Anda di halaman 1dari 8

Gagal Jantung Kongestif (CHF) adalah ketidakmampuan (kegagalan) 

jantung dalam

memompa darah secara optimal. Hal ini terjadi akibat ruang-ruang pompa utama jantung

(ventrikel) menjadi lebih besar atau lebih tebal, dan otot-otot jantung tidak dapat berkontraksi

(mengempis) ataupun berdilatasi (melebar) sebagaimana mestinya. Kondisi ini akan memicu

penumpukan cairan, terutama di paru-paru, kaki dan perut yang terlihatgt;bengkak.

Penyebab utama CHF yaitu penyakit jantung koroner, hipertensi, kardiomiopati dan penyakit

jantung lainnya. Dari sejumlah penyebab tersebut, penyakit jantung koroner (biasanya

disertai dengan riwayat serangan jantung sebelumnya) adalah yang paling umum. Faktor-

faktor utama yang berkontribusi pada penyakit jantung koroner meliputi: kegemukan, diet

tinggi lemak jenuh dan kolesterol, tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, dan aktivitas

fisik.

Iklan dari HonestDocs

Beli Simvastatin via HonestDocs!

Simvastatin berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol yang tinggi pada pasien

– pasien dislipidemia. Dapatkan GRATIS ongkir* ke seluruh wilayah Indonesia!

Pesan Sekarang

Gagal jantung kongestif (CHF) lebih sering terjadi pada orang lanjut usia. Tingkat

kelangsungan hidup untuk orang-orang dengan gangguan ini tergantung pada tingkat

keparahannya. Penanganan CHF yang dapat digunakan termasukgt;obat-

obatan, perubahan gaya hidup dan (kadang-kadang) operasi.

Penyebab Terjadinya CHF

Jantung adalah pompa ganda yang terdiri dari empat ruang. Darah yang kaya karbondioksida

karena oksigen sudah terpakai oleh tubuh akan memasuki ruang kanan atas (atrium kanan)
kemudian turun ke ruang kanan bawah (ventrikel kanan), dan kemudian dipompa ke paru-

paru. Di paru-paru sel darah merah akan melepaskan karbondioksida dan

menangkan oksigen. Darah kaya oksigen dari paru-paru kemudian memasuki ruang atas kiri

(atrium kiri) dan kemudian memasuki ruang kiri bawah (ventrikel kiri). Darah kemudian

dipompa ke seluruh tubuh oleh jantung dengan tekanan tertentu untuk disalurkan

melalui arteri.

Pada orang dengan CHF, ventrikel kiri tidak kosong dengan benar, masih banyak darah yang

tidak terpompa keluar, sedangkan darah terus mengalir ke arah jantung. Hal ini menyebabkan

peningkatan tekanan di atrium (ruang atas) dan pembuluh darah di dekatnya. Darah yang

menuju jantung menjadi tertahan dan memicu retensi atau penumpukan cairan (edema) di

paru-paru, organ perut dan kaki. Hal ini juga mempengaruhi ginjal, mengganggu

fungsi ginjal dan menyebabkan retensi garam dan air, menyebabkan edema.

Pada beberapa orang dengan gagal jantung kogestif (CHF), yang terjadi bukan gagal

ventrikel kiri, tetapi ada juga gagal relaksasi (dilatasi) dari ventrikel kiri. Hal ini juga

menyebabkan sulitnya darah untuk mengisi ventrikel dan yang terjadi adalah sama,

penumpukan darah dan cairan.

CHF dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, termasuk:

 Serangan jantung koroner - dapat menyebabkan jaringan parut pada otot jantung


kinerja otot jantung menjadi lemah. Ini adalah penyebab gagal jantung congestif yang paling.

 Tekanan darah tinggi (hipertensi) - tekanan tinggi dalam arteri berarti jantung harus


terus memompa lebih kuat. Ini mungkin tidak dapat untuk tetap up.

 Penyakit katup jantung - katup jantung yang rusak dapat memungkinkan darah
mengalir balik atau mungkin menghalangi laju aliran darah ke dan dari jantung.

 Penyakit jantung bawaan - kelainan jantung mungkin sudah ada sejak lahir, seperti
katup yang rusak atau hubungan yang abnormal antara bilik jantung, misalnya jantung bocor.
 Kardiomiopati - kondisi ini ditandai dengan pembesaran otot jantung, dimana
ventrikel kiri membesar untuk mengkompensasi kontraksi yang buruk, kondisi bisa
menyebabkan jantung bengkak.

 Miokarditis - virus atau infeksi lain dapat merusak otot jantung.

 Jantung aritmia - denyut jantung yang cepat dengan frekuensi tak teratur, selama


jangka waktu yang panjang, juga dapat menyebabkan kontraksi tidak efisien dan gagal
jantung.

 Penyakit tiroid - kelenjar tiroid yang menghasilkan terlalu


banyak hormon tiroksin( baca: hipertiroid). Hal ini meningkatkan kerja jantung dan dapat
menyebabkan gagal jantung ketika jantung sudah kelelahan.

Gejala Gagal Jantung Kongestif (CHF)

Orang dengan gagal jantung kongestif terkadang tidak menduga bahwa dirinya memiliki

masalah dengan jantung atau memiliki gejala tidak enak badan namun tidak mengetahui

bahwa itu disebabkan oleh masalah jantung.

Iklan dari HonestDocs

Beli Simvastatin via HonestDocs!

Simvastatin berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol yang tinggi pada pasien

– pasien dislipidemia. Dapatkan GRATIS ongkir* ke seluruh wilayah Indonesia!

Pesan Sekarang

Gejala awal CHF mungkin termasuk sesak napas, batuk, atau perasaan tidak mampu untuk

tarik napas dalam-dalam, terutama ketika berbaring. Jika seseorang memang sudah memiliki

masalah pernapasan, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik( PPOK ), atau emfisema,

biasanya mereka menduga bahwa gejala tersebut bersumber dari penyakit yang sudah ada itu

tanpa menyadari adanya gangguan jantung.


Gejala gagal jantung kongestif yang utama adalah sebagai berikut:

Keterbatasan aktifitas fisik

 Seseorang mungkin tidak dapat mentolerir jenis olahraga tertentu seperti jalan cepat


atau lari, bahkan aktivitas fisik ringan yang sebelumnya sering dilakukan sekarang menjadi
tidak mampu untuk melakukannya. Hal ini terjadi karena tubuh membutuhkan oksigen
dan nutrisi lainnya selama aktivitas fisik. Sedangkan pada gagal jantung CHF, jantung tidak
dapat memompa cukup darah untuk memberikan nutrisi bagi tubuh.

 Ketidakmampuan berolahraga, atau bahkan untuk berjalan pada kecepatan normal,


mungkin dibatasi oleh rasa lelah ( fatigue ) dan sesak napas.

Sesak napas

 Jika seseorang memiliki gagal jantung kongestif, ia mungkin


mengalami kesulitan bernapas (dyspnea), terutama ketika aktif secara fisik. Kegiatan biasa,
seperti menyapu atau bahkan berjalan di sekitar rumah, mungkin sulit atau tidak mungkin.
Sesak napas akibat CHF seperti ini biasanya akan lebih baik dengan istirahat.

 Ketika gagal jantung kongestif memburuk, bisa terjadi penumpukan cairan di dalam
paru-paru dan mengganggu oksigen untuk masuk ke dalam darah,
menyebabkan dyspnea pada saat istirahat dan pada malam hari (ortopnea). Jika seseorang
memiliki gagal jantung kongestif, ia bisa terbangun di malam hari akibat sesak napas dan
harus duduk atau berdiri untuk bisa meringankan sesak. Kondisi ini dikenal
sebagai paroxysmal nocturnal dyspnea. Beberapa bantal (bantal tinggi) dapat membantu
untuk tidur lebih nyaman. Terkadang mereka lebih memilih tidur di kursi daripada di tempat
tidur. Ketika penumpukan cairan di paru-paru menjadi sangat parah, maka bisa
terjadi batuk dengan dahak bercampur darah berwarna merah muda.

Retensi cairan dan pembengkakan


 Bengkak atau pembengkakan (edema) bisa terjadi di kaki, tungkai bawah,
dan pergelangan kaki, terutama pada akhir hari atau setelah duduk lama. Seringkali,
pembengkakan lebih terlihat di pergelangan kaki atau tungkai bawah di depan tulang tibia.

 Pitting edema dapat terjadi ketika menekan kulit di daerah bengkak. Edema pitting
ditandai dengan lekukan yang tetap terlihat selama beberapa menit setelah penekanan. Edema
pitting tidak identik dengan gagal jantung;dapat memiliki penyebab lain, termasuk gagal
hati dan gagal ginjal. Edema Nonpitting umumnya tidak disebabkan oleh gagal jantung.

 Pembengkakan mungkin begitu parah sehingga mencapai pinggul, skrotum, dinding


perut, dan akhirnya, pada rongga perut(ascites).

 Cek berat badan setiap hari diperlukan pada orang dengan gagal jantung


karena jumlah retensi cairan biasanya tercermin dari bertambahnya jumlah berat badan secara
drastis dan meningkatnya sesak napas. Orang dengan gagal jantung harus tahu berat
kering sebelumnya, yaitu berat badan ketika tidak ada edem, ascites atau sesak nafas.

Berat ringannya gejala atau keterbatasan fisik di atas tergantung pada kemajuan penyakit.

Untuk itu The New York Heart Association (NYHA) mengklasifikasikan pasien CHF

berdasarkan keterbatasan fisik. Klasifikasi CHF berdasarkan NYHA adalah sebagai berikut:

Iklan dari HonestDocs

Mau Pesan Obat? Beli Aja via HonestDocs!

Klik di sini dan beli obat via HonestDocs, langsung dapat GRATIS ongkir* ke

seluruh wilayah Indonesia!

Pesan Sekarang

 Kelas I: Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa keluhan CHF

 Kelas II: Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari
aktivitas sehari hari tanpa keluhan
 Kelas III: Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari hari tanpa keluhan CHF

 Kelas IV: Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivits apapun dan harus
tirah baring.

Mereka yang Lebih Berisiko Terkena CHF

Berdasarkan sebuah studi klinis, ditetapkan bahwa satu dari lima orang akan

mengembangkan gagal jantung. Beberapa faktor risiko yang paling umum untuk gagal

jantung meliputi:

 Usia

 Hipertensi

 Aktivitas fisik

 Diabetes

 Kegemukan

 Merokok

 Sindrom metabolik

 Riwayat keluarga gagal jantung

 Pembesaran ventrikel kiri

 Beberapa jenis penyakit katup jantung, termasuk infeksi

 Penyakit arteri koroner

 Kolesterol tinggi dan trigliserida

 Konsumsi alkohol yang berlebihan

 serangan jantung sebelumnya

 eksposur tertentu, seperti radiasi dan beberapa jenis kemoterapi

 Infeksi otot jantung (biasanya virus)

Penegakan Diagnosis CHF


Dengan memperhatikan setiap gejala yang muncul dan dari pemeriksaan fisik yang

dilakukan, seorang dokter sudah dapat mencurigai bahwa seseorang memiliki CHF, namun

untuk memastikan hal itu, maka diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut:

 EKG atau rekam jantung yang dapat mendeteksi kelistrikan jantung, pembesaran
jantung, dan otot-otot jantung.

 Rontgen dada; dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan dapat


menunjukkan dilatasi / hipertropi bilik atau perubahan pembuluh darah mencerminkan
peningkatan tekanan pulmonalis.

 Kateterisasi Jantung; digunakan untuk mengukur tekanan di dalam ruang jantung.


tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung kanan
versus kiri, stenosis atau insufisiensi, juga mengkaji potensi arteri koroner.

 Pemeriksaan Elektrolit; untuk mendeteksi perubahan elektrolit dalam tubuh, akan


terlihat perubahan karena adanya perpindahan cairan / penurunan fungsi ginjal.

Langkah Pengobatan

Anda dan dokter dapat mempertimbangkan perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.

Karena pengobatan bisa berbeda tergantung pada kondisi kesehatan secara keseluruhan dan

seberapa jauh kondisi CHF telah berkembang.

Obat Gagal Jantung

Ada beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengobati CHF:

 angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACE inhibitor) fungsinya untuk membuka


penyempitan pembuluh darah sehingga akan meningkatkan aliran darah .Vasodilator adalah
pilihan lain jika tidak bisa mentolerir inhibitor ACE.

 Beta-blocker dapat menurunkan tekanan darah dan memperlambat irama jantung yang


cepat.
 Diuretik mengurangi isi cairan tubuh sehingga akan mengurangi pembengkakan pada
tungkai kaki, perut, dan mengatasi sesak akibat edema paru. Contoh obatnya furosemide,
HCT, dan sebagainya.

Jika diperhatikan, sebagian sama dengan obat darah tinggi.

Operasi untuk CHF

Jika obat-obatan tidak cukup efektif mengatasi gejala, maka prosedur yang lebih invasif

mungkin diperlukan. Angioplasty, prosedur untuk membuka arteri yang tersumbat, adalah

salah satu pilihan. Ahli jantung juga dapat mempertimbangkan operasi perbaikan katup

jantung untuk membantu katup agar fungsi membuka dan menutup berjalan dengan benar.

Gagal jantung kongestif (CHF) dapat diperbaiki dengan obat atau operasi seperti penjelasan

di atas. Prospek keberhasilan terapi tergantung pada seberapa parah CHF yang Anda dimiliki

dan apakah ada penyakit lain yang menyertai, seperti diabetes atau hipertensi. Semakin dini

penyakit ini didiagnosis dan diterapu, maka akan semakin baik pula prospek keberhasilan

terapi. Selalu berkonsultasilah dengan dokter untuk menentukan rencana pengobatan yang

terbaik untuk Anda.

REFERENSI
American Heart Association AHA. Congestive Heart Failure and Congenital Defects.
American Heart Association AHA. Types of Heart Failure.
Macon, B. & Cherney, K. Healthline (2018). Congestive Heart Failure (CHF).

Anda mungkin juga menyukai