Anda di halaman 1dari 7

PETUNJUK TEKNIS LOMBA CIPTA PUISI, BACA PUISI DAN BACA BERITA

SMP NEGERI 1 PANGANDARAN

Deskripsi

Cipta dan baca puisi juga lomba membaca berita merupakan salah satu perlombaan yang
akan dilaksanakan dalam rangka “Gebyar Bulan Bahasa” oleh OSIS SMP Negeri 1
Pangandaran dengan menggunakan bahasa Indonesia.

1. JUKNIS LOMBA CIPTA PUISI


A. Ketentuan Lomba Cipta Puisi
1. Peserta lomba adalah siswa/i kelas 7, 8, dan 9 SMP Negeri 1 Pangandaran.
2. Setiap kelas mengirimkan 1 perwakilan untuk menjadi peserta lomba.
3. Bersifat spontan, tema ditentukan juri sebelum lomba dimulai untuk menjaga
keaslian karya peserta.
4. Jumlah kata dalam puisi minimal 50 kata dan maksimal 200 kata.
5. Karya original peserta dan bukan milik orang lain.
6. Majas (gaya penulisan) dan judul puisi bebas.
7. Waktu pelaksanaan 60 menit dari waktu yang ditentukan.
8. Panitia menyediakan kertas. Alat tulis menulis disediakan oleh peserta.
9. Peserta tidak diperkenankan membawa HP, Laptop, buku atau kertas lain selain
yang sudah disediakan oleh panitia.
10. Teks puisi tidak menyinggung SARA dan bermuatan pornografi.
11. Pendaftaran lomba Cipta Puisi dimulai pada tanggal 6-11 Oktober 2022
(sebelum lomba dimulai).
12. Pelaksanaan lomba Cipta Puisi dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2022.

B. Aspek penilaian lomba


Aspek penilaian cipta puisi
a. Teknik penulisan (persajakan, kebaitan, perimaan)
b. Diksi (pilihan kata)
c. Kesesuaian tema dengan isi
2. JUKNIS LOMBA BACA PUISI
A. Ketentuan Lomba Baca Puisi
1. Peserta lomba adalah siswa/i kelas 7, 8, dan 9 SMP Negeri 1 Pangandaran.
2. Setiap kelas mengirimkan 1 perwakilan untuk menjadi peserta lomba.
3. Peserta membacakan puisi yang disediakan oleh panitia.
4. Peserta diperbolehkan membawa naskah saat tampil.
5. Dalam membacakan puisi peserta wajib menyebutkan nama penyair dan judul
puisi.
6. Pendaftaran lomba Baca Puisi dimulai pada tanggal 6-11 Oktober 2022
(sebelum lomba dimulai).
7. Pelaksanaan lomba Baca Puisi dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2022.

B. Aspek Penilaian Lomba


Berikut aturan penilaian Lomba Baca Puisi:
1. Sistem penilaian dihitung dengan menggunakan skor.
2. Kriteria penilaian lomba mencakup :
a. Penjiwaan (interpretasi)
b. Vokal (artikulasi, intonasi, diksi, kekuatan suara)
c. Ekspresi (mimik, gestur)
d. Totalitas (penyajian secara keseluruhan).

C. Puisi yang Dibacakan


1. Kelas 7
Judul Puisi : Gadis Peminta-Minta
Karya : Toto Sudarto Bachtiar
2. Kelas 8
Judul Puisi : Membaca Tanda-Tanda
Karya : Taufiq Ismail
3. Kelas 9
Judul Puisi : Tanah Air Mata
Karya : Sutardji Calzoum Bachri
GADIS PEMINTA-MINTA
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil


Senyummu terlalu kekal untuk kenal dunia
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil


Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral


Melintas- lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil


Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
MEMBACA TANDA-TANDA
Karya: Taufiq Ismail

Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas


dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita
Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas
tapi kini kita mulai merindukannya

Kita saksikan udara abu-abu warnanya


Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya
Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari

Hutan kehilangan ranting


Ranting kehilangan daun
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan hutan

Kita saksikan zat asam didesak asam arang


dan karbon dioksid itu menggilas paru-paru

Kita saksikan
Gunung membawa abu
Abu membawa batu
Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor
Longsor membawa air
Air membawa banjir
Banjir membawa air
air
mata

Kita telah saksikan seribu tanda-tanda


Bisakah kita membaca tanda-tanda?

Allah
Kami telah membaca gempa
Kami telah disapu banjir
Kami telah dihalau api dan hama
Kami telah dihujani abu dan batu

Allah
Ampuni dosa-dosa kami
Beri kami kearifan membaca seribu tanda-tanda
Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan
akan meluncur lewat sela-sela jari
Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas
tapi kini kami mulai merindukannya.
TANAH AIR MATA
Karya: Sutardji Calzoum Bachri

Tanah air mata tanah tumpah darahku


Mata air air mata kami
Air mata tanah air kami

Disinilah kami berdiri


Menyanyikan air mata kami

Di balik gembur subur tanahmu


Kami simpan perih kami
Di balik etalase gedung-gedungmu
Kami coba sembunyikan derita kami

Kami coba simpan nestapa


Kami coba kuburkan duka lara
Tapi perih tak bisa sembunyi
Ia merebak kemana-mana

Bumi memang tak sebatas pandang


Dan udara luas menunggu
Namun kalian takkan bisa menyingkir
Kemanapun melangkah
Kalian pijak air mata kami
Kemana pun terbang
Kalian kan hinggap di air mata kami
Kemanapun berlayar
Kalian arungi air mata kami

Kalian sudah terkepung


Takkan bisa mengelak
Takkan bisa kemana pergi
Menyerahlah pada kedalaman air mata kami
3. JUKNIS LOMBA MEMBACA BERITA
A. Ketentuan Lomba Membaca Berita
1. Setiap kelas mengirimkan 1 perwakilan untuk menjadi peserta lomba.
2. Peserta lomba adalah siswa/siswi kelas 7,8 dan 9 SMP Negeri 1 Pangandaran.
3. Peserta dapat memilih salah satu teks berita yang disediakan oleh panitia.
4. Peserta diperbolehkan membawa naskan berita saat tampil.
5. Pendaftaran lomba Membaca Berita dimulai pada tanggal 6-11 Oktober 2022
(sebelum lomba dimulai)
6. Pelaksanaan lomba Membaca Berita dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober
2022.

B. Aspek Penilaian Lomba


1. Sistem penilaian adalah scoring.
2. Kriteria penilaian:
a. Penguasaan topic
b. Kelancaran/kefasihan
c. Intonasi
d. Penampilan
e. Ekspresi wajah

C. Teks Berita yang Dibacakan


Judul : Mengenal Tradisi Nampaling, Menangkap Belalang Jelang Panen di
Pangandaran
Mengenal Tradisi Nampaling, Menangkap Belalang Jelang Panen di Pangandaran

Dari banyaknya warisan budaya di Pangandaran, nampaling masih eksis menjadi kearifan
lokal sejak 4 abad yang lalu. Nampaling merupakan prosesi penangkapan hama di area
sawah pasca musim panen padi.

Saat ini, nampaling masih sering dilalukan warga di Desa Cikalong, Kecamatan
Sidamulih, Kabupaten Pangandaran.

Kepala Desa Cikalong Ruspandi mengatakan, nampaling merupakan kegiatan


penangkapan belalang atau masyarakat setempat menyebutnya simeut. Kegiatan
menangkap belalang dilakukan untuk setiap musim panen padi datang. Dalam waktu
tersebut belalang sangat melimpah.

"Nampaling sudah ada sejak tahun 1600-an, dulu memang hanya untuk pengusiran hama
tapi kini dibuatkan festival budaya agar terlihat meriah," ucapnya kepada detikJabar.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata dan Wakil Bupati Pangandaran Ujang Endin
Indrawan melakukan kegiatan Nampaling Baca juga: Main Basah-basahan, Ini 5 Tempat
Bodyrafting di Pangandaran. Ia mengatakan Festival Nampaling dalam acara Budaya
Desa Cikalong ini sebagai upaya melestarikan tradisi yang menjadi warisan leluhur warga
Desa Cikalong. Festival Nampaling dilakukan setiap selesai masa panen tiba yang
biasanya masuk bulan September-Oktober.

Sementara kata nampaling diambil dari alat yang digunakan untuk menangkap belalang
yang terbuat dari bambu. "Setelah belalang ditangkap, dimasukan ke dalam wadah yang
bernama toler (Kembu)," ucapnya.

Menurutnya daripada hama harus dibunuh dan mati sia-sia. Maka warga setempat
mengolah belalang menjadi kuliner yang enak.

"Belalang bisa diolah menjadi oseng simeut, rasanya enak dan aman dikonsumsi,"
ucapnya.

Dalam festival nampaling olahan simeut disajikan bersama makanan tradisional seperti
tumpeng, awug, candil dan sebagainya. Di samping prosesi Nampaling warga setempat
memanfaatkan belalang untuk dijual secara umum.

"Di balik acara ini ada warga yang ikut terbantu dari sisi ekonomi. Karena 1 kg simet
dihargai Rp 20 ribu-Rp 30 ribu," ucapnya.

Festival budaya ini juga dimeriahkan bersama seni gondang bubun, eok beluk, dan pentas
seni lainnya.

Anda mungkin juga menyukai