Anda di halaman 1dari 12

PASIEN CKD SESAK NAFAS

 Kelebihan cairan yang dapat menimbulkan oedema dapat disebabkan karena


fungsi ginjal yang tidak dapat lagi menyaring racun dalam tubuh, sehingga urin
yang keluar berkurang dan cairan tubuh akan bertambah banyak dan
menimbulkan oedema, selain oedema penderita gagal ginjal kronik juga
akan mengalami gangguan sesak nafas
 CKD (chronic kidney disease) atau gagal ginjal kronis merupakan kondisi dimana
terjadi penurunan fungsi ginjal secara bertahap. Beberapa fungsi penting dari
ginjal antara lain:

 Pengatur keseimbangan cairan tubuh.


 Pengatur keseimbangan elektrolit.
 Membuang sisa metabolisme tubuh.
 Membantu proses pembentukan sel darah merah (eritrosit).

 Pada gagal ginjal stage 5 atau gagal ginjal tahap akhir, fungsi ginjal sudah
sangat menurun dan fungsi-fungsi diatas sudah tidak dapat berjalan dengan
baik. Sesak napas dapat disebabkan oleh:

 Penumpukan cairan pada paru.


 Gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik).
 Anemia (kurangnya sel darah merah).

 Pada gagal ginjal tahap akhir tidak dapat pulih kembali, penanganan yang dapat
dilakukan adalah dengan hemodialisa (cuci darah) seumur hidup atau mengganti
ginjal (transplantasi) dengan ginjal donor yang sehat

 Perjalanan penyakit gagal ginjal kronis (CKD) akan menyebabkan komplikasi


berupa sesak nafas, hal ini terjadi akibat ketidak mampuan ginjal untuk mencuci
darah dan cairan tubuh yang harusnya dikeluarkan melalui ginjal akan
menumpuk pada tubuh. Kondisi ini akan menyebabkan paru-paru menjadi
"banjir" akibat penumpukan cairan tersebut. Karena "banjir" maka paru-paru tidak
dapat dengan baik mengambil oksigen dari udara yang di hirup. Pengambilan
cairan paru dengan metode punksi pleura maupun dengan water seal
drainage memang dapat mengatasi kebanjiran pada paru tersebut, namun ketika
pulang, penumpukan cairan akan terjadi kembali sehingga paru pun akan banjir
kembali karena sumber masalahnya memang karena ketidak mampuan
membuang cairan oleh ginjal. Kondisi lainnya adalah gagal ginjal akan
membuat kemampuan pembersihan kreatinin berkurang, sehingga terjadinya
peningkatan kreatinin didalam darah, kondisi ini akan menyebabkan gangguan
kemampuan darah dalam menghantarkan oksigen dengan baik. Selain itu pada
gagal ginjal kronis maka produksi eritropoietin akan menurun sehingga akan
membuat produksi darah di sumsum tulang juga ikut menurun sehingga
terjadinya anemia. Kondisi gangguan pada darah ini akan menyebabkan
tubuh kekurang oksigen, sehingga tubuh akan mengkompensasi dengan cara
bernafas cepat seperi halnya orang sesak. Untuk mengatasi kondisi ini
diperlukan penanangan secara seksama dari seluruh bagian yang terkait untuk
itu biasanya penderita penyakit CKD ini akan di konsultasikan bersama kepada
dokter penyakit dalam, paru, dan jantung secara bersamaan. Anda disarankan
membawa bapak Anda berkonsultasi dengan dokter yang menangani bapak
Anda. Sebab penangan ini harus dilakukan secara menyeluruh. Misalnya
pemberian obat tidak dapat sembarangan diberikan dikarenakan fungsi ginjalnya
sudah terganggu, sehingga pemberian obat paru pun harus dikonsultasikan
kepada dokter yang merawatnya. Adapun penanganan pertama apabila sesak
dirumah saat tidur adalah dengan cara membuat bantalan yang tinggi, sehingga
posisi tidurnya hampir seperti sedang duduk. Jika tidak membaik segera bawa ke
dokter
PASIEN CKD TERJADI EDEMA
 Edema adalah pembengkakan pada anggota tubuh yang terjadi karena
penimbunan cairan di dalam jaringan. Beberapa area tubuh yang mudah
dikenali saat mengalami edema adalah tangan, lengan, kaki dan
pergelangan kaki.
 Edema menandakan adanya kebocoran cairan tubuh melalui dinding pembuluh
darah. Cairan ini kemudian menumpuk pada jaringan di sekitarnya dan
menyebabkan pembengkakan. Selain pembengkakan, edema juga memiliki ciri
berupa kulit yang tampak meregang. Ketika ditekan, akan terbentuk cekungan
pada kulit yang lebih lama kembali ke posisi semua. Sedangkan edema pada
rongga perut, akan menyebabkan perut tampak membesaR
 Agar dapat melakukan pencegahana, perlu mengenali 10 gejala gagal ginjal
.
1.Edema (bengkak) simetris pada kaki kiri dan kanan

Gejalanya sangat bervarias, yang telihat dan berhubungan langsung dengan


saluran kemih adalah bengkak simetris di kedua kaki. Karena urin tidak
dikeluarkan dengan baik artinya ada retensi cairan dalam kedua kaki sehingga
mengalai pembengkakkan.

Kalau bengkaknya simetris maka itu gejala dari penumpukan cairan akibat tidak
berfungsinya ginjal dengan baik, kata Dokter spesialis Anak Eka laksmi hidayati,
Sp.A(K).

2.Hematuria (ada darah dalam pada urin)

Sering kali ini tidak bisa terlihat oleh mata kecuali memeriksakan urin maka
terlihat ada banyak sel darah merah tapi tak kasat mata. Selain itu, ketika
mengetahui ada perubahan warna urin segera lakukan pemeriksaan lab.

3.Leukosituria (sel darah putih pada urin)

Adanya sel darah putih pada urin ini menunjukkan infeksi.

4.Proteinuria (protein dalam urin)

Urin harus keluar pada komposisi yang sesuai, artinya urin harus dikeluarkan
karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Namun jika urin itu keluar bersama protein,
termasuk sel darah putih, itu adalah gejala gagal ginjal.

Ketika dalam pemeriksaan urin ada komponen lain yang tidak seharusnya
keluar, maka itu tanda bahwa ginjal tidak bekerja dengan baik, kata dr. Eka.

5.Oliguria (penurunan produksi urin)

Seringkali seseorang yang mengalami gangguan ginjal tidak menyadari produksi


urinnya menurun sampai terjadi gejala berupa bengkak pada kedua kaki.

6.Hipertensi

Hipertensi sering diartikan sebagai penyakit orang dewasa, padahal anak-anak


bisa mengalaminya. Dr. Eka menjelaskan seringkali ada mitos atau
kepercayaan, atau pengetahuan salah bahwa bila terlalu banyak mengonsumsi
obat hipertensi bisa merusak ginjal, padahal itu sama sekali salah, yang merusak
ginjal justru hipertensinya.

Hipertensi itu bisa menyebabkan ginjal rusak, masalah otak, dan stroke,
sehingga perlu obat seumur hidup. Jangan khawatir itu tidak menyebabkan ginjal
rusak, ucap dr. Eka.
7.Gangguan Pertumbuhan

Hal yang spesifik pada anak adalah adanya pertumbuhan sehingga ketika dia
mengalami penyakit kronis seperti gagal ginjal, maka akan ada gangguan
pertumbuhan.

8.Anemia

Salah satu tugas ginjal adalah membentuk sel darah merah, maka pada kelainan
ginjal akan terjadi anemia.

9.Kelainan Tulang

Vitamin D dibentuk di ginjal, maka ketika vitamin D itu rendah karena ginjal
bermasalah, bisa terjadi kelainan tulang, tulang itu mudah bengkok atau patah.

10.Sesak dan demam berulang

Gejala lainnya adalah terjadi sesak karena penumpukkan cairan yang kemudian
menumpuk di paru-paru. Selain itu juga mengalami demam berulang umumnya
terjadi karena infeksi pada saluran kemih.
 Edema adalah pembengkakan yang diakibatkan oleh akumulasi cairan dalam
jaringan tubuh. Edema (Oedema) adalah penumpukan cairan dalam tubuh.
 Edema terbentuk pada pasien-pasien dengan penyakit ginjal untuk dua sebab-
sebab:

1. Kehilangan protein yang berat dalam urin, atau


2. Fungsi ginjal (renal) yang terganggu.

 Kehilangan protein yang berat dalam urin


 Pada situasi ini, pasien mempunyai fungsi ginjal yang normal atau cukup normal.
Kehilangan protein yang berat dalam urin (lebih 3.0 gram per hari)
dengan edema yang menyertainya diistilahkan nephrotic syndrome. Nephrotic
syndrome berakibat pada pengurangan pada konsentrasi dari albumin
dalam darah (hypoalbuminemia). Karena albumin membantu mempertahankan
volume darah pada pembuluh-pembuluh darah, pengurangan cairan pada
pembuluh-pembuluh darah terjadi. Ginjal-ginjal kemudian mencatat bahwa ada
penipisan atau pengurangan volume darah dan, oleh karenanya, mencoba untuk
menahan garam. Dengan konsekwensi, cairan bergerak kedalam ruang-ruang
interstitial, dengan demikian menyebabkan pitting edema.
 Perawatan dari penahanan cairan pada pasien-pasien ini adalah untuk
mengurangi kehilangan protein kedalam urin dan membatasi garam dalam diet.
Kehilangan protein dalam urin mungkin dikurangi dengan penggunaan ACE
inhibitors dan angiotensin receptor blockers (ARB’s). Kedua kategori-kategori
dari obat-obat, yang biasanya digunakan untuk menurunkan tekanan darah,
mendorong ginjal-ginjal untuk mengurangi kehilangan protein kedalam urin.
 Obat-obat ACE inhibitor termasuk enalapril (Vasotec), quinapril (Accupril),
captopril (Capoten), benazepril (Lotensin),trandolapril (Mavik),lisinopril (Zestril
atau Prinivil), dan ramipril (Altace).
 Angiotensin receptor blockers termasuk losartan (Cozaar), valsartan (Diovan),
candesartan (Atacand), dan irbesartan (Avapro).
 Penyakit-penyakit ginjal tertentu mungkin berkontribusi pada
kehilangan protein dalam urin dan perkembangan edema. Biopsi dari ginjal
mungkin diperlukan ubntuk membuat diagnosis dari tipe penyakit ginjal, sehingga
perawatan mungkin diberikan.
 Fungsi ginjal (renal) yang terganggu
 Pada situasi ini, pasien-pasien yang mempunyai penyakit-penyakit ginjal yang
mengganggu fungsi renal mengembangkan edema karena kemampuan ginjal
yang terbatas untuk mengeluarkan sodium kedalam urin. Jadi, pasien-pasien
dengan gagal ginjal dari penyakit apa saja akan mengembangkan edema jika
pemasukan sodium mereka melebihi kemampuan ginjal-ginjal mereka untuk
mengeluarkan sodium. Lebih lanjut gagal ginjalnya, lebih besar persoalan dari
penahanan garam kemungkinan terjadi.
 Situasi yang paling parah adalah pasien degann gagal ginjal stadium akhir yang
memerlukan terapi dialysis. Keseimbangan garam pasien ini secara total diatur
oleh dialysis, yang dapat mengeluarkan garam sewaktu perawatan. Dialysis
adalah metode pembersihan tubuh dari kotoran-kotoran yang berakumulasi
ketika ginjal gagal. Dialysis dilaksanakan dengan mensirkulasikan darah pasien
melalui membran (selaput) buatan (hemodialysis) atau dengan menggunakan
membran rongga perut pasien sendiri (peritoneal membrane) sebagai
permukaan pembersi. Individu-individu yang fungsi ginjalnya menurun pada
kurang dari 5% sampai 10% dari normal mungkin memerlukan dialysis

CKD URINNYA SEDIKIT

Anuria adalah kondisi saat ginjal berhenti memproduksi urine. Kondisi ini biasanya
terjadi akibat adanya gangguan pada ginjal.

Urine atau air kencing adalah hasil penyaringan dan pembuangan limbah tubuh yang
tidak lagi dibutuhkan. Normalnya, orang dewasa dapat menghasilkan 1.000-2.000 ml
urine dalam sehari. Sedangkan seseorang akan dikatakan memiliki anuria jika hanya
mampu memproduksi kurang dari 500 ml urine per hari.

Sebelum seseorang mengalami kondisi anuria, biasanya ia akan melewati fase


mengalami oliguria. Oliguria adalah kondisi di mana jumlah urine sedikit, tapi belum
separah anuria. Anuria adalah pertanda gangguan akut atau kronis pada ginjal.

Tidak mengobati anuria bisa menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa.


Pasalnya, anuria dapat membuat ginjal rusak secara permanen, yang tentu sangat
fatal.

Apa penyebab anuria?

Penyebab anuria adalah segala masalah yang berkaitan dengan organ ginjal.
Sebenarnya anuria juga bisa diakibatkan oleh masalah di jantung, tapi kasusnya sangat
jarang diketahui.

Masalah pada ginjal sendiri bisa diakibatkan oleh berbagai hal yang kemudian
mengarah pada anuria atau tidak bisa kencing. Berikut adalah beberapa penyebab
anuria:

 Diabetes. Gula darah terlalu tinggi pada diabetesi bisa mengakibatkan diabetes
ketoasidosis dan menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah yang berada di ginjal.
Kondisi ini dapat menimbulkan gagal ginjal akut.
 Batu ginjal. Batu ginjal dapat menimbulkan penyumbatan di ginjal atau ureter (saluran
yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih). Kondisi ini membuat urine
akhirnya tidak bisa keluar.
 Gagal ginjal. Ketika gagal ginjal terjadi, ginjal mulai berhenti berfungsi dan tidak
mampu lagi untuk menyaring dan menghasilkan urine.
 Tekanan darah tinggi. Kondisi tekanan darah tinggi yang tidak terkendali dapat
menimbulkan kerusakan di pembuluh darah di ginjal. Semakin lama kondisi ini dapat
membuat ginjal rusak dan terjadi anuria.
 Tumor. Tumor yang tumbuh di sekitar ginjal dapat membuat penyumbatan sehingga
menghambat keluarnya urine.
 Gagal jantung. Bila seseorang mengalami gagal jantung, jantung tidak dapat
memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Tubuh pun mengira pembuluh darah
kekurangan cairan. Akibatnya ginjal akan mengompensasinya dengan berhenti
memproduksi urine untuk memberikan tambahan cairan pada tubuh.

Jumlah hingga Warna Urine Penderita Gangguan Ginjal

Seseorang yang sehat biasanya memiliki air kencing kuning jernih hingga kuning pucat,
namun ada beberapa jenis warna lainnya, khususnya jika Anda ternyata memiliki
masalah pada ginjal. Berikut ini adalah beberapa tanda yang mengindikasikan bahwa
ginjal dalam tubuh Anda sedang mengalami gangguan:
1. Jumlah urine

Saat seseorang mengalami gangguan ginjal, jumlah air kencing yang dikeluarkan akan
lebih sedikit dari biasanya. Namun jika gangguan ini masih pada tahap awal, hal ini
tidak akan begitu terasa.

2. Hasil tes urine

Saat melakukan tes urine, ternyata terdapat zat eritrosit dan leukosit di dalamnya.

3. Bangun di malam hari untuk buang air kecil

Ginjal membuat urine, jadi ketika gagal ginjal, warna urine penderita ginjal bisa
berubah. Jika terjadi, kemungkinan Anda akan mengalami buang air kecil lebih sering
atau dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya, dengan warna urine pucat pada
malam hari. Anda juga mungkin merasakan tekanan atau kesulitan buang air kecil.

4. Urine berbusa atau berbuih

Air kencing kuning bisa berbusa atau berbuih disebabkan jumlah protein di atas normal
dalam urine, atau ada kemungkinan telah terjadi protein yang bocor dan tercampur
keluar lewat urine.

5. Tekanan saat buang air kecil

Penderita gangguan ginjal kemungkinan akan merasakan tekanan atau kesulitan buang
air kecil. Biasanya air kencing kuning tidak bisa dieluarkan semuanya, dan masih terasa
seperti sesak sehingga menimbulkan begitu banyak tekanan.

6. Warna urine

Jika warna urine penderita ginjal mulai berwarna kemerahan, ungu, kecokelatan atau
mirip seperti minuman bersoda, hal ini bisa disebabkan karena adanya kemungkinan
darah yang tercampur dari sebuah infeksi. Anda mungkin buang air kecil lebih jarang
atau dalam jumlah yang lebih sedukit dari biasanya.

Jika telah terdapat tanda-tanda tersebut, ada baiknya Anda mulai memeriksakan ginjal
ke dokter untuk dapat mengetahui langkah terbaik bagi kesehatan tubuh selanjutnya.
Penyakit ginjal dapat dipicu oleh kondisi lain seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
Artinya, seseorang berisiko mengalami gangguan ginjal jika mengalami diabetes,
tekanan darah tinggi, atau memiliki riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.

Saat fungsi ginjal terganggu, zat sisa limbah tubuh dan cairan yang menumpuk di
dalam tubuh akan menyebabkan gejala berupa pembengkakan pada pergelangan kaki,
mual, muntah, lemas hingga sesak napas.
CKD KREATININ MENINGKAT

yang terpenting adalah ekskresi produk sisa metabolik seperti kreatinin. tersebut
sangat terganggu pada pasien gagal ginjal non dialisis akibatnya
kadar kreatinin serum meningkat. kreatinin serum digunakan sebagai indikator
penting untuk mengetahui fungsi ginjal

Kreatinin adalah produk limbah kimia hasil metabolisme otot yang digunakan selama
kontraksi. Kreatinin dihasilkan oleh kreatin, yakni sebuah molekul penting dalam otot
yang bertugas dalam memproduksi energi.

Sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui urine, kreatin harus disaring terlebih dahulu
oleh ginjal. Namun, ginjal tidak selalu dalam kondisi prima untuk melaksanakan
tugasnya. Jika ini terjadi, maka lama-lama kadar kreatinin bisa meningkat dan
menumpuk dalam darah yang memicu munculnya berbagai masalah dalam tubuh.

Itu sebabnya diperlukan uji kreatinin guna memastikan jumlah kreatinin dalam darah,
sekaligus menunjukkan seberapa baik kerja ginjal khususnya laju filtrasi glomerulus
(GFR) dalam menyaring zat-zat sisa di tubuh. Penilaian GFR ini dapat dijadikan
indikator dalam mengukur fungsi ginjal secara keseluruhan.

Pemantauan kadar kreatinin melalui tes, entah dengan menggunakan sampel darah
atau urine, juga berguna sebagai tolak ukur yang penting untuk mendiagnosis adanya
penyakit ginjal kronis ataupun gangguan lainnya pada ginjal. Sebab tidak semua orang
menunjukkan tanda dan gejala penyakit ginjal.

Apa saja yang menyebabkan kadar kreatinin tinggi?

Sebagian besar kasus meningkatnya kadar kreatinin dalam darah yang parah dipicu
oleh munculnya masalah pada ginjal. Penyakit ginjal kronis akan membuat ginjal
kesulitan untuk menyaring kreatinin.

Selain itu, pembengkakan ginjal (hidronefrosis) yang menyebabkan ginjal gagal


mengalirkan urine menuju kandung kemih, juga bisa membuat kadar kreatinin
tinggi. Pembengkakan ginjal biasanya terjadi akibat saluran kemih tersumbat seperti
karena prostat yang membesar atau adanya batu ginjal. Akhirnya, fungsi ginjal
terganggu dan membuat urine mengalir kembali ke ginjal.

Dehidrasi berat juga bisa menjadi salah satu faktor risiko penyebab masalah ginjal,
yang akan memengaruhi kadar kreatinin tubuh. Di samping itu, olahraga yang terlalu
keras dalam waktu lama akan memicu produksi energi berlebih dalam otot. Secara
tidak langsung, kemudian akan meningkatkan massa otot dan jumlah kreatinin. Kadar
kreatinin baru akan kembali normal dalam waktu beberapa jam usai berolahraga.

Perlu diingat, fungsi ginjal yang rusak bukanlah masalah sepele. Penting untuk
senantiasa melakukan pengendalikan pada hal-hal yang bisa semakin merusak ginjal.
Perawatan yang tepat setidaknya mampu mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut.

Kreatinin adalah molekul limbah kimia hasil metabolisme otot serta konsumsi
daging yang terbentuk dari kreatin, molekul penting untuk produksi energi otot.
Zat yang mengalir melalui pembuluh darah ini disaring oleh ginjal untuk
kemudian dibuang bersama urine.
Kreatinin menjadi indikator baik tidaknya fungsi ginjal, karena organ inilah yang
menjaga agar kreatinin tetap berada pada kadar normal. Peningkatan kadar kreatinin
adalah salah satu penanda terganggunya fungsi ginjal atau terjadinya penyakit ginjal
Kreatinin adalah produk limbah dari kerusakan normal jaringan otot. Saat kreatinin
dihasilkan, itu disaring melalui ginjal dan dikeluarkan melalui urin.
Kemampuan ginjal untuk menangani kreatinin disebut tingkat bersihan kreatinin, yang
membantu memperkirakan laju filtrasi glomerulus (GFR) - laju aliran darah melalui
ginjal.
Semua darah dalam tubuh mengalir melalui ginjal ratusan kali setiap hari. Ginjal
mendorong bagian cair darah melalui filter kecil (disebut nefron), lalu menyerap kembali
sebagian besar cairan ke dalam darah.
Cairan dan produk limbah yang tidak diserap oleh ginjal diekskresikan sebagai urin.
Laju aliran darah melalui ginjal adalah laju filtrasi glomerulus, atau GFR. (Glomeruli
adalah bundel mikroskopik pembuluh darah di dalam nefron, dan merupakan bagian
penting dari sistem penyaringan.) Tingkat filtrasi glomerulus tidak dapat diukur secara
langsung - di situlah pengukuran pengeluaran kreatinin dan kreatinin datang.
Kreatinin dihasilkan dari creatine, sebuah molekul yang sangat penting untuk produksi
energi di otot. Sekitar 2% creatine tubuh diubah menjadi kreatinin setiap hari.
Kreatinin diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Ginjal menyaring sebagian besar
kreatinin dan membuangnya ke dalam urin. Karena massa otot dalam tubuh relatif
konstan dari hari ke hari, produksi kreatinin biasanya tetap tidak berubah setiap hari.
Ginjal menjaga kreatinin darah dalam kisaran normal. Kadar kreatinin yang tinggi
menandakan gangguan fungsi ginjal atau penyakit ginjal.
Apa yang menyebabkan kadar kreatinin yang tinggi (tinggi) dalam darah ?
Setiap kondisi yang merusak fungsi ginjal cenderung meningkatkan tingkat kreatinin
dalam darah. Jika ginjal Anda tidak berfungsi dengan baik, kadar kreatinin yang
meningkat dapat menumpuk dalam darah Anda.
Dilansir dari laman alodokter.com, kadar normal kreatinin untuk pria dewasa kira-kira
adalah 0,6-1,2 miligram per deciliter (mg/dL) dan 0,5-1,1 mg/dL untuk wanita dewasa.
Rentang ini bisa bervariasi pada tiap laboratorium. Kelompok orang yang biasanya
memiliki kadar kreatinin lebih tinggi namun masih dalam rentang normal adalah orang
dewasa muda atau mereka yang memiliki tubuh berotot.
10 Penyebab Dan Akibat Kreatinin Tinggi Dalam Darah

Peningkatan kadar kreatinin dapat disebabkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, seperti:

- Hipertensi. Tekanan darah tinggi dapat merusak ginjal dan mengakibatkan penyakit
ginjal kronis. Tekanan darah tinggi merusak pembuluh yang, pada gilirannya, tidak
dapat memberikan pertukaran limbah dan cairan dalam organ, terutama ginjal.
- Diabetes. Dengan diabetes, pembuluh darah kecil di tubuh terluka. Ketika pembuluh
darah di ginjal terluka, ginjal Anda tidak dapat membersihkan darah Anda dengan
benar. Ketika ginjal Anda gagal, kadar urea nitrogen (BUN) darah Anda akan meningkat
serta tingkat kreatinin dalam darah Anda.
- Gagal ginjal. Ketika ada kerusakan ginjal atau penyakit ginjal dan ginjal tidak dapat
menyaring limbah secara efisien, kemungkinan akan terjadi peningkatan kadar kreatinin
dalam darah.
- Sumbatan saluran kemih misalnya karena batu ginjal.
- Infeksi ginjal. Infeksi ginjal, rhabdomyolysis (gangguan otot abnormal) dan obstruksi
saluran kemih juga dapat meningkatkan kadar kreatinin.
- Dehidrasi. Meskipun terlalu banyak asupan cairan dapat menjadi masalah bagi
orang-orang dengan penyakit ginjal, dehidrasi dan kekurangan cairan dapat
meningkatkan kadar kreatinin dalam tubuh.
- Rhabdomyolisis. Rhabdomyolysis adalah sindrom yang disebabkan oleh cedera
pada otot skelet dan melibatkan kebocoran kandungan intraseluler yang berpotensi
toksik ke dalam plasma.
- Olahraga berlebihan. Selain itu, olahraga yang intens dapat meningkatkan kreatinin
dengan meningkatkan kerusakan otot.
- Konsumsi obat-obatan tertentu seperti cimetidine, trimethoprim, atau pun
sulfamethoxazole. Beberapa jenis obat-obatan tertentu kadang-kadang dapat
menyebabkan peningkatan kadar kreatinin yang abnormal.
- Konsumsi daging dalam jumlah banyak. Kreatinin serum juga dapat meningkat
secara temporer setelah menelan sejumlah besar makanan seperti daging berlemak.
Laman livestrong.com juga menambahkan kadar kreatinin dapat dipengaruhi oleh usia,
jenis kelamin, ras, diet, massa otot, beberapa obat, dan penyakit kronis, seperti
hipertiroidisme, hipotiroidisme, diabetes dan penyakit ginjal.
Karena kreatinin menunjukkan kondisi ginjal, kadar kreatinin yang tinggi dapat
menunjukkan bahwa ginjal orang tersebut rusak berat. Jadi, jika tingkat kreatinin
meningkat, dan itu mengarah pada kerusakan ginjal, itu berarti bahwa lebih dari 50%
fungsi ginjal sudah rusak.
Dengan meningkatnya tingkat kreatinin, ginjal orang itu semakin rusak. Ginjal yang
rusak berat tidak dapat melakukan aktivitas metabolik, sehingga racun dan limbah
terakumulasi dalam tubuh penderita. Ketika tingkat kreatinin mencapai 5, dokter
biasanya merekomendasikan dialisis. Ini menandakan bahwa fungsi ginjal telah rusak
parah, dan itu menjadi ancaman bagi kehidupan.
Tahap akhir penyakit ginjal adalah kerusakan lengkap ginjal dan, pasien harus
menjalani transplantasi ginjal. Bahkan, kerusakan ginjal juga dapat menyebabkan
peningkatan ureum dan urat, karena ginjal kehilangan kemampuannya menyaring
cairan apa pun. Gagal ginjal akut juga bisa terjadi karena kehilangan darah, trauma,
infeksi serius, dan ketidakseimbangan biokimia lainnya.
CKD TERJADI HIPERTENSI
1. Hipertensi menyebabkan kerusakan pada arteri, yang merupakan salah satu
komponen penting pada ginjal

Darah yang akan disaring oleh ginjal dialirkan melalui pembuluh darah yang berada di
sekitar ginjal, dan banyak sekali darah yang mengalir di pembuluh darah ini. Seiring
berjalannya waktu, kalau hipertensi tidak terkontrol, maka akan menyebabkan arteri di
sekitar ginjal ini menyempit, melemah, dan mengeras. Kerusakan pada arteri ini
menghambat darah yang diperlukan oleh jaringan pada ginjal.

2. Kerusakan pada arteri nefron mengakibatkan darah tidak tersaring dengan baik

Seperti tadi sudah disebutkan, ginjal terdiri dari berjuta-juta nefron yang berfungsi
sebagai unit penyaringan pada ginjal. Nefron ini menerima suplai darah melalui
pembuluh darah terkecil (kapiler yang berbentuk seperti rambut kecil) di tubuh Anda.
Kalau arteri ini rusak, maka nefron tidak menerima oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan.
Hingga akhirnya, ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring darah dan
mengatur cairan, hormon, asam, dan garam di tubuh Anda.

3. Kerusakan pada ginjal mengakibatkan terganggunya pengaturan tekanan darah

Ginjal yang sehat biasanya memproduksi hormon yang dapat membantu tubuh
mengatur tekanan darah. Kerusakan pada ginjal dan tekanan darah yang tidak
terkontrol masing-masing menyebabkan dampak negatif satu sama lain. Dengan arteri
yang mengalami gangguan dan berhenti berfungsi, maka ginjal akan mengalami gagal
ginjal. Proses ini dapat terjadi bertahun-tahun. Tetapi untungnya, penyakit ini dapat
dicegah.

Ginjal yang sehat biasanya memproduksi hormon yang dapat membantu tubuh
mengatur tekanan darah. Kerusakan pada ginjal dan tekanan darah yang tidak
terkontrol masing-masing menyebabkan dampak negatif satu sama lain. Dengan arteri
yang mengalami gangguan dan berhenti berfungsi, maka ginjal akan mengalami gagal
ginjal
CKD HB TURUN

Ginjal yang sehat menghasilkan hormon yang disebut EPO. EPO meminta sumsum
tulang untuk membuat sel darah merah, yang kemudian membawa oksigen ke seluruh
tubuh. Ketika ginjal sakit atau rusak, mereka tidak membuat cukup EPO. Akibatnya,
sumsum tulang membuat sel-sel darah merah lebih sedikit, dan menyebabkan anemia

Pasien dengan gagal ginjal kronik sangat sering terjadi anemia. Dimana anemia salah
satu komplikasi gagal ginjal. Anemia pun cenderung memburuk seiring dengan
perkembangan gagal ginjal. Pada gagal ginjal stadium akhir, dimana membutuhkan
hemodialisis atau cuci darah secara rutin akan selalu terjadi Anemia. Oleh sebab itu
anemia ini memang sulit dicegah pada pasien dengan gagal ginjal kronis.
Mengapa seseorang dengan gagal ginjal kronis pasti mengalami anemia? hal tersebut
karena fungsi ginjal yang sudah terganggu. Dimana salah satu fungsi ginjal adalah
untuk memproduksi EPO (eritropoiet1n) sebagai bahan pembentuk sel darah merah
yang dihasilkan ginjal. Ketika ginjal rusak, maka ginjal tidak cukup membuat EPO
akibatnya sel darah merah yang dihasilkan akan sedikit, sehingga terjadi anemia yang
berkepanjangan. Selain itu, penyebab anemia pada Ayah Anda denngan penyakit ginjal
biasanya akibat kehilangan darah dari hemodialisis dan kadar nutrisi pada makanan
yang rendah, misalnya defiseinsi zat besi, vitamin B12 dan asam folat. Nutrisi tersebut
dibutuhkan sel darah merah untuk membentuk hemoglobin, sehingga akan
memperberat terjadinya anemia.
Oleh sebab itu saat ginjal rusak, maka dapat terus terjadi anemia karena kegagalan
ginjal untuk menghasilkan epo sebagai bahan dasar pembentukkan sel darah merah.
Penanganan anemia dengan gagal ginjal kronis memang biasanya harus dilakukan
tranfusi darah, melihat kadar hemoglobin yang cenderung sangat rendah biasanya
hemoglobin dibawah 7g/dl merupakan indikasi dan membutuhkan trannfusi darah.
Selain dengan tranfusi darah dokter juga akan memberikan tambahan suplemen atau
nutrisi untuk menagngani anemia seperti :

 Suplemen Zat besi


 Suplemen Asam folat
 Vitamin B12

Anda mungkin juga menyukai