Anda di halaman 1dari 53

FARMAKOTERAPI 1

apt. Fadillah Ayu S.W.P., S.Farm


DISLIPIDEMIA
PENDAHULUAN
Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan pada metabolisme
lipid yang ditandai dengan adanya peningkatan atau penurunan
fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang dimaksud
meliputi kenaikan jumlah kadar atau penurunan

LDL (Low HDL (High


Density Density
Kolestrol Total Trigliserida
Lipoprotein Lipoprotein
) )
LIPOPROTEIN
HDL
VLDL
LDL
Kilomikron

mentransport TG mediasi transport


membawa
dari lumen usus ke transport balik kolesterol dari
kolesterol & TG hasil
plasma melalui utama jaringan perifer ke
sintesis endogen
sistem limfe kolesterol hepar
Pada tahun 2012, data WHO menyatakan bahwa penyakit jantung koroner (PJK)
dan stroke menduduki urutan nomor satu dan dua penyebab kematian di
dunia. Akibat tingginya angka kematian ini, upaya pencegahan melalui
pengendalian faktor risiko, salah satunya dislipidemia, dilakukan di seluruh dunia
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI DISLIPIDEMIA
Dislipidemia primer disebabkan oleh kelainan genetik atau bawaan. Pasien
dengan dislipidemia primer umumnya mengalami mutasi gen tunggal atau lebih yang
menyebabkan produksi trigliserida dan LDL berlebih. Mutasi gen tersebut dapat pula
mengakibatkan kurangnya produksi HDL dan terjadinya pengeluaran berlebih HDL
dari dalam tubuh.

Sedang Berat
Hiperkolesterolemia poligenik Hiperkolesterolemia familial
Dislipidemia kombinasi
Dislipidemia remnant
familial
Hipertrigliseridemia primer.
LANJUTAN…
Dislipidemia sekunder terjadi akibat gaya hidup sedentari, dengan
asupan lemak jenuh tinggi. Termasuk pula pada kelompok ini
dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit lain misalnya
hipotiroidisme, sindrom nefrotik, diabetes mellitus, dan sindrom
metabolik. Dislipidemia juga dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh
penggunaan obat-obatan seperti progestin, steroid anabolik,
kortikosteroid, dan beta blocker.
LANJUTAN…
FAKTOR RESIKO
 Genetik:
Sebanyak 80% kolesterol didalam darah di produksi oleh tubuh sendiri, akan tetapi pada sebagian
orang yang memproduksi kolesterol lebih banyak dibandingkan orang lain. Hal ini bisa terjadi karena
faktor keturunan dimana orang tersebut meskipun hanya mengkonsumsi makanan yang mengandung
kolesterol tetapi tubuh tetap memproduksi kolesterol dalam jumlah besar
 Pola Makan :
Contohnya Makanan siap saji, banyak mengandung sodium, lemak jenuh dan kolestrol. Lemak jenuh
berbahaya bagi tubuh karena merangsang hati untuk memproduksi lebih banyak kolestrol yang lama
kelamaan akan terakumulasi dan mengendap sehingga mehambat aliran darah dan oksigen yang akan
mengakibatkan terganggunya metabolisme otot jantung.
 Obesitas
LANJUTAN
 Kebiasaaan merokok
Nikotin dalam rokok dapat menurunkan kadar HDL dan meningkatkan kadar LDL. Hal ini dapat
mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan bisa
terjadi pada pembuluh darah coroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Sehingga memperburuk
profil kolestrol. Para perokok mempunyai partikel kolestrol LDL yang teroksidasi lebih tinggi  sehingga
molekul LDL menjadi lebih kecil dan lebih leluasa untuk masuk ke dalam dinding arteri  penumpukan plak
Aktifitas Fisik
Aktifitas yang efektif dapat menurunkan kadar kolestrol yaitu olahraga teratur selama 30-40 menit minimal 3
x seminggu. Selama aktifitas fisik otot membutuhkan energi untuk bergerak, banyaknya energy yang
dikeluarkan mempengaruhi metabolism tubuh.
Stress
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya dislipidemia berkaitan dengan metabolisme lipid di dalam
tubuh. Secara umum, lemak di dalam darah di metabolisme di hati. Asupan lemak
berlebih menyebabkan terjadinya gangguan proses metabolisme kolesterol yang
berujung pada penumpukan kolesterol di hati. Akibatnya, kolesterol tidak dapat
diangkut seluruhnya oleh lipoprotein menuju ke hati dari aliran darah di seluruh
tubuh. Hal ini terjadi berulang-ulang dan berlangsung cukup lama, sintesis kolesterol
di hati terus meningkat dan densitas reseptor LDL menurun sehingga akhirnya
kolesterol menumpuk di dinding pembuluh darah dan menimbulkan plak.
Abnormalitas lipoprotein dapat ditemukan pada individu dengan obesitas sentral
sebagai akibat dari resistensi insulin yang menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan lipoprotein seiring dengan terjadinya peningkatan kandungan lemak tubuh.
1. PENINGKATAN KADAR
TRIGLISERIDA
Overproduksi VLDL didalam hati merupakan kelainan primer yang ditemukan pada
obesitas dan keadaan resistensi insulin. Ketidakmampuan menekan produksi glukosa
dihati, gangguan oksidasi dan ambilan glukosa diotot dan ketidakmampuan jaringan
adiposa menekan pelepasan asam lemak tak jenuh (non esterified fatty acids = NEFA)
merupakan konsekuensi dari resistensi insulin didalam hati, otot dan jaringan adiposa.
Keadaan ini akan meningkatkan aliran NEFA dan glukosa kedalam hati, yang merupakan
regulator dari produksi VLDL didalam hati. Regulasi sekresi VLDL juga ditentukan oleh
kecepatan degradasi apolipoprotein B-100 (apo B-100). ApoB-100 yang baru disintesis
bersama-sama dengan endoplasmic reticulum akan didegradasi oleh sistem
ubiquitin/proteasome atau ditranslokasi menuju lumen dan bergabung kedalam prekursor2
VLDL yang miskin lipid. Jadi, pada individu dengan obesitas atau resistensi insulin,
ketidakmampuan menekan degradasi apoB-100 akan mengakibatkan peningkatan sekresi
apoB-100. Disamping peningkatan sintesis, obesitas dan resistensi insulin juga ditandai
dengan penurunan klirens lipoprotein yang kaya trigliserida (triglyceride-rich lipoprotein
=TRL) didalam sirkulasi darah.
2. PENINGKATAN PARTIKEL-
PARTIKEL SMALL DENSE
LDLsmall dense LDL dan trigliserida puasa berkorelasi secara positif, sebab
Konsentrasi
pembentukan small dense LDL sangat tergantung dengan metabolisme partikel2 VLDL.
Pada individu yang gemuk dan mengalami resistensi insulin, peningkatan kadar VLDL dan
hambatan bersihannya menyebabkan peningkatan pertukaran antara kolesterol ester didalam
LDL dan trigliserida didalam VLDL yang dimediasi oleh cholesterol ester transfer protein
(CETP). Pertukaran ini akan menyebabkan partikel-partikel LDL kaya trigliserida cepat
mengalami lipolisis, menghasilkan partikel-partikel kecil dan padat yaitu small dense LDL.
Partikelpartikel small dense LDL cenderung mengalami modifikasi melalui proses oksidasi dan
glikasi (meningkat dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah), yang akan menyebabkan
peningkatan produksi antibodi terhadap modified apoB-100 dan pembentukankompleks imun.
Berkurangnya diameter partikel-partikel ini akan meningkatkan kemungkinan pergerakannya
menembus endotel menuju ruang subendotel, sehingga akan memicu terjadinya inflamasi,
penumpukan leukosit dan transformasi membentuk plak aterosklerosis. Modifikasi ini akan
menyebabkan penurunan bersihan partikel-partikel small dense LDL yang dimediasi oleh
reseptor LDL.
3. PENURUNAN KADAR HDL
CHOLESTEROL
 Ada beberapa mekanisme yang dapat berkontribusi dalam terjadinya
penurunan kadar HDL pada individu gemuk dengan resistensi insulin.
Sebagaimana pembentukan small dense LDL, metabolism TRL memainkan
peranan. Berbagai studi tentang lipoprotein menunjukkan adanya
hubunganterbalik antara trigliserida VLDL dan kolesterol LDL. Gangguan
lipolisis TRL menyebabkan penurunan kadar HDL melalui penurunan
transfer apolipoprotein dan fosfolipid dari TRL ke kompartmen HDL.
Disamping itu, hambatan bersihan TRL memfasilitasi pertukaran antara ester
kolesterol didalam HDL dan trigliserida didalam VLDL yang dimediasi oleH
Cholesterol ester transfer protein (CETP).
PATOFISIOLOGI ATEROSKLEROSIS
PADA DISLIPIDEMIA Kelebihan partikel LDL yang terakumulasi dalam dinding
arteri dan menjalani perubahan kimiawi. LDL yang berlebih
menyebabkan perangsangan dari monosit sehingga ldl
terakumulasi di dalam sel endotel.

Di dalam lapisan intima monosit aktif menjadi makrofag. Makrofag dan sel
T menghasilkan beberapa mediator radang salah satunya adalah sitokin
yang mempengaruhi sel endotel.makrofag juga merangsang scavenger
reseptor yang dapat menyebabkan ldl terakumulasi di dalam sel endotel

Makrofag ini memakan ldl sehingga menjadi sel busa dan


menyebabkan plak aterosklerosis.

Inflamasi yang terus berlanjut menyebabkan bertambahnya plak


aterosklerois sampai kebagian intima dari pembuluh darah

Jika terjadi kerusakan yang terus berlanjut maka inflamasi tersebut


akan menyebabkan kerusakan sel-sel otot halus. Jika plak
aterosklerosis pecah maka akan menyebabkan trombus Jika bekuan
cukup besar, hal itu akan menghentikan aliran darah ke jantung,
memproduksi serangan jantung.
MANIFESTASI KLINIS
DISLIPIDEMIA
Keadaan dislipidemia kadang-kadang tidak menimbulkan gejala, dan hanya
diketahui pada saat pemeriksaan kesehatan rutin. Tidak jarang, dislipidemia
didiagnosis pertama kali setelah pasien mengalami infark miokard atau stroke.
Benjolan-benjolan yg tidak nyeri yang disebut xanthoma dapat ditemukan pada
daerah tendo, siku dan bokong. Kelainan ini terjadi akibat endapan kolesterol intra
dan ekstra seluler.
KOMPLIKASI DISLIPIDEMIA

Dislipidemia merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya aterosklerosis, yaitu


suatu proses penyakit yang mengenai sirkulasi darah koroner, serebral dan arteri
perifer.
1. Penyakit Jantung Koroner
2. Stroke
3. Penyait Arteri Perifer
KLASIFIKASI KADAR LIPID
SKOR RISIKO FRAMINGHAM
WHO CARDIOVASCULAR
DISEASE RISK CHARTS
BERDASARKAN
LABORATORIUM
WHO CARDIOVASCULAR DISEASE RISK
CHARTS TIDAK BERDASARKAN
LABORATORIUM
Alur tatalaksana terapi dislipidemia
TERAPI NON FARMAKOLOGI

Aktivita Min 30 menit


s Fisik aktivitas sedang

Diet rendah kalori  buah- Terapi


buhan, sayuran, biji-bijian, ikan Nutrisi
daging tanpa lemak Medis

Berenti Merokok  faktor


Meroko risiko kuat u/ PJK,
k stroke, penyakit
vaskuler perifer
PHARMACOLOGIC
THERAPY
STATIN
Mekanisme kerja 
mengurangi pembentukan
kolesterol di hati dengan
menghambat secara
kompetitif kerja dari enzim
HMG-CoA reductase.
LANJUTAN…
Obat yang dimetabolisme di sitokrom p450 dan berpotensi
berinteraksi dengan statin dalam meningkatkan risiko miopati
dan rabdomiolisis
Tatalaksana kejadian efek samping
obat pada otot Akibat terapi statin
BILE ACID SEQUESTRANSTS
Mekanisme obat  menurunkan kolesterol melalui hambatan terhadap absorbsi asam
empedu pada sirkulasi enterohepatic dengan akibat sintesis asam empedu oleh hati sebagian
besar akan berasal dari cadangan kolesterol hati sendiri. Proses katabolisme kolesterol oleh
hati tersebut akan dikompensasi dengan peningkatan aktivitas reseptor LDL yang pada
akhirnya akan menurunkan LDL-K dalam sirkulasi darah
Contoh  Cholestryramine, colestipol dengan dosis 2 takar 2-3 kali sehari, golongan terbaru
(colsevelam) 625 mg 2 kali 3 tablet sehari (maksimal 3,8g/hari)
ASAM FIBRAT
Mekanisme aksi  menurunkan TG plasma dan di hati, mengaktifkan enzim
lipoprotein lipase yang bekerja memecah trigliserid, meningkatkan kadar
kolesterol HDL
Gemfibrozil 600 mg 2 kali sehari
Fenofibrat 45 – 300 mg sekali sehari
ASAM NIKOTINIK (NIACIN)
Mekanisme aksis  menghambat enzim hormone sensitive lipase di jaringan adiposa
sehingga mengurangi jumlah asam lemak bebas. Menurunkan sintesis VLDL di hati,
mengakibatkan penurunan kadar TG dan juga kolesterol-LDL di plasma.
Meningkatkan kadar Kolesterol-HDL.
ES Flushing
Dosis  niacid 500-750 mg s/d 1-2 gram pada malam hari dlm bentuk extended
realise
EZETIMIBE
Mekanisme aksi  menghambat absorbsi kolesterol oleh
usus halus, sehingga menurunkan kolesterol LDL (15-
25%).
Digunakan pada pasien yang tidak tahan terhadap
pemberian statin
INHIBITOR PCSK9
Merupakan antibodi monoclonal yang berfungsi untuk
menginaktivasi Proprotein Convertase Subtilsin-kexin Type 9
(PCSK9) sehingga dapat menurunkan K-LDL.
Obat diberikan melalui subkutan
1. Alirocumab 75 mg 2 x seminggu atau 300 mg 4 x seminggu
2. Evolosumab 140 mg 2 minggu sekali atau 420 mg sekali sebulan
ASAM LEMAK OMEGA-3
(MINYAK IKAN)
Menurunkan kadar trigliserid, tidak memilki efek yang signifikan terhadap K-LDL
dan K-HDL.
GOLONGAN OBAT TERBARU

Masih dalam tahap penelitian :


1. Microsomal Transfer Protein (MTP)
2. Thytoid hormone mimetic
3. Apo B antisense oligonucleotide
(mipomersen)
4. LDL apheresis
DISLIPIDEMIA PADA PASIEN
DIABETES

Rekomendasi obat statin pada pasien diabetes Efek antidiabetes terhadap profil lipid
MANAJEMEN DISLIPIDEMIA
PADA PEREMPUAN
REKOMENDASI TATA LAKSANA
DISLIPIDEMIA PADA USIA LANJUT
(USIA>65 TAHUN)
TERAPI DISLIPIDEMIA PADA
PASIEN DIABETES
Statin merupakan obat lini
pertama terutama bagi pasien
DM berusia >30 tahun. Statin
merupakan terapi lini Tambahkan ezetimibe jika target
pertama bagi pasien DM LDL-C belum tercapai.
berisiko tinggi atau sangat
tinggi dengan TG yang
meningkat (>200 mg/dL).

Terapi statin dapat Terapi tambahan menggunakan


dipertimbangkan bagi pasien DM fenofibrat dapat
usia =30 tahun jika ditemukan dipertimbangkan jika TG
kerusakan organ atau LDL-C menetap >200 mg/dL walau telah
>2,5 mmol/L (95mg/dL). mendapat statin dengan dosis
tertinggi yangdapat ditoleransi.
PENYESUAIAN DOSIS PADA
PASIEN GGK
LANJUTAN…
TARGET PENURUNAN LIPID
PEMANTUAN TERAPI
LANJUTAN…
LANJUTAN…
LANJUTAN
DAFTAR PUSTAKA
o Goodman and Gilman’s. The pharmacological basis of theurapetics. 12th
Edition. 2011 : 671-908.
o Josepsh T, Dipiro, et all. Phamacotherapy A Phatophysiology Apporach. 7h
Edition. USA: McGraw-Hill Co. 2008
oPERKI. Panduan Tata Laksana Dislipidemia. 2022
QUIZ

Silahkan di scan
dan kerjakan
Semangat!!!

Anda mungkin juga menyukai