Anda di halaman 1dari 6

KOMPLIKASI OBESITAS

Kalori adalah pengukuran kandungan energi dari makanan. Tubuh membutuhkan kalori sebagai
"bahan bakar" untuk melakukan semua fungsinya, seperti bernapas, sirkulasi darah, dan
aktivitas fisik.

1 gram karbohidrat menyediakan 4 kalori, 1 gram protein menyediakan 4 kalori dan 1 gram
lemak menyediakan 9 kalori.

Makan terlalu banyak kalori dan tidak mendapatkan aktivitas fisik yang cukup untuk membakar
kalori dalam hasil tersebut kelebihan berat badan & obesitas.

Orang dewasa dengan BMI lebih besar dari 30 dianggap obesitas dan orang dewasa dengan BMI
antara 25 dan 29,9 dianggap kelebihan berat badan.

Obesitas meningkatkan risiko mengembangkan beberapa masalah kesehatan seperti Tekanan


darah tinggi, resistensi insulin, Diabetes tipe 2, Penyakit arteri koroner (serangan jantung),
penyakit serebrovaskular (stroke), asam urat, batu empedu, kanker usus besar, sleep apnea dan
penyakit hati non alkohol lemak .

Obesitas & tekanan darah tinggi:

Beberapa faktor bertanggung jawab untuk peningkatan tekanan darah pada obesitas. - Berat
badan berhubungan dengan penurunan elastisitas pembuluh darah & meningkatkan tingkat
jantung. - Kelebihan kalori disimpan sebagai lemak dalam tubuh dalam jaringan lemak. Jaringan
lemak ini meningkatkan kebutuhan oksigen & nutrisi, yang pada gilirannya meningkatkan
jumlah darah yang beredar dalam tubuh. Lebih banyak darah melalui arteri bepergian
menambahkan tekanan pada dinding arteri yang mengarah ke peningkatan tekanan darah. -
Obesitas meningkatkan tingkat insulin dalam tubuh. Insulin menyebabkan retensi natrium & air
dalam tubuh, yang mengakibatkan peningkatan volume darah & tekanan ekstra pada
arteries.All faktor ini dapat meningkatkan tekanan darah.

Obesitas & Diabetes: Peningkatan tingkat gula darah:

Type2 diabetes merupakan masalah kesehatan yang umum pada diabetes. - Insulin mengontrol
Gula darah. - Insulin diperlukan untuk masuknya gula (glukosa) menjadi sel-sel tubuh dari
darah. - Kelebihan lemak tubuh obesitas membuat tubuh resisten terhadap insulin. Karena itu
resistensi insulin, gula akan tetap dalam darah, yang akan mengakibatkan peningkatan gula
darah atau diabetes. - Jumlah gula yang tinggi dalam darah menyebabkan komplikasi pada
ginjal, mata, pembuluh darah, dan jantung.

Aterosklerosis atau lemak deposito di pembuluh darah: - - Kolesterol dibawa dalam darah
sebagai dua senyawa: Low-density lipoproteins (LDL) dan High-density lipoproteins (HDL). HDL
juga disebut 'baik' kolesterol dan LDL juga disebut 'buruk' kolesterol. - Obesitas dikaitkan
dengan tingkat rendah yang baik (high density lipoprotein) kolesterol dan tingkat tinggi jahat
(LDL) kolesterol. - Ketika kadar kolesterol tinggi, beberapa dari kolesterol diendapkan pada
dinding pembuluh darah. Deposito Kolesterol mengurangi elastisitas pembuluh darah,
pembuluh darah menyempit & berkurang aliran darah. Semua perubahan ini menyebabkan
aterosklerosis dan peningkatan risiko Penyakit jantung & stroke.

Ada beberapa buku tersedia dalam format e-book, yang memberi Anda daftar makanan hati
yang ramah untuk mengurangi kolesterol & makanan dengan kalori negatif. Anda bisa
mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai buku tersebut pada
http://www.truevalue4money.com/nutrition.html

Penyakit arteri koroner angina & serangan jantung:

- Aterosklerosis (endapan lemak dalam arteri) pada arteri koroner (arteri yang memasok
jantung) mengurangi pasokan darah ke jantung. Berkurangnya aliran darah ke jantung dapat
menyebabkan angina (nyeri dada) dan penyumbatan lengkap aliran darah ke jantung dapat
menyebabkan serangan jantung.

Stroke atau kelumpuhan:

- Aterosklerosis (endapan lemak dalam arteri) di arteri otak dapat mengurangi suplai darah ke
bagian otak. Penurunan aliran darah dapat menyebabkan stroke atau kelumpuhan.

Osteoartritis:

Obesitas & kelebihan berat badan meningkatkan beban pada sendi seperti lutut, pinggul &
punggung bawah. Ini tekanan ekstra pada sendi ini mempercepat kerusakan tulang rawan,
mengakibatkan nyeri sendi & kekakuan. (Tulang rawan adalah jaringan yang fleksibel yang
menutupi ujung tulang di sendi untuk bantal tulang dan memungkinkan sendi untuk bergerak
dengan mudah tanpa rasa sakit).

Gout:

- Gout adalah jenis rematik yang disebabkan oleh akumulasi kristal asam urat dalam sendi. -
Obesitas dikaitkan dengan peningkatan produksi asam urat, yang dapat membentuk kristal
padat seperti massa. Kristal asam urat yang disimpan dalam sendi & menimbulkan reaksi
inflamasi pada sendi yang menyebabkan arthritis.

Sleep apnea:

- Kegemukan & kelebihan lemak di sekitar leher menyebabkan penyempitan saluran udara &
menyebabkan apnea tidur. Sleep apnea adalah kondisi di mana seseorang berhenti bernapas
untuk jangka pendek saat tidur mendengkur & berat. Hasilnya sering terbangun di malam hari
dan mengantuk berikutnya & kelelahan di siang hari.
Penyakit fatty liver (hati berlemak Non alkohol):

- Obesitas meningkatkan risiko mengembangkan penyakit hati berlemak akibat penumpukan


lemak di hati. Ini simpanan lemak di hati dapat menyebabkan peradangan dan jaringan parut
pada hati disebut non-alkohol penyakit hati berlemak. Komplikasi serius dari ini jaringan parut
adalah sirosis hati.

Kandung empedu dan batu empedu penyakit:

- Kantong empedu adalah organ berbentuk buah pir kecil yang terletak di bawah hati di sisi
kanan dari abdomen. Pada obesitas, kolesterol yang berlebihan akan disimpan dalam kantung
empedu, yang dapat menyebabkan pembentukan batu empedu. Berat badan yang cepat atau
kehilangan sejumlah besar berat badan juga dapat meningkatkan kemungkinan batu empedu
berkembang.

Jadi, obesitas bukan hanya masalah kosmetik, tetapi banyak masalah kesehatan & komplikasi
yang terkait dengan itu.

Seseorang dengan obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain:

1. Hipertensi. Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar


insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung
meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang. Pada obesitas, juga
sering terjadi aterosklerosis (penumpukan plak pada pembuluh darah) sehingga pembuluh darah
menjadi kaku dan menyempit. Semuanya dapat meningkatkan tekanan darah.

2. Diabetes. Obesitas merupakan penyebab utama Diabetes Melitus Tipe 2 (DM 2). Adanya
lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin yang menyebabkan hiperglikemia (tingginya
kadar gula atau glukosa dalam darah) yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
Diabetes melitus dapat memicu timbulnya komplikasi penyakit lain seperti ginjal, jantung,
glaukoma (kebutaan), dll.

3. Dislipidemia. Meningkatnya kadar lemak dalam tubuh menmbulkan peningkatan kadar low-
density lipoprotein cholesterol ("jahat"), penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol
(HDL atau yang dikenal dengan kolesterol "baik") dan peningkatan kadar trigliserida dalam
darah. Dispilidemia ini berisiko terbentuknya aterosklerosis yang dapat menyebabkan hipertensi,
stroke, dan penyakit jantung koroner (PJK).

4. Penyakit jantung koroner dan Stroke. Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit


kardiovaskular akibat aterosklerosis.

5. Osteoartritis. Obesitas menyebabkan berat badan semakin menngkat sehingga memperberat


beban pada sendi-sendi. Bila sendi-sendi tidak kuat, maka akan timbul peradangan (disebut
osteoartritis) yang menimbulkan rasa nyeri.

6. Apnea tidur (sesak napas saat tidur). Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit
yang selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat (ngorok).
Hal ini dapat berakibat fatal (bahkan kematian), karena berhenti bernapas dapat menyebabkan
otak kekurangan oksigen (asfeksia) dan jarngannya menjadi rusak.

7. Asma. Anak dengan berat badan lebih atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan
asma atau pembatasan keaktifan fisik. Saluran pernapasan yang menyempit karena timbunan
lemak dan kondisi badan yang berat menyebabkan asma dan keterbatasan aktivitas fisik.

8. Kanker. Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan kanker
payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan
prostat.

9. Penyakit perlemakan hati. Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit
perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis
(NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis (pengerasan hati). Pada seseorang yang obes,
sisa cadangan makanan yang disimpan dalam bentuk lemak (jaringan adiposit) dapat disimpan
pada sekitar organ hati, dan ini dapat mengganggu kinerja atau fungsi organ tersebut.

10. Penyakit kandung empedu. Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol
yang memberatkan kerja empedu, dapat juga berisiko menmbulkan batu kandung empedu.

11. Gout (Asam Urat). Obesitas juga mungkin berkaitan dengan gout. Bahkan pada perempuan
sehat yang belum obes the Pensacola Study telah menujukkan bahwa peningkatan lingkar
pinggang sudah meningkatkan parameter risiko metabolik.

Ternyata penyakit akibat obesitas bukanlah penyakit tunggal, melainkan penyakit-penyakit yang
saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, obesitas atau kelebihan berat badan tidak dapat
disepelekan. Bila obesitas telah terjadi pada anda, mau tidak mau, suka tidak suka Anda harus
menurunkan berat badan untuk mencegah atau mengatasi penyakit-penyakit yang beresiko
menjangkiti anda.

DISLIPIDEMIA
23 Mei
 
 
 
 
 
 
7 Votes

Dislipidemia adalah keadaan terdapatnya akumulasi berlebih, salah satu atau lebih lipid utama
dalam plasma, sebagai manifestasi kelainan metabolisme transportasi lipid. Dalam klinis
dislipidemia dinyatakan sebagai hiperkolesterolemi, hipertrigliseridemia atau komboinasi
keduanya, atau adanya kenaikan kadar LDL, ataupun turunnya kadar HDL. Kelainan ini dapat
terjadi secara primer (hiperlipidemia primer) maupun sekunder akibat penyakit lain
(hiperlipidemia sekunder) (Anonim 2010).
Etiologi Penyakit
Etiologi dari dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut
(Bachri 2004).

a.    Faktor Jenis Kelamin


Risiko terjadinya dislipidemia pada pria  lebih besar daripada wanita. Hal tersebut disebabkan
karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan dari hormon reproduksi. Pria lebih
banyak menderita aterosklerosis, dikarenakan hormon seks pria (testosteron) mempercepat
timbulnya aterosklerosis sedangkan hormon seks wanita (estrogen) mempunyai efek
perlindungan terhadap aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita menopause mempunyai risiko
lebih besar terhadap terjadinya aterosklerosis dibandingkan wanita premenopouse.
b.    Faktor Usia
         Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun, begitu juga
dengan penurunan aktivitas  reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin
meningkat dan menyebabkan   kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL
relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen
pembuluh darah dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun.
c.    Faktor Genetik
         Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya  dislipidemia. Dalam ilmu
genetika menyebutkan bahwa gen untuk  sifat – sifat tertentu (spesific – trait) diturunkan secara
berpasangan yaitu kita memerlukan satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar
hiperlipidemia tinggi dapat diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena faktor kelainan
genetik.
d.    Faktor Kegemukan
 Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan risiko sejumlah komplikasi yang dapat
terjadi sendiri – sendiri atau bersamaan. Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
energi yang masuk bersama makanan, dengan energi yang dipakai. Kelebihan energi ini
ditimbun dalam sel lemak yang membesar. Pada orang yang kegemukan menunjukkan output
VLDL trigliserida yang tinggi dan  kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida
berlebihan dalam  sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL
mengalami lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara tipikal
ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah.

e.    Faktor Olah Raga


Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan
trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL meningkat secara bermakna.
Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak sebagai trigliserida. Olahraga memecahkan timbunan
trigliserida dan melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam aliran darah.   
f.    Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan menekan
kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok akan merusak dinding pembuluh darah.
Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan
mengubah metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.
g.    Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis. Asupan tinggi
kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai
risiko terjadinya dislipidemia.

Anda mungkin juga menyukai