MANIFESTASI KLINIS
Hiperkolesterolemia Poligenik
Keadaan ini merupakan penyebab hiperkolesterolemia tersering (>90%). Merupakan
interaksi antara kelainan gen yang multipel, nutrisi, dan faktor lingkungan lainnya
serta lebih mempunyai lebih dari satu dasar metabolik. Hiperkolesterolemia biasanya
ringan atau sedang dan tidak ada xantoma.
Hiperkolesterolemia Familial
Kelainan ini bersifat autosomal dominan dan terdapat bentuk homozigot maupun
heterozigot. Hiperkolesterolemia familial homozigot memiliki kadar kol-total antara
600-1000 mg/dl, tidak dapat diobati, menyebabkan PJK dan stenosis aorta pada
masa kanak-kanan dan dewasa muda. Hiperkolesterolemia timbul karena
peningkatan kadar kol-LDL yang disebabkan oleh kelainan fungsi atau jumlah
reseptor LDL. Pada hiperkolesterolemia familial heterozigot biasanya kadar kol-total
bervariasi antara 350-460 mg/dl, tetapi adanya nilai >300 mg/dl pada dewasa atau
>260 mg/dl untuk usia <16 tahun perlu dicurigai diagnosis hiperkolesterolemia
familial. Diagnosisnya dapat dibuat
Obesitas
Pada keadaan obesitas umumnya didapatkan hiperlipidemia.
Peningkatan pada masa adiposit menurunkan sensitivitas dari insulin yang
berhubungan dengan obesitas mempunyai berbagai efek pada metabolisme lipid.
Asam lemak bebas yang berlebih dibawa oleh jaringan adiposa ke hepar dimana
asam lemak bebas tersebut di re-esterifikasi di hepatosit untuk membentuk
trigliserida, yang akan dibentuk menjadi VLDL untuk disekresikan ke sirkulasi. Intake
yang tinggi dari karbohidrat akan memicu hepar memproduksi VLDL dan
mengakibatkan peningkatan VLDL dan atau LDL pada beberapa individu yang
obesitas. Plasma kol-HDL cenderung rendah pada orang obesitas.
Makanan.
Tingginya konsumsi lemak jenuh dan kolesterol pada menu makanan sehari-hari
menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Namun, kondisi ini dapat
diminimalkan apabila diimbangi dengan konsumsi jenis bahan makanan yang dapat
menurunkan kolesterol seperti serat. Serat dapat menghambat penyerapan
kolesterol dan membantu pengeluaran kolesterol dalam tubuh
Stres
Kondisi stres akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Karena itu, diperlukan
kemampuan untuk mengendalikan stres. Pengendalian stres dapat dilakukan
dengan melakukan ibadah, banyak bersyukur dan ikhlas dalam menerima ujian
hidup seperti saat menghadapi kegagalan. Selalu berpikiran positif dan menyikapi
setiap kegagalan sebagai kesuksesan yang tertunda akan membuat kehidupan kita
lebih sehat dan bahagia.
Di hati, reseptor LDL mengatur kolesterol darah. Jika LDL meningkat, sel-sel
perusak menumpuk di dinding pembuluh darah dan membentuk plak, yang
memperkecil diameter pembuluh darah. Plak yang bercampur dengan protein akan
ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium dan dalam jangka waktu bertahun-tahun bisa
terjadi atherosclerosis (pengerasan dan penyempitan pembuluh darah) yang
berakibat terhambambatnya suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.
2. Aktivitas fisik
ATP III menganjurkan aktivitas fisik rutin minimal 30 menit setiap hari,
misalnya dengan berjalan kaki. Aktivitas fisik dapat membantu menaikkan
HDL, mengurangi LDL dan trigliserida, menurunkan te-kanan darah, dan
memperbaiki sensitivitas insulin Aktivitas fisik intensitas sedang (yang
membutuhkan energi 4 7 kkal/menit) dianjurkan untuk setiap orang dewasa
sehat. Contoh ak-tivitas fisik intensitas sedang adalah: Jalan cepat selama 30
40 menit, berenang beberapa putaran selama 20 menit,bersepeda, 8 km
selama 30 menit.
3. Diet
Karbohidrat 45-65%
Lemak 20-25%
Protein 10-20%
Serat 20-35gr/hari.6
TATALAKSANA
Non-Farmakologi
a. Stanol/Sterol Tumbuhan Sterol dapat dijumpai pada kacang kedelai dan dari
minyak pohon pinus. Sterol dari tumbuhan minyak cemara dapat diesterifikasi
dengan lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acid) membentuk ester sterol yang
dapat meningkatkan kelarutan lemak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa
asupan yang berasal dari tumbhan stanol/sterol ester sebesar 2-3 gram perhari
mampu menurunkan kadar LDL sebesar 6- 15% tanpa mengubah kadar HDL dan
trigliserida. Penelitian lain menunjukkan konsumsi susu fermentasi yang diperkaya
sterol secara rutin setiap hari mampu menurunkan kadar LDL serum sebesar 10,6%.
b. Peningkatan asupan serat larut Peningkatan serat larut 510 gram perhari dapat
mengakibatkan penurunan LDL sekitar 5%.
c. Protein Soya Soy protein tergolong diet rendah lemak jenuh dan rendah
kolesterol. Salah satu penelitian melaporkan bahwa konsumsi protein soya 25
gram/hari disertai diet rendah lemak jenuh dan kolesterol, dapat menurunkan kadar
LDL sekitar 5%. Protein soya mengandung isoflavon, serat, dan saponin. Terdapat
bukti penelitian yang menunjukkan penurunan LDL serum bergantung pada
kandungan isoflavon dalam protein soya, meskipun data yang digunakan untuk
menyimpulkan masih kurang adekuat. Asupan tinggi protein soya dapat
menghasilkan penurunan ringan kadar LDL, terutama bila digunakan untuk
mengganti produk hewani.
4. Meningkatkan Aktivitas Fisik yang Teratur Berdasarkan panduan ATP III, aktivitas
fisik yang teratur amat ditekankan karena berperan penting dalam penanganan
sindrom metabolik. Peningkatan aktivitas fisik dapat menurunkan kadar LDL, very
low-density lipoprotein cholesterol, dan trigliserida, serta meningkatkan HDL. Tujuan
peningkatan aktivitas fisik pada pasien hiperkolesterolemia yaitu untuk menciptakan
keseimbangan energi, mengurangi risiko terjadinya sindrom metabolik, serta
menurunkan risiko terjadinya CHD. Aktivitas fisik yang direkomendasikan yaitu
aktivitas fisik dengan intensitas moderat selama 30 menit setiap harinya dan
dilakukan minimal 3-4 kali dalam seminggu.12 Pasien hiperkolesterolemia dengan
gaya hidup sedentary, dianjurkan untuk memulai aktivitas fisik yang kemudian
ditingkatkan secara bertahap.7
Farmakologi
Obat hiperkolesterolemia yang beredar di Indonesia antara lain yaitu, asam fibrat,
resin, HMG CoA reductase inhibitor, asam nikotinat, dan ezetimibe.
Obat yang tergolong asam fibrat adalah Gemfibrozil Fibrate dan Ciprofibrate.
Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan kadar trigliserida plasma, dengan cara
meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga bersihan partikel kaya TAG
meningkat. Kadar HDL juga meningkat pada pemberian Gemfibrozil. Fibrate
menunurunkan produksi kolesterol LDL dan meningktkan kadar HDL.
Asam nikotinat atau Niasin (Vitamin B3 yang larut air), dengan dosis besar obat ini
akan meningkatkan HDL dalam darah. Sedangkan Ezetimibe dapat menurunkan
total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan cara mengurangi
penyerapan kolesterol di usus.
Asam lemak Omega-3 salah satunya adalah minyak ikan, yang memiliki kandungan
asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docasahexaenoic (DHA) yang dapat
menurunkan sintesis VLDL.8
DAFTAR PUSTAKA
1. Debra AK. Medical nutrition therapy in cardiovascular disease. In: Mahan LK, EscottStump S, Editors.
Krauses food nutrition and diet therapy. 12th Ed. USA: Saunders; 2008. p. 838-50.
2. Krummel DA. Medical Nutrition Therapy for Cardiovascular Disease. In : L. Kathleen Mahan, Sylvia Escott-
Stump, editors. Krauses Food and Nutrition Therapy. 12th edition. Philadelphia, USA Saunders Elsevier;
2008.p.833;61
3. John D, Brunzell MD. Hypertiglyceridemia. The New England Journal Of Medicine. 2007. [cited 2017 July
23];357.p.p1009-17. Avilable from: URL: http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMep070061
5. Price, S.A., dan Wilson, L.M., 2006, Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Pathophysiology
Clinical concepts of Disease Processes (1), ed 6., Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, hal. 580-582.
6. Almatsier, Sunita. 2008. Penuntun Diet Edisi Baru Bagian Gizi RSCM dan Dietisien. Jakarta; Gramedia
Pustaka Utama.
8. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. hlm : 1984-1992