Sedang Berat
Hiperkolesterolemia poligenik Hiperkolesterolemia familial
Dislipidemia kombinasi
Dislipidemia remnant
familial
Hipertrigliseridemia primer.
LANJUTAN…
Dislipidemia sekunder terjadi akibat gaya hidup sedentari, dengan
asupan lemak jenuh tinggi. Termasuk pula pada kelompok ini
dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit lain misalnya
hipotiroidisme, sindrom nefrotik, diabetes mellitus, dan sindrom
metabolik. Dislipidemia juga dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh
penggunaan obat-obatan seperti progestin, steroid anabolik,
kortikosteroid, dan beta blocker.
LANJUTAN…
FAKTOR RESIKO
Genetik:
Sebanyak 80% kolesterol didalam darah di produksi oleh tubuh sendiri, akan tetapi pada sebagian
orang yang memproduksi kolesterol lebih banyak dibandingkan orang lain. Hal ini bisa terjadi karena
faktor keturunan dimana orang tersebut meskipun hanya mengkonsumsi makanan yang mengandung
kolesterol tetapi tubuh tetap memproduksi kolesterol dalam jumlah besar
Pola Makan :
Contohnya Makanan siap saji, banyak mengandung sodium, lemak jenuh dan kolestrol. Lemak jenuh
berbahaya bagi tubuh karena merangsang hati untuk memproduksi lebih banyak kolestrol yang lama
kelamaan akan terakumulasi dan mengendap sehingga mehambat aliran darah dan oksigen yang akan
mengakibatkan terganggunya metabolisme otot jantung.
Obesitas
LANJUTAN
Kebiasaaan merokok
Nikotin dalam rokok dapat menurunkan kadar HDL dan meningkatkan kadar LDL. Hal ini dapat
mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan bisa
terjadi pada pembuluh darah coroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Sehingga memperburuk
profil kolestrol. Para perokok mempunyai partikel kolestrol LDL yang teroksidasi lebih tinggi sehingga
molekul LDL menjadi lebih kecil dan lebih leluasa untuk masuk ke dalam dinding arteri penumpukan plak
Aktifitas Fisik
Aktifitas yang efektif dapat menurunkan kadar kolestrol yaitu olahraga teratur selama 30-40 menit minimal 3
x seminggu. Selama aktifitas fisik otot membutuhkan energi untuk bergerak, banyaknya energy yang
dikeluarkan mempengaruhi metabolism tubuh.
Stress
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya dislipidemia berkaitan dengan metabolisme lipid di dalam
tubuh. Secara umum, lemak di dalam darah di metabolisme di hati. Asupan lemak
berlebih menyebabkan terjadinya gangguan proses metabolisme kolesterol yang
berujung pada penumpukan kolesterol di hati. Akibatnya, kolesterol tidak dapat
diangkut seluruhnya oleh lipoprotein menuju ke hati dari aliran darah di seluruh
tubuh. Hal ini terjadi berulang-ulang dan berlangsung cukup lama, sintesis kolesterol
di hati terus meningkat dan densitas reseptor LDL menurun sehingga akhirnya
kolesterol menumpuk di dinding pembuluh darah dan menimbulkan plak.
Abnormalitas lipoprotein dapat ditemukan pada individu dengan obesitas sentral
sebagai akibat dari resistensi insulin yang menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan lipoprotein seiring dengan terjadinya peningkatan kandungan lemak tubuh.
1. PENINGKATAN KADAR
TRIGLISERIDA
Overproduksi VLDL didalam hati merupakan kelainan primer yang ditemukan pada
obesitas dan keadaan resistensi insulin. Ketidakmampuan menekan produksi glukosa
dihati, gangguan oksidasi dan ambilan glukosa diotot dan ketidakmampuan jaringan
adiposa menekan pelepasan asam lemak tak jenuh (non esterified fatty acids = NEFA)
merupakan konsekuensi dari resistensi insulin didalam hati, otot dan jaringan adiposa.
Keadaan ini akan meningkatkan aliran NEFA dan glukosa kedalam hati, yang merupakan
regulator dari produksi VLDL didalam hati. Regulasi sekresi VLDL juga ditentukan oleh
kecepatan degradasi apolipoprotein B-100 (apo B-100). ApoB-100 yang baru disintesis
bersama-sama dengan endoplasmic reticulum akan didegradasi oleh sistem
ubiquitin/proteasome atau ditranslokasi menuju lumen dan bergabung kedalam prekursor2
VLDL yang miskin lipid. Jadi, pada individu dengan obesitas atau resistensi insulin,
ketidakmampuan menekan degradasi apoB-100 akan mengakibatkan peningkatan sekresi
apoB-100. Disamping peningkatan sintesis, obesitas dan resistensi insulin juga ditandai
dengan penurunan klirens lipoprotein yang kaya trigliserida (triglyceride-rich lipoprotein
=TRL) didalam sirkulasi darah.
2. PENINGKATAN PARTIKEL-
PARTIKEL SMALL DENSE
LDLsmall dense LDL dan trigliserida puasa berkorelasi secara positif, sebab
Konsentrasi
pembentukan small dense LDL sangat tergantung dengan metabolisme partikel2 VLDL.
Pada individu yang gemuk dan mengalami resistensi insulin, peningkatan kadar VLDL dan
hambatan bersihannya menyebabkan peningkatan pertukaran antara kolesterol ester didalam
LDL dan trigliserida didalam VLDL yang dimediasi oleh cholesterol ester transfer protein
(CETP). Pertukaran ini akan menyebabkan partikel-partikel LDL kaya trigliserida cepat
mengalami lipolisis, menghasilkan partikel-partikel kecil dan padat yaitu small dense LDL.
Partikelpartikel small dense LDL cenderung mengalami modifikasi melalui proses oksidasi dan
glikasi (meningkat dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah), yang akan menyebabkan
peningkatan produksi antibodi terhadap modified apoB-100 dan pembentukankompleks imun.
Berkurangnya diameter partikel-partikel ini akan meningkatkan kemungkinan pergerakannya
menembus endotel menuju ruang subendotel, sehingga akan memicu terjadinya inflamasi,
penumpukan leukosit dan transformasi membentuk plak aterosklerosis. Modifikasi ini akan
menyebabkan penurunan bersihan partikel-partikel small dense LDL yang dimediasi oleh
reseptor LDL.
3. PENURUNAN KADAR HDL
CHOLESTEROL
Ada beberapa mekanisme yang dapat berkontribusi dalam terjadinya
penurunan kadar HDL pada individu gemuk dengan resistensi insulin.
Sebagaimana pembentukan small dense LDL, metabolism TRL memainkan
peranan. Berbagai studi tentang lipoprotein menunjukkan adanya
hubunganterbalik antara trigliserida VLDL dan kolesterol LDL. Gangguan
lipolisis TRL menyebabkan penurunan kadar HDL melalui penurunan
transfer apolipoprotein dan fosfolipid dari TRL ke kompartmen HDL.
Disamping itu, hambatan bersihan TRL memfasilitasi pertukaran antara ester
kolesterol didalam HDL dan trigliserida didalam VLDL yang dimediasi oleH
Cholesterol ester transfer protein (CETP).
PATOFISIOLOGI ATEROSKLEROSIS
PADA DISLIPIDEMIA Kelebihan partikel LDL yang terakumulasi dalam dinding
arteri dan menjalani perubahan kimiawi. LDL yang berlebih
menyebabkan perangsangan dari monosit sehingga ldl
terakumulasi di dalam sel endotel.
Di dalam lapisan intima monosit aktif menjadi makrofag. Makrofag dan sel
T menghasilkan beberapa mediator radang salah satunya adalah sitokin
yang mempengaruhi sel endotel.makrofag juga merangsang scavenger
reseptor yang dapat menyebabkan ldl terakumulasi di dalam sel endotel
Rekomendasi obat statin pada pasien diabetes Efek antidiabetes terhadap profil lipid
MANAJEMEN DISLIPIDEMIA
PADA PEREMPUAN
REKOMENDASI TATA LAKSANA
DISLIPIDEMIA PADA USIA LANJUT
(USIA>65 TAHUN)
TERAPI DISLIPIDEMIA PADA
PASIEN DIABETES
Statin merupakan obat lini
pertama terutama bagi pasien
DM berusia >30 tahun. Statin
merupakan terapi lini Tambahkan ezetimibe jika target
pertama bagi pasien DM LDL-C belum tercapai.
berisiko tinggi atau sangat
tinggi dengan TG yang
meningkat (>200 mg/dL).
Silahkan di scan
dan kerjakan
Semangat!!!