Anda di halaman 1dari 10

Definisi

Hiperkolesterolemia merupakan kondisi akibat gangguan metabolisme lemak yang


ditandai dengan tingginya kadar kolesterol total dalam darah. Pada kondisi tersebut
apabila terjadi dalam jangka panjang menyebabkan terbentuknya gumpalan lemak
dalam pembuluh darah sehingga dapat berisiko aterosklerosis.1 Aterosklerosis
memiliki pengaruh terhadap timbulnya penyakit jantung dan pembuluh darah. Pada
penyakit jantung dan pembuluh darah yang disebabkan aterosklerosis pembuluh
darah mengalami penyempitan dan pengerasan. Hal ini menghambat aliran darah
yang kaya oksigen menuju ke jantung.2,3

MANIFESTASI KLINIS

Hiperkolesterolemia bukanlah penyakit dan tidak menunjukkan gejala apapun.


Karena itu, orang sering tidak menyadari bahwa kadar kolestrol dalam darahnya
meningkat. Tetapi terkadang ada yang merasakan gejala-gejala seperti tengkuk
terasa pegal-pegal, kesemutan, dan nyeri saat kolestrol darahnya meningkat.
Namun, gejala ini tidak spesifik dan dirasakan semua orang 4

Hiperkolesterolemia Poligenik
Keadaan ini merupakan penyebab hiperkolesterolemia tersering (>90%). Merupakan
interaksi antara kelainan gen yang multipel, nutrisi, dan faktor lingkungan lainnya
serta lebih mempunyai lebih dari satu dasar metabolik. Hiperkolesterolemia biasanya
ringan atau sedang dan tidak ada xantoma.

Hiperkolesterolemia Familial
Kelainan ini bersifat autosomal dominan dan terdapat bentuk homozigot maupun
heterozigot. Hiperkolesterolemia familial homozigot memiliki kadar kol-total antara
600-1000 mg/dl, tidak dapat diobati, menyebabkan PJK dan stenosis aorta pada
masa kanak-kanan dan dewasa muda. Hiperkolesterolemia timbul karena
peningkatan kadar kol-LDL yang disebabkan oleh kelainan fungsi atau jumlah
reseptor LDL. Pada hiperkolesterolemia familial heterozigot biasanya kadar kol-total
bervariasi antara 350-460 mg/dl, tetapi adanya nilai >300 mg/dl pada dewasa atau
>260 mg/dl untuk usia <16 tahun perlu dicurigai diagnosis hiperkolesterolemia
familial. Diagnosisnya dapat dibuat
Obesitas
Pada keadaan obesitas umumnya didapatkan hiperlipidemia.
Peningkatan pada masa adiposit menurunkan sensitivitas dari insulin yang
berhubungan dengan obesitas mempunyai berbagai efek pada metabolisme lipid.
Asam lemak bebas yang berlebih dibawa oleh jaringan adiposa ke hepar dimana
asam lemak bebas tersebut di re-esterifikasi di hepatosit untuk membentuk
trigliserida, yang akan dibentuk menjadi VLDL untuk disekresikan ke sirkulasi. Intake
yang tinggi dari karbohidrat akan memicu hepar memproduksi VLDL dan
mengakibatkan peningkatan VLDL dan atau LDL pada beberapa individu yang
obesitas. Plasma kol-HDL cenderung rendah pada orang obesitas.

Makanan.
Tingginya konsumsi lemak jenuh dan kolesterol pada menu makanan sehari-hari
menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Namun, kondisi ini dapat
diminimalkan apabila diimbangi dengan konsumsi jenis bahan makanan yang dapat
menurunkan kolesterol seperti serat. Serat dapat menghambat penyerapan
kolesterol dan membantu pengeluaran kolesterol dalam tubuh

Aktivitas fisik atau olahraga


Pada umumnya gaya hidup kita sudah mengarah pada kurangnya aktivitas fisik,
seperti sering naik kendaraan bermotor, naik turun lift di kantor malas berjalan kaki,
dan malas melakukan olahraga. Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan kadar
LDL dan menurunkan kadar HDL. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik merupakan
faktor risiko penyakit jantung.

Minum alkohol yang berlebihan.


Kebiasaan minum alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol
total dan trigliserida.

Kebiasaan minum kopi berlebihan


Selain dapat meningkatkan tekanan darah, mengonsumsi kopi secara berlebihan
dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan
LDL darah.
Merokok
Beberapa penelitian membuktikan bahwa merokok dapat meningkatkan kadar
kolesterol LDL dan menekan kolesterol HDL. Kadar nikotin yang tinggi dalam darah
juga dapat mengakibatkan terjadinya kelainan di pembuluh darah yang berdampak
pada gangguan kesehatan.

Stres
Kondisi stres akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Karena itu, diperlukan
kemampuan untuk mengendalikan stres. Pengendalian stres dapat dilakukan
dengan melakukan ibadah, banyak bersyukur dan ikhlas dalam menerima ujian
hidup seperti saat menghadapi kegagalan. Selalu berpikiran positif dan menyikapi
setiap kegagalan sebagai kesuksesan yang tertunda akan membuat kehidupan kita
lebih sehat dan bahagia.

Usia dan jenis kelamin.


Semakin bertambahnya usia manusia, semakin meningkat pula kadar kolesterol
darahnya. Selain usia, jenis kelamin juga memengaruhi kadar kolesterol. Wanita
sebelum menopause mempunyai kadar kolesterol yang lebih rendah dibandingkan
pria dengan usia yang sama. Namun setelah menopause, kadar kolesterol pada
wanita cenderung meningkat.Pemberian estrogen terkait dengan peningkatan VLDL
dan sintesis HDL yang menyebabkan peningkatan plasma trigliserida dan kol-HDL.
Pola lipoprotein disini khas karena level plasma trigliserida dan kol-HDL biasanya
berbanding terbalik. Wanita menopause harus lebih menjaga pola makan dan rajin
berolahraga, minimal berjalan kaki selama 30 menit yang dilakukan 3 kali dalam
seminggu.4
Patofisiologi Hiperkolesterolemia
Kolesterol adalah komponen lemak yang terdapat pada pembuluh darah.
Kolesterol sebenarnya berguna sebagai sumber energi, membentuk dinding sel-sel
dalam tubuh, dan sebagai bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid.
Kolesterol memang dibutuhkan tubuh, namun dapat membentuk endapan pada
dinding pembuluh darah. HDL bertugas mengambil LDL serta fosfolipida dari darah
dan menyerahkan pada lipoprotein lain, untuk diangkut kembali ke hati.

Mekanisme terjadinya hiperkolesterolemia adalah lemak yang berasal dari


makanan akan mengalami proses pencernaan di dalam usus menjadi asam lemak
bebas, trigliserid, fosfolipid dan kolesterol. Kemudian diserap ke dalam bentuk
kilomikron. Sisa pemecahan kilomikron beredar menuju hati dan dipilah-pilih menjadi
kolesterol. Sebagian kolesterol ini dibuang ke empedu sebagai asam empedu dan
sebagian lagi bersama-sama dengan trigliserida akan bersekutu dengan protein
tertentu (apoprotein dan membentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) ), yang
selanjutnya dipecah oleh enzkm lipoprotein menjadi Intermediet Density Lipoprotein
(IDL) yang tidak bisa bertahan 2-6 jam karena langsung akan diubah menjadi Low
Density Lipoprotein (LDL).

Di hati, reseptor LDL mengatur kolesterol darah. Jika LDL meningkat, sel-sel
perusak menumpuk di dinding pembuluh darah dan membentuk plak, yang
memperkecil diameter pembuluh darah. Plak yang bercampur dengan protein akan
ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium dan dalam jangka waktu bertahun-tahun bisa
terjadi atherosclerosis (pengerasan dan penyempitan pembuluh darah) yang
berakibat terhambambatnya suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.

Dampak bagi Kesehatan


Kolesterol dalam darah mudah melekat pada dinding pembuluh darah, selanjutnya
LDL akan menembus dinding pembuluh darah melalui lapisan sel endotel, masuk ke
lapisan pembuluh darah yang lebih dalam yang disebut Intima. LDL yang telah
menyusup kedalam intima akan mengalami oksidasi tahap pertama sehingga
terbentuk LDL yang telah teroksidasi dan akan memacu terbentuknya zat yang
dapat melekatkan dan menarik monosit (salah satu jenis sel darah putih) menembus
lapisan endotel dan masuk kedalam intima. LDL yang teroksidasi juga sering
memacu terbentuknya zat yang dapat mengubah monosit yang telah masuk ke
dalam intima menjadi makrofag. LDL- teroksidasi akan mengalami oksidasi tahap
kedua menjadi LDL yang teroksidasi sempurna yang dapat mengubah makrofag
menjadi sel busa.
Sel busa yang terbentuk akan saling berikatan membentuk gumpalan yang makin
lama makin membesar sehingga membentuk benjolan yang akan menyebabkan
penyempitan lumen pembuluh darah. Keadaan akan makin memburuk karena LDL
akan teroksidasi sempurna akan merangsang sel-sel otot pada lapisan pembuluh
darah yang lebih dalam media) untuk masuk kedalam intima dan kemudian akan
membelah-belah diri sehingga jumlahnya semakin banyak Timbunan lemak di dalam
lapisan pembuluh dari plak kolesterol membuat saluran pembuluh darah menjadi
sempit dan aliran darah menjadi kurang lancar. Plak kolesterol pada dinding
pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah pecah, meninggalkan "luka" pada dinding
pembuluh darah yang dapat mengaktifkan pembentukan bekuan darah. Pembuluh
darah dikarenakan sudah mengalami penyempitan dan pengerasan oleh plak
kolesterol, maka bekuan darah ini mudah menyumbat pembuluh darah secara total
yang dikenal sebagai aterosklerosis (proses pembentukan plak pada pembuluh
darah). Penyempitan dan pengerasan ini apabila cukup berat akan menyebabkan
suplai darah ke otot jantung tidak memadai. maka menimbulkan sakit atau nyeri
dada yang disebut sebagai angina, bila berlanjut akan menyebabkan matinya
jaringan otot jantung yang disebut infark miokard, dan apabila meluas akan
menimbulkan gagal jantung. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju
ke otak arteri karotid) maka akan menyebabkan stroke. Hiperkolesterolemia juga
berkaitan dengan penyakit Diabetes Mellitus DM di mana pada penderita DM kadar
gula dalam darah akan melebihi normal Kadar gula darah apabila naik dan
berlangsung lama maka akan menicu terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner
dan akan meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida. Bentuk LDL pada penderita
DM lebih padat dengan ukuran yang lebih kecil yang sering disebut Small Dense
LDL sehingga akan lebih mudah masuk ke dalam lapisan pembuluh darah yang
lebih dalam, ini akan lebih berbahaya karena lebih bersifat aterogenik lebih mudah
menempel pada pembuluh darah dan lebih mudah membentuk plak).5
PENCEGAHAN

1. Pengendalian berat badan

Berdasarkan indeks massa tubuh (IMT), WHO (Badan Kesehatan Dunia)


mendefinisikan obesitas bila IMT > 30 kg/m2, sedangkan IMT antara 25,0
29,9 kg/m2 disebut overweight. Distribusi lemak tubuh, terutama di perut,
merupakan suatu faktor risiko tersendiri terhadap kesehatan. Risiko
meningkat bila lingkar pinggang lebih dari 90 cm untuk pria dan lebih dari 80
cm untuk wanita. Penurunan berat badan dapat membantu menurunkan
kolesterol LDL, terutama mereka yang menderita hipertrigliseridemia dan
rendah HDL. Pembatasan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan
strategi dalam pengurangan berat badan.

2. Aktivitas fisik

ATP III menganjurkan aktivitas fisik rutin minimal 30 menit setiap hari,
misalnya dengan berjalan kaki. Aktivitas fisik dapat membantu menaikkan
HDL, mengurangi LDL dan trigliserida, menurunkan te-kanan darah, dan
memperbaiki sensitivitas insulin Aktivitas fisik intensitas sedang (yang
membutuhkan energi 4 7 kkal/menit) dianjurkan untuk setiap orang dewasa
sehat. Contoh ak-tivitas fisik intensitas sedang adalah: Jalan cepat selama 30
40 menit, berenang beberapa putaran selama 20 menit,bersepeda, 8 km
selama 30 menit.

3. Diet

Kebutuhan kalori : 25-30Kkal/KgBB ideal

Karbohidrat 45-65%

Lemak 20-25%

Protein 10-20%

Asupan natrium <2300mg/hari

Serat 20-35gr/hari.6
TATALAKSANA

Non-Farmakologi

Mengurangi asupan lemak jenuh (saturated fat) dan kolesterol

a. Lemak Jenuh Lemak jenuh merupakan komponen utama makanan yang


menentukan kadar LDL serum. Pengaruh lemak jenuh terhadap kolesterol total
dalam serum telah banyak diteliti. Analisis dari beberapa penelitian menunjukkan
bahwa setiap peningkatan 1% kalori dari lemak jenuh akan disertai peningkatan LDL
serum sebesar 2%. Sebaliknya, penurunan 1% asupan lemak jenuh dapat
menurunkan kadar LDL serum sebesar 2%. Uji terbaru telah membuktikan efikasi
diet rendah lemak jenuh dalam menurunkan kadar LDL. Sebagai contoh, penelitian
DELTA yang meneliti pengaruh pengurangan diet lemak jenuh dari 15% hingga
6,1% kebutuhan energi total. Pada diet rendah lemak jenuh, kolesterol LDL dapat
dikurangi hingga 11%. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa populasi yang
mengkonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol berisiko tinggi mengalami
CHD. Metaanalisis yang dilakukan oleh Gordon, menunjukkan bahwa penurunan
asupan lemak jenuh dapat mengurangi kolesterol serum sehingga risiko terjadinya
CHD menurun secara bermakna sebesar 24%.

b. Kolesterol Metaanalisis terbaru menunjukkan diet tinggi kolesterol dapat


meningkatkan kadar LDL. Bahan makanan yang mengandung kolesterol yaitu
produk-produk hewani, susu sapi, daging, serta telur. Beberapa data epidemiologi,
antara lain The Western Electric Study, menunjukkan bahwa diet tinggi kolesterol
dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung melalui pengaruh diet terhadap
LDL serum.

2. Memilih sumber makanan yang dapat menurunkan kolesterol (stanol/sterol, serat


larut air, serta soy protein)

a. Stanol/Sterol Tumbuhan Sterol dapat dijumpai pada kacang kedelai dan dari
minyak pohon pinus. Sterol dari tumbuhan minyak cemara dapat diesterifikasi
dengan lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acid) membentuk ester sterol yang
dapat meningkatkan kelarutan lemak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa
asupan yang berasal dari tumbhan stanol/sterol ester sebesar 2-3 gram perhari
mampu menurunkan kadar LDL sebesar 6- 15% tanpa mengubah kadar HDL dan
trigliserida. Penelitian lain menunjukkan konsumsi susu fermentasi yang diperkaya
sterol secara rutin setiap hari mampu menurunkan kadar LDL serum sebesar 10,6%.

b. Peningkatan asupan serat larut Peningkatan serat larut 510 gram perhari dapat
mengakibatkan penurunan LDL sekitar 5%.

c. Protein Soya Soy protein tergolong diet rendah lemak jenuh dan rendah
kolesterol. Salah satu penelitian melaporkan bahwa konsumsi protein soya 25
gram/hari disertai diet rendah lemak jenuh dan kolesterol, dapat menurunkan kadar
LDL sekitar 5%. Protein soya mengandung isoflavon, serat, dan saponin. Terdapat
bukti penelitian yang menunjukkan penurunan LDL serum bergantung pada
kandungan isoflavon dalam protein soya, meskipun data yang digunakan untuk
menyimpulkan masih kurang adekuat. Asupan tinggi protein soya dapat
menghasilkan penurunan ringan kadar LDL, terutama bila digunakan untuk
mengganti produk hewani.

3. Penurunan Berat Badan

Obesitas berkaitan dengan peningkatan risiko terjadinya hiperlipidemia, CHD,


sindrom metabolik, hipertensi, stroke, diabetes melitus, osteoartritis, gout, serta
keganasan. Panduan dari ATP III menekankan penurunan berat badan pada pasien
overweight dan obesitas sebagai bagian dari intervensi penurunan LDL serum.
Pada 12 minggu pertama, pasien menjalani pengaturan makan untuk menurunkan
LDL serum sebelum diperkenalkan intervensi penurunan berat badan. Tujuan awal
intervensi penurunan berat badan yaitu menurunkan berat sekitar 10% selama 6
bulan.

4. Meningkatkan Aktivitas Fisik yang Teratur Berdasarkan panduan ATP III, aktivitas
fisik yang teratur amat ditekankan karena berperan penting dalam penanganan
sindrom metabolik. Peningkatan aktivitas fisik dapat menurunkan kadar LDL, very
low-density lipoprotein cholesterol, dan trigliserida, serta meningkatkan HDL. Tujuan
peningkatan aktivitas fisik pada pasien hiperkolesterolemia yaitu untuk menciptakan
keseimbangan energi, mengurangi risiko terjadinya sindrom metabolik, serta
menurunkan risiko terjadinya CHD. Aktivitas fisik yang direkomendasikan yaitu
aktivitas fisik dengan intensitas moderat selama 30 menit setiap harinya dan
dilakukan minimal 3-4 kali dalam seminggu.12 Pasien hiperkolesterolemia dengan
gaya hidup sedentary, dianjurkan untuk memulai aktivitas fisik yang kemudian
ditingkatkan secara bertahap.7

Farmakologi

Obat hiperkolesterolemia yang beredar di Indonesia antara lain yaitu, asam fibrat,
resin, HMG CoA reductase inhibitor, asam nikotinat, dan ezetimibe.

Obat yang tergolong asam fibrat adalah Gemfibrozil Fibrate dan Ciprofibrate.
Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan kadar trigliserida plasma, dengan cara
meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga bersihan partikel kaya TAG
meningkat. Kadar HDL juga meningkat pada pemberian Gemfibrozil. Fibrate
menunurunkan produksi kolesterol LDL dan meningktkan kadar HDL.

Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan resin (Bile Acid Sequestrants)


adalah Kolestiramin (Cholestyramine), yang bekerja dengan cara mengikat asam
empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.

HMG CoA reductase inhibitor antara lain adalah Prevastatin, Simvastatin,


Rosavastatin, Fluvastatin, Atorvastatin. Golongan ini bekerja dengan cara
menghambat pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim yang
ada di jaringan hati yang memproduksi mevalonate, suatu molekul kecil yang
digunakan untuk meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.

Asam nikotinat atau Niasin (Vitamin B3 yang larut air), dengan dosis besar obat ini
akan meningkatkan HDL dalam darah. Sedangkan Ezetimibe dapat menurunkan
total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan cara mengurangi
penyerapan kolesterol di usus.

Asam lemak Omega-3 salah satunya adalah minyak ikan, yang memiliki kandungan
asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docasahexaenoic (DHA) yang dapat
menurunkan sintesis VLDL.8
DAFTAR PUSTAKA

1. Debra AK. Medical nutrition therapy in cardiovascular disease. In: Mahan LK, EscottStump S, Editors.
Krauses food nutrition and diet therapy. 12th Ed. USA: Saunders; 2008. p. 838-50.

2. Krummel DA. Medical Nutrition Therapy for Cardiovascular Disease. In : L. Kathleen Mahan, Sylvia Escott-
Stump, editors. Krauses Food and Nutrition Therapy. 12th edition. Philadelphia, USA Saunders Elsevier;
2008.p.833;61

3. John D, Brunzell MD. Hypertiglyceridemia. The New England Journal Of Medicine. 2007. [cited 2017 July
23];357.p.p1009-17. Avilable from: URL: http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMep070061

4. Rusilanti. Kolesterol. 2014. Jakarta;Fmedia.hal 14-22.

5. Price, S.A., dan Wilson, L.M., 2006, Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Pathophysiology
Clinical concepts of Disease Processes (1), ed 6., Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, hal. 580-582.

6. Almatsier, Sunita. 2008. Penuntun Diet Edisi Baru Bagian Gizi RSCM dan Dietisien. Jakarta; Gramedia
Pustaka Utama.

7. Kreisberg RA, Oberman A. Medical Management of hyperlipidemia/dyslipedemia. The Journal of Clinical


Endocrinology and Metabolism 2003; 88(6):2445-61.

8. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. hlm : 1984-1992

Anda mungkin juga menyukai