkah selanjutnya adalah
membuat replikasi awal sebanyak 6 kali untuk perhitungan total biayanya. Total
biaya terkecil adalah rata-rata total biaya yang didapatkan dari keenam replikasi
tersebut.
Setelah melakukan replikasi sebanyak enam kali dan mendapatkan total biaya
dari kelima jenis tinta, kemudian akan dianalisis apakah dalam menggunakan
replikasi sebanyak n-kali tersebut, error yang dihasilkan besar ataukah tidak.
(4.7)
69
Keterangan:
n = jumlah replikasi
s = standar deviasi
tn-1,∝/2 = critical value
Pada perhitungan half width diperlukan nilai critical value dari tabel t yang telah
ditentukan nilai dari confidence level yaitu sebesar 0,95 dengan tingkat error
sebesar 0,05, sehingga didapatkan nilai critical value sebesar 2,571.
tn-1,∝/2 = t5,0,025
Setelah mendapatkan nilai dari half width, langkah selanjutnya adalah menguji
apakah rata-rata dari data yang didapatkan memiliki error yang tinggi ataukah
tidak dari n-kali replikasi yang dilakukan. Perhitungan error adalah sebagai
berikut:
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ℎ𝑎𝑙𝑓𝑤𝑖𝑑𝑡ℎ
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑥100% (4.8)
Maka didapatkan hasil perhitungan error untuk simulasi kelima jenis tinta:
70
Berikut ini adalah simulasi mengenai perhitungan total biaya dari kelima jenis tinta untuk mendapatkan titik reorder point dan jumlah
pemesanan yang optimal.
71
Gambar 4.30. Simulasi Biaya untuk Best One Cyan
72
Gambar 4.32. Simulasi Biaya untuk New Cahaya Black
73
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan yang dapat diberikan berdasarkan hasil pekerjaan di
PT. Kanisius:
Dari simulasi persediaan yang telah dilakukan, didapatkan titik reorder point dan
jumlah pemesanan yang optimal untuk setiap jenis tinta dari pertimbangan biaya
yang paling kecil yang dirangkum pada tabel berikut ini:
5.2. Saran
Berikut adalah saran yang diberikan berdasarkan proses kerja praktek yang telah
dilaksanakan di PT. Kanisius:
a. Dari hasil pekerjaan dan simulasi persediaan yang telah dilakukan, dapat
diusulkan reorder point dan jumlah pemesanan untuk kelima jenis tinta
yaitu Best One Yellow, Best One Cyan, Best One Magenta, Best One
Black, dan New Cahaya Black sejumlah 10 unit dengan jumlah setiap
pemesanan adalah 20 unit. Sedangkan untuk tinta Best One Magenta
dengan reorder point sejumlah 10 unit dan jumlah setiap pemesanan
sejumlah 30 unit.
b. Sebaiknya tata letak penempatan bahan baku shrink dan PLF dapat lebih
diperhatikan. Hal ini dikarenakan letak penempatan bahan baku tersebut
jauh untuk dijangkau, yang menyebabkan kegiatan monitoring mengenai
jumlah pemakaian dan persediaan akhir bahan baku setiap harinya kurang
dapat diamati secara langsung.
74
c. Kegiatan stock opname sebaiknya lebih sering dilakukan, tidak hanya
setiap tiga bulan sekali. Hal ini dikarenakan ketika dilakukan pengecekan
yang rutin dapat mempermudah evaluasi jika terjadi jumlah stok yang
berbeda dari setiap acuan yang dipakai, baik dari buku kartu stok, aplikasi
manufacture dan SnD, maupun dengan persediaan fisik yang ada.
d. Penggunaan dokumen check list yang tertera pada job ticket sudah baik
dilakukan, tetapi dari setiap departemen/bagian dapat menggunakan media
tersebut lebih baik lagi (tidak lupa mengisi check list tersebut) supaya
penggunaannya lebih efektif.
e. Menurut observasi selama pelaksanaan kerja praktek, sebaiknya
pengaturan tata letak (layout) pada bahan baku kertas lebih diperhatikan
lagi, supaya ketika membutuhkan kertas sesuai pesanan tidak perlu
banyak waktu untuk mencari letak penyimpanan kertas tersebut, serta
untuk mengurangi peluang kesalahan dalam pengambilan kertas.
75
DAFTAR PUSTAKA
Buliali, Joko L. dan Sugiarto, Fenki. 2012. Implementasi Simulasi Sistem untuk
Optimasi Proses Produksi pada Perusahaan Pengalengan Ikan. Institut
Teknologi Sepuluh November: Fakultas Teknologi Informasi, Jurusan
Teknik Informatika.
Kelton, D. W., Sadowski, R. P., & Sturrock, D. T. (2007). Simulation With Arena
(4th ed.). United States: McGraw-Hill.
http://bisnis.liputan6.com/read/2992171/selama-9-bulan-bi-tahan-suku-bunga-
acuan-di-475-persen (Diakses tanggal 15 Agustus 2017)
xi