Ked (406080067)
BAB XIV
HIPERLIPIDEMIA PADA LANJUT USIA
TUJUAN BELAJAR
TUJUAN KOGNITIF
Setelah membaca bab ini dengan seksama, maka anda sudah akan dapat:
1. Mengetahui pengertian hiperlipidemia
1.1 Mengetahui patofisiologi hiperlipidemia
1.2 Mengetahui jenis dan pembagian hiperlipidemia
2. Mengetahui cara mendiagnosa suatu hiperlipidemia
2.1 Mengetahui pemeriksaan untuk menegakkan suatu hiperlipidemia
2.2 Mengetahui penatalaksanaan bagi suatu hiperlipidemia
TUJUAN AFEKTIF
Setelah membaca ini dengan penuh perhatian, maka penulis mengharapkan anda sudah
akan dapat:
1. Mengetahui gejala klinis hiperlipidemia
2. Mendiagnosa suatu hiperlipidemia
3. Memberi penatalaksanaan yang terbaik bagi suatu hiperlipidemia
I. PENDAHULUAN
Hiperlipidemia adalah keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar lemak
dalam darah diatas normal. Yang termasuk dalam kadar lemak darah, yaitu:
kolesterol, trigliserida, atau keduanya. Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya
energi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. 1
Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan
bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak
juga melindungi tubuh dari hawa dingin dan membantu melindungi tubuh terhadap
cedera. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf yang
membungkus sel-sel saraf, serta empedu. Lemak juga berfungsi untuk membentuk sel,
sintesis hormon steroid, dan prekursor prostaglandin. 2
Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa
menyebabkan masalah jangka panjang. Risiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit
arteri koroner atau penyakit arteri karotis meningkat pada seseorang yang memiliki kadar
kolesterol total yang tinggi. Kadar kolesterol rendah biasanya lebih baik dibandingkan
dengan kadar kolesterol yang tinggi, tetapi kadar yang terlalu rendah juga tidak baik.
Kadar kolesterol total yang ideal adalah 140-200 mg/dl atau kurang. Jika kadar kolesterol
total mendekati 300 mg/dl, maka risiko terjadinya serangan jantung adalah lebih dari 2
kali.2
Tidak semua kolesterol meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Kolesterol yang dibawa oleh Low Density Lipoprotein (LDL, atau disebut juga kolesterol
jahat) menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya penyakit jantung. Sedangkan
kolesterol yang dibawa oleh High Density Lipoprotein (HDL, atau disebut juga kolesterol
baik) menyebabkan menurunnya risiko dan menguntungkan. Idealnya, kadar kolesterol
LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dl dan kadar kolesterol HDL tidak boleh kurang dari
40 mg/dl. Kadar HDL harus meliputi lebih dari 25% dari kadar kolesterol total. 2
Mengenai kadar trigliserida dalam darah, sampai sekarang masih belum jelas
apakah kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung
atau stroke. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dl dianggap abnormal, tetapi kadar
yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis maupun
penyakit arteri koroner. kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai lebih dari 800
mg/dl) bisa menyebabkan pankreatitis2.
2. Lipoprotein dengan densitas yang sangat rendah atau Very Low Density
Lipoprotein (VLDL atau pre--lipoprotein), yang berasal dari hati untuk
mengeluarkan triasilgliserol.
3. Lipoprotein dengan densitas sedang atau Intermediate Density Lipoprotein
(IDL)
4. Lipoprotein dengan densitas rendah atau Low Density Lipoprotein (LDL atau
-lipoprotein), yang memperlihatkan tahap akhir dalam katabolisme VLDL
5. Lipoprotein dengan densitas tinggi atau High Density Lipoprotein (HDL atau
-lipoprotein), yang terlibat dalam metabolisme VLDL, kilomikron, dan juga
kolesterol.
Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dan dipecah dengan cara
yang sedikit berbeda. Misalnya, kilomikron berasal dari usus dan membawa lemak jenis
tertentu yang telah dicerna dari usus ke dalam aliran darah Serangkaian enzim kemudian
mengambil lemak dari kilomikron yang digunakan sebagai energi atau untuk disimpan di
dalam sel-sel lemak. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah
diambil) dibuang dari aliran darah oleh hati. 2 Kadar relatif lipid dan protein berbeda-beda
pada setiap kelas tersebut. Dari keempat kelas lipoprotein yang ada, LDL yang paling
tinggi kadar kolesterolnya, kilomikron dan VLDL paling tinggi kadar trigliseridanya,
sedangkan kadar protein tertinggi terdapat pada HDL. 4
Selain dengan ultra-sentrifugasi lipoprotein juga dapat dibedakan dengan cara
elektroforesis, yaitu :1
1. Beta lipoprotein (LDL)
2. Pre-beta lipoprotein (VLDL)
3. Alfa lipoprotein (HDL)
4. Broad beta (beta VLDL atau IDL)
Istilah hiperlipidemia menyatakan peningkatan kolesterol dan atau trigliserida
serum diatas batas normal. Penyebab utama hiperlipidemia adalah obesitas, asupan
alkohol yang berlebihan, diabetes melitus, hipotiroidisme, dan sindrom nefrotik. 4
Patogenesis berbagai jenis lipid terhadap terjadinya aterosklerosis: 1
1. Kolesterol Total
Peningkatan kadar kolesterol total berperan penting, kuat dan konsisten
terhadap patogenesis atau resiko terjadinya PJK.
2. Kolesterol LDL
LDL berperan paling penting terhadap resiko terjadinya aterosklerosis karena
LDL mengangkut + 70-80% dari kolesterol total. Dalam kedaan fisiologis,
LDL masuk ke sel-sel perifer dan ditangkap oleh respotor LDL di sel-sel
perifer tersebut. Pada penyakit hiperkolesterolemia familial, reseptor LDL
sedikit sehingga banyak yang tidak tertangkap oleh reseptor LDL, akibatnya
kadar LDL meningkat dan lama di sirkulasi dan kemungkinan teroksidasi
lebih besar. LDL teroksidasi inilah yang sangat aterogenik.
3. Kolesterol HDL
Adanya korelasi negatif antara kadar kolesterol HDL dengan PJK. HDL
mempunyai efek melindungi jantung, karena berperan dalam reverse
cholesterol transport yang mengangkut kolesterol dari jaringan perifer ke hati
untuk dikatabolisasi dan diekskresikan melalui empedu.
4. Ratio Kadar Kolesterol Total dengan Kadar Kolesterol HDL
Angka 3,5 adalah paling baik dalam arti mempunyai faktor risiko paling
kecil, sampai angka 5 masih dapat ditoleransi, sedangkan >5 adalah faktor
resiko yang kuat
5. Trigliserida
Trigliserida akan merupakan risiko bila merupakan manifestasi
hiperliporoteinemia tipe III/familial combined hyperlipidemia. Artinya
trigliserdia baru berisiko bila ditemukan juga penurunan kadar kolesterol
HDL.
Kadar trigliserdia diantara 250 dari 500 mg/dl dianggap berhubungan dengan
PJK jika ada penurunan HDL. Kadar trigliserida >1000 mg% dengan kadar
kolesterol normal, biasanya disebabkan oleh peningkatan kilomikron, dimana
efek aterogeniknya tidak ada, tetapi kemungkinan pankreatitisnya besar.
6. Trias Lipid
Trias Lipid adalah faktor risiko terkuat untuk terjadinya PJK, yaitu terdiri
dari :
Peningkatan kadar kolesterol LDL
Peningkatan kadar trigliserida
Rendahnya kadar kolesterol HDL
7. Apoliporotein
Ada 2 fungsi apoliporotein yaitu :
Meningkatkan lipoprotein pada reseptor sel agar kadar lipoprotein dalam
darah tetap normal.
Mengaktifkan atau menghambat enzim-enzim plasma yang terlibat dalam
penghancuran, pembentukan dan pengangkutan lipid
Ada banyak macam apolipoprotein, tetapi beberapa jenis apoprotein utama yang
terdapat pada tiap lipoprotein tampak pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Lipid dan Apoprotein pada Berbagai Fraksi Lipoprotein
Yang berperan dalam aterosklerosis adalah Apo A1 pada HDL yang bersifat anti
aterogenik dan Apo B pada LDL yang bersifat atrogenik.1
III. Klasifikasi Hiperlipidemia
III.1. Hiperlipidemia Primer
Hiperlipidemia akibat predisposisi genetik terhadap kelainan metabolisme lipid
disebut sebagai hiperlipidemia primer. Hiperlipidemia primer terbukti terjadi akibat
kelainan genetik yang mengode enzim, apoprotein, atau reseptor yang terlibat dalam
metabolisme lipid. Keadaan ini biasanya ditemukan secara kebetulan pada waktu check-
up kesehatan di laboratorium, karena umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan
yang agak berat berupa xantoma.1,4
Klasifikasi menurut WHO 1970 membagi kasus menjadi tipe I sampai V, yang
tampak pada tabel 2. Klasifikasi ini sangat praktis, sayangnya klasifikasi ini tidak
menunjukkan penyebab hiperlipidemia (primer maupun sekunder), karena fenotipe
lipoprotein sering berubah-ubah terutama bila sudah dapat pengobatan. 1
o Penyalahgunaan alkohol
o Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
o Gagal ginjal
o Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu
Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa dewasa awal,
ditemukan sejumlah besar pertumbuhan lemak (xantoma) di kulit, pembesaran
hati dan limpa, serta nyeri perut. Biasanya terjadi diabetes ringan dan
peningkatan asam urat. Banyak penderita yang mengalami kelebihan berat
badan. Komplikasi utamanya adalah pankreatitis, yang seringkali terjadi setelah
penderita makan lemak dan bisa berakibat fatal. Pengobatannya berupa
penurunan berat badan, menghindari lemak dalam makanan, dan menghindari
alkohol. Bisa diberikan obat penurun kadar lemak darah. 5
Hiperkolesterolemia Hipertrigliseridemia
Hipotiroidisme Diabetes melitus
Sindrom Nefrotik Obesitas
Disgammaglobulinemia Alkoholisme
Porphyria Gagal ginjal kronik
Penyakit hati Disgammaglobulinemia
Glycogen storage disease
V. Gejala Klinis
Sebagian besar hiperlipidemia tidak memberikan gejala dan tanda klinis. Namun
terdapat beberapa gejala yang nyata, antara lain xantoma, arkus senilis, lipidemia
retinalis, dan kadang-kadang krisis abdomen akut. Hiperlipidemia harus dicurigai dan
dicari jika ada manifestasi hiperlipidemia di kulit, serta adanya aterosklerosis dan
penyakit jantung koroner prematur.
Manifestasi hiperlipidemia di kulit dapat berupa xantoma planum, xantoma
tendinea, xantoma tuberosa, xantoma papuloeruptif (tubero eruptif). Adanya xantoma
dapat merupakan petunjuk yang patognomonik untuk kelainan genetik atau kelainan
lipoprotein tertentu.
o Xantoma tendinea khas pada hiperkolesterolemia familial (LDL ).
Biasanya terdapat pada tendon achilles, patella, dan punggung tangan.
o Xantoma tuberosa, tubero eruptif khas pada disbetalipoproteinemia (IDL
dan kilomikron remnan ).
VIII. Penatalaksanaan
Kadar kolesterol dan trigliserid sudah cukup untuk dijadikan parameter, kadang
perlu juga kadar kolesterol HDL.
1. Diet
Prinsip diet pada pasien dislipidemia:
Pengendalian berat badan : bila pasien gemuk,
beri diet rendah kalori + gerak badan hingga mencapai berat badan normal
Konsumsi karbohidrat kompleks ditingkatkan
Penggunaan asam oleat dan asam linoleat
Peningkatan konsumsi buah, sayur dan serat
Kurangi garam
Bila diet PERKENI (Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia) belum menolong pasien dengan kadar lipid sangat
tinggi, boleh dicoba diet tahap 2 NCEP (National Cholesterol edication Program)
Diet yang baik bagi pasien dislipidemia pada
diabetes pada dasarnya sama dengan pasien dislipidemia umum.
Pasien dengan hiperlipidemia, pengobatan non-farmakologis (diet dan gerak
badan) harus diusahakan secara maksimal. Baru jika gagal boleh ditambah dengan
obat hipolipidemia.1
Tabel 6. Komposisi Diet baku Diabetes dan Diet Tahap 1 dan Tahap 2 NCEP
Nutrien Tahap 1 Diet Tahap 2
NCEP PERKENI NCEP
Karbohidrat (% kalori) 50 60-70 50
Protein (% kalori) 15-20 10-15 15-20
Lemak (% kalori) <30 20-25 <30
Lemak jenuh (% kalori) <10 <10 <7
Lemak tak jenuh ganda <10 - -
Lemak tak jenuh tunggal <10 - -
Kolesterol (mg/hari) <300 <300 <200
2. Langkah-langkah Pengelolaan
pada Pasien Dislipidemia Dengan atau Tanpa Penyakit Kardiovaskuler (PKV)1
Pencegahan Primer Penyakit Kardiovaskuler/Usia Dewasa Tanpa PKV
A. Dengan atau tanpa 1 faktor risiko PKV
Sasaran: tercapainya kolesterol LDL <160 mg/dl dan tanpa hiperkolesterolemia
berat.
Kolesterol total > 240 mg/dl (Kolesterol LDL >160 mg/dl) atau
HDL <35 mg/dl atau TG>200 mg/dl
Kolesterol total > 200 mg/dl, LDL > 130 mg/dl atau TG > 200 mg/dl
Terapi obat+periksa
Teruskan diet ulang tiap tahun kalau
LDL > 130 mg/dl atau
TG > 200 mg/dl
Kolesterol total < 160 mg/dl Kolesterol LDL > 100 mg/dl
atau LDL<100 mg/dl
Obat lebih kuat /terapi Periksa ulang tiap 4 bulan /lebih sering
kombinasi *kombinasi *evaluasi jangka panjang periksa
deriv. Asam fibrat /statin kolesterol total *analisa lipoprotein lengkap
dengan asam dan LDL 1 tahun sekali
nikotinatpantau lebih
3. Obat-obatan hipolipidemik
Terapi tunggal lebih dianjurkan
Bila monoterapi gagal, dapat dipertimbangkan terapi kombinasi
Merupakan pengobatan jangka panjang sehingga perlu dipertimbangkan
cost-benefit ratio pengobatan.
Pengobatan Hiperlipidemia Campuran : Untuk hiperlipoproteinemia tipe IIb dan tipe III.
Golongan asam fibrat
Pengobatan kombinasi
Terutama pada keadaan :
Kolesterol sangat tinggi
Pasien dengan faktor risiko/ faktor risiko keluarga : PJK, perokok berat, gemuk,
diabetes, hipertensi.
Diperlukan kombinasi obat yang mampu menurunkan kolesterol sampai 50-60%.
DAFTAR PUSTAKA
Suyono Slamet, Tjokronegoro Arjatmo. Hiperlipidemia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid I. Edisi Ketiga. Jakarta:Balai Penerbit FKUI;2001. Hal 714-23
Mayes Peter A. Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid. Biokimia Harper. Edisi ke 24.
Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC;1999. Hal 261.