Anda di halaman 1dari 9

Lomba Baca Puisi

Kategori Pelajar SMA/SMK/MA & Mahasiswa


Tingkat Nasional
Tema: Perjuangan & Cinta Tanah Air.

Kerjasama:
Yayasan Mekar Insani, Lembaga Sastra Sekolah, UIN Sunan Kalijaga,
Universitas Janabadra, SMA N 7 Yogyakarta, SMK N 2 Kasihan,
SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Harian Kedaulatan Rakyat,
Majalah KUNTUM, KOREM 072 Yogyakarta.
______________________
Tema Lomba : Perjuangan dan Cinta Tanah Air
Pelaksanaan : 25 Oktober – 30 Desember 2017

Ketentuan Umum :
1. Lomba terbuka untuk seluruh pelajar SMA sederajat (SMA/SMK/MA) dan Mahasiswa
(Perguruan Tinggi) di seluruh wilayah Indonesia.
2. Peserta individual (tidak boleh berkelompok).
3. Peserta memilih salah satu dari naskah puisi yang telah ditentukan panitia untuk dibacakan.
4. Peserta membacakan puisi pilihan tersebut di tempat masing-masing dengan memilih tempat
yang representatif (di dalam ruangan atau di luar ruangan), dan direkam menggunakan peralatan
video.
5. Penilaian meliputi cara pembacaan, penghayatan dan penampilan (gerak, kostum dan
sarana penunjang lainnya).
6. Menyukai halaman ……………. (Web Panitia) memposting info lomba ini dengan menandai
(men-tag) 5 orang teman termasuk akun fb/instagram ……………...
7. Peserta wajib melampirkan biodata (narasi) max 50 kata, meliputi nama, nama fb, alamat e-mail,
serta foto peserta melalui email beserta Video Pembacaan Puisi.
8. Setelah mengirimkan identitas diri, peserta wajib melakukan konfirmasi via sms ke
nomor ................. dengan format Bacapuisi _CTA_Asal Sekolah_Nama peserta.
9. Pengiriman Video Peserta Baca Puisi dibuka sejak tanggal 25 Oktober – 20 Desember 2017.
10. Dari seluruh peserta akan dipilih 25 Nominasi yang akan diumumkan pada tanggal 20 Desember
2017.
11. 25 peserta nominasi akan diundang ke Jogjakarta tanggal 25 Desember 2017.
12. Dari 25 peserta nominasi akan dipilih 3 peserta terbaik sebagai juara serta 1 peserta khusus
sebagai Peserta Favorit.
13. Pendaftaran peserta akan ditutup pada tanggal 20 Desember 2017 pada pukul 24.00 WIB.
14. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.

1
Ketentuan Khusus :
1. Pemenang akan diumumkan pada malam penganugrahan tanggal 30 Desember 2017 di
Jogjakarta, atau secara online melalui web resmi ………. (Web Panitia), serta Fanspage
FB/Instagram Panitia.
2. Video Baca Puisi peserta lomba belum pernah dipublikasikan dalam media elektronik serta
belum pernah diikutsertakan dalam perlombaan apapun.
3. Video Baca Puisi peserta dikirim dengan subject “Bacapuisi_CTI_(judul)_(nama peserta)” via
email ke: ………….. (email Panitia) dengan menyertakan biodata peserta.
4. Peserta yang tidak melengkapi syarat dan ketentuan akan didiskualifikasi.
5. Lomba ini tidak dipungut biaya (FREE).

Hadiah Pemenang Lomba :

 JUARA 1 : Tropy Walikota Yogyakarta + e-sertifikat juara + uang pembinaan.


 JUARA 2 : Tropy Walikota Yogyakarta + e-sertifikat juara + uang pembinaan.
 JUARA 3 : Tropy Walikota Yogyakarta + e-sertifikat juara + uang pembinaan.
 Peserta Favorit : Tropy Walikota Yogyakarta + e-sertifikat juara + uang pembinaan.

2
Naskah Lomba Baca Puisi

Karya: Chairil Anwar

DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini


tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang

3
Karya: Taufik Ismail

KEMBALIKAN INDONESIA PADAKU

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam,
yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,

Kembalikan
Indonesia
padaku

Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam
dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam
lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,
sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang
sambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,

Kembalikan
Indonesia
padaku

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam


dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,
4
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,

Kembalikan
Indonesia
padaku

Karya: Chairil Anwar

KARAWANG - BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi


tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi


Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa


Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan


Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan


atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

5
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami


Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat


Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami


yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

Karya: Taufik Ismail


SEBUAH JAKET BERLUMURAN DARAH

Sebuah jaket berlumur darah


Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun

Sebuah sungai membatasi kita


Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu


Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang

6
Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan.

Karya: W.S. Rendra


GUGUR

Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang
pelor terakhir dari bedilnya
Ke dada musuh yang merebut kotanya
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Ia sudah tua
luka-luka di badannya
Bagai harimau tua
susah payah maut menjeratnya
Matanya bagai saga
menatap musuh pergi dari kotanya
Sesudah pertempuran yang gemilang itu
lima pemuda mengangkatnya
di antaranya anaknya
Ia menolak
dan tetap merangkak
menuju kota kesayangannya
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Belumlagi selusin tindak
mautpun menghadangnya.
Ketika anaknya memegang tangannya
ia berkata :
" Yang berasal dari tanah
kembali rebah pada tanah.
Dan aku pun berasal dari tanah
tanah Ambarawa yang kucinta

7
Kita bukanlah anak jadah
Kerna kita punya bumi kecintaan.
Bumi yang menyusui kita
dengan mata airnya.
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah.
Bumi kita adalah kehormatan.
Bumi kita adalah juwa dari jiwa.
Ia adalah bumi nenek moyang.
Ia adalah bumi waris yang sekarang.
Ia adalah bumi waris yang akan datang."
Hari pun berangkat malam
Bumi berpeluh dan terbakar
Kerna api menyala di kota Ambarawa
Orang tua itu kembali berkata :
"Lihatlah, hari telah fajar !
Wahai bumi yang indah,
kita akan berpelukan buat selama-lamanya !
Nanti sekali waktu
seorang cucuku
akan menacapkan bajak
di bumi tempatku berkubur
kemudian akan ditanamnya benih
dan tumbuh dengan subur
Maka ia pun berkata :
-Alangkah gemburnya tanah di sini!"
Hari pun lengkap malam
ketika menutup matanya

Karya: W.S. Rendra

LAGU SEORANG GERILYA


(Untuk puteraku Isaias Sadewa)

Engkau melayang jauh, kekasihku.


Engkau mandi cahaya matahari.
Aku di sini memandangmu,
menyandang senapan, berbendera pusaka.

Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu,


engkau berkudung selendang katun di kepalamu.
Engkau menjadi suatu keindahan,
sementara dari jauh
resimen tank penindas terdengar menderu.

8
Malam bermandi cahaya matahari,
kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.
Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,
engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu

Peluruku habis
dan darah muncrat dari dadaku.
Maka di saat seperti itu
kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan
bersama kakek-kakekku yang telah gugur
di dalam berjuang membela rakyat jelata.

Persiapan Linda
1. puisi yng dipilih :Karawang Bekasi Chairil Anwar
2. tempat : Kapaha
3. kostum : bebas
4. Alat : Jam Dinding, Foto Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir
5. Pita Merah Putih
6. kamera

Anda mungkin juga menyukai