Edema paling
sering terjadi di kaki atau lengan. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi di
bagian tubuh lainnya, seperti perut dan wajah.
Edema pada kasus ringan sering terjadi dan biasanya tidak berbahaya. Akan tetapi,
edema juga dapat menjadi tanda penyakit serius, seperti gagal jantung, serta gangguan
pada hati, ginjal, atau otak. Oleh karena itu, pemeriksaan ke dokter saat terjadi edema
sangat penting dilakukan untuk mencari tahu penyebab yang mendasarinya.
Penyebab Edema
Edema terjadi ketika cairan di pembuluh darah keluar ke jaringan di sekitarnya. Cairan
tersebut kemudian menumpuk dan membuat jaringan tubuh menjadi bengkak.
Edema pada kasus yang ringan dapat terjadi akibat:
Kehamilan, karena tubuh lebih banyak menahan garam dan air dari biasanya
Selain akibat kondisi-kondisi di atas, edema juga dapat terjadi karena kondisi yang
serius, yaitu:
2. Reaksi alergi
Reaksi alergi, misalnya akibat gigitan serangga atau bulu hewan, dapat menyebabkan
edema. Hal ini terjadi karena respons tubuh terhadap alergen membuat cairan di dalam
pembuluh darah keluar ke area tersebut.
4. Gagal jantung
Saat jantung mulai gagal berfungsi, salah satu atau kedua bilik jantung akan kehilangan
kemampuan memompa darah secara efektif. Akibatnya, cairan akan menumpuk secara
perlahan dan menimbulkan edema di kaki, paru-paru, atau perut.
5. Penyakit ginjal
Edema dapat terjadi akibat penyakit ginjal, khususnya sindrom nefrotik dan gagal ginjal
kronis. Hal tersebut terjadi karena cairan dalam tubuh tidak dapat dibuang melalui ginjal
yang rusak sehingga terjadi penumpukan. Edema yang disebabkan oleh penyakit ginjal,
dapat terjadi di kaki atau area sekitar mata.
6. Luka bakar
Luka bakar berat juga dapat menyebabkan edema. Hal ini terjadi karena luka bakar
bisa mengakibatkan kebocoran cairan ke jaringan di seluruh tubuh.
7. Infeksi
Sama halnya dengan luka bakar, infeksi berat, seperti selulitis atau COVID-19, juga
dapat menyebabkan kebocoran cairan ke jaringan pada bagian tubuh yang terinfeksi.
Gejala Edema
Gejala yang dapat timbul akibat edema tergantung dari kondisi dan lokasi jaringan yang
bengkak. Keluhan yang muncul dan dapat dirasakan oleh penderitanya berupa:
Pembengkakan pada anggota tubuh yang terkena, seperti lengan atau kaki
Kulit pada area yang terkena edema menjadi kencang dan mengkilap
Timbul lubang seperti lesung pipit selama beberapa detik jika kulit pada area
edema ditekan
Selain keluhan di atas, gejala lain juga dapat muncul akibat edema yang disebabkan
oleh peradangan. Beberapa gejalanya adalah demam, serta kulit kemerahan, nyeri,
atau keterbatasan gerak pada bagian yang mengalami edema.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala yang telah disebutkan di atas,
terutama jika gejala muncul setelah melakukan kegiatan yang membuat Anda duduk
atau berdiri dalam waktu lama, seperti melakukan perjalanan panjang.
Selain itu, Anda perlu segera ke dokter jika mengalami gejala edema, seperti:
Batuk
Gejala di atas dapat menjadi tanda edema paru dan dapat berakibat fatal jika tidak
segera ditangani.
Anda juga disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila perut membesar,
mengalami edema kaki yang parah sehingga sulit berjalan, atau mengalami edema di
seluruh tubuh (edema anasarka).
Diagnosis Edema
Untuk mendiagnosis edema, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai keluhan
yang dialami, riwayat kesehatan, dan obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area yang mengalami
pembengkakan, dilanjutkan dengan memeriksa kondisi hati, ginjal, dan jantung.
Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab
edema, antara lain:
Tes darah, untuk memeriksa fungsi ginjal, hati, dan kadar albumin
Tes urine, untuk memeriksa adanya kadar protein dan darah pada urine
Pemindaian dengan foto Rontgen, USG, MRI, untuk mendeteksi penyebab yang
mendasari terjadinya edema, seperti kerusakan pembuluh darah vena
Pengobatan Edema
Pada kasus yang ringan, edema akan pulih dengan sendirinya dengan beristirahat.
Akan tetapi, pada kasus yang parah, dokter akan memberikan obat-obatan yang
jenisnya disesuaikan dengan penyebab, seperti:
Obat antialergi, untuk mengatasi edema yang disebabkan oleh reaksi alergi
Obat diuretik, untuk mengatasi edema yang terkait dengan gagal jantung atau
penyakit hati
Pada edema yang terjadi akibat efek samping obat, dokter dapat menyesuaikan jenis
dan dosis obat agar tidak menimbulkan edema pada penderita.
Selain metode pengobatan di atas, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
meredakan gejala dan membantu proses penyembuhan, yaitu:
Tidak merokok
Komplikasi Edema
Jika tidak ditangani, edema dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut:
Sulit berjalan
Kaku
Kulit meregang sehingga timbul gatal, rasa tidak nyaman, dan luka terbuka